Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Studi Kasus
Kepemimpinan pada Quality Technology Division di PT Astra Honda Motor.” untuk Mata
Kuliah Struktur, Proses, dan Perilaku Organisasi, serta dapat mengumpulkannya tepat waktu.
Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan pada
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Statement of Authorship...................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................................6
BAB II.............................................................................................................................................7
TINJAUAN LITERATUR..............................................................................................................7
2.1 Teori Kepemimpinan........................................................................................................7
2.2 Contingency Theory..........................................................................................................8
2.3 Contemporary Theory.......................................................................................................8
2.4 Tipe-Tipe Kepemimpinan.................................................................................................9
2.5 Kepemimpinan Positif.....................................................................................................10
BAB III..........................................................................................................................................11
PROFIL PERUSAHAAN..............................................................................................................11
3.1 Pengenalan Singkat..............................................................................................................11
3.2 Profil Perusahaan.................................................................................................................11
BAB IV..........................................................................................................................................13
HASIL PENELITIAN...................................................................................................................13
4.1 Langkah-Langkah Penelitian...............................................................................................13
4.1.1 Identifikasi Permasalahan..............................................................................................13
4.1.2 Menyusun Landasan Teori............................................................................................13
4.1.3 Memilih Instrumen Penelitian.......................................................................................14
4.1.4 Pengumpulan Data.........................................................................................................15
4.1.5 Pengolahan Data............................................................................................................15
4.1.6 Penulisan Laporan Hasil Penelitian...............................................................................15
3
4.2 Analisis Hasil Penelitian......................................................................................................16
4.2.1. Mengetahui Gaya Kepemimpinan pada PT. AHM......................................................16
4.2.2. Mengetahui Dampak Pandemi terhadap Gaya Kepemimpinan PT. AHM...................18
4.2.3. Regenerasi Calon Pemimpin pada PT. Astra Honda Motor.........................................19
BAB V...........................................................................................................................................21
KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................................21
LAMPIRAN..................................................................................................................................22
Transkrip Wawancara................................................................................................................22
Dokumentasi..............................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................28
4
BAB I
PENDAHULUAN
Percetakan adalah industri yang memproduksi massal tulisan atau gambar pada media
cetak seperti kertas dengan menggunakan mesin cetak. Dalam proses pembuatannya akan
menggunakan tinta diatas media tertentu serta dikerjakan menggunakan mesin cetak khusus.
Percetakan menjadi bagian penting yang tidak bisa ditinggalkan seperti dalam penerbitan buku –
buku, majalah serta percetakan koran ataupun percetakan transaksi. Seiring perkembangan
permintaan kebutuhan cetak yang terus meningkat membuat banyak bisnis percetakan harus
bersaing untuk menciptakan produk-produk berkualitas dan mengikuti trend. Dibutuhkan tenaga-
tenaga kerja yang memiliki kinerja tinggi, inovatif serta komunikatif dan dapat bekerjasama
dengan tim yang baik.
Mencapai kesuksesan di pasar percetakan saat ini tentu dibutuhkan kinerja perusahaan
yang baik dan terorganisir. Sebuah organisasi, divisi atau bahkan perusahaan yang sukses tentu
tak luput dari sesosok pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mengorganisir karyawannya
dengan baik. Seorang pemimpin juga harus dapat menentukan gaya kepemimpinan yang efektif
untuk memimpin orang-orang di bawahnya untuk menuju pencapaian visi atau serangkaian
tujuan perusahaan. Cara kepemimpinan yang efektif ini sangat lah penting karena berdampak
langsung kepada kegiatan operasional perusahaan secara keseluruhan. Kemampuan seorang
pemimpin menghadapi tantangan seperti SARA, perbedaan gender, dan pergeseran bentuk
kepemimpinan di-era digital maupun pergeseran gaya kepemimpinan akibat perubahan
globalisasi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa pertanyaan yang akan menjadi dasar dari
penulisan makalah ini adalah:
Atas dasar rumusan masalah serta latar belakang penelitian, berikut adalah tujuan dari
penulisan makalah ini :
6
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat esensial dalam suatu organisasi.
