Disusun Oleh :
1. FALSA GALUH
2. SYAKIRA
3. LUSIANA
4. LULU ATUL
5. NANI JUWITA
6. RUDIANSYA
7. FIKRI
8. FAJA ABDUL JABAR
MA AL ISLAM BUNUT
KEC. WAY RATAI KAB. PESAWARAN
2022
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya panjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menulis makalah ini sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan tanpa ada hambatan yang berarti. Shalawat serta salamnya semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya dan para sahabatnya,
dan juga kepada kita semua selaku umatnya yang insya Allah selalu mengikuti ajaran
sunahnya.
Makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaran di MA Al Islam Bunut.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
dan jauh dari sempurna, itu di karenakan keterbatasan yang kami miliki, karena kami
masih tahap belajar. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman judul................................................................................................................................ i
Kata pengantar............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
A.Latar Belakang............................................................................................................. 1
B. Maksud .......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................. 2
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beliau adalah Sulaiman al-Qonuni bin Salim, orang-orang Barat mengenalnya
dengan Sulaiman yang agung atau Suleiman the Magnificent. Ia adalah salah satu
sultan yang termasyhur dari kerajaan Turki Utsmani. Pemerintahannya berlangsung
selama 48 tahun, dimulai dari tahun 926 H hingga 974 H. Dengan demikian, ia adalah
sultan terlama dibanding sultan-sultan lainnya yang memerintah kerajaan Turki
tersebut.
Selama memerintah negara kekhalifahan Utsmani, ia berhasil menjadikan
kerajaan ini begitu kuat dan berkuasa. Hal itu sangat tampak pada batas-batas
wilayah Utsmani, yang luasnya belum pernah disaksikan pada masa sebelumnya.
Kekuasaannya terbentang ke penjuru negeri dan pengaruhnya meliputi seluruh
dunia, tidak heran jika ia menjadi penguasa dunia. Perkataannya didengarkan oleh
seluruh negeri dan kerajaan lainnya. Menajemen dan tata perundangan kerajaannya
begitu modern, tanpa menyelisihi syariat Islam yang memang dijaga, dimuliakan, dan
dipegang teguh oleh keluarga Utsmani di setiap wilayah kekuasaan mereka. Ilmu
pengetahuan dan sastra begitu maju serta arsitektur dan pembangunan begitu
berkembang.
B. Maksud
1. Mengetahui peran Sulaiman Al-Qonuni
2. Mengetahui peradaban daulah utsmani
3. Mengetahui dinamika keilmuan daulah utsmani
4. Mengetahui factor-faktor penyebab kejayaan peradaban daulah utsmani
iv
BAB II
PEMBAHASAN
v
untuk mewujudkan ambisi dan keinginan mereka. Ternyata tidak semudah apa yang
mereka sangka. Di usia belianya, Sultan Sulaiman sudah memiliki kekuatan dan
kematangan dalam memimpin. Sultan Sulaiman berhasil memadamkan api
pemberontakan yang dikobarkan oleh Janbirdi al-Ghazali di Syam, Ahmad Basya di
Mesir, dan seorang Syiah yang bernama Qulandar Jalabi di daerah Konya dan
Kahramanmaraş. Qulandar mengerahkan 30.000 pengikutnya untuk mengadakan
revolusi, menggulingkan kerajaan.
vi
Sulaiman, kekuatan maritim pun kian diperkokoh. Dengan panglima angkatan laut
yang terkenal Khoiruddin Barbarosa, yang dicitrakan Barat sebagai seorang bajak
laut. Barbarosa adalah seorang panglima angkatan laut Utsmani yang tangguh. Ia
berhasil menguasai pantai Spanyol dan menghancurkan angkatan laut Pasukan Salib
di Laut Mediterania.
Khoiruddin Barbarosa memiliki peranan yang signifikan dalam membantu Sultan
Sulaiman menghadapi orang-orang Spanyol dan menyelamatkan ribuan muslim
Spanyol dari kekejaman Kristen Eropa. Pada tahun 935 H/ 1529 M, kapal-kapal laut
Utsmani diberangkatkan menuju pesisir Spanyol untuk mengangkut sekitar 7000
muslim Spanyol yang diburu oleh pemerintah Kristen Spanyol untuk dibunuh,
dipaksa memeluk Kristen, atau dijadikan budak.
