Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANISASI PERTANIAN
“IDENTIFIKASI DAN KALIBRASI ALAT TANAM”

Disusun oleh:

NAMA : Elkana Haryoso


NIM 205040207111011
KELOMPOK : B2
ASISTEN : 1. DWI AGUS SETIAWAN
2. ARINI ROBBIL IZZATI ULINNUHA

LABORATORIUM DAYA DAN MESIN PERTANIAN

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2021

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian 2020/2021


MATERI II

IDENTIFIKASI DAN KALIBRASI ALAT TANAM


1. TUJUAN
 Untuk mengetahui peralatan mekanis yang digunakan sebagai alat tanam beberapa biji- bijian
 Untuk mengetahui karakteristik serta menghitung efisiensi alat tanam.
 Untuk memprediksi biji yang dibutuhkan untuk penanaman pada suatu lahan.

2. DASAR TEORI
a. Pengertian Penanaman (3 Sitasi)
Penanaman merupakan suatu usaha penemapatan biji atau benih di dalam tanah dengan
kedalaman tertentu atau menyebarkan biji di atas permukaan tanah atau menanamkan didalam tanah.
Hal ini memiliki maksud untuk mendapatkan perkecambahan serta pertumbuhan biji yang baik (Aini
& Ichwan, 2017).
Menurut Kadirman (2017), penanaman merupakan suatu kegiatan yang memasukkan benih
ke dalam tanah atau menyebarkan benih pada permukaan tanah dengan cara mempertimbangkan
kedalama tertentu serta menabur beih ke dalam tanah.
Sedangkan menurut
Sedangkan menurut Harnel (2012), penanaman merupakan suatu usaha atau kegiatan penting
yang dalam budidaya tanaman dimana kegiatan tersebut berupa menanam benih atau bibit pada suatu
lahan/yang telah disediakan.

b. Pengertian Alat dan Mesin Penanam (2 sitasi)


Alat penanam merupakan suatu alat yang digunakan untuk membantu menempatkan benih
tanaman yaitu biji-bijian, bibit, batang atau sebagian tubuh tanaman yang lain diatas ataupun
dibawah permukaan tanah. Alat tanam sendiri didesain untuk memiliki fungsi mempercepat proses
penanaman pada lahan dan tidak memakan waktu yang lama (Iskandar et al., 2017).
Menurut Suryono (2014), alat penanam merupakan sebuah alat yang digunakan sebagai alat
tanam pertanian yang dapat membantu peningkatan kapasitas produksi pertanian dengan menanam
biji atau bibit pada suatu daerah tanam dengan jarak tertentu.

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian


c. Sebutkan dan Jelaskan Jenis Alat Tanam berdasarkan Sumber Tenaga Pengerak (2 Sitasi)
- Sumber Tenaga Manusia
Menurut Siswanto (2015), alat tanam dengan sumber tenaga penggerak manusia dibedakan
menjadi dua, yaitu :
a. Alat penanam tradisional
Biasa digunakan oleh petani yang disebut dengang “tugal”. Tugal merupakan alat yang paling
sederhana dan dapat digerakkan dengan tenaga tangan serta cocok untuk menanm benih dengan
jarak tanam lebar. Proses penanaman yang menggunakan alat tanam konvensional disebut
dengan tugal, dimana model penanamannya memerlukan waktu yang lama (Kristianto, 2016).
b. Alat penanam semi-mekanis
Alat ini memiliki berbagai macam bentuk. Alalt ini juga cocok untuk digunakan pada tanah-
tanah yang ringan sampai tanah-tanah yang berat. Alat ini cocok untuk benih-benih dari ukuran
kecil sampai ukuran besar. Berat alat penanam semi-mekanis ini adalah 12 kg-15 kg.

-Sumber Tenaga Traktor


Menurut Siswanto (2015), alat tanam dengan sumber tenaga traktor dibagi menjadi 3
yaitu:
a. Alat penanam sistem baris lebar
Menempatkan benih-benih dalam tanah dengan jarak baris tanam satu dengan yang lain cukup
lebar, sehingga akan mungkin dilakukan penyiangan dan meningkatkan efisiensi pemanenan.
b. Alat penanam sistem baris sempit
Alat ini dirancang untuk menanam benih-benih kecil atau rumput-rumputan dalam baris dan alur
yang sempit serta kedalaman yang seragam. Alat tanam memiliki sistem baris yang sempit
memiliki corong pemasukan yang hanya untuk benih saja.
c. Alat penanam sistem sebar
Alat ini memiliki sistem penanaman yang paling sederhana dan lama. Penanaman menggunakan
sistem sebari ini memerlukan pembuka laur, sehingga harus disiapkan dengan pengolahan tanah
menggunakan peralatan seperti garu piring.

