Anda di halaman 1dari 26

Fiqh Qurban dalam Pandangan Imam Empat Madzhab

Gus Arifin
1.Definisi (‫)ﺗﻌﺮﻳﻒ‬
Secara etimologis kata qurban berasal dari

‫ اﳌﻨﺠﺪ‬. ً َ‫ ﻗُـ ْﺮً َو ﻗُـ ْﺮَ ً َو ﻗِْﺮ‬- ‫ب‬


ُ ‫ ﻳَـ ْﻘُﺮ‬- ‫ب‬
َ ‫ﻗَـُﺮ‬
"Mendekat/pendekatan/ dekat atau mendekatkan diri.”
( -kerabat dekat – ‫) ﻗْ َﺮبُ ْون‬ lebih dekat - ‫ ﻗْ َﺮ ُب‬--- ‫ﻗَ ُﺮ َب – يَ ْق ُﺮ ُب )ي َ ْق َﺮ ُب( – ﻗَ ِﺮيْ ًبا‬
ٌ ‫ ُمقَﺮ‬-(‫ﻗَﺮ َب – يُقَ ّ ِﺮ ُب – ﻗُ ْﺮ َ ً – )ﻗُ ْﺮبَ ًﺔ‬
(‫ب ) ُمقَﺮب ُ ْو َن‬
Ra’ nya di tasydid maka artinya mendekatkan, menghidangkan, mempersembahkan
Kata Taqarrub juga berasal dari kata tersebut, oleh sebab itu makna Qurban secara
bahasa dapat diartikan sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada
Allâh , untuk mendapatkan ridhaNya sekaligus cintaNya kepada kita...Insya Allâh
‫ما يذﰆ ﰲ ٔ م النحﺮ تقﺮ ً إﱃ ﷲ‬
Hewan yang disembelih dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allâh Ta’ala
Qurban disebut juga ‫ٔﲵيﺔ‬ (udhhîyah) atau Dhahîyyah yang berarti hewan yang
disembelih atau hewan yang disembelih pada hari ‘Idul Adha. (Wahbah Az Zuhailî, Al
Fiqh Al Islamî wa Adillatuh, III:594).
Atau, al-udhhîyah (‫ية‬ ‫ )اﻷ‬didefinisikan sebagai hewan yang disembelih waktu
dhuha, yaitu waktu saat matahari naik.
Dalam terminologi Fiqh, kata qurban memiliki arti penyembelihan hewan tertentu
dengan niat mendekatkan diri kepada Allâh (Qurbah) pada Hari Raya Haji (Idul
Adha) dan/atau pada hari-hari tasyrîq. (Ensiklopedi Hukum Islam, Vol III/994).

Dikaitkan dengan kata Idul Adha diperoleh pengertian Sebagaimana pendapat


Syaikh ’Abdul ’Adhim Badawi dalam al-Wajîz fi Fiqhus Sunnah (hal. 402),
maknanya adalah :
(‫ً إﱃ ﷲ تعاﱃ) ﴍح زاد اﳌستق ع‬ ‫ فه ي ما يذﰆ يوم النحﺮ و ٔ م ال ﴩيق من النعم تقﺮ‬: ‫ا ٔﲵيﺔ‬
Di dalam al-Mausū’ah al-Fiqhiyah, dikatakan “ Qurban berarti penyembelihan hewan
tertentu dengan niat mendekatkan diri kepada Allâh pada waktu Idul Adha atau
hari Tasyrîq (tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah).
‫ ومﴩوعيﳤﲈ بتﺔ‬،‫ ما يذﰆ من إبل وبقﺮ وغﲌ ٔ م النحﺮ س ب العيد تقﺮ ً إﱃ ﷲ تعاﱃ‬:‫وا ٔﲵيﺔ‬
‫اﰟ‬َ ْ ‫ } َوالْ ُب ْد َن َج َعلْ َناهَا لَ ُﲂ ِّمن َش َعا ِ ِﺮ ا ِ لَ ُ ْﲂ ِفﳱَا ْ ٌَﲑ فَ ْاذ ُك ُﺮوا‬:‫ فقال تعاﱃ‬.‫لك اب والس نﺔ واﻻٕجﲈع‬
‫ا ِ َلَﳱْ َا َص َواف فَا َذا َو َج َ ْت ُج ُوﲠُ َا فَ ُ ُﳫوا ِمﳯْ َا َو ْط ِع ُموا القَا ِن َع َوالْ ُم ْع َﱰ َك َذ ِ َ َﲯ ْﺮ َ هَا لَ ُ ْﲂ لَ َعل ُ ْﲂ‬
َ ‫َ ْش ُك ُﺮ‬
. { ‫ون‬
Hewan Qurban, adalah “Hewan yang disembelih dengan tujuan untuk mendekatkan
diri kepada Allâh Ta’ala dan pensyariatannya ditetapkan di dalam Al Qur’an dan
Sunnah (hadîts) dan Ijma‘. Allâh : “Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta
itu sebahagian dari syi'ar Allâh, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya,
maka sebutlah olehmu nama Allâh ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan
berdiri (dan telah terikat). kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah
Ngaji Bersama Gus Arifin 1
sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya
(yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah
menundukkan unta-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur. “ QS. Al
Hajj (22):36

Dari ayat ini didapatkan informasi mengenai siapa saja yang boleh memakan daging
qurban, (yaitu, yang berqurban, orang yang mau/rela memakannya dan orang
yang meminta).. para imam Mujtahidin memberikan panduan dalam pembagian
daging qurban ini. Tujuan utama berqurban adalah keridhaan Allâh sebagaimana
firmanNya:
‫لَ ْن ي َ َنا َل ا َ لُ ُحو ُمهَا َو َﻻ ِد َما ُؤهَا َولَ ِك ْن يَ َنا ُ ُ الت ْق َوى ِم ْ ُ ْﲂ َك َذ ِ َ َﲯ َﺮهَا لَ ُ ْﲂ ِل ُت َك ِ ّ ُﱪوا ا َ َ َﲆ َما هَدَ ُ ْاﰼ‬
‫ﴩ الْ ُم ْح ِس نِ َﲔ‬
ِ ّ ِ َ ‫َو‬
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan)
Allâh, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allâh
telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allâh terhadap
hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang
berbuat baik. QS Al hajj (22) : 37

2.KAPAN QURBAN DISYARI’ATKAN


Dalam kitab al Fiqhul Islamî wa Adillatuhu IV/244, maktabah syamilah, diterangkan:
‫ﴍ َع ْت ِﰲ الس َن ِﺔ الثا ِن َي ِﺔ ِم َن الْهِ ْج َﺮ ِة َﰷلز َﰷ ِة َو َص َﻼ ِة الْ ِع ْيدَ ْ ِن‬
ِّ ُ ْ‫َوﻗَد‬
Ibadah qurban mulai diyari’atkan pada tahun kedua hijrah, sebagaimana
pensyari’atan zakat dan dua ied
Rasûlullâh beserta umatnya diperintahkan menyembelih hewan qurban
sebagaimana dalam surat Al Kautsar:
‫ا ع َْط ْينَاكَ الْكَ ْو ََﺮ فَ َﺼ ِ ّل ِل َﺮب ّ َِﻚ َو ْ َاﳓ ْﺮ ان َشا ِنئَ َﻚ ه َُو ا ْ بْ َ ُﱰ‬
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka
Dirikanlah shalât karena Tuhanmu; dan berqurbanlah [i]. Sesungguhnya orang-
orang yang membenci kamu dialah yang terputus[ii].
[i] yang dimaksud berqurban di sini ialah menyembelih hewan qurban dan mensyukuri nikmat Allâh.
[ii] maksudnya terputus di sini ialah terputus dari rahmat Allâh.
Tafsir Jalalain : (Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu) hai Muhammad
(Al-Kautsar) merupakan sebuah sungai di surga dan telaga milik Nabi kelak akan
menjadi tempat minum bagi umatnya. Al-Kautsar juga berarti kebaikan yang
banyak, yaitu berupa kenabian, Alquran, syafaat dan lain sebagainya.
(Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu) yakni orang-orang yang tidak
menyukai kamu (dialah yang terputus) terputus dari semua kebaikan; atau putus
keturunannya. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang yang bersikap
demikian, dia adalah 'Ash bin Wa’il, sewaktu Nabi ditinggal wafat putranya yang
bernama Qasim, lalu 'Ash menjuluki Nabi sebagai Abtar yakni orang yang terputus
keturunannya. Dalam Tafsir Ibnu Katsîr: (‫ )فَ َﺼ ِ ّل‬adalah Shalât maktubah dan Nafilah.
‫ٔي كﲈ ٔعطيناك اﳋﲑ الك ﲑ ﰲ ا نيا وا ٓخﺮة ومن ذ ا ﳯﺮ ا ي تقدم صف ه ف ٔ لص لﺮبﻚ صﻼتﻚ‬
" ‫اﳌك وبﺔ والناف وﳓﺮك فاعبده و ده ﻻ ﴍيﻚ واﳓﺮ ﲆ اﲰه و ده ﻻ ﴍيﻚ كﲈ ﻗال تعاﱃ‬
. ‫ﻗل إن صﻼﰐ وسﲄ وﳏياي وﳑاﰐ رب العاﳌﲔ ﻻ ﴍيﻚ وبذ ٔمﺮت و ٔ ٔول اﳌسلمﲔ‬
Dan bagi orang-orang yang mempunyai kecukupan rezeki..sangat dianjurkan
berqurban, Rasûlullâh bersabda :
Ngaji Bersama Gus Arifin 2
‫َس َع ٌﺔ َول َ ْم يُضَ ّ ِح فَ َﻼ ي َ ْق َﺮَن ُم َﺼﻼ َ ) واه‬ ُ َ ‫َع ْن ِﰊ ه َُﺮْ َﺮ َة ن َر ُسو َل ا ِ َصﲆ ا ُ َلَ ْي ِه َو َس َﲅ ﻗَا َل َم ْن َﰷ َن‬
. (1) ‫ٔﲪد وان ما ﺔ وا ارﻗطﲏ والبﳱقي واﳊاﰼ وﲱ ه ووافقه ا هﱯ‬
Dari Abi Hurairah  sesungguhnya Nabi berkata :“Barangsiapa yang memiliki
kelapangan (harta) namun tidak mau berqurban, maka janganlah ia sekali-kali
mendekati tempat shalât kami.” [Shahîh Ibnu Mâjah (no. 2532).
“Mendekati tempat shalât kami” oleh Imam asy-Syaukani di dalam as-Sailul Jarrar
(IV:44-45) diartikan sebagai Tempat Shalât Idul Adha. Wajhul Istidlal (arah
pengambilan dalil) menyatakan bahwa hadîts di atas adalah hadîts yang jelas
menunjukkan akan pentingnya menyembelih Qurban bila keadaan memungkinkan.
‫َوفَ َد ْي َنا ُه ِب ِذبْ ٍح َع ِظ ٍﲓ‬
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar (QS.As Shaffat (37):
107).

3.Hukum berqurban ada tiga:


1. Wajib, yaitu dengan dua sebab :
 Nadzar, misal: perkataan :”saya nadzar menyembelih qurban”.
 Menentukan atau mengisyaratkan kepada hewan qurbannya, seperti ucapan:
“ini adalah qurbanku” atau “saya jadikan kambing ini sebagai qurbanku”.
Namun pendapat Sayyid Umar Al-Bashrî, perkataan “ini adalah qurbanku”
dengan tujuan memberitahukan bahwa hewan ini untuk qurban, tidak
menjadi wajib (bukan ta’yîn).
2. Sunnah kifayah, artinya jika salah satu anggota keluarga telah berqurban,
maka gugur tuntutan bagi anggota keluarga yang lain, namun pahala hanya
untuk yang berqurban saja. Yang dimaksud keluarga disini adalah orang yang
dinafkahi, meskipun bukan nafkah wajib.
3. Sunnah ‘ain muakkad, yaitu untuk per-individu (termasuk bagi yang sedang
haji).

Hukum Qurban menurut Imam Empat Madzhab


Hanafî Mâlikî Syâfi’î Hanbalî
Wajib sekali dalam Sunnah Muakkad (bagi Sunnah Muakkad (bagi Sunnah Muakkad
setahun (bagi yang yang selain Jamaah Haji) setiap individu sekali dan makruh bagi
mampu) Wajib (bagi Jamaah Haji) dalam seumur hidupnya), orang yang mampu
Sunnah (bagi orang dan disembelih di Mina karena amr (perintah)-nya tetapi tidak me-
miskin) namun tetap
tidak menghendaki peng- nyembelih hewan
Wajib bagi yang ber-
nadzar ulangan (la yaqtadî at- qurban.
tikrar).
Sunnah Kifayah (bagi setiap
keluarga sekali setahun).
Mayoritas ulama dari
madzhab As- Syâfi’îyah
berpendapat, bahwa jika
dalam satu keluarga ada yg
menyembelih satu hewan
qurban, maka pahala qurban
itu diberikan padanya dan
juga kepada keluarganya.