Pengertian kepemimpinan itu sendiri adalah sebuah rangkaian aktivitas penataan berupa
kemampuan seseorang dalam mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu,
tujuannya agar bersedia bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. jian
Teori Menurut Pamuji (dalam Nawawi, 2006;37) Kepemimpinan (leadership) kepemimpinan
merupakan kualitas hubungan atau interaksi antar si pemimpin dan pengikut dalam situasi
tertentu, sedangkan management merupakan fungsi atau status atau wewenang (authority); jadi
kepemimpinan menekankan kepada pengaruh terhadap pengikut (wibawa) sedangkan
management menekankan pada wewenang yang ada . Salah satu peran kepemimpinan yang
termasuk penting dalam pengelolaan suatu organisasi adalah mengintegrasikan berbagai kegiatan
yang diselenggarakan oleh satuan kerja dalam organisasinya demi terjaminnya kesatuan gerak
agar diperoleh tingkat kinerja karyawan yang baik. Dengan demikian pengembangan kinerja
kerja hanya dapat diperoleh gambaran dari dedikasi, loyalitas, kesungguhan disiplin, ketepatan
dalam menggunakan metode atau cara bekerja yang tampak selama karyawan melakukan volume
atau beban kerjanya. Berikut ini beberapa definisi kepemimpinan menurut para ahli yakni :
1. Menurut Handoko, (2001 : 294) Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai
seseorang untuk mempengaruhi orangorang lain agar bekerja mencapai tujuan dan
sasaran.
2. Pamuji (dalam Nawawi, 2006;37) memandang bahwa leadership menggantungkan diri
pada sumber-sumber yang ada dalam dirinya 6 (kemampuan dan kesanggupan) untuk
mencapai tujuan, sedangkan management mempunyai kesempatan untuk mengerahkan
dana dan daya (funds and forces) yang ada didalam organisasi untuk mencapai tujuan
secara efisien dan efektif.
3. Menurut Young (dalam Kartono, 2003;23) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk
dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak
orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan
memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
7
4. Menurut Northouse (dalam Husain, 2011;48), kepemimpinan dalah proses untuk
mempengaruhi individu-individu dalam kelompok dalam rangka pencapaian tujuan
bersama.
5. Nawawi (2006 : 127-128) Kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu proses
mempengaruhi aktifitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi
tertentu. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan
mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian
khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan
organisasi atau kelompok
1. Demokratis : Tipe Demokratis ini merupakan tipe yang paling banyak melibatkan
kontribusi bawahan dalam pengambilan sebuah keputusan. Seorang pemimpin yang
demokratis juga menawarkan komunikasi aktif antara atasan dan bawahan. Untuk
menjalankan gaya kepemimpinan seperti ini dibutuhkan keberanian, kejujuran,
kecerdasan, kreativitas serta kompetensi yang baik. Berdasarkan banyak data dan statistik
tipe kepemimpinan demokratis ini merupakan tipe kepemimpinan yang paling disukai
orang.
2. Otokratis/Otoriter: Tipe Otokratis ini merupakan sebuah kepemimpinan yang sangat
bergantung pada sikap seorang atasan itu sendiri. Dalam pengambilan keputusan
organisasi, biasanya pemimpin otokratis atau otoriter ini cenderung tidak meminta
masukkan dari anggotanya. Pemimpin tipe ini memiliki ambisi yang sangat kuat, dan
8
selalu mengharapkan pelaksanaan yang cepat dan tanggap dari bawahannya
3. Strategis : Pemimpin yang memiliki tipe ini sering dianggap sebagai seorang pemimpin
yang paling ideal dalam memimpin sebuah perusahaan. Biasanya pemimpin strategis
tidak hanya berasal dari orang orang level atas suatu perusahaan. Pemimpin ini biasanya
dipilih untuk tujuan yang lebih luas agar bisa menciptakan kinerja yang baik untuk
sebuah perusahaan .
9
4. Liberal : Tipe liberal ini adalah tipe yang memberikan kebebasan kepada anggotanya
untuk melakukan tugasnya. Cara yang biasa dilakukan oleh pimpinan liberal ini adalah
membuat anggotanya nyaman, agar tugas yang diberikan kepadanya cepat selesai.
Pemimpin dengan tipe seperti ini cenderung tidak banyak mengintervensi namun tetap
mengawasi kinerja karyawannya.
