AKIDAH AKHLAK
“UKHUWAH”
DISUSUN OLEH:
1. HASLINDAH
2. ISMA WATI
3. EVA FEBRIANTI
4. RAIHAN KURNIAWAN
5. FATHUL MUBARAK
6. HERDIANSYAH
7. RISKI MAULANA
MAN 1 SINJAI
TAHUN AJARAN 2022-2023
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucapkan
kepada Allah STW, yang karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah
makalah berjudul “Ukhuwah”.
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah membantu penulis
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini. penulis menyadari
bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu
penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita
semua.
Sinjai, September 2022
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ukhuwah Islamiyah......................................................................2
B. Hakikat Ukhuwah Islamiyah..........................................................................5
C. Dalil/Hadis tentang Ukhuwah Islamiyah.......................................................7
D. Faktor Pengahambat Ukhuwah Islamiyah......................................................13
E. Upaya Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah....................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya
untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidupnya. Dengan adanya manusia
sebagai makhluk sosial inilah maka manusia harus selalu menjalin hubungan baik dengan
manusia lainnya, salah satunya dengan cara bersilaturrahim. Silaturrahim berasal dari bahasa
Arab yang artinya menyambung tali kasih sayang.
Menyambung tali kasih sayang sangat penting dilakukan oleh umat manusia. Karena,
dengan menyambung tali kasih sayang akan mempererat hubungan persaudarn antar umat
manusia.
Dalam makalah ini, penulis akan berusaha membahas tentang hal-hal yang berkaitan
dengan persaudaraan sesama umat muslim atau yang biasa disebut Ukhuwah Islamiyah .
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ukhuwah Islamiyah?
2. Apa hakikat Ukhuwah Islamiyah?
3. Apa saja dalil yang berkaitan dengan Ukhuwah Islamiyah?
4. Apa saja faktor penghambat Ukhuwah Islamiyah?
5. Apa saja upaya dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian Ukhuwah Islamiyah.
2. Memahami hakikat Ukhuwah Islamiyah.
3. Memahami saja dalil yang berkaitan dengan Ukhuwah Islamiyah.
4. Memahami faktor penghambat Ukhuwah Islamiyah.
5. Memahami upaya dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah.
6.
1
BAB II PEMBAHASAN
Macam-macam Ukhuwah
Ada beberapa macam bentuk ukhuwah yang sangat besar peranannya dalam kehidupan kita,
yaitu :
a. Ukhuwah keagamaan
Ukhuwah keagamaan adalah ukhuwah yang tumbuh dan berkembang karena persamaan
keimanan atau keagamaan. Kemudian kita mengenalnya dengan ukhuwah islamiyah.
Ukhuwah keagamaan mempunyai dasar konseptual yang bersumber dari al Qur’an dan Hadis,
antara lain :
ْ Eَت لِق
و ٍمE ِ اEEَ ُل اآليEص َّ فَِإ ْن تَابُوا َوَأقَا ُموا
ِّ َدِّي ِن َونُفEِإ ْخ َوانُ ُك ْم فِي الEَاةَ فEE ُوا ال َّز َكEَالةَ َوآتEالص
)١١( ون َ يَ ْعلَ ُم
“jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat. Maka (mereka) adalah
saudara-saudaramu seagama. Dan kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang
mengetahui.” (QS. At Taubah : 11)
2
رواه البخاري. المؤمن للمؤمن كالبنيان يش ّد بعضه بعضا
“Orang mukmin terhadap orang mukmin lainnya adalah laksana bangunan. Sebagian
menguatkan sebagian yang lain.” (HR. Bukhari)
Ukhuwah keagamaan tampak sekali menjadi prioritas Nabi saw ketika pertama kali hijrah ke
Madinah. Pada saat petama kali rombongan sahabat dari Makkah (Muhajirin) tiba, pada saat
itu pula Nabi saw langsung mengikatkan tali persaudaraan mereka kepada orang-orang
mukmin yang ada di Madinah (Anshar), sehingga terikat tali ukhuwah keagamaan yang kuat
antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Mereka sama-sama Islam, sama-sama menjalankan
ibadah yang diajarkan dalam Islam seperti sholat, puasa, zakat dan lain-lain, mereka juga
