Laporan
Laporan
OLEH :
Oleh :
NUR AISYAH
NIM : 199469
Assalamualaikum, wr.wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan
penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “UJI
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Pada kesempatan ini, penulis hendak berterima kasih kepada Ibu Weni
Puspita, M.Farm., Apt. selaku dosen pembimbing dan ibu athiah masykuroh, S.Si,
M.Sc, Apt. selaku dosen penguji yang telah memberi arahan dalam Karya Tulis
Ilmiah ini.
1. Orang tua tercinta atas seluruh dukungan baik moril maupun materil
ii
Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan keterbatasan dalam Karya Tulis Ilmiah dapat ditingkatkan peneliti
Wassalamualaikum, wr.wb.
Penulis
iii
ABSTRAK
Kata Kunci : Tabir Surya, Spray Gel, Ekstrak Etanol Daun Kalakai muda
(Stenochlaena Palustris (Burm.F )Bedd.)
iv
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
vi
2.8.5 Propilenglikol.......................................................................... 22
2.8.6 Aquadest ................................................................................. 22
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 23
3.1 Alat Penelitian ................................................................................ 23
3.2 Bahan Penelitian ............................................................................. 23
3.3 Determinasi Tanaman ..................................................................... 23
3.4 Tempat dan Waktu.......................................................................... 23
3.5 Prosedur Penelitian ......................................................................... 23
3.5.1 Pengambilan Bahan ................................................................ 23
3.5.2 Pengolahan Sampel ................................................................. 24
3.5.3 Pembuatan Ekstrak ................................................................. 24
3.5.4 Pembuatan Spray Gel.............................................................. 24
3.5.5 Rancangan Formula Spray Gel ............................................... 25
3.5.6 Prosedur Kerja ........................................................................ 25
3.5.7 Penentuan Nilai SPF Spray Gel secara In Vitro ..................... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 27
4.1 Determinasi Tanaman ................................................................ 27
4.2 Pembuatan Simplisia Daun Kalakai muda (Stenochlaena
Palustris (Burm.F )Bedd.) ............................................................. 27
4.4 Pembuatan Sediaan Spray Gel Ekstrak Etanol Daun Kalakai
muda (Stenochlaena Palustris (Burm.F )Bedd.) ........................... 30
4.5 Penentuan Nilai SPF Spray gel Ekstrak Etanol Daun Kalakai
muda (Stenochlaena Palustris( Burm.F )Bedd.) ........................... 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 35
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 35
5.2 Saran .......................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 36
LAMPIRAN ........................................................................................................... 40
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu Negara dengan paparan sinar matahari yang
memerlukan suatu perlindungan kulit sinar matahari selain memberi manfaat juga
mempunyai dampak buruk pada kulit jika terpapar secara berlebihan. Sinar
ultraviolet yang disebut UVA dan UVB, dimana dampak dari sinar UVA masalah
sinar ultraviolet ini bekerja secara sinergis sehingga dibutuhkan suatu pencegahan
atau perlindungan untuk mengurangi dampak buruk pada kulit akibat radiasi
daun kalakai muda memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 143,1431 ppm
yang termasuk kategori sedang dan menurut penelitian Syamsul dkk (2019)
menyatakan bahwa ektrak etanol daun kalakai muda memiliki kadar flavonoid
yang tinggi yaitu sebesar 2,2159 ± 0,083%. Senyawa fenolik khususnya golongan
flavonoid mempunyai potensi sebagai tabir surya karena gugus kromofor yang
Salah satu sediaan kosmetik yang dapat digunakan sebagai tabir surya untuk
melindungi kulit dari radiasi sinar UV yaitu sediaan spray gel. Sediaan gel
1
2
mikroorganisme lebih rendah, waktu kontak obat yang relatif lebih lama
dibanding sediaan lainnya dan lebih praktis dalam penggunaannya (Shafira, 2015)
pengujian aktivitas tabir surya formula spray gel ekstrak etanol daun kalakai
2. Berapakah Nilai SPF Formula spray gel ekstrak etanol Daun Kalakai muda
10% ?
1. Untuk Mengetahui formula spray gel ekstrak etanol Daun Kalakai muda
surya ?
