Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Profil

The King Sambal adalah brand dari kegiatan usaha kami, bahan Cabai,
bawang, kemiri yang diulek terlebih dahulu lalu digoreng bersama toping sesuai
dengan selera konsumen. Sudah bukan menjadi sebuah rahasia jika banyak orang,
khususnya masyarakat Indonesia yang tidak bisa lepas dari makanan pedas yang
dihasilkan dari sambal. Bisa diibaratkan 'bagai sayur tanpa garam', makan tanpa
sambal terasa ada yang kurang bagi mereka yang benar-benar pecinta sambal. 

Sambal seolah menjadi menu wajib sebagai pendamping makanan utama dan
lauk-pauk. Tidak ada sambal makanan terasa hambar. Belum lagi bagi sebagaian
orang sambal dapat menambah nafsu makan.

The King Sambal hadir dengan beberapa varian rasa yaitu sambal ayam suir
( suirius wuenak banget), sambal ikam salay ( say love you), sambal ikan teri
( TERImakasih enak), dan sambal Cumi ( CUMa Ingat kamu. Yang tentunya
mempunyai ciri khas masing-masing disetiap varian. The King Sambal juga
mengahdirkan packeging yang menarik dan praktis dan cocok untuk berbagai jenis
makanan. Memiliki ketahanan produk seminggu tanpa pengawet dan jika dimasukan
di chiler tahan selama 1 bulan dan jika disimpan di freezer tahan hingga 3 bulan. The
King Sambal berlokasi di SMKN 1 Sekayu MUBA Provinsi Sumatera Selatan jl.
Kolonel Wahid Udin no.125. dan The King Sambal juga tersedia di berbagai Place
Market dan Social Media.
2.2 waktu dan tempat pelaksanaan
2.3 Sasaran Kegiatan
2.4 Managemen Produksi
2.4.1 Proses Produksi
Kegiatan yang kami lakukan dalam kegiatan produksi yaitu:
1. Mengembangkan ide pembuatan produk dengan membaca kebutuhan konsumen
terhadap sebuah produk yang sedang popular yaitu kuliner.
2. Melalui bagian produksi, kami mulai menentukan bahan baku penunjang selain
bahan baku utama. Dalam hal ini kami melakukan survei pasar guna
mendapatkan harga yang lebih kompetitif dasar pasar.
3. Proses produksi dilakukan dengan rangkaian kegiatan yang mengedepankan azas
higienis guna terciptanya kepercayaan terhadap konsumen akan produk yang
kami pasarkan.
4. Menyusun laporan keuangan, tahapan ini dilakukan untuk membuat system
managemen yang baik dalam kegiatan usaha. Kami percaya, jika penanganan
konsumen tersusun dengan baik maka semua kegiatan produksi akan berjalan
lancar dan maksimal.

2.4.2 Bahan Baku


Dalam proses produksi kami menggunakan bahan baku rincian sebagai berikut untuk
sekali produksi dan mengahasilkan 300/ pcs toples 90 gr:
No Bahan Baku Qty Satuan Total
1 Cabai merah kriting 1 45.000/kg 45000
2 Cabai rawit 1 55.000/kg 55000
3 Cabai hijau kecil 1 50.000/kg 50000
4 Cabai Hijau Besar 1 40.000/kg 40000
5 Bawang Merah 1 65.000/kg 65000
6 Bawang Putih 1 50.000/kg 50000
7 Kemiri 1 50.000/kg 50000
8 Minyak Goreng 5 20.000/kg 10000
9 sere 1 20.000 20000
10 Daun Jeruk 1 20.000 20000
11 Ayam 1 30.000/kg 30000
12 Ikan Salay 1 100.000/kg 100000
13 Cumi Asin 1 100.000/kg 100000
14 Ikan Teri` 1 100.000/kg 10000
15 Garam 5 5.000/ 250 gr 25000
16 Lada 15 1000 / pcs 15000
17 Gula 5 15.000/kg 25000
18 MSG 1 25.000/ 500 gr 25000
19 Kaldu bubuk 3 15.000 / 250 gr 45000
20 Saos tiram 1 50.000 / 1 liter 50000
21 Tomat 3 20.000/kg 60000
Jum;ah Rp.890.000.00,-
Tabel 1.1 (Daftar Bahan Baku)

2.4.3 Peralatan dan Perlengkapan


Dalam kegiatan produksi kami, peralatan dan perlengkapan yang kami gunakan sebagai
berikut:
1. Peralatan
No Nama Barang Qty Satuam Total
1 Wajan Penggorengan 3 350.000 1050000
2 Kompor Api Seribu 3 500.000 15000000
3 Pisau 5 25.000 125000
4 Baskom 10 50.000 500000
5 Tatakan 3 25.000 75000
6 Spatula Besi 5 50.000 25000
7 Tabung Gas 3 300.000 900000
8 Biaya tak terduga 450000

