Gus Arifin
1.Definisi ()ﺗﻌﺮﻳﻒ
Secara etimologis kata qurban berasal dari
Dari ayat ini didapatkan informasi mengenai siapa saja yang boleh memakan daging
qurban, (yaitu, yang berqurban, orang yang mau/rela memakannya dan orang
yang meminta).. para imam Mujtahidin memberikan panduan dalam pembagian
daging qurban ini. Tujuan utama berqurban adalah keridhaan Allâh sebagaimana
firmanNya:
لَ ْن ي َ َنا َل ا َ لُ ُحو ُمهَا َو َﻻ ِد َما ُؤهَا َولَ ِك ْن يَ َنا ُ ُ الت ْق َوى ِم ْ ُ ْﲂ َك َذ ِ َ َﲯ َﺮهَا لَ ُ ْﲂ ِل ُت َك ِ ّ ُﱪوا ا َ َ َﲆ َما هَدَ ُ ْاﰼ
ﴩ الْ ُم ْح ِس نِ َﲔ
ِ ّ ِ َ َو
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan)
Allâh, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allâh
telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allâh terhadap
hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang
berbuat baik. QS Al hajj (22) : 37
.276/4 سﲍ ا ار ﻗطﲏ، 260 /9 سﲍ البﳱقي، 1044/2 سﲍ ا ن ما ه، 58/13 الف ح الﺮ ﱐ، 258/4 ( اﳌستدرك1)
Ngaji Bersama Gus Arifin 3
Syarat bagi orang yang ber-qurban
Para fuqaha sepakat tentang syarat-syarat bagi orang yang ber-qurban sebagai
berikut :
1. Muslim.
2. Merdeka.
3. Baligh.
4. Berakal.
5. Penduduk tetap suatu wilayah.
ٌ َ َ َ
6. Mempunyai kemampuan [] ان ل ُه َس َعة
Para fuqaha berbeda pendapat dalam memahami “mempunyai kemampuan”
sebagai berikut :
1. Madzhab Hanafî mengartikan: ”memiliki senisab zakat di luar kebutuhan
sandang, pangan, dan papan keluarganya.” Imam Hanafî mengatakan barang
siapa mempunyai kelebihan 200 dirham (1 = 2,975 gram Perak murni; =
Rp.12.105/gram; atau senilai Rp.7.200.000,-) atau memiliki harta senilai itu, dari
kebutuhan tempat tinggal, pakaian dan kebutuhan dasarnya.
2. Madzhab Mâlikî, mengartikan: “ memiliki harta lebih dari kebutuhan primer
dalam tahun itu.” Imam Malik mengatakan bahwa ukuran seseorang mampu
qurban adalah apabila ia mempunyai kelebihan seharga hewan qurban dan tidak
memerlukan uang tersebut untuk kebutuhannya yang mendasar selama
setahun. Apabila tahun itu ia membutuhkan uang tersebut maka ia tidak
disunnahkan berqurban.
3. Madzhab Syâfi’î, mengartikan: “seseorang dipandang mampu apabila memiliki
harta seharga binatang qurban di luar kebutuhannya dan kebutuhan orang yang
berada di bawah tanggungjawabnya.” Imam Syâfi’î mengatakan: ukuran mampu
adalah apabila seseorang mempunyai kelebihan uang dari kebutuhannya dan
kebutuhan orang yang menjadi tanggungannya, senilai hewan qurban pada hari
raya Idul Adha dan tiga hari tasyrîq.
4. Madzhab Hanbalî, mengartikan: “kemampuan mendapatkan seharga binatang
qurban, sekalipun dalam bentuk utang, tetapi yang bersangkutan sanggup
membayarnya.” Imam Ahmad berkata: ukuran mampu quran adalah apabila dia
bisa membelinya dengan uangnya walaupun uang tersebut didapatkannya dari
hutang yang ia mampu membayarnya
Menyembelih hewan Qurban untuk orang lain atau orang yang telah
meninggal menurut 4 Madzhab
Hanafî Mâlikî Syâfi’î Hanbalî
Boleh berqurban untuk Makruh berqurban Tidak boleh ber- Sama dengan pendapat
orang yang telah untuk orang yang telah qurban untuk orang Hanafî
meninggal, meskipun meninggal tanpa wa-siat lain kalau tanpa izin
tanpa ada wasiatnya. sebelum meninggal. orang tersebut.
Pendapat ini disandarkan BIla orang itu sebelum Tidak boleh ber-
pada, “Rasûlullâh sendiri meninggal telah qurban untuk orang
pernah meletakkan pelepah- menyertakan niatnya, yang telah meninggal
pelepah kur-ma basah di atas
maka sunnah bagi ahli dunia tanpa ada wasiat
kuburan orang yang meninggal
dunia dan menyatakan bahwa warisnya ber-qurban darinya.
hal itu memberi manfaat untuknya. Kecuali bila ada
kepadanya” (HR.al-Bukhârî dan izin/wasiat.
Muslim).
