CHECKLIST CONSORT
Dosen Pengampu :
Najmah, S.K.M., M.PH., Ph.D
Disusun Oleh :
JULAEHA NIM 10012622226034
Methods
Trial design 3a Desain kuantitatif 1590
Results
Participant flow (a 13a Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa usia, tingkat 1596
diagram is strongly
recommended) pendidikan tertinggi, indeks kekayaan, etnis, agama,
tempat tinggal, waktu kunjungan ANC pertama dan
jumlah kunjungan ANC secara signifikan terkait dengan
kepatuhan suplementasi IFA setelah mengendalikan
potensi perancu (Tabel 2) . Wanita hamil berusia 25–34
tahun 1,26 kali lebih mungkin mengonsumsi suplemen
IFA (AOR: 1,26, 95% CI: 1,08–1,46) dibandingkan
mereka yang berusia 15–24 tahun. Kepatuhan adalah
umum di antara wanita hamil dengan tingkat pendidikan
menengah dan lebih tinggi (AOR: 1,26, 95% CI: 1,07–
1,49 untuk sekolah menengah; AOR: 1,72, 95% CI: 1,42–
2,09 untuk lebih tinggi). Mengenai status kekayaan,
peserta kaya secara signifikan lebih patuh (AOR: 1,40,
95% CI: 1,21–1,63) daripada rekan mereka yang miskin.
Recruitment 14a Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa usia, tingkat
pendidikan tertinggi, indeks kekayaan, etnis, agama,
tempat tinggal, waktu kunjungan ANC pertama dan
jumlah kunjungan ANC secara signifikan terkait dengan
kepatuhan suplementasi IFA setelah mengendalikan
potensi perancu (Tabel 2) . Wanita hamil berusia 25–34
tahun 1,26 kali lebih mungkin mengonsumsi suplemen
IFA (AOR: 1,26, 95% CI: 1,08–1,46) dibandingkan
mereka yang berusia 15–24 tahun. Kepatuhan adalah
umum di antara wanita hamil dengan tingkat pendidikan
menengah dan lebih tinggi (AOR: 1,26, 95% CI: 1,07–
1,49 untuk sekolah menengah; AOR: 1,72, 95% CI: 1,42–
2,09 untuk lebih tinggi). Mengenai status kekayaan,
peserta kaya secara signifikan lebih patuh (AOR: 1,40,
95% CI: 1,21–1,63) daripada rekan mereka yang miskin.
Baseline data 15 Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa hanya 25,8% 1596
ibu hamil Indonesia yang memenuhi rekomendasi asupan
IFA selama 180 hari. Dalam menyelidiki faktor-faktor
yang mendasari rendahnya kepatuhan ini, penelitian
menemukan bahwa wanita hamil Indonesia yang
beragama Islam atau etnis Muslim non-Pribumi
cenderung tidak patuh. Di sisi lain, wanita hamil
Indonesia yang berusia 25–34 tahun, memiliki tingkat
pendidikan menengah dan lebih tinggi, memiliki indeks
kekayaan yang lebih tinggi, merupakan penduduk
pedesaan, memiliki inisiasi kunjungan ANC awal dan
sering melakukan kunjungan ANC memiliki peluang yang
lebih tinggi untuk mematuhi. dengan rekomendasi IFA.
Discussion
Limitations 20 Dibandingkan dengan temuan PNDHS 2008, cakupan 1597
ANC serupa (96%), tetapi persentase wanita yang
melakukan kunjungan ANC pertama mereka selama
trimester pertama dan 4 atau lebih kunjungan ANC lebih
tinggi dalam penelitian kami: dari 54% menjadi 66 % dan
78% hingga 84%, masing-masing. Kepatuhan terhadap
rekomendasi 180 hari untuk suplementasi IFA juga lebih
tinggi dalam penelitian kami, namun tetap rendah.
Kepatuhan yang kurang optimal terhadap rekomendasi
suplementasi IFA di kalangan wanita hamil Indonesia
dalam penelitian ini konsisten dengan hasil berbagai
penelitian [13,14,15,16]. Peserta berusia 25-34 tahun
secara signifikan lebih patuh, yang mungkin karena
wanita hamil dalam kelompok usia ini lebih bertanggung
jawab dan memiliki perilaku kesehatan yang lebih baik
[17].
Generalisability 21 Selain itu, WHO melaporkan bahwa penduduk miskin 1598
perkotaan sering terabaikan karena informasi kesehatan
para pemukim informal atau ilegal, serta populasi
tunawisma, tidak dikumpulkan [23]. Situasi perkotaan ini
berarti bahwa penelitian ini mungkin telah meremehkan
atau melebih-lebihkan kepatuhan IFA di antara penduduk
miskin Indonesia di daerah perkotaan.
Interpretation 22 Mengenai karakteristik antenatal, setidaknya empat 1599
kunjungan ANC dan kunjungan ANC awal berhubungan
positif dengan kepatuhan suplementasi IFA yang
konsisten dengan laporan penelitian sebelumnya.