Anda di halaman 1dari 11

Negara Kesatuan Republik

Indonesia

Perbatasan wilayah Indonesia dengan negara-negara


lain seringkali menimbulkan kesalahpahaman yang
berakhir dengan konflik, meski pada akhirnya selalu
UNIT 1
Sengketa Batas Wilayah Blok
dapat diselesaikan dengan cara damai. Karena itu,
batas wilayah negara telah diatur berdasarkan Ambalat antara Indonesia dan
regulasi Undang-Undang Dasar Tahun 1945, dan Malaysia
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 76 Tahun 2012
tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah.

Mengacu pada Pasal


2 ayat 1 Permendagri
Nomor 76 Tahun 2012, hal itu karena
menyangkut pertahanan dan keamanan
suatu negara, sosial, ekonomi, dan budaya,
sehingga untuk menciptakan tertib
administrasi pemerintahan, perlu
memberikan kejelasan dan kepastian hukum
terhadap batas wilayah suatu daerah.

C
Kronologi Sejarah Timbulnya
Sengketa Batas Wilayah antara
o Indonesia dan Malaysia
m
i
c
S
a
n
s
Di antara kasus sengketa wilayah yang menyedot perhatian publik
adalah Blok Ambalat, yang terjadi sejak 1969. Tanggal 27 Oktober
1969, Indonesia dan Malaysia menandatangani Perjanjian Tapal
Batas Landas Kontinen. Kemudian pada 7 November 1969, Indonesia
meratifikasinya. Namun demikian, pada tahun 1979, secara sepihak
Malaysia memasukkan Ambalat ke dalam wilayah negaranya.
Akibat yang ditimbulkan, Malaysia memperoleh protes tidak hanya
oleh Indonesia, tetapi juga oleh negara-negara lain, seperti
Inggris, Thailand, China, Filipina, Singapura, dan Vietnam.

Klaim Malaysia terhadap kepemilikan Blok Ambalat berdasarkan hasil Keputusan Mahkamah
Internasional (International Court of Justice), No. 102 tahun 2002, yang memutuskan Pulau Sipadan
dan Pula Ligitan menjadi hak milik Malaysia. Atas putusan ini, Malaysia melakukan klaim sepihak sebagai
negara kepulauan yang telah memiliki hak legal terhadap pengelolaan kedua pulau tersebut.

Indonesia tetap berpegang teguh pada UNCLOS 1982 yang menyebutkan bahwa landas kontinen dihitung
sejauh 200 mil laut dari garis pangkalnya (UNCLOS 1982, Pasal 76 dan 57). Selain itu, Indonesia telah
lebih dulu dikenal sebagai negara kepulauan (archipelagic state) melalui Deklarasi Djuanda 1957, yang
kemudian diperjuangan masuk ke dalam forum UNCLOS.

Pilihan damai dan mengakhiri konflik dalam


kasus sengketa Blok Ambalat ini, bagi
pemerintah Indonesia melalui Presiden SBY,
memiliki sejumlah pertimbangan. Pertama,
kedekatan kultur atau budaya Indonesia
dengan Malaysia yang sudah terjalin ratusan
tahun lamanya. Kedua, terdapat jutaan
penduduk Indonesia yang berada di Malaysia.
Ketiga, hubungan bilateral kedua negara yang
sangat baik sebagai sesama pendiri ASEAN.
UNIT 2
1. Negosiasi. Cara ini merupakan penyelesaian
sengketa paling sederhanan dan dianggap
tradisional tetapi cukup efektif untuk
mencegah konflik. Model penyelesaian
negosiasi tidak perlu melibatkan pihak ketiga, Cara-Cara Penyelesaian
melainkan fokus pada diskusi tentang hal-hal
sengketa internasional secara
yang menjadi persoalan oleh pihak terkait.
damai

2. Mediasi dan jasa-jasa baik (mediation and


good offices).
Mediasi tidak jauh beda dengan negosiasi,
hanya saja, yang membedakannya
pada pelibatan pihak ketiga, yang bertindak
sebagai perantara untuk mencapai
kesepakatan. Komunikasi bagi pihak ketiga itu
disebut sebagai good offices.

3. Konsiliasi (conciliation)
Istilah konsiliasi memiliki dua arti. Pertama, suatu
metode dalam proses penyelesaian sengketa
yang diselesaikan secara damai dengan dibantu
melalui perantara negara lain atau badan
penyelidikan dan komite tertentu yang dinilai
tidak berpihak kepada salah satu yang
bersengketa.

