Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
pendidik.Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai
dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas, model pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai gambaran secara menyeluruh tentang penyajian materi pembelajaran
yang terdiri dari pendekatan.strategi, metode dan teknik pembelajaran yang akan
dilakukan oleh seorang guru yang disajikan secara khas. Model pembelajaran
juga menggambarkan pola yang akan dilakukan oleh pendidik dalam merancang
pembelajaran yang terkait dengan pengaturan yang akan dilaksanakan terhadap
tujuan pembelajaran, proses penyampaian materi pembelajaran, serta evaluasi
pembelajaran yang akan dilakukan sehingga menurut pandangan perancang
model tersebut tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal.
Proses pembelajaran partisipatif adalah ingin menempatkan peserta didik
sebagai pemain utama dalam setiap proses pembelajaran. Artinya, peserta didik
diberi kesempatan yang luas untuk mencari informasi sendiri, menemukan fakta
atau data sendiri serta memecahkan persoalan yang menjadi kajian dalam suatu
topik. Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitr 60% kematian ibu
terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi
pada 24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya
komplikasi masa nifas.
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk
selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat
menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada
komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Perawatan payudara yang
kurang atau sama sekali tidak dilakukan maka akan mengakibatkan terjadi
sumbatan sehingga terjadi bendungan ASI. Selain itu, penggunaan bra yang ketat
serta keadaan putting susu yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada
duktus (Vivian dan Tri, 2011).
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan
payudara semasa hamil. Perawatan payudara pada masa nifas merupakan
perawatan yang dilakukan untuk mempersiapkan payudara agar dalam kondisi
baik saat menyusui bayinya, meliputi perawatan kebersihan payudara baik
sebelum maupun sesudah menyusui. Perawatan puting susu yang lecet dan
merawat puting susu agar tetap lemas, tidak keras dan tidak kering. Merawat
payudara baik selama kehamilan maupun setelah bersalin. Selain akan menjaga
bentuk payudara juga akan memperlancar keluarnya ASI (Suririnah, 2008).
Perawatan payudara setelah melahirkan bertujuan agar payudara senantiasa
bersih dan mudah di hisap oleh bayi. Banyak ibu yang mengeluh bayinya tidak
mau menyusu, bisa jadi ini di sebabkan oleh faktor teknis seperti puting susu
yang masuk atau posisi yang salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu
juga di pengaruhi oleh asupan nutrisi dan kondisi psikologis ibu (Saryono, 2009).
Pada tahun 2005 Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa
jumlah kasus infeksi payudara yang terjadi pada wanita seperti kanker, tumor,
mastitis, penyakit fibrocusticterus meningkat, dimana penderita kanker payudara
mencapai hingga lebih 1,2 juta orang yang terdiagnosis, dan 12% diantaranya
merupakan infeksi payudara berupa mastitis pada wanita pasca post partum. Data
ini kemudian didukung oleh The American Cancer Society yang memperkirakan
211.240 wanita di Amerika Serikat akan didiagnosis menderita kanker payudara
invasive (stadium I-IV) tahun ini dan 40.140 orang akan meninggal karena
penyakit ini. Sebanyak 3% kasus kematian wanita di Amerika disebabkan oleh
kanker payudara.Sedangkan di Indonesia hanya 0,001/100.000 angka kesakitan
akibat infeksi berupa mastitis (Depkes RI, 2008).
Sedangkan berdasarkan laporan dari Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI, 2007) diusia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di Dunia
(38%) didapati tidak menyusui bayinya karena terjadi pembengkakan payudara,
dan di Indonesia angka cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3% ibu yang
memberikan ASI eksklusif pada anak mereka. SDKI tahun 2008-2009
menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui mengalami payudara bengkak, mastitis
dan puting susu lecet, kemungkinan hal tersebut di sebabkan kurangnya
perawatan payudara selama kehamilan, tidak melakukan perawatan payudara dan
perawatan payudara yang tidak benar.
Perawatan payudara sangat penting dilakukan tidak hanya saat hamil tetapi
yang paling penting setelah melahirkan, dalam upaya meningkatkan produksi
ASI, dan mencegah terjadinya bendungan ASI pada payudara apabila tidak
diatasi akan terjadi mastitis pada payudara. Perlu adanya informasi tentang
perawatan payudara, bendungan ASI pada ibu nifas baik dari petugas kesehatan,
kader terlatih yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu
dan bayi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas terkait dengan pemenuhan tugas dalam
mata kuliah Pembelajaran Klinik penulis merumuskan masalah “Bagaimana
Model Pembelajaran Partisipasi dengan Perawatan payudara pada ibu nifas” ?

C. Tujuan
Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan partisipasi diharapkan
peserta didik dapat mengetahui, memahami materi tentang Perawatan Payudara
pada Ibu Nifas serta mampu mempraktikkan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Model Pembelajaran Partisipasi


1. Pengertian
Pembelajaran partisipasi merupakan keterlibatan peserta didik dalam
menciptakan iklim yang kondusif untuk belajar.Dimana salah satu iklim
yangkondusif untuk kegiatan belajar adalah pembinaan hubungan antara
peserta didik,dan antara peserta didik dengan pendidik sehingga tercipta
hubungan kemanusiaanyang terbuka, akrab, terarah, saling menghargai, saling
membantu dan saling belajar.
Konsep Pembelajaran Partisipatif pembelajaran partisipatif pada intinya
dapat diartikan sebagai upaya pendidik untukmengikut sertakan peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran yaitu dalam tahap perencanaan program,
pelaksanaan program dan penilaian program.Partisipasi pada tahap
perencanaan adalah keterlibatan pese rta didik dalam kegiatan
mengidentifikasi kebutuhan belajar, permasalahan, sumber -sumber atau
potensiyang tersedia dan kemungkinan hambatan dalam pembelajaran.
