Anda di halaman 1dari 2

Teknik Mencampur Pupuk Kimia

tanjungmeru.kec-kutowinangun.kebumenkab.go.id/index.php/web/artikel/4/551

Teknik Mencampur Pupuk Kimia

Tanjungmeru – Tahukah Anda, jika pupuk kimia tidak boleh diaplikasikan secara
sembarangan? Dalam mengaplikasikan pupuk, terlebih dahulu perlu diketahui jenis dan
dosisnya ketika akan dicampurkan ataupun diaplikasikan ke tanaman. Hal ini bertujuan agar
pupuk yang digunakan tepat sasaran dan tidak terbuang sia-sia.

Umumya, campuran beberapa jenis pupuk diberikan secara bersamaan, dengan alasan
untuk menghemat waktu dan tenaga. Namun, ternyata masing-masing jenis pupuk memiliki
karakter dan sifat yang berbeda-beda. Ada pupuk yang bersifat baik dan ada pula yang
bersifat antagonis (berlawanan) jika dicampur.

Akibat dari antagonis ini Umunnya menyebabkan salah satu kandungan hara yang diberikan
tidak dapat diserap oleh tanaman secara maksimal, bisa juga hilang bahkan ada berakibat
buruk bagi tanaman dan bersifat racun.

Berikut adalah contoh pupuk yang memiliki sifat antagonis jika diaplikasikan secara
bersamaan:

Pupuk Amonium (Urea) dan Pupuk Phospat

Pupuk urea tidak boleh dicampur dengan pupuk TSP, SP-36, ataupun SP-18. Pupuk
nitrogen dan pupuk phospat tidak boleh dicampur dan diaplikasikan secara bersamaan,
karena jika kedua jenis pupuk tersebut dicampur maka akan terjadi peningkatan keasaman
tanah (menurunkan pH tanah) sehingga tidak baik untuk tanaman dan dapat mematikan
mikroorganisme di dalam tanah.

Pupuk urea harus diaplikasikan sekitar 4 minggu sebelum aplikasi pupuk alkalis seperti
super dolomit maupun TSP. Interval pemupukan tidak diperlukan jika pemberian urea dan
pupuk alkalis tidak diaplikasikan pada tempat dan waktu yang bersamaan.

Pupuk Urea dan Pupuk KCL

Pupuk urea dan pupuk KCL tidak boleh dicampur. Jika pupuk urea dan pupuk KCL dicampur
dan diaplikasikan secara bersamaan akan membentuk gumpalan-gumpalan dan tanaman
akan sulit menyerapnya.

Pupuk Kalium dan Pupuk Kieserit

Pupuk kieserite adalah pupuk yang mengandung unsur magnesium (Mg) dan belerang (S).
Pupuk kalium dan pupuk yang mengandung unsur magnesium bersifat antagonis sehingga
tidak boleh dicampur.

Pupuk Kalium dan Pupuk Dolomit

Pupuk dolomit atau kapur dolomit mengandung unsur magnesium (Mg) dan kalsium (Ca).
Unsur kalium dan magnesium bersifat antagonis, begitu juga unsur kalium dan kalsium.
Unsur hara K apabila dicampurkan dengan Ca, akan mengakibatkan unsur Ca menjadi
tertekan sehingga tidak bisa diserap secara sempurna.

Untuk mengurangi terjadinya antagonis pupuk maka diperlukan waktu setidaknya selisih 3
minggu antara pupuk yang satu dengan yang lainnya atau sehabis hujan sehingga pupuk
yang diberikan sudah terserap ke tanah.  Bisa juga sistem pemberian pupuk K harus
diberikan terlebih dahulu.

Sementara itu, pupuk kalium dan pupuk phophat boleh dicampur. Pupuk kalium seperti KCL
dan pupuk phosphat misalnya SP-36 boleh dicampur dan diaplikasikan bersamaan. Atau
pupuk ZK dan pupuk TSP juga boleh dicampur. Pupuk kalium dan pupuk phosphat tidak
bersifat antagonis sehingga bisa diaplikasikan bersamaan atau dicampur.

Anda mungkin juga menyukai