1
Jumlah 5.525.000-
Tabel 1.2 (Daftar Peralatan)

2. Perlengkapan
No Nama Barang Qty Satuan Total
1 Pamflet 300 1000 300000
2 Toples uk 90 gr 300 3000 900000
Jumlah 1.100.000,-
Tabel 1.3 (Daftar Perlengkapan)

2.4.4 Biaya Lain-Lain


No Nama Biaya Qty Satuan Total
1 Isi Ulang Gas 3 300.000 900000
2 sponge 3 5000 15000
3 Sabun cuci piring 3 20000 60000
Jumlah 975.000
Tabel 1.4 (Biaya Lain-Lain)

3.1 Cara Pembuatan


1. Haluskan bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, dan tomat.
2. Tuang di atas wajan lalu tambahkan sekitar 100 ml minyak goreng.
3. Saat kandungan air mulai menyusut sehingga bumbu sudah tidak terlalu meletup-letup,
masukkan daun jeruk dan tambahan cabai rawit utuh atau cabai rawit yang dicincang
kasar. Langkah ini untuk memberikan aroma dan memberikan tekstur cabai.
4. Jika bumbu sudah mulai harum, masukkan suwiran ikan salay / ikan teri, cumi asin/
ayam. Aduk hingga rata.
5. Tambahkan sisa minyak goreng lalu masak dengan api kecil. Biarkan kurang lebih
selama 30 menit sambil sesekali diaduk agar bagian bawah tidak kering dan gosong.
6. Saat minyak mulai tampak terpisah dan sambal tampak berwarna lebih gelap, bumbui
dengan gula dan garam. Bila kamu suka dan udah gak bisa hidup tanpa micin, kamu juga
boleh menambahkan micin/penyedap rasa/kaldu bubuk secukupnya. Aduk dan ratakan
7. Koreksi rasa lalu sesuaikan dengan selera.

2
2.5 Pemasaran
Agar rencana mendirikan usaha ini berjalan dengan lancar, upaya yang ditempuh dalam
melakukan strategi pasar antara lain:

1. Segmenting
Segmenting pasar adalah dengan menjadikan pembeli sebagai target yang akan di
capai, produk yang harus kami buat adalah produk yang dapat di nikmati oleh
berbagai kalangan dari masyarakat dengan tingkatan berbeda, produk ini juga bisa
dinikmati dari usia 12 tahun - 55 tahun.

2. Targeting
Target pasar yang kami bidik adalah kalangan siswa, mahasiswa, masyarakat
setempat, kantin-kantin sekolah, serta menjual produk di Place Market dan Social
Media.
3. Positioning
Agar produk kami mudah dikenali oleh masyarakat, kami berinovasi dengan cara
menambahkan bahan baru yang membedakan makanan ini dengan yang ada. Bahan
yang kami tambahkan yaitu Ikan Salay yang merupakan makanan khas kota Sekayu,
Cumi, Ayam dan Ikan teri Adapun kemasannya akan kami buat dengan toples kecil
segel aluminium. Sehingga tampilan lebih menarik, rasa lebih unggul dan kualitas
sangat baik.
Rencana Pemasaran Produk secara offline dan Online
Rencana Pemasaran Produk akan dilakukan secara offline dan Online dengan
melibatkan siswa SMKN 1 Sekayu.
1. Offline
Era globalisasi mendorong setiap negara untuk meningkatkan kualitas
pendidikannya agar mampu bersaing di tengah pesatnya kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Project-based learning adalah sebuah model atau
pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual
melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks (Cord, 2001; Thomas, Mergendoller, &
Michaelson, 1999; Moss, Van-Duzer, Carol, 1998). Model project based learning
market day adalah sebuah model pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan
siswa untuk merekonstruksi pengetahuan, keterampilan dan mengkulminasikan
dalam produk nyata serta memasarkan produknya kepada teman, guru, dan
masyarakat sekitar melalui kegiatan bazar atau pasar yang diselenggarakan oleh
sekolah.
Dalam memasarkan The King Sambal SMKN 1 Sekayu akan melaksanakan
“MARKET DAY” untuk mengenalkan, mempromosikan serta menjual produk
kami yaitu The King Sambal. Kegiatan market day diikuti para siswa, disadari
ataupun tidak, mampu menumbuhkan kreativitas, inovasi, dan soft skill di bidang

3
kewirausahaan. Selain itu kegiatan market day siswa mendapat pengalaman baru
atau kesan yang sangat berharga.
2. Online
Dengan metode jualan online siswa bisa aktif belajar promosi, belajar
komunikasi dengan pelanggan. Kemudahan dalam online tidak menguras tenaga
dan bisa dilakukan dimanapun hanya bermodal HP (Ponsel) ataupun Tablet.