.276/4 ‫ سﲍ ا ار ﻗطﲏ‬، 260 /9 ‫ سﲍ البﳱقي‬، 1044/2 ‫ سﲍ ا ن ما ه‬، 58/13 ‫ الف ح الﺮ ﱐ‬، 258/4 ‫( اﳌستدرك‬1)
Ngaji Bersama Gus Arifin 3
Syarat bagi orang yang ber-qurban
Para fuqaha sepakat tentang syarat-syarat bagi orang yang ber-qurban sebagai
berikut :
1. Muslim.
2. Merdeka.
3. Baligh.
4. Berakal.
5. Penduduk tetap suatu wilayah.
ٌ َ َ َ
6. Mempunyai kemampuan [‫] ان ل ُه َس َعة‬
Para fuqaha berbeda pendapat dalam memahami “mempunyai kemampuan”
sebagai berikut :
1. Madzhab Hanafî mengartikan: ”memiliki senisab zakat di luar kebutuhan
sandang, pangan, dan papan keluarganya.” Imam Hanafî mengatakan barang
siapa mempunyai kelebihan 200 dirham (1 = 2,975 gram Perak murni; =
Rp.12.105/gram; atau senilai Rp.7.200.000,-) atau memiliki harta senilai itu, dari
kebutuhan tempat tinggal, pakaian dan kebutuhan dasarnya.
2. Madzhab Mâlikî, mengartikan: “ memiliki harta lebih dari kebutuhan primer
dalam tahun itu.” Imam Malik mengatakan bahwa ukuran seseorang mampu
qurban adalah apabila ia mempunyai kelebihan seharga hewan qurban dan tidak
memerlukan uang tersebut untuk kebutuhannya yang mendasar selama
setahun. Apabila tahun itu ia membutuhkan uang tersebut maka ia tidak
disunnahkan berqurban.
3. Madzhab Syâfi’î, mengartikan: “seseorang dipandang mampu apabila memiliki
harta seharga binatang qurban di luar kebutuhannya dan kebutuhan orang yang
berada di bawah tanggungjawabnya.” Imam Syâfi’î mengatakan: ukuran mampu
adalah apabila seseorang mempunyai kelebihan uang dari kebutuhannya dan
kebutuhan orang yang menjadi tanggungannya, senilai hewan qurban pada hari
raya Idul Adha dan tiga hari tasyrîq.
4. Madzhab Hanbalî, mengartikan: “kemampuan mendapatkan seharga binatang
qurban, sekalipun dalam bentuk utang, tetapi yang bersangkutan sanggup
membayarnya.” Imam Ahmad berkata: ukuran mampu quran adalah apabila dia
bisa membelinya dengan uangnya walaupun uang tersebut didapatkannya dari
hutang yang ia mampu membayarnya

Menyembelih hewan Qurban untuk orang lain atau orang yang telah
meninggal menurut 4 Madzhab
Hanafî Mâlikî Syâfi’î Hanbalî
Boleh berqurban untuk Makruh berqurban Tidak boleh ber- Sama dengan pendapat
orang yang telah untuk orang yang telah qurban untuk orang Hanafî
meninggal, meskipun meninggal tanpa wa-siat lain kalau tanpa izin
tanpa ada wasiatnya. sebelum meninggal. orang tersebut.
Pendapat ini disandarkan BIla orang itu sebelum Tidak boleh ber-
pada, “Rasûlullâh  sendiri meninggal telah qurban untuk orang
pernah meletakkan pelepah- menyertakan niatnya, yang telah meninggal
pelepah kur-ma basah di atas
maka sunnah bagi ahli dunia tanpa ada wasiat
kuburan orang yang meninggal
dunia dan menyatakan bahwa warisnya ber-qurban darinya.
hal itu memberi manfaat untuknya. Kecuali bila ada
kepadanya” (HR.al-Bukhârî dan izin/wasiat.
Muslim).

Ngaji Bersama Gus Arifin 4


4.Kualitas Hewan Qurban
Syarat-syarat kualitas hewan yang sah untuk qurban adalah:
1. Tidak cacat, sebagaimana hadîts Nabi  :
‫ْربَ ٌع َﻻ ُ ْﲡزِئُ ﰲ ا ْ ضَ ا ِ ِ ّ الْ َع ْو َرا ُء الْ َب ِ ّ ُﲔ َع َو ُرهَا َوالْ َم ِﺮيضَ ُﺔ الْ َب ِ ّ ُﲔ َم َﺮضُ هَا َوالْ َع ْﺮ َ ا ُء الْ َب ِ ّ ُﲔ َع َﺮ ُ َا‬
‫َوالْ َع ْج َفا ُء الﱵ َﻻ تُ ْن ِقي‬
Empat hal tidak diperkenankan dalam hewan qurban: buta, sakit, pincang serta
sangat kurus hingga tak bersumsum.” (HR. Ibn Mâjah dan Nasâ’î)

‫ أو ذنﺐ كعﻮر ﰲ‬# ‫ ومرض وعرج ﰲ الحال وناقص الجزء كبعض أذن‬# ‫و تجز بينة الهزال‬
‫وﺟاز نﻘص قرنها والﺨﺼية‬# ‫اﻷع أو العﻤﻰ أو قﻄﻊ بعض اﻷلية‬
(135-136) :‫)م زبد ابن رسﻼن ص‬
Tidak diperbolehkan hewan yang sangat kurus, sakit, pincang, cacat bagian
tubuhnya seperti sebagain telinga atau ekornya sebagaimana pula buta sebelah
matanya, buta keduanya atau terputus pantatnya. Diperbolehkan hewan yang
cacat tandukya dan hewan yang dikebiri. (Matan Zubad Ibn Ruslân h.135-136)
2. Telah mencapai umur tertentu, berdasarkan hadîts Nabi  :
“Janganlah kamu menyembelih untuk qurban melainkan yang telah berganti gigi,
kecuali jika sukar didapatkan, maka boleh yang berumur satu tahun dari domba”
(HR. Muslim).
Sapi  umurnya tidak boleh kurang dari 2 (dua) tahun
Unta  umurnya tidak kurang dari 5 (lima) tahun
Kambing  umurnya tidak kurang dari 1 (satu) tahun
Domba  umurnya tidak kurang dari 6 (enam) bulan (jika gemuk) atau 1 (satu) tahun

5.Urutan Tingkat Keutamaan Hewan Qurban


‫)وأﻓﻀﻠها بدنة ﺛﻢ بﻘرة ﺛﻢ ﺿاﺋنة ﺛﻢ عنز ﺛﻢ ﴍك من بدنة( ﺛﻢ من بﻘرة ﻷن كﻼ م ذكر أطيﺐ م بعده‬
( ‫أي من ﺷﺄنﻪ ذلﻚ ) وسبﻊ ﺷياه ( من الﻀﺄن أﻓﻀﻞ من سبﻊ من اﳌعز وسبﻊ من اﳌعز ) أﻓﻀﻞ من البدنة‬
‫ﻻزدياد الﻘربة بك ة الدماء اﳌراقة ) وأﻓﻀﻠها ( من حيث الﻠﻮن ) البيﻀاء ﺛﻢ الﻐﱪاء ( وﻫﻲ الﺘﻲ ﻻ يﺼﻔﻮ‬
‫بياﺿها ) ﺛﻢ البﻠﻘاء ( وﻫﻲ ما بعﻀها أبيض وبعﻀها أسﻮد ) ﺛﻢ الﺴﻮداء ﺛﻢ الحﻤراء ( ﻫﺬا ﺿعيﻒ والﺬي قالﻪ‬
‫اﳌاوردي أن الحﻤراء قبﻞ البﻠﻘاء والﺘﻔﻀيﻞ ﰲ ذلﻚ قيﻞ لﻠﺘعبد وقيﻞ لحﺴن اﳌنﻈر وقيﻞ لﻄيﺐ الﻠحﻢ‬
(Paling utamanya Qurban adalah Unta kemudian sapi kemudian kambing domba
kemudian kambing kacang/jawa kemudian patungan/urunan orang banyak dalam
seekor unta kemudian patungan orang banyak dalam seekor sapi) karena
kenikmatan daging masing-masing ternak diatas lebih nikmat dibanding dengan
daging ternak setelahnya.
7 ekor kambing domba lebih utama daripada 7 ekor kambing jawa, 7 ekor kambing
jawa lebih utama ketimbang seekor unta karena semakin terdapatnya pendekatan
dengan Sang Khaliq dengan banyaknya darah yang dialirkan dari ternak.
Warna ternak yang lebih utama adalah putih, kemudian putih semu, kemudian
binatang yang sebagian warnanya putih dan sebagiannya hitam kemudian binatang
yang berwarna hitam kemudian yang berwarna merah, hanya saja menurut al-
Mawardi binatang yang berwarna merah justru urutannya lebih utama ketimbang
binatang yang sebagian warnanya putih dan sebagiannya hitam.

Ngaji Bersama Gus Arifin 5


Keutamaan tersebut dikatakan (oleh ulama) karena mengandung nilai ibadah,
dikatakan sekedar keindahan dipandang mata, dikatakan karena mempengaruhi
kenikmatan dagingnya. [ Minhaj al-Qawîm I/266-267 ].
‫اما اﻻحكام( ﻓﻔيها مﺴاﺋﻞ )احداﻫا( البدنة اﻓﻀﻞ من البﻘرة والبﻘرة أﻓﻀﻞ من الﺸاة والﻀﺄن‬
‫اﻓﻀﻞ من اﳌعز ﻓجﺬعة الﻀﺄن اﻓﻀﻞ من ﺛنية اﳌعز ﳌا ذكره اﳌﺼنﻒ وﻫﺬا كﻠﻪ مﺘﻔﻖ عﻠيﻪ عندنا‬
‫)الﺜانية( الﺘﻀحية بﺸاة أﻓﻀﻞ من اﳌﺸاركة بﺴبﻊ بدنة أو بﺴبﻊ بﻘرة باﻻتﻔاق ﳌا ذكره اﳌﺼنﻒ‬
‫وسبﻊ من الﻐنﻢ أﻓﻀﻞ من بدنة أو بﻘرة عﲆ أصح الﻮﺟه لك ة اراقة الدم )والﺜا ( أن البدنة‬
‫أو البﻘرة أﻓﻀﻞ لك ة الﻠحﻢ‬
Sedang dalam hukum-hukum berqurban terdapat beberapa masalah bahasan
1. Urutan keutamaan jenis ternak :
• Unta
• Sapi
• Kambing domba
• Kambing kacang
Karenanya kambing domba umur setahun lebih utama ketimbang kambing jawa
umur dua tahun (ulama sepakat)
2. Berqurban dengan seekor kambing lebih utama ketimbang bersekutu bersama 7
orang dalam berqurban seekor unta ataupun sapi (ulama sepakat), dan 7 ekor
kambing lebih utama ketimbang seekor unta ataupun sapi karena lebih banyaknya
darah ternak yang teralirkan (menurut pendapat yang paling shahih) sedang
pendapat lainnya menyatakan lebih utama unta atau sapi dengan menimbang
semakin banyaknya daging. [ Al-Majmû’ ala Syarh al-Muhadzdzab VIII/396 ].

6.Kuantitas Hewan
Kuantitas hewan untuk pequrban telah ditentukan sebagaimana petunjuk hadîts
Nabi  sebagai berikut :
 Seekor unta, sapi atau kerbau berlaku untuk 7 (tujuh) orang, berdasarkan
hadîts Nabi  yang dikatakan Jâbir bin Abdullâh dari kaum Ansar.
 Satu ekor domba atau kambing untuk satu orang di-qiyaskan kepada
denda/dam meninggalkan wajib haji. Seekor kambing tidak cukup untuk 2
orang atau lebih dan 1 sapi (atau onta) tidak cukup untuk lebih dari 7 orang.
Adapun Ibarah :
‫ْه ُل‬ ُ َ ‫ َو َم ْن َﰷ َن‬، (‫َوالْ َب ِع ُﲑ َوالْ َب َق َﺮ ُة( ْي ُﰻ ِم ْ ُﳯ َما ُ ْﳚزِئُ ) َع ْن َس ْب َع ٍﺔ َوالشا ُة( ُ ْﲡزِئُ ) َع ْن َوا ِ ٍد‬
‫ﲁ‬ ِّ ُ ِ ،‫ﰻ َوا ِ ٍد ِم ْن الس ْب َع ِﺔ فَالتضْ ِح َي ُﺔ ُس ن ُﺔ ِك َفايَ ٍﺔ‬
ّ ِ ُ ‫ َوكَ َذا يُقَا ُل ِﰲ‬،‫بَ ْ ٍت َح َﺼلَ ْت الس ن ُﺔ ِل َج ِمي ِعهِ ْم‬
‫هْلِ بَ ٍْت ْي َو ُس ن ُﺔ َ ْ ٍﲔ ِل َم ْن لَ َْس َ ُ ْه ُل ب َ ٍْت‬
Onta dan sapi masing-masing untuk 7 orang. Sedangkan kambing cukup untuk
satu orang dan yang memiliki keluarga maka kesemuanya mendapatkan
kesunnahan. Demikian juga masing-masing dari 7 orang. Qurban itu sunnah
kifayah bagi yang berkeluarga. Dan sunnah 'ain bagi yang tidak memiliki
keluarga. (Hasyiyah Qalyubî wa 'Amirah 16/ 95)

Hal tersebut menunjukkan bahwa bagi yang tidak mempunyai keluarga,


berqurban adalah sunnah aini sedangkan bagi yang mempunyai keluarga,
berqurban adalah sunnah kifayah, bila salah satu dari mereka berqurban, maka

Ngaji Bersama Gus Arifin 6


gugur sunnah 'aini-nya (gugurnya tuntutan melakukan sunnah qurban), yaitu
tuntutan kesunahannya saja yang gugur.
Pemahaman ini diperkuat oleh keterangan dari Kitab Hasyiyah Jamal 22/146:
ُ ‫الﺴنﱠ ِة لِﻠْك ﱢُﻞ ِ َ ْعنَﻰ أَنﱠ ُﻪ يَ ْﺴ ُﻘ ُط الﻄﱠﻠ َُﺐ َعنْ ُه ْﻢ َﻻ أَنﱠ ُﻪ يَ ْح ُﺼ ُﻞ لَ ُه ْﻢ الﺜ ﱠ َﻮ‬
‫اب الْ ُﻤ ْﺴﺘَﻠْ ِز ُم لِ َك ْﻮنِ َها ِﻓ َدا ًء‬ ‫َو ﱡ‬
‫َع ْن ال ﱠنﻔ ِْس َوإِ ﱠ َا ُﻫ َﻮ لِﻠْ ُﻤ َﻀ ﱢحﻲ َخ ﱠ‬
‫اص ًة‬
Sunnah bagi semuanya bermakna gugur tuntutan (sunnah berqurban) dari
mereka (sekeluarga), tidak berarti mereka mendapatkan pahala yang tetap
sebagai penebus jiwa yang itu khusus hanya bagi yang berqurban saja.
Namun menurut Imam Ramlî semua keluarganya sama-sama dapat pahala. :
‫)قﻮلﻪ ﻓإذا أ بها واحد من أﻫﻞ بيت ( أى بحيث يكﻮنﻮن ﰲ نﻔﻘة واحدة و قﻮلﻪ كﻔﻰ‬.
‫عن ﺟﻤيعهﻢ أى ﰲ سﻘﻮط الﻄﻠﺐ ﻓﻘط و إﻻ ﻓﺜﻮابها خاص بالﻔاعﻞ و ﰲ كﻼم الرمﲆ ما‬
٢٩٦/٢ ‫ الباﺟﻮري‬.‫يﻘﺘﴣ حﺼﻮل الﺜﻮاب لﻠجﻤيﻊ ﻓراﺟعﻪ‬
Dengan kata lain Satu orang yang qurban dalam sebuah keluarga berarti itu
telah mencukupi untuk satu keluarga dalam arti telah menggugurkan
kesunahan qurban dari keluarganya, di samping juga semua keluarga akan
dapat pahala qurban (itu dinamakan sunah 'alal kifayah pada bab qurban)
menurut pendapat Imam Ramlî. (Al Bâjûrî 6/296)

‫لﻮ اﺷﱰك أك من سبعة ﰲ بﻘرت مﺸاعﺘ أو بدنﺘ كﺬلﻚ يجز عنهﻢ ذلﻚ ﻷن كﻞ واحد‬
(589 ‫ ص‬/ 2 ‫ )ج‬- ‫يﺨﺼﻪ سبﻊ بدنة أو بﻘرة من كﻞ واحدة من ذلﻚ)اﻹقناع لﻠﴩبينﻲ‬
Jika lebih dari 7 orang bersama-sama/berserikat (mengorbankan) dua ekor
sapi musya'ah atau badanah dan sebagainya, maka hal itu tidak diperbolehkan
(tidak mencukupi), karena masing-masing tidak menentukan seekor badanah
atau seekor sapi dari masing-masing tujuh orang itu... (Al Iqnâ’ li Syarbînî
2/589).
Maka bila Siswa siswa (lebih dari tujuh orang) urunan untuk membeli hewan
Qurban maka tidak dianggap sebagai qurban, tapi sebagai Shadaqah saja.