Kepemimpinan positif adalah suatu kepemimpinan atau bisnis yang selalu berasumsi
karyawan harus menuju pada aspirasi tertinggi manusia, mengutamakan dan menonjolkan
“affirmative bias”, dan juga pengalaman pengalaman positif karyawan dan karakteristik serta
kekuatan ketimbang hal hal yang negatif atau kelemahan. Menurut Cameron (Cameron,2008,
2013), kepemimpinan positif atau positive leadership memiliki 4 dimensi:
Kepemimpinan positif sendiri memiliki tujuan utama untuk memberikan perubahan positif pada
masyarakat luas dan mencapainya melalui sebuah kinerja yang unggul. Positive leadership juga
harus mengutamakan dan menonjolkan “affirmative bias” pengalaman pengalaman positif
karyawan, berfokus utama pada optimisme bukan pesimisme.
10
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
PT Astra Honda Motor merupakan anak perusahaan dari PT Astra International yang
bergerak pada bidang manufaktur & distribusi sepeda motor terbesar di Indonesia. PT Astra
Honda Motor menghadirkan solusi mobilitas dengan kualitas produk terbaik yang mampu
memenuhi kebutuhan konsumen dengan sistem manajemen kelas dunia, konsisten dalam
berinovasi terhadap produk dan teknologinya, serta senantiasa berkontribusi pada berbagai
bidang. Seperti, keselamatan berkendara, pendidikan, lingkungan, dan pemberdayaan
masyarakat.
11
menciptakan kegembiraan bagi konsumen dan
berkontribusi kepada masyarakat Indonesia.
12
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Seiring berkembangnya waktu, dunia bisnis menjadi semakin kompetitif dan banyak
perusahaan baru yang berkembang. Sehingga, dibutuhkan seorang pemimpin yang kuat dan
manajemen yang kuat untuk menunjang efektivitas sebuah perusahaan yang optimal. Akan
tetapi, terdapat berbagai jenis penerapan kepemimpinan yang efektif untuk karyawan dan
tidak mudah menyesuaikan hal tersebut. Maka dari itu, setiap organisasi memiliki cara
kepemimpinan yang berbeda dengan tujuan agar seorang pemimpin dapat menciptakan visi
masa depan dan menginspirasi anggota organisasi untuk mencapai visi yang ditujukan.
Dalam makalah ini, penulis melakukan observasi terhadap Quality Technology Division PT
Astra Honda Division untuk melihat strategi perusahaan dalam penerapan kepemimpinan
yang tepat.
Untuk dapat memimpin sebuah organisasi dengan tepat, pemimpin harus mengetahui
bagaimana model kepemimpinan yang efektif untuk mempengaruhi kelompok menuju
pencapaian visi atau serangkaian tujuan. Tertulis pada buku karangan Stephen P. Robbins
& Timothy A. Judge, Organizational Behaviour, teori kepemimpinan meliputi beberapa
hal, diantaranya:
a. Contingency theories
Teori organisasi yang mengklaim bahwa tidak ada cara terbaik untuk mengatur
perusahaan, untuk memimpin perusahaan, atau untuk membuat sebuah keputusan.
b. Contemporary theories
13
Leader–member exchange (lmX) Theory, Charismatic Leadership, Transactional and
Transformational leadership
c. Responsible leadership
d. Positive leadership
Instrumen penelitian yang penulis pilih adalah melakukan wawancara dengan narasumber
terpercaya, yaitu Mas Hendri Wardoyo, selaku supervisor quality technology division PT
14
Astra Honda Motor. Dengan demikian, data yang penulis peroleh dapat lebih akurat dan
benar-benar nyata terjadi di dalam PT. Astra Honda Motor. Wawancara dilakukan pada
hari Sabtu, 12 Juni 2021 pada pukul 8.30-10.00 dengan metode daring melalui google
meet.
Email: Hendriyanto.wardoyo@astra-honda.com
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara terhadap narasumber. Selain itu,
penulis juga meminta data perusahaan terhadap narasumber guna melakukan penelitian
lebih lanjut, sehingga dapat memberikan gambaran yang tepat bagi pembaca makalah.
Setelah seluruh data terkumpul, penulis melakukan analisis terhadap hasil wawancara dan
kajian terkait data yang dikumpulkan untuk dijadikan laporan sebagai bentuk pembelajaran.
