Anda di halaman 1dari 2

Nama : Salma Fahimova

NIM : 11210700000115
Kelas/Absen : 1C/18
Manusia dalam Filsafat Sosialisme Revolusioner

A. Pengertian filsafat sosialisme

Dilihat dari Namanya, faham dari aliran ini merujuk pada ‘sosial’ atau tidak bersifat
individual. Paham yang lahir pada zaman kapitalis industrialis di prancis pada tahun 1830
ini, memiliki pengertian bahwa pada aliran ini memiliki kepemahaman tentang manusia
yang hidup Bersama. Dimana manusia dapat hidup secara ideal jika menerapkan
kebersamaan. Kita mengetahui bahwa manusia memiliki sifat yang social, itu karena
manusia tidak dapat hidup secara mandiri dan masih perlu bantuan orang lain.

B. Konsep, world view, nilai dan madzhab teori menurut Sosialisme Revolusioner vs
Frankfurt School of Social Theory

Dilihat dari pengertiannya, Filsafat Sosialisme memiliki konsep bahwasannya setiap


insan harus memiliki sifat Bersama dan melarang adanya keindividualan. Karena sifat
keindividualan dapat memicu adanya ke egoisan hingga memicu adanya pertengkaran
antar masyarakat.
Dari konsep dapat kita Tarik kesimpulan untuk kita jadikan nilai dalam kehidupan kita,
tentu saja kita sebagai manusia tidak boleh egois atau bahkan ingin menang sendiri
karena nantinya sifat buruk tersebut akan berdampak juga pada diri kita sendiri. Kita
sebagai manusia harus memiliki sifat empati dan kasih sayang terhadap Bersama dan
saling tolong menolong, karena pada pendiriannya juga manusia merupakan insan social.

C. Anggapan Pemikiran filsafat Karl Marx

Sebelum kita masuk pada pemikiran karl marx, kita harus tahu siapa itu Karl Marx.
Karl Marx merupakan seorang filsuf jerman yang lahir di trier pada tahun 1818. Karl
Marx merupakan anak dari keluarga menengah. Karl Marx meninggal pada tahun 1883 di
London dan pada usia sekitar 65 tahun.
Karl Marx memiliki pandangan terhadap aliran liberalisme. Dimana marx mengatakan
bahwasannya pada aliran liberalisme, akan menimbulkan keberhancuran yang hakiki.
Pada masanya, marx jijik dengan pandangan liberalisme yang mengatakan bahwa
manusia bersifat bebas, tetapi pada kenyataannya manusia malah dijadikan budak hingga
asing pada dirinya sendiri.
Karl Marx memiliki pandangan bahwa manusia adalah insan yang bekerja. Dimana,
manusia memiliki kebebasan, dapat Bahagia dengan pekerjaannya. Dan juga, hubungan
antar manusia tidak akan berlanjut jika tidak adanya system dan alat yang dibentuk.
Sehingga, ia selalu mengkritik paham liberalisme yang tidak sejalan dengan
pemikirannya serta kehidupan seharusnya.
Karl Marx juga memiliki pandangan bahwa manusia merupakan insan diasingkan.
Terlepas dari pandangannya tentang manusia yang mengatakan bahwa manusia adalah
Nama : Salma Fahimova
NIM : 11210700000115
Kelas/Absen : 1C/18
insan yang dapat Bahagia dengan pekerjaannya. Namun, pada faktanya sebelum marx
mendekati kematiannya, Marx melihat keterbalikannya. Dimana manusia justru di
asingkan. Aliensi tersebut tercetus pada system kapitalis yang mendorong kepemilikan
pribadi dari alat-alat produksi yang menyebabkan masyarakat tercepah belah yang
kualistas dan kuantitasnya diperlukan untuk dibelinya.
Pada paham ini, marx membagi jenis aliensi menjadi tiga, yaitu Die Oconomishe
Entfremdung, artinya ailiensi disebut ekonomis dengan adanya system upah. Kemudian,
Die Soziale Entfremdung, artinya manusia dapat saling kenal hingga menjadi saudara
karena adanya Kerjasama. Dan yang terakhir adalah Die Ideologische Entfrendung,
artinya kelas atas memiliki perlakuan khusus atas undang-undang atau ideologi yang
berlaku.

D. Pemikiran Herbert Marcuse yang dijadikan kritik atas Marx tentang manusia

Pada dasarnya Herbert juga memiliki kritikan yang sama tentang kaum liberalisme
dengan marx. Namun, ia juga memiliki kritikan yang kuat akan pemikiran marx tentang
kaum kapitalis. Dimana, marx mengatakan bahwa kaum kapitalis akan merusak adanya
kemsyarakatan. Namun, pada pencatatan sejarah hal itu tidak terjadi.
Kemudian, Herbert juga mengkritik pandangan Marx tentang manusia. Marx mengatakan
bahwa manusia adalah makhluk social dan dapat Bahagia jika menjalin kebersamaan
yang bebas. Namun, tertulis dalam bukunya Herbert yang berjudul “The One
Dimensional Men” yang mengatakan bahwa manusia tidak lagi bebas dan terikat dalam
keadaan terpuruk. Keterpurukan tersebut di dasari oleh pandangan Herbert tersendiri
pada jamannya, bahwa manusia tidak lagi sadar bahwa dirinya telah di manilupir oleh
dirinya sendiri.

Daftar Pustaka
Snijders, Antropologi Filsafat Manusia, 74-82, 195
Warburton, A Little History of Philosophy, 158-164
Beilharz, Social Theory, 90-98 dan 168-174

Anda mungkin juga menyukai