Partisipasi dalam tahap pelaksanaan program kegiatan pembelajaran
adalah keterlibatan peserta didik dalam menciptakan iklim yang kondusif
untuk belajar. Dimana salah satu iklim yangkondusif untuk kegiatan belajar
adalah pembinaan hubungan antara peserta didik,dan antara peserta didik
dengan pendidik sehingga tercipta hubungan kemanusiaanyang terbuka,
akrab, terarah, saling menghargai, saling membantu dan saling belajar.
Partisipasi dalam tahap penilaian program pembelajaran adalah
keterlibatan peserta didik dalam penilaian pelaksanaan pembelajaran maupun
untuk penilaian program pembelajaran. Penilaian pelaksanaan pembelajaran
mencakup penilaian terhadap proses, hasil dan dampak pembelajaran.
2. Prinsip -Prinsip Kegiatan Partisipatif
a. Berdasarkan Kebutuhan belajar (learning needs besed)
Kegiatan belajar partisipatif didasarkan atas kebutuhan belajar, artinya
keinginan atau kehendak yang disarankan oleh sesorang untuk memperoleh
ilmu dan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap tertentu melalui
kegiatan belajar, sumber informasi tentang kebutuhan belajar adalah warga
belajar atau calon warga belajar.
Pentingnya kebutuhan ini didasarkan bahwa warga belajar akan belajar
secara efektif apabila semua komponen program belajar dapat membantu
warga belajar untuk memenuhi kebutuhan. Upaya untuk memenuhi
kebutuhan belajar inilah yang menjadi pancang pola penyusunan dan
pengembangan program kegiatan belajar partisipatif.
b. Berorientasi pada tujuan belajar (learning goas and objekctives oriented)
Menurut (Knowles:1977:25) prinsip ini mengandung arti bahwa
kegiatan partisipatif direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
belajar yang ditetapkan sebelumnya. Didalam merencanakan tujuan belajar
disusun berdasarkan kebutuhan belajar potensi yang dimilikinya, sumber-
sumber yang tersedia serta kemungkinan hambatan perlu didentifikasi
terlebih dahulu agar tujuan terpusat pada warga belajar dapat dirumuskan
secara akurat dan dilaksanakan dengan efektif. Tujuan belajar itu terdiri
atas tujuan umum (goal) tujuan khusus (obyektives) setiap proses kegiatan
belajar itu diarahkan untuk mencapai tujuan belajar yang telah disusun oleh
sumber belajar bersama warga belajar.
c. Berpusat pada warga belajar
Proses kegiatan partisipatif berpusat pada warga belajar (lerner
contrered) prinsip ini mengandung makna bahan kegiatan belajar
didasarkan dengan latar belakang kehidupan warga belajar, hal ini
dijadikan dasar dalam menyusun rencana kegiatan belajar yang mencakup
artinya belajar, latar kehidupan itu meliputi latar belakang pendidikan atau
pekerjaan, pergaulan agama dan lain-lain.
Menurut Knowles, (1977: 13) warga belajar diikut sertakan dan
kegiatan indentifikasi kebutuhan belajar, sumber - sumber dan
kemungkinan hambatan, serta dalam kegiatan menentukan tujuan belajar.
Di dalam menentukan kegiatan belajar, para warga belajar ikut dalam
mengembangkan bahan belajar, para warga belajar memegang peranan
penting didalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kegiatan belajar yang
cocok dan berhubungan dengan pencapaian tugas pelaksanaan, dan
evaluasi kegiatan - belajar artinya warga belajar banyak berperan didalam
proses kegiatan belajar membelajarkan.
d. Belajar berdasarkan pengalaman (experiential learning)
Prinsip ini memberi arah bahwa kegiatan belajar partisipatif disusun
dan dilaksanakan dengan berangkat dari hal - hal yang telah dipelajari serta
pengalaman yang telah dimiliki oleh warga belajar.Hal ini berkaitan
dengan belajar di dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta di dalam
cara-cara belajar di dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang telah
dimiliki warga belajar.
3. Ciri-ciri proses kegiatan belajar partisipatif
Proses kegiatan belajar partisipatif menurut Sudjana (1993: 136) ditandai
dengan interaksi antara sumberbelajar antara warga belajar dengan ciri - ciri
sebagai berikut:
a. Sumber belajar menetapkan diri pada kedudukan yang tidak
b. Serba mengetahui terhadap semua bahan belajar ia memandang warga
belajar sebagai sumber yangmempunyai nilai dan bermanfaat dalam
kegiatan belajar.
c. Sumber belajar memainkan peran untuk membantu warga belajar dalam
melakukan kegiatan belajar. Kegiatanitu berdasarkan kebutuhan belajar
yang dirasakan perlu, penting, dan mendesak oleh warga belajar.
d. Sumber belajar sekaligus menempatkan dirinya sebagai warga belajar,
selama kegiatan belajar. Ia memberikandorongan dan bimbingan terhadap
warga belajar untuk selalu memikirkan, mempelajari, melakukan
danmenilai kegiatan belajarnya.
e. Sumber belajar bersama warga belajar melakukan kegiatan saling bertukar
fikiran mengenai isi, proses danhasil kegiatan belajar, serta cara-cara dan
langkah-langkah pengembangan pengalaman belajar untuk
masaberikutnya. Sumber belajar memberikan pokok-pokok informasi dan
dorongan warga belajar untukmengemukakan dan mengembangkan
pendapat dan gagasannya secara efektif.
