Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM

MENGATASI PERMASALAHAN DI SEKOLAH LUAR BIASA


Dosen Pengampu : Irma Yusriani Simamora, MA

DISUSUN OLEH:

1. Abdur Rahman Nasution (0101172056)

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh


Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan
karunianya saya dapat menyusunan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Kemudian sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa risalah kebenaran yang abadi hingga sepanjang
zaman.
Alhamdulliah makalah Komunikasi Antarpribadi, dengan judul “Efektivitas
Komunikasi Antarpribadi dalam Mengatasi Permasalahan di Sekolah Luar Biasa” dapat
selesai meskipun banyak kekurangan nya, tapi mudah- mudahan semua yang ada dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kami sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang para pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun.
Demikianlah apa yang dapat kami sampaikan,akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah khazanah keilmuan kita, khususnya
di bidang studi islam.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................. i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1. Latar Belakang............................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
3. Tujuan.......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 2
A. Defenisi Komunikasi Antar Pribadi di Sekolah Luar Biasa….................... 2
B. Masalah yang Timbul di dalam Sekolah Luar Biasa................................... 3

BAB III PENUTUP....................................................................................... 6


Kesimpulan...................................................................................................... 6
Daftar Pustaka................................................................................................. 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia.
Bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau
komunitas yang terintegrasi oleh informasi, dimana masing-masing individu dalam
masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (information sharing) umtuk mencapai tujuan
bersama. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara
penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Senada dengan hal ini bahwa
komunikasi atau “communication” berasal dari bahasa latin “communis”. Communis atau
dalam bahasa inggris “commun” yang artinya sama. Apabila kita berkomunikasi ini berarti
bahwa kita berada dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana defenisi komunikasi antarpribadi di dalam sekolah luar biasa
b. Bagaimana masalah yang timbul di dalam sekolah luar biasa
c. Bagaimana efektivitas komunikasi antarpribadi di dalam sekolah luar biasa

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Komunikasi Antar Pribadi di Sekolah Luar Biasa
1. Pengeritan Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan
manusia. Bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya suatu
masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi, dimana masing-masing individu
dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (information sharing) umtuk mencapai
tujuan bersama. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara
penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Senada dengan hal ini bahwa
komunikasi atau “communication” berasal dari bahasa latin “communis”. Communis atau
dalam bahasa inggris “commun” yang artinya sama. Apabila kita berkomunikasi ini berarti
bahwa kita berada dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan.
2. Pengertian Sekolah Luar Biasa
Komunikasi merupakan suatu gangguan yang muncul pada anak dengan gangguan

autisme dan muncul dalam bentuk yang beragam. Permasalahan komunikasi lainnya adalah

kemampuan menanggapi ucapan lawan bicara dengan bahasa yang mudah dipahami.

Pendidikan luar biasa bertujuan membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau

agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan sebagai pribadi maupun anggota

masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam

sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan

lanjutan.1

Dalam penyelengaran pendidikan luar biasa, Direktorat Pembinaan Pendidikan Luar Biasa

mengklasifikasikan pendidikan kedalam lima bidang, yaitu:

 SLB/A, untuk para tunanetra (buta)

SLB/B, untuk para tunarungu – wicara (tuli-bisu)

 SLB/C, untuk para tunagrahita (cacat mental)

 SLB/D, untuk para tunadaksa (cacat tubuh)

1
Asra Yulita Kurnawati, Efektivitas psikoedukasi pada orangtua dalam meningkatkan pengetahuan
seksualitas remaja rekordasi mental ringan, (Riau, UINSUSKA, 2005), Hal: 65

4
 SLB/E, untuk para tunalaras (kenakalan anak – anak)

                Setiap anak diklasifikasikan dan demasukkan ke dalam golongan kebutuhan mereka dan

memperolek kebutuhan yang disediakan di sekolah yang sesuai dengan kebutuhan mereka.Disekolah

tersebut kemudian mereka diajari oleh tenaga pengajar yang khusus menangani kebutuhan mereka

masing-masing, dengan alat alat bantu yang dibutuhkan sesuai dengan golongan kebutuhan mereka. 2

B. Masalah Yang Timbul Di Sekolah Luar Biasa


Anak tunagrahita sering disebut anak dengan retardasi mental. Menurut WHO 1992,
retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap,
yang ditandai terutama oleh adanya ketidak mampuan (impairment) keterampilan selama
masa perkembangan sehingga berpengaruh pada semua tingkat inteligensia yaitu kemampuan
kognitif, bahasa, motorik, dan sosial (Sumaryanti, 2010:31).
Penggolongan anak tunagrahita menurut skala intelegensi Wechler: Tunagrahita Ringan
(debil), Tunagrahita Sedang (imbesil), Tunagrahita Berat, Kelompok anak tunagrahita sangat
berat sering disebut idiot.
Karakteristik tunagrahita dikelompokan pada karateristik tunagrahita secara umum dan
karakteristik secara khusus, sedangkan tingkatan tunagrahita ada tiga macam, yaitu
tunagrahita ringan, sedang dan berat (Sutjihati, 2006:106).
Pengertian anak tunagrahita mampu didik menurut Suparlan dalam Sukarno (1999:8)
yaitu anak yang keadaannya lebih ringan dibandingkan dengan anak embisil yang tingkat
kecerdasannya antara 25–50. Sedangkan anak tunagrahita mampudidik memiliki tingkat
kecerdasan antara 55–75.3

2
Hermawati Ery, Strategi komunikasi total dan interaksi simbolik dengan anak tunarunggu disekolah
luar biasa, (Kalimantan, UNTAN, 2014), Hal: 32
3
Soekardi, Pengaruh usia dan latihan keseimbangan terhadap kemampuan motorik kasar anak
tunagrahita kelas bawah mampu didik sekolah luar biasa, (Semarang, UNS, 2013), hal: 202

5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia.
Bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau
komunitas yang terintegrasi oleh informasi, dimana masing-masing individu dalam
masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (information sharing) umtuk mencapai tujuan
bersama.
Sekolah luar biasa adalah sekolah yang didalamnya banyak memperoleh prestasi-
prestasi belajar.anak yang berada di sekolah luar biasa sering kali disebut sebagai anak yang
berprstasi.

6
Referensi

Asra Yulita Kurnawati, Efektivitas psikoedukasi pada orangtua dalam meningkatkan pengetahuan
seksualitas remaja rekordasi mental ringan, (Riau, UINSUSKA, 2005).

Hermawati Ery, Strategi komunikasi total dan interaksi simbolik dengan anak tunarunggu disekolah
luar biasa, (Kalimantan, UNTAN, 2014).

Soekardi, Pengaruh usia dan latihan keseimbangan terhadap kemampuan motorik kasar anak
tunagrahita kelas bawah mampu didik sekolah luar biasa, (Semarang, UNS, 2013).

Anda mungkin juga menyukai