Anda di halaman 1dari 4

Program Profesi Ners 

Ruang Perawatan Flamboyan


RSKD Dadi Provinsi Sulawesi Selatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


RISIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG PERAWATAN FLAMBOYAN RSKD DADI

Oleh:
NUR SYARQIAH
R014222052

Preceptor Lahan Preceptor Institusi

AKBAR HARISA, S.Kep., Ns., PMNC., MN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
A. PROSES KEPERAWATAN

1. kondisi klien

DS :

- Pasien mengatakan telah mempraktekkan latihan nafas dalam dan latihan fisik.
- Pasien mengatakan rutin minum obat.

DO:

- Pasien berbicara dengan nada tinggi dan tampak gelisah


- Pasien cukup kooperatif.
- Pasien menyebutkan jadwal minum obat, tetapi jawabannya berubah-ubah.

2. Diagnosa Keperawatan

Risiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan :

- Pasien mampu mengidentifikasi perilaku kekerasan.


- Pasien mampu menyebutkan jenis perilaku kekerasan.
- Pasien mampu menyebutkan dampak dari perilaku kekerasan
- Pasien mampu menyebutkan cara menangani/mengontrol perilaku kekerasan.

4. Tindakan Keperawatan

- Evaluasi dan beri pujian terhadap kegiatan fisik yang telah pasien lakukan.
- Menjelaskan cara mengontrol PK dengan patuh meminum obat.
- Menjelaskan 6 benar obat.
- Memasukkan latihan fisik dan jadwal minum obat di kegiatan sehari-hari.
B. Strategi Komunikasi

a. Salam terapeutik

“Selamat pagi, apakah anda mesih mengingat dan mengenali saya ? ”

b. Evaluasi/Vlidasi.

“Bagaimana perasaan ta hari ini ? Nyenyak ji tidur ta ?”

“Apakah anda masih mengingat cara mengontrol marah yang telah kita
praktekkan kemarin ? apakah bapal bisa menunjukkan kepada saya ?”

“Wah hebat sekali anda masih mengingatnya dengan baik”

“Bagaimana perasaan anda setelah melakukan cara tersebut ? apakah anda


memasukkannya kedalam jadwal kegiatan rutin anda ?”

“Kerja yang bagus”

c. Kontrak

1. Waktu

“Bolehkah saya minta waktu ta untuk berbincang-bincang lagi hari ini ?


sekitar 15 menit saja”

2. Topik

“jadi, kalau kemarin kita sudah membahas bagaimana cara mengontrol


marah dengan mengatur nafas dan memukul bantal, hari ini kita akan
mengenal cara mengontrol emosi dengan meminum obat.”

3. Tempat

“Kira-kira dimana kita bisa mengobrol? Apakah di dekat jendela atau sambil
duduk di kursi ?”

FASE KERJA

“Apakah anda rutin meminum obat yang di berikan ?”

“kalau boleh tau, apa nama obat yang anda konsumsi ? berapa kali anda mengkonsumsi
obat dalam sehri ? warna apa ? bagaimana cara anda mengkonsumsinya ?”

“Jadi obat ta ini ada dua. Yang pertama namanya risperidone, berwarna orange muda
dimakan pagi dan sore. Obat ini berguna untuk menjernihkan fikiran ta.

Kemudian obat yang kedua Namanya clozapine. Berwarna putih, yang diminum sehari
sekali di waktu sore. Obat ini berfungsi untuk menyenyakkan tidur ta di malam hari.

“Bisa anda ulangi kembali apa yang telah saya jelaskan mengenai obat ta?”
“Wah hebat, anda dapat mengingatnya dengan benar.”

“Apakah ada yang ingin anda tanyakan ?

FASE TERMINASI

a. Evaluasi Subjektif

“bagaimana perasaan ta setelah berbincang-bincang hari ini pak ?”

“Bisa anda ulangi kembali apa yang telah saya jelaskan mengenai obat ta?”

“Wah hebat, anda dapat mengingatnya dengan benar.”

b. Evaluasi objektif

- Tingkat kooperatif pasien.

- kemampuan pasien melakukan kontak mata.

- kemampuan pasien mengidentifikasi dan mengontrol PK.

- kemampuan pasien mempraktekkan cara mengontrol PK dengan benar.

c. Rencana Tindak Lanjut.

“Bagaimana kalau bapak mengingat nama, jam, cara minum, serta warna obat
dalam kegiatan sehari-hari anda ? Apakah anda bersedia ?”

d. Kontrak yang akan datang

“Apakah anda bersedia jika saya datang lagi besok, setelah makan siang ?
rencananya kita akan berbincang-bincang mengenai cara lainnya untuk
mengontrol marah atau emosi. Apakah anda bersedia ?”

“Baik, terima kasih atas waktu dan kerja samanya hari ini. Sampai jumpa besok
yah”

Anda mungkin juga menyukai