f. Sumber belajar berperan untuk membantu warga belajar dengan bertukar
fikiran mengenai isi proses danhasil kegiatan belajar, serta cara-cara dan
langkah-langkah pengembangan pengalaman belajar untuk masaberikutnya
sumber belajar memberikan pokok-pokok informasi dan dorongan warga
belajar untukmengemukakan dan mengembangkan pendapat dan
gagasannya secara kreatif.
g. Sumber belajar berperan untuk membantu warga belajar dalam
menciptakan situasi yang kondisif untukbelajar, mengembangkan semangat
belajar bersama, dan saling tukar fikiran dan pengalaman secara
terbukasehingga warga belajar melibatkan diri secara aktif dan
betanggungjawab dalam proses kegiatan belajar.
h. Sumber belajar mengembangkan kegiatan belajar berkelompok dan
memperhatikan minat perorangan sertamembantu warga belajar untuk
mengoptimalkan respon terhadap stimulus yang dihadapi dalam
kegiatanbelajar.
i. Sumber belajar mendorong warga belajar untuk meningkatkan semangat
berpartisipasi yaitu senantiasaberkeinginan untuk saling berhasil, semangat
berkompetisi, tidak melarikan diri dari tantangan dan berorientasipada
masa depan.
j. Sumber belajar mendorong dan membantu warga belajar untuk
mengembangkan kemampuan pemecahanmasalah yang diangkat dari
kehidupan warga belajar sehingga mereka mampu berfikir dan bertindak
didalam dunia kehidupannya.
4. Penggunaan Teknik Pembelajaran Partisipatif.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan teknik pembelajaran
partisipatif yaitu:
a. Faktor manusiaperlu diperhatikan dalam penggunaan teknik pembelajaran
partisipatif adalah wargabelajar, tenaga lain yang terkait dengan
masyarakat. Warga belajar, tenaga lain yang terkait denganmasyarakat.
Warga belajar memiliki karakteristik tersendiri yang perlu dipahami oleh
sumber belajar Kemp(1985) mengemukakan bahwa warga belajar memiliki
karakteristik pribadi dan sosial, pekerjaan motivasibelajar dan kebiasaan
belajar, hal tersebut akan membantu penyelenggara program atau sumber
belajardalam menentukan teknik pembelajaran yang cocok.
Sudjana (1993:31) mengemukakan bahwa teknik pembelajaran partisipatif
pada umumnya menuntutwarga belajar untuk ikut serta secara aktif dalam
kegiatan belajar membelajarkan dengan berfikir danberbuat secara bebas,
terbuka dan bertanggungjawab untuk mempelajari hal-hal yang memaksa
dalammemenuhi kebutuhan belajar dan kepentingan manusia.
b. Faktor lain akan mempengaruhi penentuan dan penggunaan teknik
pembelajaran adalah tujuan belajar,apabila dikaitkan dengan belajar
sebagai proses dan sebagai hasil tujuan belajar erat hubungannya
denganpenggunaan tipe-tipe kegiatan belajar. Sebagaimana dikemukakan
dalam buku strategi pembelajaranpartisipatif dalam pendidikan luar
sekolah, tipe-tipe kegiatan belajar itu terdiri antara lain atas tipe
kegiatanbelajar sikap, dan tipe kegiatan belajar pemecahan masalah.
Teknik-teknik pembelajaran yang digunakan dalam mencapai tujuan setiap
tipe kegiatan belajar ituakan berbeda-beda. Teknik pembelajaran menurut
Sudjana (1993:32) Untuk belajar untuk mencapai tujuandalam tipe kegiatan
belajar keterampilan, atau dalam teknik pembelajaran yang digunakan
dalam mencapaitujuan setiap tipe kegiatan belajar akan berbeda-beda.
Teknik pembelajaran untuk mencapai tujuan dalamtipe sikap akan berbeda
dengan teknik belajar keterampilan atau pengetahuan. Knowles (1977)
membuatklasifikasi teknik pembelajaran yang dipandang cocok digunakan
dalam mencapai tujuan-tujuan belajarberdasarkan tipe kegiatan belajar
berdasarkan tipe kegiatan belajar yang mencakup kegiatan belajar
sikap,pengetahuan, keterampilan. Secara ringkas dapat dikemukakan
bahwa pengguna teknik pembelajaran perlumempertimbangkan tujuan -
tujuan kegiatan belajar yang akan dicapai.
c. Faktor bahan belajar menurut Ivan (1972:115) mengemukakan bahwa
bahan belajar akan mempengaruhi pertimbangan sumber belajaratau
penyelenggara pendidikan luar sekolah dalam memilih dan menetapkan
teknik pembelajaran yangakan digunakan/teknik pembelajar yang
digunakan untuk mempelajari bahan belajar yang khusus atau terbatasakan
berbeda dengan teknik pembelajaran yang digunakan untuk mempelajari
bahan belajar yang bersifatumum.
d. Faktor waktu dan fasilitas belajar, waktu berkaitan dengan lamanya
kegiatan pembelajaran dan kapan kegiatan itu dilangsungkan.Dalamwaktu
singkat tidak mungkin dapat digunakan teknik pembelajaran yang
membutuhkan waktu relatif lama.Contoh apabila kegiatan pembelajaran
dirancang 15 menuntut maka hampir tidak praktis untuk
menggunakanteknik studi kasus atau stimulasi.Fasilitas seperti keadaan
ruangan tempat duduk, penerangan dapat mempengaruhi penggunaan
teknikpembelajaran, keadaan ruang yang sempit dan ventilasinya yang
kurang memenuhi persyaratan tempatbelajar, akan menggangu kegiatan
belajar.
