Anda di halaman 1dari 32

Makalah Akhir

Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Partisipatif Terhadap Pemberdayaan Karyawan


Pada PT Citra Mandiri Negara
1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Studi Kasus
Kepemimpinan pada Quality Technology Division di PT Astra Honda Motor.” untuk Mata
Kuliah Struktur, Proses, dan Perilaku Organisasi, serta dapat mengumpulkannya tepat waktu.
Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan pada

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari pembaca.

Penulis

2
DAFTAR ISI

Statement of Authorship...................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................................6
BAB II.............................................................................................................................................7
TINJAUAN LITERATUR..............................................................................................................7
2.1 Teori Kepemimpinan........................................................................................................7
2.2 Contingency Theory..........................................................................................................8
2.3 Contemporary Theory.......................................................................................................8
2.4 Tipe-Tipe Kepemimpinan.................................................................................................9
2.5 Kepemimpinan Positif.....................................................................................................10
BAB III..........................................................................................................................................11
PROFIL PERUSAHAAN..............................................................................................................11
3.1 Pengenalan Singkat..............................................................................................................11
3.2 Profil Perusahaan.................................................................................................................11
BAB IV..........................................................................................................................................13
HASIL PENELITIAN...................................................................................................................13
4.1 Langkah-Langkah Penelitian...............................................................................................13
4.1.1 Identifikasi Permasalahan..............................................................................................13
4.1.2 Menyusun Landasan Teori............................................................................................13
4.1.3 Memilih Instrumen Penelitian.......................................................................................14
4.1.4 Pengumpulan Data.........................................................................................................15
4.1.5 Pengolahan Data............................................................................................................15
4.1.6 Penulisan Laporan Hasil Penelitian...............................................................................15

3
4.2 Analisis Hasil Penelitian......................................................................................................16
4.2.1. Mengetahui Gaya Kepemimpinan pada PT. AHM......................................................16
4.2.2. Mengetahui Dampak Pandemi terhadap Gaya Kepemimpinan PT. AHM...................18
4.2.3. Regenerasi Calon Pemimpin pada PT. Astra Honda Motor.........................................19
BAB V...........................................................................................................................................21
KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................................21
LAMPIRAN..................................................................................................................................22
Transkrip Wawancara................................................................................................................22
Dokumentasi..............................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................28

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Percetakan adalah industri yang memproduksi massal tulisan atau gambar pada media
cetak seperti kertas dengan menggunakan mesin cetak. Dalam proses pembuatannya akan
menggunakan tinta diatas media tertentu serta dikerjakan menggunakan mesin cetak khusus.
Percetakan menjadi bagian penting yang tidak bisa ditinggalkan seperti dalam penerbitan buku –
buku, majalah serta percetakan koran ataupun percetakan transaksi. Seiring perkembangan
permintaan kebutuhan cetak yang terus meningkat membuat banyak bisnis percetakan harus
bersaing untuk menciptakan produk-produk berkualitas dan mengikuti trend. Dibutuhkan tenaga-
tenaga kerja yang memiliki kinerja tinggi, inovatif serta komunikatif dan dapat bekerjasama
dengan tim yang baik.

Mencapai kesuksesan di pasar percetakan saat ini tentu dibutuhkan kinerja perusahaan
yang baik dan terorganisir. Sebuah organisasi, divisi atau bahkan perusahaan yang sukses tentu
tak luput dari sesosok pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mengorganisir karyawannya
dengan baik. Seorang pemimpin juga harus dapat menentukan gaya kepemimpinan yang efektif
untuk memimpin orang-orang di bawahnya untuk menuju pencapaian visi atau serangkaian
tujuan perusahaan. Cara kepemimpinan yang efektif ini sangat lah penting karena berdampak
langsung kepada kegiatan operasional perusahaan secara keseluruhan. Kemampuan seorang
pemimpin menghadapi tantangan seperti SARA, perbedaan gender, dan pergeseran bentuk
kepemimpinan di-era digital maupun pergeseran gaya kepemimpinan akibat perubahan
globalisasi.

Menurut buku Organizational Behaviour, karangan Stephen P. Robbins & Timothy A.


Judge teori kepemimpinan meliputi beberapa hal, diantaranya: Traits and behavioural theories,
Contingency theories, Contemporary theories, Responsible leadership, dan Positive leadership.
Masing-masing teori menjelaskan bagaimana seorang pemimpin berperilaku dan memiliki sifat.
Lalu, bagaimana seorang pemimpin bersikap dan berhubungan dengan karyawannya. Serta,
bagaimana seorang pemimpin menumbuhkan rasa percaya dan memfasilitasi karyawannya
dengan baik. Serta penting juga untuk melatih dan bahkan menciptakan seorang future leader
5
demi keberlangsungan penerus perusahaan yang cakap dalam bidangnya. Ada beberapa cara
yaitu dengan High self monitor, Implementation skills, Trust building and mentoring dan
Behavioural training.
Dalam paper ini kami akan membahas bagaimana gaya kepemimpinan partisipatif
terhadap pemberdayaan karyawan pada PT Citra Mandiri Negara dalam menciptakan dan
melatih pemimpin yang baru serta apa dampak dari gaya kepemimpinan partisipatif yang
diterapkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa pertanyaan yang akan menjadi dasar dari
penulisan makalah ini adalah:

1. Bagaimana penerapan Gaya Kepemimpinan Partisipatif di PT Citra Mandiri Negara?


2. Bagaimana dampak dari penerapan Gaya Kepemimpinan Partisipatif terhadap
Pemberdayaan Karyawan di PT Citra Mandiri Negara?
3. Bagaimana meningkatkan pemberdayaan karyawan terhadap kinerja perusahaan di PT
Citra Mandiri Negara?

