Anda di halaman 1dari 124

2.

1 Konstitusi Eksistensial Manusia


(Struktur Keberadaan)
2.1.1 MANUSIA: TUBUH – JIWA – ROH
Ada 2 area/bidang

1. Area Biologis/Fisik
di dalam dirinya
 dimensi: FISIK – BERFISIK:
TUBUH/BADAN
 aspek/horizon: kuantitatif, dapat diukur: ...kg, cm/m... thn..., dll.
2. Area Meta-biologis/Meta-fisik

untuk dirinya

 dimensi: METAFISIK – ROHANI:

JIWA/MENTAL – ROH/SPIRITUAL

 aspek/horizon: kualitatif, tidak terukur:


kesadaran,kehendak bebas,
pengetahuan/kepandaian, dll.

untuk yang lain (lingkungan, sesama,


Tuhan/Allah)

6/7/2023 1
 dimensi: transitivitas

 Ada tiga aspek/level:


Ada tiga aspek/level:
 “ada bersama berada bersama yang lain”:
DASAR HIDUP BERMASYARAKAT: dalam jalinan komunikasi dengan yang lain.

 “ada untuk berada untuk yang lain”:


DASAR HIDUP KOMUNITAS: terlibat, pelayanan untuk yang lain).

“ada di dalam berada di dalam yang lain”:DASAR HIDUP PERKAWINAN/KELUARGA: Saling menerima, memberi,... dll yang terwujud dalam
perbedaan-perbedaan, bahkan kelemahan dan ketidaksanggupan yg paling dalam.2.1.2 JENIS KELAMIN MANUSIA:
LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
2.2 HAKIKAT SEKSUALITAS, PERKAWINAN, DAN SELIBAT

2.2.1 PEMAHAMAN TENTANG SEKS - SEKSUALITAS

 Istilah/pengertian “seks” dan “seksualitas”, sering kali digunakan secara salah kaprah dalam kehidupan sehari-hari.

 Istilah “seks” secara etimologis, berasal dari bahasa Latin “sexus” = jenis kelamin (laki-laki atau perempuan). Akar katanya yaitu “secare” = memotong
atau membelah. Laki-laki dan perempuan merupakan satu kesatuan, merupakan belahan dari yang lain, menjadi sempurna dalam kesatuannya.
Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis kelamin (Inggris: sex).

Sedangkan seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, psikologis, dan kultural, filosofis-teologis.

• Seksualitas dari DIMENSI BIOLOGIS berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan
secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual.

• Seksualitas dari DIMENSI PSIKOLOGIS erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai makhluk seksual, identitas peran atau jenis, serta
bagaimana dinamika aspek-aspek psikologis (kognisi, emosi, motivasi, perilaku) terhadap seksualitas itu sendiri.

• Dari DIMENSI SOSIO-KULTURAL, seksualitas dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh
lingkungan dalam membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seksual dan menjadi bagian dari budaya yang ada di
masyarakat.

• DIMENSI FILOSOFIS-TEOLOGIS menunjukkan hakikat, integritas dan totalitas seksualitas manusia sebagai makhluk yang memiliki jati diri/hakikat dalam
keutuhannya.
PEMAHAMAN

• SEKSUALITAS merupakan segala sesuatu yang menentukan seseorang (ada dan berada) sebagai laki-laki atau perempuan.
• PERKAWINAN merupakan perwujudan (realisasi) relasi (PRIBADI) manusia sebagai laki-laki dan perempuan secara paling dalam dan paling intim melalui
tindakan PERKAWINAN/PERNIKAHAN untuk saling memberi dan menerima secara EKSKLUSIF di dalam CINTA, membangun PERSEKUTUAN MESRA,
HIDUP DAN KASIH SEBAGAI SUAMIISTERI.

• SELIBAT merupakan perwujudan (realisasi) relasi (PRIBADI) manusia sebagai laki-laki atau perempuan secara paling dalam dan paling intim melalui
tindakan TIDAK KAWIN/TIDAK MENIKAH untuk MENYERAHKAN DIRI SECARA PENUH DAN INKLUSIF di dalam CINTA, membangun
PERSEKUTUAN MESRA, HIDUP DAN KASIH DI DALAM DAN BERSAMA ALLAH DAN SESAMA.

6/7/2023 10
2.2.2 SEKSUALITAS DI DALAM PERKAWINAN

• Di dalam PERKAWINAN, SEKSUALITAS menjadi sarana – BUKAN TUJUAN - laki-laki dan perempuan saling memberikan dan menerima diri dengan
perbuatan yang KHUSUS dan EKSKLUSIF (persetubuhan/sanggama…) untuk
pasangan suami-isteri dalam keseluruhan dimensi/aspeknya. (FC, 11).

• Tempat satu-satunya yang memungkinkan terjadinya pemberian dan penerimaan diri dalam seluruh kebenaran dan kebaikannya adalah PERKAWINAN
(bukan hanya persetubuhan/sanggama, tetapi keseluruhan hidup), yakni perjanjian cinta kasih suami-isteri yang dipilih secara bebas dan sadar. (FC, 11).

• Dengan PERJANJIAN itu laki-laki dan perempuan memulai PERSEKUTUAN HIDUP, MESRA dan KASIH YANG INTIM. (FC,

611)./7/2023 11
2.2.3 SEKSUALITAS DI DALAM SELIBAT

• Dalam arti yang sangat umum, selibat berarti tidak menikah/tidak kawin.

• Dalam arti yang sangat sempit, selibat berarti pilihan bebas untuk hidup tidak menikah/tidak kawin dengan alasan keimanan.
• Itu berarti, SELIBAT ADALAH SEBUAH PILIHAN/CARA HIDUP, sama seperti hidup dalam perkawinan/pernikahan.

• …

• Dalam Mat 19:12, Yesus menegaskan demikian: “Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang
yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa
yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti.“

• Pada penegasan Yesus itu, kita dapat mencatatat 3 alasan utama hidup selibat, yaitu:

1. karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya.

2. dijadikan demikian oleh orang lain.

3. ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga.

• Jika selibat merupakan sebuah pilihan bebas/cara hidup, dan seksualitas merupakan segala sesuatu yang menentukan seseorang itu (ada dan berada) sebagai
laki-laki atau perempuan, maka haruslah disadari secara jelas dan tegas bahwa SELIBAT TIDAK BERTENTANGAN DENGAN
SEKSUALITAS. Di dalam hidup selibat seksualitas dihayati dan diwujudkan secara baik dan benar.

• Pada pemahaman ini harus dihindari TIGA reduksi yang sangat sempit dan berbahaya, yaitu:

1. REDUKSI TERHADAP MAKNA DAN NILAI HIDUP SELIBAT, yaitu hanya pada “tidak kawin”. Sebab, hidup dan kehidupan selibat
jauh lebih luas dan mendalam dari hanya sekadar tidak kawin. Ada makna dan nilai yang lebih dalamdari itu, yaitu IMAN.

2. REDUKSI TERHADAP NILAI DAN MAKNA PERKAWINAN/PERNIKAHAN, yaitu tertutup dan terbatas hanya pada tindakan
“persetubuhan/sanggama/hubungan kelamin”. Sebab, perkawinan/pernikahan mempunyai nilai dan makna yang lebih luas dan dalam,
yaitu sebuah PERSEKUTUAN HIDUP, MESRA dan KASIH YANG INTIM.

3. REDUKSI TERHADAP NILAI DAN MAKNA


SEKSUALITAS, yaitu tertutup dan terbatas pada seks
= alat kelamin, hubungan kelamin/persetubuhan/sanggama. SEKSUALITAS MENYANGKUT KESELURUHAN DAN
KEUTUHAN DIRI SEBAGAI LAKI-LAKI ATAU PEREMPUAN.

• Oleh karena itu, supaya seseorang, baik laki-laki atau perempuan dapat mewujudkan hidup selibat secara baik dan benar dengan segala dimensi dan relasinya
di dalam makna dan nilainya yang luhur, ia harus memiliki pemahaman, penghayatan/perwujudan seksualitas secara baik dan benar.

• Sebab, salah satu syarat/tuntutan dasar untuk menjadi seorang selibater dengan motivasi IMAN, yaitu SEHAT DAN NORMAL SEBAGAI LAKI-LAKI
ATAU PEREMPUAN!
2.3 DIMENSI-DIMENSI SEKSUALITAS
• Ada beberapa aspek/dimensi yang bisa membantu kita untuk semakin memahami kenyataan, arti/makna dan nilai seksualitas sehingga kita dapat memahami dan
memaknai perkawinan dan selibat secara baik dan benar, di antaranya, yaitu:

1. Dimensi Fisik - Biologis,

2. Dimensi Psikologis,

3. Dimensi Etologis,

4. Dimensi Sosio-Kultural,

5. Dimensi Filosofis-Teologis.
2.3.1 DIMENSI FISIK - BIOLOGIS

 Kenyataan yang amat mendasar yaitu bahwa manusia, sebagai laki-laki dan perempuan itu MEMBADAN.

 BADAN merupakan salah satu unsur yang menentukan identitas sebagai MANUSIA, sebagai LAKI-LAKI atau PEREMPUAN.

 PEMBADANAN (embodiment) berarti bahwa seseorang menentukan diri, mengalami dan bertingkah laku, dan dilihat terutama sebagai laki-laki atau
perempuan.

 Karena MEMBADAN maka, manusia itu seksual.

 Wujud membadan memberikan seseorang kemungkinan serta tanggung jawab berlaku seksual.

6/7/2023 7
 …

 Penilaian atau penghargaan, sebaliknya penghinaan atau pelecehan terhadap badan seseorang berarti penilaian atau penghargaan, penghinaan atau pelecehan
terhadap seseorang sebagai PRIBADI.

 Maka, kalau badan saya berubah, saya yang berubah!

