Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perekonomian yang terjadi pada awal peradaban manusia. Dengan karakteristik


tersebut orang melakukan kegiatan ekonomi dalam hal ini produksi hanya untuk memenuhi
kebutuhan sendiri atau kelompok saja. Dengan kata lain pada saat itu orang belum terlalu
berpikir untuk melakukan kegiatan ekonomi untuk pihak lain apalagi demi keuntungan.

Semakin berkembangnya jumlah manusia beserta kebutuhannya, semakin dirasakkan


perlunya sistem perekonomian yang lebih teratur dan terencana. Sistem, barter pada jaman
dahulu tidak dapat lagi dipertahankan, kerena banyak hambatan yang dihadapi.

Sebagai mahluk sosial manusia setiap hari tidak akan lepas dari kegiatan ekonomi,
sebisa mungkin memenuhi kebutuhanya guna kelangsungan hidup. Dewasa kini penduduk
semakin banyak, perkembangan ekonomi yang semakin pesat, mulai dari individu , perusahaan
maupun masyarakat. Kebutuhan yang tak terbatas akan tetapi alat pemuas kebutuhan baik
berupa barang atau jasa yang terbatas. Hal ini membuat individu, perusahaan, dan masyarakat
secara keseluruhan selalu menghadapi persoalan-persoalan yang bersifat ekonomi.

Keinginan untuk memenuhi kebutuhan yang tak terbatas dengan alat pemuaskebutuhan
baik berupa barang atau jasa yang terbatas hal ini menimbulkan tidakadanya keseimbangan,
sehingga menimbulkan masalah-masalah ekonomi.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Konflik Ekonomi beserta penyebabnya?


2. Sebutkan Contoh konflik ekonomi yang terjadi di Indonesia serta dampak dari konflik
tersebut?
3. Bagaimana cara mengatasi konflik ekonomi ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Mengetahui pengertian dari konflik ekonomi dan cara penyelesaiannya


2. Sebagai Tugas yang diberikan oleh guru.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KONFLIK EKONOMI

Berikut pengertian konflik menurut para ahli dilansir dari Konflik, Konsep Teori, dan
Permasalahan:

1. Stephen P. Robbins
Konflik (conflict) adalah sebuah proses yang dimulai ketika suatu pihak memiliki
persepsi bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang menjadi
kepedulian atau kepentingan pihak pertama.

2. Nurdjana
Konflik sebagai akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau
berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling
terganggu.

3. Kilman dan Thomas


Konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan
yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya
dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan
menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas kerja.

4. Wood, Walace, Zeffane, Schermerhom, Hunt dan Osbon


Konflik (dalam ruang lingkup organisasi) adalah suatu situasi dimana dua atau banyak
orang saling tidak setuju terhadap suatu permasalahan yang menyangkut kepentingan
organisasi dan/ atau dengan timbulnya perasaan permusuhan satu dengan yang
lainnya..

5. Stoner
Konflik organisasi adalah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi sumber daya yang
langka atau perselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian.

6. Daniel Webster
Konflik sebagai persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu
sama lain dan keadaan atau perilaku yang bertentangan (Pickering, 2001).

Dapat kita simpulkan bahwa Konflik Ekonomi Adalah konflik yang mungkin terjadi
karena persaingan ekonomi yang sangat sengit antara para pebisnis hingga pemerintahan
menimbulkan dendam dan emosi tersendiri antara pelaku bisnis hingga pemerintahan. Konflik
ekonomi juga disebabkan karena perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik.
Konflik ekonomi juga bisa terjadi antara sesama pebisnis yang saling memperebutkan bahkan
saling menjatuhkan satu sama lainnya demi tercapainya tujuan.

2
B. PENYEBAB KONFLIK EKONOMI

Konflik Ekonomi terjadi dipicu oleh :

1. Ketidakstabilan Perkembangan Ekonomi


2. Pengangguran
3. Inflasi
4. Ketidak-seimbangan Neraca Perdagangan dengan Pembayaran
5. Adanya Pandemi.

C. CONTOH KONFLIK EKONOMI YANG TERJADI DI INDONESIA

Permasalahan Upah buruh merupakan contoh konflik ekonomi yang pernah terjadi di
Indonesia. Di penghujung Oktober 2013, menjelang penetapan upah tahun 2014, buruh
menumpahkan perjuangan mereka dengan menggelar mogok serentak diseluruh Kota/
Kabupaten di tanah air untuk menolak inpres tentang kebijakan penetapan upah minimum.
Para buruh juga mengajukan perusahaan perubahan kriteria Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
dari 60 menjadi 84 komponen. Dengan kriteria itu, para buruh menuntut upah minimum
provinsi (UMP) DKI Jakarta pada tahun 2014 dinaikan dari Rp. 2,2 Juta menjadi Rp. 3,7 Juta.
Untuk Jawa Tengah dan Jawa Timur juga sama. Buruh meminta Rp. 3 Juta perbulan. Hingga
akhirnya ribuan masa buruh dari berbagai wilayah di Indonesia menggelar aksi unjuk
disejumlah provinsi di Indonesia pada selasa (1/9/2015) sebagai bentuk kekecewaan atas
kondisi ekonomi didalam negeri yang berbuntut pada pemutusan hubungan kerja (PHK).