sama-sama berjihad di jalan Allah dan sama-sama mengorbankan jiwa hartanya di jalan
Allah, sebagaimana firman Allah :
ين آ َو ْوا ِ ِبEE ِه ْم فِي َسEEَأ ْم َوالِ ِه ْم َوَأ ْنفُ ِسEEِ ُدوا بEEَا َجرُوا َو َجاهEEَوا َوهEEُين آ َمن
َ يل هَّللا ِ َوالَّ ِذ َ ِإ َّن الَّ ِذ
)٧٢( ْض ٍ ضهُ ْم َأ ْولِيَا ُء بَع َ صرُوا ُأولَِئ
ُ ك بَ ْع َ ََون
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan
jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan
pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka satu sama lain lindung
melindungi.” (QS. Al Anfal : 72)
Ukhuwah Islamiyah tidak dibatasi oleh wilayah, kebangsaan atau ras sebab seluruh umat
Islam di dunia dimanapun mereka berada adalah bersaudara. Prinsip ukhuwah Islamiyah (fi
din al-Islam) harus diorientasikan pada delapan prinsip pokok, yaitu :
1. Ukhuwah Islamiyah ditegakkan atas aqidah yang mantap, yakni aqidah yang disimpulkan
dalam kalimat sahadat
2. Al tasamuh fi al ikhtilaf (toleransi dalam setiap perbedaan)
3. At ta’awun (saling menolong antar sesama)
4. Al tawazun (sikap seimbang antara semua bidang)
5. Al tawassuth (bersikap sederhana dan tidak memihak)
6. Al wahdan wa ittishal (integritas dan konsolidasi di semua bidang)
7. Memandang Islam sebagai rohmatal lil ‘alamin
8. Membentuk pemerintahan yang Islami
b. Ukhuwah kebangsaan
Agama Islam tidak hanya mengenal ukhuwah diniyah atau Islamiyah saja, Islam juga
memiliki ajaran tentag ukhuwah kebangsaan atau yang kita kenal dengan ukhuwah
wathaniyyah, yaitu ukhuwah yang tumbuh dan berkembang atas dasar nasionalisme. Dapat
diterjemahkan bahwa Islam mengajarkan persaudaraan sebagai bangsa walaupun berbeda
agama. Dalam al Qur’an dijelaskan bahwa perbedaan adalah hukum yang berlaku dalam
3
kehidupan ini. Selain perbedaan tersebut merupakan kehendak Allah, perbedaan juga demi
kelestarian hidup sekaligus demi mencapai tujuan kehidupan makhluk di dunia ini. Allah
berfirman :
Keberadaan ukhuwah dalam kehidupan sosial khususnya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah sebuah kondisi yang diperlukan untuk menciptakan partisipasi masyarakat
dalam proses pencapaian tujuan bersama. Konsep ukhuwah kebangsaan ini sudah Rasulullah
saw ajarkan pada peristiwa piagam madinah.
Beberapa konsep mendasar dari ukhuwah masyarakat madani yang dibangun oleh Rasulullah
saw antara lain;
1) Egalitarisme
2) Penghargaan kepada orang berdasarkan pada prestasi, bukan kesukuan, keturunan, ras dan
lain sebagainya.
3) Keterbukaan partisipasi seluruh anggota masyarakat
4) Penegakan hukum dan keadilan
5) Toleransi dan pluralism
6) Musyawarah
Dalam mewujudkan masyarakat tersebut, tentu saja dibutuhkan manusia yang secara pribadi
berpandangan hidup dengan semangat ukhuwah kebangsaan. Ukhuwah kebangsaan merujuk
pada firman Allah :
ُ ا ْعEEَك ف
ف َ Eِوا ِم ْن َح ْولEض ُّ َب ال ْنف Eِ ظَ ْالقَ ْلEا َغلِيEEًّت فَظ َ ت لَهُ ْم َولَ ْو ُك ْنَ فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِم َن هَّللا ِ لِ ْن
ُّت فَتَ َو َّكلْ َعلَى هَّللا ِ ِإ َّن هَّللا َ ي ُِحب
َ ز ْمE َ Eِإ َذا َعE َر فE
ِ Eاورْ هُ ْم فِي األ ْم ِ E تَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َشE اس ْ َع ْنهُ ْم َو
)١٥٩( ين َ ِْال ُمتَ َو ِّكل
“Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orag-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran : 159)
Ukhuwah kebangsaan akan terwujud secara sempurna apabila setiap masyarakat memiliki
sikap yang sama walaupun dalam perbedaan, sikap-sikap tersebut adalah :
a. Akomodatif; adanya kesediaan untuk saling memahami pendapat, aspirasi dan kepentingan
sesama
4
b. Selektif; adanya sikap kritis untuk menganalisa dan memilih yang terbaik dan lebih memberi
maslahat serta memberi manfaat dari beberapa alternative yang ada
d. Ukhuwah Insaniyah
Ukhuwah insaniyah adalah persaudaraan sesama umat manusia. Dalam ajaran Islam kita
mengenalnya dengan istilah ukhuwah basyariyah yaitu ukhuwah yang tumbuh dan
berkembang atas dasar kemanusiaan.