 Badan manusia memiliki berbagai unsur dan strukturnya yang membentuk badan manusia sebagai manusia, laki-laki atau perempuan!

 Oleh karena itu, pemahaman kita tentang seksualitas juga sangat tergantung pada pandangan kita tentang struktur dan dinamika fisikalitas manusia itu.

1. KROMOSOM

 Yunani: Chroma = warna; Soma = tubuh. Struktur dalam inti sel.

 Bentuknya seperti benang-benang berwarna yang berpasangan, terutama pd waktu pembelahan sel.

 Fungsi: pembawa gen (gennaoo = menurunkan, meneruskan). Dalam gen ada DNA
(deoxyribonucleic acid) yang menyimpan sifat turunan.

 Manusia: 46 kromosom (23 pasang): 22 pasang kromosom autosom (pembawa sifat tubuh), 1 pasang kromosom seks (pembawa sifat/jenis seks: X dan Y).

6/7/2023 8
Kromosom terdapat dala
mudah menyerap zat warna)
terdapat gen. Gen merupakan
pembawa informasi genetik

6/7/2023 9
Struktur kromosom

6/7/2023 10
6/7/2023 11
STRUKTUR
MOLEKU L
DNA.
karbo n
Atom berwarna hitam,
oksige n nitroge n
merah, biru,
fosfo r hidroge n
hijau, dan
putih.

6/7/2023 12
6/7/2023 13
6/7/2023 14
Kromosom diberi nomor dalam urutan menurun sesuai
ukurannya: 1 terbesar dan seterusnya.
Terdapat satu pengecualian terhadap aturan ini adalah
kromosom 21 dan 22

6/7/2023 15
dimana kromosom 22
lebih besar dari 21. Hal ini disebabkan oleh aturan historis
terhadap sindroma
Down pada trisomi 21 dimana pasangan
kromosom ini tidak dinamai ulang saat terjadi perbedaan
ukuran.

6/7/2023 16
6/7/2023 17
PenurunanKromosomX – Y
W L W L

XX XY XX XY

W XX W XX

XX XY XX XY

XY
L L XY
6/7/2023 28
2. CIRI-CIRI PRIMER

a. ALAT KELAMIN LAKI-LAKI

• Alat kelamin luar:

penis/pelir/zakar

• Alat kelamin dalam: Testis, epididymis, ductus deferens, prostata, ductus ejaculationis

6/7/2023 29
6/7/2023 24
6/7/2023 33

6/7/2023 26
b. ALAT KELAMIN WANITA

• Alat kelamin luar/Vulva: Pudendum femininum.

• Alat kelamin dalam: vagina, uterus, ovarium, oviductus.


6/7/2023 29
6/7/2023 30
6/7/2023 31
6/7/2023 32
6/7/2023 33
6/7/2023 34
6/7/2023 35
6/7/2023 37
6/7/2023 39
c. PERBANDINGAN CIRI-CIRI PRIMER LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

 Struktur organ genital luar pria dan wanita itu homolog.

 Karena pengaruh hormon, bagian tertentu berkembang sedangkan yang lain tidak.

6/7/2023 44
6/7/2023 41
6/7/2023 43
Perbandingan Organ Genital
Organ Genital yang Homolog

LAKI-LAKI PEREMPUAN

• Testes ----------------------------------- ovaria

• Scrotum ----------------------------------- labia maiora

• Penis --------------------------------------- clitoris

• Glandulae bulbourthrales------------- glandulae


vestibulares
(kelenjar cowper) maiores
(kelenjar bartholin)

• corpus cavernosum urethrae ---------- corpus


cavernosum kedua

6/7/2023 48

6/7/2023 45
3. KELENJAR KELAMIN/GONADE

 ZAKAR/PENIS/PELIR: penghasil sperma, ±400.000.000.

 Penghasil kelenjar exokrin dan endokrin.


6/7/2023 48
OVARIUM:

 produksi sel ovum/telur dan hormonhormon wanita.

 Tidak membuat sel ovum tetapi menumbuhkannya.

 Sewaktu dilahirkan, perempuan telah mempunyai ± 400.000 benih sel telur, hanya 0,1% menjadi matang selama pubertas – 50-an thn (menopause).

 Ada dua kelenjar yang dihasilkan Ovarium follikel yaitu: Oestrogen: hormon kelamin; Progesteron: untuk kehamilan.

6/7/2023 50
6/7/2023 58
6/7/2023 59
6/7/2023 60
6/7/2023 61
6/7/2023 62
4. CIRI-CIRI SEKUNDER
Diakibatkan oleh hormon yang dihasilkan oleh alat kelamin primer.
• Pada pria: hormon androgen atau testoid,
Androgen merupakan kelompok hormon steroid yang mempengaruhi perkembangan seks pada laki –laki. Hormon ini disekresikan oleh beberapa kelenjar
di dalam tubuh, terutama di testes (organ reproduksi jantan). Kontrol sekresi hormon ini merupakan sebuah kerjasama antara hipotalamus dan pituitary
anterior. Efek dari androgen sangat penting bgi perkembangan seksual terutama pada jantan, dan memunculkan beberapa ciri seks sekunder serta hasrat
seksual (libido) baik pada jantan maupun betina.
4. CIRI-CIRI SEKUNDER
Diakibatkan oleh hormon yang dihasilkan oleh alat kelamin primer.

• PADA WANITA: HORMON ESTROGEN DAN PROGESTERON.

• ESTROGEN (ATAU OESTROGEN) adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai hormon seks wanita. Walaupun terdapat baik
dalam tubuh pria maupun wanita, kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan
mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti payudara, dan juga terlibat dalam penebalan endometrium maupun dalam pengaturan
siklus haid. Pada saat menopause, estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa efek, di antaranya hot flash, berkeringat pada waktu tidur,
dan kecemasan yang berlebihan.

• …

• PROGESTERON adalah hormon, diproduksi dalam ovarium. Hormon ini berfungsi untuk perubahan, yang terjadi di dalam rahim selama siklus haid.
Progesteron menyiapkan rahim untuk implantasi telur yang dibuahi, dan juga bertanggung jawab untuk pemeliharaan rahim melalui kehamilan.

• Kalo hormon ESTROGEN merangsang pembentukan, pengembangan, pemeliharaan fisik tubuh dan reproduksi, PROGESTERON bantu untuk menjaga dan
mempertahankannya. Hormon progesteron diproduksi rahim setelah siklus ovulasi atau tepatnya 14 hari setelah siklus ovulasi. Kalo tidak ada tanda kehamilan
maka progesteron akan berkurang dan memberi tanda dimulainya siklus menstruasi (haid).
5. PENGATURAN FUNGSI-FUNGSI SEKSUAL
• Seksualitas manusia diatur/dikendalikan oleh pelbagai faktor (mekanisme pengaturan).

1. MEDULLA SPINALIS (SUMSUM TULANG BELAKANG)

Reflek genital pada laki-laki dan wanita sangat serupa:

6/7/2023 66
• Pada wanita: Rangsangan bertitik tolak dari bagian-bagian saraf genital clitoris dan labia minora lewat nervus pudendus ke sumsum tulang belakang, yang
sebaliknya juga menyebabkan ereksi clitoris, membesarnya labia minora dan sekresi kelenjar Bartholin.

• Pada laki-laki: Eksitasi seksual timbul karena rangsangan bagian-bagian saraf genital lewat nervus pudendus menuju ke pusat ereksi dalam sumsum tulang
belakang. Dari sini ditimbulkan ereksi, dan bila rangsangan cukup lama akan terjadi ejakulasi. Eksitasi itu meluas ke sistem saraf vegetatif (yang tak dapat
dikuasi oleh kehendak).
Dengan demikian sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat pengendalian nervos gejala-gejala sexual. 2). HYPOPHYSE DAN HYPOTHALAMUS
Organ-organ pengendalian inkretoris untuk seksualitas:

• Hypophyse: kelenjar induk pengendalian kelenjarkelenjar hormon lainnya. Tempatnya di dasar otak besar.

• Hypothalamus: pusat pengendalian gejala-gejala seksual di atas hypophyse. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan jasmani dan mental lewat hypothalamus.

• Pengendalian seksual secara skematis: kerja sama hormon-hormon.

3). HORMON-HORMON DAN HYPOPHYSE


4). KELAINAN SEKSUAL KARENA PENGARUH HORMON

• Hormon pengendalian

kelainan seksual
MAKNA DIMENSI BIOLOGIS UNTUK SUATU PEMAHAMAN YANG LEBIH MENYELURUH
1). MAKNA PEM-BADAN-AN (EMBODIMENT)
• Seksualitas manusia merupakan seksualitas mem-badan, yang menentukan seseorang sebagai laki-laki atau perempuan.

• Pem-badan-an berarti bahwa seseorang mewujudkan diri, mengalami dan bertingkah laku, dan dilihat terutama sebagai laki-laki atau perempuan.

• Wujud membadan memberikan seseorang kemungkinan serta tanggung jawab berlaku seksual.

• Wujud membadan membuat seseorang menjadi nyata sebagai seorang laki-laki atau perempaun: melihat, mendengar, berbicara...

6/7/2023 67
• Itu berarti, badan manusia memiliki arti, nilai dan maksud yang sangat fundamental bagi manusia sebagai laki-laki atau perempuan.

• Oleh karena itu, badan manusia harus dijaga, dirawat, dan dihargai. Sebab, kalau badan saya berubah, saya berubah.

• ...

6/7/2023 68
2). MAKNA PROKREATIF
• Pada binatang: diatur/tergantung sepenuhnya pada naluri/insting (otomatis). Maka, secara fundamental merupakan seksualitas prokreatif.