2. Untuk Mengetahui Nilai SPF formula spray gel ekstrak etanol Daun
TINJAUAN PUSTAKA
memiliki sebaran yang sangat banyak dan umumnya belum banyak dimanfaatkan
Tangkai daun 10 – 20 cm, kuat. Daun menyirip tunggal 1,5 – 4 cm, mengkilap,
warna menjadi kecoklatan dan pada akhirnya menjadi hijau tua dan keras. Daun
4
5
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Filicopsida
Ordo : Filicales
Suku : Blechnaceae
Genus : Stenochlaena
tanaman paku-pakuan yang tumbuh di daerah rawa gambut yang secara umum
disebut lahan basah (MacKinnon dkk). dalam Maharani dkk., 2000). Botani
palustris (Burm F.)Bedd.) Dari analisis gizi, diketahui bahwa kalakai muda merah
(4,52 ppm), vitamin C (15,41 mg/100g), protein (2,36%), beta karoten (66,99 pp),
dan asam folat (11,30 ppm). Kemudian, kalakai muda juga mengandung
flavonoid. Flavonoid adalah kelompok senyawa fenol yang mempunyai dua peran
dalam kalakai muda berperan untuk menetralkan radikal bebas (Irawan dkk, 2003)
6
sekunder yang terkandung dalam daun kalakai muda yaitu senyawa alkaloid,
steroid dan flavonoid (Anggraeni dan Erwin, 2015). Hasil penelitian Roanisca
(2018) kandungan metabolit sekunder dari ekstrak etanol pucuk Kalakai muda
Ekstrak air daun kalakai muda memiliki kandungan total flavonoid yang
penelitian Syamsul dkk (2019) menyatakan bahwa ekstrak etanol daun kalakai
muda memiliki kadar flavonoid yang tinggi yaitu sebesar sebesar 2,2159 ±
ekstrak etanol daun kalakai muda memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50
Daun kalakai muda merupakan salah satu sayuran yang dapat mencegah
efek negatif dari stres oksidatif karena mengandung senyawa fenolik, flavonoid,
al., 2016) dan Daun Kalakai muda (Stenochlaena palustris (Burm. f.) Bedd.) juga
bisa digunakan untuk penyakit kulit, tenggorokan, dan tukak lambung (Thomas,
2019).
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Salah satu
7
bentuk senyawa oksigen reaktif adalah radikal bebas, senyawa ini terbentuk di
melindungi kulit dari berbagai kerusakan sel akibat radiasi UV, antipenuaan pada
Spray gel terdiri dari 2 istilah yakni gel atau hidrogel yang setidaknya
terdiri 10-90% fase air dari berat sediaan. Sedanglan istilah spray diterapkan
penyusun yang dibuat seperti tetesan cairan kecil atau besar (Holland, dkk, 2002).
Spray gel merupakan salah satu bentuk pengembangan dari sediaan gel.
Menurut Suyudi, 2014 bahwa teknik spray dapat menurunkan viskositas secara
disemprotkan karena keadaan kembali bebas dari tekanan. Sediaan spray gel
dalam formulasinya mengandung bahan aktif yang larut air atau bisa juga bahan
yang tidak larut air. Jika pada formulasi spray gel mengandung bahan aktif yang
tidak dapat larut dalam air maka dispersikan terlebih dahulu bahan aktif dengan
pelarut organik atau pelarut yang bisa melarutkan bahannya. Misalnya surfaktan,
alkohol yang memiliki rumus molekul kecil (etanol dan isopropanol) dan
golongan glikol (PG, 1-2butilrnglikol dan PEG yang memiliki BM 300-500) yang
mana bahan tersebut dapat juga larut daalam air (Takuzo, 2007).