Data yang sudah terkumpul juga diolah untuk menjadi dasar penolakan atau penerimaan
hipotesis.
Tahap terakhir dari langkah penelitian adalah menulis laporan hasil penelitian yang
diharapkan dapat menjadi manfaat bagi penulis dan juga pembaca makalah.
15
4.2 Analisis Hasil Penelitian
Kultur Perusahaan
Setiap perusahaan pastinya tidak terlepas dari yang namanya kultur atau budaya
perusahaan. Perusahaan Astra Honda Motor memiliki kultur atau budaya perusahaan sendiri
yang dibangun oleh karyawan yang ada didalamnya. Kultur perusahaan yang ada di PT
AHM sendiri yaitu komunikasi antara karyawan atau staff dengan manajer maupun direktur
perusahaan sangat fleksibel dan lancar. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya ada
“barrier” antara karyawan dengan manajer yang menjadikan karyawan tidak segan untuk
berbicara dengan manajernya. Dengan tidak adanya “barrier” tadi justru membangkitkan
atau membangun respect karyawan terhadap manajernya. Jika karyawan sudah
membangkitkan dan ada rasa respect terhadap manajernya, maka manajer tersebut juga
memberikan rasa respect terhadap karyawannya dengan mendengarkan aspirasi atau
curhatan dari karyawannya.
Memasuki masa pandemi Covid-19 ini, kultur perusahaan juga ikut berubah. Kultur
perusahaan yang berubah berdampak pada kegiatan dan kinerja semua karyawan dan
manajer di perusahaan tersebut. Sebelum pandemi Covid-19, biasanya perusahaan
menghabiskan budget training dengan cara membuat acara “Family Gathering” untuk
seluruh karyawan yang bertujuan meningkatkan bonding antara karyawan. Kedua, ada satu
hari yang bernama “Family Day” yaitu libur satu hari untuk jalan-jalan karyawan. Ketiga,
adanya apresiasi produksi yang dimana setiap karyawan mendapatkan bonus yang dihitung
berdasarkan kinerja karyawan tersebut.
Namun, perusahaan tetap menjaga konsistensi dalam gaya kepemimpinan. Berdasarkan
buku karangan Stephen P. Robbins & Timothy A. Judge, Organizational Behaviour, AHM
menggunakan sistem kepemimpinan transactional dan transformational leadership,
bagaimana seorang pemimpin membimbing atau memotivasi pengikut mereka, serta
menginspirasi pengikut mereka agar dapat melampaui batas diri mereka sendiri, sehingga
karyawan dapat memberikan pengaruh yang mendalam bagi perusahaan dan visi yang
ditujukan tercapai.
16
Komposisi Pemimpin
Setiap perusahaan pastinya memiliki komposisi untuk pemimpin yang berbeda-beda. Hal
tersebut bertujuan agar terbangunnya kinerja karyawan yang lebih bagus dan membangun
lingkungan kerja yang nyaman. Untuk PT Astra Honda Motor sendiri memiliki kriteria
komposisi pemimpinnya sendiri. Contohnya adalah untuk dibagian pabrik atau kegiatan
manufaktur biasanya dan lebih diprioritaskan adalah laki-laki. Hal tersebut dikarenakan laki-
laki biasanya lebih mengerti hal-hal yang berhubungan dengan mesin-mesin. Untuk
perempuan, ditempatkan dibagian administrasi dan finance yang bertempatkan di kantor PT
Astra Honda Motor. Hal tersebut dikarenakan perempuan tidak cocok ditempatkan di pabrik
dan lebih teliti dan mahir perihal administrasi dan finance dibandingkan laki-laki.
17
guideline kepada karyawan baru agar pekerjaannya lebih rapi dan bagus. Dengan cara
tersebut, karyawan-karyawan baru bisa lebih mengerti tentang pekerjaannya.
Selain itu, ada berbagai macam cara juga dalam hal membangun kepercayaan pemimpin
terhadap karyawannya dan lingkungan pekerjaan. Hal yang sama dilakukan dalam
membangun pemimpin kepercayaan terhadap karyawan. Dengan cara, langsung
memberikan pekerjaan kepada karyawan baru, tidak memandang salah atau benar, lebih
baik salah daripada tidak melakukan pekerjaan sama sekali.