4.Penyelidikan (inquiry)
Pada 18 Desember 1967, PBB mengeluarkan resolusi kepada anggota-
angotanya
agar dalam proses penyelesaian sengketa internasional perlu metode
yang
disebutnya sebagai fact finding (pencarian fakta). Metode ini
meniscayakan
penyelidikan (inquiry), yang dilakukan oleh sebuah badan atau komisi
yang
didirikan secara khusus untuk terlibat aktif dalam proses
pengumpulan bukti-bukti
dan permasalahan yang dianggap menjadi pangkal sengketa, kemudian
1. 5. Penyelesaian di bawah naungan organisasi PBB
komisi itu
2. Dalam Pasal 1 Piagam PBB, yang di antara tujuannya adalah
mengungkapnya sebagai sebuah fakta disertai cara penyelesaiannya.
memelihara perdamaian

3. dan keamanan internasional, erat hubungannya dengan


upaya penyelesaian
4. sengketa antara negara secara damai. PBB memiliki lembaga
International Court
5. of Justice (IC)) yang memberikan peran penting dalam proses
penyelesaian sengketa
6. antarnegara melalui Dewan Keamanan (DK).

Ketentuan Konvensi PBB 1982 Tentang Hukum Laut


UNCLOS merupakan singkatan dari United Nations


Conventions on The Law Sea, suatu lembaga di bawah
naungan PBB, sejak tahun 1982. Indonesia telah
meratifikasi konvensi ini melalui UU No. 17 Tahun 1985.
Sejak saat itu, semua negara, termasuk Indonesia, yang
menjadi bagian atau anggota PBB, wajib menaati aturan
yang terkandung dalam UNCLOS 1982 terkait aturan
hukum laut.

Konvensi itu memiliki peran penting bagi


Indonesia sebagai negara kepulauan.
KarenA Indonesia yang dikenal sebagai negara
kepulauan, memperoleh pengakuan dunia
internasional setelah diperjuangkan melalui
forum UNCLOS selama 25 tahun.

Pertama, perundingan bilateral.


Langkah ini memberi kesempatan
kepada masing-masing negara untuk
menyampaikan argumentasinya
UNIT 3
Penyelesaian sengsengketa
terhadap wilayah yang
dipersengketakan. sengketa batas wilayah Blok

ambalat

Kedua, menetapkan wilayah yang


disengketakan sebagai status quo
dalam kurun waktu tertentu. Langkah
ini sebagai tindak lanjut, jika cara
yang pertama gagal, schingga
diperlukan cooling down antarkedua
belah pihak.

Ketiga, jika langkah pertama dan kedua


mash gagal, perlu memanfaatkan ASEAN
sebagai organisai regional, melalui High
Council, sebagaimana disebutkan dalam
Treaty of Amity and Cooperation yang
pernah digagas dalam Deklarasi Bali 1976.

Keempat, jika langkah ketiga mash gagal, jalan terakhir


dari penyelesaian sengketa in adalah dengan
membawanya ke Mahkamah Internasional (MI). Indonesia,
mungkin saja, "trauma" karena pernah kalah hingga
menyebabkan lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan. Namun,
dalam kasus Blok Ambalat, dan juga wilayah-wilayah
lain, jika memang Indonesia mampu menunjukkan bukti-
bukti yuridis, serta fakta lain yang valid atau kuat, tentu
tidaklah mustahil Indonesia akan memenangkannya.

Sistem Keamanan dan Pertahanan di


Laut
Pemerintah Indonesia berupaya keras menjaga
keamanan dan pertahanan di jalur laut dengan

menerbitkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun


2014 tentang Kelautan.
Undang-undang tersebut mengatur
pembentukan badan keamanan laut (Bakamla)
yang diberi kewenangan untuk melaksanan
penegakan hukum di laut. Selain pembentukan
Bakamla, juga mengatur pembelian kapal
beserta perlengkapan senjata, jika memang
dibutuhkannya.
Undang-undang tersebut

mengatur
pembentukan badan keamanan laut (Bakamla)
yang diberi kewenangan untuk melaksanan
penegakan hukum di laut. Selain pembentukan
Bakamla, juga mengatur pembelian kapal
beserta perlengkapan senjata, jika memang
dibutuhkannya

Anda mungkin juga menyukai