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian


d. Hubungan Jarak Tanam Dan Pertumbuhan Tanaman (Minimal 2 Sitasi)
Jarak tanam memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, menurut penelitian yang
dilakukan Nur et al. (2018), pada jarak tanam yang lebar tidak terdapat suatu persaingan antar
tanam dalam menyerap air, intensitas cahaya matahari, dan unsur hara. Sehingga pada pertumbuhan
vegetatif tanaman juga besar dan dapat menghasilkan laju pertumbuhan yang juga relatif besar.
Sedangkan jika pada jarak tanam sempit, maka pertumbuhan akan terhambar dikarenakan selalu
bersaing dalam mendapatkan intensitas cahaya, menyerap air, dan unsur hara. Yang menyebabkan
tanaman tumbuh lambat.
Menurut Probowati et al. (2014), jarak tanam merupakan suatu faktor yang memiliki
pengaruh terhadap hasil produksi tanaman. Jarak tanam memiliki suatu tujian yaitu agar populasi
tanaman mendapatkan bagian yang sama (merata) terhadap unsur hara dan sinar matahari yang
diperlukan.
e. Definisi Transplanter dan Jelaskan Prinsip kerja alat tanam Transplanter (2 sitasi)
Menurut Suhendrata (2013), transplanter merupakan sebuah mesin penanam yang
dipergunakan untuk menananm bibit padi yang telah dilakukan persemaian pada areal khusus
(menggunakan tray/dapog) dengan umur atau ketinggian tertentu. Pada areal tanah sawah kondisi
siap tanam, dan mesin dirancang untuk bekerja pada lahan berlumpur (puddle) dengan kedalaman
kurang dari 40 cm.
Sedangkan menurut Putra (2018), transplanter meruapkan sebuah mesin penanam padi yang
digunakan untuk menanm bibit padi yang sudah disemai pada areal tertentu dengan umur tertentu.
Pada areal tanah sawah berlumpur (puddle) siap tanam. Rice transplanter bekerja dengan
menancapkan bibt padi ke dalam tanah sawa dengan picker secara teratur, dimana garpu penanam
akan menancap pada setiap satu titik tanam dalam empat baris.
Mekanisme kerja rice transplanter adalah sumber tenaganya berasal dari mesin bensin. Energi
dari mesin digunakan untuk menggerakkan poros melalui kopling, dan putaran poros dihubungkan
ke dua roda gigi. Roda gigi pertama digunakan untuk menggerakkan pelat bibit ke kiri dan ke kanan,
dan gigi kedua digunakan untuk memutar jari-jari tanam sproket yang dihubungkan dengan rantai.
Jari-jari penyemaian akan menjepit pin yang tersedia di papan benih. Papan penyemaian bergerak ke
samping sesuai dengan rotasi jari-jari penyemaian. Pergerakan papan benih diatur oleh mekanisme
ratchet. Gigi ratchet berfungsi sebagai mekanisme pengunci sekaligus menjaga beban.

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian


f. Sebutkan dan Jelaskan kelebihan dan kekurangan Transplanter (2 Sitasi)
Pada transplanter memiliki kelebihan dan kekurangan pada alat tersebut. Berikut
kelebihan dan kekurangan transplanter menurut Kiswanto et al.( 2014):
Kelebihan:
 Produktivitas tanam 5-6 jam/ha.
 Jarak tanam dalam barisan dapat diatur.
 Kedalaman tanam dapat diatur.
 Jumlah tanaman dalam satu lubang dapat diatur.
 Jarak dan kedalaman tanam seragam sehingga pertumbuhan tanaman optimal dan seragam.
 Menghemat biaya semai.
Kekurangan:
 Jarak tanam antar barisan tanaman dan jarak legowo tidak dapat diatur hanya 20 dan 40 cm.
 Kurang optimal jika dioperasikan pada sawah dengan kedalaman lumpur lebih dari 40 cm.
 Kurang efektif jika dioperasikan pada hamparan sawah yang sempit dan topografi
berbukit. dengan bentuk lahan berteras.
 Memerlukan bibit dengan persyaratan khusus.
 Memerlukan peralatan khusus untuk membawa mesin ke sawah dalam jarak agak jauh.
 Harga mesim relative mahal sehingga tidak terjangkau oleh petani secara individu.