Sultan juga mempercayakan Khoiruddin Barbarosa dalam menghadapi serangan
orang-orang Spanyol di Laut Mediterania. Spanyol menderita kerugian yang sangat
besar karena kalah dalam pertempuran tersebut. Dan penderitaan terbesar aliansi
Kristen adalah dalam Perang Preveza pada tahun 945 H/1538 M. Khoiruddin
Barbarosa juga berperan dalam kerja sama militer dengan Prancis saat
membebaskan Kota Nice pada tahun 950 H/1543 M. Hasil dari kerja sama ini adalah
Utsmani diberikan kekuasaan atas kota pelabuhan Toulon. Dan Kota Toulon pun
menjadi basis militer dan pelabuhan Kerajaan Utsmani di Laut Mediterania bagian
barat.
vii
Khususnya di Damaskus, Mekah, dan Baghdad. Ia juga menunjukkan seni
arsitektur pada bangunan-bangunan di ibu kota dan berbagai daerah. Seorang
sejarawan yang bernama Jamaluddin Falih al-Kailani mengatakan bahwa masa
Sultan Sulaiman al-Qonuni merupakan masa keemasan Daulah Utsmani. Karena
pada masanya Turki Utsmani menjadi satu-satunya negara adidaya di muka bumi
dan memiliki dominasi kekuasaan di Laut Mediterania. Pada masanya juga
muncul arsitek-arsitek ulung dalam sejarah Islam, seperti Sinan Basya yang
berperan besar dalam pembangunan-pembangunan Kerajaan Turki Utsmani. Ia
juga yang memberikan sentuhan khas akan arsitektur Utsmani. Sehingga orang
dengan mudah mengenal bangunan-bangunan Utsmani. Arsitek lainnya adalah
Mimar Sinan. Ia membangun Masjid Sulaiman al-Qonuni atau dikenal juga dengan
Jami’ as-Sulaimaniyah di Istanbul, pada tahun 964 H/1557 M. Ini adalah salah
satu bangunan terbaik yang dibangun oleh seorang arsitek Islam yang bernama
Mimar Sinan Selain kemajuan dalam bidang politik dan sosial kultural, seni
kaligrafi pun mencapai puncak kemajuannya di zaman Sultan Sulaiman. Banyak
ahli kaligrafi terkenal yang muncul di zamannya. Sebut saja Hasan Effendi Chalibi
al-Qarah Hashari yang membuat kaligrafi-kaligrafi di Jami’ as-Sulaiman. Ada juga
Ahmad bin Qarah Hashari penulis Rawa-i’ al-Khoththi al-Arabi wa al-Fanni ar-
Rafi’. Demikian juga bermunculan ulama-ulama.
2. Perkembangan Perundang-Undangan dan Administrasi
Sultan Sulaiman al-Qonuni menyusun tata perundangan dengan berdiskusi
bersama Syaikh Abu as-Suud Effendi. Ia berusaha agar tata perundangan yang ia
rancang tidak melenceng dari garis-garis yang dibataskan syariat Islam. Undang-
undang tersebut dikenal dengan Qanun Namuhu Sulthan Sulaiman atau Undang-
Undang Sultan Sulaiman. Undang-undang yang ia susun ini diterapkan hingga
abad ke-13 H atau abad ke-19 M. Karena konsistennya Sultan Sulaiman dalam
menerapkan undang-undang yang ia susun, ia pun dilaqobi dengan al-Qonuni.
Oleh karena itu, gelar-gelar yang diberikan orang-orang Eropa kepada Sultan
Sulaiman seperti The Magnificent dan The Great, tidak memiliki pengaruh dan
kesan yang mendalam dibanding laqob al-Qonuni. Karena laqob ini menunjukkan
keadilan sang sultan dalam memerintah. Dengan luasnya wilayah kekuasaan
Turki Utsmani, kerajaan ini juga mengimbanginya dengan administrasi yang rapi
dan tertata.
viii
F. Wafatnya Sultan Sulaiman
Di penghujung usianya, Sultan Sulaiman menderita sakit encok, sehingga
membuatnya tidak bisa lagi mengendarai kuda. Dan beliau memiliki usia yang cukup
panjang, mencapai 74 tahun. Saat ia mengetahui orang-orang Kristen Eropa, berada
di garis perbatasan negeri kaum mslimin, Sultan Sulaiman tetap berdiri, berjihad
memimpin pasukannya, padahal saat itu beliau sedang menderita sakit yang cukup
parah. Ia berangkat pada tanggal 9 Syawal 973 H/29 April 1566 M. Saat sampai di
Kota Szigetvá r, Hungaria, sakit yang beliau derita pun bertambah parah. Sebelumnya,
dokter kerajaan telah menasihatinya agar tidak berangkat ke medan jihad, dengan
harapan sakit yang ia derita dapat sedikit reda atau bahkan sembuh total. Namun
beliau menjawab dengan jawaban yang diingat oleh sejarah, ia berkata, “Aku lebih
senang wafat dalam keadaan berjihad di jalan Allah”.
Sultan pun mengepung Kota Szigetvá r. Setelah dua minggu mengepung,
sampailah pasukan Islam di garis depan, dan pertempuran pun pecah. Cuaca yang
dingin, kekuatan besar Kristen dan semangat tinggi mereka untuk mempertahankan
benteng, menjadikan perang itu sebagai perang terberat yang dihadapi umat Islam.
Peperangan dan pengepungan terus berlangsung hingga genap 5 bulan.
