Anda di halaman 1dari 1

Caroline Vannesa / X IPS 2 / 7

Zaman Paleolithikum
Pada masa paleolithikum, seluruh aspek kehidupan manusia purba sangat bergantung pada
keadaan alam dan lingkungannya. Manusia purba pada masa ini hidup secara berpindah-pindah
(nomaden) secara berkelompok.
Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia I (2010) karya Djonoed Poesponegoro, kehidupan sosial
manusia purba masa Paleolithikum masih sangat sederhana, mereka hidup bersama dalam
kelompok-kelompok kecil. Jumlah anggota kelompok biasanya ditentukan dari besarnya hasil
buruan, baik buruan tanaman maupun buruan hewan. Manusia purba zaman ini telah menerapkan
sistem pembagian kerja sederhana berdasarkan jenis kelamin, umur dan kekuatan. Kaum lelaki
bertugas untuk berburu binatang, sedangkan kaum perempuan tinggal di rumah untuk meramu
makanan dan menjaga anak.

Zaman Mesolithikum
Pada masa mesolithikum, corak kehidupan manusia purba masih bercorak berburu dan
meramu. Namun, terdapat beberapa kelompok yang mampu menanam sayur dan buah
(holtikultura) secara berpindah.
Kehidupan sosial masa Mesolithikum lebih berkembang daripada masa Paleolithikum. Manusia
purba pada masa ini telah menerapkan pola kehidupan gua (abris sous roche) dan pantai
(kjokkenmoddinger).

Zaman Neolithikum
Pada masa neolithikum, manusia purba sudah mulai hidup menetap dan tidak lagi bergantung
pada alam. Kehidupan sosial manusia purba pada masa ini juga semakin kompleks. Mereka hidup
secara berkelompok dengan membentuk perkampungan-perkampungan kecil.
Pada masa ini, terdapat perubahan besar yang disebut dengan Revolusi Neolitik. Revolusi
Neolitik adalah perubahan cara hidup manusia purba dari mengumpulkan makanan (food gathering)
menjadi menghasilkan makanan (food producing). Pola hidup food producing mampu meningkatkan
jumlah anggota kelompok sosial masyarakat Neolithikum. Pada perkembangannya, mereka juga
mengembangkan sistem pertanian dan peternakan yang dikerjakan secara bersama-sama (kolektif).
Dalam buku Sejarah Indonesia masa Praaksara (2012) karya Herimanto, masyarakat purba pada
masa Neolithikum diperkirakan telah melakukan perdagangan dengan sistem barter.

Zaman Megalithikum
Pada masa megalitikum, manusia purba mulai berinisiatif untuk mendirikan bangunan batu yang
berukuran besar atau megalitik sebagai tempat beribadah. Budaya megalitik inilah yang menjadi ciri
khas asli dari nenek moyang Indonesia sebelum menerima pengaruh dari hindu islam serta kolonial.
Kehidupan sosial pada masa ini sudah berkembang dari zaman neolitikum hingga zaman
perunggu. Manusia purba pada masa ini sudah menerapkan hukum rimba (primus interpercis) yakni
memilih yang terkuat dari tang terkuat. Di zaman ini juga sudah mulai ada norma-norma yang
berlaku.

Anda mungkin juga menyukai