7.Wakalah Dalam Ibadah Qurban


Ibadah Qurban merupakan salah satu ibadah yang pelaksanaannya tidak harus oleh
pihak yang berqurban (mudlahhi), tetapi boleh diwakilkan kepada pihak kedua baik
perseorangan maupun beberapa orang yang terkordinir (panitia).
(284 : ‫ويﺴﺘﺜنﻰ من ذلﻚ الحﺞ وذبح اﻷﺿاحﻰ وتﻔرقة الزكاة )كﻔاية اﻷخيار ﺟز اول ص‬
Dikecualikan dari hukum diatas (tidak bisa diwakilkan) adalah ibadah haji,
menyembelih qurban dan membagikan zakat. (Kifâyatul Akhyâr, 1/284)

7.1.Panitia adalah Wakil Mudlahhi


Panitia Qurban adalah sekelompok orang-orang tertentu yang pada umumnya
dipersiapkan oleh suatu organisasi (ta’mir masjid, mushalla, instansi dan lain-lain)
guna menerima kepercayaan (amanat) dari pihak mudlahhi (yang berqorban) agar
melaksanakan penyembelihan hewan qurban dan membagikan dagingnya.
Dalam pandangan fiqh, panitia adalah wakil dari pihak mudlahhi.
‫وﰲ الﴩع ت َ ْﻔﻮيِض ﺷَ ﺨص َﺷيَﺄ لﻪ ﻓَ ِعﻠُﻪ م يُﻘبِ ُﻞ ال ِنيابَة اﱃ غ ه ليﻔعﻠﻪ حال َحيات َﻪ )ﻫامﺶ‬
(386 : ‫ ص‬1 ‫حاﺷية الباﺟﻮرى ﺟز‬

Ngaji Bersama Gus Arifin 7


Wakalah menurut syara’ adalah penyerahan oleh seseorang tentang sesuatu yang
boleh ia kerjakan sendiri dari urusan-urusan yang bisa digantikan (pihak lain),
kepada pihak lain agar dikerjakannya diwaktu pihak pertama masih hidup (Al
Bâjûrî, 1/386)
‫والﻮكيﻞ ام ( ﻻنﻪ ناﺋﺐ عن اﳌﻮكِﻞ ﰲ اليد والﺘﴫف ﻓكانت يده كيده‬
ُ )
(416 : ‫ ص‬3 ‫)حاﺷية الجﻤﻞ ﺟز‬
Wakil adalah pengemban amanah, karena ia sebagai pengganti muwakkil (yang
mewakilkan) dalam kekuasaan dan tasharruf, jadi kekuasannya seperti kekuasaan
pihak muwakkil

7.2.Cara Penyerahan Qurban Kepada Panitia


7.2.1. Penyerahan Berupa Hewan Qurban
Mudlahhi menyerahkan hewan qurban kepada panitia (wakil) harus dengan
pernyataan yang jelas dalam hal status qubannya (sunat / wajib) maupun urusan
yang diserahkannya (menyembelih saja atau dan juga membagikan dagingnya)
pada pihak ketiga.
‫أركانها اربعة مﻮكﻞ ووكيﻞ ومﻮكﻞ ﻓيﻪ وصيﻐة ويكﻔﻰ ﻓيها الﻠﻔﻆ من احدﻫ وعدم الرد من‬
( 296 ,‫ ص‬1 ‫اﻷخر )الباﺟﻮرى ﺟز‬
Rukun wakalah ada empat : (1) Muwakkil (2) Wakil (3) Muwakkal fih dan (4)
shighat. Dan sudah mencukupi dalam shighat ini pernyataan dari salah satu pihak
dan tidak ada penolakan dari pihak yang lain. (Al Bâjûrî, 1/296)
Qurban sebagai ibadah memerlukan niat baik oleh pihak mudlahhi sendiri atau
diserahkannya kepada wakilnya, kecuali qurban nadzar maka tidak ada syarat
niat.
‫وﻻ يﺸﱰط ﰱ اﳌعينة ابﺘداء بالنﺬر النية بﺨﻼف اﳌﺘﻄﻮع بها والﻮاﺟبة بالجعﻞ او بالﺘعي ع ﰱ‬
‫الﺬمة ﻓيﺸﱰط لﻪ نية عند الﺬبح او عند الﺘعي ﳌا يﻀحﻰ بﻪ كالنية ﰱ الزكاة ولﻪ تﻔﻮيﻀها ﳌﺴﻠﻢ‬
(296 : ‫ ص‬2 ‫مﻤيز وان يﻮكﻠﻪ ﰱ الﺬبح (الباﺟرى ﺟز‬
Tidak disyaratkan niat dalam qurban yang telah ditentukan sejak permulaan
dengan jalan nadzar. Beda halnya dengan qurban sunat dan qurban wajib dengan
jalan ja’li (menjadikan) atau ta’yin (menentukan) dari apa yang dalam
tanggungannya, maka disyaratkan niat ketika menyembelih atau menentukan
hewan qurbannya sebagaimana niat dalam ibadah zakat. Boleh juga niat diserahkan
kepada seorang muslim yang sudah tamyiz sekalipun ia tidak dijadikan wakil dalam
menyembelih. (Al Bâjûrî, 1/296)

7.2.2. Penyerahan Berupa Uang Seharga Hewan Ternak


Dalam hal menurut pandangan ulama adalah boleh sebagaimana dijelaskan dalam
kitab I’ânah al-Thalibîn 2/335 :
‫ﰲ ﻓﺘاوي العﻼمة الﺸيخ محﻤد بن سﻠي ن الكردي محﴚ ﴍح ابن حجر عﲆ اﳌﺨﺘﴫ ما نﺼﻪ‬
‫سﺌﻞ رحﻤﻪ الﻠﻪ تعاﱃ ﺟرت عادة أﻫﻞ بﻠد ﺟاوى عﲆ تﻮكيﻞ من يﺸﱰي لهﻢ النعﻢ ﰲ مكة‬
‫لﻠعﻘيﻘة أو اﻷﺿحية ويﺬبحﻪ ﰲ مكة والحال أن من يعﻖ أو يﻀحﻲ عنﻪ ﰲ بﻠد ﺟاوى ﻓهﻞ يﺼح‬
‫ أﻓﺘﻮنا الجﻮاب نعﻢ يﺼح ذلﻚ ويجﻮز الﺘﻮكيﻞ ﰲ ﴍاء اﻷﺿحية والعﻘيﻘة وﰲ ذبحها‬.? ‫ذلﻚ أوﻻ‬
(335 :‫ ص‬2 :‫ولﻮبﻐ بﻠد اﳌﻀحﻲ والعاق )إعانة الﻄالب ج‬
Dalam kitab Fatawa Syekh Sulaiman al-Kurdî Muhasyyi Syarah Ibni Hajar ‘ala al-
Mukhtashar terdapat suatu pertanyaan : Ditanyakan kepada beliau “Telah berlaku
Ngaji Bersama Gus Arifin 8
kebiasaan penduduk Jawa mewakilkan kepada seseorang agar membelikan ternak
untuk mereka di Makkah sebagai aqiqah atau qurban dan agar menyembelihnya di
Makkah, sementara orang yang di aqiqahi atau qurbani berada di Jawa. Apakah hal
demikian itu sah atau tidak ? Mohon diberikan fatwa jawabannya ! “. Ya, demikian
itu sah. Diperbolehkan mewakilkan dalam pembelian hewan qurban dan aqiqah dan
juga penyembelihnya sekalipun tidak dilaksankan di negara orang yang berqurban
atau beraqiqah.
penyerahan mudhahhi menyerahkan uang kepada panitia, maka panitia wajib
menentukan/meniatkan ternak yang telah dibelinya dengan mengatasnamakan
orang yang telah memberi kuasa kepadanya.
(boleh menggunakan form A atau B, terlampir).

7.2.3.Tugas Panitia Qurban


Tugas pokok panitia adalah menyembelih dan membagikan dagingnya kepada pihak
yang berhak sesuai dengan pernyataan pihak mudlahhi saat penyerahan hewan
qurban dan pihak wakil/panitia sedikitpun tidak diperkenankan melanggar
amanah.
‫وﻻ ﻠﻚ الﻮكيﻞ من الﺘﴫف اﻻ ما يﻘﺘﻀيﻪ اذن اﳌﻮكﻞ من ﺟهة النﻄﻖ او من ﺟهة العرف‬
(350 : ‫ ص‬1 ‫) اﳌهﺬب ﺟز‬
Tidak berkuasa seorang wakil dari urusan tasharuf melainkan sebatas izin yang
didapat dari muwakkil melalui jalan ucapan atau adat yang berlaku. (Al
Muhadzdzab 1/350)
Panitia harus memisahkan daging qurban Sunnah dan mana qurban nadzar/wajib,
jangan sampai dagingnya (qurban wajib) termakan oleh orang yang bernadzar,
orang-orang yang wajib ditanggung nafkahnya dan juga panitia sendiri.
‫وﻻ يﺄكﻞ اﳌﻀحﻰ ﺷيﺄ من اﻷﺿحية اﳌنﺬورة )قﻮلﻪ وﻻ يﺄكﻞ( اى ﻻيجﻮزلﻪ اﻷكﻞ ﻓان أكﻞ ﺷيﺄ‬
(300 : ‫ ص‬2 ‫غرمﻪ )قﻮلﻪ اﳌﻀحﻰ ( وكﺬا من تﻠزمﻪ نﻔﻘﺘﻪ ) ألباﺟﻮرى ﺟز‬
Pihak yang berqurban tidak boleh memakan sedikitpun dari qurban yang
dinadzarkan. Yakni ia tidak boleh memakannya, lalu jika memakannya sedikit saja
maka wajib mengganti. Seperti halnya pihak mudhahhi adalah orang-orang yang
wajib ditanggung nafkahnya. (Al Bâjûrî, 2/300)
‫)ويحرم اﻻكﻞ الخ ( اﱃ ان قال ﻓيجﺐ عﻠيﻪ الﺘﺼدق بجﻤيعها حﺘﻰ قرنها وﻇﻠﻔها‬
(333 : ‫ ص‬2 : ‫) اﻫـ اعانة الﻄالب ج‬
(Haram memakan dst) sampai ungkapan: maka wajib atas mudhahhi
mensedekahkan seluruh qurbannya hingga tanduk dan kakinya.( kitab I’ânah al-
Thalibîn 2/333)
Oleh sebab itu, panitia harus memilah antara qurban sunnah dan qurban wajib, agar
tidak terjadi tercampur antara keduanya. Bila pemilahan antara qurban sunnah dan
nadzar/wajib mengalami kesulitan, maka dianggap cukup dengan cara memisahkan
daging seukuran qurban nadzar/wajib dari daging yang ada, kemudian
mensedekahkan sisanya kepada selain yang bernadzar/berqurban wajib dan orang-
orang yang wajib ditanggung nafkahnya.

‫اﻓﺘﻰ النﻮوى كابن الﺼﻼح ﻓيﻤن غﺼﺐ نحﻮ نﻘد او بر وخﻠﻄﻪ الﻪ و يﺘﻤيز بان لﻪ اﻓراز قدر‬
(127 : ‫ ص‬1 : ‫اﳌﻐﺼﻮب ويحﻞ لﻪ الﺘﴫف ﰱ الباقﻰ )ﻓﺘح اﳌع ﻫامﺶ اﻻعانة ج‬
Imam Nawawî berfatwa sebagaimana Imam Ibnu Shalah tentang seseorang yang
ghashab semisal uang (dinar/dirham) atau biji gandum dan mencampurkannya
Ngaji Bersama Gus Arifin 9
dengan harta miliknya dan tidak dapat membedakannya bahwa baginya boleh
memisahkan seukuran barang dighashabnya dan halal baginya mentasarufkan
sisanya. (kitab Fath al Mu’în Hâmsy Al I’ânah 1/127)

8.WAKTU PENYEMBELIHAN
Waktu penyembelihan: dari terbitnya matahari tanggal 10 Dzulhijjah ditambah
seukuran waktu untuk shalât dua raka’at beserta khutbahnya dan berakhir
dengan terbenamnya matahari akhir hari Tasyrîq (tanggal 13 Dzulhijjah).
Sebagaimana hadîts riwayat Ibn Hibbân :
ِ ْ َ ‫ُﰻ ِم‬
‫ﴩيْ ٍق َذبْ ٌح — رواه ن ح ان‬
Semua hari-hari tasyrîq adalah waktu yang diperbolehkan untuk menyembelih
Qurban.
Waktu yang paling afdhal adalah setelah shalât hari raya. Sebagaimana dalam
shahîh Imam Bukhârî:
َ ‫و ُل َما ن َ ْبدَ ِب ِه ِﰲ يَ ْو ِم َا َه َذا ْن ن َُﺼ ِ ّ َﲇ ُﰒ َ ْﺮ ِج َع فَ َ ْن َح َﺮ فَ َم ْن فَ َع َل َه َذا فَقَ ْد َص‬
‫اب ُس ن َ َا َو َم ْن َ َﳓ َﺮ ﻗَ ْ َل‬
ْ َ ‫ َذ ِ َ فَان َما ه َُو لَ ْح ٌم يُقَ ِّد ُم ُه ِ ْه ِ ِ لَ َْس ِم ْن ال ُس ِﻚ ِﰲ‬.
‫ﳾ ٍء‬
Pertama kali yang kita lakukan di hari raya Idul Adha adalah shalât Ied kemudian
pulang dan menyembelih qurban , Maka barang siapa yang mengerjakan ini (setelah
masuk waktunya) benar-benar sesuai dengan syari’atku. Dan barang siapa
menyembelih sebelum masuk waktunya, maka (sembelihannya) hanyalah daging
yang disajikan untuk keluarga dan bukan termasuk qurban “ (H.R. Bukhârî).

