Pengertian etika aba bermacam macam etika khususnya di bidang kesehatan .termasuk profesi
1 pengertian ETIK
3 aliran ETIKA
1. pengertian kode etik ADALAH .... BAHASA LATIN (CODEX =HIMPUNAN,BERARTI BERUSAHA
MENGHIMPUN APA YG TERSEBAR . ARTINYA , KODE ETIK ADALAH HIMPUNAN NORMA NORMA YG DI
SEPAKATI DAN DI TETAPKAN OLEH DAN UNTUK PARA PENGEMBAN PROFESI TERTENTU .
CONTOH .KODE ETIK RUMAH SAKIT,.KODE ETIK DOKTER KODE ETIK APOTEKER .KODE ETIK
KEPERAWATAN.APOTKER ,DLL,
2.kode etik apotekher ...SEBAGAI BAGIAN DARI KESEHATAN YG PROFESIONAL APOTEKHER DALAM
PENGABDIANYA TERGANTUNG PADA KODE ETIK APOTEHER INDONESIA YG DI SAHKAN
MELLUI .KONGRES IKATAN SARJANA FARMASI INDONESIA .
3.kode etik bidan... BIDAN SEBAGAI UJUNG TOMBAK UTAMA DALAM HAL PEMBANGUNAN KESEHATAN
HAL TERSEBUT MEMBUAT PENINGKATAN KOMPETENSI DAN PROFESINAL LISME BIDAN MENJADI
SUATU KEHARUSAN .. PEDOMAN TERSEBUT ADALAH KODE ETIK BIDAN ..
5 kode etik dokter dan dokter gigi . BERLANDASKAN ETIK DAN NORMA NORMA YANG MENGATUR
HUBUNGAN ANTARA UMAT MANUSIA DENGAN ASAS ASASNYA BERDASARKAN FALSAFAH PANCASILA
SEBAGAI LANDASAN IDI DAN UUD 1945 SEBAGAI LANDASAN STRUKTUR RILL KODE ETIK KE DOKTERAN
ATAU YG DI KENAL DENGAN KODEKI TERDIRI DARI 4 BAGIAN YAITU .
7.SEORANG DOKTER HANYA MEMBERI SURAT KETERANGAN DAN PENDAPAT YG TELAH DI PERIKSA
SENDIRI KEBENARANYA .
8 SETIAP DOKTER HARUS ADA DALAM SETIA PRAKTEK MEDISNYA MEMBERIKAN PELAYANAN MEDIS YG
KOMPETEN DAN PROFESIONAL
10 SETIAP DOKTER HARUS MENGINGAT KEWAJIBANYA MELINDUNGI SETIAP INSANI DAN MENJAGA
RAHASIA PASIEN KE PADA SIAPPUN
11. SETIAP DOKTER BEKERJASAMA DENGAN BIDANG BIDANG PEMERINTAHAN SERTA MASYARAKAT
SERTA SALING MENGHORMATI .
6. kode etik perekam medis....KODE ETIK PEREKAM MEDIS ADALAH PEDOMAN UNTUK SIKAP
MEMPERTANGGUNGJAWABKAN SEGALA TINDAK PROFESI BAIK KEPADA PROFESI PASIEN MAUPUN
MASYARAKAT LUAS KODE ETIK MEMEGANG PERANAN PENTING DARI SUATU PROFESI UNTUK
MENJAMIN SUATU MORAL PROFESI DI MATA MASYARAKAT . DALAM KONGRES PORMIKI TELAH
MENYEPAKATI ANTARA LAIN ,, SEBAGAI BERIKUT .7 KEWAJIBAN UMUM DALAM KODE ETIK REKAM
MEDIS LANJUTAN DI HALAM 36 SOAL UAN 2019
3 PERSIAPAN UJI KOMEPENTENSI ADALAH PESERTA DIDIK PERGURUAN TINGGI DI BIDANG KESEHATAN
YANG MENGIKUTI EVALUASI AKHIR PROGRAM PENDIDIKAN , DAN UNTUK UJIKOMPETENSI SARJANA KE
PERAWATAN SURAT YG DI KELUARKAN MENKES RI S KEP NERS DIPLOMA (D 3) KECUALI TRANSFUSI
DARAH DIPLOMA D1.
3,SEBELUM UJI KOMPETENSI DIMULAI PENGAWAS / KOORDINATOR DAPAT MEMINTA PENJELASAN JIKA
PARA PESERTA UJI BELUM MENGERTI
5 PENGAWAS HARUS MEMBERITAHUKAN WAKTU SAATNYA DI MULAI DAN SAAT NYA DIA
BAB 5
Perjanjian terapeutik
A. Pengengertian perjanjian
Perjanjian adalah salah satu sumber hubungan hukum perikatan yang diadakan oleh 2
(dua) orang atau lebih.perjanjian yang terdapat dalam pasal 1313 KUH perdata secara
umum menyebutkan bahwa suatu hubungan antar 2 (dua) orang yang membuatnya.
