Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi pecahan menggunakan model
quantum learning untuk siswa kelas III di SD Negeri Seneng. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) kolaboratif. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri Seneng yang berjumlah 17 siswa yang terdiri
dari 13 siswa laki – laki dan 4 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan model Kemmis & Mc Taggart.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi. Data penelitian ini dianalisis secara deskriptif
kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa setelah
menggunakan model quantum learning. Pada siklus I diperoleh nilai rata – rata 97,86 dengan ketuntasan 100%.
Pada siklus II diperoleh nilai rata – rata 98,57 dengan ketuntasan belajar 100%. Begitupula dengan hasil observasi
aktivitas siswa yang mengalami peningkatan, pada siklus I yaitu 91,86% dan pada siklus II meningkat menjadi
96,46%.
Abstract
The research aims to improve the learning achievement of mathematic focusing on the materials of
fractions using quantum learning model for third grade students of Seneng State Elementary School. The kind of
research was Classroom Action Research (CAR) collaborative. The subjects of the research were the students of
Third Grade in Seneng State Elementary School amounting of 17 students who consisted of 13 male students and 4
female students. The kind of the research used Kemmis and Mc Taggart’s version. The methods of data collection
were test and observation. The data analyzed both descriptive qualitatively and descriptive quantitatively. The
result of the implementation of quantum learning model to improve the math learning achievement shows that there
is an improvement in the students’s mathematic learning achievement after the teacher used the quantum learning
model. In cycle I, the average value 97,86 and 100% of students pass the standard achievement. In cycle II, the
average value 98,57 and 100% of students pass the standard achievement. The same case happen to the
observation result of the student’s activity, in cycle I, it was 91,86% and in cycle II it became 96,46%.
1999, terjemahan Ary Nilandari, 2004: 10). Jenis penelitian yang digunakan adalah
Kerangka rancangan TANDUR akan membawa penelitian tindakan kelas (PTK) yang
siswa belajar matematika mulai dari hal yang berkolaborasi dengan teman sejawat.
dilaksanakan observasi. Hasil observasi lalu Dalam penelitian ini teknik pengumpulan
direfleksi untuk merencanakan tindakan tahap data menggunakan metode sebagai berikut:
selanjutnya. 1. Tes
Penjabaran kegiatan siklus pada Tes ini digunakan untuk mengumpulkan data
penerapan model pembelajaran quantum learning tentang hasil belajar matematika pokok bahasan
Perencanaan awal, peneliti menyusun rencana Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk
pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi pokok mengumpulkan data tentang aktivitas guru dan
pecahan dengan kompetensi dasar 3.1 Mengenal siswa dalam proses pembelajaran.
pecahan sederhana.
Instrumen Penelitian
2. Pelaksanaan tindakan
Instrumen yang digunakan pada penelitian
Pelaksanaan tindakan dengan
ini yaitu:
mengimplementasikan dari perencanaan yang
1. Tes
telah dipersiapkan, yaitu pelaksanaan
2. Lembar observasi
pembelajaran dengan menggunakan model
quantum learning. Teknik Analisis Data
3. Pengamatan (observasi) Teknik analisis data yang dilakukan pada
a. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas siswa penelitian ini yaitu:
meliputi: proses pembelajaran dengan model 1. Analisis Data Kualitatif
quantum learning dan interaksi siswa. Teknik deskriptif kualitatif digunakan untuk
b. Pengamatan terhadap guru meliputi: menganalisis aktivitas siswa dalam proses
kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model quantum
kegiatan awal, mengorganisasikan siswa, learning. Rumus yang digunakan untuk
membimbing siswa, dan melaksanakan menghitung persentase aktivitas siswa adalah
kegiatan akhir. sebagai berikut.
4. Refleksi
Persentase= ×100%
Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara guru
dengan observer untuk mengevaluasi hasil (Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, 2007:
22).
tindakan dan merumuskan perencanaan tindakan
260 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-7 2018
2. Analisis Data Kuantitatif
Teknik analisis data deskriptif kuantitatif
digunakan untuk menganalisis hasil belajar
kognitif. Tes hasil belajar yang dilakukan peneliti
adalah tes formatif. Cara yang digunakan untuk
mengolah nilai tes formatif dengan percentages
correction (hasil yang dicapai setiap siswa
dihitung dari persentase jawaban yang benar).