Waktu Penyembelihan Hewan Qurban menurut 4 Madzhab


Hanafî Mâlikî Syâfi’î Hanbalî
3 (tiga) hari: 3 (tiga) hari: 4 (empat) hari: 3 (tiga) hari:
10 Dzulhijjah (ba’da 10 Dzulhijjah (ba’da 10 Dzulhijjah (ba’da Shalât 10 Dzulhijjah (ba’da
Shalât Idul Adha) – 12 Shalât Idul Adha) – 12 Idul Adha) dan hari Tasyrîq Shalât Idul Adha) – 12
Dzulhijjah.Pendapat ini Dzulhijjah. (11,12,13 Dzulhijjah). Dzulhijjah.
disandarkan pada tiga
orang sahabat Nabi ,
yaitu Umar bin al-
Khattab, Ali bin Abi
Thalib, dan Ibnu
Abbas ‫رﴈ ﷲ عﳯم‬

9.Apa itu Hari Tasyrîq ?


Secara bahasa, tasyrîq artinya Menjemur sesuatu.
‫ ُ ِّﲰ َيـ ْت بـِ َذ ِ َ ن لُ ُحـو َم‬: ‫ ِﻗ ـ َل‬، ‫ ثَﻼثَـ ُﺔ ٍم بَ ْعـ َد ي َـ ْو ِم الن ْحـ ِﺮ‬- ‫ ِع ْنـ َد ال ـَغـ ِوي ّ َِﲔ َوالْ ُفقَهـَ ا ِء‬- ‫ﴩـ ِيق‬
ِ ْ ‫ُم ال‬
‫ ْي تُقَد ُد ِﰲ الش ْم ِس‬، ‫ا ضَ ا ِ ِ ّ ُ َﴩ ُق ِفﳱَا‬
Menurut ahli bahasa dan ahli fiqh adalah tiga hari setelah hari raya idhul adha
(nahar) (yaitu 11,12 dan 13 Dzulhijjah). Dikatakan, dinamakan Tasyrîq karena di
hari-hari tersebut daging-daging qurban didendeng (dipanaskan di bawah terik
matahari). [Mausû’ah fiqhiyyah Kuwait]

Imam Mawardî berkata:


:‫وأيام الﺘﴩيﻖ ﻫﻲ الحادي عﴩ والﺜا عﴩ والﺜالث عﴩ ﰲ تﺴﻤيﺘها بﺬلﻚ تﺄويﻼن‬
. ‫ أنها سﻤيت بﺬلﻚ ﻹﴍاقها نهارا بنﻮر الﺸﻤس وإﴍاقها ليﻼ بنﻮر الﻘﻤر‬: ‫أحدﻫ‬
Ngaji Bersama Gus Arifin 10
. ‫ أنها سﻤيت بﺬلﻚ ؛ ﻷن الناس يﴩقﻮن الﻠحﻢ ﻓيها ﰲ الﺸﻤس‬: ‫والﺜا‬
(‫)الحاوي الكب ﰲ ﻓﻘﻪ مﺬﻫﺐ اﻹمام الﺸاﻓعﻲ‬
Hari-hari tasyrîq adalah tanggal 11, 12, dan 13 di bulan Dzulhijjah. Dalam penamaan
ini terdapat dua ta’wil.
Pertama, dinamakan tasyrîq karena pada hari-hari tersebut matahari bersinar
terang (Isyrâq) di siang harinya dan di malam harinya rembulan bersinar terang
(Isyrâq).
Kedua, dinamakan tasyrîq karena pada hari-hari tersebut kaum Muslimin
menjemur (tasyrîq) daging qurban di bawah terik matahari. [Al-Hâwî Al-Kabîr,
4/194]

Nabi  bersabda:
‫ان ع َْظ َم ا ْ ِم ِع ْندَ ا ِ تَ َب َاركَ َوتَ َع َاﱃ يَ ْو ُم الن ْح ِﺮ ُﰒ يَ ْو ُم الْقَ ّ ِﺮ‬
“Sesungguhnya hari yang paling mulia di sisi Allâh ta’âlâ adalah hari Idul Adha dan
Yaumul qarr.” [HR. Ahmad]
Yang dimaksud yaumul qarr adalah hari tasyrîq pertama atau tanggal 11 Dzul hijjah.
Abu Ubaid berkata:
، ‫ ﻷن أﻫﻞ اﳌﻮسﻢ يﻮم الﱰوية ويﻮم عرﻓة ويﻮم النحر ﰲ تعﺐ من الحﺞ‬: ‫وإ ا سﻤﻲ يﻮم الﻘر‬
، ‫ﻓإذا كان الﻐد من يﻮم النحر قروا نﻰ ؛ ﻓﻠهﺬا سﻤﻲ يﻮم الﻘر‬
Dinamakan dengan Yaumul Qarr, (hari menetap) karena para jamaah haji pada
hari Tarwiyah, arafah dan hari nahar mereka kelelahan dari manasik haji yang
dilakukan, maka keesokan harinya setelah hari raya Idul adha, mereka menetap di
Mina.
‫ويﺴﻤﻰ اليﻮم الﺜا من أيام الﺘﴩيﻖ يﻮم النﻔر اﻷول ويﺴﻤﻰ اليﻮم الﺜالث يﻮم الﺨﻼء ؛ ﻷن منﻰ‬
. ‫تﺨﻠﻮ ﻓيﻪ من أﻫﻠها‬
Hari tasyrîq kedua (Tanggal 12 Dzulhijjah) disebut dengan hari nafar awwal
(rombongan pertama). Dinamakan demikian karena Jamaah haji yang melakukan
nafar awwal meninggalkan Mina lebih awal, Maksimal sebelum maghrib tanggal 12
Dzulhijah).
Hari tasyrîq ketiga (Tanggal 13 Dzulhijjah) disebut dengan yaumul Khala’ (hari
sepi atau kosong) karena mina mulai sepi setelah ditinggal jamaah haji. [Al-Hâwî
Al-Kabir]

Hari Tasyrîq adalah hari dimana kita dilarang puasa mengingat hari-hari tasyrîq
merupakan hari raya, hari berbahagia karena padanya terdapat qurban dan hari
untuk makan daging qurban. Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir , Nabi  bersabda
:
ْ ُ ‫ﰻ َو‬
‫ﴍ ٍب‬ َ ِ ‫ﴩ ِيق ِعيدُ َ ْه َل ْاﻻ ْس َﻼ ِم َو‬
ٍ ْ ‫ﱔ ُم‬ ِ ْ ‫ي َ ْو ُم َع َﺮفَ َﺔ َويَ ْو ُم الن ْح ِﺮ َو ُم ال‬
“Hari Arafah (untuk jamaah haji), hari Idul Adha, dan hari-hari Tasyrîq adalah hari
raya kami, kaum muslimin. Hari tersebut (Idul Adha dan hari Tasyrîq) adalah hari
menikmati makan dan minum.” [HR Abu Daud]

Diharamkan berpuasa di hari-hari tersebut karena hari-hari tersebut masih satu


rangkaian dengan hari raya idhul adha, dan disebutkan dalam hadîts, hari-hari
tersebut adalah hari-hari makan dan minum.

Ngaji Bersama Gus Arifin 11


‫َع ْن ا ْ ِن َك ْع ِب ْ ِن َما ِ ٍ َع ْن بِي ِه َك ْع ِب ْ ِن َما ِ ٍ ن ُه َ د َ ُ ن َر ُسو َل ا ِ َصﲆ ا ُ َلَ ْي ِه َو َس َﲅ بَ َعثَ ُه َو ْو ُس‬
‫ﴍ ٍب‬ ْ ُ ‫ﰻ َو‬ ٍ ْ ‫ﴩ ِيق ُم‬ ِ ْ ‫ﴩ ِيق فَ َا َد َ ْن َﻻ ي َ ْد ُ َل الْ َجن َﺔ اﻻ ُم ْؤ ِم ٌن َو ُم ال‬
ِ ْ ‫ْ ُن الْ َ دَ َ ِن ِﰲ ِم ال‬
Dari Ibnu Ka’ab bin Mâlik  dari Bapaknya menceritakannya Rasûlullâh 
mengutusnya  ersama Uwais bin Al Hadatsan pada Hari Tasyrîq, lalu keduanya
menyerukan bahwa tidak akan masuk surga kecuali orang mukmin dan Hari
Tasyrîq adalah hari makan dan minum. [HR. Ahmad]
Waktu penyembelihan hewan qurban diperpanjang sampai akhir hari tasyrîq, Nabi
 bersabda:
ِ ْ ‫ُﰻ ِم ال‬
‫ﴩ ِيق َذبْ ٌح‬
Semua hari tasyrîq adalah waktu penyembelihan (hewan qurban) [HR. Ahmad]
Menerangkan larangan puasa ini, Sayyid bakri berkata:
‫الﺼ ْﻮ َم أي وﻻ يَنْ َع ِﻘ ُد ﰲ أيام الﺘﴩيﻖ وﻫﻲ ﺛﻼﺛة أيام بعد يﻮم النحر والعيدين‬
َ ‫يَ ْحر ُ ُم‬
Haram hukumnya berpuasa (dan tidak sah puasanya) pada hari-hari tasyrîq yaitu
tiga hari setelah hari raya idul adha dan Haram juga berpuasa pada dua hari raya.
[I’ânatuth Thâlibîn]

Bahkan tidak sah berpuasa pada hari tasyrîq meskipun puasa tersebut berupa
puasa nadzar. Pendapat dalam madzhab Mâlikî, Syâfi’î dan Hanbalî adalah:
‫مﺴﺘحﻖ لﻠﻔﻄر‬
ّ ‫ ﻷنّﻪ‬، ‫ وأﻓﻄر وﻻ قﻀاء عﻠيﻪ‬، ‫ومن نﺬر صﻮم سن ٍة يدخﻞ ﰲ نﺬره أ ّيام الﺘّﴩيﻖ‬
.‫وﻻ يﺘناولها النّﺬر‬
Siapa yang nadzar untuk berpuasa sepanjang tahun maka pada hari-hari tasyrîq
tidak termasuk dalam nadzarnya. Ia berbuka dan tidak wajib mengqadla’inya
karena hari tasyrîq adalah hari berbuka dan tidak tercakup dalam nadzar . [Al-
Mawsû’ah Al-Fiqhîyyah al-Kuwaitiyyah].
‫ولﻮ صام وﺟاء يﻮم الﻔﻄر أو النحر أو أيام الﺘﴩيﻖ ﻓإن صيامﻪ يبﻄﻞ‬
Bila seseorang puasa dan tiba di tengah puasanya hari Id fitri, Id adha atau hari-hari
tasyrîq maka puasanya batal. [Al-Fiqh alâ Madzâhib al-Arbaah, IV/238].

Di kalangan ulama Syâfi’îyah tidak membolehkan puasa pada hari-hari Tasyrîq


meskipun karena nadzar. Imam Ahmad (Hanbalî) membolehkannya tapi jelek
menjalani nadzarnya, Imam Mâlikî membolehkan di hari ketiga dari hari tasyrîq
(tanggal 13 Dzulhijjah).

Cabang-cabang masalah Puasa pada hari Tasyrîq menurut 4 madzhab:


‫ الحنـــفي‬Hanafî/ ‫ المالكـــي‬Mâlikî/ ‫ الشافعـــي‬Syâfi’î/ Hanbalî/
‫الحنبلـــي‬
Boleh Puasa Nadzar Boleh di hari ketiga dari Qaul jadîd: Haram berpuasa Boleh puasa
dan Puasa Nadzar-nya hari tasyrîq (tanggal 13 (termasuk puasa Nadzar) Nadzar, tapi jelek
sah pada hari-hari Dzulhijjah). sesuai sabda Nabi : atau makruh
tersebut, namun lebih ( ‫) ن عن صيام ما‬ menjalani puasa
baik ia berbuka dan Naha 'an shiyamiha (ayyami nadzarnya
berpuasa pada hari- at tasyrîq).
hari lainnya Qaul qadîm: Boleh berpuasa
bagi orang yang tidak
mendapatkan daging
qurban, tapi jika selain itu
maka haram puasa hari-hari
tasyrîq
Ngaji Bersama Gus Arifin 12
Amalan yang dianjurkan pada hari Tasyrîq
Pada hari tasyrîq kita dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dengan melantunkan
kalimat takbir (Muqayyad), tahlil, dan tahmid selepas shalat fardhu.
ٍ ‫َو ْاذ ُك ُﺮوا ا َ ِﰲ ٍم َم ْعدُ ود‬
‫َات‬
“Ingatlah Allâh di hari-hari yang terbilang.” [QS Al-Baqarah: 203].