Tentu dalam berjualan tidak hanya menggunakan layanan iklan online


seperti situs-situs iklan saja, tapi lebih inovatif dengan membuat toko online
sendiri. Disinilah kita ubah pandangan bahwa, membuat toko online itu tidak sulit.
Dan hasilnya bisa diakses melalui gadget-gadget mini. Hanya butuh sedikit
pengetahuan tentang cara instalasi dan konfigurasi maka toko online bisa
dioperasikan.
2.5.1 Analisis SWOT Sebagai Kelayakan Usaha
Sebagai acuan untuk menghadapi persaingan dalam bidang usaha, setiap
kegiatan untuk memulai usaha kami harus mengukur kemampuan kami terhadap
lingkungan atau pesaing melalui SWOT.
1. Kekuatan (Strength)
a. Ada banyak varian rasa sehingga menyesuaikan selera konsumen
b. Bahan baku mudah di dapatkan
c. Ketahanan produk jangka lama jika disimpan dengan benar
d. Makanan anak milenial
e. Cocok dimakan dengan berbagai jenis makanan
f. Cocok untuk konsumen yang sering lapar tengah malam
g. Praktis
2. Kelemahan (Weakness)
a. Produk tidak tahan lama.
b. Produk mudah ditiru.
c. Harga bahan baku tidak stabil.

3. Peluang (Oportunity)
a. Penjualan sambal sangat laku di place market mencapai angka 1,9k di satu
place market
b. Sambal sangat digemari oleh penduduk indonesia
c. The sambal yang dikemas dengan praktis pasti disukai ibu yang bekerja,
mahasiswa, anak kotsan dan semua kalangan

4
4. Ancaman (Treath)
Ancaman yang dapat timbul dari usaha BANDROS ini antara lain:
a. Pesaing tidak sehat.
b. Bahan baku tidak stabil.
c. Adanya produk serupa dengan kualitas baik dan harga murah sehingga
menjatuhkan produk kami.
2.6 RENCANA ANGGARAN BIAYA

No Rincian Biaya Produksi Total Rincian Total Rincian Biaya Untuk 15


Biaya Untuk Kali Produksi Selama 3 Bulan
Sekali Produksi
1 Bahan baku Rp. 890.000,- Rp. 13.350.000,-
2 Peralatan Rp. 5.525.000,- Rp. 5.525.000,- (hanya sekali
modal)
3 Perlengkapan Rp. 1.100.000,- Rp. 16.500.000,-
4 Biaya lain - lain Rp. 975.000,- Rp.14.625.000,-
Jumlah Rp.50.000.000,-

2.6.1 Modal/ Pemasukkan


Modal yang kami keluarkan dalam sekali produksi ialah sebesar Rp. 248.500
Total Biaya = Bahan Baku + Peralatan+ Perlengkapan + Biaya lain-lain
= Rp. 13.350.000,- + Rp.5.525.000 + Rp. 16.500.000,- +
Rp.14.625.000,-
= Rp. 50.000.000,- / 4.500
=Rp11.120.00,-
Total pengeluaran yang digunakan dalam 15 kali produksi menghasilkan 4500 pcs produk
dengan modal pengeluaran Rp11.120.00,-

2.6.2 Penentuan Harga Jual


Harga Pokok Produksi = Total Biaya/Hasil Produksi
= Rp. 50.000.000,- / 4.500
= Rp11.120.00,-
Harga Jual = Harga Pokok+Laba yang diinginkan

5
= Rp11.120.00,- + Rp. 8.880.- =
Jadi harga jualnya yaitu (Rp. 20.000,-/pcs)

2.6.3 Perhitungan Laba/Rugi


Laba = (Hasil produksi x Harga jual)-Modal
= (4500 x Rp. 20.000)- Rp. 50.000.000
= Rp. 90.000.000 – Rp. 50.000.000
= Rp. 40.000.000,-
Persentase Laba = Laba/Modalx100%
= 40.000.000,- / 50.000.000 x 100%
= 0.8%
Persentase dari laba bersih yang didapat dalam 15 kali produksi yaitu 0.8 %

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bandros merupakan brand produk yang diciptakan oleh kami dalam bidang ini, kami
menciptakan produk ini atas survey yang kami lakukan untuk mencari peluang bisnis yang

6
baik dan bermanfaat (yang dibutuhkan) oleh masyarakat, kami sangat mengharapkan
produk yang kami buat dapat diterima dan disenangi oleh konsumen.
5.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai