Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL PERTANIAN BERLANJUT

“ASPEK SOSIAL EKONOMI, VIDEO PERJUANGAN PETANI DITENGAN


PANDEMI”

Oleh :

Nama : I Wayan Oka Pertama Jaya Suputra


NIM : 195040101111068
Kelas :U

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
TUGAS 1
Kemudian jawablah pertanyaan berikut ini:
1. Berikan penilaian keberlanjutan pertanian dari aspek sosial ekonomi pada kasus petani cabe dan
tomat dalam video tersebut.
2. Bagaimana strategi petani untuk bertahan di tengah pandemi (Resilience) dalam video tersebut
3. Solusi apa yang bisa saudara tawarkan untuk mengatasi persoalan yang ada dalam video tersebut,
dari sisi pemerintah dan dari sisi petani
Jawaban:
1. Dari video “Perjuangan Petani di Tengah Pandemi” dapat dilihat bahwa terdapat masalah yang
dihadapi yaitu harga jual cabai dan tomat yang turun drastis dimana dalam dalam 15kg tomat
hanya dihargai Rp 10.000 di pasaran, padahal input yang digunkan Rp 4.000.000 sampai Rp
5.000.000. hal ini membuat petani merombak tanaman cabai dan tomatnya dan digantikan
dengan tanaman lainnya. Dari video tersebut dapat dikatakn bahwa keberlanjutan petani di
Kuweron, Candibangun, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta tidak berkelanjutan. Hal ini karena
dalam pertanian berlanjut terdapat kriteria yaitu dalam bentuk berkeadilan sosial dimana
didalamnya terdapat berupa menyediakan akses ke informasi, lalu kaitannya dengan kelayakan
ekonomi yang didaamnya terdapat mengenai layak investasi tenaga kerja dan biaya yang terkait
juga tidak memenuhi karen apetani tersebut mengalami harga yang sangat murah bahkan bisa
dikatakan harga yang sangat jatuh dan membuat investasi petani terganggu. Sehingga pertanian
yang dilakukan petani tersebut tidak termasuk pertanian berlanjut karena dari aspek sosial
ekonomi masih terdapat gangguan atau belum terpenuhinya indicator seperti implementasi
manajemen usahatani, aksesibilitas, layanan pendukung dan lainnya. Selain itu belum adanya
keberlanjutan pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan kapita serta efisiensi. Hal ini selaras dengan
(Rivai & Anugrah, 2016) dimana dijelaskan bahwa berkelanjutan secara ekonomis berarti suatu
kegiatan pertanian harus dapat membuahkan pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan kapital dan
penggunaan sumber daya serta investasi secara efisien.

2. Strategi petani yang dilakukan dalam video untuk bertahan yaitu dengan merotasi tanamannya
atau merombak tanaman yang sedang mengalami anjlok harga. Strategi ini sangatlah baik
terutama penerapan dilahan sawah dan nantinya akan membantu dalam pengolahan tanah yang
baik. Hal ini selaras dengan (Suprihatin & Amirullah, 2020) dimana rotasi tanaman, salah satu
praktek penting dalam sistem pertanian berkelanjutan yang dapat meningkatkan retensi air dan
hara, menurunkan kebutuhan pupuk sintetis melalui penanaman tanaman kacang-kacangan.
Namun strategi ini kurang tepat dilakuikan jika dilkaukan hanya saat terjadi anjolk harga, harus
dilakuikan secara berkelanjutan. Hal yang dapat dilkaukan mengenai harga yang anjlok pada
video yaitu dengan bekerjasam dengan mitra tertentu dan membuat persetujuan dengan mitra
tersebut yang menghasilkan keputusan win to win di kedua belah pihak dan tentunya
menerapkan pertanian berlanjut. Hal ini selaras dengan (Susanti et al., 2014) dimana dengan
adanya kemitraan meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani lebih baik dibandingkan
petani non mitra.

3. Dari sisi pemerintah, tentunya pemerintahan daerah dapat membuat peraturan yang dapat
membantu petani seperti terutama dalam mengatasi persediaan yang sedang melimpah, agar
harga tidak mengalami penurunan. Salah satunya yaitu dengan penetapan harga dasar yang
dimana menetapkan harga jual hasil pertanian sehingga harga jual dari petani tidak terlalu
murah. Hal ini selaras dengan (Suryana et al., 2014) dimana kebijakan harga dasar dapat
memberi insentif berproduksi bagi petani, memberi sinyal ke pasar dalam bentuk referensi
harga, serta menstabilkan pasokan dan harga beras. Dari petaninya sendiri dapat melakukan
penerapan pertanian berlanjut dan melakukan pengolahan manajemen usahatani. Dimana
dalam manajemen usahatani dapat melakukan Kerjasama dengan koprasi, Lembaga desa
sekitarnya untuk mencari informasi mengenai pasar yang dapat memberikan harga yang
layaksehingga petani dapat memutar investasi atau keungannya untuk pertania kedepannya.

Daftar Pustaka

Rivai, R. S., & Anugrah, I. S. (2016). Konsep dan Implementasi Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 29(1), 13.
https://doi.org/10.21082/fae.v29n1.2011.13-25
Suprihatin, A., & Amirullah, J. (2020). Pengaruh Pola Rotasi Tanaman terhadap Perbaikan Sifat Tanah
Sawah Irigasi. Jurnal Sumberdaya Lahan, 12(1), 49. https://doi.org/10.21082/jsdl.v12n1.2018.49-
57
Suryana, A., Rachman, B., & Hartono, D. (2014). DINAMIKA KEBIJAKAN HARGA GABAH DAN
BERAS DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL. Pengembangan
Inovasi Pertanian, 7, 155–168.
Susanti, S., Kusnadi, N., & Rachmina, D. (2014). Pengaruh Kemitraan Terhadap Produksi Dan
Pendapatan Usahatani Sayuran Di Kabupaten Bogor. Forum Agribisnis, 4(1), 17–34.
https://doi.org/10.29244/fagb.4.1.17-34

Anda mungkin juga menyukai