Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH 

PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON PENGANTIN

DISUSUN OLEH :

NAMA : MAE MAEMUNAH

NIM : 1590122022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN  PROFESI BIDAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS GALUH

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH 

PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON PENGANTIN

Oleh :
NAMA : MAE MAEMUNAH
NIM : 1590122022

Yang telah disahkan oleh Pembimbing


pada tanggal ............

Yang telah disahkan oleh Pembimbing pada tanggal 26 Januari 2023

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

Hj. Imas., S.Tr.Keb.Bd Siti Rohmah., SsiT.,M.K.M

NIP. 196803061989032007 NIK. 11.3112770428

Laporan Pendahuluan ini sebagai salah satu persyaratan dalam penyelenggaraan


praktik stase pendidikan profesi bidan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Galuh

Kaprodi

Widya Maya Ningrum., SST., M.Kes., M.Tr.Keb


NIK.3112770714
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH

PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON PENGANTIN

1. Etiologi 

Masa pranikah dikaitkan dengan masa prakonsepsi karena setelah menikah wanita

akan menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum

kehamilan. Wanita usia subur (WUS) sebagai calon ibu merupakan kelompok rawan

yang harus diperhatikan status kesehatannya, terutama status gizinya. Kualitas seorang

generasi penerus ditentukan oleh kondisi ibunya dari sebelum hamil dan selama

kehamilan. Wanita usia 20 – 35 merupakan usia yang paling tepat dalam mencegah

terjadinya masalah gizi terutama kekurangan energi kronik. Status gizi prakonsepsi

akan mempengaruhi kondisi kehamilan dan kesejahteraan bayi yang akan lebih baik

jika dilakukan sebelum hamil. Syarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi merupakan

kunci kelahiran bayi normal dan sehat (Susilowati dkk. 2016)

2. Tanda dan Gejala 

Kesehatan prakonsepsi adalah kondisi kesehatan orang tua sebelum terjadi

pembuahan. Kesehatan prakonsepsi harus tetap dioptimalkan sekalipun perempuan

tidak merencanakan kehamilan mengingat banyak perempuan yang tidak menyadari

bahwa dirinya hamil padahal dirinya tidak merencanakan kehamilan. Kesehatan

prakonsepsi harus mendapat perhatian dari usia 18 sampai 44 tahun.

Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum hamil atau masa sebelum terjadi

pertemuan sel ovum (sel telur) dengan sperma. Wanita prakonsepsi diasumsikan
sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu.

Kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan masa anak-anak, remaja, ataupun lanjut

usia. Perbaikan kesehatan prakonsepsi berdampak pada peningkatan kesehatan

reproduksi dan dapat menurunkan resiko pengeluaran biaya yang mungkin muncul

karena masalah kesehatan reproduksi. Pelayanan prakonsepsi dianggap sebagai

komponen utama pelayanan kesehatan pada wanita usia subur (Dieny, dkk., 2019).

Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah menikah

wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi merupakan masa

sebelum kehamilan. Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga

satu tahun sebelum konsepsi dan idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan

sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Status gizi wanita usia subur

selama tiga sampai enam bulan pada masa prakonsepsi merupakan kunci kelahiran bayi

normal dan sehat.

3. Patofisiologi 

Penyakit yang perlu dideteksi pra pernikahan adalah penyakit kronis seperti

diabetes mellitus (kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), kelainan

jantung, hepatitis B hingga HIV/AIDS. Penyakit-penyakit itu dapat

memengaruhi saat terjadinya kehamilan, bahkan dapat diturunkan. Penyakit

lainnya yang penting diketahui sebelum pernikahan adalah infeksi TORCH

(pada wanita) dan penyakit menular seksual. TORCH merupakan kepanjangan

dari toksoplasmosis (suatu penyakit yang aslinya merupakan parasite pada

hewan peliharaan seperti kucing), rubella (campak jerman), cytomegalovirus,

Herpes virus I dan Herpes virus II. Kelompok penyakit ini sering kali
menyebabkan masalah pada ibu hamil (sering keguguran), bahkan infertilitas

(ketidaksuburan), atau cacat bawaan pada anak. Jika penyakit infeksi itu

diketahui sejak awal, dapat diobati sebelum terjadinya kehamilan. Dengan

demikian, risiko terjadinya kelainan atau keguguran akibat TORCH dapat

dieliminasi. Jangan sampai timbul penyesalan setelah menikah, hanya gara-gara

penyakit yang sebenarnya bisa disembuhkan jauh-jauh hari. Contohnya, setelah

menikah ternyata harus berkali-kali mengalami keguguran gara-gara

toksoplasmosis yang sebenarnya bisa disembuhkan dari dulu.

