Pengantar
Dalam modul ini membahas materi tentang definisi bencana dan
penggolongannya, definisi Disaster Victim Identification (DVI), dasar
dan manfaat DVI, organisasi DVI Indonesia, proses DVI, metode
identifikasi dalam DVI, alur pelaksaanaan DVI.
Tujuan diberikan materi ini agar peserta didik memahami penanganan
korban menurut kedokteran forensik.
Kompetensi Dasar
Memahami tentang Disaster Victim Identification (DVI).
Indikator Hasil Belajar:
1. Menjelaskan definisi bencana dan penggolongannya;
2. Menjelaskan definisi disaster victim identification (DVI);
3. Menjelaskan dasar dan manfaat DVI;
4. Menjelaskan organisasi DVI indonesia;
5. Menjelaskan proses DVI;
6. Menjelaskan metode identifikasi dalam DVI;
7. Menjelaskan alur pelaksaanaan DVI.
Materi Pelajaran
Pokok Bahasan:
Disaster Victim Identification (DVI).
Subpokok Bahasan:
1. Definisi bencana dan penggolongannya;
2. Definisi disaster victim identification (DVI);
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang Disaster
Victim Identification (DVI).
2. Metode Brainstroming (Curah Pendapat)
Metode ini digunakan untuk menggali pendapat/pemahaman
peserta tentang materi yang disampaikan.
3. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang telah
disampaikan.
4. Metode Penugasan
Metode ini digunakan untuk memberikan penugasan peserta didik
tentang materi yang disampaikan.
Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal : 10 menit
Pendidik melaksanakan apersepsi:
a. Pendidik meminta peserta didik melakukan refleksi;
b. Pendidik mengaitkan materi yang sudah disampaikan
dengan materi yang akan disampaikan;
c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Tahap inti : 160 menit
a. Pendidik menjelaskan materi tentang Disaster Victim
Identification (DVI);
b. Peserta didik memperhatikan, mencatat hal-hal yang penting,
bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/dipahami;
c. Peserta didik melaksanakan curah pendapat tentang materi
yang disampaikan oleh pendidik;
d. Pendidik dan peserta didik melaksanakan tanya jawab
tentang materi yang disampaikan;
e. Pendidik menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
3. Tahap akhir : 10 menit
a. Cek Penguatan materi
Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi secara
umum.
b. Cek penguasaan materi
Pendidik mengecek penguasaan materi dengan bertanya
secara lisan dan acak kepada peserta didik.
c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas
Pendidik menggali manfaat yang bisa di ambil dari materi
yang disampaikan.
Tagihan / Tugas
Lembar Kegiatan
Pendidik menugaskan kepada peserta didik untuk membuat resume
materi yang disampaikan.
Bahan Bacaan
Guide 2014.
5. Proses DVI
jenazah korban;
2) Pemeriksaan fisik, baik pemeriksaan luar maupun
pemeriksaan dalam jika diperlukan;
3) Pemeriksaan sidik jari;
4) Pemeriksaan rontgen;
5) Pemeriksaan odontologi forensik: bentuk gigi dan
rahang merupakan ciri khusus tiap orang; tidak ada
profil gigi yang identik pada 2 orang yang berbeda.
6) Pemeriksaan DNA;
7) Pemeriksaan antropologi forensik: pemeriksaan fisik
secara keseluruhan, dari bentuk tubuh, tinggi badan,
berat badan, tatto hingga cacat tubuh dan bekas luka
yang ada di tubuh korban;
8) Data-data hasil pemeriksaan tersebut kemudian
digolongkan ke dalam data primer dan data sekunder
sebagai berikut:
a) Primer : Sidik Jari, Profil Gigi, Dna;
b) Secondary : Visual, Fotografi, Properti Jenazah,
Medik-Antropologi (Tinggi Badan, Ras, Dll).
Selain mengumpulkan data paska kematian, pada fase ini
juga ekaligus dilakukan tindakan untuk mencegah
perubahan-perubahan paska kematian pada jenazah,
misalnya dengan meletakkan jenazah pada lingkungan dingin
untuk memperlambat pembusukan.
c. Collecting Ante Mortem Data Ante Mortem Information
Retrieval.
Pada fase ini dilakukan pengumpulan data mengenai jenazah
sebelum kematian. Data ini biasanya diperoleh dari keluarga
jenazah maupun orang yang terdekat dengan jenazah. Data
yang diperoleh dapat berupa foto korban semasa hidup,
interpretasi ciri-ciri spesifik jenazah (tattoo, tindikan, bekas
luka, dll), rekaman pemeriksaan gigi korban, data sidik jari
korban semasa hidup, sampelDNA orang tua maupun
kerabat korban, serta informasi-informasi lain yang relevan
dan dapat digunakan untuk kepentingan identifikasi, misalnya
informasi mengenai pakaian terakhir yang dikenakan korban.
d. Reconciliation
ada fase ini dilakukan pembandingan data post mortem
dengan data ante mortem. Ahli forensik dan profesional lain
yang terkait dalam proses identifikasi menentukan apakah
MANAJEMEN BANTUAN TEKNIS KEPOLISIAN 71
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Alur pelaksanaan kerja Tim DVI adalah seperti bagan berikut ini
KELUARGA
UNIT UNIT
JENAZAH
TKP AM
UNIT
OLAH TKP DVI
PM
FP D DNA
M P
UNIT
REKONSILIASI
RAPAT
REKONSILIASI
DEBRIEFING
Rangkuman
1. Definisi Bencana Dan Penggolongannya
Definisi dari bencana menurut UU No.24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
2. Definisi DVI
DVI atau Disaster Victim Identification adalah suatu prosedur untuk
mengidentifikasikan korban mati akibat bencana massal secara
ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan dan mengacu kepada
standar baku Interpol.
3. Dasar dan Manfaat DVI
Indonesia secara geografi merupakan negara kepulauan yang
terdiri atas 18.306 pulau, dengan batas luasnya mencapai
2.027.087 Km dan mempunyai 129 gunung berapi. Secara
Geologis, Indonesia juga terletak di pertemuan 3 plat tektonik
utama (Eurasia, Indo-Australia dan Mediterranean). Secara
demografi Indonesia terdiri atas bermacam-macam etnik, agama
dan latar belakang sosial budaya. Hal-hal tersebut memberikan
dampak bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat rawan
terhadap bencana.
4. Sruktur Organisasi DVI di Indonesia
Bentuk struktur Organisasi DVI di Indonesia yang terbaru
berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 6 Tahun 2017 tanggal 6
April 2017 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan
Organisasi pada Tingkat Mabes Polri adalah seperti tercantum
pada bagan organisasi Pusdokkes Polri di bawah ini.
5. Proses DVI
Adapun proses DVI meliputi 5 (lima) fase, dimana setiap fasenya
mempunyai keterkaitan satu dengan yang lainnya, yang terdiri
dari:
a. Initial Action at the Disaster Site (The Scene)
b. Collecting Post Mortem Data (The Mortuary)
c. Collecting Ante Mortem Data Ante Mortem Information
Retrieval.
d. Reconciliation
e. Returning to the Family (Debriefing).
Latihan
1. Jelaskan definisi bencana dan penggolongannya!
2. Jelaskan definisi disaster victim identification (DVI)!
3. Jelaskan dasar dan manfaat DVI!
4. Jelaskan organisasi DVI indonesia!
5. Jelaskan proses DVI!
6. Jelaskan metode identifikasi dalam DVI!
7. Jelaskan alur pelaksaanaan DVI!