e. Faktor sarana belajaryang tersedia akan mempengaruhi penggunaan teknik
pembelajaran, kemudian untukmendapatkan sarana belajar perlu
diperhatikan dalam penentuan teknik pembelajaran. Sarana
pembelajaranitu dapat berupa alat-alat bantu yang dapat membantu
kelancaran proses pembelajaran alat itu adalahfilm, rekaman kaset video,
pesawat radio, TV, papan tulis, mesin stensil, foto copy,computer dan lain-
lain.Tersedianya jenis dan bentuk sarana belajar perlu dipertimbangkan
dalam penggunaan teknik-teknikpembelajaran dalam kerajinan maka teknik
penugasan hendaknya berkaitan dengan penggunaan saranabelajar tesebut.
f. Faktor tahapan kegiatan pembelajaran. Menurut Sudjana (1993; ‘156)
kegiatan pembelajaran mencakup 6 tahapan kegiatan yang berurutanwarga
belajar yang bergabung dalam kelompok mengikuti keenam tahapan
pembelajaran yang mencakuppembinaan keakraban, identifikasi
kebutuhan, dan sumber serta kemungkinan hambatan, perumusan
tujuanbelajar, penyusunan program kegiatan belajar dan penilaian tahapan
proses dan hasil serta dampak kegiatanbelajar.
Tiap – tiap kegiatan pembelajaran akan diuraikan dibawah ini:
1) Tahap pembinaan keakraban
Tahapan ini berarti dan saling tujuan mengkondisikan para warga
belajar agar mereka siap melakukan, kegiatan belajar partisipatif. Para
warga belajar perlu saling mengenai terlebih dahulu antara yang
satudengan yang lain saling mengenal terlebih dahulu antara yang satu
dengan yang lain saling mengenal inimerupakan persyaratan keakraban
antar warga belajar dengan sumber belajar. Hal ini penting
untukmengembangkan sikap terbuka dalam kegiatan belajar.Saling
mempercayai dan saling menghargai diantarawarga belajar.Suasana
inilah yang dapat mendorong warga belajar untuk melakukan saling
belajar.Suasana keakraban ini penting ditumbuhkan oleh sumber belajar
sebelum kegiatan belajar – membelajarkandimulai. Hal ini didasarkan
atas asumsi bahwa warga belajar tidak dapat berpartisipasi secara
optimaldalam kegiatan belajar apabila ia tidak mengenal warga belajar
secara akrab.
2) Tahapan identifikasi kebutuhan sumber dan kemungkinan hambatan
group process, lembaran isiankebutuhan kartu SKMB dan wawancara.
3) Tahap perumusan tujuan belajar, Kegiatan belajar pada tahap ini
ditandai oleh keikutsertaan warga belajar dalam menentukan
danmerumuskan tujuan belajar yang ingin mereka capai melalui
kegiatan belajar, tujuan belajar berfungsisebagai pengaruh kegiatan
belajar dan mengukur efektifitas pencapaian hasil kegiatan
belajar.Dengandemikian warga belajar dapat mengetahui dan merasakan
tingkat perubahan tingkah laku sebagaimanadirumuskan dalam tujuan
belajar.Teknik pembelajaran yang dapat dilakukan dalam tahap ini
adalah diskusi kelompok, nominal groupprosess, serta pendapat analisis
tugas dan pilihan cepat. Penyusunan program kegiatan ini dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pembelajaranantara lain,
diskusi kelompok, analisis tugas, model tingkah laku dan simulasi.
4) Tahap kegiatan belajar, tahap pelaksanaan kegiatan belajar ini ditandai
oleh keikutsertaan warga belajar dalam pengelolaankegiatan belajar
membelajarkan. Keikutsertaan warga belajar berkaitan dengan tugas dan
tanggungjawabmereka dalam penyelenggaraan program kegiatan belajar
membelajarkan, proses ini mencakup kegiatanmenyiapkan fasilitas dan
alat bantu pembelajaran menerima infomasi tentang materi/bahan
belajar danprosedur pembelajaran, dan melakukan saling tukar
pengalaman di dalam membahas materi danmemecahkan masalah yang
dihadapi.Teknik pembelajaran yang dapat digunakan antara lain
jawaban terinci lingkaran dalam lingkaran,analisis masalah, kritis situasi
hipotesis, studi kasus, kunjungan studi, stimulus, bermain peran dll.
5) Tahap penilaian proses hasil dan pengaruh kegiatan, kegiatan pada tahap
ini ditandai oleh keterlibatan warga belajar penilaian adalah
upayamengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data atau informasi
mengenai program kegiatan yang dinilaidalam proses, hasil dan
pengaruh kegiatan belajar, membelajarkan. Penilaian terhadap proses
untukmengetahui tingkat kesesuaian kegitan belajar membelajarkan
dengan rencana yang disusun sebelumnya.
Penilaian terhadap hasil kegiatan belajar membelajarkan bertujuan untuk
mengetahui tingkatpencapaian tujuan belajar yang telah ditetapkan
penilaian ini mencakup perubahan tingkah laku sepertipengetahuan,
keterampilan dan sikap yang telah diperoleh melalui kegiatan belajar
membelajarkan.Sedangkan penilaian terhadap pengaruh adalah untuk
mengetahui sejauhmana hasil belajar mempunyaiberkaitan dengan
peningkatan taraf hidup belajar.Dampak ini berkaitan dengan
peningkatan taraf hidupwarga belajar seperti dalam lingkungan kerja,
upaya membelajarkan orang lain, dan partisipasinya dalampembangunan
masyarakat lingkungannya.