4. Pengkajian

Pengkajian dilakukan bidan untuk melakukan pengkumpulan data yang didapatkan

secara langung ke masyarakat baik berupa (data subjektif) dan data yang tidak langsung

ke yaitu (data objektif). Data Subjektif diperoleh dari informasi langsung berupa

pernyataan atau keluhan pasien. Berupa pendokumentasian yang berisikumpulan data

klien melalui anamesa, data yang diperoleh hasil dari bertanya dari pasien, suami, atau

keluarga, riwayat (Heryani, 2011).

Pengkajian merupakan tahap awal atau pertama dari proses keperawatan serta

proses pengumpulan data yang secara sistematis dari berbagi sumber untuk

mengevaluasi status kesehatan pasien (Nursalam, 2011).

5. Perumusan Diagnosa dan atau masalah Kebidanan

Perumusan diagnosa atau masalah yang potensial terjadi pada pasangan Calon

pengantin adalah Pasangan usia subur yang tidak sehat akan menghambat proses

prakonsepsi yang fisiollogis . Hal ini sesuai dengan teori “Kesehatan


prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan selama masa

reproduksi yang berguna untuk mengurangi risiko dan mengaplikasikan gaya

hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat dan meningkatkan

kemungkinan memiliki bayi yang sehat” (Yulizawati, dkk. 2016).

6. Perencanaan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-

langkah sebelumnya dan merupakan lanjutan manajemen terhadap diagnosa atau

masalah yang telah diidentifikasikan atau diadaptasi. Setiap rencana asuhan harus

disertai oleh klien dan bidan agar dapat melaksanakan dengan efektif. Rencana

asuhan kesehatan prakonsepsi asuhan yang di lakukan yaitu:

a. melakukan kunjungan ke tempat pelayanan kesehatan secara teratur

b. pemberian edukasi terkait kesehatan prakonsepsi dan kehamilan seperti skrining

berat badan, vaksinasi, status zat besi dan asam folat, pengkajian kosumsi alkohol,

dan riwayat penyakit.

c. pemberian konseling terkait modifikasi kebiasaan individu. Skrining kesehatan

prakonsepsi dapat dilakukan dengan menggunakan formulir tersebut antara lain

riwayat diet, aktivitas fisik, pola hidup, riwayat kesehatan individu dan keluarga,

obatobatan yang dikonsumsi, riwayat kesehatan seperti pola menstruasi, faktor

genetik, dan lingkungan

7. Implementasi 

Pada langkah keenam ini dilakukan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah V dan dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
bisa dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun berkolaborasi dengan tim

kesehatan lainya.

 Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif

 Menjelaskan pada calon pengantin wanita tentang imunisasi TT dan

menjelaskan tujuan serta efek samping dari imunisasi TT

 Menganjurkan calon pengantin untuk meningkatkan status gizi dengan

memperbaiki pola makan dan makan dengan menu seimbang untuk

menghindari kekurangan energi kronis dan anemia. (Kemenkes RI,

2015)

 Memberikan konseling tentang personal hygiene, 

a. Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari.

b. Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan non

sintetik.

c. Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab/bau.

d. Membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang dengan

menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan handuk atau tisu.

(Kemenkes RI, 2015)

 Memberikan konseling tentang kesehatan reproduksi pranikah, yaitu :

a. Hak reproduksi dan seksual

b. Persiapan pranikah

c. Informasi tentang kehamilan, dan persalinan

d. Cara menghitung masa subur


e. Deteksi dini kanker payudara

f. Deteksi dini kanker serviks

g. Konsumsi Asam Folat dan tablet Fe

(Kemenkes RI, 2020)

 Mendiskusikan tentang perencanaan kehamilan, catin sepakat untuk

merencanakan kehamilan segera setelah menikah

 Melakukan pemeriksaan laboratorium penunjang

8. Evaluasi 

Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan


meliputi pemenuhan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan sebagaimana yang
telah teridentifikasi didalam masalah dan diagnosis (Rismalinda, 2014).
9. Pencatatan Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggungjawab

bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan

dan/atau masalah kebidanan meliputi masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi

dan keluarga berencana termasuk kesehatan reproduksi perempuan serta

pelayanan kesehatan masyarakat (Asrinah, dkk, 2010). 