أو ذنﺐ كعﻮر ﰲ# ومرض وعرج ﰲ الحال وناقص الجزء كبعض أذن# و تجز بينة الهزال
وﺟاز نﻘص قرنها والﺨﺼية# اﻷع أو العﻤﻰ أو قﻄﻊ بعض اﻷلية
(135-136) :)م زبد ابن رسﻼن ص
Tidak diperbolehkan hewan yang sangat kurus, sakit, pincang, cacat bagian
tubuhnya seperti sebagain telinga atau ekornya sebagaimana pula buta sebelah
matanya, buta keduanya atau terputus pantatnya. Diperbolehkan hewan yang
cacat tandukya dan hewan yang dikebiri. (Matan Zubad Ibn Ruslân h.135-136)
2. Telah mencapai umur tertentu, berdasarkan hadîts Nabi :
“Janganlah kamu menyembelih untuk qurban melainkan yang telah berganti gigi,
kecuali jika sukar didapatkan, maka boleh yang berumur satu tahun dari domba”
(HR. Muslim).
Sapi umurnya tidak boleh kurang dari 2 (dua) tahun
Unta umurnya tidak kurang dari 5 (lima) tahun
Kambing umurnya tidak kurang dari 1 (satu) tahun
Domba umurnya tidak kurang dari 6 (enam) bulan (jika gemuk) atau 1 (satu) tahun
6.Kuantitas Hewan
Kuantitas hewan untuk pequrban telah ditentukan sebagaimana petunjuk hadîts
Nabi sebagai berikut :
Seekor unta, sapi atau kerbau berlaku untuk 7 (tujuh) orang, berdasarkan
hadîts Nabi yang dikatakan Jâbir bin Abdullâh dari kaum Ansar.
Satu ekor domba atau kambing untuk satu orang di-qiyaskan kepada
denda/dam meninggalkan wajib haji. Seekor kambing tidak cukup untuk 2
orang atau lebih dan 1 sapi (atau onta) tidak cukup untuk lebih dari 7 orang.
Adapun Ibarah :
ْه ُل ُ َ َو َم ْن َﰷ َن، (َوالْ َب ِع ُﲑ َوالْ َب َق َﺮ ُة( ْي ُﰻ ِم ْ ُﳯ َما ُ ْﳚزِئُ ) َع ْن َس ْب َع ٍﺔ َوالشا ُة( ُ ْﲡزِئُ ) َع ْن َوا ِ ٍد
ﲁ ِّ ُ ِ ،ﰻ َوا ِ ٍد ِم ْن الس ْب َع ِﺔ فَالتضْ ِح َي ُﺔ ُس ن ُﺔ ِك َفايَ ٍﺔ
ّ ِ ُ َوكَ َذا يُقَا ُل ِﰲ،بَ ْ ٍت َح َﺼلَ ْت الس ن ُﺔ ِل َج ِمي ِعهِ ْم
هْلِ بَ ٍْت ْي َو ُس ن ُﺔ َ ْ ٍﲔ ِل َم ْن لَ َْس َ ُ ْه ُل ب َ ٍْت
Onta dan sapi masing-masing untuk 7 orang. Sedangkan kambing cukup untuk
satu orang dan yang memiliki keluarga maka kesemuanya mendapatkan
kesunnahan. Demikian juga masing-masing dari 7 orang. Qurban itu sunnah
kifayah bagi yang berkeluarga. Dan sunnah 'ain bagi yang tidak memiliki
keluarga. (Hasyiyah Qalyubî wa 'Amirah 16/ 95)
لﻮ اﺷﱰك أك من سبعة ﰲ بﻘرت مﺸاعﺘ أو بدنﺘ كﺬلﻚ يجز عنهﻢ ذلﻚ ﻷن كﻞ واحد
(589 ص/ 2 )ج- يﺨﺼﻪ سبﻊ بدنة أو بﻘرة من كﻞ واحدة من ذلﻚ)اﻹقناع لﻠﴩبينﻲ
Jika lebih dari 7 orang bersama-sama/berserikat (mengorbankan) dua ekor
sapi musya'ah atau badanah dan sebagainya, maka hal itu tidak diperbolehkan
(tidak mencukupi), karena masing-masing tidak menentukan seekor badanah
atau seekor sapi dari masing-masing tujuh orang itu... (Al Iqnâ’ li Syarbînî
2/589).
Maka bila Siswa siswa (lebih dari tujuh orang) urunan untuk membeli hewan
Qurban maka tidak dianggap sebagai qurban, tapi sebagai Shadaqah saja.
