PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
pendidik.Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai
dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas, model pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai gambaran secara menyeluruh tentang penyajian materi pembelajaran
yang terdiri dari pendekatan.strategi, metode dan teknik pembelajaran yang akan
dilakukan oleh seorang guru yang disajikan secara khas. Model pembelajaran
juga menggambarkan pola yang akan dilakukan oleh pendidik dalam merancang
pembelajaran yang terkait dengan pengaturan yang akan dilaksanakan terhadap
tujuan pembelajaran, proses penyampaian materi pembelajaran, serta evaluasi
pembelajaran yang akan dilakukan sehingga menurut pandangan perancang
model tersebut tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal.
Proses pembelajaran partisipatif adalah ingin menempatkan peserta didik
sebagai pemain utama dalam setiap proses pembelajaran. Artinya, peserta didik
diberi kesempatan yang luas untuk mencari informasi sendiri, menemukan fakta
atau data sendiri serta memecahkan persoalan yang menjadi kajian dalam suatu
topik. Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitr 60% kematian ibu
terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi
pada 24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya
komplikasi masa nifas.
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk
selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat
menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada
komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Perawatan payudara yang
kurang atau sama sekali tidak dilakukan maka akan mengakibatkan terjadi
sumbatan sehingga terjadi bendungan ASI. Selain itu, penggunaan bra yang ketat
serta keadaan putting susu yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada
duktus (Vivian dan Tri, 2011).
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan
payudara semasa hamil. Perawatan payudara pada masa nifas merupakan
perawatan yang dilakukan untuk mempersiapkan payudara agar dalam kondisi
baik saat menyusui bayinya, meliputi perawatan kebersihan payudara baik
sebelum maupun sesudah menyusui. Perawatan puting susu yang lecet dan
merawat puting susu agar tetap lemas, tidak keras dan tidak kering. Merawat
payudara baik selama kehamilan maupun setelah bersalin. Selain akan menjaga
bentuk payudara juga akan memperlancar keluarnya ASI (Suririnah, 2008).
Perawatan payudara setelah melahirkan bertujuan agar payudara senantiasa
bersih dan mudah di hisap oleh bayi. Banyak ibu yang mengeluh bayinya tidak
mau menyusu, bisa jadi ini di sebabkan oleh faktor teknis seperti puting susu
yang masuk atau posisi yang salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu
juga di pengaruhi oleh asupan nutrisi dan kondisi psikologis ibu (Saryono, 2009).
Pada tahun 2005 Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa
jumlah kasus infeksi payudara yang terjadi pada wanita seperti kanker, tumor,
mastitis, penyakit fibrocusticterus meningkat, dimana penderita kanker payudara
mencapai hingga lebih 1,2 juta orang yang terdiagnosis, dan 12% diantaranya
merupakan infeksi payudara berupa mastitis pada wanita pasca post partum. Data
ini kemudian didukung oleh The American Cancer Society yang memperkirakan
211.240 wanita di Amerika Serikat akan didiagnosis menderita kanker payudara
invasive (stadium I-IV) tahun ini dan 40.140 orang akan meninggal karena
penyakit ini. Sebanyak 3% kasus kematian wanita di Amerika disebabkan oleh
kanker payudara.Sedangkan di Indonesia hanya 0,001/100.000 angka kesakitan
akibat infeksi berupa mastitis (Depkes RI, 2008).
Sedangkan berdasarkan laporan dari Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI, 2007) diusia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di Dunia
(38%) didapati tidak menyusui bayinya karena terjadi pembengkakan payudara,
dan di Indonesia angka cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3% ibu yang
memberikan ASI eksklusif pada anak mereka. SDKI tahun 2008-2009
menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui mengalami payudara bengkak, mastitis
dan puting susu lecet, kemungkinan hal tersebut di sebabkan kurangnya
perawatan payudara selama kehamilan, tidak melakukan perawatan payudara dan
perawatan payudara yang tidak benar.