ا ٌء ِم ْنEرًا ِم ْنهُ ْم َوال نِ َسEوا َخ ْيEEُْخرْ قَو ٌم ِم ْن قَ ْو ٍم َع َسى َأ ْن يَ ُكون َ ين آ َمنُوا ال يَس َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ
ْ س
ُمE االس َ ب بِْئ ْ ِنِ َسا ٍء َع َسى َأ ْن يَ ُك َّن َخ ْيرًا ِم ْنه َُّن َوال تَ ْل ِم ُزوا َأ ْنفُ َس ُك ْم َوال تَنَابَ ُزوا ب
Eِ اEEَاأللق
)١١( ون َ ك هُ ُم الظَّالِ ُم َ ان َو َم ْن لَ ْم يَتُبْ فَُأولَِئِ ق بَ ْع َد اإلي َم ُ ْالفُسُو
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan
pula sekumpulan perempuan merenahkan sekumpulan yang lain, boleh jadi yang
direndahkan itu lebi baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan
memanggil dengan gelar yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, mereka itulah
orag-orang yang dzalim.” (QS. Al-Hujarat : 11)
5
pemicu yang dapat digunakan untuk memecah belah persatuan yang ada. Dengan adanya
Ukhuwah Islamiyah maka akan tercipta kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allah
SWT kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa sehingga menumbuhkan perasaan kasih
sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah. Adapun
Hakikat Ukhuwah Islamiyah antara lain:
1. Ukhuwah Islamiyah merupakan nikmat Allah
Sebagaimana dalam Al-qur’an Surat Ali Imron ayat 103, Allah SWT berfirman:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu
karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
2. Perumpamaan tali tasbih
Di dalam Al-qur’an Surat Az-Zukhruf ayat 67, Allah SWT berfirman:
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain
kecuali orang-orang yang bertakwa.”
3. Merupakan arahan Rabbani
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
6
Artinya: “Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun
kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat
mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.
Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Al-Anfal: 63)
4. Merupakan cerminan iman
Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 10, Allah SWT berfirman:
)االكراه
“Dari Abdullah Ibn Umar RA. sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda seorang muslim
bersaudara kepada sesama orang muslim, tidak boleh menganiayanya dan tidak boleh
dibiarkan dianiaya oleh orang lain dan siapa menyampaikan hajat saudaranya, niscaya
Allah menyampaikan hajatnya.”(H.R. Al Bukhori dalam kitab Pemaksaan)[2]
Dari hadis tersebut menjelaskan bahwa orang Islam antara satu dengan yang lain itu
dipandang sebagai saudara. Sehingga satu sama lain tidak boleh saling menganiaya. Dan jika
7
kita mendapati seseorang dalam penderitaan ataupun mendapat musibah, hendaknya kita
membantunya untuk meringankan penderitaan yang sedang ia alami.
Sebagai mu’min sejati, hendaklah merasa bahwa dirinya tidak hidup sendiri, karena
teman-teman sesama muslim akan membantu dan mendukungnya baik sedang dalam keadaan
senang maupun susah.[3] Dengan terjalinnya ukhuwah islamiyah maka antara muslim yang
satu dengan yang lain akan memberi manfaat kepada saudara- saudaranya sesama muslim.
Ketika sesama muslim mendapatkan kesusahan, tentunya sebagai seorang saudara ikut
merasakannya dan berusaha untuk membantunya. Dan sebaliknya jika seorang muslim
mendapat nikmat dan kebaikan, sebagai saudara sesama muslim merasa senang dan gembira
melihatnya, bagaikan dirinya sendiri yang memperoleh nikmat dan kebaikan tersebut.
Sesungguhnya dua orang bersaudara karena Allah SWT, jika salah seorang dari keduanya
lebih tinggi kedudukannya daripada yang lain, maka kedudukannya akan diangkat bersama
saudaranya. Sesungguhnya ia dihubungkan sebagaimana anak cucu dihubungkan dengan
kedua orang tua dan keluarga satu dengan yang lain. Karena persaudaraan itu, jika didapatkan
karena Allah SWT, maka ia tidak lebih rendah daripada persaudaraan sedarah.[4] Jadi
meskipun seorang muslim bersasal dari golongan dan ras yang berbeda, sesama muslim itu
bersaudara antara satu dengan yang lain karena Alllah SWT yang menjadikan persaudaraan
tersebut.