Sediaan harus memiliki viskositas yang rendah agar aplikator semprot bisa
8
yang kontinu, elastis, cepat kering dan tidak lengket (Shafira, 2015).
gel semprot yang dihasilkan dari polimer karbopol belum optimal ketika
disemprotkan karena viskositas yang dimiliki tinggi, yaitu berada pada kisaran
2.3 Antioksidan
atau dapat bertindak sebagai akseptor radikal bebas sehingga dapat menunda
terjadinya reaksi oksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipid dalam konsentrasi
yang lebih rendah dari substrat yang dapat dioksidasi. Antioksidan bereaksi
dalam sayur dan buah-buahan seperti jeruk, apel, kol merah, bit, manggis dan
sebagainya. Antioksidan alami yang terdapat dalam bahan pangan tersebut antara
Antioksidan alami pada umumnya berbentuk cairan pekat dan sensitif terhadap
terjadinya proses oksidasi dari lemak dan minyak, memperkecil terjadinya proses
salah satu faktor yang cukup berperan dalam kerusakan selama dalam
Tabir surya adalah suatu sediaan yang mengandung senyawa kimia yang
kulit Digunakan untuk melindungu fungsi dan struktr kulit manusia dan
(matahari) sangatlah penting untuk kehidupan sehari hari. Sediaan tabir surya
beberapa efek buruk pada kulit. Sediaan tabir surya bisa terdiri dari bahan kimia
Tabir surya dapat berasal dari senyawa alami dan senyawa sintetik seperti
titanium dioksida dan seng oksida. Perlu diperhatikan, penggunaan tabir surya
ketersediaan tabir surya dibeberapa negara mulai dibatasi oleh aturan, hal ini
dikarenakan produk yang mengandung SPF atau tabir surya diregulasi sebagai
bagian dari obat-obatan. Sehingga hal ini membuatnya menjadi prioritas tertinggi
(Cefali, 2016).
etiologi dari peneyebab foto dermatosis. Dan salah satu penyebab alergi (Zimmer,
2015). Studi kasus dari Swedia Selatan, meneliti tentang hubungan antara
penggunaan tabir surya dan melanoma maligna telah dievaluasi. Pengguna tabir
surya melaporkan pemaparan sinar matahari lebih besar daripada yang tidak
2016). Membahas kembali masalah tentang keamanan tabir surya, seperti yang
Tabir surya fisik atau dapat juga disebut physical blockers ini
berdasarkan ukuran partikel dan ketebalan lapisan. Beberapa contoh bahan aktif
yang memiliki mekanisme ini yang biasanya digunakan dalam sediaan tabir
surya adalah Zinc Oxide (ZnO) dan Titanium Dioksida (TiO2) (Hanrahan, 2012)
Tabir surya ini biasanya juga disebut chemical absorber. Sediaan tabir
surya ini bekerja dengan cara menyerap sinar UV yang terpapar kulit.
Kerugian yang dilaporkan beberapa konsumen tabir surya jenis ini adalah
adanya rasa gatal dan iritasi kulit. Beberapa senyawa yang memiliki
dilepaskan dari kulit (Kim, 2016). Oleh karena hal itu, tabir surya sangatlah
dan UV B. Namun dewasa ini menurut salah satu penelitian dan menurut
melindungi terhadap UVA dan UVB saja, tetapi juga energi inframerah yang
kemampuan suatu tabir surya terhadap radiasi UV yang terdapat pada sinar
minimum terhadap paparan sinar matahari, produk dengan nilai SPF 12-30
memberikan perlindungan sinar matahari sedang dan produk dengan nilai SPF 30
yang dibutuhkan untuk menghasilkan kulit terbakar atau sunburn pada kulit yang
untuk menghasilkan kulit terbakar atau sunburn pada kulit yang tidak dilindungi
sediaan tabir surya. Sun Protection Factor (SPF) adalah ukuran perlindungan
13
sediaan krim tabir surya terhadap sinar UV B meningkat nilai SPF, maka
efek proteksi terhadap kulit terbakar semakin meningkat juga (FDA, 2015).
pada kulit yang tidak terlindungi. Dosis eritema minimal didefinisikan sebagai
menghasilakn eritema minimal yang dapat diketahui pada kulit yang tidak
antara 290-320 nm pada setiap interval 5 nm. Nilai SPF dapat dihitung
untuk sediaan tabir surya memiliki nilai SPF lebih dari 2. Bagaimanapun
(Cefali, 2016).
2010)
Harga SPF dapat ditentukan secara in vitro dan secara in vivo. Pengujian
400 nm). Nilai SPF merupakan perbandingan Minimal Erythema Dose (MED)
pada kulit manusia yang terlindungi tabir surya dengan MED tanpa perlindungan
tabir surya. Sun Protection Factor (SPF) merupakan indikator universal yang
menjelaskan tentang keefektifan dari suatu produk atau zat yang bersifat UV
protektor, semakin tinggi nilai SPF dari suatu produk atau zat aktif tabir surya
maka semakin efektif melindungi kulit dari pengaruh buruk sinar UV (Dutra dkk,
2004).