• Pada manusia: bukan hanya naluri, maka seksualitas bukan hanya untuk prokreasi, ada aspek lain seperti: aspek unitif (cinta kasih, afeksi, dll)
3). MAKNA KEKAYAAN KEHIDUPAN
• Reproduksi bertipe: a-seksual dan seksual

• Tipe a-seksual: stabilitas biologis, foto-copy dari induk (jg pd cloning)

• Tipe seksual: kekayaan, variasi, kemungkinan berkembang yang dimungkinkan oleh perpaduan dua gen pasangan induk.

• ...
6/7/2023
4) MAKNA ENERGI/GAIRAH DAN KEINTIMAN
• Aspek fisik/biologis memiliki daya atau energi seksual yang berkaitan dengan gairah seksual (sexual desire).

• Gairah seksual mendorong laki-laki dan perempuan untuk saling tertarik.

• Daya atau energi seksual, gairah seksual seseorang sangat tergantung pada struktur dan dinamika fisikalitas seseorang.

• Dalam dirinya, daya atau energi seksual fisik (hasrat badani) menuntut penyaluran atau pemuasan segera dan terpusat pada rasa nikmat dan keintiman badani
(physical intimacy).

• Kepuasan seksual menjadi bagian essential dari physical intimacy. Kepuasan tersebut mempunyai pengaruh dalam seluruh dimensi kehidupan seseorang.

• Oleh karena itu, seks fisik saja hanya akan mereduksi seksualitas hanya pada kepuasan seksual fisik dan bila terfokus pada dimensi fisik seks maka manusia
(diri dan orang lain) hanya sebagai objek seks. Seks fisik harus terbuka pada dimensi yang lain.

• …
5) MAKNA PARTNERSHIP (PERSEKUTUAN – KESETARAAN)

• Struktur organ genital pria dan wanita itu homolog. Karena pengaruh hormon, bagian tertentu berkembang sedangkan yang lain tidak.
69
• Bukti klinis dan empiris menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan berwatak biseksual.

 Dalam setiap laki-laki terdapat unsur-unsur kewanitaan (anima-nya yang tersembunyi), dan dalam setiap perempuan terdapat unsur-unsur kepriaan
(animus-nya yang tersembunyi).

 Dengan demikian, seksualitas merupakan penekanan-penekanan pada hakikat laki-laki dan perempuan
• Oleh karena itu, perbedaan bentuk, jenis, fungsi, daya dan gairah kelamin menuntut sebuah persekutuan dalam kesetaraan untuk saling melengkapi dalam
mewujudkan kesempurnaan diri sebagai manusia.
2.4.2 DIMENSI PSIKOLOGIS
SEKSUALITAS:

 Pada binatang: tertutup pada level biologis/fisikal

 Pada manusia:

 bukan hanya pada level biologis/fisikal

 terbuka pada level meta-biologis/meta-fisik.

Karena, ada daya fleksibilitas (kemampuan berkembang) dari daya fleksibilitas manusia (kesatuan erat TUBUH-JIWA-ROH).
2.3.2.1 ARTI DAN STRUKTUR PSIKOLOGIS SEKSUALITAS

• PADA MANUSIA, seksualitas bukan hanya suatu dorongan/kebutuhan/ keharusan, tetapi juga merupakan suatu: keinginan, realitas pengalaman, bentuk
ungkapan diri yang menjadi tingkah laku sehari-hari dan tingkah laku manusia.

6/7/2023 70
• PADA LEVEL BIOLOGIS, kekuatan tersamar (ketersamaran eksistensial) karena hanya merupakan suatu dorongan/keharusan.

• PADA LEVEL PSIKOLOGIS, terdapat arti baru karena terbuka kepada aspek lain, seperti relasi, yang diwujudkan dalam: tingkah laku, simbol, yang menjadi
suatu ungkapan/pernyataan/wahyu diri yang dirayakan dalam kenikmatan seksualitas

• Atas jasa Freud, pemahaman tentang seksualitas dan perkawinan dibebaskan dari dua reduksi:
Reduksi genitalitas: bukan hanya dorongan genital, tetapi ada cinta, dll.
Reduksi temporal: bukan sekonyong-konyong terjadi melainkan proses.

• Bukan hanya menyangkut libido tetapi ada aspek lain seperti eros/keinginan, pemberian diri, pengorbanan, dll.

6/7/2023 71
6/7/2023 72
2.3.2.2 PERKEMBANGAN FASE HIDUP

SEKSUALITAS MENURUT FASE-


Seksualitas merupakan sebuah proses yang dapat dibagi-bagi dalam fase-fase hidup.
I. MASA KANAK-KANAK PERTAMA (FASE/MASA
INFANTIL)
• Usia 0-5 thn. Bayi mempunyai zona erogena sebagai sumber kenikmatan seksualnya. Afeksi: egosentris (menerima, hampir tak membalas).

a. FASE ORAL: 0-1 thn. Kenikmatan pada mulut: mengisap, komat-kamit.

b. FASE ANAL: 1-2 atau 3 thn. Dominasi anus/dubur: mengeluarkan,menahan excrementum  membuang, merusak barang-barang. Kesukaannya melawan
tuntutan lingkungan dan menahan obyekobyek yang ada.
Akibat, 1). Permusuhan jika tuntutan terlalu keras/dini, 2). Kebebasan yang positif jika diberi otonomi, tetapi negatif jika tidak pasti dan raguragu, 3).
Kekerasan mengakibatkan rasa malu dan jijik
C. FASE GENITAL: 2 atau 3 – 5 thn.

• Terarah kepada alat kelamin sebagai sumber kenikmatan dengan cara mengamat-amati, memegang.

• Angan-angan masuk/menerobos melalui penis dan menerima melalui vagina.

• Ada dua gejala:


1). OEDIPUS/ELECTRA COMPLEX: terjadi saingan dala relasi anak dengan orang tua. Pada anak ada rasa cemburu, takut (kastrasi kompleks) sehingga ia
berusaha untuk menekan/menyembunyikan.
2). VERDRANGUNG: mekanisme (tak sadar) penolakan oleh Ich yang menekan atau menyembunyikan libido (tidak dihilangkan, tetap ada). Menjauhi sikap dan
keputusan tegas melawan desakan nafsu: tidak tegas terhadap desakan nafsu.

• Terhadap kedua gejala ini, anak mempergunakan mekanisme identifikasi/penyesuaian terhadap bapak/ibu.
II. Masa Kanak-kanak Kedua (Fase Laten)
• Usia: 6-10 thn. Perhatian terhadap seksualitasnya berkurang, terarah kepada halhal lain di sekitarnya.
6/7/2023 73
III. Masa Pra-Puber

• Usia: Wanita 10-13 thn, pria 12-14 thn.

• Kesadaran seksual bangun dari tidur secara bertahap = masa peralihan

• Proses kerja alat kelamin mulai menjadi dewasa

• Ciri-ciri sekunder seksual mulai timbul


IV. Masa Puber

• Aspek biologis: Masa Adolesensi. Wanita 13-15 thn. Pria 14-16 thn.
• Aspek psikologis: Masa Remaja. Keduanya 1120 thn. Tindakannya kurang seimbang. Pada masa ini terjadi krisis (sudut pandang orang dewasa).
a. Peristiwa sosial.
Masyarakat primitif melihat realitas krisis tersebut sebagai peristiwa sosial, bukan individual. Melalui krisis tersebut seseorang masuk dalam kehidupan
masyarakat melalui proses inisiasi: tanggung jawab, berdikari.

b. Kepribadian Masa Adolesensi

• Kegoncangan umum: sikap kasar dan terkesan kurang ajar

• Afirmasi ego pribadi secara keras:

 Pertumbuhan tidak secepat pada 12-14 thn.

6/7/2023 74
 Tampak gejala seksual sekunder: polusi, haid.

 Krisis: afeksi, psikologis dan fisiologis

 Saat kristalisasi kepribadian

• Afektivitas:

 Afektivitas dan seksualitas mendapat bentuk tetap, matang, kesatuan lengkap

 Kepribadian dan seksualitas pasti dan aktif

 Kehidupan ditandai oleh proyeksi masa depan: khayalan, bukan kenyataan, tak peduli dengan apa yang sekarang (sasaran empuk.....penyalahgunaan
napza).

 Pemisahan tegas afektivitas dan seksualitas, tetapi pada wanita kurang tegas. Gambaran pria ttg wanita: abstrak, menghina/mengejek (gejala baik untuk
peneguhan sifat kepriaan yang sejalan dengan afirmasi ego pribadi).
C.Kepribadian Masa Remaja: 17-21 thn
• Keseimbangan kepribadian: - Aku identik dengan diri sendiri, - realisasi/kristalisasi ego pribadi.

• Menemukan juga visi tentang dunia, gagasan pribadi.

• Merasa siap terlibat aktif dalam masyarakat

• Pada aspek seksual – psikologis, ia merasa: tenang, matang, mengakui perbedaan jenis kelamin, membina hubungan satu sama lain.

V. Masa Dewasa
• Psikologi orang dewasa: penuh/integritas diri, refleksi diri
(introspeksi diri dan interioritas
6/7/2023 75
• Afektivitas: berciri heteroseksualitas, realistis, aktual, hic et nunc, bersifat pribadi, tetap/tidak gampang berubah-ubah.
VI. Masa Tua
Psikologi Orang tua

• Degradasi biologis dan tenaga hidup, lemah: ingatan, inisiatif, agresivitas.

• Kematangan rohani: inteligensi, kehendak, perasaan hati.

• Hidup: orientasi masa lalu (nostalgia)

• Mengalami kegembiraan besar/penuh jika menerima kenyataan masa tua.


Afektivitas orang tua

• Terutama pada wanita, degenerasi biologis berpengaruh besar terhadap afektivitas

• Krisis seperti pada 12-18 thn.