Menurut Massinai (2014), mesin transplanter memiliki kelebihan yaitu dapat digunakan
tanpa harus mengubah cara melakukan penyemaian bibit yang baisa dilakukan secara tardisional
sebelumnya. Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cukup lama, sehingga
kapasitas kerja total mesin menjadi kecil. Yang kedua adalah mesin tanam yang memakai bibit yang
secara khusus disemai pada kotak khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam
pembuatan bibit. Sedangkan kelemahannya adalah jarak antar barisan tidak dapat diubah, tidak dapat
digunakan pada kedalaman sawah lebih dari 40 cm, diperlukan alat angkut untuk membawa mesin
ke sawah, diperlukan bibit khusus, serta harga yang relatif mahal

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian


3. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM

Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu, 01 Mei 2021 pukul 08.45 WIB, praktikum ini
dilaksankan melalui platform Google meet.

4. ALAT BAHAN DAN FUNGSI

Adapun alat dan bahan yang digunakan selama praktikum antara lain:

Alat dan Bahan Fungsi


Belt konveyer Tempat jatuhnya pasir dan biji
Bak penampung Penampung biji dan pasir setelah dari belt konveyer
Filter Memisahkan pasir dan biji
Motor Penggerak mesin
Penyangga Menyangga alat seed table
Biji sampel Bahan perlakuan
RPM control Pengatur kecepatan mesin
Penggaris Pengukur jarak antar biji
Stopwatch Penghitung waktu
Set rotary job planter Penanam biji-bijian

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian


5. CARA KERJA (Flow Chart)

A. Prosedur Seed Table


Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

Pengukuran massa biji bahan yang digunakan

Pengaturan control panel dan Seed

Bahan yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam Hopper pada Seed Table

Seed Table dinyalakan dan diukur waktu yang diperlukan biji


untuk sampai pada ujung Seed Table

Diukur jarak antar biji yang jatuh pada konveyor Seed

Dihitung jumlah biji yang jatuh pada setiap titik pada koveyor Seed Table

Ditentukan rencana lebar alur tanaman


B. Prosedur Rotary Job Planter

Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

Pengukuran massa biji bahan yang digunakan (Kg)

Bahan yang telah disiapkan dimasukkan kedalam Hopper alat

Pegang Handle alat kemudian dorong alat ke depan dengan


kecepatan konstant

Diukur jarak antar biji yang jatuh pada tanah

Dihitung jumlah biji yang atuh pada setiap titik

Ditentukan rencana lebar laur tanaman (LK)

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian


6. GAMBAR ALAT

- Gambar Tangan

- Gambar Literatur

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian


- Gambar Tangan

- Gambar Literatur

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian


7. PEMBAHASAN
a. Data Hasil Praktikum

DPH metering Device 13 mm

Ulangan 1 Ulangan 2
Jarak (cm) Jumlah biji Jarak (cm) Jumlah biji
6 1 13,5 3
15,5 1 19 2
32 1 33 2
50 1 17 2
32 1 49 1
19 2 16,5 2
30 2 11,5 2
32,5 1 15 2
16 1 14,5 1
17 2 17 2
20,5 2 49,5 2
13 1 14 2
34 1 18,5 2
134 2 15,5 2
17,5 2 34,5 1
39,5 1 23,5 1
21,5 2 94,5 2
19,5 3 15,5 2
12 1
7 1
11 3
31,5 2
13,5 1
24 1
Rata-rata: Lk: 0,2 m

a. Ulangan 1 K: 1,08
- Jarak: 30,3 cm L: 0,22 m
- Biji: 1,5 biji
- T: 25 second
b. Ulangan 2
- Jarak: 24,06 cm
- Biji: 1,7 biji
- T: 25,6 second