Dilihatdari bentuknya perjanjian itu dapat berupa perikatan yang mengandung janji-janji
atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis.
Perjanjian adalah suatu berbuatan hukum dimana salah satu orang atu lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Sedangkan menurut seorang
pakar hukum profesor Sudikno Mertokusumo, perjanjian adalah”hubungan hukum antara
dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan peraturan atau kaidah
atau hak dan kewajban yang mengikat mereka untuk ditaati dan dijalani. kesepakatan ini
adalah untuk menimbulkan perikatan. Akibat hukum, menimbulakan hak dan kewajiban
dan kalau kesepakatan itu dilanggar maka ada akibatnya,si pelanggar dapat dikenakan
akibat hukum atau sangsi “.dengan demikian, perjanjian akan melahirkan hak dan
kewajiban.hak dan kewajiban merupakan perimbangan perkuasaan dalam bentuk hak dan
individual di satu pihak yang tercermin dalam kewajiban pada pihak lawan.
Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana orang berjanji pada seorang lain atau
dimana dua orang saling untuk berjanji saling melaksanakan suatu hal. Dari peristiwaitu
timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan perjanjian.
Perjanjian tersebut menerbitkan suatu perikatan antara dua orangyang membuatnya.
Perjanjian berupa suatu ragkaian perikatan yang mengandung janji-janji atas
kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. dengan demikian, hubungan antara perikatan
dan perjanjian adalah bahwa perjanjian tersebut menerbitkan perikatan.
Sementara itu, dalam teori klasik, perjanjian merupakan satu perbuatan perbuatan
hukum yang berisi dua sisi yaitu penawaran dan penerimaan. Namun, pada
perkembangan selanjutnya, perjanjian tidak lagi dianggap sebaai suatau perbuatan yang
berisi dua,tetapi perjanjian merupakan dua perbuatan hukum yang berisi satu yaitu
penawaran dan penerimaan yang menimbulkan akibat hukum.
B. JENIS-JENIS PERJANJIAN
Jenis jenis perjanjian dibagi dalam lima jenis, yaitu:
1. perjanjian timbal balik dan perjanjian sepihak
perjanjian timbal balik (Bilateral Contarct) adalah perjanjian yang memberikan hakh
dan kewajiban kepada dua belah pihak. Jenis perjanjian yaitu yang palig umum
terjadi dalam kehidupan masyarakat. perjanjian sepihak adalah perjanjian yang
memberikan kewajiban kepada satu pihak dan hak kepada pihak lainnya. Pihak yang
satu berkewajiban menyerahkan benda yang menjadi objek perikatan dan pihak lain
berhak menerima benda yang diberikan itu.
2. Perjanjian percuma dan perjanjian dengan atas HAK yang dibebani
Perjanjian percuma adalah perjanjian hanya memberikan keuntungan kepada satu
pihak saja. Perjanjian dengan atas Hak yang dibebani adalah perjanjian dimana
terdapat prestasi dari pihak yang satu dan selalu perdapat kontra prestasi dari pihak
lainya, sedangkan antara prestasi itu ada hubungannya menurut hukum.
3. Perjanjian bernama dan perjanjian tidak bernama
Perjanjian bernama adalah perjanjian yang memunyai nama sendiri, yang
dikelompokan sebagai perjanjian khusus dan jumblahnya terbatas. Sedangkan
perjanjian tidak bernama adalah perjanjian yang tidak mempunyai nama tertentu dan
jumblahnya tidak terbatas.
4. Perjanjian kebendaan dan perjanjian obligator
Perjanjian kebendaan adalah perjanjian untuk memindahan HAK milik dalam jual
beli. Perjanjian kebendaan ini sebagai pelaksanaan janji obligator.perjanjian obligator
adalah perjanjian yang menimbulkan perikatan, artinya sejak terjadinya perjanjian,
timbulah hak dan pihak-pihak. Pembeli berhak untuk menuntut penyerahan
barang,pernjual berhak atas pembayaran harga pembeli berkewajiban untuk
menyerahkan barang. Pentingnya perbedaan ini adalah untuk menggetahui apakah
dalam perjanjian itu ada penyerahan (leverning) sebagai realisasi perjanjian dan
penyerahan itu sah menurut hukum atu tidak.
5. Perjanjian konsensual dan perjanjian real
Perjanjian konsensual adalah perjanjian yang timbul karna ada persetujuan hendak
antara pihak-pihak. perjanjian real adalah perjanjian disamping adalah persetujuan
hendak juga sekaligus harus ada penyeraha nyata dari barangnya.