1.3 Tujuan Penelitian

Atas dasar rumusan masalah serta latar belakang penelitian, berikut adalah tujuan dari
penulisan makalah ini :

1. Untuk mengetahui j e n i s gaya kepemimpinan partisipatif di PT Citra Mandiri Negara


2. Untuk mengetahui dampak dari penerapan Gaya Kepemimpinan Partisipatif terhadap
Pemberdayaan Karyawan di PT Citra Mandiri Negara
3. Untuk mengetahui tingkat dari pemberdayaan karyawan terhadap kinerja perusahaan di
PT Citra Mandiri Negara

6
BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Teori Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat esensial dalam suatu organisasi.
Pengertian kepemimpinan itu sendiri adalah sebuah rangkaian aktivitas penataan berupa
kemampuan seseorang dalam mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu,
tujuannya agar bersedia bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. jian
Teori Menurut Pamuji (dalam Nawawi, 2006;37) Kepemimpinan (leadership) kepemimpinan
merupakan kualitas hubungan atau interaksi antar si pemimpin dan pengikut dalam situasi
tertentu, sedangkan management merupakan fungsi atau status atau wewenang (authority); jadi
kepemimpinan menekankan kepada pengaruh terhadap pengikut (wibawa) sedangkan
management menekankan pada wewenang yang ada . Salah satu peran kepemimpinan yang
termasuk penting dalam pengelolaan suatu organisasi adalah mengintegrasikan berbagai kegiatan
yang diselenggarakan oleh satuan kerja dalam organisasinya demi terjaminnya kesatuan gerak
agar diperoleh tingkat kinerja karyawan yang baik. Dengan demikian pengembangan kinerja
kerja hanya dapat diperoleh gambaran dari dedikasi, loyalitas, kesungguhan disiplin, ketepatan
dalam menggunakan metode atau cara bekerja yang tampak selama karyawan melakukan volume
atau beban kerjanya. Berikut ini beberapa definisi kepemimpinan menurut para ahli yakni :
1. Menurut Handoko, (2001 : 294) Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai
seseorang untuk mempengaruhi orangorang lain agar bekerja mencapai tujuan dan
sasaran.
2. Pamuji (dalam Nawawi, 2006;37) memandang bahwa leadership menggantungkan diri
pada sumber-sumber yang ada dalam dirinya 6 (kemampuan dan kesanggupan) untuk
mencapai tujuan, sedangkan management mempunyai kesempatan untuk mengerahkan
dana dan daya (funds and forces) yang ada didalam organisasi untuk mencapai tujuan
secara efisien dan efektif.
3. Menurut Young (dalam Kartono, 2003;23) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk
dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak
orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan
memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
7
4. Menurut Northouse (dalam Husain, 2011;48), kepemimpinan dalah proses untuk
mempengaruhi individu-individu dalam kelompok dalam rangka pencapaian tujuan
bersama.
5. Nawawi (2006 : 127-128) Kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu proses
mempengaruhi aktifitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi
tertentu. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan
mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian
khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan
organisasi atau kelompok

2.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan

Seperti yang sudah dikemukakan di poin sebelumnya, secara sederhana arti


kepemimpinan sendiri ialah sebuah aktivitas atau kemampuan seseorang dalam memberikan
sebuah pengaruh satu arah terhadap perilaku orang lain dalam situasi tertentu. Seorang pemimpin
sudah pasti akan membawahi banyak orang baik di sebuah organisasi, di kantor atau dimanapun
itu ia berada. Sehingga kepemimpinan itu sendiri memiliki banyak macam atau tipe yang
nantinya akan disesuaikan dengan karakteristik bawahan yang nantinya bakal bekerja sama
dengan mereka. Berdasarkan ASAE Center (American Society of Association Executives), ada
beberapa tipe tipe kepemimpinan, yakni:

1. Demokratis : Tipe Demokratis ini merupakan tipe yang paling banyak melibatkan
kontribusi bawahan dalam pengambilan sebuah keputusan. Seorang pemimpin yang
demokratis juga menawarkan komunikasi aktif antara atasan dan bawahan. Untuk
menjalankan gaya kepemimpinan seperti ini dibutuhkan keberanian, kejujuran,
kecerdasan, kreativitas serta kompetensi yang baik. Berdasarkan banyak data dan statistik
tipe kepemimpinan demokratis ini merupakan tipe kepemimpinan yang paling disukai
orang.
2. Otokratis/Otoriter: Tipe Otokratis ini merupakan sebuah kepemimpinan yang sangat
bergantung pada sikap seorang atasan itu sendiri. Dalam pengambilan keputusan
organisasi, biasanya pemimpin otokratis atau otoriter ini cenderung tidak meminta
masukkan dari anggotanya. Pemimpin tipe ini memiliki ambisi yang sangat kuat, dan
8
selalu mengharapkan pelaksanaan yang cepat dan tanggap dari bawahannya
3. Strategis : Pemimpin yang memiliki tipe ini sering dianggap sebagai seorang pemimpin
yang paling ideal dalam memimpin sebuah perusahaan. Biasanya pemimpin strategis
tidak hanya berasal dari orang orang level atas suatu perusahaan. Pemimpin ini biasanya
dipilih untuk tujuan yang lebih luas agar bisa menciptakan kinerja yang baik untuk
sebuah perusahaan .

