Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan bantuan baik pikiran maupun materi. Taklupa pula
shalawat beriring salam kita panjatkan kepada Baginda Rasulullah SAW. yang telah mmebawa
kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita
rasakan sekarang ini.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat
menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca. Tentunya penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritis dan saran dari pembaca untuk
memperbaiki kekurangan dalam makalah ini.

Banda Aceh, 03 Desember 2022

Tuwanku Mufassirul Furqan


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti manusia yang memerlukan asupan makanan dan nutrisi, tumbuhan juga

memerlukan makanan dan asupan nutrisi baik yang berasal dari dalam tanah maupun dari

luar tanah. Nutrisi yang didapatkan tanaman dapat menunjang kelangsungan hidup

tanaman yang nantinya akan digunakan untuk pertumbuhan, perkembangan serta

reproduksi tanaman tersebut. Nutrisi yang terkandung dalam unsur hara dari tanah saja

tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman

pertanian. Oleh karena itu, dengan kemajuan teknologi yang berkembang di dunia, salah

satunya yaitu dapat menciptakan pupuk kimia untuk membantu meningkatkan

produktifitas unsur hara yang terkandung didalam tanah.

Pupuk kimia merupakan pupuk yang dihasilkan dari bahan-bahan anorganik yang

dibuat oleh pabrik yang mana nantinya pupuk tersebut dapat menyuburkan tanah. Pupuk

kimia yang dibuat diharapkan dapat merangsang pertumbuhan tanaman sehingga

meningkatkan produktivitas tanaman. Pupuk kimia biasanya memiliki kandungan yang

mudah terurai sehingga mineral didalamnya dapat dengan cepat terserap oleh tanaman,

itulah yang membuat tanaman dapat tumbuh lebih cepat dan sehat karena terhindar dari

hama penyakit.

Pupuk kimia lebih efisien jika dibandingkan dengan pupuk organik. Hal ini

dikarenakan pupuk kimia mudah digunakan, murah, memiliki kandungan mineral di

dalamnya jelas, dan juga terdapat banyak pilihan sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Namun, apabila penggunaan pupuk kimia dilakukan secara terus-menerus dapat

menyebabkan kerusakan pada tanah pertanian dan mengakibatkan tanaman sukar untuk
diolah. Dampak negatif yang timbul apabila berlebihan dalam penggunaan pupuk kimia

yaitu dapat merusak pH tanah, pencemaran air, memicu gangguan kesehatan bagi orang

yang mengkonsumsi, dan dapat memusnahkan mikroorganisme yang dibutuhkan oleh

tanah seperti bakteri pembentuk antibiotik dan berbagai macam jamur.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan yang

akan menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yitu :

1. Bagaimana cara penggunaan pupuk kimia dolomite pada tanaman pertanian ?

2. Bagaimana cara menentukan dosis saat memakai pupuk kimia dolomite pada tanaman

pertanian ?

3. Bagimana proses pembuatan pupuk kimia dolomite ?

4. Bagaimana reaksi tanaman saat menggunakan pupuk kimia dolomite sebagai nutrisi

tambahan ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirangkum diatas, yang menjadi tujuan dari

makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui cara penggunaan pupuk kimia dolomite pada tanaman pertanian

2. Untuk mengetahui cara menentukan dosis saat memakai pupuk kimia dolomite pada

tanaman pertanian

3. Untuk mengetahui proses pembuatan pupuk kimia dolomite

4. Untuk mengetahui reaksi tanaman saat menggunakan pupuk kimia dolomite sebagai

nutrisi tambahan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pupuk Dolomite

Pupuk Dolomit adalah pupuk dengan kandungan hara Kalsium (CaO) dan

(CaO3), Magnesium (MgO) dan (MgOC3). Jenis pupuk kimia ini termasuk

kedalam kapur pertanian. Pupuk dolomit berfungsi untuk menetralkan keasaman

tanah atau menaikkan pH tanah. Kedua unsur ini dapat menetralkan pH tanah.

Dengan pupuk dolomit, tanah yang kekurangan hara kalsium dan magnesium,

dapat memaksimalkan produksi tanaman.

Yang imaksu engan pH tanah atau tingkat keasaman tanah disebut juga

power of hydrogen atau potential of hidyrogen adalah indikator untuk mengetahui

bagaimana tingkat keasaman pada tanah. Pada umunya pH tanah idealnya itu

berada diangka 6,5 hingga 7 karena pada pH ini maka hampir semua unsur hara

bisa terserap pada tanaman kita. Oleh karena itu, apabila tanaman kita berada di

pH ini dapat membuat tanaman kita dapat tumbuh menjadi lebih baik.
Pada umumnya semu tanaman membutuhkan pH ini, namun ada beberapa

tanaman yang memiliki pH tertentu, antara lain :

pH 4,0 – 6,0 pH 5,0 – 6,0 pH 6,0 – 7,5 pH 5,0 – 7,5 pH 6,0 – 8,0

Kentang Apel Aprikot Pisang Alpukat


Magga Cerry Strawberry Asparagus
Melon Anggur Wortel Jahe
Delima Hazelnut Kembang kol Daun mint
Nanas Lemon Jagung manis paprika
Semangka Leci Mentimun
Kacang- Brokoli Bawang putih
kacangan Kubis Parsley
Lobak Kubis cina Lada
Tumbuhan Seledri Labu
rempah Bawang Tomat
merah Terong
Daun bawang cabai
Bayam
kangkung