اﻓﺘﻰ النﻮوى كابن الﺼﻼح ﻓيﻤن غﺼﺐ نحﻮ نﻘد او بر وخﻠﻄﻪ الﻪ و يﺘﻤيز بان لﻪ اﻓراز قدر
(127 : ص1 : اﳌﻐﺼﻮب ويحﻞ لﻪ الﺘﴫف ﰱ الباقﻰ )ﻓﺘح اﳌع ﻫامﺶ اﻻعانة ج
Imam Nawawî berfatwa sebagaimana Imam Ibnu Shalah tentang seseorang yang
ghashab semisal uang (dinar/dirham) atau biji gandum dan mencampurkannya
Ngaji Bersama Gus Arifin 9
dengan harta miliknya dan tidak dapat membedakannya bahwa baginya boleh
memisahkan seukuran barang dighashabnya dan halal baginya mentasarufkan
sisanya. (kitab Fath al Mu’în Hâmsy Al I’ânah 1/127)
8.WAKTU PENYEMBELIHAN
Waktu penyembelihan: dari terbitnya matahari tanggal 10 Dzulhijjah ditambah
seukuran waktu untuk shalât dua raka’at beserta khutbahnya dan berakhir
dengan terbenamnya matahari akhir hari Tasyrîq (tanggal 13 Dzulhijjah).
Sebagaimana hadîts riwayat Ibn Hibbân :
ِ ْ َ ُﰻ ِم
ﴩيْ ٍق َذبْ ٌح — رواه ن ح ان
Semua hari-hari tasyrîq adalah waktu yang diperbolehkan untuk menyembelih
Qurban.
Waktu yang paling afdhal adalah setelah shalât hari raya. Sebagaimana dalam
shahîh Imam Bukhârî:
َ و ُل َما ن َ ْبدَ ِب ِه ِﰲ يَ ْو ِم َا َه َذا ْن ن َُﺼ ِ ّ َﲇ ُﰒ َ ْﺮ ِج َع فَ َ ْن َح َﺮ فَ َم ْن فَ َع َل َه َذا فَقَ ْد َص
اب ُس ن َ َا َو َم ْن َ َﳓ َﺮ ﻗَ ْ َل
ْ َ َذ ِ َ فَان َما ه َُو لَ ْح ٌم يُقَ ِّد ُم ُه ِ ْه ِ ِ لَ َْس ِم ْن ال ُس ِﻚ ِﰲ.
ﳾ ٍء
Pertama kali yang kita lakukan di hari raya Idul Adha adalah shalât Ied kemudian
pulang dan menyembelih qurban , Maka barang siapa yang mengerjakan ini (setelah
masuk waktunya) benar-benar sesuai dengan syari’atku. Dan barang siapa
menyembelih sebelum masuk waktunya, maka (sembelihannya) hanyalah daging
yang disajikan untuk keluarga dan bukan termasuk qurban “ (H.R. Bukhârî).
Nabi bersabda:
ان ع َْظ َم ا ْ ِم ِع ْندَ ا ِ تَ َب َاركَ َوتَ َع َاﱃ يَ ْو ُم الن ْح ِﺮ ُﰒ يَ ْو ُم الْقَ ّ ِﺮ
“Sesungguhnya hari yang paling mulia di sisi Allâh ta’âlâ adalah hari Idul Adha dan
Yaumul qarr.” [HR. Ahmad]
Yang dimaksud yaumul qarr adalah hari tasyrîq pertama atau tanggal 11 Dzul hijjah.
Abu Ubaid berkata:
، ﻷن أﻫﻞ اﳌﻮسﻢ يﻮم الﱰوية ويﻮم عرﻓة ويﻮم النحر ﰲ تعﺐ من الحﺞ: وإ ا سﻤﻲ يﻮم الﻘر
، ﻓإذا كان الﻐد من يﻮم النحر قروا نﻰ ؛ ﻓﻠهﺬا سﻤﻲ يﻮم الﻘر
Dinamakan dengan Yaumul Qarr, (hari menetap) karena para jamaah haji pada
hari Tarwiyah, arafah dan hari nahar mereka kelelahan dari manasik haji yang
dilakukan, maka keesokan harinya setelah hari raya Idul adha, mereka menetap di
Mina.
ويﺴﻤﻰ اليﻮم الﺜا من أيام الﺘﴩيﻖ يﻮم النﻔر اﻷول ويﺴﻤﻰ اليﻮم الﺜالث يﻮم الﺨﻼء ؛ ﻷن منﻰ
. تﺨﻠﻮ ﻓيﻪ من أﻫﻠها
Hari tasyrîq kedua (Tanggal 12 Dzulhijjah) disebut dengan hari nafar awwal
(rombongan pertama). Dinamakan demikian karena Jamaah haji yang melakukan
nafar awwal meninggalkan Mina lebih awal, Maksimal sebelum maghrib tanggal 12
Dzulhijah).