Yang dimaksud dengan “hari-hari yang terbilang” adalah tiga hari setelah Idul Adha,
yaitu hari-hari tasyrîq (11-13 Dzulhijjah). Ini merupakan pendapat Ibnu Umar dan
mayoritas ulama. Sementara Ibnu Abbâs dan Athâ’ berpendapat bahwa “hari-hari
yang terbilang” jumlahnya empat hari; Idul Adha dan tiga hari setelahnya. [Lathâiful
Ma’ârif]

Disamping berdzikir, juga dianjurkan untuk memperbanyak doa kepada Allâh. Ziyâd
Al-Jasshash meriwayatkan dari Abu Kinânah al-Qurasyi, bahwa beliau mendengar
Abu Mûsâ al-Asy’ârî berceramah dalam khutbahnya ketika Idul Adha:
‫بعد يﻮم النحر ﺛﻼﺛة أيام الﺘﻲ ذكر الﻠﻪ اﻷيام اﳌعدودات ﻻ يرد ﻓيهن الدعاء ﻓارﻓعﻮا رغبﺘكﻢ إﱃ‬
‫الﻠﻪ عز و ﺟﻞ‬
Setelah hari raya qurban ada tiga hari, dimana Allâh menyebutnya sebagai al-
Ayyâm al-Ma’dûdat (hari-hari yang terbilang), doa pada hari-hari ini, tidak akan
ditolak. Karena itu, perbesarlah harapan kalian. [Lathâiful Ma’ârif]
Ikrîmah (murid Ibn Abbâs) mengatakan:
َ ‫ َربﱠنَا آتِنَا ِﰲ ال ﱡدنْ َيا َح َﺴنَ ًة َو ِﰲ ْاﻵ ِخر َ ِة َح َﺴنَ ًة َوقِنَا َعﺬ‬: ‫كان يﺴﺘحﺐ أن يﻘال ﰲ أيام الﺘﴩيﻖ‬
‫َاب‬
‫النﱠا ِر‬
Dianjurkan untuk dibaca pada hari-hari tasyrîq: “Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.
[Lathâiful Ma’ârif]
Sayyidina Alî , menerangkan maksud doa ini,
‫ وعﺬاب النار اﳌرأة الﺴﻮء‬. ‫ وﰲ اﻵخرة الحﻮراء‬، ‫الحﺴنة ﰲ الدنيا اﳌرأة الﺼالحة‬
(‫) ﻓﺘح الباري ﴍح صحيح البﺨاري » كﺘاب الدعﻮات » باب قﻮل النبﻲ صﲆ الﻠﻪ عﻠيﻪ وسﻠﻢ ربنا آتنا ﰲ الدنيا حﺴنة‬
Kebaikan di dunia maksudnya adalah istri yang shalihah, dan kebaikan di akhirat
adalah para bidadari sedangkan siksa neraka adalah istri yang berperangai buruk
atau cerewet.

Al-Hasan Al-Bashrî memiliki pendapat lain, Ia mengatakan:


‫ وﻗﻨﺎ ﻋﺬاب اﻟﻨﺎر ﻣﻌﻨﺎه اﺣﻔﻈﻨﺎ ﻣﻦ‬. ‫ وﰲ اﻵﺧﺮة اﻟﺠﻨﺔ‬، ‫اﻟﺤﺴﻨﺔ ﰲ اﻟﺪﻧﻴﺎ اﻟﻌﻠﻢ واﻟﻌﺒﺎدة‬
.‫اﻟﺸﻬﻮات واﻟﺬﻧﻮب واﳌﺆدﻳﺔ إﱃ اﻟﻨﺎر‬
Kebaikan di dunia adalah ilmu dan ibadah. Kebaikan di akhirat adalah surga.
Sedangkan maksud doa “peliharalah kami dari siksa neraka” adalah jagalah kami
dari syahwat dan dosa yang menyebabkan kami masuk neraka. [Tafsir al-Baydlâwî,
5/142].

10.Anjuran Tidak Mencukur Rambut dan memotong kuku


Hadîts :
‫ﴩ َو َرا َد َ دُ ُ ْﰼ ْن يُضَ ِّح َي فَ َﻼ ي َ َمس ِم ْن‬ ُ ْ ‫َع ْن ِّم َسلَ َم َﺔ ن الن ِﱯ َصﲆ ا ُ َلَ ْي ِه َو َس َﲅ ﻗَا َل ا َذا َد َ لَ ْت الْ َع‬
‫ﴩ ِه َش ْ ًا ِﻗ َل ِل ُس ْف َ َان فَان بَ ْعضَ ه ُْم َﻻ َ ْﺮفَ ُع ُه ﻗَا َل لَ ِك ِ ّﲏ ْرفَ ُع ُه‬
ِ َ َ ‫َش َع ِﺮ ِه َو‬
Ngaji Bersama Gus Arifin 13
Dari Ummu Salamah  bahwa sesungguhnya Nabi  bersabda: “Jika telah tiba
sepuluh (Dzulhijjah) dan salah seorang dari kalian hendak berqurban, maka
janganlah mencukur rambut atau memotong kuku sedikitpun.” Dikatakan kepada
Sufyan, Sebagian orang tak memarfu'kan (hadîts ini)? Sufyan menjawab, Akan tetapi
saya memarfu'kannya. [HR. Muslim No.3653].
ِ ْ ‫ﴩ َو ِع ْندَ ُه‬
‫ﲵي ٌﺔ ُ ِﺮيدُ ْن يُضَ ِّح َي فَ َﻼ ي َ ُ َذن َش ْع ًﺮا َو َﻻ ي َ ْق ِل َمن ُظ ُف ًﺮا‬ ُ ْ ‫َع ْن ِّم َسلَ َم َﺔ َ ْﺮفَ ُع ُه ﻗَا َل ا َذا َد َ َل الْ َع‬
Dari Ummu Salamah  memarfu’kan, Beliau  bersabda: “Jika (Salah seorang)
telah masuk sepuluh (Dzulhijjah), sedangkan ia memiliki hewan qurban yg hendak
diqurbankan, maka jangan sekali-kali ia mencukur rambut atau memotong kuku.”
[HR. Muslim No.3654].

Hukumnya:
Makruh tanzih, dalam arti tidak makruh jika orang tersebut tidak hendak
berqurban.
‫ب ا ٔﻻﲵيﺔ ﱔ سنﺔ مؤكدة يندب ﳌن ارادها ان ﻻ ﳛلق شعﺮه وﻻ يقﲅ ظفﺮه ﰱ عﴩ ذى اﳊ ﺔ‬
‫حﱴ يضحى فان ازال شي ٔا من ذا ﺮه ﺮاهﺔ تﲋيه‬
Bab Qurban. Qurban itu sunnah muakkadah. Disunnahkan bagi yang hendak
berqurban untuk tidak mencukur rambut dan memotong kuku di 10 hari
pertama dzulhijjah sampai dengan ia memotong qurbannya. Apabila ia
menghilangkan sesuatu dari rambut atau kukunya maka makruh tanzih. [ Anwarul
Masalik ].

‫)و كﺮه( ﳌﺮيد التضحيﺔ عن نفسه او اهداء شئ من النعم )ان زيل ش ا من شعﺮه او ﲑه( ظفﺮه و‬
‫سا ﺮ اجزائه الظاهﺮة ا م ﲆ ﻼف ف ه )ﰱ عﴩ ذى اﳊ ﺔ( و ما بعدها من ا م ال ﴩيق ان‬
‫ و حﳬته ﴰول اﳌغفﺮة و‬.‫ﱂ يضح يوم العيد )حﱴ يضحى( لﻼمﺮ ﻻمساك عن ذ ﰲ ﱪ مسﲅ‬
١٢٨/٢ ‫ ﴩى الكﺮﱘ‬.‫العتق من النار‬
Bukan hanya sebatas kuku dan rambut, tetapi juga bagian tubuh yang lain tangan,
gigi, kumis, janggut dan lain lain. Adapun hikmah dibalik itu semua adalah agar
semuanya mendapatkan ampunan dan terbebas dari api neraka. Ketentuan ini
berlaku baik untuk qurban sendiri atau qurban hadiah
Imam Nawawî menjelaskan dalam Syarah Muslim :
1 :‫الحاﺷية رقﻢ‬
، ‫ ﻓﻘال سعيد بن اﳌﺴيﺐ‬، ‫واخﺘﻠﻒ العﻠ ء ﻓيﻤن دخﻠت عﻠيﻪ عﴩ ذي الحجة وأراد أن يﻀحﻲ‬
‫ إنﻪ يحرم عﻠيﻪ أخﺬ ﳾء من‬: ‫ وداود وبعض أصحاب الﺸاﻓعﻲ‬، ‫ وإسحاق‬، ‫ وأحﻤد‬، ‫وربيعة‬
‫ ﻫﻮ مكروه كراﻫة تنزيﻪ‬: ‫ وقال الﺸاﻓعﻲ وأصحابﻪ‬، ‫ﺷعره وأﻇﻔاره حﺘﻰ يﻀحﻲ ﰲ وقت اﻷﺿحية‬
‫ وﰲ‬، ‫ يكره‬: ‫ وﰲ رواية‬، ‫ ﻻ يكره‬: ‫ وقال مالﻚ ﰲ رواية‬، ‫ ﻻ يكره‬: ‫ وقال أبﻮ حنيﻔة‬، ‫وليس بحرام‬
‫ واحﺘﺞ الﺸاﻓعﻲ‬، ‫ واحﺘﺞ من حرم بهﺬه اﻷحاديث‬، ‫ يحرم ﰲ الﺘﻄﻮع دون الﻮاﺟﺐ‬: ‫رواية‬
‫ كنت أﻓﺘﻞ قﻼﺋد ﻫدي رسﻮل الﻠﻪ صﲆ الﻠﻪ‬: ‫ " قالت‬- ‫رﴈ الﻠﻪ عنها‬- ‫واﻵخرون بحديث عاﺋﺸة‬
‫ ويبعث بﻪ وﻻ يحرم عﻠيﻪ ﳾء أحﻠﻪ الﻠﻪ حﺘﻰ ينحر ﻫديﻪ " رواه البﺨاري‬، ‫عﻠيﻪ وسﻠﻢ ﺛﻢ يﻘﻠده‬
.‫ومﺴﻠﻢ‬

Ngaji Bersama Gus Arifin 14


‫ ﻓدل عﲆ أنﻪ ﻻ يحرم ذلﻚ وحﻤﻞ‬، ‫ البعث بالهدي أك من إرادة الﺘﻀحية‬: ‫قال الﺸاﻓعﻲ‬
.‫أحاديث النهﻲ عﲆ كراﻫة الﺘنزيﻪ‬
، ‫ الﺘﺸبﻪ باﳌحرم‬: ‫ وقيﻞ‬، ‫ والحكﻤة ﰲ النهﻲ أن يبﻘﻰ كامﻞ اﻷﺟزاء ليعﺘﻖ من النار‬: ‫قال أصحابنا‬
‫ ﻫﺬا غﻠط ؛ ﻷنﻪ ﻻ يعﺘزل النﺴاء وﻻ يﱰك الﻄيﺐ والﻠباس وغ ذلﻚ م يﱰكﻪ‬: ‫قال أصحابنا‬
.‫اﳌحرم‬
Para Ulama berbeda pendapat tentang orang yang memasuki tanggal 10 bulan
Dzulhijjah dan ingin berqurban. Sa’id bin Musayyab, Rabi’ah, Ahmad, Ishaq, Daud
dan sebagian sahabat-sahabat Syâfi’î berpendapat Haram atasnya sesuatu dari
rambut dan kukunya sehingga datang waktu berqurban.
Imam Syâfi’î dan Sahabat-sahabatnya berpendapat hal itu dimakruhkan dengan
makruh tanzih tidak sampai haram.
Abu Hanifah (Hanafî) berpendapat tidak makruh.
Imam Mâlik dalam salah satu riwayat berpendapat tidak makruh. Tetapi dalam
riwayat lain berpendapat makruh. Dan dalam salah satu riwayat berpendapat
haram dalam Qurban sunnah dan tidak haram dalam qurban wajib.
Imam Syâfi’î dan yang lainnya berargumentasi dengan Hadîts ‘Âisyah ‫ رﴈ ﷲ عﳯا‬beliau
berkata: ‘Âisyah ‫ رﴈ ﷲ عﳯا‬berkata:
ٔ ‫ ويبعث به وﻻ ﳛﺮم ليه ﳾء‬، ‫كنت ٔف ل ﻗﻼئد هدي رسول ﷲ صﲆ ﷲ ليه وسﲅ ﰒ يق ه‬
‫ﷲ حﱴ ينحﺮ هديه‬
"Aku mengikatkan tali pada hewan qurban Rasûlullâh  kemudian Rasûlullâh 
mengikatnya kembali dengan tangan Beliau lalu mengirimnya . Maka sejak itu tidak
ada yang diharamkan lagi bagi Rasûlullâh  dari apa-apa yang Allâh halalkan
hingga hewan qurban disembelih" diriwayatkan oleh Bukhârî dan Muslim.

Imam Syâfi’î berkata: Mengirim hewan Qurban lebih banyak dari pada ingin
berqurban, maka ini menunjukan bahwa hal itu tidak diharamkan dan hadîts-hadîts
larangan membawa pengertian makruh tanzih.
Sahabat-sahabatku berkata: “hikmah dalam larangan itu adalah supaya semua
anggota badan tetap dibebaskan dari Neraka, dan dikatakan: “ serupa dengan orang
yang ihram.” Sahabat-sahabatku berkata : pendapat ini salah (karena orang yang
berqurban) tidak menghindari istri, tidak meninggalkan wewangian, pakaian dan
yang lainnya berupa laranga-larangan ihram.