Seorang manajer di PT Astra Honda Motor memiliki cara sendiri dalam melakukan
mentoring kepada karyawan baru dan karyawan lama. Seorang manajer di PT Astra Honda
Motor melihat kapasitas dari karyawan tersebut. Jika karyawan tersebut memiliki kapasitas
yang besar, maka perlakuan dari seorang manajer berbeda dengan karyawan dengan
kapasitas kecil. Kapasitas yang dimaksudkan pada hal tersebut adalah kalau kapasitas besar
berarti karyawan tersebut sudah memiliki pengalaman kerja yang lama, sedangkan kapasitas
kecil adalah karyawan yang fresh graduate atau pengalaman kerja yang sedikit.
18
bawahannya. Namun, kesulitan tetap terjadi akibat adanya dampak pandemi. Hanya saja
beberapa budaya perusahaan, seperti outbound yang berguna untuk memperkuat hubungan
antar karyawan ditiadakan selama masa pandemi. Tetapi, pihak manajemen AHM tetap
dapat membangun ekspektasi positif yang berguna untuk membangun kepercayaan antar
karyawan dan manajer, sehingga karyawan lebih berani mengambil risiko, mengungkapkan
pendapat, bekerja sama dengan baik, dan produksi perusahaan ikut meningkat. Kemudian,
manajer tetap dapat mendukung karyawan yang kurang berpengalaman dengan baik.
19
AMMP yaitu syarat ketika ingin menjadi manajer pada perusahaan Astra. Lalu, ada AGMP
yaitu ketika ingin menjadi general manager.
20
BAB V
Berkembangnya kinerja perusahaan dapat ditentukan dengan adanya pemimpin yang ada
diperusahaan tersebut. Pemimpin yang mempunyai komposisi pemimpin yang bagus akan
meningkatkan kinerja perusahaan dan kinerja karyawannya. Seorang pemimpin dapat
membangun kultur perusahaan yang nyaman bagi karyawannya. Dengan cara, memperlancar
komunikasi antara pemimpin dengan karyawan atau karyawan dengan karyawan yaitu dengan
melakukan komunikasi tanpa “barrier” antara pemimpin dengan karyawan agar karyawan lebih
hormat kepada pemimpin. Selain itu, seorang pemimpin di setiap perusahaan harus memiliki
komposisi pemimpin yang pas. Contohnya seperti pemimpin laki-laki ditempatkan di pabrik
karena lebih mengerti mesin sedangkan pemimpin perempuan ditempatkan di kantor pada bidang
administration atau finance. Hal yang membuat kuatnya sosok pemimpin adalah membangun
kepercayaan kepada karyawannya. Pemimpin bisa langsung memberikan pekerjaan kepada
karyawannya, tidak memandang salah atau benar, jika salah langsung direvisi oleh
pemimpinnya. Pandemi Covid-19 membuat gaya kepemimpinan di PT Astra Honda Motor
berubah tetapi tidak signifikan. PT Astra Honda Motor tetap melakukan mentoring kepada
karyawannya, tetapi outbond atau family gathering yang biasanya dilakukan sebelum pandemi
covid-19 tidak dilakukan. Regenerasi untuk calon pemimpin juga dilakukan oleh PT AHM untuk
ganti periode kepemimpinan. Ada cara yang dilakukan oleh PT AHM dalam melakukan
persiapan regenerasi kepemimpinan yaitu dengan melakukan mentoring dan pelatihan melalui
beberapa tahapan.
21
LAMPIRAN
Transkrip Wawancara
Narasumber: PT Astra Honda Motor adalah anak perusahaan PT Astra International, perusahaan
production dan assembling. Hasil merger dari perusahaan Honda Federal, Honda
Motor, dan Honda Jepang. Tidak seratus persen AHM melakukan produksi, hanya
engine block, frame body, dan cover motor saja sisanya mengambil dari supplier.
Dan perusahaan yang menyuplai berasal dari anak perusahaan astra juga.
Pewawancara: Bagaimana gaya kepemimpinan pada quality technology division PT Astra Honda
Motor dan dampak bagi setiap karyawannya?