15
320
Keterangan:
350 nm dan setiap selisih 5 nm telah ditentukan oleh Sayre,dkk. dalam Dutra dkk
nilai SPF dan % Te adalah untuk menunjukkan efektivitas tabir surya terhadap
terhadap sinar UV-A. Suatu tabir surya dikatakan memiliki efektivitas yang baik
16
bila memiliki nilai SPF yang tinggi, serta % Te dan % Tp yang kecil (Widyastuti,
2015).
380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen
intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar
mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Spektrum UV-Vis mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi
tentang struktur yang bisa didapatkan dari spektrum ini. Tetapi spektrum ini
2004).
17
dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blangko
3. Pengaruh suhu.
4. Ion-ion anorganik
2.7 Ekstraksi
Penyediaan secangkir kopi atau teh termasuk rasa dari ekstraksi dan komponen
bau dari masalah sayuran kering dengan air panas. Demikian juga dengan
bahan-bahan wewangian dan banyak obat diisolasi secara ekstraksi den pelarut
sederhana yang dapat dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam
18
pelarut. Pelarut akan menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang
mengandung zat-zat aktif sehingga zat aktif akan larut. Pelarut yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pelarut etanol 96% dan air. Menurut
Trifani (2012), Etanol dan air digunakan sebagai pelarut karena bersifat polar,
universal, dan mudah didapat. Senyawa polar merupakan senyawa yang larut
didalam air. Senyawa metabolit sekunder yang akan diambil pada buah pare
Secara garis besar, proses pemisahan secara ekstraksi terdiri dari tiga
2. Zat terlarut akan terpisah dari sampel dan larut oleh pelarut membentuk
fase ekstrak.
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
19
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan terlarut sehingga terjadi perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dan pelarut organik diluar sel.
es ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsenterasi zat
secara panas dan dingin. Ekstraksi secara panas dilakukan dengan cara refluks,
infudasi, dan destilasi uap air sedangkan ekstraksi secara dingin dilakukan
er, methocel, acrylic acid polimer, carbopol. Carbomer 940 merupakan bubuk
putih, lembut, asam, bersifat higroskopis dengan sedikit bau yang khas. Carbomer
Carbomer 940 merupakan gelling agent yang kuat, membentuk gel pada
konsentrasi sekitar 0,5%. Range konsentrasi carbomer sebagai gelling agent 0,5-
2,0% Ketika kontak dengan air dan terbongkar menjadi pH netral (Rowe, 2009).
berwarna hingga berwarna kuning pucat, dan memiliki bau seperti amoniak. TEA
memiliki titik didih 335°C, titik leleh 20-21°C, dan sangat higroskopis. TEA
dapat bercampur dengan aseton, karbon tetraklorida, metanol dan air, larut dalam
benzene dan agak sukar larut dalam etil eter. Trietanolamin berfungsi sebagai
polimer, alkalizing agent atau humektan. Konsetrasi range topical 2-4% (Rowe,
2009).
Metil paraben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0%
putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar
diikuti rasa tebal (Depkes, 1979). Metil paraben larut dalam 500 bagian lain,
dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3
bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidrosida, larut
dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak nabati panas. Jika
didinginkan larutan tetap jernih (Depkes, 1979). Range konsentrasi metil paraben
sebagai zat pengawet 0,02-0,3% Range sediaan topical yaitu 0,02-0,3% (Rowe,
2009).
Propil paraben berbentuk serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa,
sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol (95%), dalam etanol P,
dalam 140 bagian gliserol, dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut
dalam larutan alkali dah larutan hidroksida digunakan sebagai pengawet dengan
2.8.5 Propilenglikol
rasa agak manis, dan higroskopik. Dapat larut dalam air, dengan etanol (95%) P
dan dengan kloroform, larut dalam 6 bagian eter P, tidak dapat campur dengan
eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak (Depkes, 1979). Sediaan topical 10
2.8.6 Aquadest
Aquadest berupa cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak
METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan adalah gelas kimia, gelas ukur, timbangan analitik,
kain flanel, corong, pipet tetes, kaca arloji, evaporator, pH meter, mortir, stamper,
batang pengaduk, sudip, inkubator, dan plastik mika, botol spray, gelas ukur 100
ml.
kental Daun Kalakai muda, propil paraben, propilen glikol, metil paraben,
Kalimantan Barat.