11.Orang Non Muslim ikut urunan Hewan Qurban, sah atau tidak Hewan
qurban bagi yang muslim
Ketika ada orang kafir yang ikut urunan qurban sapi, dia tidak dinilai sebagai
qurban. Sehingga keterlibatannya dalam urunan, hanya dinilai sebagai orang yang
urunan karena ingin mendapatkan dagingnya. Sehingga dalam satu ekor sapi itu,
ada yang urunan untuk berqurban dan ada yang urunan untuk mendapatkan
daging.
Ulama berbeda pendapat mengenai status sapi ini, apakah sah digunakan untuk
berqurban ataukah tidak. Untuk menentukan pendapat yang lebih kuat, mari kita
simak beberapa penjelasan berikut:
Syekh Al-Qalyubî dalam kitab Hasyiyah-nya menjelaskan;
ِ ْ ‫َو َ ُﲡ ُوز ُمشَ َار َك ُﺔ َ َﲨا َ ٍﺔ َس ْب َع ٍﺔ فَ ﻗَل ِﰲ بَدَ ن َ ٍﺔ ْو بَقَ َﺮ ٍة َس َوا ٌء َﰷ َن ُﳇهُ ْم َع ْن َع ِق قَ ٍﺔ ْو ب َ ْعضُ هُ ْم َع ْن‬
‫ﲵي ٍﺔ‬

Ngaji Bersama Gus Arifin 15


"Dan diperbolehkan patungan atau urunan yang dilakukan oleh 7 orang atau lebih
sedikit dengan seekor unta atau sapi, baik semuanya niatnya untuk aqiqah atau
sebagian diantara mereka ada yang niat berqurban."

Ibnu Qudamah – ulama Hanbalî –, beliau mengatakan,


‫ سواء ﰷنوا ﳇهم‬،‫ واج ا ﰷن ٔو تطو ا‬،‫وﲨلته ٔنه ﳚوز ٔن شﱰك ﰲ التضحيﺔ لبدنﺔ والبقﺮة سبعﺔ‬
‫ ﻻ ﳚوز شﱰاك ﰲ‬: ‫ وﻗال ما‬.‫ وﲠذا ﻗال الشافعي‬.‫ ٔو ﺮيد بعضهم القﺮبﺔ وبعضهم الحم‬،‫م قﺮبﲔ‬
‫ فﻼ‬،‫ وﻻ ﳚوز إذا ﰷن بعضهم ﲑ م قﺮب ; ٔن ا ﰆ وا د‬،‫ ﳚوز لمتقﺮبﲔ‬:‫وﻗال ٔبو ح يفﺔ‬. ‫الهدي‬
.‫ﳚوز ٔن ﲣتل نيﺔ القﺮبﺔ ف ه‬
Kesimpulannya bahwa diperbolehkan urunan dalam pengadaan hewan qurban,
untuk onta atau sapi tujuh orang. Baik dalam rangka qurban wajib maupun qurban
sunah. Baik semuanya bertujuan untuk qurban atau ada yang bertujuan qurban dan
ada yang bertujuan dagingnya. Inilah pendapat Imam As-Syâfi’î.

Imam Mâlikî mengatakan, tidak boleh urunan dalam hewan hadyu (sembelihan
sebagai Dam/Qurban bagi penduduk Mekkah ketika Ibadah Haji/Umrah).

Dan Imam Hanafî mengatakan, boleh urunan untuk semua yang niat berqurban,
namun tidak boleh jika ada salah satu yang tidak berniat qurban. Karena yang
disembelih satu, maka tidak boleh ada yang tidak berniat qurban untuk satu hewan.
Namun, Ibnu Qudamah lebih menguatkan pendapat yang membolehkan urunan
hewan qurban, meskipun salah satu pesertanya tidak berniat untuk qurban. Beliau
juga menyanggah pendapat Imam Mâlik dan Abu Hanifah. Dalam lanjutan
keterangannya, beliau menyanggah pendapat Imam Mâlik,
‫ ﰻ سبعﺔ‬،‫ } ٔمﺮ رسول ﷲ صﲆ ﷲ ليه وسﲅ ٔن شﱰك ﰲ اﻻٕبل والبقﺮ‬:‫ ﻗال‬،‫ولنا ما روى ا ﺮ‬
.‫م ا ﰲ بدنﺔ { رواه مسﲅ‬
Kita memiliki hadits yang diriwayatkan oleh Jâbir, beliau mengatakan, ‘Rasûlullâh
 memerintahkan kami untuk urunan dalam pengadaan onta dan sapi. Tujuh orang
untuk satu ekor sapi atau onta.’ (Riwayat Muslim).
Ketika menyanggah pendapat Abu Hanifah bahwa urunan ini hanya boleh jika
semuanya berniat qurban, beliau mengatakan,
‫ كﲈ لو اخ لفت ات‬،‫ ﲾاز‬،‫ ٔن اﳉزء ا ز ٔ ﻻ ينقص ٕ رادة الﴩيﻚ ﲑ القﺮبﺔ‬،‫ولنا ﲆ ٔﰊ ح يفﺔ‬
.‫ وبعضهم الفديﺔ‬،‫ ف ٔراد بعضهم التضحيﺔ‬،‫القﺮب‬
Alasan kita untuk menyanggah Abu Hanifah, bahwa satu bagian yang sah disebut
qurban, tidak menjadi batal karena ada sebagian peserta yang tidak berniat qurban.
Sehingga semacam ini boleh. Sebagaimana ketika ada urunan, sementara tujuan
penyembelihannya beda-beda, ada yang berniat untuk qurban da ada yang berniat
sebagai fidyah. (al-Mughnî, 9/458).

Ibnu Qudamah juga menegaskan bolehnya urunan qurban dengan orang yang tidak
niat qurban,

Ngaji Bersama Gus Arifin 16


‫ مفﱰضﲔ ٔو م طو ﲔ ٔو ﰷن بعضهم‬،‫ ٔو ﱂ كونوا‬،‫ فسواء ﰷن اﳌشﱰون من ٔهل ب ت‬،‫إذا ث ت هذا‬
‫ فﻼ تﴬه نيﺔ ﲑه‬،‫ﺮيد القﺮبﺔ وبعضهم ﺮيد الحم؛ ٔن ﰻ ٕا سان مﳯم إﳕا ﳚزئ عنه نﺼيبه‬
Setelah kita tahu bahwa urunan qurban dibolehkan maka statusnya sama saja, baik
yang urunan semuanya satu keluarga, atau dari keluarga berbeda, baik semua untuk
qurban wajib atau qurban sunah, atau sebagian niatnya untuk qurban dan sebagian
untuk daging (tidak untuk qurban). Karena masing-masing peserta urunan
mendapat jatah sesuai bagiannya, sehingga tidak ada pengaruh dengan niatan orang
lain. (al-Mughnî, 9/438).

Imam An-Nawawî – ulama Syâfi’îyah, mengatakan,


‫ أو‬، ‫ سﻮاء كانﻮا كﻠهﻢ أﻫﻞ بيت واحد أو مﺘﻔرق‬،‫يجﻮز أن يﺸﱰك سبعة ﰲ بدنة أو بﻘرة لﻠﺘﻀحية‬
‫ ﻫﺬا مﺬﻫبنا وبﻪ‬،‫ وسﻮاء أكان أﺿحية منﺬورة أم تﻄﻮعا‬،‫بعﻀهﻢ يريد الﻠحﻢ ﻓيجزئ عن اﳌﺘﻘرب‬
‫ وبﻪ قال بعض‬.‫ إﻻ أن داود ﺟﻮزه ﰲ الﺘﻄﻮع دون الﻮاﺟﺐ‬،‫قال أحﻤد وداود وﺟ ﻫ العﻠ ء‬
‫ ﻻ يجﻮز اﻻﺷﱰاك مﻄﻠﻘا‬:‫ وقال مالﻚ‬،‫ إن كانﻮا كﻠهﻢ مﺘﻘرب ﺟاز‬:‫وقال أبﻮ حنيﻔة‬. ‫أصحاب مالﻚ‬
.‫ك ﻻ يجﻮز ﰲ الﺸاة الﻮاحدة‬
Boleh urunan 7 orang untuk seekor onta atau sapi, baik mereka semua satu
rumah, atau dari keluarga yang berbeda, atau ada sebagian yang tidak berniat
qurban karena hanya menginginkan dagingnya dan sah untuk yang berniat
qurban. Baik qurban nadzar atau qurban sunah. Inilah pendapat madzhab kami
(Syâfi’îyah), dan ini pendapat Imam Ahmad, Dawud adz-Dzahirî, dan mayoritas
ulama. Hanya saja, Daud membolehkan urunan jika qurbannya bukan qurban wajib.
Dan ini pula yang menjadi pendapat sebagian Mâlikiyah. Sementara Abu Hanifah
mengatakan, ’Jika mereka semua niatnya untuk qurban, boleh urunan.’ Kemudian
Imam Mâlik mengatakan, ’Tidak boleh urunan secara mutlak, sebagaimana tidak
boleh urunan untuk seekor kambing.’
Dalam hal ini, Imam an-Nawawî menguatkan pendapat yang membolehkan
urunan hewan qurban, meskipun ada yang tidak berniat untuk qurban. Pada
lanjutan keterangannya, an-Nawawî membawakan sejumlah alasan untuk
mendukung pendapat yang beliau nilai lebih kuat,
‫واحﺘﺞ أصحابنا بحديث ﺟابر قال } نحرنا مﻊ رسﻮل الﻠﻪ صﲆ الﻠﻪ عﻠيﻪ وسﻠﻢ البدنة عن سبعة‬
‫ وعنﻪ قال { خرﺟنا مﻊ رسﻮل الﻠﻪ صﲆ الﻠﻪ عﻠيﻪ وسﻠﻢ مهﻠ‬.‫والبﻘرة عن سبعة{ رواه مﺴﻠﻢ‬
{‫ ﻓﺄمرنا رسﻮل الﻠﻪ صﲆ الﻠﻪ عﻠيﻪ وسﻠﻢ أن نﺸﱰك ﰲ اﻹبﻞ والبﻘر كﻞ سبعة منا ﰲ بدنة‬،‫بالحﺞ‬
‫ وروينا عن عﲇ وحﺬيﻔة وأ مﺴعﻮد اﻷنﺼاري وعاﺋﺸة رﴈ الﻠﻪ‬:‫قال البيهﻘﻲ‬. ‫رواه مﺴﻠﻢ‬
‫ ﻷن الﺸاة إ ا تجزئ عن‬،‫عنه أنهﻢ قالﻮا ” البﻘرة عن سبعة ” وأما قياسﻪ عﲆ الﺸاة ﻓعجﺐ‬
.‫ والﻠﻪ أعﻠﻢ‬،‫واحد‬
Ulama kami (Syâfi’îyah) berdalil dengan hadis Jâbir yang mengatakan, ’Kami
melakukan qurban bersama Rasûlullâh , seekor onta untuk 7 orang dan seekor
sapi untuk 7 orang.’ Riwayat Muslim. Juga dari Jâbir, ’Kami keluar bersama
Rasûlullâh  dalam rangka melakukan haji. Kemudian beliau  memerintahkan
untuk urunan onta dan sapi, setiap 7 orang untuk satu ekor.’ Riwayat Muslim. al-
Baihaqî mengatakan, ’Kami mendapat riwayat dari Alî, Hudzaifah, Abu Mas’ud al-
Ansharî, dan A’isyah ‫رﴈ ﷲ عﳯم‬, bahwa mereka berpendapat, ’Sapi boleh untuk 7
orang.’ Sementara diqiyaskan dengan kambing, ini sangat mengherankan. Karena
kambing hanya boleh untuk satu orang.’ Allâhu a’lam. (al-Majmû’ Syarh al-
Muhadzdzab, 8/398 – 399).
Ngaji Bersama Gus Arifin 17
‫ َحﱴ لَ ْو َﰷ َن‬،‫الشا ِف ِعي ُﺔ َوالْ َح َنا ِب َ ُ فَ َ ُازوا ْن َْش َ ِﱰكَ ُم ِﺮيدُ التضْ ِح َي ِﺔ ْو َ ْ ِﲑهَا ِم َن الْ ُق ُﺮ َ ِت َم َع ُم ِﺮي ِد ال ْح ِم‬
،‫ َو ِل ُم ِﺮي ِد ال ْح ِم َ ِﻗﳱَا‬، ‫ َو ِل ُم ِﺮي ِد الْ َع ِق قَ ِﺔ ُس ْب ُعهَا‬، ‫ َو ِل ُم ِﺮي ِد الْه َْد ِي ُس ْب ُعهَا‬، ‫ِل ُم ِﺮي ِد الت ْض ِح َي ِﺔ ُس ْب ُع الْ َبدَ ن َ ِﺔ‬
‫ فَ َعدَ ُم ال ِنّي ِﺔ‬، ‫ﴍ ِك ِه‬
ِ َ ‫ ِٔن الْ ِف ْعل ان َما ي َ ِﺼ ُﲑ ﻗُ ْﺮب َ ًﺔ ِم ْن ُﰻ َوا ِ ٍد ِبنِ ِ ِه َﻻ ِب ِ ِﺔ‬، ‫ات َ َاز‬ ِ ‫فَ ُذ ِ َﲝ ْت ﲠِ َ ِذ ِه النِّي‬
‫ِم ْن َ ِد ِ ْﱒ َﻻ ي َ ْقد َُح ِﰲ ﻗُ ْﺮب َ ِﺔ الْ َبا ِﻗ َﲔ‬
Menurut ulama mazhab Syâfi’îyah dan Hanbalî, boleh bagi seseorang yang
berserikat (urunan/patungan) dengan niat ibadah qurban bersama-sama dengan
seseorang yang berniat untuk mendapatkan daging semata-sama. Sehingga,
misalkan 1/7 niat qurban 1/7 berniat hadyu, 1/7 berniat aqiqah, selebihnya berniat
untuk mendapatkan daging saja, maka penyembelihan seperti ini dibolehkan. Hal
ini karena ibadah itu berdasarkan niat masing-masing, bukan patungannya.
Kurangnya (perbedaan) niat dari salah satu dari mereka tidak merusak niat orang
yang meniatkan (hewan patungannya) untuk ibadah.

Kesimpulan bahwa dibolehkan urunan qurban meskipun salah satu peserta


tidak berniat untuk qurban. Termasuk ketika salah satu peserta adalah orang
kafir (nonMuslim). Karena masing-masing mendapatkan jatah sesuai niatnya.
Yang qurban sah sebagai qurban, yang tidak qurban berhak mendapat apa yang
diinginkan. Dan niat seseorang tidak mempengaruhi niat orang lain.