2. Hadits Abu Musa tentang Mukmin itu ibarat bangunan
ِ قَال ِإ َّن الْم ْؤ ِمن لِلْم ْؤ ِم ِن َكالْب ْني
َ ص لَّى اهلل َعلَْي ِه َو َس لَّ َم
ضا ُ ش ُّد َب ْع
ً ض هُ َب ْع ُ ََان ي ُ ُ َ ُ َ وسي َع ِن النَّبِ ْي
َ َع ْن َأبِي ُم
8
sebagai sesama muslim. Untuk menjaga Ukhuwah Islamiyah umat Islam harus bersatu padu,
tolong-menolong dan bantu membantu sehingga akan menjadi kekuatan yang sangat kuat dan
sukar untuk dipecah belah.
3. Hadits Ibn Mas’ud tentang larangan memaki dan membunuh Muslim
ت قِي َل َم ا ُه َّن يَ ا
ٌّ ص لَّى اهلل َعلَْي ِه َو َس لَّ َم قَ َال َح ُّق الْ ُم ْس لِ ِم َعلَى الْ ُم ْس لِ ِم ِس ِ َ َأن رس
َ ول اهلل ُ َ َّ َع ْن َأيِب ُهَر ْي َر َة
ِ ِ َ اهلل قَ َال ِإذَا لَِقيت ه فَس لِّم علَي ِه وِإذَا دع
ِ ول
َس فَ َحم َد اهلل َ َص ْح لَ هُ َوِإذ
َ َاعط َ ْك فَان
َ ص َح ْ اك فََأجْب هُ َوِإذَا
َ اسَتْن َ َ َ ْ َ ْ َ ُ َْ ُ َر ُس
9
Allah maka doakanlah “Yarhamukallah”, jika dia sakit maka tengoklah, dan jika dia mati
maka antarlah jenazahnya.”(H.R. Muslim dalam kitab salam)[8]
Dari hadis tersebut, dapat diketahui bahwa kewajiban muslim terhadap muslim lain antara
lain;
Menurut Imam ibnu Abdul Bari mengawali salam itu sunah dan menjawab salam
hukumnya wajib. Menebarkan salam kepada orang yang dikenal atau tidak, akan
menumbuhkan rasa cinta atau sayang sesama muslim. Kata السالم itu merupakan bagian dari
asma Allah SWT, ketika kita mengucapkan الم عليكمEEالس itu berarti “semoga engkau dalam
bimbingan Allah”. Adapun ucapan salam yang sempurna adalah السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته .
b. Memenuhi undangan
Memenuhi undangan itu wajib pada setiap undangan, namun ulama merinci atau
menkhususkan pada undangan walimah dan sejenisnya saja. Apabila mendapat dua undangan
10
dalam waktu yang sama, undangan yang pertama diterima wajib untuk dipenuhi sedangkan
yang kedua sunah untuk dipenuhi.
Memberi nasihat diperbolehkan selama masih dalam batas amar ma’ruf nahi mungkar dan
nasihat itu tidak boleh menjerumuskan kepada hal-hal yang negatif.
Etika orang yang bersin adalah menutup hidung dan memelankan suaranya. Ketika ada
muslim laki-laki yang bersin dan mengucap hamdalah maka orang yang mendengarnya sunah
11
َ EEEيَرْ َح ُم. Jika perempuan, ك هّللا
menjawab ك هَللا ِ EEEيَرْ َح ُم. Kemudian orang yang bersin tadi
mengucapkan yahdikumullah. Kemudian malaikat juga ikut mendoakan dengan
mengucap ك هّللا َ atau ك هّللا
ُ ر ِح َم ِ َر ِح َم. Apabila orang yang bersin tidak mengucapkan hamdalah
maka makruh untuk menjawabnya.
Menjenguk orang sakit hukumnya sunah. Maka jika seorang muslim mendengar salah
satu dari mereka sakit maka jenguklah untuk mengetahui bagaimana keadaannya dan untuk
menghiburnya serta mendoakan untuk kesembuhannya.
f. Berta’ziyah ketika ada yang meninggal dunia
Dalam ajaran agama Islam ketika ada seorang muslim meninggal dunia hendaknya
mengucapkan وْ نEEُ ِه َرا ِجعEEِْأنَّا هّلل ِ َوِأنَّا ِألَي dan berkunjung (ta’ziyah) untuk menyatakan duka cita
12
kepada keluarga yang ditinggalkan serta mengurangi beban yang ditinggalkan dengan
menghiburnya bahwa segala sesuatu akan kembali kepada sang pencipta, Allah SWT.