• Kesibukan yang nervous

• Kebingungan seperti pada masa puber

6/7/2023 76
2.3.2.3 Psike Laki-laki dan Perempuan
1. Gambaran Umum sifat-sifat khas

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Rasional Emosional
Daya tahan kurang Daya tahan kuat
Kurang sabar Sabar
Agresif Pasif/menerima
Berani Malu-malu
Inisiatif/mencipta Menjaga/memelihara
Minat pada hal-hal besar Minat pada hal-hal kecil
Orientasi: perkara Orientasi: pribadi

6/7/2023 77
6/7/2023 78
6/7/2023 79
6/7/2023 80
6/7/2023 81
6/7/2023 82
6/7/2023 83
2. Perbedaan Psike Laki-laki – Perempuan dalam Perkawinan

SUAMI ISTERI

a.
a. Terarah kepada orang lain: kuat/kuasa.
Perlindungan/jaminan keluarga

b. Serba butuh: b.
kehangatan kasih, dll

c. Kurang menyentuh aspek emosional yang dapat dilihat,


didengar, dirasa. TERLALU Terarah kepada orang lain: pemeliharaan
RASIONAL c.
Kebutuhan untuk menyerahkan diri kepada orang lain
Bila dilengkapi orang lain ia merasa tenang
d. Mengharapkan balasan cinta berupa: pujian, rayuan,
cumbuan, dukungan, peneguhan.
ASPEK EMOSIONAL
BERPERAN KUAT

3. Sikap terhadap perbedaan:

- Realistis – positif : Membela persamaan derajat pria - wanita


2.3.2.4 Beberapa Gangguan Perkembangan

6/7/2023 84
1). Akibat Verdrangung dan Oedipus Complex
Akibat dari masalah Oedipus Complex dan Verdrangung bisa menimbulkan suatu perwujudan diri dengan tampil “bertopeng”. Hal tersebut dapat diwujudkan
dalam perbuatanperbuatan symptom yang tampak sepele (menunjukkan suatu angan-angan di bawah kesadaran), seperti: lupa, salah mengucapkan atau
menuliskan dan terutama dalam impian. Verdrangung merupakan dasar neurose. Gejalagejala neurotis merupakan cetusan libido yang tak terpuaskan secara
sungguh, melainkan secara semu.
2). Fixasi dan Regresi
Fixasi: keterpakuan pada tahap tertentu (berhenti pada tingkat perkembangan tertentu) tidak sesuai dengan umurnya. Bersifat parsial, tidak menyeluruh).
Regresi: kemunduran setelah mencapai tahap yang lebih tinggi. Mekanisme penolakan Ich dengan mundur dari tahap yang lebih tinggi kepada yang lebih
rendah karena frustasi (keadaan tak terpuaskan). Penyebab, misalnya karena kegagalan cinta, dll. Libido pindah ke bagian erogen di masa kanak-kanak atau
obyek –obeyek di masa dulu diisi dengan libido.
3). Libido dan Sublimasi

• Libido adalah energi seksual yang mendasari cetusancetusan seksualitas dan diarahkan untuk memperoleh kenikmatan. Ia berasal dari erogenous zones, yakni
bagianbagian tubuh yang bila dirangsang menimbulkan
extasis/ecstasis: bagian-bagian genital (klitoris, penis), leher, bibir, dada, buah dada, dll. Di samping bagian-bagian tubuh, hal-hal lain juga bisa diisi dengan
libido, dijadikan sasaran dan sumber libido yang disebut dengan objektbesetzung (pengisian obyek), atau diri sendiri diisi dengan libido: autoerotisme
(pengisian tubuh sendiri dan bagian-bagian erogennya dengan libido) dan narcisme (Narcissus: pemuda yang jatuh cinta pada bayangannya sendiri).

• Sublimasi adalah suatu mekanisme penolakan dari Ich. Kemampuan untuk mengganti kerugian yang diperoleh karena tidak memuaskan nafsu yang dilarang.
Suatu mekanisme netralisasi energi seksual-psikis dan pemamfaatannya untuk prestasi sosial dan kultural. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut, sampai di mana
kebenarannya dan bagaimana manfaatnya bagi hidup rohani terutama bagi kaum “selibater”.

6/7/2023 85
2.3.2.5 Makna Dimensi Psikologis untuk Pemahaman yang Menyeluruh tentang Seksualitas
1).Seksualitas dan perkawinan adalah sebuah proses/dinamis

• Terbuka pada aspek-aspek lain.

• Pemahaman terhadap perkembangan masing-masing fase akan sangat berguna bagi pertumbuhan kepribadian seseorang.

• Perbedaan psikologis antara pria dan wanita menuntut suatu kerja sama (partnership) untuk saling melengkapi menuju kematang diri.
2). Seksualitas sebagai daya konstruktif “ke-aku-an”

• Pemahaman tentang kematangan kepribadian yang bertitik tolak dari dinamisme interior.

• Seksualitas bukanlah suatu realitas yang tertutup dan terbatas melainkan daya yang harus diintegrasikan yang
6bertitik/7/2023 tolak pada inti pribadi seseorang.
3).Seksualitas sebagai fungsi hermeneutik diri pribadi

• Seksualitas adalah suatu bentuk pernyataan istimewa diri pribadi

• Seksualitas manusiawi adalah suatu “perayaan” diri/pribadi yang diwujudkan dalam cara yang khusus: simbol-simbol dan ungkapan-ungkapan
4). Makna “kenikmatan” dan “perayaan”-nya

• Kenikmatan adalah suatu unsur prinsipiil dalam hubungan seksual

• Kenikmatan itu harus dirayakan dalam ciri, corak dan cara manusiawi

• Kenyataan seperti itu menyadar-kan kita bahwa seksualitas dan perkawinan bukanlah sebuah permainan.

86
6/7/2023
2.3.3 DIMENSI ETOLOGIS

• Etologi: Mempelajari kelakuan hewan (perbandingannya dengan kelakuan manusia).

2.3.3.1 PERBANDINGAN ANTARA GEJALA-GEJALA SEKSUAL HEWAN DAN MANUSIA

Kesamaan Manusia dan Binatang Perbedaan Manusia dan Binatang

 Bentuk/fungsi indra – dunia luar Kebutuhan lingkungan privat, tidak menjadi tontonan pihak lain
Kemampuan menahan, menyalurkan desakan nafsu
 Struktur dan susunan sel Tiadanya musim kawin
 Fisiologi dan biologi sistem saraf Kelemahan naluri, tergantung pada akal budi dan kehendak

 Mekanisme saraf sentral: mengisap, dll

 Suasana dan afeksi dipengaruhi oleh hormon/saraf 94

 Bentuk pemuasan nafsu:


heteroseksual, homoseksual,
masturbasi, dll6/7/2023

87
2.3.3.2 UNSUR-UNSUR KELAKUAN SEKSUAL DAN
SOSIAL

• Kelakuan seksual dan sosial saling mempengaruhi

1. UNSUR-UNSUR KELAKUAN DAN PEMAKAIANNYA


• Hewan: unsur kelakuan dipergunakan menurut kebutuhan dan situasi, kemungkinannya lebih terbatas daripada manusia.
a. Hubungan antara Organ, Fungsi/Tujuan dan Kelakuan

• Moral Tradisional:
Dari bentuk/struktur suatu organ dapat dibaca tujuan, fungsinya (cetusan kehendak pencipta, dari alam)
Pemakaian harus sesuai dengan fungsi/tujuan (tidak sesuai: melawan kehendak Allah)
Kelakuan manusia ditentukan oleh fungsi/tujuan organ

6/tersebut7/2023
• Gagasan Evolusi
Kelakuan menentukan/mengubah bentuk/struktur oragan, bukan sebaliknya
Maka, dari bentuk tubuh/truktur organ tidak dapat ditarik norma-norma kelakuan untuk selamanya
(penis: bentuknya timbul dari kelakuan)

• Apakah arti NATURAL?


Jika seperti gagasan evolusi, maka moral tradisional sangat naif.
Apa arti natural? Moral tradisional: sesuai dengan tujuan yang sudah ditentukan Tuhan dari awal mula
Persoalan: Evolusi organisme menunjukkan kehendak Tuhan yang berubah-ubah? Bagaimana dengan organ yang mempunyai lebih dari satu fungsi, mana yang
utama? (Penis: kencing atau sperma?)
b. Sifat serbaguna Unsur-Unsur Kelakuan

• Seperti organ, kelakuan mempunyai beberapa fungsi


 Fungsi pemeliharaan anak, hubungan partner, relasi sosial

• Fungsi seksual – sosial: bisa timbal balik, berubah. Maka, perlu ditafsirkan secara tepat!

2. BEBERAPA SINYAL SOSIAL DAN SEKSUAL


a. Phallus

• Yunani: Phallos = penis ereksi

• Fungsi seksual: organ kopulasi/kemih

• Fungsi sosial: pada binatang, kencing untuk batas wilayah pada manusia: pangkat, kedudukan,mengancam
Indonesia: mengusir roh jahat (Obelisk, menara mesjid).
Kosmetik: lipstik
6/7/2023 89
b. Ambing/Susu/Payudara/Buah dada

• Arti sosial: pemeliharaan anak, memberi rasa aman, kehangatan kasih sayang (psiche anak).

• Arti seksual: ketertarikan, gairah (arti ini bahkan melebihi arti sosialnya).

• Pada manusia, bentuk juga menjadi sinyal, sedangakan pada bintang: warna.

c. Ciuman

• Asal-usul, dari pemberian makanan dari mulut ke mulut pada binatang dan pada manusia.

• Sinyal sosial dan seksual: salam mesra (sesuai SIKONDOM), bukan hanya mulut, tetapi juga bagianbagian tubuh yang lain. Pada partner: cinta dan nafsu.
d. Kintchenschema: keimutan

• Reaksi pemeliharaan karena ciri-ciri anak

• Sinyal sosial: Ciri-ciri anak: halus, lembut, lemah menimbulkan reaksi orang dewasa untuk melindungi, memelihara.

• Dalam bidang pekerjaan: manis, mungil, lembut: sekretaris sedangkan kekar, seram: satpam, dll.