Pendokumentasian adalah suatu pencatatan yang lengkap dan akurat

terhadap keadaan yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan.

Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat diterapkan dengan

metode SOAP. Dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data
objektif, A adalah analis/assessment dan P adalah planning. SOAP merupakan

catatan yang sederhana, jelas, logis dan singkat.

Seluruh Asuhan yang akan diberikan kemudian didokumentasikan pada

laporan Kasus. Pendokumentasian akan dilampirkan.


DAFTAR PUSTAKA

Adhi, Sapto Irawan. 2020. 5 Persiapan Kesehatan Pranikah yang Perlu Dipahami Calon
Pengantin
https://health.kompas.com/read/2020/09/01/210200768/5-persiapan-kesehatan-
pranikah-yang-perlu-dipahami-calon-pengantin?page=all.

Bartini, I. (2012). ANC: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal. Yogyakarta: Nuha
Medika. Bidanku

Johnson, J.Y. (2016). Keperawatan Maternitas Buku Wajib Bagi Praktisi dan Mahasiswa
Keperawatan. Penerjemah : Diana Kurnia S. Yogyakarta: Rapha Publishing

Kurniasih, dkk. (2010). Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Penerbit Buku Gramedia,
Jakarta 

Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia 

Kementrian Kesehatan RI. 2015. Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Calon Pengantin.
Jakarta: Kemenkes RI]

Kemenkes RI. 2020. Panduan Pelayanan Kesehatan reproduksi Calon Pengantin dalam Masa
Pandemi Covid -19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta: Kemenkes RI.
https://kesga.kemkes.go.id/assets/file/pedoman/Panduan%20Pelayanan%20Kespro
%20Catin%20Dalam%20Masa%20Pandemi%20Covid-19%20dan%20Adaptasi
%20Kebiasaan%20Baru.pdf

Kemenkes. 2017. Buku Saku Bagi Penyuluh Pernikahan Kesehatan Reproduksi Calon
Pengantin: Menuju Keluarga Sehat. Jakarta: Kementrian Kesehatan dan Kementerian
Agama.

Kemenkes Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. 2018. Pentingnya


Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-
pemeriksaan-kesehatan-pra-nikah
Monica Purba, 2014.  “Cek Kesehatan Sebelum Menikah”, dalam
http://pranikah.org/pranikah/cekkesehatan-sebelum-menikah/.htm

Muda, Andri. 2021. Efektifitas Penggunaan Buku Saku Konseling Pranikah Bagi Mahasiswa
(Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Tentang Pernikahan). EL-AHLI : Jurnal
Hukum Keluarga Islam 2 (1) 2021
Nurul, C. 2013. Panduan Super Lengkap Kehamilan Kelahiran dan Tumbuh Kembang Anak.
Surakarta: Ahad Books

Paratmanitya, Y., Hadi, H., & Susetyowati. (2012). Citra Tubuh, Asupan Makan dan Status
Gizi Wanita Usia Subur Pranikah. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 8 (3)

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang


Penyelenggaraan Imunisasi 

Proverawati A, Citra Andhini. Buku Imunisasi dan Vaksinasi. Edisi 2. Jakarta. Nuha
Medika 2010 

Saleha, dkk. 2019. PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KESEHATAN


REPRODUKSI YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SUSCATIN
(Studi pada Calon Pengantin yang Terdaftar di KUA Kabupaten Grobogan).
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 7, Nomor 4, Oktober
2019 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Suriah, dkk. 2018. EDUKASI BAGI CALON PENGANTIN TENTANG ANEMIA GIZI
DAN KURANG ENERGI KRONIK DI KOTA PAREPARE. Media Publikasi
Promosi Kesehatan Indonesia.
https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/MPPKI/article/view/133/103 

Winardi, B. 2016. Konsep Asuhan Kebidanan pada Masa Prakonsepsi. Bahan Ajar
Perkuliahan Pendidikan Bidan FK UNAIR.

Y Yulizawati, A Nurdiyan, D Iryani, AA Insani  2017. Pengaruh pendidikan kesehatan


metode peer education mengenai skrining prakonsepsi terhadap pengetahuan dan
sikap wanita usia subur di wilayah Kabupaten Agam Tahun 2016. Journal of
Midwifery, 

Yulizawati, D. (2016). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Peer Education Mengenai Skrining
Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur di Wilayah Kabupaten
Agam Tahun 2016. 11–20.

Anda mungkin juga menyukai