Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MINI RISET

FILSAFAT PENDIDIDKAN KEJURUAN

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM PROSE PEMBELAJARAN

DI SD 060808 MEDAN

DISUSUN OLEH:

Sangap BT Limbong (5223321024)

KELAS:

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN/ A

DOSEN PENGAMPU:

KHAIRUNNISA

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan Mini Riset ini dengan tepat
waktu dan kami juga berterima kasih kepada Ibu Sani Susanti, S.Pd., M. Pd yang sudah
memberikan bimbingannya. Adapun tujuan penulisan tugas Mini Riset ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah kami yaitu “Filsafat Pendidikan.”

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Mini Riset ini jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kami dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kekurangan yang terdapat di dalam
Mini Riset ini.

Akhir kata kami ucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam Mini Riset
ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi siapa saja yang
memerlukannya dimasa yang akan datang.

Medan, 20 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................2


DAFTAR ISI ...............................................................................................................................................3
BAB I ........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................................................4
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................................................5
C. Batasan Masalah .........................................................................................................................5
D. Rumusan Masalah .......................................................................................................................5
E. Tujuan Penelitian.........................................................................................................................5
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................................................5
BAB II .......................................................................................................................................................7
LANDASAN TEORI ....................................................................................................................................7
A. Pengertian Siswa (Peserta Didik).................................................................................................7
B. Pengertian Guru ..........................................................................................................................7
C. Pengertian Mengajar ...................................................................................................................8
D. Penerapan Filsafat Pendidikan ..................................................................................................10
BAB III ....................................................................................................................................................11
METODE SURVEY ...................................................................................................................................11
A. Tempat Dan Waktu Survey........................................................................................................11
B. Subjek Penelitian .......................................................................................................................11
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................................11
BAB IV ....................................................................................................................................................12
HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................................................................12
A. Hasil Penelitian ..........................................................................................................................12
B. Pembahasan ..............................................................................................................................13
BAB IV ....................................................................................................................................................15
PENUTUP ...............................................................................................................................................15
A. Kesimpulan ................................................................................................................................15
B. Saran ..........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan pada dasarnya berfungsi untuk membantu peserta didik dalam
pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karateristik
pribadinya kearah yang positif, baik bagi diri maupun lingkungannya. Proses pendidikan
agaknya tidak luput dari beberapa aktivitas diantaranya adalah belajar dan pembelajaran.
Proses pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat siswa belajar, sehingga situasi
tersebut merupakan peristiwa belajar (event of learning) yaitu usaha untuk terjadinya
perubahan tingkah laku dari siswa. Belajar adalah proses berubahnya tingkah laku (change
in behavior) yang disebabkan karena pengalaman dan latihan. Pengalaman dan latihan
adalah aktivitas guru sebagai pelajar dan aktivitas siswa/peserta didik sebagai pembelajar,
perubahan perilaku tersebut dapat berupa mental maupun fisik.
Dalam konteks pendidikan, filsafat pendidikan merupakan refleksi pemikiran filosofis
untuk mengatasi permasalahan pendidikan. Filsafat memberi arah dan metodologi terhadap
praktik pendidikan, sebaliknya praktik pendidikan memberikan bahan-bahan bagi
pertimbangan-pertimbangan filosofis. Filsafat memberi kontribusi besar bagi pelaksanaan
pendidikan. Kajian filsafat terhadap pendidikan menjadi keharusan akademis bagi setiap
orang yang ingin mendalami bidang keguruan. Pendidikan tidak jauh dari roda filsafat,
karena hal itu terjadi maka tidak semua persoalan pendidikan akan dapat dipecahkan
dengan renungan sederhana dan pengamatan sepintas. Dengan menguasai filsafat
pendidikan tersebut diharapkan para ahli dan praktisi pendidikan akan sukses dalam
menjlankan tanggung jawab dan profesi pendidikan.

Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam
proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan
siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi
oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan
kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses
pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu
belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar
sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk memahami dan mengalami
sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses
belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu
untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh guru dari
pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran
mereka (kognitif) dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika
hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan
optimal tanpa menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat. Disini para guru
juga bisa mempelajari aliran-aliran dari filsafat pendidikan yang bisa diterapkan dalam
proses pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa dan keefektifan dari penerapan
aliran filsafat pendidikan tersebut dalam praktek nyata di sekolah.

B. Identifikasi Masalah
1. Penerapan proses pembelajaran yang berkitan dengan Filsafat Pendidikan di kelas IV
SD Negeri 060808 Medan.
2. Penerapan metode dan strategi dalam proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri
060808 Medan.
3. Aliran Filsafat pendidikan yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran di
kelas IV SD Negeri 060808 Medan.
4. Kendala yang muncul dalam proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri 060808
Medan.
C. Batasan Masalah
Di dalam penelitian ini batasan masalah yang kami teliti yaitu tentang aliran filsafat
pendidikan yang diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah SD Negeri 060808
Medan.

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembelajaran yang berkaitan dengan filsafat pendidikan di kelas IV
SD Negeri 060808 Medan.
2. Apa saja metode dan strategi dalam proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri 060808
Medan.
3. Aliran filsafat pendidikan apa yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran di
kelas IV SD Negeri 060808 Medan.
4. Apa saja kendala yang muncul dalam proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri
060808 Medan.

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran yang berkaitan dengan filsafat pendidikan di
kelas IV SD Negeri 060808 Medan.
2. Untuk mengetahui metode dan strategi dalam proses pembelajaran di kelas IV SD
Negeri 060808 Medan.
3. Untuk mengetahui aliran filsafat pendidikan yang diterapkan oleh guru dalam proses
pembelajaran di kelas IV SD Negeri 060808 Medan.
4. Untuk mengetahui kendala yang muncul dalam proses pembelajaran di kelas IV SD
Negeri 060808 Medan.

F. Manfaat Penelitian
1. Untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa dan meningkatkan pemahaman dalam
penulisan karya ilmiah.
2. Dapat mengetahui bagaimana proses pembelajaran dan aliran filsafat pendidikan yang
diterapkan dalam proses pembelajaran yang digunakan oleh guru, serta untuk
mengentahui apa saja kendala yang muncul dalam proses pembelajaran di kelas IV SD
Negeri 060808 Medan.
3. Laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber literasi bagi para pembaca.
4. Sebagai evaluasi dan pembelajaran bagi mahasiswa sebagai calon guru di masa depan
serta menambah wawasan dan pengetahuan bagaimana proses pembelajaran yang baik
dan efektif.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Siswa (Peserta Didik)


Siswa sendiri merupakan seorang pelajar atau murid yang sedang duduk dibangku SD,
SMP dan SMA. Seorang siswa belajar dalam mendapatkan ilmu pengetahuan agar bisa
mencapai cita-cita dan impiannya. Seorang siswa adalah seorang anak yang sedang
menempuh pendidikan dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas itulah yang
disebut dengan siswa dan siswi. Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa merupakan salah
satu anggota masyarakat yang memiliki potensi serta usaha untuk mengembangkan dirinya.
Peserta didik yang pada umumnya merupakan inidividu yang memilki potensi yang dirasa
perlu dikembangkan melalui pendidikan baik fisik maupun psikis dari lingkungan keluarga
maupun lingkunagn masyarakat dimanapun ia berada. Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No.
20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional “Peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur
jenjang dan jenis pendidikan tertentu.”