Rata-rata: 25,3 second

Berat 100 biji: 23 gr

Panjang konveyor
- s: 6,17 m
- p: 5,84 m

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian


DPH metering Device 8 mm

Ulangan 1 Ulangan 2
Jarak (cm) Jumlah biji Jarak (cm) Jumlah biji
32,5 1 44 1
18 1 30,5 1
63 1 68 1
15 1 61 1
21,5 1 66 1
13 1 29,5 1
17,5 1 30 1
66 1 21 1
17 1 17,5 1
14 1 15,5 1
53 2 50,5 1
17 1 14 1
27,5 1 32,5 1
26 1 15,5 1
13,5 1 16 1
13,5 1 16,5 1
17,5 1
32 1
16 1
10 1
21,5 1
29 1
Rata-rata: Lk: 0,2 m

c. Ulangan 1 K: 1,08
- Jarak: 37,56 cm L: 0,22 m
- Biji: 1 biji
- T: 28 second
d. Ulangan 2
- Jarak: 33 cm
- Biji: 1 biji
- T: 25 second

Rata-rata: 26,5 second

Berat 100 biji: 23 gr

Panjang konveyor

- s: 6,17 m
- p: 5,84 m

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian


b. Analisa Data Hasil Praktikum

Dari data yang telah didapatkan dari hasil praktikum percobaan seed table dengan matering 8
mm dan 13 mm. Didapatkan hasil dengan perbedaan jarak tanam dan jumlah biji yang keluar dan
waktu yang terjadi pada kedua percobaan tersebut. Dapat dilihat pada matering device 13 mm,
didapatkan jumlah biji yang keluar sebesar 1 hingga 3 biji pada ulangan 1 dan ulangan 2. Pada
ulangan 1, memiliki jarak terpendek yaitu 6 cm dan jarak terpanjangnya adalah 134 cm. Sedangkan
pada ulangan 2, memiliki jarak terpendeknya yaitu 7 cm dan terpanjangnya yaitu 94,5 cm. Untuk
waktu rata-rata pada ulangan 1 adalah 25 detik, sedangkan waktu rata-rata ulangan 2 adalah 25,6
detik. Sehingga didapatkan rata- rata waktunya adalah 25,3 detik.Berdasarkan tabel pada metering
device 13 mm ulangan pertama, didapatkan hasil rataan jarak tanam sebesar 30,3 cm. Dengan rataan
jumlah biji pada setiap lubang sebanyak 1,5 biji. Kemudian waktu yang diperlukan seed table dalam
satu kali proses alur pada ulangan ini selama 25 detik. Sedangkan pada ulangan kedua pada
metering device 13 mm, didapatkan hasil rat-rata jarak tanam sebesar 24,06 cm. Dengan memiliki
rataan jumlah biji pada setiap lubang sebanyak 1,75 biji. Waktu yang dibutuhkan seed table pada
satu kali proses alur pada ulangan ini selama 25,6 detik.Pada matering device 13 mm memiliki
waktu rata-ratanya yaitu 25,3 detik.
Dapat dilihat pada metering device 8 mm, didapatkan jumlah biji yang keluar adalah 1 biji
pada ulangan satu dan ulangan dua. Pada metering device 8 mm ini memiliki jarak terpendek pada
ulangan satu yaitu 10 cm, sedangkan jarak terpanjang pada ulangan satu adalah 66 cm. Pada
ulangan dua memiliki jarak terpendek yaitu 14 cm, sedangkan jarak terpanjangnya adalah 68 cm.
Pada ulangan 1 memiliki waktu rataannya adalah 28 detik. Selain itu, pada ulangan 1 memiliki jarak
rata-rata yaitu 37,56 cm. Sedangkan pada ulangan 2 memiliki rata-rata waktunya adalah 25 detik
dan jarak rata-rata adalah 33 cm. Sehingga mendapatkan waktu rata-ratanya untuk metering device
8 mm adalah 26,5 detik.
Pada percobaan tersebut diketahui pada metering device 13 mm dan 8 mm memiliki bobot
100 bijinya yaitu 23 gram. Kemudian memiliki panjang konveyor S sebesar 6,17 m dan P sebesar
5,84 m. Hal ini digunakan dalam mencari kecepatan maju alat tanam, jumlah lubang per meter alur
(h), dan panjang alur lahan total (Rtot). Tak hanya itu, pada percobaan kali ini juga diketahui Lk
sebesar 0,2 , L sebesar 0,22, dan K sebesar 1,08 yang dapat digunakan untuk mencari kapasitas
kerja efektif (KKE).