9
4. Liberal : Tipe liberal ini adalah tipe yang memberikan kebebasan kepada anggotanya
untuk melakukan tugasnya. Cara yang biasa dilakukan oleh pimpinan liberal ini adalah
membuat anggotanya nyaman, agar tugas yang diberikan kepadanya cepat selesai.
Pemimpin dengan tipe seperti ini cenderung tidak banyak mengintervensi namun tetap
mengawasi kinerja karyawannya.

2.3 Kepemimpinan Positif

Kepemimpinan positif adalah suatu kepemimpinan atau bisnis yang selalu berasumsi
karyawan harus menuju pada aspirasi tertinggi manusia, mengutamakan dan menonjolkan
“affirmative bias”, dan juga pengalaman pengalaman positif karyawan dan karakteristik serta
kekuatan ketimbang hal hal yang negatif atau kelemahan. Menurut Cameron (Cameron,2008,
2013), kepemimpinan positif atau positive leadership memiliki 4 dimensi:

1. Iklim yang positif


2. Hubungan yang positif
3. Komunikasi yang positif
4. Pemaknaan positif

Kepemimpinan positif sendiri memiliki tujuan utama untuk memberikan perubahan positif pada
masyarakat luas dan mencapainya melalui sebuah kinerja yang unggul. Positive leadership juga
harus mengutamakan dan menonjolkan “affirmative bias” pengalaman pengalaman positif
karyawan, berfokus utama pada optimisme bukan pesimisme.

10
BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Pengenalan Singkat

PT Astra Honda Motor merupakan anak perusahaan dari PT Astra International yang
bergerak pada bidang manufaktur & distribusi sepeda motor terbesar di Indonesia. PT Astra
Honda Motor menghadirkan solusi mobilitas dengan kualitas produk terbaik yang mampu
memenuhi kebutuhan konsumen dengan sistem manajemen kelas dunia, konsisten dalam
berinovasi terhadap produk dan teknologinya, serta senantiasa berkontribusi pada berbagai
bidang. Seperti, keselamatan berkendara, pendidikan, lingkungan, dan pemberdayaan
masyarakat.

3.2 Profil Perusahaan

Nama Perusahaan PT Astra Honda Motor


Status Perusahaan Perseroan Terbatas
Sektor Business to Business (B2B) dan Business
to Customer (B2C)
Status Investasi Penanaman Modal Asing
Tanggal Pendirian 11 Juni 1971
Visi AHM ingin menjadi pemimpin pasar sepeda
motor di Indonesia dan menjadi pemain kelas
dunia, dengan mewujudkan impian konsumen,

11
menciptakan kegembiraan bagi konsumen dan
berkontribusi kepada masyarakat Indonesia.

Misi Menciptakan solusi mobilitas bagi masyarakat


dengan produk dan pelayanan terbaik.

Aktivitas Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM),


Manufaktur, Perakitan dan Distributor Sepeda
Motor HONDA

Jumlah Karyawan (Keseluruhan) >20.000 orang

Jumlah Karyawan (Quality Technology 124 orang


Division)
Kapasitas Produksi 5.300.000 unit/tahun

Alamat Kantor Pusat dan Pabrik Perakitan Sunter


● Jl. Laksda Yos Sudarso, Sunter 1,
Jakarta 14350
Pabrik Perakitan Karawang dan AHM Parts
Centre
● Kawasan Industri Indotaisei, Kota
Bukit Indah, Karawang, Jawa Barat

12
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Langkah-Langkah Penelitian

4.1.1 Identifikasi Permasalahan

Seiring berkembangnya waktu, dunia bisnis menjadi semakin kompetitif dan banyak
perusahaan baru yang berkembang. Sehingga, dibutuhkan seorang pemimpin yang kuat dan
manajemen yang kuat untuk menunjang efektivitas sebuah perusahaan yang optimal. Akan
tetapi, terdapat berbagai jenis penerapan kepemimpinan yang efektif untuk karyawan dan
tidak mudah menyesuaikan hal tersebut. Maka dari itu, setiap organisasi memiliki cara
kepemimpinan yang berbeda dengan tujuan agar seorang pemimpin dapat menciptakan visi
masa depan dan menginspirasi anggota organisasi untuk mencapai visi yang ditujukan.
Dalam makalah ini, penulis melakukan observasi terhadap Quality Technology Division PT
Astra Honda Division untuk melihat strategi perusahaan dalam penerapan kepemimpinan
yang tepat.