C. Unsur-unsur perjanjian
Unsur-unsur yang tercamtum dalam hukum perjanjian dapat dikategorikan sebagai
berikut
1. Adanya kaidah hukum perjanjian dapat dibafi menjadi dua macam,yaitu tertulis
dan tidak tertulis.kaidah hukum perjanjian tertulis adalah kaidah kaidah hukum
yang terdapat didalam peraturan perundang-undangan,trktat,dan
yurisprudendi.sedangkan kaidah kuhum merjanjian tidak tertulis adalah kaidah-
kaidah hukum yang timbul, tumbuh, dan hidup dalam masyarakat, seperti: jual
beli lepas, jual beli tahunan, dan lain sebagainya. Konsep-konsep huku ini berasal
dari hukum adat.
2. Subjek hukum
Istilah lain dari subjek hukum adalah rachtperson.rechtperson diartikan sebagai
pendukung hak dan kewajiban. Dalam hal ini yang menjadi subjek hukum adalah
hukum kontrak adalah kreditur dan debitur. kreditur adalah orang yang
berpiutang, sedangkan debitur adalah orang berutang.
3. Adanya prestasi
Prestasi adalah apa yang menyadi hak kreditur dan kewajiban debitur. Suatu
prestasi umunya terdiri dari beberapa hal sebagai berikut: memberikan suatu;
berbuat suatu; dan tidak berbuat sesuatu.
4. Kata sepakat
Dalam pasal 1320 KUHPer ditentukan empat syarat sahnya perjanjian seperti
dimaksud diatas, dimana salah satunya adalah kata sepakat (konsensus).
Kesepakatan ialah persesuayan pernyataan kehendak kepada para pihak.
5. Akibat hukum
Setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak akan menimbulkan akibat hukum.
Akibat hukum adalah timbulnya hak dan kewajiban .
D. Asa-asas hukum perjanjian
Keberadaan suatu perjanjian tidak terlepas dari asa-asas yang mengikatnya. Fungsi asa-
asas hukum adalah sebagai pendkung bangungunan hukum, menciptakan kepastian
hukum dalam keseluruhan tertib hukum. Didalam hukum perjanjian terdapat 5(lima) asas
yang dikenal menurut ilmu hukum perdata, yaitu:
1. Asas kebebasan berkontrak (freedom of contract)
Asa kebebasan berkontrak dapat dianalisis dari ketentuan pasal1338 ayat (1) KUH
perdata, yang berbunyi: “semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya. “asas ini merupakan suatu asas yang
memberikan kebebasan kepada para pihak untuk:
A. Membuat atau tidak membuat perjanjian;
B. Mengadakan perjanjian dengan siapa pun;
C. Menentukan isis perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya,serta
D. Menentukan bentuk perjanjiannya apakah tertulis atau lisan.
2. Asas kosnualisme (concewalism)
Asas kosnualisme dapat disimpulkan dalam pasal 1320 ayat (1) KUH perdata. Pada
pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian adalah adannya
kata kesepakatan antara kedua belah pihak. Asas ini merupakan asas yang
menyatakan bahwa perjanjian pasa umumnya tidak diadakan secara formal,
melainkan cukup dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak.
3. Asas kepastian hukum (pacta sunt servanda)
Asas kepastian hukum atau disebut juga dengan asas pacta sunt servanda merupakan
sasa yangberhubungan dengan akibat perjanjian. Asas pacta sunt servanda merupakan
asa bahwa hakin atau pihak ketiga harus menghormati substansi kontrak yang dibuat
oleg para pihak, sebagaimana layaknya sebuah undang-undang. Mereka tidak boleh
melakukan intervensi terhadap sub substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak.
Asas pacta sunt servanda dapat disimpulkan dalam pasal1334 ayat (1) KUH perdata.
Asas itikat baik tercantum dalam pasal1338 ayat (3)KUH perdata yang berbunyi: “ perjanjian
harus dilaksanakan dengan itikat baik.” Asas ini merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak
kreditur dan debitur harus dilaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau
keyakinan yang teguh maupun kemauan baik dari para pihak. Asas itikad baik terbagi menjadi
dua macam, yakni itikad baik nisbi dan itikad baik mutlak. Pada itikad yang pertama, seseorang
meperhatikan sikap dan tingkah laku yang nyata dari subjek. Pada itikad yang kedua,penilaian
terletak pada akal sehat dan keadilan serta dibuat ukuran yang objektifuntuk menilai keadaan
(penilaian tidak memihak)menurut norma-norma yang objektif.