• Sinyal seksual: membelai, rangkum, cium.... Menjadi kelakuan seksual antar partner.

3. BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

a. Data Natural Manusia yang Meneguhkan Hubungan Seksual

• Sehubungan dengan pemeliharaan anak


6/7/2023 90
Ketergantungan anak pada orang tua
Tugas pendidikan dan perlindungan sampai anak menjadi dewasa

• Sehubungan dengan partner:


 Tiadanya musim kawin: selalu sedia, menjadi penopang hubungan yang lestari
 Kemampuan orgasme sampai usia lanjut
• Konsekwensinya: fungsi ganda seksualitas
 Prokreasi dan edukasi
 Hubungan partner dijamin
b. Monogami dan Sifat Tak-terceraikan Perkawinan

• Unsur ideal kesejahteraan manusia dan keluarga:

 seksualitas sebagai daya tarik selalu tersedia


 kemungkinan: menahan diri, menangguhkan, menyalurkan kepada hal lain

• Bukan bukti, tetapi unsur penopang untuk menogami dan indisolubilitas perkawinan.

Makna Dimensi Etologis untuk Pemahaman yang Menyeluruh tentang Seksualitas

• Perlunya “membudayakan” seksualitas dan perkawinan manusia

6/7/2023 91
• Untuk itu dibutuhkan norma-norma bagi seksualitas dan perkawinan manusia, karena manusia: lemah naluri sedangkan desakan/dorongan hawa nafsu sangat
kuat.

• Seksualitas dan perkawinan manusia mempunyai makna “alamiah” dan sosial

2.3.4. DIMENSI SOSIO-KULTURAL


• Kelakuan seksual menyangkut: hak-hak dan kepentingan atau kesejahteraan manusia. Maka dibutuhkan kebudayaan seksual dan perkawinan yang menjaminnya.

2.3.4.1. PELEMBAGAAN HUBUNGAN DAN PERANAN KELAMIN

1. PELEMBAGAAN PERANAN KELAMIN


a. Peranan Kelamin dan Sosialisasi
• Peranan Kelamin: kelakuan seseorang sesuai dengan status kelaminnya.

 Setiap masyarakat mempunyai gambaran dan harapan tentang peranan kelamin.

 Setiap orang mempunyai status dalam masyarakat. Ia berhubungan dengan orang lain sesuai dengan statusnya.
Itulah PERANANnya (segi dinamis status)

• Sosialisasi: proses yang dijalani seseorang untuk menemukan identitasnya (status dan peran) di tengah dunia sosio-kultural, sehingga bisa menempatkan diri
dalam masyarakat

• Identitas seksual dan perkawinan juga membutuhkan sosialisasi.

• Maka, status/identitas seksual dan perkawinan tidak selesai dengan ciri-ciri biologis-fisiologis kelamin, tetapi harus disosialisasikan.

• Sosialalisasi memampukan seseorang untuk bersedia menerima peranan/status kelamin /seksual dan perkawinan.

6/7/2023 92
• Persoalan ini dapat membuka wawasan bagi kita berhadapan dengan beberapa kasus
HOMOSEKSUAL.
b. Polarisasi Sosial Kelamin

• Masyarakat terbelah menjadi dua kutub berdasarkan perbedaan kelamin.


• Persoalan: Polarisasi terjadi karena faktor biologis atau sosio-kultural?
 Gambaran lazim: faktor biologis.
 Tetapi bukan melulu biologis, bahkan faktor sosiokultural sangat menentukan
 Diferensiasi lebih lanjut peranan kelamin terjadi oleh faktor non seksual (seperti pandangan agama, kesenian, adat, teknik, dll.) yang memperkuat dan memerinci
peran kelamin.

 Faktor biologis menjadi gara-gara (occasio), bukan sebab (causa).


2. PELEMBAGAAN HUBUNGAN KELAMIN

a. Fungsi Perkawinan sehubungan dengan Prokreasi dan Edukasi

• Faktor biologis: anak manusia membutuhkan orang tua lebih lama daripada binatang, maka perlu hubungan yang lestari.

• Faktor sosio-ekonomis: keterikatan faktor ini juga mengatur dan mempengaruhi hidup/peran kelamin
b. Fungsi Perkawinan sehubungan dengan Regulasi Hubungan Kelamin
• Ada berbagai macam lembaga/cara mengatur hubungan kelamin

 Poligami: mutlak: 1 pria dengan banyak perempuan (terikat) tidak mutlak: 1 pria dengan banyak perempuan (tidak terikat)

6/7/2023 93
2.3.4.2. BEBERAPA GEJALA DI BIDANG SEKSUALITAS
DAN PERKAWINANDEWASAINI

1. DI BIDANG SEKSUALITAS
 Monogami: mutlak: 1 pria dengan 1 perempuan (tak terceraikan) tidak mutlak: 1 pria dengan 1 perempuan (bisa terceraikan)
a. Konsumsi Seks
• Latar belakang sosio-ekonomis-psikologis
 Industrialisasi: anonim, dingin.  kebutuhan akan keintiman  Industri periklanan/filem.
• Seks sebagai barang konsumsi:  mentalitas konsumtif akan seks tanpa: risiko, tanggung jawab, ikatan tetap dan personal. Sebagai akibat dari: kebebasan,
emansipasi wanita yang keliru, lama jarak waktu nikah, keperawanan bukan tuntutan lagi  seks = barang/obyek
b. Komersialisasi Seks
• Kenyataan

 Seks sebagai barang konsumsi, namun tidak selalu gratis


 Ada juga yang tidak mempunyai partner untuk memprakterkan, tetapi tidak selalu tersedia/mau cari variasi
 Kenyataan ini menjadi lowongan/kesempatan dalam perdagangan
• Pihak pedagang: umumnya wanita menjadi obyek dagangan  untuk penilaiannya perlu dibedakan tingkat penyerahan diri, misalnya berbeda antara foto
bugil dengan pelacur

• Pihak langganan/konsumen: seks/wanita menjadi obyek kenikmatan. laki-laki/wanita tersebut bukan lagi sebagai person tetapi obyek kenikmatan.

6/7/2023 94
c. Seksualitas sebagai Nilai Sosio-Komunikatif dan Segi Permainannya

• Fungsi sosio-komunikatif Seksualitas:


Memungkinkan dua orang/lebih berkomunikasih secara khusus yang meneguhkan, mempererat hubungan partner,
 mencetuskan ikatan yang sudah ada antara partner
Maka, seksualitas menciptakan persekutuan dan mencetuskannya

• Sifat Permainan Seksualitas


Permainan: bukan negatif (positif), lawan dari pekerjaan: menghasilkan sesuatu.
Orang bermain bukan untuk menghasilkan sesuatu, tetapi merupakan cetusan kegembiraan. Dalam hal ini permainan mempunyai arti dalam dirinya sendiri
Seksualitas sebagai permainan: merupakan cetusan kegembiraan.
2. BEBERAPA GEJALA DI BIDANG PERKAWINAN

a. Trend Privatisasi

• Emansipasi dari keluarga besar  dulu: perkawinan urusan keluarga besar,  sekarang: urusan privat
(peranan privat ditekankan/ditonjolkan)

• Personalisasi perkawinan: faktor personal lebih ditonjolkan, berdasarkan cinta personal, pilihan personal.

b. Tahap-tahap Perkawinan

• Tahap Tahun Madu


Suami isteri sendirian, tanpa anak, ada waktu untuk satu sama lain
Kesukaran: hidup bersama dan penyesuaian, tetapi ditopang oleh cinta yang masih segar.

• Tahap Generatif

 Ada anak, perhatian terbagi  Krisis suami isteri, jika suami tak dilibatkan dalam pemeliharaan anak  Anak menjadi
6/7/2023 95
kesibukan bagi isteri, peneguh/pengikat hubungan
• Tahap Post-Generatif
 Anak keluar/terpisah dari keluarga  Orang tua bangga, kesepian (jika tidak diterima secara wajar akan terjadi krisis  Suami isteri punya waktu untuk
berdua/saling memperhatikan
Makna Dimensi Sosio-Kultural untuk Pemahaman yang Menyeluruh tentang Seksualitas

• Seksualitas dan Perkawinan Manusia memiliki dimensi dan nilai Sosial

• Berada di dalam realitas sosial

• Kepenuhan makna secara sejati dalam realitas sosial

• Seksualitas dan Perkawinan manusia membutuhkan tatanan/pelembagaan sosiokultural untuk mewujudkannya secara sejati.
2.3.5. DIMENSI FILOSOFIS – TEOLOGIS

• Kita telah melihat beberapa dimensi, tetapi bagi kita, informasi ilmiah saja tidak cukup. Kita membutuhkan pandangan filosofis-teologis yang merumuskan arti
dan makna seksualitas dan perkawinan secara manusiawi dan kristiani.

• Filsafat harus merumuskan kembali, pandangannya tentang seksualitas dan perkawinan, karena aliran dualistis yang menguasainya berabad-abad menghambat
teologi untuk menghargai sifat seksualitas dan perkawinan yang manusiawi.

• Filsafat mampu mengintegrasikan aspek-aspek yang ada. Teologi memperkaya pemahaman kita dengan wahyu.
2.3.5.1. ARTI PERSONAL DAN SOSIAL
SEKSUALITAS DAN PERKAWINAN

6/7/2023 96
1. ARTI PERSONAL SEKSUALITAS DAN PERKAWINAN
• PERSONAL

≠ privat, perorangan, individual


= berkisar pada person sebagai pusat yang adalah integral (tubuh – jiwa – roh dengan segala dimensinya). Secara antropologis: manusiawi integral (sehubungan
dengan persona, dari/untuk persona dan khas manusiawi).
a. Arti Personal Seksualitas • Pandangan antropologis dualistis:

 Menghambat penghargaan terhadap seksualitas sebagai nilai dalam dirinya sendiri untuk persona manusia

 Seksualitas dipahami dan diperlakukan hanya sebagai sarana/alat: prokreasi

• Hal ini terjadi karena kurangnya sintese antara natura dan persona (natura: bid. Biologi)
• Pada abad XX, manusia dilihat dan dipahami dalam keseluruhan/ kesatuannya (tubuh – jiwa –roh dengan aspek dan relasinya.
 Manusia merupakan keutuhan dari segi-segi itu,
≠pertentangan, = saling mengandaikan (multidimensional, paradoksal, ...)