Hari tasyrîq ketiga (Tanggal 13 Dzulhijjah) disebut dengan yaumul Khala’ (hari
sepi atau kosong) karena mina mulai sepi setelah ditinggal jamaah haji. [Al-Hâwî
Al-Kabir]
Hari Tasyrîq adalah hari dimana kita dilarang puasa mengingat hari-hari tasyrîq
merupakan hari raya, hari berbahagia karena padanya terdapat qurban dan hari
untuk makan daging qurban. Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir , Nabi bersabda
:
ْ ُ ﰻ َو
ﴍ ٍب َ ِ ﴩ ِيق ِعيدُ َ ْه َل ْاﻻ ْس َﻼ ِم َو
ٍ ْ ﱔ ُم ِ ْ ي َ ْو ُم َع َﺮفَ َﺔ َويَ ْو ُم الن ْح ِﺮ َو ُم ال
“Hari Arafah (untuk jamaah haji), hari Idul Adha, dan hari-hari Tasyrîq adalah hari
raya kami, kaum muslimin. Hari tersebut (Idul Adha dan hari Tasyrîq) adalah hari
menikmati makan dan minum.” [HR Abu Daud]
Bahkan tidak sah berpuasa pada hari tasyrîq meskipun puasa tersebut berupa
puasa nadzar. Pendapat dalam madzhab Mâlikî, Syâfi’î dan Hanbalî adalah:
مﺴﺘحﻖ لﻠﻔﻄر
ّ ﻷنّﻪ، وأﻓﻄر وﻻ قﻀاء عﻠيﻪ، ومن نﺬر صﻮم سن ٍة يدخﻞ ﰲ نﺬره أ ّيام الﺘّﴩيﻖ
.وﻻ يﺘناولها النّﺬر
Siapa yang nadzar untuk berpuasa sepanjang tahun maka pada hari-hari tasyrîq
tidak termasuk dalam nadzarnya. Ia berbuka dan tidak wajib mengqadla’inya
karena hari tasyrîq adalah hari berbuka dan tidak tercakup dalam nadzar . [Al-
Mawsû’ah Al-Fiqhîyyah al-Kuwaitiyyah].
ولﻮ صام وﺟاء يﻮم الﻔﻄر أو النحر أو أيام الﺘﴩيﻖ ﻓإن صيامﻪ يبﻄﻞ
Bila seseorang puasa dan tiba di tengah puasanya hari Id fitri, Id adha atau hari-hari
tasyrîq maka puasanya batal. [Al-Fiqh alâ Madzâhib al-Arbaah, IV/238].
Yang dimaksud dengan “hari-hari yang terbilang” adalah tiga hari setelah Idul Adha,
yaitu hari-hari tasyrîq (11-13 Dzulhijjah). Ini merupakan pendapat Ibnu Umar dan
mayoritas ulama. Sementara Ibnu Abbâs dan Athâ’ berpendapat bahwa “hari-hari
yang terbilang” jumlahnya empat hari; Idul Adha dan tiga hari setelahnya. [Lathâiful
Ma’ârif]
Disamping berdzikir, juga dianjurkan untuk memperbanyak doa kepada Allâh. Ziyâd
Al-Jasshash meriwayatkan dari Abu Kinânah al-Qurasyi, bahwa beliau mendengar
Abu Mûsâ al-Asy’ârî berceramah dalam khutbahnya ketika Idul Adha:
بعد يﻮم النحر ﺛﻼﺛة أيام الﺘﻲ ذكر الﻠﻪ اﻷيام اﳌعدودات ﻻ يرد ﻓيهن الدعاء ﻓارﻓعﻮا رغبﺘكﻢ إﱃ
الﻠﻪ عز و ﺟﻞ
Setelah hari raya qurban ada tiga hari, dimana Allâh menyebutnya sebagai al-
Ayyâm al-Ma’dûdat (hari-hari yang terbilang), doa pada hari-hari ini, tidak akan
ditolak. Karena itu, perbesarlah harapan kalian. [Lathâiful Ma’ârif]
Ikrîmah (murid Ibn Abbâs) mengatakan:
َ َربﱠنَا آتِنَا ِﰲ ال ﱡدنْ َيا َح َﺴنَ ًة َو ِﰲ ْاﻵ ِخر َ ِة َح َﺴنَ ًة َوقِنَا َعﺬ: كان يﺴﺘحﺐ أن يﻘال ﰲ أيام الﺘﴩيﻖ
َاب
النﱠا ِر
Dianjurkan untuk dibaca pada hari-hari tasyrîq: “Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.
[Lathâiful Ma’ârif]
Sayyidina Alî , menerangkan maksud doa ini,
وعﺬاب النار اﳌرأة الﺴﻮء. وﰲ اﻵخرة الحﻮراء، الحﺴنة ﰲ الدنيا اﳌرأة الﺼالحة
() ﻓﺘح الباري ﴍح صحيح البﺨاري » كﺘاب الدعﻮات » باب قﻮل النبﻲ صﲆ الﻠﻪ عﻠيﻪ وسﻠﻢ ربنا آتنا ﰲ الدنيا حﺴنة
Kebaikan di dunia maksudnya adalah istri yang shalihah, dan kebaikan di akhirat
adalah para bidadari sedangkan siksa neraka adalah istri yang berperangai buruk
atau cerewet.
Hukumnya:
Makruh tanzih, dalam arti tidak makruh jika orang tersebut tidak hendak
berqurban.
