RIFATUL
RIFATUL
R
DENGAN DIAGNOSA MEDIK SKIZOFRENIA DI RUANG PERAWATAN
AMARILIS RSUD BATARA GURU BELOPA TAHUN 2023
Disusun oleh :
(032022053)
CI LAHAN CI INSTITUSI
3. Etiologi Halusinasi
Faktor predisposisi pasien halusinasi menurut ( Oktiviani,2020 ):
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor perkembangan
Tugas perkembangan pasien terganggu misalnya rendahnya control
dankehangatan keluarga menyebabkan pasien tidak mampu mandiri
sejakkecil, mudah frustasi, hilang percaya diri. Jika tugas perkembangan
menemuihambatan dan hubungan interpersonal terputus, individu akan
merasa socialdan cemas (Zelika & Dermawan, 2015).
2) Faktor sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima dilingkungan sejak bayi akan
merasadisingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungan. Faktor
berbagaimasyarakat dapat merasa dikucilkan.
3) Biologi
Faktor biologis mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguanjiwa.
Adanya stress yang berlebihan dialami seseorang maka didalam tubuhakan
dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogen
neurokimia.Akibatstress berkepanjangan menyebabkan teraktivitasnya
neurotransmitter otak.Hal ini berdampak pada terjadinya gangguan jiwa,
jika seseorang mengalamisosial yang berlebihan (Sutejo, 2020).
4) Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus
padapenyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada
ketidakmampuan pasiendalam mengambil keputusan yang tepat demi
masa depannya, pasien lebihmemilih kesenangan sesaat dan lari dari alam
nyata menuju alam khayal.Hubungan interpersonal tidak harmonis, dan
biasanya seseorang menerima berbagai peran yang kontradiktif, yang akan
menimbulkan banyak social dankecemasan, serta berujung pada hancurnya
orientasi realitas (Dermawan,2016).
5) Sosial Budaya
Meliputi pasien mengalami interaksi social dalam fase awal dancomfortin,
pasien menganggap bahwa hidup bersosialisasi di alam nyatasangat
membahayakan. Pasien asyik dengan Halusinasinya seolah-olah ia
merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi
social,controldiri dan harga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata.
Faktor berbagidalam masyarakat dapat membuat orang merasa kesepian
dilikungan merekayang luas (Sutejo, 2020).
b. Faktor Presipitasi
Menurut Prabowo (2014) factor presipita dapat meliputi:
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak yang mengatur
prosesinformasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak yangmengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulusyang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
2) Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap
stressorlingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3) Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor.
4. Rentang Respon Neurobiologi
Rentang repon tersebut dapat digambarkan seperti dibawah ini (Muhith, 2015):
ADAPTIF PSIKOSOSIAL MALADTIF
1. Pikiran 1. Distorsi pikiran 1. Gangguan piker
2. Persepsi akurat ilusi atau delusi
3. Emosi konsisten 2. Reaksi emosi 2. Halusinasi
dengan berlebihan 3. Sulit merespon
pengalaman 3. Perilaku aneh emosi
4. Perilaku social atau tidak biasa 4. Perilaku
5. Berhubungan 4. Menarik diri disorganisasi
sosial 5. Isolasi social
Keterangan :
a. Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima oleh norma-norma social
budaya yangberlaku.Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal
jika menghadapi suatuakan dapat memecahkan masalah tersebut.Respon
adaptif meliputi :
1) Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
3) Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul dari
pengalamanahli.
4) Perilaku sesuai adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas
kewajaran.
5) Hubungan social adalah proses suatu interkasi dengan orang lain dan
lingkungan.
b. Respon Psikososial Meliputi :
1) Proses piker terganggu yang menimbulkan gangguan
2) Ilusi adalah miss intrerprestasi atau penilaian yang salah tentang yang
benar-benarterjadi (objek nyata) karena gangguan panca indra
3) Emosi berlebihan atau kurang
4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
untukmenghindari Interaksi dengan orang lain
5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari hubungan dengan orang
lain.
c. Respon maladaptive adalah respon indikasi dalam menyelesaikan masalah
yangmenyimpang dari norma-norma social dan budaya dan
lingkungan,adapun responmaladaptive ini meliputi :
1) Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidakdiyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
kenyataan social
2) Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah satu atau persepsi
eksternal yangtidak realita atau tidak ada.
3) Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari hati
4) Perilaku tak terorganisir merupakan perilaku yang tidak teratur Isolasi
social adalahkondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan diterima
sebagai ketentuan olehorang lain dan sebagai suatu kecelakaan yang
negatif mengancam.
6. Klasifikasi Halusinasi
Menurut Yusuf (2015), klasifikasi halusinasi dibagi menjadi 5 yaitu:
7. Penatalaksanaan Halusinasi
Menurut Marasmis (2018) Pengobatan harus secepat mungkin diberikan,
disini peran keluarga sangat penting karena setelah mendapatkan perawatan di RSJ
klien dinyatakan boleh pulang sehingga keluarga mempunyai peranan yang sangat
penting didalam hal merawat klien, menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif
dan sebagai pengawas minum obat (Prabowo, 2018).
a. Penatalaksanaan Medis
Menurut Struat, Laraia (2017) Penatalaksanaan klien skizofrenia yangmengalami
halusinasi adalah dengan pemberian obat-obatan dantindakan lain (Muhith, 2017).