Narasumber: Jadi tugas dari quality technology division yaitu memastikan kualitas dari teknologi
yang digunakan terjaga dengan baik. Dan gaya kepemimpinan disana tidak ada
kesenjangan dari senior dan junior. Pemimpinan disana tidak hanya menyuruh
seenaknya, tetapi juga memberikan contoh kepada karyawannya. Jadi karyawan
atau bawahannya menjadi respect terhadap pemimpin. Bisa dibilang pemimpin
demokratis.
Pewawancara: Apa yang dilakukan manajer di PT Astra Honda Motor apabila terdapat karyawan
yang mengalami demotivasi kerja?
Narasumber: Biasanya karyawan ada yang ingin bercerita dan tidak ingin bercerita apabila
terjadi demotivasi kerja. Dalam kasus yang saya alami, saya pernah mengalami
demotivasi dan mencoba bercerita ke atasan. Ketika karyawan bercerita terhadap
atasan. Atasan mendengarkan dan mencoba memberikan saran terkait masalah
yang dihadapi karyawannya. Jadi tidak hanya mendengarkan dan mendiamkan
saja.
Narasumber: Setiap manajer mempunyai perlakuan yang berbeda-beda sebenarnya. Tetapi pada
pengalaman saya pada saat menjadi anak baru, manajer saya pada saat itu adalah
22
tipe orang yang membiarkan karyawannya mengerjakan pekerjaan, bicara soal
hasil adalah urusan belakangan. Lalu, manajer lain ada yang memberikan
instruksi (guideline) kepada karyawan sebelum mengerjakan sesuatu. Dari hal
tersebut ada kelebihan dan kekurangan, manajer pertama membuat saya dapat
belajar hal baru lebih banyak karena dapat mengeksplorasi lebih, tetapi sering
terjadi kesalahan yang dilakukan oleh saya karena tidak ada panduan. Manajer
kedua memberikan arahan, sehingga saya menjadi lebih tau hal yang harus
dilakukan dan kesalahan dapat diminimalisir.
Narasumber: Saat ini saya punya beberapa karyawan, tetapi yang menjadi masalah ketika
memimpin karyawan yang memiliki umur jauh diatas saya. Dan yang saya lakukan
tetap menunjukan rasa sopan dan memberikan contoh yang benar, serta menjaga
respect yang telah dibangun. Lalu, yang terpenting jangan pernah menyalahkan
karyawan, lebih baik secara langsung memberikan solusi daripada menyalahkan.
Pewawancara: Apakah dari PT Astra terdapat arahan dari atas bagaimana cara memimpin
karyawan?
Narasumber: Pada perusahaan Astra terdapat pelatihan manajemen dalam perusahaan Astra,
salah satunya Astra Attachment Program (AAP) yaitu pengenalan singkat pada
manajemen perusahaan Astra. Kemudian Astra Basic Management Program
(ABMP), yaitu tentang leadership pada perusahaan Astra. Kemudian AMMP
yaitu syarat ketika ingin menjadi manajer pada perusahaan Astra. Lalu, ada
AGMP yaitu ketika ingin menjadi general manager.
Narasumber: Setiap semester terdapat report pada perusahaan Astra. Pada laporan tersebut
terdapat poin untuk kenaikan level. Penilaian tersebut didasari pada beberapa
23
aspek, aspek
24
paling besar yaitu dampak kinerja karyawan terhadap perusahaan untuk
melakukan inovasi, biasanya yang berhubungan dengan cost reduction. Laporan
tersebut berdasarkan perspektif manajer dan biasanya dari laporan tersebut kita
bisa melihat kinerja karyawan baik atau tidak, tetapi pada perusahaan Astra
sendiri hampir tidak pernah terdapat kinerja buruk dari karyawan, sehingga
hampir tidak pernah ada kompensasi. Biasanya kalau ada yang berperilaku buruk
terdapat surat peringatan, apabila tiga kali mendapat peringatan akan berakibat
pemecatan.
Narasumber: Pada perusahaan Astra lebih melihat kapasitas seseorang, bukan melihat lama atau
tidaknya karyawan. Perlakuan kapasitas karyawan yang kurang memenuhi standar
pastinya lebih sering diawasi.
Narasumber: Dikarenakan AHM merupakan perusahaan otomotif, pada bagian pabrik atau
produksi mayoritas pemimpin adalah pria, tetapi untuk bagian finance, HR, dan
sebagainya atau non-production pemimpin wanita juga banyak. Tetapi tidak semua
general manager adalah pria, ada juga yang wanita
Pewawancara: Apakah terdapat gap antara karyawan dengan pemimpin asing (Jepang) dalam
bekerja?