12.Penyembelihan Qurban
Hadîts riwayat Anas bin Mâlik.
‫َﲵى الن ِﱯ َصﲆ ا ُ َلَ ْي ِه َو َس َﲅ ِ َك ْشَ ْ ِﲔ ْملَ َ ْ ِﲔ ْﻗ َ نﺮ ْ َِﲔ َذ َ َﲝهُ َما ِب َي ِد ِه َو َﲰى َوكَ َﱪ َو َوضَ َع ِر ْ َ ُ َ َﲆ‬
‫ِص َفا ِ ِ َما — م فق ليه‬
“Sesungguhnya Rasûlullâh  menyembelih dua ekor domba putih yang bertanduk
dengan tangannya sendiri, seraya mengucapkan basmalah dan bertakbir. Beliau
meletakkan kakinya disamping leher domba. (HR. Bukhârî-Muslim).

Cara menyembelih:
Di dalam kitab-kitab fiqih. Ulama menyebutkan sedikitnya lima hal yang dianjurkan
untuk dilakukan pada penyembelihan. Syeikh Abu Syujâ ‘dalam Ghayatut Taqrîb
mengatakan, dan juga disebutkan oleh Syeikh Wahbah Az Zuhaili dalam Al Fiqh
Islamî Wa Adillatuhu:
‫ واستق ال‬،‫ والﺼﻼة ﲆ النﱯ صﲆ ﷲ ليه وسﲅ‬،‫ال سميﺔ‬: ‫و ُس تَ َحب عند ا ﰆ ﲬسﺔ ٔشياء‬
(‫ وا اء لقَ ُول )مﱳ التقﺮيب‬،‫ والتك ﲑ‬، ‫ال ِق‬
Ketika menyembelih, disunahkan melakukan 5 hal. Pertama, menyebut nama Allâh.
Kedua, mengucapkan shalawat bagi Rasûlullâh . ketiga, mengarah ke qiblat.
Keempat, membaca takbir. Kelima, mengucap doa agar amal qurbannya diterima
Allâh .
Lima sunnah ini berlaku untuk penyembelihan hewan kapanpun kecuali membaca
takbir dan doa. Karena keduanya merupakan kesunnahan khusus bagi
penyembelihan hewan qurban ‘Idul Adha seperti dikatakan Syekh Nawawî al
Bantanî dalam syarh Fathul Qarib, Tausyih Ibni Qasîm.

Dalam Tausyih Ibni Qasim, Syekh Nawâwî Banten mengatakan sunah menyembelih
itu sebenarnya sembilan termasuk lima yang disebutkan di atas.
Ngaji Bersama Gus Arifin 18
Keenam, mempertajam golok serta tidak di hadapan hewan sembelihan lainnya.
Berdasarkan hadis dari Ibnu Umar ,
ِ ِ َ َ‫ َو ْن ت َُو َارى َع ِن ا ْﳢ‬، ‫الش َفا ِر‬
‫اﰂ‬ ّ ِ ‫َم َﺮ َر ُسو ُل ا ِ َصﲆ ا ُ َلَ ْي ِه َو َس َﲅ ِ َﲝ ِّد‬
“Rasûlullâh  memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa memperlihatkannya
kepada hewan.” (HR. Ahmad, Ibnu Mâjah ).
Ketujuh, menjalankan dan menekan golok potong di saat memaju-mundurkan golok
pada leher hewan sembelihan.
Kedelapan, membaringkan kambing pada sisi kiri tubuhnya dengan mengikat tiga
kakinya kecuali kaki kanan bagian belakang. Cara ini juga berlaku bagi unta
(termasuk sapi atau kerbau). Hanya saja kaki unta yang tidak diikat ialah kaki kiri
bagian depan.
Kesembilan, menyediakan air untuk kemungkinan minum hewan qorban yang akan
disembelih. Wallâhu A‘lam.

Doa menyembelih qurban


.......
(menyebut nama yang qurban)........ ‫ﷲ اَ ْك َ ْﱪ َا لهُم ٰه َذا ِم ْ َﻚ َوِالَ ْي َﻚ فَ َقَ ْل ِم ْن‬ ُ ‫ﷲ َو‬ ِ ‫ِْس ِم‬
َ ِ ‫َ َ تَقَ لْ َت ِم ْن َس ِ ّي ِد َ ُم َحم ٍد ن َ ِ ِ ّ َﻚ َوا ْ َﺮا ِه ْ َﲓ َ ِل ْي‬
Ya Allâh qurban ini (nikmat) dariMu dan kepadaMu maka terimalah dari (...........)
seperti Engkau menerimanya dari Sayyidina Muhammad nabiMu dan dari Nabi
Ibrâhîm kekasihMu (Tanwirul qulub hal 248)
Atau :
‫ فَ َقَ ْل ِم ِ ّﲏ‬.‫َا لهُم ٰه َذا ِم ْ َﻚ َوِالَ ْي َﻚ‬
Urat atau saluran Apa yang dipotong?
ِ ‫َوا ّ ِلز َ َد ُة َ َﲆ الْ ُ لْ ُقو ِم َوالْ َم ِﺮي ِء َوالْ َو َد َ ْ ِﲔ ِﻗ َل ِ ُﲝ ْﺮ َمﳤِ َا ِ ﳖَا ِز َ َدةٌ ِﰲ الت ْع ِذ‬
‫يب َوالﺮ ِاج ُح الْ َج َو ُاز َم َع‬
‫ْال َك َﺮا َه ِﺔ‬
(Menggerakkan pisau) yang memotong melewati Khulqûm (saluran nafas), Marî’
(saluran makanan) dan Wadajain (dua urat leher) ada yang mengatakan haram,
karena hal itu menambah penyiksaan. Pendapat yang rajih boleh serta karâhah
(makruh). (kitab Hasyiyah Bujairimi 'Alal Iqna' juz 22)

Di Leher bagian mana?


Nahr [arab: ‫]ﳓﺮ‬, menyembelih hewan dengan melukai bagian tempat kalung
(pangkal leher). Ini cara menyembelih hewan unta. Allâh berfirman,
َ ْ ‫َوالْ ُب ْد َن َج َعلْ َناهَا لَ ُ ْﲂ ِم ْن َش َعا ِ ِﺮ ا ِ لَ ُ ْﲂ ِفﳱَا ْ ٌَﲑ فَ ْاذ ُك ُﺮوا‬
‫اﰟ ا ِ َلَ ْﳱَا َص َواف فَا َذا َو َج َ ْت ُج ُوﲠُ َا فَ ُ ُﳫوا‬
َ ‫ِمﳯْ َا َو ْط ِع ُموا الْقَا ِن َع َوالْ ُم ْع َﱰ كَ َذ ِ َ َﲯ ْﺮ َ هَا لَ ُ ْﲂ لَ َعل ُ ْﲂ َ ْش ُك ُﺮ‬
‫ون‬
Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allâh, kamu
memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allâh
ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan Telah terikat). Kemudian
apabila Telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang
yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang
meminta. Demikianlah kami Telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, Mudah-
mudahan kamu bersyukur. (QS.Al hajj (22): 36).

Ngaji Bersama Gus Arifin 19


Ibnu Abbas  menjelaskan ayat di atas, (Untanya) berdiri dengan tiga kaki,
sedangkan satu kaki kiri depan diikat. (Tafsir Ibn Katsir untuk ayat ini)
Dari Jâbir bin Abdillâh , beliau mengatakan, bahwa Nabi  dan para sahabat
menyembelih unta dengan posisi kaki kiri depan diikat dan berdiri dengan tiga kaki
sisanya. (HR. Abu daud dan disahihkan Al-Albani).
Dzabh [arab: ‫]ذبح‬, menyembelih hewan dengan melukai bagian leher paling atas
(ujung leher). Ini cara menyembelih umumnya binatang, seperti kambing, ayam,
dan lain-lain

13.Pembagian Daging Qurban


Golongan yang berhak menerima daging qurban adalah orang faqir sebagaimana
yang dijelaskan dalam al-Qur’an :
(27 : ‫فَ ُ ُﳫوا ِم ْﳯَا َو ْط ِع ُموا الْ َبا ِ َس الْ َف ِق َﲑ )اﳊج‬
Maka makanlah sebagian daripadanya dan berikanlah (sebagian yang lain) untuk dimakan
orang-orang yang sengsara lagi fakir.

Ijtihad para fuqaha’ tentang pembagian daging qurban (qurban sunnah) ini
setidaknya ada tiga pendapat :
(1) Disedekahkan seluruhnya kecuali sekedar untuk lauk-pauk
(2) Dimakan sendiri separo dan disedekahkan separo
(3) Sepertiga dimakan sendiri, sepertiga dihadiahkan dan sepertiga lagi
disedekahkan. (Kifâyatul Akhyâr, 2/241)
Pembagian daging Hewan Qurban menurut 4 Madzhab
Hanafî Mâlikî Syâfi’î Hanbalî
Dibagi 3 (tiga) bagian: Tidak perlu dibagi-bagi Wajib untuk di- Dibagi 3 (tiga) bagian:
1/3 bagian, sunnah (dibagi 3 (tiga) bagian). sedekahkan kepada fakir 1/3 bagian, Wajib
dimakan oleh Boleh diberikan kepada miskin, selebihnya dimakan oleh pemilik-
pemilik-nya; 1/3 ornag lain, tidak pun juga diberikan kepada handai nya; 1/3 bagian
bagian dihadiahkan boleh, berdasarkan hadîts
taulan (kaya/miskin), dihadiahkan untuk
imam Muslim.
untuk kawan-handai dan pemiliknya sunnah kawan-handai
taulan(walau mereka memakannya sekedar taulan(walau mereka
orang kaya); 1/3 sesuap. orang kaya); 1/3 bagian
bagian lagi di- (QS.22:28 dan 36) dan lagi di-sedekahkan
sedekahkan kepada hadîts Riwayat Baihaqi) kepada Fakir miskin
Fakir miskin
(QS.22:36) dan hadîts
dari Ibn Abbas 

14.Menjual Kulit/Daging/Bagian dari Hewan Qurban


Menurut pendapat jumhur ulama: Menjual kulit hewan adalah haram (Ibnu Rusyd,
Bidayatul Mujtahid I/352). Dalilnya adalah hadîts Rasûlullâh :
‫َو َﻻ تَ ِ ُعوا لُ ُحو َم الْه َْد ِي َوا ْ ضَ ا ِ ِ ّ فَ ُ ُﳫوا َوت ََﺼدﻗُوا َوا ْس َت ْمتِ ُعوا ِ ُﲜلُو ِدهَا َو َﻻ تَ ِ ُعوهَا‬
“Dan janganlah kalian menjual daging hadyu (qurban orang haji) dan daging
qurban. Makanlah dan sedekahkanlah dagingnya itu, ambillah manfaat kulitnya, dan
jangan kamu menjualnya…” (HR. Ahmad)

Kulit hewan qurban Tidak boleh dijual atau dijadikan upah bagi penyembelih
(tukang jagal) karena bisa menghilangkan pahala qurban. Rasûlullâh  bersabda :
ِ ْ َ ْ ِ ‫َم ْن َ َع‬
ِ ْ ‫ﲵ َيتِ ِه فَ َﻼ‬
‫ﲵ َي َﺔ َ ُ – رواه البﳱقي‬
Ngaji Bersama Gus Arifin 20
Siapa menjual kulit hewan qurbannya, maka tidak mendapatkan pahala qurban. (H.R.
Baihaqî).
Sebagian ulama pengikut madzhab Hanafî, Al-Hasan, dan Al-Auza’î
membolehkannya. Tapi pendapat yang lebih kuat, dan berhati-hati (ihtiyath), adalah
janganlah orang yang berqurban menjual kulit hewan qurban. Imam Ahmad bin
Hanbal sampai berkata,”Subhanallâh! Bagaimana harus menjual kulit hewan qurban,
padahal ia telah dijadikan sebagai milik Allâh?” (Al Jabarî, 1994).
Kulit hewan dapat dimanfaatkan untuk diri sendiri, dapat juga kulit hewan itu
dimanfaatkan untuk kemaslahatan bersama, misalnya dibuat Beduk, atau
disedekahkan kepada orang fakir dan miskin. Jika kemudian fakir dan miskin
tersebut menjualnya, hukumnya boleh. Sebab, Daging/kulit yang diberikan kepada
fakir miskin bersifat tamlik (memindah kepemilikan) sehingga boleh digunakan apa
saja seperti dijual, dan lain-lain. Larangan menjual kulit hewan qurban tertuju
kepada orang yang berqurban saja, tidak mencakup orang fakir atau miskin yang
diberi sedekah kulit hewan oleh orang yang berqurban.