Perawatan payudara sangat penting dilakukan tidak hanya saat hamil tetapi
yang paling penting setelah melahirkan, dalam upaya meningkatkan produksi
ASI, dan mencegah terjadinya bendungan ASI pada payudara apabila tidak
diatasi akan terjadi mastitis pada payudara. Perlu adanya informasi tentang
perawatan payudara, bendungan ASI pada ibu nifas baik dari petugas kesehatan,
kader terlatih yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu
dan bayi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas terkait dengan pemenuhan tugas dalam
mata kuliah Pembelajaran Klinik penulis merumuskan masalah “Bagaimana
Model Pembelajaran Partisipasi dengan Perawatan payudara pada ibu nifas” ?
C. Tujuan
Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan partisipasi diharapkan
peserta didik dapat mengetahui, memahami materi tentang Perawatan Payudara
pada Ibu Nifas serta mampu mempraktikkan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Ibu Sri mengevaluasi dalam pembelajaran siang hari ini, bahwa perkuliahan
hari ini, mahasiswa aktif,semangat dalam melakukan mata kuliah akeb nifas.
BAB IV
PEMBAHASAN
Kegiatan belajar partisipatif terjadi akibat dari kegiatan pembelajaran partisipatif.
Dengan kegiatanpartisipatif dapat diartikan sebagai upaya sumber belajar untuk
mengikut sertakan warga belajar dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian
kegiatan belajar partisipatif mengandung arti ikut sertanya warga belajar ke dalam
program pembelajaran partisipatif keikutsertaan warga belajar menurut Sudjana
(1993:137) diwujudkan dalam tiga tahapan yaitu perencanaan program (program
planing) pelaksanaan (program implementation) dan penelitian (program evaluation)
kegiatan pembelajaran.
Partisipatif pada tahap perencanaan meliputi kegiatan mengidentifikasi
kebutuhan belajar, permasalahan dan prioritas permasalahan, sumber-sumber yang
tersedia dan kemungkinan hambatan yang akan ditemui. Setelah itu ditentukan urutan
prioritas kebutuhan dan tujuan kegiatan belajar yang akan dicapai.
Untuk mencapai belajar kemudian ditetapkan program kegiatan belajar. Program
kegiatan ini mencakup bahan belajar, metode dan teknik pembelajaran, evaluasi dan
alat-alat dan fasilitas, waktu yang digunakan danlain sebagainya. Singkatnya warga
belajar dalam perencanaan itu dalam upaya menyusun program kegiatan belajar
berdasarkan kebutuhan belajar. Sumber-sumber yang tersedia, dan kemungkinan
hambatan yang akan ditemukan dalam pelaksanaan program kegiatan belajar.
Kegiatan pertisipatif tahap pelaksanaan progam meliputi kegiatan-kegiatan untuk
menciptakan situasikegiatan belajar. Dalam hubungan ini kedisiplinan warga belajar
dalam kehadiran dan kegiatan sangat penting. Pembinaan hubungan antar warga
belajar dengan sumber belajar perlu dibina sehingga tercipta hubungan yang terbuka,
akrab dan terarah dalam melaksanakan kegiatan belajar. Membelajarkan antara warga
belajar dan sumber belajar dilakukan melalui hubungan horizontal. Hubungan ini
menggambarkan corak terjadinya komunikasi yang sejajar baik antara warga belajar
dengan sumber belajar maupun antar warga belajar. Peranan sumber belajar ialah
membantu warga belajar dalam melakukan kegiatan belajar yang dapat
mengembangkan interaksi yang efektif dapat ditumbuhkan apabila warga belajar
dalam pelaksanaan program kegiatan belajar.
Partisipatif dalam tahap evaluasi program kegiatan belajar adalah amat penting
evaluasi itu dilakukan untuk menghimpun, mengolah dan menyajikan data atau
informasi yang dapat digunakan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan.
Evaluasi ini dilakukan kepentingan perencana, pelaksanaan dan pengembangan serta
untuk mengetahui hasil evaluasi melalui partisipatif warga belajar diarahkan untuk
menyajikan informasi yang obyektif untuk kepentingan perencanaan pelaksanaan,
hasil dan pengaruh program kegiatan belajar. Partisipatif evaluasi inipun bermanfaat
bagi warga belajar untuk mengetahui sejauhmana perubahan yang telah dialami dan
dicapai oleh mereka melalui kegiatan belajar partisipatif.
BAB V
PENUTUP