Narasumber: karyawan lokal dan asing sangat sering meeting dan bekerja sama. Dalam
perspektif saya pemimpin atau karyawan Jepang menjunjung tinggi sifat
25
nasionalisme. Contohnya, ketika ingin membeli barang dari supplier lokal,
barang cenderung
26
ditahan dibandingkan membeli barang dari supplier Jepang. Dan untuk gaya
kepemimpinan hampir mirip dengan manajer lokal. Pemimpin tua cenderung lebih
kaku, sedangkan pemimpin muda lebih santai.
Pewawancara: Apakah terdapat language barrier dalam berkomunikasi antara karyawan asing
dan lokal?
Narasumber: Biasanya untuk pemimpin yang sudah tua agak kurang fasih berbahasa inggris,
sehingga harus memanggil translator. Pemimpin yang berumur muda biasanya bisa
berbahasa inggris atau mengerti bahasa indonesia secara pasif, sehingga tidak
membutuhkan translator.
Pewawancara: Budaya apa yang membedakan perusahaan Astra Honda Motor dengan
perusahaan lain?
Narasumber: Mungkin perusahaan Astra tidak mengenal gap antara karyawan bottom
management
hingga top management-nya.
Pewawancara: Apakah dengan tidak adanya gap antara pemimpin dan karyawan pada setiap
struktur jabatan membuat karyawan hilang rasa respect atau manajer tetap
memiliki karisma sebagai seorang pemimpin?
Narasumber: Menurut saya jabatan pada struktur organisasi tidak pernah bohong karena dengan
adanya jabatan yang tinggi secara struktural, orang akan lebih respect dalam
melihat pemimpin. Lalu, dengan tidak adanya gap antara karyawan dan pemimpin
justru akan menimbulkan rasa respect, sehingga karyawan lebih mendengar
perintah dari atasan.
Pewawancara: Apakah terdapat gaya kepemimpinan dan kultur perusahaan sebelum dan saat
pandemi?
Narasumber: Secara gaya kepemimpinan tidak ada yang berubah, tetapi terdapat beberapa kultur
yang berubah. Biasanya terdapat acara outbound atau acara untuk meningkatkan
hubungan antara karyawan. Lalu, family day atau libur untuk karyawan berlibur
27
dengan keluarga. Kemudian, appreciation production atau bonus untuk karyawan
28
dari hasil produksi tidak ada akibat adanya pandemi. Karena saya bekerja pada
divisi yang mengharuskan tatap muka, maka tidak ada WFH. Lalu, mayoritas
pemimpin pada perusahaan Astra sudah berumur tua dan kurang memahami
teknologi, memaksa karyawan untuk tatap muka yang semestinya dilakukan secara
online lebih efektif.
Narasumber: Pada perusahaan AHM apabila ingin naik ke level manager dan general manager
terdapat training dengan Universitas Bina Nusantara dan PPM Management.
Kriterianya kurang diketahui dan hanya orang-orang terpilih saja.
Pewawancara: Sebagai karyawan atau pemimpin apakah Mas Hendri lebih memilih task oriented
atau relationship oriented?
Narasumber: Saya lebih memilih relationship oriented karena dampak dari task oriented hanya
sementara. Ketika sebuah pekerjaan selesai, hubungan selanjutnya dengan
karyawan tidak ada. Sedangkan relationship oriented, ketika suatu hubungan tidak
bisa dijaga maka pekerjaan yang sebelumnya sudah dikerjakan dan yang akan
dikerjakan akan rusak. Lalu, menurut saya seburuk-buruknya seseorang melakukan
suatu pekerjaan dapat diperbaiki, tetapi ketika suatu hubungan rusak sulit untuk
diperbaiki.
--wawancara selesai--
29
Dokumentasi
Dokumentasi dan Proses Wawancara Penulis dengan Mas Hendri sebagai Narasumber
30
DAFTAR PUSTAKA
Daft, R. L. (2008). Organization Theory and Design, Tenth Edition. Cengage Learning. Stephen
P. Robbins, T. A. Organizational Behaviour. Pearson.
31