1) Psikofarmakologis, obat yang lazim digunakan pada gejalahalusinasi
pendengaran yang merupakan gejala psikosis pada klienskizofrenia adalah
obat anti psikosis. Adapun kelompok yang umumdigunakan adalah:
d. Genogram
? ? ?
?
? ? ? ?
42 51
? ? ? 18
KET :
Laki-laki : meninggal
Perempuan
Klien
Garis keturunan
5. Status Mental
a. Penampilan: Cara berpakaian klien kurang rapi, tetapi selalu berganti pakaian
setiap harinya
b. Pembicaraan: Cara bicara klien jelas namun kadang menggunakan nada tinggi
dan sesekali tertawa diakibatkan malu saat di tanya
c. Aktivitas motorik: Klien nampak gelisah
d. Alam perasaan: Klien terlihat diam, malu-malu dan menunduk.
a. Isi pikir: Klien tidak memiliki kelainan isi pikir dan waham
b. Proses pikir: Pada saat ditanya klien menjawab dengan baik
c. Tingkat kesadaran: Kesadaran klien baik pada saat di kaji
d. Memori: Klien masih dapat mengingat beberapa kejadian di masa lalunya
e. Tingkat konsentrasi dan berhitung : klien masih dapat berkonsentrasi
f. Kemampuan penilaian: Klien masih terkadang bingung dalam bertindak
g. Daya tilik diri: Klien tahu dan sadar bahwa dirinya sedang berada di rumah
sakit
7. Mekanisme Koping
Adaptif Malapatif
(√ ) bicara dengan orang lain ( ) minum alkohol
( ) mampu menyelesaikan masalah (√ ) reaksi lambat/berlebihan
( ) teknik relaksasi ( ) bekerja berlebihan
( √ ) aktivitas konstruktif ( ) menghindar
( ) olahraga ( √) mencederai diri/orang lain
B. ANALISA DATA
DATA MASALAH
DS :
- Klien mengatakan merasa sesak di dada
dan selalu ingin marah jika mendengar
suara-suara
- Klien mengatakan susah mengontrol
emosinya. Resiko Perilaku Kekerasan
DO :
- Klien nampak gelisah
- Ekspresi wajah klien nampak datar
- Terkadang klien bicara dengan nada
tinggi
DS :
- Klien mengatakan mendengar suara
yang memanggil namanya untuk
menyuruhnya pergi dan sangat ribut
Halusinasi Pendengaran
ketika ia berdiam diri dan saat malam.
DO :
- Klien nampak khawatir
- Klien nampak gelisah
DS : Harga Diri Rendah
- Klien mengatakan malu-malu saat
ditanya
DO :
- Klien nampak gelisah
- Klien terlihat malu dan menunduk
- Kontak mata kurang
C. POHON MASALAH
Halusinasi pendengaran
Halusinasi
D. MASALAH KEPERAWATAN
1) Halusinasi pendengaran
2) Resiko perilaku kekerasan
3) Harga diri Rendah
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
SP 2.
1. Evaluasi kegiatan minum
obat, beri pujian
2. Latih cara mengontrol
halusinasi dengan cara
menghardik
3. Masukkan pada jadwal
kegiatan harian klien
SP 3
1. Evaluasi kegiatan latihan
minum obat teratur dan
latihan menghardik
2. Latih cara mengontrol
halusinasi dengan bercakap-
cakap
3. Masukkan kedalam jadwal
kegiatan harian klien
SP 4
1. Evaluasi kegiatan latihan
minum obat, menghardik
dan bercakap-cakap, beri
pujian
2. Latih cara mengontrol
halusinasi dengan
melakukan kegiatan harian
3. Masukkan ke dalam jadwal
kegiatan haian klien
SP 3
1. Evaluasi kegiatan latihan
fisik dan minum obat, beri
pujian
2. Latih cara mengontrol
perilaku kekerasan dengan
cara verbal
(mengungkapkan, meminta,
menolak dengan cara yang
baik)
3. Masukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP 4
1. Evaluasi latihan fisik dan
minum obat serta latih
verbal, beri pujian.
2. Latih cara mengontrol
peilaku kekerasan dengan
spiritual
3. Masukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP 4
1. Melatih kegiatan sesuai
kemampuan yang dipilih
pasien
SP 4
1. Evaluasi kegiatan latihan minum
obat, menghardik dan bercakap-
cakap, beri pujian
H: Klien minum obat secara
teratur, klien mengetahui cara
mengontrol halusinasinya
dengan bercakap-cakap bersama
pasien lainnya atau keluarganya
2. Latih cara mengontrol halusinasi
dengan melakukan kegiatan
harian
H: Klien melakukan jadwal
hariannya dengan baik
3. Masukkan ke dalam jadwal
kegiatan harian klien
H: Klien memiliki jadwal harian
(minum obat, tidur, sholat,
bermain)
SP 4
1. Mengevaluasi latihan fisik dan
minum obat serta latih verbal,
beri pujian
H: Klien mampu minum obat
secara teratur
2. Melatih cara mengontrol
perilaku kekerasan dengan
spiritual
H: Klien mengelus dadanya dan
menutup mata serta beristigfar
3. Memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
H: Klien memiliki jadwal
kegiatan harian