B. Pengertian Guru
Guru dapat diartikan sebagai profesi yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa dalam semua aspek, baik intelektual, emosional maupun spiritual. Dalam
bahasa teknis edukatif, guru terkait dengan kegiatan untuk mengembangkan peserta didik
dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Guru mengembangkan potensi positif
jasmani dan rohani peserta didik. Adapun peran-peran guru adalah sebagai berikut:
1. Guru Sebagai Pendidik.
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para
peserta didik, dan lingkungannya. Peran guru sebagai pendidik berkaitan dengan
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-
pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua,
dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan
dan keterampilan dasar, persiapan untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan
jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Guru sebagai penanggung
jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku
anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.
2. Guru Sebagai Pengajar.
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam kegiatan belajar peserta
didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta
didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan
guru dalam berkomunikasi. Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi
peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah. Agar pembelajaran memiliki
kekuatan yang maksimal, guru- guru harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan
dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.
3. Guru Sebagai Pembimbing.
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu.
Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan
mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
4. Guru Sebagai Pemimpin.
Guru diharapkan mempunyai kepribadian dan ilmu pengetahuan dan menjadi
pemimpin bagi peserta didiknya.
5. Guru Sebagai Pengelola.
Pembelajaran Guru harus mampu menguasai berbagai metode pembelajaran. Selain
itu, guru juga dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar
supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman.
6. Guru Sebagai Model dan Teladan.
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang
menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap
bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu
saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta
orang disekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya.

C. Pengertian Mengajar
Menurut Slameto (2003:13) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Thursan
Hakim (2005:1) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam
kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. Sedangkan
menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (1999:9), belajar merupakan hubungan
antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah laku. Dari beberapa
pengertian di atas maka dapat kita simpulkan bahwa, belajar adalah usaha seseorang untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas tingkah laku untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
1. Pengertian Mengajar
Nasution (1982:8) mengemukakan bahwa mengajar adalah segenap aktivitas kompleks
yang dilakukan guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Menurut Usman (1994:3)
berpendapat bahwa mengajar adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar
atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi
lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang
menimbulkan terjadinya proses belajar. Sedangkan Hamalik (2001:44-53) mengemukakan,
mengajar dapat diartikan sebagai: (1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2)
mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, (3) usaha mengorganisasi lingkungan
sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan belajar
kepada murid, (5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik,
(6) suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Dari
beberapa pengertian di atas maka dapat kita simpulkan bahwa, mengajar adalah rangkaian
aktivitas untuk mengatur suatu lingkungan sehingga membuat peserta didik dapat belajar
dengan baik.
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi.
Adapun pengertian pembelajaran menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkingan belajar. Ciri-ciri pembelajaran, yaitu: merupakan upaya sadar dan
disengaja yang harus membuat siswa belajar, tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu
sebelum proses dilaksanakan dan elaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses
maupun hasil.
3. Tujuan Belajara Dan Pembelajaran
Tujuan dari belajar adalah terjadi perubahan pada diri seseorang menjadi lebih baik.
Dengan adanya kegiatan belajar maka norma yang dimiliki oleh seseorang melakukan
kegiatan belajar akan berubah menjadi lebih baik. Maksud dan tujuan belajar adalah untuk
mendapat ilmu pengetahuan. Namun ilmu yang didapat, tidak hanya didapatkan dengan
tiba-tiba seperti durian runtuh, tetapi dapat terjadi melalui peroses pembelajaran.
Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam
perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan
hasil belajar yang diharapkan. Proses pembelajaran adalah proses membantu siswa belajar,
yang ditandai dengan perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Seorang guru hanya dapat dikatakan telah melakukan kegiatan pembelajaran
jika terjadi perubahan perilaku pada diri peserta didik sebagai akibat dari kegiatan tersebut.