Rumusnya adalah sebagai berikut. Gambar 1. Diagram Ketuntasan Belajar Pada Pra
Siklus dan Siklus I
S=
Keterangan: Meskipun ketuntasan sudah mencapai
S = nilai yang diharapkan (dicari) mencapai 100%, akan tetapi perlu dilaksanakan
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab siklus II untuk meyakinkan peningkatan hasil tes
nilai ≥ 75 sebesar 100%. Peningkatan ketuntasan 91,86%, pada siklus II yaitu 96,46%.
belajar hasil tes antara pra siklus dan siklus I Rata – rata peningkatan aktivitas siswa dari siklus
dapat dilihat pada diagram berikut. I dan siklus II akan ditampilkan pada diagram di
bawah ini.
Penerapan Model Quantum .... (Rachmawati) 261
Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan
siswa kelas III dan Bapak Sumbogo, materi
pecahan masih dirasa sulit untuk dipelajari oleh
siswa. Dalam proses pembelajaran terlihat guru
belum menggunakan metode yang bervariasi.
Melihat kondisi tersebut, hasil belajar
matematika siswa kelas III SDN Seneng perlu
dilakukan perbaikan. Salah satu langkah yang
Gambar 3. Diagram Hasil Observasi Aktivitas
Siswa dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan
Berdasarkan hasil tes siklus II model pembelajaran yang dapat menciptakan
pembelajaran matematika pokok bahasan pecahan suasana belajar yang menyenangkan dan
menggunakan model quantum learning terbukti bermakna. Model pembelajaran yang dapat
telah meningkatkan hasil belajar siswa dengan diterapkan adalah model pembelajaran quantum
bukti siswa yang mendapatkan ketuntasan hasil learning. Proses tindakan pada penerapan model
belajar lebih dari KKM 75 sebesar 100% yang quantum learning mengacu pada kerangka
berarti sudah lebih dari indikator keberhasilan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,
yang ditentukan yaitu 90%. Begitupula dengan Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan).
aktivitas siswa selama proses pembelajaran, Kerangka TANDUR dapat diterapkan untuk mata
aktivitas siswa sebesar 96,46% yang berarti sudah pelajaran apapun, tingkat kelas, dan siapapun
lebih dari indikator keberhasilan yang ditentukan pendengarnya. Kerangka ini menjamin siswa
yaitu 80% dan termasuk dalam kriteria sangat akan tertarik dan berminat pada setiap pelajaran
baik. Berdasarkan hasil tersebut maka penelitian (DePorter, Bobbi., Reardon, Mark. & Nourie,
dapat dihentikan di siklus II ini. Sarah Singer, 1999, terjemahan Ary Nilandari,
Pembahasan 2004: 88). Proses tindakan dilakukan dalam dua
Berdasarkan informasi awal yang siklus dan setiap siklus memerlukan waktu 2 kali
diperoleh, hasil belajar matematika siswa kelas III pertemuan. Pembelajaran pecahan diawali dengan
SDN Seneng pada pokok bahasan pecahan masih pretest untuk mengetahui kemampuan siswa pada
rendah. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil materi pecahan sebelum diberi tindakan. Hasil
wawancara dan observasi dengan Bapak yang ditunjukkan adalah bahwa persentase siswa
Sumbogo S.Pd., nilai rata – rata Ulangan Tengah yang tuntas lebih sedikit daripada siswa yang
Semester siswa kelas III pada mata pelajaran tuntas. Siswa yang memperoleh nilai ≤ 75
matematika sebesar 56,41 dengan ketuntasan mencapai 71,43% sedangkan siswa yang
belajar secara klasikal hanya 11,76%. Dari hasil memperoleh nilai ≥ 75 hanya mencapai 28,57 %
tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar dengan nilai rata – rata kelas yaitu 60,36.
matematika siswa kelas III masih rendah dan Pelaksanaan tindakan siklus I
belum sesuai dengan nilai KKM (Kriteria menghasilkan ketuntasan belajar yang
Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan yaitu 75. memuaskan yaitu mencapai 100% dengan rata –
262 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-7 2018
rata nilai 97,86 dan aktivitas siswa 91,86%. Hal yang masih bersifat abstrak untuk disajikan ke hal
tersebut menunjukkan bahwa penerapan model yang konkret. Hal ini sangat sesuai jika
quantum learning dapat diterima dengan baik diterapkan untuk siswa kelas III SD yang
oleh siswa kelas III. Melalui kerangka TANDUR, memasuki tahap operasional konkret.