Terdapat 3 faktor yang mendorong buruh sepakat untuk menggelar aksi unjuk rasa,
yaitu :

1. Faktor pertama, Adanya gelomang PHK besar – besaran. Bahkan tercatat ada sekitar
100 ribu buruh yang sudah di PHK dan berpotensi ter–PHK.
2. Faktor Kedua yaitu menurunnya daya beli masyarakt akibat kenaikan harga BBM.
3. Faktor Ketiga, Masuknya tenaga kerja asing (TKA) ke Indonesia.

Sementara itu dari pihak pengusaha, biaya operasional perusahaan yang tinggi, yang
mengakibatkan perusahaan tidak bisa menutup biaya operasionalnya karena pendapatan yang
menurun, sehingga terjadilah PHK terhadap karyawan. Kebijakan pemerintah yang menaikkan
harga BBM membuat beberapa pengusaha kesulitan dalam hal operasional perusahaannya,
ditambah lagi daya beli masyarakat yang turun drastis yang diakibatkan oleh semakin tingginya
harga – harga barang.

D. DAMPAK DARI KONFLIK EKONOMI

Dari kejadian di atas, dampak yang terjadi akbiat konflik ekonomi adalah :

1. Meningkatnya Kejahatan yang di akibatkan tingginya angka Pengangguran.

2. Semakin Bengkak Utang luar negeri negara Indonesia yang diakibatkan tingginya nilai Inflasi.

3
E. CARA MENGATASI KONFLIK EKONOMI

1. Membuka lapangan kerja baru serta memperluas jaringan ketenagakerjaan hingga


nantinya tiap-tiap lowongan pekerjaan bisa diisi dengan segera atas pihak-pihak yang
membutuhkan itu.
2. Perlu ada program KB atau keluarga berencana agar lebih mengurangi jumlah
penduduk yang nantinya bisa berefek pada pemenuhan kebutuhan yang lebih terhandle.
3. Adanya batasan untuk konsumsi produk-produk luar dan lebih menumbuhkan
kecintaan terhadap produk dalam negeri. Perihal ini turut menumbuhkan nilai ekonomi
dari pihak bersangkutan.
4. Meningkatkan relasi usaha maupun bisnis pada jaringan kerja. Seperti contohnya
dengan membatasi berdirinya gedung-gedung dari tanah persawahan, yangmana hasil
sawah tersebut akan menjadi padi dan tak perlu membeli beras dari luar. Berlaku pula
untuk bidang usaha lainya.
5. Membangun hubungan dalam sektor ekonomi dengan negara lain. Seperti contohnya
dengan menjual produk negeri ke luar negeri.

4
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Konflik Ekonomi Adalah konflik yang mungkin terjadi karena persaingan ekonomi yang
sangat sengit antara para pebisnis hingga pemerintahan menimbulkan dendam dan emosi
tersendiri antara pelaku bisnis hingga pemerintahan. Konflik ekonomi juga disebabkan karena
perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik. Konflik ekonomi juga bisa terjadi
antara sesama pebisnis yang saling memperebutkan bahkan saling menjatuhkan satu sama
lainnya demi tercapainya tujuan.

Penyebab Konflik Ekonomi

Konflik Ekonomi terjadi dipicu oleh :

1. Ketidakstabilan Perkembangan Ekonomi


2. Pengangguran
3. Inflasi
4. Ketidak-seimbangan Neraca Perdagangan dengan Pembayaran
5. Adanya Pandemi.

Dampak Konflik Ekonomi

1. Meningkatnya Kejahatan yang di akibatkan tingginya angka Pengangguran.


2. Semakin Bengkak Utang luar negeri negara Indonesia yang diakibatkan tingginya nilai
Inflasi.

Cara Mengatasi Konflik Ekonomi

1. Membuka lapangan kerja baru serta memperluas jaringan ketenagakerjaan hingga


nantinya tiap-tiap lowongan pekerjaan bisa diisi dengan segera atas pihak-pihak yang
membutuhkan itu.
2. Perlu ada program KB atau keluarga berencana agar lebih mengurangi jumlah
penduduk yang nantinya bisa berefek pada pemenuhan kebutuhan yang lebih terhandle.
3. Adanya batasan untuk konsumsi produk-produk luar dan lebih menumbuhkan
kecintaan terhadap produk dalam negeri. Perihal ini turut menumbuhkan nilai ekonomi
dari pihak bersangkutan.
4. Meningkatkan relasi usaha maupun bisnis pada jaringan kerja. Seperti contohnya
dengan membatasi berdirinya gedung-gedung dari tanah persawahan, yang mana hasil
sawah tersebut akan menjadi padi dan tak perlu membeli beras dari luar. Berlaku pula
untuk bidang usaha lainya.
5. Membangun hubungan dalam sektor ekonomi dengan negara lain. Seperti contohnya
dengan menjual produk negeri ke luar negeri.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/embeds/369243895/

Konflik Ekonomi Makro di Indonesia - Kompasiana.com

Cara Mengatasi Masalah Ekonomi Beserta Kebijakannya - Nasional Katadata.co.id

Anda mungkin juga menyukai