4.1.2 Menyusun Landasan Teori

Untuk dapat memimpin sebuah organisasi dengan tepat, pemimpin harus mengetahui
bagaimana model kepemimpinan yang efektif untuk mempengaruhi kelompok menuju
pencapaian visi atau serangkaian tujuan. Tertulis pada buku karangan Stephen P. Robbins
& Timothy A. Judge, Organizational Behaviour, teori kepemimpinan meliputi beberapa
hal, diantaranya:

a. Contingency theories

Teori organisasi yang mengklaim bahwa tidak ada cara terbaik untuk mengatur
perusahaan, untuk memimpin perusahaan, atau untuk membuat sebuah keputusan.

b. Contemporary theories

13
Leader–member exchange (lmX) Theory, Charismatic Leadership, Transactional and
Transformational leadership

c. Responsible leadership

Authentic Leadership, Ethical Leadership. Servant Leadership

d. Positive leadership

Trust dan Mentoring

Masing-masing teori menjelaskan bagaimana seorang pemimpin berperilaku dan


memiliki sifat. Lalu, bagaimana seorang pemimpin bersikap dan berhubungan dengan
karyawannya. Serta, bagaimana seorang pemimpin menumbuhkan rasa percaya dan
memfasilitasi karyawannya dengan baik. Trait theories membahas bagaimana kualitas dan
karakteristik yang membedakan seorang pemimpin dan non-pemimpin. Kemudian, dari
trait theories akan membahas bagaimana kelompok yang efektif berdasarkan interaksi
antara pemimpin dan bawahan yang dibahas dalam contingency theories.

Kemudian regenerasi kepemimpinan perlu dilakukan dengan bagaimana seorang


pemimpin muncul, mempengaruhi, dan membimbing karyawan dalam suatu organisasi
yang dibahas pada contemporary theories. Kemudian, pemimpin yang bertanggung jawab
yaitu dengan menjadi pemimpin yang apa adanya dan memberikan tanggung jawab
kepemimpinan kepada anak buahnya yang dibahas pada responsible leadership. Serta,
positivity leadership yaitu bagaimana seorang pemimpin memberikan kepercayaan dan
mentoring terhadap karyawannya dengan baik.

Dalam memimpin sebuah organisasi memiliki berbagai tantangan bagaimana menghadapi


sebuah kasus seperti, SARA, perbedaan gender, dan pergeseran bentuk kepemimpinan di-
era digital. Lalu, bagaimana seorang pemimpin berlatih kepemimpinan.

4.1.3 Memilih Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang penulis pilih adalah melakukan wawancara dengan narasumber
terpercaya, yaitu Mas Hendri Wardoyo, selaku supervisor quality technology division PT

14
Astra Honda Motor. Dengan demikian, data yang penulis peroleh dapat lebih akurat dan
benar-benar nyata terjadi di dalam PT. Astra Honda Motor. Wawancara dilakukan pada
hari Sabtu, 12 Juni 2021 pada pukul 8.30-10.00 dengan metode daring melalui google
meet.

Narasumber untuk penelitian ini adalah:

Nama: Hendri Wardoyo

Jabatan: Coordinator Quality Technology Division PT. Astra Honda Motor

No. Telepon: 082110108236

Email: Hendriyanto.wardoyo@astra-honda.com

4.1.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara terhadap narasumber. Selain itu,
penulis juga meminta data perusahaan terhadap narasumber guna melakukan penelitian
lebih lanjut, sehingga dapat memberikan gambaran yang tepat bagi pembaca makalah.

4.1.5 Pengolahan Data

Setelah seluruh data terkumpul, penulis melakukan analisis terhadap hasil wawancara dan
kajian terkait data yang dikumpulkan untuk dijadikan laporan sebagai bentuk pembelajaran.
Data yang sudah terkumpul juga diolah untuk menjadi dasar penolakan atau penerimaan
hipotesis.

4.1.6 Penulisan Laporan Hasil Penelitian

Tahap terakhir dari langkah penelitian adalah menulis laporan hasil penelitian yang
diharapkan dapat menjadi manfaat bagi penulis dan juga pembaca makalah.

15
4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1. Mengetahui Gaya Kepemimpinan pada PT. AHM

Kultur Perusahaan
Setiap perusahaan pastinya tidak terlepas dari yang namanya kultur atau budaya
perusahaan. Perusahaan Astra Honda Motor memiliki kultur atau budaya perusahaan sendiri
yang dibangun oleh karyawan yang ada didalamnya. Kultur perusahaan yang ada di PT
AHM sendiri yaitu komunikasi antara karyawan atau staff dengan manajer maupun direktur
perusahaan sangat fleksibel dan lancar. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya ada
“barrier” antara karyawan dengan manajer yang menjadikan karyawan tidak segan untuk
berbicara dengan manajernya. Dengan tidak adanya “barrier” tadi justru membangkitkan
atau membangun respect karyawan terhadap manajernya. Jika karyawan sudah
membangkitkan dan ada rasa respect terhadap manajernya, maka manajer tersebut juga
memberikan rasa respect terhadap karyawannya dengan mendengarkan aspirasi atau
curhatan dari karyawannya.
Memasuki masa pandemi Covid-19 ini, kultur perusahaan juga ikut berubah. Kultur
perusahaan yang berubah berdampak pada kegiatan dan kinerja semua karyawan dan
manajer di perusahaan tersebut. Sebelum pandemi Covid-19, biasanya perusahaan
menghabiskan budget training dengan cara membuat acara “Family Gathering” untuk
seluruh karyawan yang bertujuan meningkatkan bonding antara karyawan. Kedua, ada satu
hari yang bernama “Family Day” yaitu libur satu hari untuk jalan-jalan karyawan. Ketiga,
adanya apresiasi produksi yang dimana setiap karyawan mendapatkan bonus yang dihitung
berdasarkan kinerja karyawan tersebut.
Namun, perusahaan tetap menjaga konsistensi dalam gaya kepemimpinan. Berdasarkan
buku karangan Stephen P. Robbins & Timothy A. Judge, Organizational Behaviour, AHM
menggunakan sistem kepemimpinan transactional dan transformational leadership,
bagaimana seorang pemimpin membimbing atau memotivasi pengikut mereka, serta
menginspirasi pengikut mereka agar dapat melampaui batas diri mereka sendiri, sehingga
karyawan dapat memberikan pengaruh yang mendalam bagi perusahaan dan visi yang
ditujukan tercapai.