23
24
kotoran atau jamur, kemudiaan dicuci dengan air mengalir, lalu dirajang,
langsung dan ditutup dengan kain hitam, kemudiaan dihaluskan. (Pratiwi dkk,
2018).
dengan pelarut etanol 70% dilakukan pergantian pelarut setiap 1x24 jam dan
terbentuk masa gel yang transparan. Metil paraben dan propil paraben
Tabel III. Rancangan formula sediaan spray gel ekstrak etanol Daun kalakai
muda (Stenochlaena Palustris(Burm.F) Bedd.)
Keterangan: spray gel formula I (ekstrak etanol ), spray gel formula Itanaman
daun Kalakai muda(Stenochlaena Palustris(Burm.F ) Bedd) 5%) (ekstrak Etanol
tanaman daun kalakai muda 7,5%),dan spray gel formula III (ekstrak etanol daun
kalakai muda 10%).
terbentuk massa gel yang transparan. Metil paraben dan propil paraben dilarutkan
muda, sisa aquadest dan Sediaan diaduk hingga homogen. kemudiaan sediaan
secara in vitro dengan spekteofotometri UV-Vis. Spray gel estrak etanol tanaman
26
daun kalakai muda (5%, 7,5% dan 10%). Ditimbang sebanyak 0.2 gram,
labu takar 10 ml. digunakan etanol 96% sebagai blanko. Hasil absorbansi masing-
masing konsentrasi dicatat dan kemudian dihitung nilai SPF nya (Damogalad dkk,
2013)
BAB IV
(Burm.F )Bedd.)
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun kalakai muda
basah dengan tujuan memisahkan cemaran (kotoran dan bahan asing lain) dari
mencegah proses atau reaksi enzimatik yang dapat menurunkan mutu. Proses
27
28
langsung dan ditutup dengan kain hitam. Tujuan penutupan dengan kain hitam
selama pengeringan untuk menghindari kontak langsung antara kulit labu kuning
dengan sinar matahari sehingga kerusakan komponen yang ada didalam kulit
memisahkan benda asing, seperti bagian tanaman yang tidak diinginkan dan
pengotor lain yang masih ada atau tertinggal pada simplisia kering (Agoes,
dengan dengan cara daun diremukkan dan diremas sampai daun mengecil.
proses ekstraksi lebih efektif dan efisien (Depkes RI, 2000). Serbuk simplisia
dengan luas permukaan lebih besar pada umumnya penyarian akan bertambah
penyari semakin luas dan memecah dinding sel sehingga cairan penyari dapat
masuk kedalam sel dan mengekstraksi lebih banyak kandungan kimia (Supomo
dkk, 2016).