siswa merasakan suasana belajar yang baru. Tahap namai, siswa akan diberikan materi
Tahap tumbuhkan bertujuan untuk dengan mengenal konsep-konsep pokok dari
menarik perhatian siswa dengan materi yang akan materi. Tahap ini siswa diberikan penjelasan oleh
diajarkan dan disisipi pula manfaat yang akan guru sesuai dengan apa yang telah dilakukan pada
siswa peroleh dari materi yang akan dipelajari. tahap alami. Siswa mendengarkan penjelasan
Selain itu, siswa juga diberikan motivasi untuk guru dengan baik dan menanggapi pertanyaan
menumbuhkan sikap positif yang bertujuan maupun pernyataan dari guru dengan baik pula.
meyakinkan siswa untuk bisa berprestasi. Tahap demonstrasi bertujuan untuk
Motivasi siswa saat guru memberikan motivasi menunjukkan kepada teman – temannya bahwa
masih terlihat kurang bersemangat. Saat guru siswa telah mengerti materi yang dipelajari.
membacakan dongeng Popo dan Jojo, siswa Masing – masing siswa terlihat memperhatikan
terlihat tertarik dengan dongeng yang siswa atau kelompok yang sedang melakukan
disampaikan guru. Sebelum pembelajaran demonstrasi. Tahap selanjutnya adalah ulangi,
dimulai, siswa dibentuk kelompok yang siswa mengingat kembali materi yang telah
beranggotakan 3 sampai 4 orang. Kegiatan dipelajari dengan kegiatan saling bertanya jawab
pengelompokkan ini sebagai menciptakan antara guru dan siswa. Tahap ini bertujuan untuk
suasana belajar yang baru karena pada kegiatan merekatkan kembali kegiatan – kegiatan yang
pembelajaran sebelumnya siswa belum telah dipelajari. Siswa dan guru saling bertanya
melakukan kegiatan berkelompok. Akan tetapi, jawab tentang materi yang telah dipelajari. Siswa
siswa belum dapat dikondisikan dengan baik saat menyebutkan kegiatan – kegiatan yang telah
dikelompokkan. Masih ada siswa yang ingin dipelajari dengan baik. Saat guru memberikan
berkelompok dengan teman sesuai pilihannya. pertanyaan, siswa juga antusias menjawab
Tahap alami, siswa merasakan pertanyaan dari guru.
pengalaman belajar secara langsung. Kegiatan Tahap yang terakhir adalah rayakan, tahap
tersebut memberikan pengalaman langsung ini sebagai bentuk penghargaan kepada siswa
kepada siswa untuk mengenal pecahan yang dengan memberikan tepuk jempol, memberikan
sebelumnya langsung dijelaskan oleh guru di bintang, atau memberikan hadiah. Kegiatan
papan tulis. Siswa terlihat antusias dengan rayakan tidak harus dilaksanakan saat akhir
kegiatan yang dilakukan. Kegiatan memotong pembelajaran. Kegiatan ini bisa dilakukan diakhir
kue brownis pada materi pecahan dirasa baru oleh tahap, misalnya untuk memberikan apresiasi
siswa. Pembelajaran pecahan sebelumnya siswa kepada siswa karena telah berdemonstrasi dengan
belum menggunakan benda konkret. Tahap alami baik. Saat melakukan tepuk jempol siswa terlihat
mempermudah siswa mengenal materi pecahan bersemangat. Bintang yang diberikan guru juga
Penerapan Model Quantum .... (Rachmawati) 263
mampu memberikan semangat kepada siswa saat akan tetapi dibuat kelompok kecil yang
pembelajaran. Terlihat pada pertemuan 2 siklus II beranggotakan 2 orang. Lingkungan belajar yang
siswa diminta untuk mengerjakan soal di papan sesuai dengan keinginan siswa akan membuat
tulis, awalnya siswa belum terlihat bersemangat, siswa merasa nyaman untuk belajar.