16
Komposisi Pemimpin
Setiap perusahaan pastinya memiliki komposisi untuk pemimpin yang berbeda-beda. Hal
tersebut bertujuan agar terbangunnya kinerja karyawan yang lebih bagus dan membangun
lingkungan kerja yang nyaman. Untuk PT Astra Honda Motor sendiri memiliki kriteria
komposisi pemimpinnya sendiri. Contohnya adalah untuk dibagian pabrik atau kegiatan
manufaktur biasanya dan lebih diprioritaskan adalah laki-laki. Hal tersebut dikarenakan laki-
laki biasanya lebih mengerti hal-hal yang berhubungan dengan mesin-mesin. Untuk
perempuan, ditempatkan dibagian administrasi dan finance yang bertempatkan di kantor PT
Astra Honda Motor. Hal tersebut dikarenakan perempuan tidak cocok ditempatkan di pabrik
dan lebih teliti dan mahir perihal administrasi dan finance dibandingkan laki-laki.

Narasumber yang kelompok kami wawancara adalah seorang pemimpin yang


ditempatkan di pabrik bagian quality control. Sebagai seorang pemimpin, narasumber
memilih gaya kepemimpinan yang bersifat relationship oriented. Hal tersebut dikarenakan
dengan membangun relationship atau hubungan yang kuat antara karyawan dengan
pemimpin membuat karyawan nyaman dengan pekerjaannya dan bisa membangun rasa
hormat kepada pemimpinnya. Sedangkan, task oriented dapat diperbaiki apabila ada
kesalahan pekerjaan dari karyawannya dan bersifat sementara, sedangkan hubungan antara
manajer dan karyawan sulit untuk diperbaiki apabila telah rusak.

Membangun Kepercayaan antar Karyawan dengan Pemimpin


Setiap pemimpin harus memiliki dan mendapatkan kepercayaan dari para karyawannya
dan sebaliknya juga begitu, karyawan harus mendapatkan kepercayaan dari seorang
pemimpinnya. Dengan adanya keterpercayaan antara pemimpin dengan karyawan akan
meningkatkan kinerja perusahaan. PT Astra Honda Motor sendiri memiliki cara sendiri
untuk membangun kepercayaan tersebut. Ada berbagai macam dalam hal membangun
kepercayaan karyawan terhadap pemimpinnya. Kalau pemimpin yang sudah “berumur’ atau
sudah tua, cara yang dilakukan yaitu memberikan karyawan berbagai percobaan terhadap
pekerjaannya. Jika ada kesalahan pada pekerjaannya, langsung bisa direvisi oleh
pemimpinnya. Kalau pemimpin yang masih muda, cara yang dilakukannya adalah dengan
cara memberikan

17
guideline kepada karyawan baru agar pekerjaannya lebih rapi dan bagus. Dengan cara
tersebut, karyawan-karyawan baru bisa lebih mengerti tentang pekerjaannya.

Selain itu, ada berbagai macam cara juga dalam hal membangun kepercayaan pemimpin
terhadap karyawannya dan lingkungan pekerjaan. Hal yang sama dilakukan dalam
membangun pemimpin kepercayaan terhadap karyawan. Dengan cara, langsung
memberikan pekerjaan kepada karyawan baru, tidak memandang salah atau benar, lebih
baik salah daripada tidak melakukan pekerjaan sama sekali.
Seorang manajer di PT Astra Honda Motor memiliki cara sendiri dalam melakukan
mentoring kepada karyawan baru dan karyawan lama. Seorang manajer di PT Astra Honda
Motor melihat kapasitas dari karyawan tersebut. Jika karyawan tersebut memiliki kapasitas
yang besar, maka perlakuan dari seorang manajer berbeda dengan karyawan dengan
kapasitas kecil. Kapasitas yang dimaksudkan pada hal tersebut adalah kalau kapasitas besar
berarti karyawan tersebut sudah memiliki pengalaman kerja yang lama, sedangkan kapasitas
kecil adalah karyawan yang fresh graduate atau pengalaman kerja yang sedikit.

4.2.2. Mengetahui Dampak Pandemi terhadap Gaya Kepemimpinan PT. AHM


Pandemi merupakan epidemi yang menyebar ke beberapa negara atau benua yang dapat
mempengaruhi banyak orang, sementara epidemi yaitu suatu istilah untuk menggambarkan
peningkatan jumlah kasus penyakit pada populasi di daerah tertentu. Maka dari itu, kondisi
tersebut menjadi suatu hal yang mengkhawatirkan dan tidak bisa dianggap remeh. Hampir
seluruh kegiatan operasional pada perusahaan dilakukan dengan metode daring.
PT Astra Honda Motor merupakan salah satu dari banyak perusahaan yang terkena
dampak dari pandemi. Pengaturan sistem minimal operation dengan mengurangi line
produksi, mengatur shift karyawan, dan sebagainya agar bisnis tetap berjalan. Namun,
dikarenakan quality technology division memiliki kegiatan yang terpusat pada pabrik, PT.
Astra Honda Motor tidak mengadakan sistem work from home (WFH) layaknya divisi lain.
Mas Hendri selaku coordinator of quality technology division, PT. Astra Honda Motor
mengakui tidak ada perubahan signifikan terkait gaya kepemimpinan perusahaan AHM saat
adanya pandemi. Metode gaya kepemimpinan positivity leadership tetap diterapkan
bagaimana seorang pemimpin memberikan kepercayaan dan melakukan mentoring terhadap