ب ا ٔﻻﲵيﺔ ﱔ سنﺔ مؤكدة يندب ﳌن ارادها ان ﻻ ﳛلق شعﺮه وﻻ يقﲅ ظفﺮه ﰱ عﴩ ذى اﳊ ﺔ
حﱴ يضحى فان ازال شي ٔا من ذا ﺮه ﺮاهﺔ تﲋيه
Bab Qurban. Qurban itu sunnah muakkadah. Disunnahkan bagi yang hendak
berqurban untuk tidak mencukur rambut dan memotong kuku di 10 hari
pertama dzulhijjah sampai dengan ia memotong qurbannya. Apabila ia
menghilangkan sesuatu dari rambut atau kukunya maka makruh tanzih. [ Anwarul
Masalik ].
)و كﺮه( ﳌﺮيد التضحيﺔ عن نفسه او اهداء شئ من النعم )ان زيل ش ا من شعﺮه او ﲑه( ظفﺮه و
سا ﺮ اجزائه الظاهﺮة ا م ﲆ ﻼف ف ه )ﰱ عﴩ ذى اﳊ ﺔ( و ما بعدها من ا م ال ﴩيق ان
و حﳬته ﴰول اﳌغفﺮة و.ﱂ يضح يوم العيد )حﱴ يضحى( لﻼمﺮ ﻻمساك عن ذ ﰲ ﱪ مسﲅ
١٢٨/٢ ﴩى الكﺮﱘ.العتق من النار
Bukan hanya sebatas kuku dan rambut, tetapi juga bagian tubuh yang lain tangan,
gigi, kumis, janggut dan lain lain. Adapun hikmah dibalik itu semua adalah agar
semuanya mendapatkan ampunan dan terbebas dari api neraka. Ketentuan ini
berlaku baik untuk qurban sendiri atau qurban hadiah
Imam Nawawî menjelaskan dalam Syarah Muslim :
1 :الحاﺷية رقﻢ
، ﻓﻘال سعيد بن اﳌﺴيﺐ، واخﺘﻠﻒ العﻠ ء ﻓيﻤن دخﻠت عﻠيﻪ عﴩ ذي الحجة وأراد أن يﻀحﻲ
إنﻪ يحرم عﻠيﻪ أخﺬ ﳾء من: وداود وبعض أصحاب الﺸاﻓعﻲ، وإسحاق، وأحﻤد، وربيعة
ﻫﻮ مكروه كراﻫة تنزيﻪ: وقال الﺸاﻓعﻲ وأصحابﻪ، ﺷعره وأﻇﻔاره حﺘﻰ يﻀحﻲ ﰲ وقت اﻷﺿحية
وﰲ، يكره: وﰲ رواية، ﻻ يكره: وقال مالﻚ ﰲ رواية، ﻻ يكره: وقال أبﻮ حنيﻔة، وليس بحرام
واحﺘﺞ الﺸاﻓعﻲ، واحﺘﺞ من حرم بهﺬه اﻷحاديث، يحرم ﰲ الﺘﻄﻮع دون الﻮاﺟﺐ: رواية
كنت أﻓﺘﻞ قﻼﺋد ﻫدي رسﻮل الﻠﻪ صﲆ الﻠﻪ: " قالت- رﴈ الﻠﻪ عنها- واﻵخرون بحديث عاﺋﺸة
ويبعث بﻪ وﻻ يحرم عﻠيﻪ ﳾء أحﻠﻪ الﻠﻪ حﺘﻰ ينحر ﻫديﻪ " رواه البﺨاري، عﻠيﻪ وسﻠﻢ ﺛﻢ يﻘﻠده
.ومﺴﻠﻢ
Imam Syâfi’î berkata: Mengirim hewan Qurban lebih banyak dari pada ingin
berqurban, maka ini menunjukan bahwa hal itu tidak diharamkan dan hadîts-hadîts
larangan membawa pengertian makruh tanzih.
Sahabat-sahabatku berkata: “hikmah dalam larangan itu adalah supaya semua
anggota badan tetap dibebaskan dari Neraka, dan dikatakan: “ serupa dengan orang
yang ihram.” Sahabat-sahabatku berkata : pendapat ini salah (karena orang yang
berqurban) tidak menghindari istri, tidak meninggalkan wewangian, pakaian dan
yang lainnya berupa laranga-larangan ihram.
11.Orang Non Muslim ikut urunan Hewan Qurban, sah atau tidak Hewan
qurban bagi yang muslim
Ketika ada orang kafir yang ikut urunan qurban sapi, dia tidak dinilai sebagai
qurban. Sehingga keterlibatannya dalam urunan, hanya dinilai sebagai orang yang
urunan karena ingin mendapatkan dagingnya. Sehingga dalam satu ekor sapi itu,
ada yang urunan untuk berqurban dan ada yang urunan untuk mendapatkan
daging.