 Penolakan terhadap tubuh berakibat pada kurang diterimanya seksualitas manusia secara wajar, bahkan seksualitas dianggap sebagai alienasi manusia
ideal.
Seksualitas: khas manusiawi
• Seksualitas manusia adalah khas manusiawi, sehingga kategori zoologis harus ditinggalkan.
• Kategori biologis, bukan satu-satunya aspek dalam seksualitas manusiawi
• Seksualitas khas manusiawi bertitik tolak dan berpusat pada: PERSONALITAS MANUSIA seutuhnya (tubuh – jiwa – roh).
Seksualitas dan Persona Manusia
• Hubungan seksualitas – Persona dapat dirumuskan sebagai berikut:
6/7/2023 97
Persona manusia diwujudkan dalam bentuk seksualitas tertentu yang dapat disebut “cara eksistensi” manusia, seksualitas menentukan “wajah” persona yang
menghayati hidupnya sebagai pria atau wanita dengan segala macam tahap dan seginya.

• Seksualitas personal punya nilai tersendiri, bukan alat, sehingga tak boleh diperalat untuk tujuan di luar persona. Ia memberi ciri pada persona
• Seksualitas bukan hanya bernilai karena berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu (prokreasi). Tanpa fungsi itu, ia juga punya nilai, misalnya ekspresi persona
dan mewujudkan nilai persona (dalam selibat) ---- perbedaaan: perbuatan ekspresif (pencetusan) dan perbuatan produktif.

• Seringkali perbuatan ekspresif itu lebih berharga. Persona bernilai karena persona, bukan karena berguna.
Seksualitas dan Persona Manusia

• Pemahaman Antropologi dualistis sangat sukar menerima “kenikmatan yang bersifat orgastis”, karena:
* mengeruhkan kejernihan rasio
* merendahkan martabat persona manusia

b. Arti Personal Perkawinan


• Perkawinan sebagai kemungkinan/cara persona mewujudkan diri

 Setiap orang mempunyai tugas/panggilan untuk mewujudkan diri:


* mengembangkan kemungkinan-kemungkinan
* mencetuskan cita-cita
* memilih salah satu cara untuk menemukan dan mewujudkan diri
 Perkawinan merupakan salah satu cara untuk mewujudkan diri, cara yang paling lazim.
• Cinta kasih personal

 Asas dan kekuatan hidup perkawinan


6/7/2023 98
 Cinta personal: memberi diri dalam keutuhan personal dan menerima serta menghargai persona karena diri persona itu (bukan karena apapun di luar itu:
sifat-sifat yang baik, bakat, kecantikan, dll).

 Konsekunesi cinta personal:


HANYA DIA, UNTUK SELAMANYA
Perkawinan monogam paling tepat!

* sifat persona: ketunggalannya, unik tak ada duanya, tak dapat ditukar
* menunjukkan nilai persona dan partner:
semartabat dan kesamaan hak
2. ARTI SOSIAL SEKSUALITAS DAN PERKAWINAN
a. Arti Sosial Seksualitas
• Beberapa unsur hubungan pria – wanita:
SEXUS: (libido) unsur jasmani seksualitas/fungsi-fungsi biologis. Motivasi: pemuasan desakan nafsu individual (bukan negatif). Sasaran: hal yang
merangsang, bukan persona (maka bisa saja tanpa persona).
EROS: unsur perasaan, emosi, kehangatan yang mengarah kepada kesenangan diri sendiri (untuk kepuasan diri sendiri).
PHILIA: kasih persahabatan, terarah kepada persona, saling memperkaya. Tidak terikat pada hal-hal jasmani/rohani.
STERGO: hubungan orang tua dan anak.
AGAPE: kasih adikodrati (Allah – manusia), cinta sejati. Berada untuk orang lain, untuk kepentingan yang dicintai.
PERSONALISASI DAN SOSIALISASI
• PERSONALISASI: Unsur-unsur seksualitas mendapat tempatnya masing-masing dalam keseluruhan pribadi, tak ada satu yang dominan.
Seksualitas personal: harus dibudayakan dan tercapai jikapersona menjadi pusat dan pengaturnya.
• SOSIALISASI: Proses personalisasi dalam hubungan dengan orang lain.

b. Arti Sosial Perkawinan

6/7/2023 99
• Fungsi prokreatif dan edukatif perkawinan

* Setiap perkawinan mempunyai fungsi sosial tersebut, maka setiap perkawinan harus terbuka kepada fungsi tersebut

* Tugas mengemban martabat sebagai sel masyarakat dan Gereja

*
Salah satu fungsi pokok perkawinan
BAGAIMANA JIKA PERKAWINAN MENYANGKALI FUNGSI ITU?????
• Status perkawinan: setiap orang yang menikah/kawin diberi status dalam masyarakat, maka masyarakat harus tahu perkawinan setiap orang.

2.3.5.2. SEGI RELIGIUS DAN ARTI SAKRAMENTAL PERKAWINAN

• PERKAWINAN: REALITAS DUNIA


SEGI RELIGIUS
SAKRAMENTAL 1. SEGI RELIGIUS PERKAWINAN

a. Pada umumnya
• Apakah segi religius itu sesuatu yang mendasar atau hanya diberi arti saja?
• Beberapa penjelasan segi religius perkawinan
* UU Perkawinan RI 1974, pasal 1 dan 2
*
Sosiologi budaya: perkawinan diberi arti keagamaan – upacara keagamaan
Pendasaran segi religius perkawinan
* UU Perkawinan RI 1974, penjelasan pasal 1 dan 2
*
Pada diri manusia sebagai makhluk religius
b. Secara Khusus: Katolik

• Perkawinan: gerejani dan kristiani, bukan hanya religius tetapi juga sakramental

6/7/2023 100
• Perkawinan gerejani:

* menurut hukum kanonik (forma canonica)

* lebih pada pernikahan: perbuatan atau upacara pria-wanita mengikat diri menjadi suami-isteri (matrimoniun infieri).

* mencetuskan segi sosial-eklesial perkawinan dan cinta kasih, bukan urusan privat saja, tetapi juga Tuhan dan jemaat.

• Perkawinan kristiani:

 berbeda dengan perkawinan gerejani, meskipun seharusnya sesuai juga

 perkawinan gerejani merupakan bentuk sosioeklesial dari perkawinan kristiani

 berbeda tetapi juga sama dengan perkawinan non-kristiani, karena mengandung aspek natural

Apa kekhasannya? Khas ≠ eksklusif: tak dipunyai pihak lain, tetapi lebih pada “BAGAIMANA SEHARUSNYA PERKAWINAN KRISTIANI ITU?”
Pendasarannya: ilmiah dan wahyu (ilmu dan iman)
2). Segi Sakramental Perkawinan

a. Beberapa catatan tentang pendasaran dalam KS dan tradisi

• Pendasaran KS
Tidak ada pendasaran langsung, hanya secara tidak langsung, misalnya Ef. 5, 21-32 (kasih Kristus dasar hidup suami-isteri).

• Pendasaran Tradisi o Ada bermacam-macam aspek yang mempengaruhi: liturgi, sosiologi, yuridis, dll....
6/7/2023 101
o Konsili Lateran II 1139: religiositas species
(sifat religius)

o Konsili Verona 1184: sacramentum


b. Struktur Sakramental Perkawinan dan Gereja

TANDA APA YANG DITANDAKAN

GEREJA: menandakan
SAKRAMEN INDUK RAHMAT Penganugerahan menyalurkan Allah dalam Kristus

7 SAKRAMEN: menandakan
PERKAWINAN CINTA PERSONAL menyangkut

menyalurkan Allah didukung umat


Gereja sebagai Sakramen

KRISTUS SABDA YANG MENJELMA,

6/7/2023 102
BUKTI CINTA ALLAH, PERJUMPAAN ALLAH – MANUSIA

GEREJA MENGAKTUALISASIKAN RAHMAT PENYELAMATAN


DALAM KRISTUS MELALUI TINDAKAN EKLESIALNYA

7 SAKRAMEN TINDAKAN EKLESIAL GEREJA


PERKAWINAN SEBAGAI SAKRAMEN

• Bila Gereja adalah sakramen, sedangkan perkawinan merupakan partisipasi dan representasi Gereja, maka perkawinan itu adalah sakramen sejauh merupakan
perwujudan Gereja. Jika demikian, tidak perlu harus ada teks eksplisit tentang perkawinan.

• Dua hal tentang sakramen Perkawinan:

* sebagai pertemuan dengan Kristus jaya beserta anugerahnya (GS 48,2)

6/7/2023 103
* sebagai pertemuan dengan Kristus dalam Gereja (GS 48,4; LG 11)

6/7/2023 104
2.4DIMENSI KEHIDUPAN MANUSIA
SOSIAL

ROH

FISIK JIWA
2.5DIMENSI/TYPE CINTA MANUSIA
STORGE

AGAPE

EROS PHILIA
EROS

• CINTA ROMANTIS.

• Cinta yang berkaitan dengan gairah seksual (sexual desire).

• Gairah seksual mendorong laki-laki dan perempuan untuk saling tertarik.

• Cinta Eros mendorong pasangan suami-isteri untuk melakukan hubungan seksual.