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian


c. Data Hasil Perhitungan

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian


Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian
Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian
d. Analisa Perhitungan

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diatas dapat diketahui bahwa metering device 13
mm mendapatkan hasil kecepetan alat tanam sebesar 0,24 m/s dengan jarak putaran pada konveyor
14,4 m/menit. Lalu pada putaran roda alat tanam teoritis (PRT) mendapatkan hasil 13,33 m serta
putaran roda alat tanam aktual (PRA) mendapatkan hasil 2,37 m dari perhitungan PRT dan PRA
didapatkan efisiensi penggunaan mesin sebesar 17,8%. Dengan diketahui efisiensi didapatkan hasil
KKE sebesar 0,8544 m2/s. Pada metering device 13 mm dapat diketahui jarak rata-rata biji per
lubang (x) dengan 27,18 cm atau 0,2718 m. Rata-rata biji per lubang (g) 1,625 biji atau dapat
dikatakn juga yaitu 2 biji, jumlah lubang per meter alur (h) 3,68 lubang dan memiliki panjang alur
lahan (Rtot) 6,424 cm. dari perhitungan tersebut dapat ditentukan nilai jumlah lubang total (Htot)
23,64 lubang atau sama dengan 24 lubang dan jumlah biji yang dibutuhkan sebanyak 38,415 biji
atau sama dengan 38 biji. Lalu kebutuhan massa biji (M tot) dari perhitungan diatas adalah 0,00874
kg.
Sedangkan, pada metering device 8 mm didapatkan hasil kecepatan alat tanam sebesar 0,23
m/s dengan jarak putaran pada konveyor 13,8 m/menit. Lalu pada putaran roda alat tanam teoritis
(PRT) didapatkan hasil 12,8 m serta putaran roda alat aktual (PRA) didapatkan hasil 2,26 m.
Kemudian dari hasil perhitungan PRT dan PRA didapatkan efisiensi penggunaan mesin ini sebesar
17,7% serta kapasitas kerja efektif (KKE) sebesar 0,8142 m2/s. Pada metering device 8 mm dapat
diketahui jarak rata-rata biji per lubang (x) dengan 35,18 cm atau 0,3518 m. Rata-rata biji per
lubang (g) 1 biji, jumlah lubang per meter alur (h) 2,84 lubang dan memiliki panjang alur lahan
(Rtot) 6,424 m. dari perhitungan tersebut dapat ditentukan nilai jumlah lubang total (Htot) 18,24
lubang atau sama dengan 18 lubang dan jumlah biji yang dibutuhkan sebanyak 18 biji. Lalu
kebutuhan massa biji (M tot) dari perhitungan diatas adalah 0,00414 kg.

e. Grafik

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian


Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian
f. Analisa Grafik (minimal 2 sitasi)
Berdasarkan grafik yang didapatkan dari hasil praktikum terdapat perbedaan diameter pada
matering device yang dapat mempengaruhi jumlah biji yang jatuh. Pada matering device 13 mm
memiliki bentuk gelombang yang naik turun. Sedangkan pada metering device 8 mm memiliki
grafik garis lurus dan hanya satu kali naik saja. Hal ini dapat terjadi karena pada device 13 mm
melepaskan lebih banyak benih daripada matering device 8 mm. Menurut Idansyah et al. (2019),
jumlah biji yang keluar dari metering device akan bervariasi disebabkan oleh besar kecilnya biji
yang kelaur. Pada metering device dengan ukuran 8 mm pada ulangan satu dan ulangan dua
didapatkan paling sedikit 1 biji dan yang paling banyak 2 biji yang keluar secara konsisten, dan data
yang dihasilkan seragam. Sementara pada metering device dengan ukuran 13 mm didapatkan
jumlah biji yang keluar tidak stabil, hal tersebut disebabkan oleh bentuk diameter dari metering
device yang dinilai terlalu besar. Menurut Adhar et al. (2016), ukuran matering device dapat
mempengaruhi keluarnya biji, dimana semakin kecil ukuran maka semakin sedikit biji yang keluar.