18
bawahannya. Namun, kesulitan tetap terjadi akibat adanya dampak pandemi. Hanya saja
beberapa budaya perusahaan, seperti outbound yang berguna untuk memperkuat hubungan
antar karyawan ditiadakan selama masa pandemi. Tetapi, pihak manajemen AHM tetap
dapat membangun ekspektasi positif yang berguna untuk membangun kepercayaan antar
karyawan dan manajer, sehingga karyawan lebih berani mengambil risiko, mengungkapkan
pendapat, bekerja sama dengan baik, dan produksi perusahaan ikut meningkat. Kemudian,
manajer tetap dapat mendukung karyawan yang kurang berpengalaman dengan baik.

4.2.3. Regenerasi Calon Pemimpin pada PT. Astra Honda Motor


Perjalanan suatu perusahaan, pengambilan resiko keputusan, dari zaman ke zaman tentu
mengalami perubahan. Sikap adaptif adalah hal yang perlu dituntun agar terjadinya
perkembangan dan kemajuan bagi perusahaan. Estafet kepengurusan tidak bisa terhenti
begitu saja, perlu kandidat yang tepat agar bisa meneruskan visi dan misi perusahaan.
Astra Honda Motor tidak menutup mata akan hal itu. Kultur perusahaan yang mendukung
dimana tidak adanya barrier antara senior di perusahaan maupun yang masih baru. Hal ini
tentu sangat mendukung perkembangan dan pematangan kualitas bagi tiap individu yang
berada di dalam perusahaan AHM ini. Ada dua cara yang ditekankan oleh pihak AHM
untuk mempersiapkan penerusnya, Mentoring dan pelatihan.
Menyadari pentingnya sumber daya manusia sebagai aset utama perusahaan, Astra secara
konsisten mengembangkan karyawannya dengan menyediakan pelatihan komprehensif
mulai dari level dasar sampai kepada level senior eksekutif. Pelatihan yang terangkum
dalam Leadership Development Program (LDP) dikembangkan berdasarkan kebutuhan
organisasi dan 8 Leadership Competence Astra (LCA) dan mencakup 6 tahapan, yakni Astra
Attachment Program (AAP); Astra Basic Management Program (ABMP); Astra First Line
Management Program (AFMP); Astra Middle Management Program (AMMP); Astra
Senior-Manager Management Program (AsrMP) dan Astra General Management Program
(AGMP). Semua pelatihan tersebut dilakukan bertahap sesuai kapasitas karyawan
perusahaan Astra.
Mas Hendri menjelaskan beberapa pelatihan tersebut, seperti Astra Attachment Program
(AAP) yaitu pengenalan singkat pada manajemen perusahaan Astra. Lalu, Astra Basic
Management Program (ABMP), yaitu tentang leadership pada perusahaan Astra. Kemudian,

19
AMMP yaitu syarat ketika ingin menjadi manajer pada perusahaan Astra. Lalu, ada AGMP
yaitu ketika ingin menjadi general manager.

20
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berkembangnya kinerja perusahaan dapat ditentukan dengan adanya pemimpin yang ada
diperusahaan tersebut. Pemimpin yang mempunyai komposisi pemimpin yang bagus akan
meningkatkan kinerja perusahaan dan kinerja karyawannya. Seorang pemimpin dapat
membangun kultur perusahaan yang nyaman bagi karyawannya. Dengan cara, memperlancar
komunikasi antara pemimpin dengan karyawan atau karyawan dengan karyawan yaitu dengan
melakukan komunikasi tanpa “barrier” antara pemimpin dengan karyawan agar karyawan lebih
hormat kepada pemimpin. Selain itu, seorang pemimpin di setiap perusahaan harus memiliki
komposisi pemimpin yang pas. Contohnya seperti pemimpin laki-laki ditempatkan di pabrik
karena lebih mengerti mesin sedangkan pemimpin perempuan ditempatkan di kantor pada bidang
administration atau finance. Hal yang membuat kuatnya sosok pemimpin adalah membangun
kepercayaan kepada karyawannya. Pemimpin bisa langsung memberikan pekerjaan kepada
karyawannya, tidak memandang salah atau benar, jika salah langsung direvisi oleh
pemimpinnya. Pandemi Covid-19 membuat gaya kepemimpinan di PT Astra Honda Motor
berubah tetapi tidak signifikan. PT Astra Honda Motor tetap melakukan mentoring kepada
karyawannya, tetapi outbond atau family gathering yang biasanya dilakukan sebelum pandemi
covid-19 tidak dilakukan. Regenerasi untuk calon pemimpin juga dilakukan oleh PT AHM untuk
ganti periode kepemimpinan. Ada cara yang dilakukan oleh PT AHM dalam melakukan
persiapan regenerasi kepemimpinan yaitu dengan melakukan mentoring dan pelatihan melalui
beberapa tahapan.