• Ketika mereka menikmati hubungan seksual, mereka mengalami physical intimacy, mengalami pengalaman menjadi satu daging

• Kepuasan seksual menjadi bagian essential dari physical intimacy. Kepuasan tersebut mempunyai pengaruh dalam seluruh dimensi kehidupan
seseorang.

• Oleh karena itu, kepuasan seksual yang baik dan benar harus selalu diupayakan dan dirayakan dalam setiap relasi perkawinan, antara suami dan isteri.
PHYSICAL INTIMACY

E
R
O
S

SUAMI ISTERI

INTIMACY

EROS ATTRACTION
STORGE • CINTA DALAM IKATAN KELUARGA

• Cinta yang dimiliki dan dialami seseorang karena ikatan keluarga atau komunitas (cinta orang tua terhadap anaknya, cinta anak terhadap orang tua, cinta
suami isteri, ikatan keluarga besar/sanak-saudara, ikatan komunitas).

• Cinta inilah yang akan menempatkan seseorang dalam lingkaran cinta seumur hidupnya dan mewariskannya kepada yang lain atau generasi berikutnya.

• Storge memberi pengalaman relasi sosial, dan sekaligus melatih seseorang untuk membangun relasi sosial yang sehat. Interaksi relasi keluarga (inti atau
luas) yang sehat akan menjadi dasar interaksi sosial yang sehat dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.

• …
STORGE

• Cinta storge inilah yang memberi pengalaman pertama dan pemenuhan akan intimasi sosial – social intimacy.

• Pengalaman intimasi sosial melalui pengalaman cinta storge ini akanmemberi dasar bagi seorang pribadi untuk mebangun relasi sosial yang sehat dan
lebih luas pada masa-masa berikutnya.

• Mereka yang menikmati cinta storge yang berlimpah akan menjadi pribadi-pribadi yang memiliki komitmen penuh pada komunitasnya.

• Cinta storge adalah dasar tatanan sosial yang sehat.


STORGE CYCLE
ORANG TUA

ANAK
PHILIA
• CINTA PERSAHABATAN

• Cinta Philia memberi ikatan persahabatan yang kuat untuk melewati berbagai badai kehidupan bersama.

• Sahabat adalah pribadi yang bisa diandalkan di saat suka dan duka.

• Dalam perkawinan suami-isteri adalah pria dan wanita yang menjalin persahabatan dalam jangka yang sangat panjang, seumur hidup mereka.

• …

PHILIA

• Suami-isteri ada untuk menjadi penopang pasangannya.

• Suami-isteri adalah sahabat yang sling mengandalkan/saling mengisi di saat suka dan duka, sepanjang hidup mereka, itulah arti persahabatan.

• Cinta Philia menghubungkan dua pribadi dengan ikatan jiwa yang sangat kuat.

• Philia memberikan pemenuhan psychological intimacy dalam diri seseorang. Memberi perasaan tenang, damai, bahagia, disisi seseorang yang dapat
diandalkannya.

• Cinta Philia adalah cinta yang bisa membuat seseorang tertawa dan menangis bersama dengan sahabatnya
PHILIA CYCLE
PRIBADI

PRIBADI
AGAPE

• Agape memiliki karakteristik sebagai cinta yang memberi nilai dan penghargaan pada pribadi yang dicintai.

• Cinta yang keluar dari hati karena penghargaan pada pribadi yang dicintai.

• Cinta Agape adalah kasih yang bertindak…melakukan tindakan kasih. Kasih sejati adalah kasih yang tidak pernah tinggal diam.

• Cinta kasih yang demikian hanya dimiliki oleh Tuhan Yesus Kristus.

• …

AGAPE

• Cinta kasih Agape adalah cinta kasih yang dianugerahkan oleh Allah bagi manusia…sebab cinta kasih Agape adalah “nature Allah”. Oleh karena
itu,hanya mereka yang “dilahirkan kembali dari Allah” yang memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang dalam cinta kasih Agape.

• Oleh karena itu, cinta kasih Agape dalam perkawinan, hanya bisa terjadi antara suami-isteri yang mewujudkan cinta kasih Allah…itulah perkawinan
sebagai sakramen.

• Semakin besar cinta kasih Agape yang diterima oleh seseorang, semakin besar pula cinta kasih Agape yang dipantulkan kepada orang lain.
AGAPE CYCLE

ALLAH

MANUSIA MANUSIA
HUBUNGAN DIMENSI KEHIDUPAN – DIMENSI CINTA

SOSIAL STORGE

ROH AGAPE

FISIK JIWA EROS PHILIA


2.6 SELIBAT BAKTI

• Seksualitas:
“Cara Khas Ada dan Berada-nya Manusia Laki-laki dan Perempuan”

• Realitas ADA (hakikat – potensi) dan BerADA- nya (cara – aktus – tindakan) manusia sebagai Laki-laki dan Perempuan menentukan manusia itu secara
keseluruhan. Menentukan siapa dia itu!

• Realitas tersebut menjadi pengalaman dasar/asasi yang menentukan dan mewarnai manusia dalam: sikap, pola tingkah laku, berpikir, merasa, berelasi...dll...
sebagai laki-laki atau perempuan.

• Maka, seksualitas merupakan segala sesuatu yang menentukan seseorang ada dan berada sebagai laki-laki atau perempuan.

• Seksualitas merupakan karisma (kekuatan, anugerah Roh), energi yang indah, baik, sangat kuat, dan suci yang diberikan Tuhan bagi manusia dialami dan
diwujudkan dalam seluruh aspek kehidupan.

• seksualitas merupakan daya dan dorongan untuk berkomunikasi, membangun persahabatan, mencintai, mempunyai afeksi, compassion, membangun intimasi
dalam relasi dengan diri, sesama, alam, dan Tuhan.

• Secara spiritual Evelyn Eaton dan James Whitehead melukiskan seksualitas sebagai suatu “pengharapan” orang-orang kristiani dewasa ini, untuk kembali
kepada keyakinan terbaik dalam peristiwa penjelmaan Sabda menjadi manusia (peristiwa penyelamatan). Dalam daging manusia bertemu Tuhan; dalam tubuh
kita kekuatan Allah berkarya, maka seksualitas manusia menjadi medium tempat cinta Allah menggerakkan kita untuk menyentuh, menciptakan,
menyembuhkan, dan menyelamatkan.

• Dengan demikian, seksualitas bukanlah sebagai suatu halangan terhadap daya rahmat Allah, melainkan justru menjadi suatu sarana bagi daya rahmat Allah
yang menyelamatkan.
116
• ADA: essere – esensial (hakikat – potensi).

• BERADA: esistere – eksistensial (actus – tindakan).

• ADA dan BERADA itu direalisasikan di dalam dan oleh manusia sebagai laki-laki atau perempuan di dalam seluruh bidang kehidupan melalui
kenyataan/dimensi: TUBUH – JIWA – ROH.

• SELIBAT BAKTI (HIDUP RELIGIUS) merupakan salah satu cara realisasi relasi ADA dan BERADA-nya manusia lakilaki atau perempuan secara paling
dalam dan paling intim melalui tindakan PEMBAKTIAN, yaitu memberi dan menerima di dalam CINTA KASIH ALLAH (1 Yoh 4:7-
21; ).

117
SELIBAT BAKTI

• Selibat berasal dari bahasa Latin dengan akar kata CAELEBS: tidak menikah (lajang atau duda).

• Istilah ini menunjuk pada situasi seorang pria yang tidak terikat dalam hidup berkeluarga.

• Ada beberapa istilah yang menunjuk pada tindakan tidak kawin/tidak menikah:

 CELIBACY: sebagai bentuk hidup tidak menikah (lawannya MARRIAGE).

 CONTINENCE: menunjuk pada tubuh orang selibat yang secara sadar tidak ingin menggunakan tubuhnya untuk tindakan persetubuhan.

 ABSTIENCE: menunjuk pada tubuh seorang yang sudah menikah, namun karena pilihan dan kesepakatan bersama tidak melakukan hubungan seks
karena alasan tertentu.

• Selain itu ada istilah lain yaitu:

 VIRGINITAS: Istilah yang dipakai pada awal sejarah Gereja. Dipahami sebagai keadaan fisik yang utuh, tidak pernah tersentuh dalam hubungan
seks dan merupakan simbol integritas spiritual dan pemberian diri. Para wanita tidak menikah dengan analogi bahwa mereka adalah “pasangan
Kristus”.

 CASTITAS: “Kemurnian”. Dengan istilah ini ingin diungkapkan kewajiban yang diterima oleh kaum religius. Keadaan tidak menikah, suatu
penolakan total terhadap hubungan seks yang kadang disebut dengan “castitas perfecta”
Istilah yang kita pakai
SELIBAT BAKTI atau
CONSECRATED CELIBACY

• Kata benda SELIBAT menunjuk pada kondisi hidup aktual kaum religius tanpa penyelidikan atau komentar tentang hidup kaum religius sebelumnya

118
• Kata BAKTI ingin menunjukkan pilihan bebas dan tetap. Hal ini mengimplikasikan secara kuat bahwa pilihan status hidup menyangkut praktik hidup
tidak menikah.
Mat 19:12

Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya,
dan ada orang yang dijadikan demikian
oleh orang lain, dan ada orang yang
membuat dirinya demikian karena
kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan
Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."
Kanon 573 § 1

“HIDUP YANG DIBAKTIKAN dengan pengikraran nasihat-nasihat Injil


adalah bentuk hidup yang tetap
dengannya orang beriman, yang atas
DORONGAN ROH KUDUS mengikuti
Kristus secara lebih dekat, dipersembahkan secara utuh kepada Allah yang paling dicintai…”.

• Dari pernyataan itu dapatlah ditarik makna selibat pada umumnya merupakan pilihan HIDUP YANG DIBAKTIKAN demi Kerajaan Allah (bdk. Mat.
19:12). Kata dibaktikan (consecrare) mempunyai arti luas bisa menguduskan, menakdiskan, menarik diri dari dunia dan secara khusus diperuntukan
bagi Allah (bdk. LG, 44; VC, 30).