D. Penerapan Filsafat Pendidikan


Filsafat itu sangat penting didalam dunia pendidikan karena di dalam pengertian secara
mendalam tentang filsafat itu sendiri mempunyai arti yang sangat positif, murni, asli, dan tanpa
rekayasa. Dimulai dengan pengertian filsafat yaitu sebagai kecintaan, semangat, kebenaran,
absolute, mutlak, dan sebagainya. Tidak dapat dipungkiri filsafat itu adalah sebuah kunci
jawaban atas segala sudut pandang yang muncul di dunia. Filsafat sepatutnya dijadikan
landasan berfikir oleh manusia-manusia modern sekarang ini yang segala pola pikirnya sudah
terkontaminasi oleh kepalsuan-kepalsuan dunia yang bersifat global dan merusak. Filsafat di
dalam dunia pendidikan teramat sangat dibutuhkan sekali. Karena dengan segala unsur-unsur
makna yang terkandung dalam filsafat itu sendiri dapat mengarahkan pendidikan ke jalan yang
sebenar-benarnya tanpa dibelok-belokkan kearah yang tidak jelas kebenarannya. Filsafat harus
di masukkan secara mendalam dan menyeluruh di dalam ruang lingkup pendidikan. Karena
output-output dari pendidikan itu bila tidak didasari oleh filsafat maka paham-paham yang
dimilikinya akan mudah berbelok dan di belokkan oleh segala informasi atau ilmu-ilmu yang
mereka pelajari nantinya. Filsafat juga seharusnya diletakkan di segala mata pelajaran para
peserta-peserta didik dari mulai tk, sd, smp, sma, dan universitas misalnya seperti filsafat
penjaskes, filsafat tik, filsafat ips, filsafat ipa, dan sebagainya. Agar makna dari filsafat bisa
tertanam pada jiwa dan pikiran-pikiran mereka dari dasar hingga keatas, bahkan kalau perlu
filsafat menjadi landasan Negara kita tanpa mengesampingkan pancasila dan UUD 1945.
Karena filsafat memaknai dirinya sebagai suatu konsep kebenaran yang mutlak dan absolute.
BAB III
METODE SURVEY

A. Tempat Dan Waktu Survey


Observasi dilaksanakan di SD Negeri 060808 Medan pada hari sabtu, 19 November
2022, pukul 09.00 wib. Kelas yang diobservasi adalah kelas IV SD dengan jumlah siswa
34 orang.

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 060808 Medan dan ibu guru
yang bernama Rosliana Harahap, S.Pd.

C. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunkan metode observasi langsung pada kelas, untuk mengetahui
bagaimana proses pembelajaran serta interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran,
serta aliran filsafat pendidikan apa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran
tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan
mengadakan wawancara kepada guru.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui aliran pendidikan yang diterapkan di SD
Negeri 060808 Medan dengan melihat kinerja tenaga pendidik dewan guru di dalam
sekolah serta mengetahui apakah cara mengajar, sikap, serta perencanaan sesuai dengan
peraturan dan apakah yang dilakukan itu efektif dilaksanakan di sekolah.
ISI PERTANYAAN WAWANCARA:
1. Apakah dalam pertemuan awal ibu menyampaikan informasi tentang garis-garis
besar pembelajaran yang akan dipelajari peserta didik?
2. Apakah ibu menetapkan pelajaran sesuai dengan minat peserta didik?
3. Dalam pembelajaran, ibu menetapkan metode seperti apa apakah metode ceramah
dengan menjelaskan kepada anak didik dan anak didik hanya duduk diam
mendengarkannya atau ibu memberikan materi atau persoalan kemudian peserta
didik lah yang berperan memecahkan persoalan tersebut?
4. Dalam menerapkan hal tersebut kesulitan atau kendala-kendala apa saja yang sering
ibu temui? Bagaimana cara ibu menghadapi kendala-kendala tersebut?
5. Apakah ibu sudah mengoptimalkan penggunaan alat atau sarana pembelajaran
dalam kegiatan belajar mengajar?
6. Pada masa pandemi seperti banyak para orangtua yang mengeluh mengenai
pmbelajaran daring dikarenakan anak-anak sering bermain handphone daripada
belajar. Nah, bagaimana tanggapan orangtua siswa mengenai pembelajaran secara
daring ini bu?
HASIL WAWANCARA:
1. Iya nak, saya memperkenalkan kepada siswa saya tentang apa saja nantinya
pembelajaran yang akan saya ajarkan misalnya ada pembelajaran makhluk hidup,
ekosistem dan lingkungan dan lain sebagainya.
2. Tidak nak, dikarenakan kita berada disekolah Negeri dimana setiap mata pelajaran
itu sudah ditentukan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Nah, jadi peserta didik
harus mengikuti semua mata pelajaran yang ada. Namun jika pada ekstrakulikuler
saya akan mengikuti minat siswa tersebut, misalnya siswa tersebut meminati mata
pelajaran matematikan maka saya akan membimbing anak tersebut dan
mengarahkannya untuk mengikuti olimpiade matematika agar dapat mengasah
keterampilan yang ia miliki.
3. Dalam pembelajaran saya menetapkan metode ceramah dimana saya menjelaskan
mengenai materi kepada siswa kemudian siswa pun mendengarkannya. Terkadang
saya juga memberikan beberapa soal kemudian tersebut dan menjawabnya. Nah,
pada saat ini terjadilah interaksi saya dengan siswa dalam memecahkan soal
tersebut.
4. Kendala yang saya hadapi dalam pembelajaran dikelas yaitu anak-anak kurang
merespon apa yang dijelaskan guru, contohnya jika guru menjelaskan materi
pembelajaran seperti mata pembelajaran matematika, kebanyakan siswa hanya
diam saja. Pola pikir siswanya masih banyak yang terlalu monoton atau kurang
cepat menangkap pelajaran sehingga kadang-kadang membutuhkan waktu lama
untuk menerapkannya karena waktu pembelajarannya rata-rata hanya 2x45 menit.
5. Cara saya menghadapi kendala tersebut, dengan memanggil beberapa anak untuk
maju kedepan mengerjakan soal-soal yang telah saya berikan di papan tulis. Dengan
cara tersebut saya dapat mengubah pola pikir siswa yang monoton dan dapat
mengetahui apakah siswa ini sudah paham dengan materi yang saya jelaskan
dengan melihat jawaban dari siswa tersebut, jika terlihat siswa tersebut belum
mengerti saya akan jelaskan kembali mengenai materi tersebut.
6. Sudah nak, saya sudah mengoptimalkan penggunaan alat atau sarana dalam
pembelajaran, misalnya pada mata pelajaran IPA saya menggunakan alat seperti
patung gambar organ manusia kemudian saya pun mulai menjelaskan kepada siswa
apa saja nama-nama organ tersebut serta fungsinya. Pada mata pelajaran
matematika, sebelum memulainya saya sudah menyiapkan terlebih dahulu contoh
gambar bangun ruang yang akan dipelajari kemudian saya jelaskan apa saja nama
bangun ruang yang saya bawa.
7. Terlihat banyak orangtua yang mengeluh kepada saya mengenai pembelajaran
daring ini. Tanggapan orangtua siswa, yaitu para siswa banyak menghabiskan
waktu dengan handphone hal ini tentunya dapat merusak mata mereka, kemudian
ada orangtua yang kesulitan dalam mengajarkan pembelajaran pada anak karena
orangtua itu kurang mengerti bersekolah secara offline atau tatap muka agar anak-
anak dapat mu dah menerima pembelajaran.