g. Hubungan Antara Diameter Metering Device Terhadap Jumlah Biji Yang Keluar
Dibandingkan Dengan Literature (2 Sitasi)
Diameter merupakan suatu faktor yang memiliki pengaruh jumlah biji yang keluar pada
matering device. Menurut Sitorus et al. (2015), ukuran diamter metering device dapat
mempengaruhi jumlah biji yang keluar. Dimana semakin besar ukuran suatu matering devcie
maka jumlah biji yang keluar akan semakin banyak. Sebaliknya, jika metering device brukuran
kecil maka biji yang akan keluar semakin sedikit juga. Pada penggunaan diameter metering
device yang lebih kecil akan dihasilkan jumlah keluaran biji yang lebih seragam, sementara pada
diameter metering device yang lebih besar biji yang dikeluarkan tidak terlalu stabil.
Kemudian menurut Ahmad (2014), diamater metering device memiliki pengaruh terhadap
jumlah biji yang keluar sehingga diameter metering device dapat menentukan suatu hasil dari
penanaman seperti benih ataupun biji. Jumlah biji atau benih dapat ditentukan dari transmisi
putaran roda penggeraknya. Roda penggerak tersebut dapat berupa piring bercelah miring.
Penggunaan diameter metering device harus dilakukan secara tepat.

h. Jika rpm dipercepat apa yang akan terjadi terhadap jarak, waktu, dan jumlah biji yang keluar?
(minimal 1 sitasi)
RPM (rotary per minute) memiliki pengaruh terhadap jarak, waktu, dan jumlah biji yang keluar.
Menurut Widyotomo et al. (2010), semakin cepat atau semakin lambat kecepetan RPM maka jarak
dan jumlah biji yang keluar tetap akan sama. Akan tetapi, menurut Wibowo et al. (2017), semakin
cepat pengaturan RPM maka waktu yang dibutuhkan semakin sedikit dan biji yang keluar semakin
banyak. Hal ini bisa terjadi karena adanya gaya sentrifugasi dalam menentukan suatu momentum
interaksi biji dengan yang lain sehingga biji yang keluar lebih banyak.

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian


8. PENUTUP
a. Kesimpulan

Dari laporan yang telah dibuat, didapatkan kesimpulan bahwa penanaman suatu usaha
penemapatan biji atau benih di dalam tanah dengan kedalaman tertentu atau menyebarkan biji di atas
permukaan tanah atau menanamkan didalam tanah. Pada era modern, penanaman dilakukan dengan
menggunakan alat dan mesin tanam yang dapat mempermudah pekerjaan dan menjadikannya lebih
efektif serta efisien. Kemudian dengan menggunakan alat tanam dapat membantu peningkatan
kapasitas produksi pertanian dengan menanam biji atau bibit pada suatu daerah tanam dengan jarak
tertentu. Berdasarkan hasil praktikum dengan seed table, jumlah keluarnya biji dipengaruhi oleh
ukuran matering device. Semakin besar ukuran matering device yang digunakan maka akan semakin
banyak jumlah biji yang dihasilkan. Berdasarkan hasil praktikum mengenai identifikasi dan kalibrasi
alat tanam dengan seed table, dilakukan dua perlakuan dengan metering device 8mm dan 13mm.
Dari kedua perlakuan tersebut, didapatkan bahwa penggunaan metering device dengan diameter 8mm
menghasilkan jumlah biji yang lebih akurat. Grafik matering device 8 mm cenderung lebih stabil
daripada matering device 13 mm. Kecepatan rpm juga berpengaruh terhadap waktu,jumlah biji dan
jarak tanam.

b. Saran

Laporan akan dipermudah lagi dalam hal pembuatannya, misal lampiran, kolom buat menulis,
tahun sitasi yang digunakan, waktu yang diberikan untuk membuat laporan, dll. Praktikum ini sudah
berjalan dengan baik dan materi bisa dapat diberi kemudahannya untuk diakses misal ditaruh di
google classroom.Semoga praktikum ini dapat berjalan dengan lancar seterusnya.