Daging qurban wajib disedekahkan dalam keadaan mentah dan boleh mudhahhi
(yang ber-qurban) memakan sebagiannya, kecuali jika qurban itu di-nadzarkan,
maka harus disedekahkan keseluruhannya.
( 136- :‫ ص‬1 ‫ وﰻ من اﳌندوب دون النذر( مﱳ زبد ا ن رسﻼن ج‬#‫والفﺮض بعض الحم لوبﲋر‬
Wajib (dalam qurban sunnah) mensedekahkan sebagian dagingnya walaupun
sedikit dan makanlah dari qurban sunnah bukan qurban nadzar. (Matan Zubad Ibn
Ruslân h.136)
(302 : ‫ ص‬2 ‫ذه ﲟا شاء من بيع و ﲑه )الباجورى جز‬ ٔ ‫وشﱰط ﰱ الحم ان كون ني ٔ ليتﴫف ف ه من ي‬
Disyaratkan untuk daging dibagikan dengan mentah agar si penerima bebas men-
tasharuf-kan (memanfaatkan) dengan sekehendaknya apakah dijual atau yang lain.
(Al Bâjûrî 2/302)

Ketidak-bolehan seseorang yang menyembelih hewan qurban untuk menjual


kulitnya bisa kita dapati keterangannya dalam beberapa kitab. Antara lain kitab Al-
Mauhibah h. 697, kitab Busyral-Karim halaman 127, kitab Fathul Wahhab jilid 4
halaman 196 dan juga kitab Asnal Matalib jilid 1 halaman 125.
Menjual atau menjadikan sebagai ongkos, terhadap kulit, kepala, kaki qurban
maupun bagian badan yang lainnya oleh pihak mudlahhi maupun melalui
wakil/panitia adalah tidak boleh, bahkan untuk qurban wajib/nadzar wajib
disedekahkan keseluruhannya dan samasekali tidak boleh memanfaatkan
semisal kulitnya.
‫)ﻗو وﻻي ع( اى ﳛﺮم ﲆ اﳌضحى بيع ش )من ﲵيﺔ ( اى من ﶵها اوشعﺮها او ها وﳛﺮم‬
‫ايضا جع اجﺮة لجزار ولوﰷنت ﲵيﺔ تطو ا‬
(Tidak boleh menjual), maksudnya haram atas mudlahhi menjual sedikit saja (dari
qurban) baik dagingnya, bulunya atau kulitnya. Haram juga menjadikannya sebagai
ongkos penyembelih walaupun qurban itu qurban sunat. (Al-Bâjûrî, II/311)
‫وﻻﳚوز بيع ش من الهدي وا ٔﲵيﺔ نذرا ﰷن او تطو ا‬
Tidak diperbolehkan menjual sedikitpun dari hewan hadiah dan qurban baik itu
nadzar ataupun sunat. (al-Majmû’, II/150)

Ngaji Bersama Gus Arifin 21


Namun, qurban sunnah, meskipun tidak boleh menjual sedikitpun tetapi
memanfaatkan semisal kulitnya masih diperbolehkan. Dalilnya dari :
‫فل س ان ي فع ﲜ ها ٔ ن ﳚع فﺮوة و ا ارته كﲈ ا ارﲥا‬
Maka tidak boleh baginya (mudlahhi) memanfaatkan kulitnya (qurban nadzar)
seperti menjadikannya untuk wadah, namun boleh baginya meminjamkan dan
menyewakannya. (Al Bâjûrî, II/301)

15.Hukum mendistribusikan daging qurban ke daerah lain atau disalurkan


kepada masyarakat yang sedang tertimpa bencana ?
‫فﺮع( ﳏل التضحيﺔ ب اﳌضحى وﰱ نقل ﲵيﺔ و ان ﳜﺮ ان من نقل الزﰷة والﺼحيح هنا اﳉواز‬
)
(242 : ‫ ص‬2 ‫)كفايﺔ ا ٔخ ار جز‬
Tempat penyembelihan qurban ditempat orang berqorban. Dalam hal memindah
qurban terdapat dua pendapat ulama yang di-takhrij dari masalah memindah zakat
dan menurut pendapat yang shahîh dalam hal qurban adalah diperbolehkan.
(Kifâyatul Akhyâr, 2/242)

(49:‫ ص‬12 ‫وﻗد ستعمل فﳰن زلت به ز دهﺮ وان ﱂ كن فقﲑا )تفسﲑ القﺮطﱮ جز‬
َ ‫ الْ َبا ِ َس الْ َف ِق‬dari ayat (‫) فَ ُ ُﳫوا ِم ْﳯَا َو ْط ِع ُموا الْ َبا ِ َس الْ َف ِق َﲑ‬
Terkadang dipergunakan (makna) ‫ﲑ‬
pada orang yang tertimpa musibah bencana alam meskipun ia bukan orang fakir.

16.Bolehkah membagi daging Qurban kepada Non Muslim?


Boleh saja memberikan sedekah dalam bentuk apapun kepada non-muslim, baik
berupa daging hewan aqiqah maupun lainnya. Hal ini didukung oleh sejumlah nas
Alquran. Di antaranya Allâh berfirman:
ْ ُ ‫وﰼ ِم ْن ِد َ ِرُ ْﰼ ْن ت ََﱪ‬
‫وﱒ َوتُ ْق ِس ُطوا ا َ ْ ِﳱ ْم ان ا َ ُ ِﳛب‬ ْ ُ ‫ﻻ َ ْﳯَ ُاﰼُ ا ُ َع ِن ا ِ َن لَ ْم يُقَاتِلُ ُوﰼْ ِﰲ ا ّ ِ ِن َولَ ْم ُ ْﳜ ِﺮ ُج‬
‫الْ ُم ْق ِس ِط َﲔ‬
Allâh tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-
orang yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari
negerimu. Sesungguhnya Allâh menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS al-
Mumtahanah (60): 8)
‫ون الط َعا َم َ َﲆ ُح ِ ّ ِه ِم ْس ِك نًا َوي َ ِﳰًا َو ِس ًﲑا‬
َ ‫َويُ ْط ِع ُم‬
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak
yatim dan orang yang ditawan. (QS al-Insan (76): 8

Menurut para ulama ayat di atas berlaku mutlak, di mana orang yang ditawan
adalah para musuh yang berasal dari kalangan non-muslim yang tetap dalam agama
mereka. Nabi . juga sering memberikan makanan kepada orang yahudi. Umar juga
pernah memberi kepada peminta-minta yang beragama Yahudi. Serta berbagai
contoh lainnya. Berbeda dengan zakat, para ulama sepakat bahwa ia tidak boleh
diberikan kepada non-muslim.

Referensi :
Maktabah Syamilah 3.15
www.pesantrenvirtual.com

Ngaji Bersama Gus Arifin 22


Cabang-cabang masalah Qurban menurut 4 Madzhab
No Cabang Masalah Hanafî / Mâlikî / Syâfi’î / Hanbalî /
‫الحنــــــــــــفي‬ ‫المالكــــــــــــي‬ ‫الشافعــــــــــي‬ ‫الحنبلــــــــــــي‬
1 Hukum memotong Wajib (satu kali Sunnah Muakkad
hewan Qurban setahun)
2 Hukum memotong Boleh Makruh Tanzih Haram
kuku/rambut bagi
pequrban.
3 Diketahuinya Cacat Tidak Boleh Boleh
pada hewan qurban disembelih
saat akan disembelih
4 Hewan Qurban, Sepakat tidak boleh untuk dijadikan hewan Qurban
Kudisan, sudah ter- (kecuali madzhab Hanafî membolehkan hewan pincang, dan untuk tanduk yang patah
lalu tua, tanduknya dimakruhkan oleh Hanafî , Mâlikî dan Syâfi’î . Dan untuk kasus terpong ekornya, bila
patah, buta ma- terpong sedikit (atau 1/3 menurut Hanbalî , boleh)
tanya, terpotong
telinganya/ekornya,
Pincang kakinya
5 Urutan Keutamaan Ya Kambing, Unta, Ya
Hewan Qurban : Sapi
Unta, Sapi, Kambing
6 Membaca Basmalah, Jika disengaja tidak membaca, maka Disengaja atau tidak Jika disengaja tidak
sebelum menyem- daging-nya tidak boleh dimakan. Jika lupa : membaca basmalah membaca, maka
belih tidak apa -apa tidak ada pengaruh daging-nya tidak
apa-apa boleh dimakan. Jika
lupa: tidak apa -apa
7 Membaca: Makruh Boleh/Sunnah
‫اﻟﻠﻬﻢ ﻫﺬا ﻣﻨﻚ ﻓﺘﻘﺒﻞ ﻣﲏ‬
8 Membaca Shalawat Boleh Boleh Sunnah Tidak disyari’atkan
kepada Nabi 
(ketika
menyembelih)
9 Hukum melihat Mustahab/dianjurkan Sunnah Mustahab/dianjurkan
hewan qurbannya
disembelih
10 Daging Qurban, Seperti penda-pat Sebagian Lebih utama: 1/3 dimakan pemiliknya, 1/3
dibagi atau si- :Syâfi’î dan Hanbalî dibagikan kepada fakir/miskin, 1/3 dibagikan
Pequrban boleh kepada siapa yang memerlukan disekitar
memakannya tempat itu meskipun kaya
11 Daging Qurban Tidak boleh dimakan sedikitpun oleh pe-qurban
(wajib) karena
nadzar
12 Waktu memotong 3 hari (tgl 10 (terbit fajar tgl tersebut),11,12 4 hari (tgl 10 3 hari ( tgl 10
Hewan Qurban Dzulhijjah). (sesudah shalât Id) (sesudah shalât
Sebaiknya sesudah shalât Id sampai tgl 13 Id),11,12 Dzul-hijja)
Dzulhijjah)
13 Puasa di hari-hari Boleh Puasa Nadzar Boleh di hari Qaul jadîd: Haram Boleh puasa
Tasyriq dan Puasa Nadzar- ketiga dari hari berpuasa (termasuk Nadzar, tapi jelek
nya sah pada hari- tasyrîq (tanggal 13 puasa Nadzar) atau makruh
hari tersebut, namun Dzulhijjah). sesuai sabda Nabi
menjalani puasa
lebih baik ia berbuka :
nadzarnya
dan berpuasa pada ( ‫) ن عن صيام ما‬
hari-hari lainnya Naha 'an shiyamiha
(ayyami at tasyrîq).
Qaul qadîm: Boleh
berpuasa bagi orang
yang tidak
mendapatkan
daging qurban, tapi
jika selain itu maka
haram puasa hari-
hari tasyrîq

Ngaji Bersama Gus Arifin 23


No Cabang Masalah Hanafî / Mâlikî / Syâfi’î / Hanbalî /
‫الحنــــــــــــفي‬ ‫المالكــــــــــــي‬ ‫الشافعــــــــــي‬ ‫الحنبلــــــــــــي‬
14 Qurban untuk Orang Boleh Makruh Tidak Boleh Boleh
lain (kecuali ada izin
dari yang
bersangkutan
atau ada wasiat
dari yang me-
ninggal dunia)
15 Daging Qurban dibagi Boleh Makruh Boleh Boleh (kecuali
untuk Orang non- Qurban untuk
Muslim Nadzar)
16 Daging Qurban dibagi Makruh (kecuali Tidak Boleh (kecuali daerah tersebut sangat
sampai keluar dari ada keluarga dari membutuhkan)
wilayah domisili pe- Pe-qurban)
qurban

Ngaji Bersama Gus Arifin 24


Form A untuk Qurban (secara patungan)

Kami,................................................................ bin/binti...................................................................
Alamat: ............................................................................. , .............................................................................

menyerahkan :
Uang untuk dibelikan hewan Qurban :
Sapi/Kerbau, kelas/Type :..............................(urunan bersama....................orang
Mudlahhi / pequrban lainnya)
Uang ongkos penyebelihan hewan Qurban, dan lain-lain, Rp. ................................,
Hewan tersebut, sebagai Qurban/ Udhhîyah, atas nama*:
1. .............................................................. bin/binti...................................................................
2. .............................................................. bin/binti...................................................................
3. .............................................................. bin/binti...................................................................
4. .............................................................. bin/binti...................................................................
5. .............................................................. bin/binti...................................................................
6. .............................................................. bin/binti...................................................................
7. .............................................................. bin/binti...................................................................
* Bila urunan untuk 1/7 Hewan Qurban, cukup isi nomer 1, dengan nama Mudlahhi/Pe-qurban, bila
untuk 2/7 isi nomer 1 dan 2 nama Mudlahhi/Pe-qurban) dan seterusnya.

Bersama ini pula, Kami menyatakan (pilih dan contreng pada ):


Menyerahkan Daging/Tulang/Kulit/Kaki/Kepala kepada Panitia untuk
diserahkan kepada Faqir/Miskin, Kerabat/handai Taulan dan sebagian untuk
Panitia Penyembelihan Hewan Qurban.
Meminta kepada Panitia untuk memberikan kepada Kami (pilih dan contreng
pada ) :
Daging (sebagian Daging )
Kepala
Kulit
Kaki/Kikil
Daging Paha (kanan/kiri) dan kikil-nya
Daging kaki Depan (kanan/kiri) dan kikil-nya
Jerohan (paru/jantung/hati/babat/usus)**
Torpedo
......................................................(sebutkan)
** Coret salah satu
Semoga Hewan Qurban yang disembelih sebagai wujud dari Ketaqwaan kita,
diridhai Allâh ta’âlâ, Âmîn yâ Rabbal Alamîn.
................................., ................................144....H

( .........................................................)
Ngaji Bersama Gus Arifin 25
Form B untuk Qurban (sendiri/keluarga)

Kami,.............................................................. bin/binti................................................................................
Alamat: ............................................................................. , .............................................................................
menyerahkan :
Hewan Qurban berupa: Sapi/Kerbau/Domba/Kibas/Kambing ................... ekor
Uang untuk dibelikan hewan Qurban :
Sapi/Kerbau, kelas/Type:..........................................( sebagai Qurban sekeluarga)
Domba/Kambing, kelas/Type:.................................
Uang ongkos penyebelihan hewan Qurban, dan lain-lain, sebesar Rp.
........................................,
Hewan tersebut, sebagai Qurban/ Udhhîyah, atas nama*:
1. ........................................................ bin/binti...................................................................
2. .........................................................bin/binti...................................................................
3. .........................................................bin/binti...................................................................
4. .........................................................bin/binti...................................................................
5. .........................................................bin/binti...................................................................
6. .........................................................bin/binti...................................................................
7. .........................................................bin/binti...................................................................
*Untuk Mudlahhi Domba/Kambing cukup isi nomer 1 saja untuk per ekornya. Isi 1 – 7 nama
keluarga yang ber-qurban.

Bersama ini pula, Kami menyatakan (pilih dan contreng pada ):


Menyerahkan Daging/Tulang/Kulit/Kaki/Kepala kepada Panitia untuk
diserahkan kepada Faqir/Miskin, Kerabat/handai Taulan dan sebagian untuk
Panitia Penyembelihan Hewan Qurban.
Meminta kepada Panitia untuk memberikan kepada Kami (pilih dan contreng
pada ) :
Daging (sebagian Daging )
Kepala
Kulit
Kaki/Kikil
Daging Paha (kanan/kiri) dan kikil-nya
Daging kaki Depan (kanan/kiri) dan kikil-nya
Jerohan (paru/jantung/hati/babat/usus)**
Torpedo
......................................................(sebutkan)
** Coret salah satu

Semoga Hewan Qurban yang disembelih sebagai wujud dari Ketaqwaan kita,
diridhai Allâh ta’âlâ, Âmîn yâ Rabbal Alamîn.
................................., ................................144....H

( .........................................................)
Ngaji Bersama Gus Arifin 26

Anda mungkin juga menyukai