Menurut Imam al-Ghazali hak-hak sesama muslim adalah memberikan salam kepadanya
jika ia bertemu, menyukai apa yang disukai orang-orang mu’min sebagaimana ia menyukai
apa yang ia sukai, dan membenci apa yang dibenci orang-orang mu’min, tidak menyakiti
salah seorang dari kaum muslimin dengan perbuatan ataupun perkataan, bersikap tawadhu
kepada setiap muslim dan tidak sombong, tidak menyampaikan berita (gunjingan) kepada
sebagian yang lain tentang apa yang didengarnya dari sebagian yang lain, kalau ia marah
kepada orang yang dikenalnya maka ia tidak boleh menghindarinya lebih tiga hari.
Di dalam ajaran agama Islam menyeru dan mengajak kaum muslimin untuk melakukan
pergaulan diantara kaum muslimin. Dengan adanya pergaulan diantara kaum muslimin maka
dapat saling berhubungan dan mengadakan pendekatan agar dapat mencapai kemaslahatan
masyarakat yang adil dan makmur dalam membina masyarakat yang berakhlaqul karimah
sesuai dengan tuntunan yang ada di dalam ajaran agama Islam.
Dalam usaha memupuk persaudaraan dan persahabatan sesama muslim ialah saling
kunjung-mengunjungi. Adapun manfaat dari kunjung-mengunjung (silaturahmi), yaitu:
a. Memperoleh keridhaan Allah SWT
b. Menggembirakan sanak kerabatnya, karena diriwayatkan dalam salah satu hadits bahwa
“perbuatan yang paling utama adalah menggembirakan orang yang beriman”.
c. Para malaikat merasa gembira, karena mereka bergembira bila ada orang yang bersilaturahmi.
ِ دعا ُكلَّما.ك مو َّكل
َ ََِألخ ْي ِه بِ َخ ْي ٍرق
ال ِ ِ َد ْع َوةُ ال َْم ْر ِء ال ُْم ْسلِ ِم بِظَ ْه ِر الْغَْي
َ َ َ ٌ َ ُ ٌ َع ْن َد َرْأ ِس ِه َمل ,ٌب ُم ْستَ َجابَة
13
Ada beberapa faktor penghambat Ukhuwah Islamiyah, diantaranya:
a. Fanatisme buta dan bangga diri, menganggap kelompuknya paling benar dan menganggap
yang lain itu najis mugaladah.
b. Karena sempitnya wawasan
c. Kurangnya silaturrahim
d. Kurangnya kasing saying sesame manusia
e. Membuktikan iman yang lemah. Karena kurangnya iman mengakibatkan hambatnya
ukhuwah islamiyah.
14
bahkan mereka sudah seperti satu batang tubuh yang masing-masing bagian tubuh akan ikut
merasakan penderitaan bagian tubuh lainnya.
Dengan adanya Ukhuwah Islamiyah. Kita akan merasakan kehidupan bermasyarakat
yang lebih harmonis, karena perbedaan yang ada tidak akan menimbulkan pertentangan dan
permasalahan, justru akan menjadikan kehidupan kita semakin indah. Selain itu, tingkat
kesenjangan sosial yang ada di dalam masyarakat juga akan terkikis dengan sendirinya. Hal
ini karena adanya semangat Ukhuwah Islamiyah yang menyatukan segala perbedaan yang
ada.
15
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
- Ukhuwah secara bahasa berasal dari kata أخ (akhun) yang artinya saudara.
- Secara istilah ukhuwah islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan
Allaah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih
sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah.
- Hakikat Ukhuwah Islamiyah antara lain:
1. Ukhuwah Islamiyah merupakan nikmat Allah
2. Perumpamaan tali tasbih
3. Merupakan arahan Rabbani
4. Merupakan cerminan iman
- Faktor penghambat Ukhuwah Islamiyah, diantaranya:
a. Fanatisme buta dan bangga diri, menganggap kelompuknya paling benar dan menganggap
yang lain itu najis mugaladah.
b. Karena sempitnya wawasan
c. Kurangnya silaturrahim
d. Kurangnya kasing saying sesame manusia
e. Membuktikan iman yang lemah. Karena kurangnya iman mengakibatkan hambatnya
ukhuwah islamiyah.
- Upaya meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dengan cara ta’aruf, tafahum, ta’awun dan takaful.
B. SARAN
Demikianlah makalah sederhana tentang Ukhuwah ini. Semoga bermanfaat bagi
pembaca sekalian.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
16
DAFTAR PUSTAKA
17