Sudjana mengemukakan (1993:123) teknik- teknik pembelajaran dapat
digunakan antara lain jawabanterinci, angket, wawancara, lembar
pendapat, cawan ikan dan diskusi.Penggunaan teknik–teknik
pembelajaran pada setiap tahap pembelajaran tidak berarti bahwa
teknikitu hanya dapat berlaku khusus untuk tahap pembelajaran tertentu
melainkan mungkin pula dapat digunakanada tahap pembelajaran
lainnya.Dengan demikian sumber dapat menggunakan teknik-teknik
yang tepatdengan tahap pembelajaran tertentu seolah-olah
mempertimbangkan faktor yang makin mempengaruhipenggunaan.
B. Perawatan Payudara pada Ibu Nifas
1. Pengertian
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada payudara
upaya payudara tetap sehat dan tidak tejadi infeksi (Saryono, 2009).Perawatan
payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa
nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan pengeluaran ASI (Saleha,
2009).
Perawatan payudara adalah perawatan payudara setelah ibu melahirkan
dan menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan untuk merawat
payudara agar air susu keluar dengan lancar (Suririnah, 2008). Perawatan
payudara (Breast Care) adalah suatu cara merawat payudara yang dilakukan
pada saat kehamilan atau masa nifas untuk produksi ASI, selain itu untuk
kebersihan payudara dan bentuk putting susu yang masuk ke dalam atau datar.
Puting susu demikian sebenarnya bukanlah halangan bagi ibu untuk menyusui
dengan baik dengan mengetahui sejak awal, ibu mempunyai waktu untuk
mengusahakan agar puting susu lebih mudah sewaktu menyusui. Disamping
itu juga sangat penting memperhatikan kebersihan personal hygiene (Rustam,
2009).
2. Tujuan Perawatan Payudara
a. Memelihara hygene payudara
b. Melenturkan dan menguatkan puting susu
c. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan
bayi
d. Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir bentuk
payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik.
e. Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet
sewaktu dihisap oleh bayi.
f. Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat dikeluarkan
sehingga siap untuk disusukan kepada bayinya (Depkes RI, 2005).
3. Waktu Pelaksanaan
a. Pertama kali dilakukan pada hari kedua setelah melahirkan
b. Dilakukan minimal 2x dalam sehari (Suparyanto, 2011).
4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Melakukan Perawatan Payudara
a. Potong kuku tangan sependek mungkin,serta kikir agar halus dan tidak
melukai payudara.
b. Cuci bersih tangan dan terutama jari tangan.
c. Lakukan pada suasana santai,misalnya pada waktu mandi sore atau
sebelum berangkat tidur (Suparyanto, 2011).
5. Persyaratan Perawatan Payudara
a. Pengurutan harus dikerjakan secara sistematis dan teratur minimal dua
kali dalam sehari.
b. Memperhatikan makanan dengan menu seimbang
c. Memperhatikan kebersihan sehari-hari
d. Memakai BH yang bersih dan bentuknya yang menyokong payudara
e. Menghindari rokok dan minuman beralkohol
f. Istirahat yang cukup dan pikiran yang tenang (Suririnah, 2008)
6. Alat yang Digunakan
a. Minyak kelapa atau baby oil
b. Handuk kering
c. Waslap
d. Baskom
e. Air hangat dan dingin
f. Kapas
g. Sampiran
7. Manfaat Perawatan Payudara
a. Memelihara kebersihan payudara sehingga bayi mudah menyusu pada
ibunya
b. Melenturkan dan menguatkan putting susu sehingga bayi mudah menyusu
c. Mengurangi risiko luka saat bayi menyusu
d. Merangsang kelenjar air susu sehingga produksi ASI menjadi lancar
e. Untuk persiapan psikis ibu menyusui dan menjaga bentuk payudara
f. Mencegah penyumbatan pada payudara
8. Cara Melakukan Perawatan Payudara Agar Berhasil
Ada beberapa tips perawatan payudara antara lain:
a. Pengurutan harus dilakukan secara sistematis dan teratur minimal 2 kali
b. Merawat Puting Susu dengan menggunakan kapas yang sudah diberi
baby oil lalu di tempelkan selama 5 menit
c. Memperhatikan kebersihan sehari-hari.
d. Memakai BH yang bersih dan menyokong payudara .
e. Jangan mengoleskan krim, minyak, alcohol, atau sabun pada puting susu
(Mustika, 2011).
9. Teknik Dan Cara Perawatan Payudara
a. Teknik Pengurutan Payudara
Teknik Dan Cara pengurutan payudara di Paparkan Oleh Siti, 2012 antara
lain :
1) Massase
Pijat sel-sel pembuat ASI dan saluran ASI tekan 2-4 jari ke dinding
dada, buat gerakan melingkar pada satu titik di area payudara Setelah
beberapa detik pindah ke area lain dari payudara, dapat mengikuti
gerakan spiral. mengelilingi payudara ke arah putting susu atau
gerakan lurus dari pangkal payudara ke arah puting susu.
2) Stroke
a) Mengurut dari pangkal payudara sampai ke puting susu dengan
jari-jariatau telapak tangan.
b) Lanjutkan mengurut dari dinding dada kearah payudara
diseluruhbagian payudara.
c) Ini akan membuat ibu lebih rileks dan merangsang pengaliran
ASI(hormon oksitosin).
3) Shake (goyang)
Dengan posisi condong kedepan, goyangkan payudara dengan
lembut,biarkan gaya tarik bumi meningkatkan stimulasi pengaliran.
b. Langkah-langkah pearawat payudara
1) Siapkan alat dan bahan
2) Cuci tangan
3) Basahi kapas dengan minyak/baby oil, dan kompres putting susu
dengan kapas minyak tersebut selama 3-5 menit.
4) Setelah 3-5 menit, bersihkan putting susu dengan gerakan memutar,
hingga bersih.