Ulama berbeda pendapat mengenai status sapi ini, apakah sah digunakan untuk
berqurban ataukah tidak. Untuk menentukan pendapat yang lebih kuat, mari kita
simak beberapa penjelasan berikut:
Syekh Al-Qalyubî dalam kitab Hasyiyah-nya menjelaskan;
ِ ْ َو َ ُﲡ ُوز ُمشَ َار َك ُﺔ َ َﲨا َ ٍﺔ َس ْب َع ٍﺔ فَ ﻗَل ِﰲ بَدَ ن َ ٍﺔ ْو بَقَ َﺮ ٍة َس َوا ٌء َﰷ َن ُﳇهُ ْم َع ْن َع ِق قَ ٍﺔ ْو ب َ ْعضُ هُ ْم َع ْن
ﲵي ٍﺔ
Imam Mâlikî mengatakan, tidak boleh urunan dalam hewan hadyu (sembelihan
sebagai Dam/Qurban bagi penduduk Mekkah ketika Ibadah Haji/Umrah).
Dan Imam Hanafî mengatakan, boleh urunan untuk semua yang niat berqurban,
namun tidak boleh jika ada salah satu yang tidak berniat qurban. Karena yang
disembelih satu, maka tidak boleh ada yang tidak berniat qurban untuk satu hewan.
Namun, Ibnu Qudamah lebih menguatkan pendapat yang membolehkan urunan
hewan qurban, meskipun salah satu pesertanya tidak berniat untuk qurban. Beliau
juga menyanggah pendapat Imam Mâlik dan Abu Hanifah. Dalam lanjutan
keterangannya, beliau menyanggah pendapat Imam Mâlik,
ﰻ سبعﺔ، } ٔمﺮ رسول ﷲ صﲆ ﷲ ليه وسﲅ ٔن شﱰك ﰲ اﻻٕبل والبقﺮ: ﻗال،ولنا ما روى ا ﺮ
.م ا ﰲ بدنﺔ { رواه مسﲅ
Kita memiliki hadits yang diriwayatkan oleh Jâbir, beliau mengatakan, ‘Rasûlullâh
memerintahkan kami untuk urunan dalam pengadaan onta dan sapi. Tujuh orang
untuk satu ekor sapi atau onta.’ (Riwayat Muslim).
Ketika menyanggah pendapat Abu Hanifah bahwa urunan ini hanya boleh jika
semuanya berniat qurban, beliau mengatakan,
كﲈ لو اخ لفت ات، ﲾاز، ٔن اﳉزء ا ز ٔ ﻻ ينقص ٕ رادة الﴩيﻚ ﲑ القﺮبﺔ،ولنا ﲆ ٔﰊ ح يفﺔ
. وبعضهم الفديﺔ، ف ٔراد بعضهم التضحيﺔ،القﺮب
Alasan kita untuk menyanggah Abu Hanifah, bahwa satu bagian yang sah disebut
qurban, tidak menjadi batal karena ada sebagian peserta yang tidak berniat qurban.
Sehingga semacam ini boleh. Sebagaimana ketika ada urunan, sementara tujuan
penyembelihannya beda-beda, ada yang berniat untuk qurban da ada yang berniat
sebagai fidyah. (al-Mughnî, 9/458).
Ibnu Qudamah juga menegaskan bolehnya urunan qurban dengan orang yang tidak
niat qurban,
12.Penyembelihan Qurban
Hadîts riwayat Anas bin Mâlik.
َﲵى الن ِﱯ َصﲆ ا ُ َلَ ْي ِه َو َس َﲅ ِ َك ْشَ ْ ِﲔ ْملَ َ ْ ِﲔ ْﻗ َ نﺮ ْ َِﲔ َذ َ َﲝهُ َما ِب َي ِد ِه َو َﲰى َوكَ َﱪ َو َوضَ َع ِر ْ َ ُ َ َﲆ
ِص َفا ِ ِ َما — م فق ليه
“Sesungguhnya Rasûlullâh menyembelih dua ekor domba putih yang bertanduk
dengan tangannya sendiri, seraya mengucapkan basmalah dan bertakbir. Beliau
meletakkan kakinya disamping leher domba. (HR. Bukhârî-Muslim).
Cara menyembelih:
Di dalam kitab-kitab fiqih. Ulama menyebutkan sedikitnya lima hal yang dianjurkan
untuk dilakukan pada penyembelihan. Syeikh Abu Syujâ ‘dalam Ghayatut Taqrîb
mengatakan, dan juga disebutkan oleh Syeikh Wahbah Az Zuhaili dalam Al Fiqh
Islamî Wa Adillatuhu:
واستق ال، والﺼﻼة ﲆ النﱯ صﲆ ﷲ ليه وسﲅ،ال سميﺔ: و ُس تَ َحب عند ا ﰆ ﲬسﺔ ٔشياء
( وا اء لقَ ُول )مﱳ التقﺮيب، والتك ﲑ، ال ِق
Ketika menyembelih, disunahkan melakukan 5 hal. Pertama, menyebut nama Allâh.
Kedua, mengucapkan shalawat bagi Rasûlullâh . ketiga, mengarah ke qiblat.
Keempat, membaca takbir. Kelima, mengucap doa agar amal qurbannya diterima
Allâh .