maserasi. Pemilihan metode maserasi pada ekstraksi karena mudah dilakukan dan
Pada penelitian ini proses pembuatan ekstrak etanol daun kalakai muda
pelarut etanol 70%, alasan penggunaan pelarut etanol karena etanol dapat lebih
cepat efektif, kapang dan jamur sulit tumbuh dalam etanol, daya abrsorbsi baik,
etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan (Anggraeni dan
Erwin, 2015). Ketiga proses perendaman dilakukan selama 3x24 jam dan diganti
pelarut setiap 1x24 jam dan sesekali di aduk. Pengadukan pada proses maserasi
sehingga zat-zat aktif selama serbuk simplisia banyak yang tersari dalam cairan
memberikan kesempatan zat aktif yang tersari di dalam sel untuk berdifusi keluar
sel (Salamah dan Erlinda, 2015). Keempat dilakukan proses penyaringan filtrat
juga dengan maserat. Maserat yang didapatkan dari hasil maserasi etanol daun
kalakai muda sebanyak 4760 ml. Hasil maserasi kemudian di evaporasi atau
akan menurunkan tekanan uap yang terdapat dalam pelarut sehingga pelarut dapat
30
menguapkan pelarut dan air yang masih terdapat dalam maserat sehingga
kalakai muda sebesar 23,58 %. Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan
4.4 Pembuatan Sediaan Spray Gel Ekstrak Etanol Daun Kalakai muda
Spray gel mempunyai kelebihan dari sediaan topikal lainnya yaitu lebih
aman, lebih praktis penggunaannya, dan lebih mudah dicuci. Spray gel merupakan
sediaan larutan yang dimasukkan dalam sebuah alat spray sehingga pemakaian
nya dengan cara disemprot. Hasil formulasi spray gel ekstrak etanol Daun Kalakai
muda konsentrasi 5%, 7,5%, 10% dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Pembuatan sediaan spray gel dibuat konsentrasi ekstrak etanol daun kalakai muda
divariasikan menjadi tiga seri konsentrasi yaitu 5% , 7,5% , 10% formulasi spray
gel dibuat dengan karbopol 940 sebagai humektan , metil paraben dan propil
dan kaku hal ini dikarenakan karbopol 940 merupakan polimer anionik yang
seragam didalam air kemudian gel dinetralkan menggunakan basa yaitu TEA
sehingga terjadi nya keserragaman muatan negative sepanjang antai polimer dan
31
Gambar 8. Gambar sediaan spray Gel Ekstrak Etanol Daun Kalakai muda FI : 5% FII : 7,5%
FIII: 10%
sediaan agar sediaan dapat mencapai pH yang sesuai dengan karakteristik pH kulit
yaitu 4,5-6,5) (Tranggono dan Latifah, 2007). Propilen glikol memiliki dua
kelembutan. Pengawet yang digunakan dalam formulasi ini yaitu kombinasi dua
pengawet yaitu metil paraben dan propil paraben karena kombinasi kedua
pengawet ini dapat menghasilkan aktivitas anti mikroba yang kuat dan alasan
penggunaan pengawet dalam sediaan spray gel ini yaitu karena dalam sediaan ini
terdapat kandungan air yang sangat tinggi sehingga dapat menimbulkan resiko
4.5 Penentuan Nilai SPF Spray gel Ekstrak Etanol Daun Kalakai muda
Vis tiap interval 5 nm pada rentang panjang gelombang dari 290-320 nm.
32
Tabel IV. Nilai SPF Ekstrak Etanol Daun Kalakai muda (Stenochlaena palustris
(Burm.F )Bedd.)
pada konsentrasi 5%, 7,5.dan 10%. Nilai SPF tertinggi terdapat pada ekstrak pada
ekstrak etanol daun kalakai muda dengan konsentrasi 10% sebesar 35,82 dimana
nilai SPF tersebut dapat digunakan sebagai bahan tabir surya yang mampu
memiliki nilai SPF 23,34 tergolong dalam kemampuan proteksi ultra dan pada
proteksi maksimal.
perlindungan bila memiliki nilai SPF minimal 2 dan kategori yang baik apabila
sampel uji memiliki nilai SPF diatas 15 yang tergolong dalam tabir surya kategori
proteksi ultra. Hal ini dikarenakan nilai SPF diatas 15 akan mampu memberikan
perlindungan lebih baik dari resiko kerusakan kulit jangka panjang, seperti kanker
kulit. Selain itu, SPF diatas 15 mampu melindungi kulit lebih lama dari paparan
sinar matahari selama kurang lebih 4-5 jam lamanya, sedangkan SPF 10 hanya
dalam penelitian ini. Faktor ini dapat menambah atau mengurangi penyerapan UV
pada setiap tabir surya. Karena berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan tabir surya dari larutan spray gel ekstrak etanol daun kalakai muda
dipengaruhi oleh konsentrasi ekstrak (Wiraningtyas, A., dkk., 2019). Hal ini
meningkatnya konsentrasi dari spray gel ekstrak etanol daun kalakai muda
sehingga semakin besar konsentrasi ekstrak maka semakin besar pula nilai SPF
perbedaan konsentrasi spray gel ekstrak etanol daun kalakai muda yang
Semakin tinggi kadar ekstrak etanol daun kalakai muda, maka kandungan
didalamnya juga akan semakin tinggi dan aktivitas perlindungan tabir surya yang
bahwa semakin tinggi konsentrasi, maka semakin besar pula daya proteksi tabir
surya.
nilai SPF minimal 2 dan kategori yang baik apabila sampel uji memiliki nilai SPF
34
di atas 15 yang tergolong dalam tabir surya kategori proteksi ultra. Hal ini
dikarenakan nilai SPF diatas 15 akan mampu memberikan perlindungan lebih baik
dari resiko kerusakan kulit jangka panjang, seperti kanker kulit. Selain itu, SPF
diatas 15 mampu melindungi kulit lebih lama dari paparan sinar matahari.