• Tujuan dari hidup selibat dalam kaitannya dengan pilihan hidup yang dibaktikan adalah mengikuti Kristus secara lebih dekat (pressius), semuanya itu
karena motivasi yang didorong oleh KUASA ROH KUDUS. Tanpa Roh Kudus, kehidupan selibat tidak akan tercapai dengan sempurna.

• Selain itu tujuan hidup selibat dalam konteks hidup yang dibaktikan adalah PERSEMBAHAN DIRI SECARA TOTAL KEPADA ALLAH YANG
DICINTAINYA. Jadi selibat adalah sebuah KARUNIA RAHMAT ISTIMEWA yang diberikan kepada seseorang yang terpanggil mengikuti Kristus
secara lebih dekat.

119
SELIBAT BAKTI
• SELIBAT BAKTI merupakan
TANGGAPAN dan PILIHAN BEBAS SEORANG PRIBADI dengan berdasar pada KARUNIA DAN MOTIVASI RELIGIUS untuk tidak berhubungan
seks dan berjanji seumur hidup kepada Kristus yang secara kelihatan disimbolkan dengan tidak menikah.
Dua hal penting:

1. SELIBAT BAKTI ADALAH KARISMA, suatu pemberian cuma-cuma, dan panggilan Allah kepada pribadi tertentu. Selibat bakti tidak bisa diperoleh
melalui usaha-usaha pribadi maupun dianugerahkan melalui jabatan. Selibat bakti merupakan pemberian Allah. Di sini, seorang pribadi yang merasa
dipanggil untuk selibat bakti membutuhkan suatu DISCERNMENT yang sungguh hati-hati terhadap realitas penggilan maupun kehendak untuk
menanggapinya.
Dua hal penting:

2. Hanya karena melalui MOTIVASI RELIGIUS, selibat mewujudkan hidup bakti secara sejati. Sebab, ada banyak motivasi untuk hidup tidak menikah.
Maka, perlu diuji dalam konteks kehidupan dan budaya kontemporer. KOMITMEN UNTUK SECARA SEMPURNA BERTARAK DARI
HUBUNGAN SEKS merupakan pokok dari janji dan hidup selibat bakti!

120
Motivasi selibat bakti

• Motivasi yang benar (valid motivations) SELIBAT SEBAGAI UNGKAPAN SIMBOL PENGALAMAN RELIGIUS (symbolic expression of this
religious experience). Relasi intim dengan Allah, komitmen kekal kepada Kristus yang disimbolkan dengan tidak menikah (hubungan seks)! Kesatuan
dengan Kristus adalah kesatuan mistik dengan tujuan pada perubahan total yang mengarah pada Kristus. Suatu pilihan atau disposisi untuk tinggal
(menyerupai/ambil bagian) pada satu PRIBADI. SELIBAT SEBAGAI SUBLIMASI NALURI SEKSUAL (sexual sublimation). Selibat merupakan
pengangkatan nilai seksualitas. Dengan/melalui selibat seseorang diantar untuk mengungkapkan keinginan seksualitas ke dalam suatu taraf yang lebih tinggi.
SELIBAT SEBAGAI SARANA. Selibat bukan menjadi pilihan langsung, bukan juga sebagai ungkapan simbolis hubungan mendasar dalam hidup atau
sebagai cara yang terbaik dalam menyalurkan energi spiritual. Selibat adalah sarana.
Motivasi selibat bakti

• Motivasi yang semu (invalid motivations)

Motivasi yang semu itu, misalnya: ketakutan akan seks, takut menikah, takut pada orang tua, takut dan benci pada jenis seks yang lain, keinginan untuk
menikmati hubungan seks yang sama, penolakan diri, ……….dll.
Karakteristik Selibat Bakti

• Selibat bakti secara esensial merupakan pilihan bebas. Ada dua ciri atau tanda selibat bakti yang tidak sama dengan kemiskinan dan ketaatan, yakni sebagai
unsur penting dan pilihan hidup religius. Selibat bakti merupakan karisma yang tidak diberikan kepada semua orang dan merupakan pilihan bebas.

• Selibat bakti merupakan pilihan yang positif. Pilihan untuk hidup selibat menampakkan relasi yang INTIM DENGAN ALLAH dan merupakan DEDIKASI
PRIBADI PADA UMAT ALLAH. Selibat bakti merupakan disposisi akhir yang diputuskan secara mantab dan tampak dalam kualitas hidup. Selibat bakti
menyempurnakan kewajiban untuk bertarak dari hubungan seks, konsekuensinya, implikasi cinta kepada Kristus secara ekslusif itu diungkapkan dalam pilihan
untuk tidak menikah demi Kerajaan Allah. Analog dengan kesetiaan dalam hal seksual perkawinan monogami.

• Selibat bakti sebagai pilihan seumur hidup bertarak dari hubungan seks. Selibat bakti merupakan UNSUR POKOK DALAM KAUL-KAUL RELIGIUS!
Dimensi Seksualitas Selibater

• Seksualitas merupakan karisma, daya/energi yang luar biasa, indah dan suci!

121
• Seksualitas selibater memuat beberapa dimensi yang secara simultan menggerakkan seluruh daya diri selibater untuk semakin tumbuh dan berkembang
dalam cinta terhadap diri, sesama, alam dan Tuhan.
Dimensi Seksualitas Selibater

• DIMENSI BIOLOGIS. Selibater menyadari dan menemukan bahwa dirinya mempunyai tubuh dan hidup, yang merupakan ungkapan atau bahasa diri.

• DIMENSI KOGNITIF. Selibater memiliki pemahaman, kesadaran dan pandangan tentang diri dan realitas di luar dirinya.

• DIMENSI AFEKTIF. Selibater memiliki daya rasa-perasaan sebagai daya konstruksi ke-aku-an, hermeneutik diri pribadi dan makna perayaannya serta relasi-
relasinya.

• DIMENSI SOSIAL. Selibater menyadari bahwa dirinya bukan hanya untuk dirinya sendiri. Ia bersama orang/yang lain, intrapersonal dan interpersonal. Perlu
norma dan budaya.

• DIMENSI ETIS-MORAL. Selibater memiliki kemampuan menakar dan menilai tindakan dalam mengintregrasikan daya seksualitasnya yang direalisasikan
secara arif-bijaksana.

• DIMENSI SPIRITUAL. Selibater mengalami intimitas relasi dirinya yang berseksual dengan Tuhannya.
Selibater dan dorongan seksualitas
Ada beberapa alternatif pengolahan energi/daya seksualitas:

• REPRESI. Tindakan seorang selibater yang mengesampingkan pengalaman seksual dari kesadarannya dengan cara menganggapnya tidak ada. REPRESI INI
NEGATIF!

• SUPRESI. Didasarkan pada kesadaran akan tindakannya. Selibater mengatakan “tidak” pada sesuatu yang sebenarnya “ya”. Ia menerima adanya hasrat
seksualnya, tetapi dengan sadar ia mengatakan tidak untuk mengikuti dorongan tersebut. Supresi sering juga disebut mortifikasi, yakni mematikan sesuatu
dalam diri demi sesuatu nilai yang lain.

• SUBLIMASI. Tindakan mengarahkan energi seksual pada suatu kegiatan lain. Tindakan itu dilakukan karena kesadaran bahwa hal tersebut bertentangan
dengan nilai yang mau dikejar.

122
Selibater dan dorongan seksualitas

• GRATIFIKASI. Suatu tindakan pelampiasan energi seksual dengan cara pemuasan fisik melalui masturbasi atau sanggama. HAL INI JELAS
BERTENTANGAN DENGAN REALITAS HIDUP SELIBAT!

• INTEGRASI berarti menyadari energi seksual dengan segala dorongannya sebagai manifestasi keseluruhan pribadi manusia. Pada tataran ini selibater diantar
kepada kesadaran akan nilai yang lebih dalam dari yang ada, mengharagai diri dan orang lain. Energi seksualitas disadari dalam kehidupan selibat menjadi
persembahan kepada Tuhan sebagai wujud cinta. Ia bersyukur atas dorongan itu dan menyatukannya dengan energi spiritual. Penyatuan itu membangkitkan
gairah/semangat baru bagi pelayanan kasih kepada Tuhan dalam diri sesama, melalui perhatian dan ketekunan dalam perutusannya. Maka, INTEGRASI
MERUPAKAN IDENTIFIKASI DAN PERWUJUDAN DIRI YANG PALING SESUAI DENGAN CARA HIDUP SELIBAT BAKTI.
Selibat dan Persahabatan
Meskipun selibat bakti membuat segala ikatan manusiawi menjadi relatif, tetapi selibat bakti juga membangkitkan suatu keutamaan manusiawi, yaitu
PERSAHABATAN.
• Kesadaran akan perbedaan antara persahabatan sejati dan yang semu.
Persahabatan sebagai pembaktian demi kesejahteraan seutuhnya bagi orang lain.
Persahabatan yang membangun persekutuan.
Persahabatan yang menciptakan kesadaran akan kewajiban.
Persahabatan yang menambah semangat dalam hidup religius.
Selibat dan Persahabatan

• Kesadaran akan perbedaan antara persahabatan selibater dan persahabatan perkawinan. Perkawinan melibatkan aspek genital sebagai cirinya yang khas!

• Kedewasaan afektif dan seksual yang cukup.

• Disiplin diri.

• Kearifan dan sikap realistis

123
• Kesadaran akan makna dasar kehidupan selibat

• Bimbingan oleh pihak ketiga

Kata Penutup

Selibat dan seksualitas merupakan kenyataan utuh yang


integral.
Selibat mendinamisasi diri dalam seksualitas,

sebaliknya seksualitas mengintensifkan diri dalam selibat.

124

Anda mungkin juga menyukai