Lima sunnah ini berlaku untuk penyembelihan hewan kapanpun kecuali membaca
takbir dan doa. Karena keduanya merupakan kesunnahan khusus bagi
penyembelihan hewan qurban ‘Idul Adha seperti dikatakan Syekh Nawawî al
Bantanî dalam syarh Fathul Qarib, Tausyih Ibni Qasîm.
Dalam Tausyih Ibni Qasim, Syekh Nawâwî Banten mengatakan sunah menyembelih
itu sebenarnya sembilan termasuk lima yang disebutkan di atas.
Ngaji Bersama Gus Arifin 18
Keenam, mempertajam golok serta tidak di hadapan hewan sembelihan lainnya.
Berdasarkan hadis dari Ibnu Umar ,
ِ ِ َ َ َو ْن ت َُو َارى َع ِن ا ْﳢ، الش َفا ِر
اﰂ ّ ِ َم َﺮ َر ُسو ُل ا ِ َصﲆ ا ُ َلَ ْي ِه َو َس َﲅ ِ َﲝ ِّد
“Rasûlullâh memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa memperlihatkannya
kepada hewan.” (HR. Ahmad, Ibnu Mâjah ).
Ketujuh, menjalankan dan menekan golok potong di saat memaju-mundurkan golok
pada leher hewan sembelihan.
Kedelapan, membaringkan kambing pada sisi kiri tubuhnya dengan mengikat tiga
kakinya kecuali kaki kanan bagian belakang. Cara ini juga berlaku bagi unta
(termasuk sapi atau kerbau). Hanya saja kaki unta yang tidak diikat ialah kaki kiri
bagian depan.
Kesembilan, menyediakan air untuk kemungkinan minum hewan qorban yang akan
disembelih. Wallâhu A‘lam.
Ijtihad para fuqaha’ tentang pembagian daging qurban (qurban sunnah) ini
setidaknya ada tiga pendapat :
(1) Disedekahkan seluruhnya kecuali sekedar untuk lauk-pauk
(2) Dimakan sendiri separo dan disedekahkan separo
(3) Sepertiga dimakan sendiri, sepertiga dihadiahkan dan sepertiga lagi
disedekahkan. (Kifâyatul Akhyâr, 2/241)
Pembagian daging Hewan Qurban menurut 4 Madzhab
Hanafî Mâlikî Syâfi’î Hanbalî
Dibagi 3 (tiga) bagian: Tidak perlu dibagi-bagi Wajib untuk di- Dibagi 3 (tiga) bagian:
1/3 bagian, sunnah (dibagi 3 (tiga) bagian). sedekahkan kepada fakir 1/3 bagian, Wajib
dimakan oleh Boleh diberikan kepada miskin, selebihnya dimakan oleh pemilik-
pemilik-nya; 1/3 ornag lain, tidak pun juga diberikan kepada handai nya; 1/3 bagian
bagian dihadiahkan boleh, berdasarkan hadîts
taulan (kaya/miskin), dihadiahkan untuk
imam Muslim.
untuk kawan-handai dan pemiliknya sunnah kawan-handai
taulan(walau mereka memakannya sekedar taulan(walau mereka
orang kaya); 1/3 sesuap. orang kaya); 1/3 bagian
bagian lagi di- (QS.22:28 dan 36) dan lagi di-sedekahkan
sedekahkan kepada hadîts Riwayat Baihaqi) kepada Fakir miskin
Fakir miskin
(QS.22:36) dan hadîts
dari Ibn Abbas
Kulit hewan qurban Tidak boleh dijual atau dijadikan upah bagi penyembelih
(tukang jagal) karena bisa menghilangkan pahala qurban. Rasûlullâh bersabda :
ِ ْ َ ْ ِ َم ْن َ َع
ِ ْ ﲵ َيتِ ِه فَ َﻼ
ﲵ َي َﺔ َ ُ – رواه البﳱقي
Ngaji Bersama Gus Arifin 20
Siapa menjual kulit hewan qurbannya, maka tidak mendapatkan pahala qurban. (H.R.
Baihaqî).
Sebagian ulama pengikut madzhab Hanafî, Al-Hasan, dan Al-Auza’î
membolehkannya. Tapi pendapat yang lebih kuat, dan berhati-hati (ihtiyath), adalah
janganlah orang yang berqurban menjual kulit hewan qurban. Imam Ahmad bin
Hanbal sampai berkata,”Subhanallâh! Bagaimana harus menjual kulit hewan qurban,
padahal ia telah dijadikan sebagai milik Allâh?” (Al Jabarî, 1994).
Kulit hewan dapat dimanfaatkan untuk diri sendiri, dapat juga kulit hewan itu
dimanfaatkan untuk kemaslahatan bersama, misalnya dibuat Beduk, atau
disedekahkan kepada orang fakir dan miskin. Jika kemudian fakir dan miskin
tersebut menjualnya, hukumnya boleh. Sebab, Daging/kulit yang diberikan kepada
fakir miskin bersifat tamlik (memindah kepemilikan) sehingga boleh digunakan apa
saja seperti dijual, dan lain-lain. Larangan menjual kulit hewan qurban tertuju
kepada orang yang berqurban saja, tidak mencakup orang fakir atau miskin yang
diberi sedekah kulit hewan oleh orang yang berqurban.