5) Ketuk-ketuk payudara denga jari-jari tangan dengan gerakkan
memutar
6) Pengurutan I
a) Licinkan telapak tangan dengan sedikit minyak/baby oil.
b) Kedua tangan diletakkan diantara kedua payudara ke arah
atas,samping, bawah, dan melintang sehingga tangan
menyanggapayudara, lakukan 30 kali selama 5 menit.
7) Pengurutan II
a) Licinkan telapak tangan dengan minyak/baby oil.
b) Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari
tangankanan saling dirapatkan Sisi kelingking tangan kanan
memegangpayudara kiri dari pangkal payudara kearah puting,
demikian pulapayudara kanan lakukan 30 kali selama 5 menit
(Manuaba, 2010).
8) Pengurutan III
a) Licinkan telapak tangan dengan minyak
b) Telapak tangan kiri menopang payudara kiri.Jari-jari tangan
kanandikepalkan, kemudian tulang kepalantangan kanan
mengurutpayudara dari pangkal ke arah puting susulakukan 30 kali
selama 5menit.
9) Pengompresan
Alat-alat yang disiapkan:
a) 2 buah kom sedang yang masing-masing diisi dengan air hangat dan
Airdingin.
b) 2 buah waslap.
Caranya:Kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama 2
menit,kemudian ganti dengan kompres dingin selama 1 menit.
Kompres bergantian selama 3 kali berturut-turut dengan kompres
air hangat.
c) Menganjurkan ibu untuk memakai BH khusus untuk menyusui.
10) Rapikan alat
11) Cuci tangan
c. Perawatan Payudara pada Masa Nifas
1) Menggunakan BH yang menyokong payudara
2) Apabila puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluarpada
sekitar puting susu setiap kaliselesai menyusui, menyusui tetap
dilakukan dimulai dari puting susuyang tidak lecet.
3) Apabila lecet sangat berat dapat di istirahatkan selama 24 jam
ASIdikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
4) Untuk menghilangkan rasa nyeri ibu dapat minum parasetamol 1tablet
setiap 4-6 jam.
5) Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan :
pengompresan payudara menggunakan kain basah dan hangat selama
5menit, urut payudara dari arah pangkal menuju puting susu,
keluarkanASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting
susu menjadilunak, susukan bayi setiap 2-3 jam, apabila tidak dapat
menghisap ASI sisanya dikeluarkan dengan tangan letakkan kain dingin
pada payudara setelah menyusui.
d. Akibat Jika Tidak Dilakukan Perawatan PayudaraBerbagai dampak negatif
dapat timbul jika tidak dilakukanperawatan payudara sedini mungkin.
Dampak tersebut meliputi :
1) Puting susu kedalam
2) ASI lama keluar
3) Produksi ASI terbatas
4) Pembengkakan pada payudara
5) Payudara meradang
6) Payudara kotor
7) Ibu belum siap menyusui
8) Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet (Prawirohardjo,
2011).
e. Penatalaksanaan Perawatan Payudara
Penatalaksanaan Perawatan Payudara Menurut Rustam (2009), antara lain :
1) Cara Mengatasi Bila Puting Tenggelam
Lakukan gerakan menggunakan kedua ibu jari dengan menekan kedua
sisi puting dan setelah puting tampak menonjol keluar lakukan tarikan
pada puting menggunakan ibu jari dan telunjuk lalulanjutkan dengan
gerakan memutar puting ke satu arah.Ulangi sampai beberapa kali dan
dilakukan secara rutin.
2) Jika Asi Belum Keluar
Walaupun asi belum keluar ibu harus tetap menyusui. Mulailah segera
menyusui sejak bayi barulahir, yakni dengan inisiasi menyusui dini,
Dengan teratur menyusui bayi maka hisapan bayipada saat menyusu ke
ibu akan merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin yang
akan membantu kelancaran ASI. Jadi biarkan bayi terus menghisap
maka akan keluar ASI. Jangan berpikir sebaliknya yakni menunggu
ASI keluar baru menyusui.
3) Penanganan puting susu lecet
Bagi ibu yang mengalami lecet pada puting susu, ibu bisa
mengistirahatkan 24 jam pada payudara yang lecet dan memerah ASI
secara manual dan ditampung pada botol steril lalu di suapkan
menggunakan sendok kecil .Olesi dengan krim untuk payudara yang
lecet.Bila ada madu, cukup di olesi madu pada puting yang lecet.
4) Penanganan Pada Payudara Yang Terasa Keras Sekali Dan Nyeri, Asi
Menetes Pelan Dan Badan Terasa Demam.
Pada hari ke empat masa nifas kadang payudara terasa penuh dan
keras, juga sedikit nyeri.Justru ini pertanda baik. Berarti kelenjar air
susu ibu mulai berproduksi. Tak jarang diikuti pembesaran kelenjar di
ketiak, jangan cemas ini bukan penyakit dan masih dalam batas wajar.
Dengan adanya reaksi alamiah tubuh seorang ibu dalam masa
menyusui untuk meningkatkan produksi ASI,maka tubuh memerlukan
cairan lebihbanyak. Inilah pentingnya minum air putih 8 sampai
dengan 10 gelas sehari.
BAB III
PENERAPAN

A. Aplikasi Model Pembelajaran Partisipasi Pada Perawatan Payudara Ibu


Nifas
Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai gambaran secara
menyeluruh tentang penyajian materi pembelajaran yang terdiri dari
pendekatanstrategi, metode dan teknik pembelajaran yang akan dilakukan oleh
seorang guru yang disajikan secara khas. Model pembelajaran juga
menggambarkan pola yang akan dilakukan oleh pendidik dalam merancang
pembelajaran yang terkait dengan pengaturan yang akan dilaksanakan terhadap
tujuan pembelajaran, proses penyampaian materi pembelajaran, serta evaluasi
pembelajaran yang akan dilakukan sehingga menurut pandangan perancang
model tersebut tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal.