Misalnya SPF 30 akan mampu melindungi kulit dari paparan sinar matahari
selama kurang lebih 4-5 jam lamanya, sedangkan SPF 10 hanya mampu
melindungi kulit selama 1,5 jam lamanya (Wiraningtyas, A., dkk., 2019).
BAB V
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Spray gel Ekstrak etanol Daun kalakai muda (Stenochlaena palustris (Burm.F
2. Nilai SPF spray gel ekstrak etanol Daun kalakai muda (Stenochlaena palustris
5.2 Saran
penelitian lebih lanjut dengan uji aktivitas tabir surya spray gel ekstrak etanol
35
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, A. S., Gupta.,, & R., K. S. (2005). Role of oxidative strees in female
reproduction. Reproduktive Biologydan Endocrinology, 28-35.
Alam, S., & Hadibroto, I. (2008). Gagal Ginjal. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka.
Benson , Ralph , C., & Martin, L. P. (2008). Buku Saku Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta: EGC.
Cefali, L. C., Ataide, J. A., Moriel, P., & Foglio. (2016). Plantbased active
photoprotectants for sunscreens. 346-353.
Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia edisi ketiga. Jakarta: Depkes RI.
Ghiasvand, Reza, & dkk. (2016). enggunaan tabir surya dan risiko melanoma
berikutnya: studi kohort berbasis populasi. Onkologi Klinis, 3976-3983.
36
37
Giokas, Dimosthenis , L., Amparo Salvador, & Alber. (2007). Filter UV: Dari
tabir surya ke tubuh manusia dan lingkungan. Kimia Analitik, 360-374.
Hunter, et al. (2002). Spray Hydrogel Wound Dressing United State Patent
Kamishita, & Takuzo, d. (2007). Spray Gel Base and Spray Gel Prepatration
Using Thereof.
Kim, e. (2016). Lean Healthcare: What Can Hospital Learn from a World-Class
Automaker. Hospital Medicine, 1.
Lohan, S. B., Müller, R., Albrecht, S., Mink, K., Tscherch , K., Ismaeel, F., et al.
(2016). Free radicals induced by sunlight in vivo versus ex vivo study.
380–385.
Muller, R. H., Mäder, K., & Gohla, S. (2000). Solid Lipid Nanoparticles (SLN)
for Controlled Drug Delivery. Pharmaceutics and Biopharmaceutics, 161-
177.
Martono Cep, dkk., 2018. Formulasi Sediaan Spray Gel Antiseptik dari Ekstrak
Etanol Lidah Buaya (Aloe vera). Jurnal Famrasi. (1). 29-37. Akademi
Farmasi Muhammadiyah. Kuningan.
Mansur, J.S, Breder M.N, Mansur M.C, & Azulay, R.D. (1986). Determination of
sun protecting factor by spectrphotometry. An Bras Dermatol, 121-4.
Pandel , R., Po n ljšak , B., Godic A, A., & Dahmane, R. (2013). Skin Photoaging
and the Role of Antioxidants in Its Prevention. ISRN Dermatol, 1-11.
Purwaningsih, P., Wigati, D., & Indriyanti , E. (2018). Kandungan Total Fenolik
dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Labu Kuning (cucurbita
moschata). Ilmiah Cendikia Eksakta, 30-25.
Rantia, Verani. 2018. Uji Aktivitas Antiosidan Ekstrak Etanol Daun Kalakai
muda
(Stenochlaena palustris (Burm.F.) Bedd.) Menggunakan Metode DPPH
(1,1- difenil-2-pikrilhirazil). Karya Tulis Ilmiah. Akademi Farmasi
Samarinda.