21
LAMPIRAN

Transkrip Wawancara

Pewawancara: Apa latar belakang dari perusahaan PT Astra Honda Motor?

Narasumber: PT Astra Honda Motor adalah anak perusahaan PT Astra International, perusahaan
production dan assembling. Hasil merger dari perusahaan Honda Federal, Honda
Motor, dan Honda Jepang. Tidak seratus persen AHM melakukan produksi, hanya
engine block, frame body, dan cover motor saja sisanya mengambil dari supplier.
Dan perusahaan yang menyuplai berasal dari anak perusahaan astra juga.

Pewawancara: Bagaimana gaya kepemimpinan pada quality technology division PT Astra Honda
Motor dan dampak bagi setiap karyawannya?

Narasumber: Jadi tugas dari quality technology division yaitu memastikan kualitas dari teknologi
yang digunakan terjaga dengan baik. Dan gaya kepemimpinan disana tidak ada
kesenjangan dari senior dan junior. Pemimpinan disana tidak hanya menyuruh
seenaknya, tetapi juga memberikan contoh kepada karyawannya. Jadi karyawan
atau bawahannya menjadi respect terhadap pemimpin. Bisa dibilang pemimpin
demokratis.

Pewawancara: Apa yang dilakukan manajer di PT Astra Honda Motor apabila terdapat karyawan
yang mengalami demotivasi kerja?

Narasumber: Biasanya karyawan ada yang ingin bercerita dan tidak ingin bercerita apabila
terjadi demotivasi kerja. Dalam kasus yang saya alami, saya pernah mengalami
demotivasi dan mencoba bercerita ke atasan. Ketika karyawan bercerita terhadap
atasan. Atasan mendengarkan dan mencoba memberikan saran terkait masalah
yang dihadapi karyawannya. Jadi tidak hanya mendengarkan dan mendiamkan
saja.

Pewawancara: Bagaimana seorang manajer memberikan kepercayaan pada karyawan baru?

Narasumber: Setiap manajer mempunyai perlakuan yang berbeda-beda sebenarnya. Tetapi pada
pengalaman saya pada saat menjadi anak baru, manajer saya pada saat itu adalah
22
tipe orang yang membiarkan karyawannya mengerjakan pekerjaan, bicara soal
hasil adalah urusan belakangan. Lalu, manajer lain ada yang memberikan
instruksi (guideline) kepada karyawan sebelum mengerjakan sesuatu. Dari hal
tersebut ada kelebihan dan kekurangan, manajer pertama membuat saya dapat
belajar hal baru lebih banyak karena dapat mengeksplorasi lebih, tetapi sering
terjadi kesalahan yang dilakukan oleh saya karena tidak ada panduan. Manajer
kedua memberikan arahan, sehingga saya menjadi lebih tau hal yang harus
dilakukan dan kesalahan dapat diminimalisir.

Pewawancara: Pernahkah anda menjadi seorang atasan dan bagaimana?

Narasumber: Saat ini saya punya beberapa karyawan, tetapi yang menjadi masalah ketika
memimpin karyawan yang memiliki umur jauh diatas saya. Dan yang saya lakukan
tetap menunjukan rasa sopan dan memberikan contoh yang benar, serta menjaga
respect yang telah dibangun. Lalu, yang terpenting jangan pernah menyalahkan
karyawan, lebih baik secara langsung memberikan solusi daripada menyalahkan.

Pewawancara: Apakah dari PT Astra terdapat arahan dari atas bagaimana cara memimpin
karyawan?

Narasumber: Pada perusahaan Astra terdapat pelatihan manajemen dalam perusahaan Astra,
salah satunya Astra Attachment Program (AAP) yaitu pengenalan singkat pada
manajemen perusahaan Astra. Kemudian Astra Basic Management Program
(ABMP), yaitu tentang leadership pada perusahaan Astra. Kemudian AMMP
yaitu syarat ketika ingin menjadi manajer pada perusahaan Astra. Lalu, ada
AGMP yaitu ketika ingin menjadi general manager.

Pewawancara: Bagaimana seorang manajer melakukan mentoring kepada karyawan baru?

Narasumber: Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya setiap manajer berbeda-beda.

Pewawancara: Apakah terdapat kompensasi terhadap kinerja karyawan?

Narasumber: Setiap semester terdapat report pada perusahaan Astra. Pada laporan tersebut
terdapat poin untuk kenaikan level. Penilaian tersebut didasari pada beberapa
23
aspek, aspek

24
paling besar yaitu dampak kinerja karyawan terhadap perusahaan untuk
melakukan inovasi, biasanya yang berhubungan dengan cost reduction. Laporan
tersebut berdasarkan perspektif manajer dan biasanya dari laporan tersebut kita
bisa melihat kinerja karyawan baik atau tidak, tetapi pada perusahaan Astra
sendiri hampir tidak pernah terdapat kinerja buruk dari karyawan, sehingga
hampir tidak pernah ada kompensasi. Biasanya kalau ada yang berperilaku buruk
terdapat surat peringatan, apabila tiga kali mendapat peringatan akan berakibat
pemecatan.

Pewawancara: Apakah ada perbedaan membawahi karyawan baru atau lama?

Narasumber: Pada perusahaan Astra lebih melihat kapasitas seseorang, bukan melihat lama atau
tidaknya karyawan. Perlakuan kapasitas karyawan yang kurang memenuhi standar
pastinya lebih sering diawasi.