B. Penggunaan dan Dosis Pupuk Kimia Dolomite Pada Tanaman Pertanian

Adapun cara menggunakan pupuk dolomite yaitu dengan cara

menyesuaikan dosis dengan kebutuhan. Cara penggunaannya yaitu :

1. Disebar / ditabur merata, cara ini dilakukan apabila pupuk dolomite digunakan

untuk memperbaiki keadaan tanah yang buruk. Pupuk Dolomite disebar/

ditabur merata pada permukaan tanah yang akan diolah sebelum benih

ditanam atau tebar benih. Kapur ini harus benar-benar disebarkan ke seluruh

bagian lahan secara merata. Proses ini biasanya dikerjakan pada saat tahap

pengolahan lahan dan sebelum proses penanaman bibi tumbuhan. Lahan yang

sudah diberi kapur ini selanjutnya didiamkan selama 2-3 minggu agar

kondisinya normal kembali. Taburkan kapur dolomit secara merata setelah


pengolahan tanah pada tahap pertama.kapur ini harus dicampurkan ke tanah

melalui mekanisme pengolahan tanah tahap kedua. Waktu pemberian kapur

sebaiknya dilakukan paling cepat 2 minggu sebelum waktu penanaman bibit

dimulai yaitu pada awal musim penghujan sehingga reaksinya dapat berjalan

dengan baik. Dalam sekali pemberian kapur dolomit cukup untuk jangka

waktu selama 5 tahun mendatang. Jadi sebaiknya gunakanlah 2-3 kali takaran

yang dibutuhkan. Sehingga pada pemberian kapur berikutnya yakni tahun ke-

6, takaran kapur yang dipakai adalah 0,25 dari takaran semula

2. Dimasukkan ke dalam lubang tanaman, Apabila pupuk dolomite digunakan

sebagai pupuk dasar pada tanaman perkebunan, Dolomite ditempatkan pada

dasar lubang tanaman, kemudian dicampur merata dengan pupuk dan tanah

pada dasar lubang, setelah itu ditimbun dengan sedikit tanah dan biarkan -/+

selama 2 minggu , kemudian itu letakkan bibit tanaman di atasnya.

3. Dolomite dicampur dengan pupuk ZA, Dilakukan apabila kebutuhan

diperlukan dalam waktu yang bersamaan. Pupuk dolomite dicampur dengan

pupuk ZA dan cara pemberiannya dengan cara sebar merata dalam larikan

sejajar baris tanaman, sekeliling batang tanaman atau ditempatkan pada

lubang yang dibuat di kanan- kiri tanaman. Pemakaian kombinasi dolomit +

ZA mampu memasok hara Magnesium (Mg) dan Sulfat Nitrogen pada

tanaman dan tidak mengasamkan tanah.

C. Proses Pembuatan Pupuk Kimia Dolomite

Pupuk kimia dolomite adalah kapur yang dihasilkan menggunakan bahan baku

batuan batu gunung atau limestone dan kulit kerang yang dihaluskan tanpa proses
pemanasan. Kapur dolomite berbentuk halus dan berwarna putih kecoklatan.

Ketika diencerkan, pupuk ini tidak mudah larut didalam air dan butuh waktu

sedikit lama dalam proses pengadukan.

D. Reaksi Tanaman Saat Menggunakan Pupuk Kimia Dolomite Sebagai Nutrisi

Tambahan

Adapun reaksi tanaman saat menggunakan pupuk dolomie dan beberapa

manfaat lain dari penggunaan pupuk kimia dolomite, antara lain :

1. Meningkatkan pH tanah serta menetralkan kadar keasaman tanah.

2. Menetralisir tanah dari senyawa-senyawa tertentu yang bersifat merugikan

tanaman seperti aluminium (Al), zat besi (Fe), dan Tembaga (Cu).

3. Memungkinkan penambahan populasi mikroorganisme pada tanah pertanian

4. Membantu dalam memicu pertumbuhan tanaman

5. Membantu dalam masa penyembuhan tanaman

6. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi tanah terhadap unsur hara di dalam

tanah.

7. Memperbanyak unsur hara didalam tanah karena kapur dolomite memiliki

kandungan kalsium dan magnesium yang merupakan hara makro sekunder

yang sangat dibutuhkan tanaman.

8. Mengaktifkan berbagai jenis enzim di dalam tanah.

9. Membantu unsur pembentuk warna daun.

10. Merangsang pembentukan zat lemak, karbohidrat, dan berbagai nutrisi

lainnya.
11. Membantu mikrobologi dan kimiai tanah bekerja dengan baik, sehingga tanah

menjadi gembur.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu Pupuk

dolomit berfungsi untuk menetralkan keasaman tanah atau menaikkan pH

tanah. Kedua unsur ini dapat menetralkan pH tanah. Dengan pupuk dolomit,

tanah yang kekurangan hara kalsium dan magnesium, dapat memaksimalkan

produksi tanaman. Cara menggunakan pupuk kimia dolomite yaitu dengan

cara disebar secara merata, dimasukkan kedalam lubang tanah, dan dicampur

dengan pupuk kimia ZA

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan yaitu, apabila menggunakan pupuk kimia

khususnya seperti pada pembahasan makalah ini jangan terlalu berlebihan

sehingga menyebabkan kerusakan pH tanah dan menghilangkan

mikroorganismes yang dapat membantu menyuburkan tanah.

Anda mungkin juga menyukai