tetapi setelah melihat ada satu teman yang maju Berdasarkan hasil tes siklus II nilai rata –
lalu diberikan bintang, siswa yang lain terlihat rata yang diperoleh siswa adalah 98,57 dengan
lebih bersemangat. ketuntasan hasil belajar lebih dari KKM 75
Meskipun tindakan siklus I telah berhasil, sebesar 100% yang berarti sudah lebih dari
tindakan siklus II masih ingin dilakukan untuk indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu
meyakinkan bahwa tindakan siklus I memang 90%. Begitupula dengan aktivitas siswa selama
berhasil. Tahap – tahap yang akan dilakukan proses pembelajaran, aktivitas siswa sebesar
masih sama dengan tindakan siklus I, dengan 96,46% yang berarti sudah lebih dari indikator
beberapa perbaikan karena masih ditemukan keberhasilan yang ditentukan yaitu 80% dan
hambatan pada saat proses pembelajaran. Pada termasuk dalam kriteria sangat baik. Dari hasil
awal pembelajaran, saat guru memberikan tersebut dapat dilihat bahwa nilai rata – rata tes,
motivasi ada siswa yang kurang terlihat ketuntasan hasil belajar, dan aktivitas siswa pada
bersemangat. Kegiatan memberikan motivasi tindakan siklus II tetap mencapai indikator
bertujuan untuk membentuk sikap positif kepada keberhasilan yang ditetapkan. Selain itu, tidak
siswa dan memberikan keyakinan untuk meraih ada lagi hambatan yang dialami guru selama
prestasi. Sikap positif merupakan salah satu aspek proses pembelajaran. Berdasarkan hasil yang
pada quantum learning. Pada siklus II guru diperoleh, pembelajaran matematika pokok
berharap semua siswa bersemangat untuk bahasan pecahan menggunakan model quantum
mengikuti pembelajaran yang akan dilakukan. learning terbukti telah meningkatkan hasil belajar
Saat memberikan motivasi ditambahkan dengan siswa kelas III SDN Seneng.
jargon motivasi yaitu “Kelas III, Siap, Siap,
Yes!” sambil melakukan gerakan tangan. Jargon SIMPULAN DAN SARAN
ini diharapkan dapat memberikan keyakinan Simpulan
kepada siswa bahwa siswa bisa mengikuti proses 1. Pada pra siklus diperoleh nilai rata – rata 60,36
pembelajaran dengan baik dan juga mendapatkan dengan ketuntasan belajar 28,57% sedangkan
prestasi yang baik. Aspek lain yang ini diperbaiki pada siklus I diperoleh nilai rata – rata 97,86
pada penelitian ini adalah penataan lingkungan dengan ketuntasan 100% dan pada siklus II
belajar. Pada siklus I, saat berkelompok siswa diperoleh nilai rata – rata 98,57 dengan
dibagi menjadi 4 kelompok dengan anggota 3 ketuntasan belajar 100%. Apabila dikaitkan
sampai 4 orang dengan mengambil nomor. dengan nilai rata – rata Ulangan Tengah
Ternyata pembagian dengan cara tersebut ada Semester matematika sebesar 56,41 dengan
siswa yang kurang nyaman. Untuk itu, pada ketuntasan belajar secara klasikal hanya
siklus II pembagian kelompok tetap diatur guru, 11,76% maka hasil yang diperoleh setiap
264 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-7 2018
siklus mengalami peningkatan. Hal ini DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan bahwa model pembelajaran Ali Hamzah dan Muhlsrarini. (2014).
quantum learning dapat meningkatkan hasil Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika. Jakarta: Rajawali Press.
belajar siswa menjadi lebih baik.
2. Model pembelajaran quantum learning dapat Anas Sudijono. (2011). Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Rajawali Press.
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pada
siklus I dengan persentase 91, 86% sedangkan DePorter, Bobbi., Reardon, Mark. & Nourie,
Sarah Singer. (1999). Quantum Teaching
pada siklus II terjadi peningkatan dengan Orchestrating Student Success. Boston:
persentase 96, 46%. Aktivitas belajar siswa Allyn&Bacon.
telah mencapai mencapai kriteria keberhasilan . (2004). Quantum Teaching
yaitu ≥ 80% dan dikatakan sangat baik. Mempraktikkan Quantum Learning di
Ruang-Ruang Kelas (Buku Quantum
Saran Teaching Orchestrating Student Success).
Penerjemah: Ary Nilandari. Bandung:
Hasil penelitian yang dilakukan memberikan Kaifa.
gambaran bahwa model quantum learning dapat
Dwi Siswoyo, dkk. (2013). Ilmu Pendidikan.
meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena Yogyakarta: UNY Press.
itu, ada beberapa saran yang dapat peneliti
Endang Mulyatiningsih. (2013). Metode
sampaikan sebagai berikut. Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
1. Untuk penelitian selanjutnya yang sejenis Bandung: Alfabeta.