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai proses pembelajaran di SD Negeri 060808
Medan, dapat dilihat bahwasannya siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran dan
siswa hanya menerima segala materi dari guru secara mentah-mentah, dan tidak terlihat
secara signifkan respon siswa terhadap suatu materi. Siswa tidak memiliki sikap kritis
didalam dirinya tidak terlihat siswa memberikan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan
dari guru, hal ini seharusnya tidak boleh tejadi pada siswa. Hal tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor kemungkinan, yaitu: siswa tidak memiliki semangat belajar yang tinggi,
siswa tidak memiliki rasa percaya diri, siswa belum memahami keseluruhan suatu materi,
siswa tidak peduli dengan pembelajaran yang sudah berlangsung.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwasannya di SD Negeri 060808 Medan,
menganut aliran filsafat pendidikan Realisme, dimana pada awal pertemuan guru
menjeaskan mengenai garis-garis besar pembelajaran, kelas yang ada di SD Negeri 060808
Medan juga diperkaya dengan gambar-gambar hasil karya peserta didik serta proses
pembelajaran dilakukan secara berkesinambungan dengan pembelajaran sebelumnya.
Selan aliran Realisme di SD Negeri 060808 Medan menganut aliran Materialisme dan
Perenialisme dimana guru kurang memntingkan minat siswa dan guru lebih yang memiliki
kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan. Didalam kelas, siswa
hanya diberi setumpuk material baik dalam buku teks maupun proses belajar mengajar.
Sehingga proses pengayaan pegetahuan kognitif tanpa upaya internalisasi nilai. SD Negeri
060808 Medan juga menganut aliran filsafat pendidikan Esensialisme dimana guru menjadi
pusat (teacher center) dari semua situasi pembelajaran yang berlangsung, baik dalam hal
pemberian pengalaman belajar maupun kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Guru
adalah panutan satu-satunya yang dinilai dapat mengarahkan siswa ke arah yang lebih baik.
Berdasarkan pembahasan diatas disimoulkan bahwa Aliran yang terdapat di SD Negeri
060808 Medan yaitu Realisme, Materialisme, Perenialisme dan Esensialisme dimana
dalam proses pembelajaran guru mengabungkan keempat aliran tersebut. Terlihat peran
guru yang aktif daripada siswa, guru menjadi pusat dari semua situasi pembelajaran yang
berlangsung, baik dalam hal pemberian pengalaman belajar maupun kegiatan belajar
mengajar dalam kelas. Guru adalah panutan yang dapat mengarahkan siswa kearah yang
lebih baik.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa guru dan siswa harus sama-sama
bersikap aktif dalam proses pembelajaran berlangsung, siswa harus bersikap kritis dalam
setiap hal yang baru diterimanya baik itu berupa materi pembelajaran. Dan guru juga harus
unggul dan menguasai materi dengan baik dan memiliki metode pengajaran yang tepat
sesuai dengan karakter siswa. Namun dalam proses pembelajaran yang efektif belum
terlihat di kelas IV SD Negeri 060808 Medan, dikarenakan siswa yang tidak bersikap aktif
dan kritis dalam proses pembelajaran tersebut, padahal guru memiliki sikap aktif dan
bersifat demokratis.
Aliran filsafat pendidikan menawarkan metode pengajaran dalam dunia pendidikan
yang dapat diterapkan oleh guru. Dalam hal ini guru harus bijaksana dalam menerapkan
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa serta kondisi kelas tersebut. Guru
juga bisa menggabungkan metode pembelajaran dari beberapa yang ditawarkan oleh
alliran-aliran filsafat pendidikan, namun perlu ditekankan penerapan metode pembelajaran
harus sesuai dengan karakter siswa dan kondisi kelas.

B. Saran
Sebaiknya sebagai guru harus senantiasa berkreasi dan inovatif dalam kegiatan
mengajar, sehingga siswa tidak merasa jenuh atau bosan dalam kegiatan pembelajaran
tersebut dan guru harus menerapkan metode pembelajaran yang disesusaikan dengan
kondisi serta karakter siswa. Dalam dunia pendidikan khususnya proses belajar mengajar
hendaknya selalu dilakukan pembaharuan menuju yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Faizah, Nur, Silvana. 2017. Hakikat Belajar dan Pembelajaran. Jur nal Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (1)(2). ISSN: 2621-895X
Pane, Aprida, dkk. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman (3)(2).
ISSN: 2442-6997.
Sopian, Ahmad.2016. Tugas, Peran dan Fungsi Guru dalam Pendidikan. Jurnal Tarbiyah
Islamiah (1)(1). ISSN: 2641-3686.
Fakhrurrazi,2018. Hakikat Pembelajaran yang Efektif. Jurnal At-Tafkir (9)(1).
Miswar. 2017. Teori Pembelajaran CBSAK Sebagai Sebuah Teori Alternatif. Jurnal Basicedu
(1)(2). ISSN: 2580-1147

Anda mungkin juga menyukai