Shafira, U., G adri, A., & Lestari, F. (2015). Formulasi Sediaan Spray Gel
Serbuk Getah Tanaman Jarak Cina (Jatropha multifida Linn)dengan
Variasi Polimer Pembentuk Film dan Jenis Plasticizer. Jakarta: Unisba.
Soedarya MP, & Drs. Arief Prahasta. (2006). Agribisnis Labu Kuning. Jawa
Barat: CV Pustaka Gravika.
Steenis, C.G.G.J. 2003. Flora. Jakarta: PT.Pradnya Paramita. Hal: 87. Etanolic
Fruit Extract of Mahkita Dewa (phaleria macrocarpha (sccheff.) Boerl,) as
A a Sunscreen. Traditional Medicine Journal18(2). Yogyakarta: Fakultas
Farmasi UGM, 2013.
Zimmer, A., & Beins, E. (2015). Basic Research Indicates Therapeutic Rizk and
Opportunities. European : Neuropsycho pharmacology.
N
40
41
Palustris(Burm.F.) (Bedd.)
= 170 x 100%
1450
= 11,72 %
= 1280 x 100%
1450
= 88,27%
43
V2 : 4 liter → 4000 mL
N2 : 70%
N1 : 96%
Ditanya : - V1 ?
- Aquadest ?
Jawab :
- V1 x N1 = V2 x N2 - Aquadest
V1 = 2.916,66 mL = 1.083 mL
V1 = 2.917 mL
Jadi, didapatkan hasil etanol 70% adalah 2.917 mL dan aquadest 1.083 mL
44
Bedd.)
Bedd.)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
% Randemen = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑥 100%
40,10
= 𝑋 100%
170
= 23,58%
45
Lampiran 5. Perhitungan Bahan Formula Spray Gel Ektrak Etanol Daun Kalakai
muda (Stenochlaena Palustris ( Burm.F.) Bedd.)
Konsentrasi 5%
5
1. Ekstrak Etanol daun kalakai muda = 100 𝑥 100 = 5 𝑔
0,50
2. Karbopol 940 = 𝑥 100 = 0,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
0,50
3. Trietanolamine = x 100 = 0,5 gram
100
10
4. Propilen glikol = 100 𝑥 100 = 10 𝑔
0,18
5. Metil Paraben = 𝑥 100 = 0,18 𝑔
100
0,2
6. Propil Paraben = 100x 100 = 0,02 gram
Konsentrasi 7,5%
7,5
1. Ekstrak Etanol tanaman Daun Kalakai muda = 100
x100 = 7,5 gram
0,5
2. Karbopol 940 = 100
x 10 0 = 0 ,5 gr a m
0,5
3. Trietanolamine = 100x 100 = 0,5 gram
10
4. Propilen glikol = 100x 100 = 10 gram
0,18
5. Metil Paraben = x 100 = 0,18 gram
100
0,2
6. Propil Paraben = 100x 100 = 0,02 gram
= 71,3 gram
Konsentrasi 10%
10
1. Ekstrak Etanol Daun Kalakai muda = 100x100 = 10 gram
0,50
2. Karbopol 940 = x100 = 0,5 gram
100
0,50
3. Trietanolamine = x100 = 0,5 gram
100
10
4. Propilen glikol = 100x100 = 10 gram
0,18
5. Metil Paraben = x100 = 0,18 gram
100
0,2
6. Propil Paraben = 100x100 = 0,2 gram
= 68,8 gram
47
Lampiran 6. Pembuatan Sediaan spray gel Ekstrak Etanol Daun Kalakai muda
(Stenochlaena palustris (Burm.F )Bedd.)
Bedd.)
seluruhnya.
(massa1 )
propilenglikol ( massa 2 )
homogen
sisa aquadest ad
(Burm.F.) (Bedd.)
48
Spray Gel ekstrak etanol daun Kalakai muda ( Stenochlaena Palustris (Burm.F.)
(Bedd.)
etanol 96%
Nilai SPF
320
Keterangan :
Lampiran 8. Perhitungan Nilai SPF Spray Gel Ekstrak Etanol Daun Kalakai muda ( Stenochlaena Palustris(Burm.F.)Bedd.)
50
2. Proses Maserasi
3. Proses Pembuatan Formula Spray Gel Ekstrak etanol Daun Kalakai muda
( Stenochlaena Palustris(Burm.F.)Bedd.)