Kekhawatiran kaum muslimin pun kian meningkat karena sulitnya menaklukkan
benteng Szigetvá r ini. Di sisi lain, sakit sultan bertambah parah, dan ia merasakan
bahwa ajalnya telah dekat. Sultan pun merendahkan dirinya kepada Allah Ta’ala, ia
berkata, “Ya Allah penguasa sekalian alam, berilah kemenangan kepada hamba-
hamba-Mu, umat Islam, tolonglah mereka, dan berilah nyala api pada orang-orang
kafir ini”.
Allah Ta’ala mengabulkan doa Sultan Sulaiman. Salah satu peluru meriam umat
Islam menghatam gudang mesiu orang-orang kafir. Ledakan dahsyat pun terjadi.
Benteng mereka pun jebol. Umat Islam pun menyerang mereka habis-habisan. Dan
pada akhirnya, bendera Sulaimaniyah berhasil berkibar di puncak benteng. Betapa
gembiranya sultan dengan kemenangan tersebut. Ia memuji Allah atas nikmat yang
agung ini. Lalu ia berkata, “Sekarang, selamat datang wahai kematian. Selamat
datang kebahagian (kemenangan) dan (semoga) kemenangan yang abadi.
Berbahagialah jiwa yang ridha dan diridhai. Yaitu mereka yang Allah ridhai dan
mereka juga ridha kepada Allah”. Ruh sang sultan pun beranjak, pergi meninggalkan
jasadnya pada tanggal 20 Shafar 974 H/5 September 1566 M. Semoga Allah
menempatkan di surga yang penuh dengan kebahagiaan. Kabar wafatnya Sultan
ix
Sulaiman, disampaikan Muhammad Basya kepada putra mahkota Sultan Salim II.
Sultan Salim II berangkat menuju Szigetvá r untuk menjemput sang ayah, kembali
menuju Istanbul. Hari itu adalah hari yang penuh duka cita, umat Islam merasakan
kesedihan dan kehilangan yang sangat mendalam. Adapun orang-orang Kristen
Eropa merasakan kegembiraan yang begitu besar atas wafatnya Sultan Sulaiman,
melebihi kegembiraan mereka atas wafatnya Sultan Bayazid I dan Muhammad al-
Fatih. Mereka dentangkan lonceng-lonceng gereja mereka karena gembira dengan
wafatnya sang mujahid.
x
BAB III
KESIMPULAN
Pembangkangan ketiga dilakukan oleh Syiah Rafidhah yang dipimpin oleh Bab
Dzunnun pada 1526 M di wilayah Yuzaghad. Baba ini mengumpulkan sekitar 3.000
sampai 4.000 pemberontak dan mewajibkan pajak atas wilayah yang dikuasainya.
Gerakan ini semakin lama semakin kuat, hingga berhasil mengalahkan beberapa
komandan pasukan Utsmani yang berusaha memadamkan usaha mereka.
Pemberontakan ini pun berakhir dengan terbunuhnya Baba, yang kemudian dipenggal
kepalanya dan dikirim ke Istanbul.
Adapun pemberontakan keempat, juga dilakukan kalangan Syiah Rafidhah yang
dipimpin Qalandar Jalabi di dua wilayah; di Qawniyah dan Mar’asy. Jumlah pengikutnya
berkisar 30.000 orang Syiah. Mereka melakukan kejahatan dengan membunuh orang-
orang Sunni yang berada di dua wilayah tersebut. Sebagian ahli sejarah menyebutkan,
Qalandar Jalabi mempunyai slogan bahwa siapa pun yang berhasil membunuh Muslim
Sunni, berarti mendapatkan pahala yang paling besar.
Untuk menghadapi pemberontakan ini, maka dikirimlah Bahram Pasya, namun
dia berhasil dibunuh oleh pasukan pemberontak. Namun pada akhirnya mereka bisa
ditumpas, tatkala Ibrahim Pasya berhasil membujuk orang-orang Qalandar memihak
padanya. Akhirnya kekuatannya dihancurkan dan Qalandar Jalabi pun berhasil dibunuh.
Setelah masalah dalam negerinya beres, Sultan Sulaiman segera mengatur siasat
bagaimana melancarkan jihad ke Benua Eropa.
Ia mendapat gelar Al-Qanuni karena jasanya dalam mengkaji dan menyusun
sistem undang-undang Kerajaan Turki Utsmani dan penerapannya secara teratur dan
tanpa kompromi. Padahal kala itu keadaan masyarakat Islam mempunyai latar belakang
dan sosio budaya yang berbeda.
xi
DAFTAR PUSTAKA
https://kisahikmah.com/profil-dan-biografi-sultan-sulaiman-al-qanuni/
https://kisahmuslim.com/4774-mengenal-sultan-sulaiman-al-qonuni-suleiman-the-
magnificent.html
https://www.republika.co.id/berita/lmw2ki/sejarah-para-khalifah-sulaiman-alqanuni-
sulaiman-the-magnificent
xii