Proses pembelajaran partisipatif adalah ingin menempatkan peserta didik
sebagai pemain utama dalam setiap prosespembelajaran. Artinya, peserta didik
diberi kesempatan yang luas untuk mencari informasi sendiri, menemukan fakta
atau data sendiri serta memecahkan persoalan yang menjadi kajian dalam suatu
topik.
Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitr 60% kematian ibu
terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas
terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh
adanya komplikasi masa nifas. Masa ini merupakan masa yang cukup penting
bagi tenaga kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan
yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah,
bahkan dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas, seperti sepsis
puerperalis.Perawatan payudara yang kurang atau sama sekali tidak dilakukan
maka akan mengakibatkan terjadi sumbatan sehingga terjadi bendungan ASI.
Selain itu, penggunaan bra yang ketat serta keadaan putting susu yang tidak
bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus (Vivian dan Tri, 2011;40).
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan
payudara semasa hamil.Perawatan payudara pada masa nifas merupakan
perawatan yang dilakukan untuk mempersiapkan payudara agar dalam kondisi
baik saat menyusui bayinya, meliputi perawatan kebersihan payudara baik
sebelum maupun sesudah menyusui. Perawatan puting susu yang lecet dan
merawat puting susu agar tetap lemas, tidak keras dan tidak kering. Merawat
payudara baik selama kehamilan maupun setelah bersalin. Selain akan menjaga
bentuk payudara juga akan memperlancar keluarnya ASI (Suririnah, 2008).

B. Skenario Perawatan Payudara


Pada Suatu hari tepatnya di Universitas Ngudi Waluyo terdapat dosen yang
profesional, Dosen tersebut bernama Ibu Tabita Jaya STr.Keb,. M.Keb. dan Ibu
Sri Fatmawati Handayani STr.Keb,. M.Keb. Ibu Jaya dan Ibu Sri adalah seorang
penyayang, penyabar dalam menghadapi mahasiswanya. Ibu jaya sedang
mengajar di kelas D dengan mata kuliah Askeb Nifas perawatan payudara.Ibu
Jaya memberikan teori tentang perawatan payudara. Ibu Sri memberikan praktek
kepada mahasiswa tentang perawatan payudara.
Setelah Ibu Jaya dan Ibu Sri memberikan teori dan mempraktekkan
perawatan payudara ibu Jaya meminta tolong kepada mahasiswanya untuk maju
ke depan kelas untuk mempraktekkan perawatan payudara. Iva sebagai pasien,
Ami sebagai Bidan, Ulya dan Yeni menilai dan mengevaluasi bagaimana cara
mempraktekkannya, yang dipraktekkan oleh Ami dan Iva.
Ami : Assalammualaikum, selamat siang ibu, apakah benar ini dengan ibu
Iva?
(Menyapa ibu, berjabatan tangan, menyentuh pasien, senyum)
Iva : Waalaikumsalam, Iya, benar ibu.
Ami : Saya bidan Ami, saya yang bertugas pada siang hari ini, kebetulan
saya mendapatkan tugas untuk mengajari ibu dalam merawat
payudara ibu, supaya ASI ibu keluar dengan lancar, payudara ibu
tidak bengkak, bagaimana ibu, apakah ibu bersedia?
Iva : iya bu, saya bersedia bu.
Ami : Kalau begitu saya persiapkan peralatannya terlebih dahulu ya bu dan
saya menutup pintu terdahulu supaya privasi ibu tetap terjaga
(Menyiapkan peralatan secara ercogonomis/berurutan).Menjaga
privasi pasien.
Ami : Ibu ini saya ingin mengajari ibu dan melakukan perawatan payudara
pada ibu,
Cara Melakukan Perawatan Payudara
a) Mencuci tangan
b) Basahi kapas dengan dengan minyak/baby oil , dan kompres
puting susu dengan kapas minyak tersebut selama 3-5 menit
c) Setelah 3-5 menit, bersihkan puting susu dengan gerakan
memutar, bersihkan sampai bersih
d) Ketuk-ketuk payudara dengan jari-jari tangan dengan gerakanmemutar
Gerakan I :
Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak, kedua
tangan diletakkan diantara kedua payudara kearah atas,
samping, bawah, dan lepaskan kearah depan (Lakukan
gerakan 30 kali).
Gerakan II :
Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak, telapak
kiri menopang payudara kiri, dan jari-jari tangan saling
dirapatkan, sisi kelingking kanan mengurut payudara kiri
dang pangkal payudara kearah puting, demikian pula pada
payudara sebelah kanan (lakukan 30 kali).
Gerakan III :
Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak, telapak
tangan kiri menopang payudara kiri, jari-jari tangan
dikepalkan, tulang-tulang kepalan tangan kanan mengurut
payudara dari pangkal kearah puting (lakukan 30 kali).
Ami : Ibu ini saya udah selesai dalam mengajari ibu dan melakukan perawatan
payudara ibu. Perawatan payudara bisa dilakukan dirumah pada waktu
pagi, siang hari.
Bagaimana ibu apakah ibu sudah paham, jelas dengan perawatan
payudara ini?
Iva:Iya ibu sudah jelas, terima kasih ibu saya sudah di ajarkan mengenai
perawatan payudara.
Ami :Iya ibu, sama-sama, kalau begitu saya ingin mengevaluasi atau bertanya
sedikit dengan ibu, tadi gerakan perawatan payudara yang ketiga itu
bagaimana ya ibu?