Pewawancara: Bagaimana komposisi pemimpin pria dan wanita di perusahaan?

Narasumber: Dikarenakan AHM merupakan perusahaan otomotif, pada bagian pabrik atau
produksi mayoritas pemimpin adalah pria, tetapi untuk bagian finance, HR, dan
sebagainya atau non-production pemimpin wanita juga banyak. Tetapi tidak semua
general manager adalah pria, ada juga yang wanita

Pewawancara: Apa yang dilakukan manajer dalam membangun kepercayaan di lingkungan


pekerjaan?

Narasumber: Biasanya manajer hanya langsung memberikan pekerjaan tanpa memikirkan


hasilnya, dibandingkan ada karyawan yang diberikan pekerjaan, tetapi tidak
dikerjakan. Karena lebih baik diberikan pekerjaan tetapi dikerjakan dengan niat
meskipun salah, dibandingkan tidak dikerjakan sama sekali.

Pewawancara: Apakah terdapat gap antara karyawan dengan pemimpin asing (Jepang) dalam
bekerja?

Narasumber: karyawan lokal dan asing sangat sering meeting dan bekerja sama. Dalam
perspektif saya pemimpin atau karyawan Jepang menjunjung tinggi sifat
25
nasionalisme. Contohnya, ketika ingin membeli barang dari supplier lokal,
barang cenderung

26
ditahan dibandingkan membeli barang dari supplier Jepang. Dan untuk gaya
kepemimpinan hampir mirip dengan manajer lokal. Pemimpin tua cenderung lebih
kaku, sedangkan pemimpin muda lebih santai.

Pewawancara: Apakah terdapat language barrier dalam berkomunikasi antara karyawan asing
dan lokal?

Narasumber: Biasanya untuk pemimpin yang sudah tua agak kurang fasih berbahasa inggris,
sehingga harus memanggil translator. Pemimpin yang berumur muda biasanya bisa
berbahasa inggris atau mengerti bahasa indonesia secara pasif, sehingga tidak
membutuhkan translator.

Pewawancara: Budaya apa yang membedakan perusahaan Astra Honda Motor dengan
perusahaan lain?

Narasumber: Mungkin perusahaan Astra tidak mengenal gap antara karyawan bottom
management
hingga top management-nya.

Pewawancara: Apakah dengan tidak adanya gap antara pemimpin dan karyawan pada setiap
struktur jabatan membuat karyawan hilang rasa respect atau manajer tetap
memiliki karisma sebagai seorang pemimpin?

Narasumber: Menurut saya jabatan pada struktur organisasi tidak pernah bohong karena dengan
adanya jabatan yang tinggi secara struktural, orang akan lebih respect dalam
melihat pemimpin. Lalu, dengan tidak adanya gap antara karyawan dan pemimpin
justru akan menimbulkan rasa respect, sehingga karyawan lebih mendengar
perintah dari atasan.

Pewawancara: Apakah terdapat gaya kepemimpinan dan kultur perusahaan sebelum dan saat
pandemi?

Narasumber: Secara gaya kepemimpinan tidak ada yang berubah, tetapi terdapat beberapa kultur
yang berubah. Biasanya terdapat acara outbound atau acara untuk meningkatkan
hubungan antara karyawan. Lalu, family day atau libur untuk karyawan berlibur

27
dengan keluarga. Kemudian, appreciation production atau bonus untuk karyawan

28
dari hasil produksi tidak ada akibat adanya pandemi. Karena saya bekerja pada
divisi yang mengharuskan tatap muka, maka tidak ada WFH. Lalu, mayoritas
pemimpin pada perusahaan Astra sudah berumur tua dan kurang memahami
teknologi, memaksa karyawan untuk tatap muka yang semestinya dilakukan secara
online lebih efektif.

Pewawancara: Apakah dalam regenerasi kepemimpinan terdapat Management Trainee atau


beasiswa untuk hal tersebut, dan apakah ada kriteria tersendiri untuk
mendapatkannya?

Narasumber: Pada perusahaan AHM apabila ingin naik ke level manager dan general manager
terdapat training dengan Universitas Bina Nusantara dan PPM Management.
Kriterianya kurang diketahui dan hanya orang-orang terpilih saja.

Pewawancara: Sebagai karyawan atau pemimpin apakah Mas Hendri lebih memilih task oriented
atau relationship oriented?

Narasumber: Saya lebih memilih relationship oriented karena dampak dari task oriented hanya
sementara. Ketika sebuah pekerjaan selesai, hubungan selanjutnya dengan
karyawan tidak ada. Sedangkan relationship oriented, ketika suatu hubungan tidak
bisa dijaga maka pekerjaan yang sebelumnya sudah dikerjakan dan yang akan
dikerjakan akan rusak. Lalu, menurut saya seburuk-buruknya seseorang melakukan
suatu pekerjaan dapat diperbaiki, tetapi ketika suatu hubungan rusak sulit untuk
diperbaiki.

--wawancara selesai--

29
Dokumentasi

Dokumentasi dan Proses Wawancara Penulis dengan Mas Hendri sebagai Narasumber

30
DAFTAR PUSTAKA

Daft, R. L. (2008). Organization Theory and Design, Tenth Edition. Cengage Learning. Stephen
P. Robbins, T. A. Organizational Behaviour. Pearson.

(n.d.). Retrieved from https://www.astra-honda.com/corporate

31

Anda mungkin juga menyukai