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian


DAFTAR PUSTAKA

Adhar, C., Sumarlan, S., & Nugroho, W. A. 2016. Rancang Bangun Metering Device Tipe Screw
Conveyor dengan Dua Arah Keluaran untuk Pemupukan Tanaman Tebu. Jurnal
Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, IV(1), 1-10.

Aini, F. N., & Ichwan, M. Y. 2017. Mesin Penanam dan Alat Penanam Tradisional. Gresik:
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Gresik.

Harnel. 2012. Kajian Teknis dan Ekonomis Alat Tanam Bibit Padi Manual (Transplanter)
Modifikasi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian di Kabupaten Sijunjung,
Sumatera Barat. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, XV(1),
38-46.

Idansyah, R., Rantung, & Ludong, D. P. 2019. Uji Teknis Alat Jagung (Zea Mays L.) Tipe TP CSM
15 Dengan Menggunakan Traktor Tangan Sebagai Alat Penarik 1. Jurnal COCOS, I(5).

Iskandar, M., Syafriandi, & Mustaqimah. 2017. Desain dan Pengujian Alat Tanam Benih Jagung.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah, II(1), 314-319.

Kadirman. 2017. Mengoperasikan Alat Mesin Budidaya Tanaman, Pemeliharaan Tanaman,


dan Pasca Panen. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru
Dan Tenaga Kependidikan.

Kiswanto, Wijayanto, B., & Manurung, G. O. 2014. Petunjuk Teknis Penggunaan Indo Jarwo
Transplanter Sebagai Mesin Tanam Padi di Lahan Sawah. Lampung: BPTP
Lampung Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian .

Kristianto, F. 2016. Rancangan Bangun dan uji Performansi Tugal Semi Mekanis dengan
Penambahan Multi Seed Control untuk Penanaman Jagung, Kedelai dan Padi Gogo.
Seminar hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi.

Massinai, R. 2014. Alat Tanam Padi Transplanter. BPTP Kalimantan Tengah.

Nur, M., Asrul, & Rafiuddin. 2018. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Jagung Pada Tingkat Umur Kelapa Sawit. Buletin Palma Volume, XIX(2), 127- 146.

Prabowowati, R. A., Guritno, B., & Sumarni, T. 2014. Pengaruh Tanaman penutup Tanah dan Jarak
Tanam Pada Gulma dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.). Jurnal Produksi
Tanaman, II(8), 639-647.

Putra, V. A. 2018. Uji Kinerja Mesin Tanam Bibit Padi Tipe Dorong SPW-48C (Rice Transplanter).
Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin. Makassar

Siswanto, E. P. 2013. Alat Mesin Budidaya Tanaman. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian


Sitorus, A. W., Herman, & Setiawan, R. P. 2015. Pengembangan Mesin Penanaman dan Pemupuk
Jagung Terintegrasi dengan Pengolahan Tanah Alur. Jurnal Keteknikan Pertanian, III(2),
81-88. E-ISSN 2338-8439

Suhendrata, T. 2013. Prospek Pengembangan Mesin Tanam Pindah Bibit Padi Dalam Rangka
Mengatasi Kelangkaan Tenaga Kerja Tanam Bibit Padi. SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi
Pertanian dan Agribisnis, X(1), 97-102.

Suryono, A. F. 2014. Perancangan dan Optimasi alat Penanam Tanaman Biji-Bijian (Seed Planter)
dengan Metodologi Hatamura. Jurnal Ilmiah Bidang Sains –Teknologi Murni Disiplin
dan Antar Disiplin, I(14), 9-17.

Wibowo, D. H., Salahudin, X., & Widodo, S. 2017. Pengaruh Kecepatan Putar Mesin Pengupas
Kacang Tanah Tipe Ruji Vertikal terhadap Kupasan. Journal of Mechanical
Engineering, I(1), 25-33.

Widyotomo, S., Mulaso, S., Ahmad, H., & Soekarno, S. T. 2010. Kinerja Pengupas Kulit Buah
Kopi Segar Tipe Silinder Ganda Horizontal. Jurnal Pelita Perkebunan, XXV, 55-75.

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian


LAMPIRAN

Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian


Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian
Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian
Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian
Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian
Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian
Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian
Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian
Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian
Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian
Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian
Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian
Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian
Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian
Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian
Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian

Anda mungkin juga menyukai