Iva : menjawab, “Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak, telapak tangan
kiri menopang payudara kiri, jari-jari tangan dikepalkan, tulang-tulang
kepalan tangan kanan mengurut payudara dari pangkal kearah puting
(lakukan 30 kali).
Ami : Iya benar sekali ibu, ibu sudah paham ya, kalau begitu saya pamit kembali
keruang keperawatan, nanti kalau ibu membutuhkan bantuan, keluarga
ibu bisa ke ruang keperawatan atau ibu bisa pencet tombol yang
disebelah kanan ibu, selamat sore ibu. Assalammualaikum
Iva :Waalaikumsalam.
Setelah itu, Ibu Sri menyuruh Yeni dan Ulya untuk mengevaluasi

Ulya :Bidan Ami, sudah bagus dalam melakukan pendidikan kesehatan


perawatan payudara pada ny. Iva, hanya saja bidan ami pada saat selesai
dalam memberikan perawatan payudara bidan ami tidak melakukan
pendokumentasian.Saya menilai dengan nilai 85.
Yeni :Bidan Ami sudah baik dalam melakukan pendidikan kesehatan perawatan
payudara pada Ny.Iva, kenapa sebeluma melakukan perawatan payudara
tidak jelaskan macam-macam peralatan untuk perawatan payudara. Saya
menilai dengan nilai 80.

Ibu Sri mengevaluasi dalam pembelajaran siang hari ini, bahwa perkuliahan
hari ini, mahasiswa aktif,semangat dalam melakukan mata kuliah akeb nifas.

BAB IV
PEMBAHASAN
Kegiatan belajar partisipatif terjadi akibat dari kegiatan pembelajaran partisipatif.
Dengan kegiatanpartisipatif dapat diartikan sebagai upaya sumber belajar untuk
mengikut sertakan warga belajar dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian
kegiatan belajar partisipatif mengandung arti ikut sertanya warga belajar ke dalam
program pembelajaran partisipatif keikutsertaan warga belajar menurut Sudjana
(1993:137) diwujudkan dalam tiga tahapan yaitu perencanaan program (program
planing) pelaksanaan (program implementation) dan penelitian (program evaluation)
kegiatan pembelajaran.
Partisipatif pada tahap perencanaan meliputi kegiatan mengidentifikasi
kebutuhan belajar, permasalahan dan prioritas permasalahan, sumber-sumber yang
tersedia dan kemungkinan hambatan yang akan ditemui. Setelah itu ditentukan urutan
prioritas kebutuhan dan tujuan kegiatan belajar yang akan dicapai.
Untuk mencapai belajar kemudian ditetapkan program kegiatan belajar. Program
kegiatan ini mencakup bahan belajar, metode dan teknik pembelajaran, evaluasi dan
alat-alat dan fasilitas, waktu yang digunakan danlain sebagainya. Singkatnya warga
belajar dalam perencanaan itu dalam upaya menyusun program kegiatan belajar
berdasarkan kebutuhan belajar. Sumber-sumber yang tersedia, dan kemungkinan
hambatan yang akan ditemukan dalam pelaksanaan program kegiatan belajar.
Kegiatan pertisipatif tahap pelaksanaan progam meliputi kegiatan-kegiatan untuk
menciptakan situasikegiatan belajar. Dalam hubungan ini kedisiplinan warga belajar
dalam kehadiran dan kegiatan sangat penting. Pembinaan hubungan antar warga
belajar dengan sumber belajar perlu dibina sehingga tercipta hubungan yang terbuka,
akrab dan terarah dalam melaksanakan kegiatan belajar. Membelajarkan antara warga
belajar dan sumber belajar dilakukan melalui hubungan horizontal. Hubungan ini
menggambarkan corak terjadinya komunikasi yang sejajar baik antara warga belajar
dengan sumber belajar maupun antar warga belajar. Peranan sumber belajar ialah
membantu warga belajar dalam melakukan kegiatan belajar yang dapat
mengembangkan interaksi yang efektif dapat ditumbuhkan apabila warga belajar
dalam pelaksanaan program kegiatan belajar.
Partisipatif dalam tahap evaluasi program kegiatan belajar adalah amat penting
evaluasi itu dilakukan untuk menghimpun, mengolah dan menyajikan data atau
informasi yang dapat digunakan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan.
Evaluasi ini dilakukan kepentingan perencana, pelaksanaan dan pengembangan serta
untuk mengetahui hasil evaluasi melalui partisipatif warga belajar diarahkan untuk
menyajikan informasi yang obyektif untuk kepentingan perencanaan pelaksanaan,
hasil dan pengaruh program kegiatan belajar. Partisipatif evaluasi inipun bermanfaat
bagi warga belajar untuk mengetahui sejauhmana perubahan yang telah dialami dan
dicapai oleh mereka melalui kegiatan belajar partisipatif.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan dan Saran


Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
pendidik.Proses pembelajaran partisipatif adalah ingin menempatkan peserta
didik sebagai pemain utama dalam setiap prosespembelajaran. Artinya,
peserta didik diberi kesempatan yang luas untuk mencari informasi sendiri,
menemukan fakta atau data sendiri serta memecahkan persoalan yang menjadi
kajian dalam suatu topik.
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara
terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan
pengeluaran ASI. Diharapkan dengan model pembelajaran partisipatif terkait
dengan mata kuliah asuhan kebidanan nifas tentang Perawatan Payudara
mahasiswa lebih aktif dan kreatif. Dengan adanya pembelajaran partisipatif
siswa diharapkan dapat berlatih mandiri, berani mengungkap pendapat dan
belajar mengembangkan logika berfikir dan penalarannya.

Anda mungkin juga menyukai