Daging qurban wajib disedekahkan dalam keadaan mentah dan boleh mudhahhi
(yang ber-qurban) memakan sebagiannya, kecuali jika qurban itu di-nadzarkan,
maka harus disedekahkan keseluruhannya.
( 136- : ص1 وﰻ من اﳌندوب دون النذر( مﱳ زبد ا ن رسﻼن ج#والفﺮض بعض الحم لوبﲋر
Wajib (dalam qurban sunnah) mensedekahkan sebagian dagingnya walaupun
sedikit dan makanlah dari qurban sunnah bukan qurban nadzar. (Matan Zubad Ibn
Ruslân h.136)
(302 : ص2 ذه ﲟا شاء من بيع و ﲑه )الباجورى جز ٔ وشﱰط ﰱ الحم ان كون ني ٔ ليتﴫف ف ه من ي
Disyaratkan untuk daging dibagikan dengan mentah agar si penerima bebas men-
tasharuf-kan (memanfaatkan) dengan sekehendaknya apakah dijual atau yang lain.
(Al Bâjûrî 2/302)
(49: ص12 وﻗد ستعمل فﳰن زلت به ز دهﺮ وان ﱂ كن فقﲑا )تفسﲑ القﺮطﱮ جز
َ الْ َبا ِ َس الْ َف ِقdari ayat () فَ ُ ُﳫوا ِم ْﳯَا َو ْط ِع ُموا الْ َبا ِ َس الْ َف ِق َﲑ
Terkadang dipergunakan (makna) ﲑ
pada orang yang tertimpa musibah bencana alam meskipun ia bukan orang fakir.
Menurut para ulama ayat di atas berlaku mutlak, di mana orang yang ditawan
adalah para musuh yang berasal dari kalangan non-muslim yang tetap dalam agama
mereka. Nabi . juga sering memberikan makanan kepada orang yahudi. Umar juga
pernah memberi kepada peminta-minta yang beragama Yahudi. Serta berbagai
contoh lainnya. Berbeda dengan zakat, para ulama sepakat bahwa ia tidak boleh
diberikan kepada non-muslim.
Referensi :
Maktabah Syamilah 3.15
www.pesantrenvirtual.com
Kami,................................................................ bin/binti...................................................................
Alamat: ............................................................................. , .............................................................................
menyerahkan :
Uang untuk dibelikan hewan Qurban :
Sapi/Kerbau, kelas/Type :..............................(urunan bersama....................orang
Mudlahhi / pequrban lainnya)
Uang ongkos penyebelihan hewan Qurban, dan lain-lain, Rp. ................................,
Hewan tersebut, sebagai Qurban/ Udhhîyah, atas nama*:
1. .............................................................. bin/binti...................................................................
2. .............................................................. bin/binti...................................................................
3. .............................................................. bin/binti...................................................................
4. .............................................................. bin/binti...................................................................
5. .............................................................. bin/binti...................................................................
6. .............................................................. bin/binti...................................................................
7. .............................................................. bin/binti...................................................................
* Bila urunan untuk 1/7 Hewan Qurban, cukup isi nomer 1, dengan nama Mudlahhi/Pe-qurban, bila
untuk 2/7 isi nomer 1 dan 2 nama Mudlahhi/Pe-qurban) dan seterusnya.
( .........................................................)
Ngaji Bersama Gus Arifin 25
Form B untuk Qurban (sendiri/keluarga)
Kami,.............................................................. bin/binti................................................................................
Alamat: ............................................................................. , .............................................................................
menyerahkan :
Hewan Qurban berupa: Sapi/Kerbau/Domba/Kibas/Kambing ................... ekor
Uang untuk dibelikan hewan Qurban :
Sapi/Kerbau, kelas/Type:..........................................( sebagai Qurban sekeluarga)
Domba/Kambing, kelas/Type:.................................
Uang ongkos penyebelihan hewan Qurban, dan lain-lain, sebesar Rp.
........................................,
Hewan tersebut, sebagai Qurban/ Udhhîyah, atas nama*:
1. ........................................................ bin/binti...................................................................
2. .........................................................bin/binti...................................................................
3. .........................................................bin/binti...................................................................
4. .........................................................bin/binti...................................................................
5. .........................................................bin/binti...................................................................
6. .........................................................bin/binti...................................................................
7. .........................................................bin/binti...................................................................
*Untuk Mudlahhi Domba/Kambing cukup isi nomer 1 saja untuk per ekornya. Isi 1 – 7 nama
keluarga yang ber-qurban.
Semoga Hewan Qurban yang disembelih sebagai wujud dari Ketaqwaan kita,
diridhai Allâh ta’âlâ, Âmîn yâ Rabbal Alamîn.
................................., ................................144....H
( .........................................................)
Ngaji Bersama Gus Arifin 26