Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM MS3145 PROSES MANUFAKTUR 2

Modul Bending

DISUSUN OLEH :
Mahfud Sidik
120170003

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Seiring berkembangnya kemajuan zaman di ikuti oleh perkembangan
teknologi yang sangat maju saat ini ilmu eksakta atau biasa dikenal dengan
ilmu-ilmu saintek selalu berkembang seiring dengan berputarnya waktu yang
semakin pemberbarui perkembangan zaman. Penemuan-penemuan hebat dan
semakin canggih merupakan hasil dari pemikiran dan usaha manusia dalam
menciptakannya alhasil terciptalah suatu teknologi saat ini yang sangat
membantu dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh bisa dilihat beberapa
tahun kebelakang bahwasannya alat-alat pertanian seperti bajak manual,
cangkul dan lain sebagainya saat ini sudah hampir tergantikan oleh alat yang
lebih canggih.

Salah satu disiplin ilmu yang mengalami perkembangan adalah ilmu teknik
atau biasa dikenal dengan ilmu rekayasa. Kini, ilmu rekayasa sudah memiliki
banyak disiplin atau percabangan ilmu. Dari beberapa cabang tersebut, untuk
menyikapi perkembangan zaman yang semakin pesat ini terciptalah suatu
mata kuliah proses manufaktur yang mana di dalam nya kita mempelajari
bagaimana proses atau Langkah-langkah pembuatan suatu produk, tidak
hanya itu dalam mata kuliah ini juga mempelajari terkait macam-macam alat
produksi, kekurangan dan kelebihannya serta mempelajari keselamatan dan
kesehatan kerja.

Semakin maju suatu teknologi maka dampak positif yang didapat kan adalah
mempermudah perkerjaan manusia, efisien waktu, efisien tenaga hal itu

Kelompok 7
merupakan kelebihan dari perkembangan teknologi oleh karena itu kemajuan
teknologi sangat membantu meringankan pekerjaan manusia, dalam dunia
industry sekarang kebanyakan alat yang beroperasi sudah memanfaatkan
teknologi yang ada sehingga hasil produksi lebih maksimal serta memangkas
waktu produksi yang relatif lama.

Perkembangan dunia industri saat ini sudah hampir memasuki tren otomasi
yang mana semua sistem alat dikontrol oleh computer oleh karena itu kita
sebagai generasi penerus harus mengikuti pembelajaran yang menunjang tren
otomasi seperti soft skill dan ilmu rekayasa dasar agar tidak tertinggal oleh
perkembangan zaman. Mata kuliah proses manufaktur mempelajari ilmu
rekayasa dasar seperti bending, bending adalah proses deformasi plastis
logam terhadap sumbu linier dengan hanya sedikit atau hampir tidak
mengalami perubahan luas permukaan dengan bantuan berupa tekanan piston
pembentuk dan cetakan.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum yang akan dilakukan pada modul bending kali ini
adalah sebagai berikut:
a. Tujuan umum
Adapun tujuan umum terkait modul bending yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
i. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya.
ii. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin
perkakas.
b. Tujuan khusus
Selain tujuan khusus pada modul bending atau tekuk terdapat juga tujuan
khusus yaitu sebagai berikut:
i. Dapat mengetahui, menguasai dan menggunakan mesin bending.
ii. Mengetahui proses dan cara penekukan benda kerja dengan mesin
bending

Kelompok 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi umum


Proses bending (tekuk), banyak dilakukan untuk membuat komponen-
komponen industri maupun rumah tangga misalnya membuat meja, tralis,
pintu besi, serta perlengkapan lainnya. Besarnya kebutuhan produk-produk
tersebut dipasaran, tentunya banyak sekali pihak yang ingin mengambil
peluang bisnis dalam memenuhi kebutuhan tersebut, maka sekarang ini
banyak sekali industri kecil (rumah tangga) maupun menengah yang mulai
berkembang serta bersaing untuk mendapatkan peluang tersebut. Dimana
seiring dengan berkembangnya industri-industri tersebut, maka diperlukan
peralatan yang sederhana dengan biaya yang tidak tinggi dan mampu
menghasilkan produk yang berkualitas baik (Marsis & Iswantoro, 2007).

Hal tersebut diatas, menunjukan bahwa kebutuhan produk semakin lama


semakin tinggi dengan kualitas yang baik dan sama halnya dengan peralatan
mesin-mesin, yang semakin lama di tuntut untuk lebih berkembang dan
berkembang lagi,sehingga dengan biaya yang terjangkau mesin bending
manual dapat membantu untuk perindustrian ekonomi kecil dan menengah.,
sehingga dapat dilakukan penelitian yang dapat membantu pihak-pihak
industri dalam menghasilkan suatu produk yang berkualitas.

Proses pemesinan dengan konsep pemotongan logam dibagi menjadi 3 yaitu


proses pemotongan dengan mesin pres, proses pemotongan konvensional
dengan mesin perkakas, dan proses pemotongan non konvensional . Proses
pemotongan dengan menggunakan mesin pres meliputi pengguntingan

Kelompok 7
(shearing), pengepresan (pressing) dan penarikan (drawing, elongating).
Proses

Kelompok 7
pemotongan konvensional dengan mesin perkakas meliputi proses bubut
(turning), proses frais (milling), sekrap (KENCANAWATI, 2017).

Gambar 2.1.1 (a)pengujian 3 poin, (b) pengujian 4 poin


Sumber: (https://tinyurl.com/sbms9x3c)

Pengujian bending pada material bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat


material yang akan dibuat dengan memberikan tekanan yang sudah
ditentukan agar material yang akan diproduksi aman untuk dibuat serta tidak
mengalami kegagalan saat produk tersebut sudah jadi dan membahayakan
penggunanya. Pada pengujian bending terdapat beberapa metode yaitu 3 poin
bending dan 4 poin.
a. Bending Manual
Proses bending secara manual umumnya Sebagian besar masih
menggunakan tenaga manusia sebagai sumber utama, kekuatan serta
keterampilan sangat dibutuhkan agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Gambar 2.1.2 bending manual


Sumber: (https://tinyurl.com/4c4drze4)

Kelompok 7
Bending manual ini biasanya di gunakan pada pekerjaan konstruksi
bangunan karena lebih efisien bila dikerjakan oleh ahlinya

b. Bending modern
Bending modern secara keuntungan lebih memudahkan dalam prosesnya
karena tenaga manusia tidak terlalu besar digunakan saat proses dilakukan,
seperti pada proses laser beam bending.

Gambar 2.1.3 alat bending modern


Sumber: (https://tinyurl.com/4rxemm97)

Pada bending modern ini memiliki beberapa kekurangan yaitu


membutuhkan sumber daya yang memadai dan peralatan yang cukup
mahal.

c. Macam-macam proses bending pipa


Proses bending (tekuk) dalam prakteknya dapat dibagi menjadi beberapa
proses, Adapun macam-macam proses pembendingan adalah sebagai
berikut :
i. Rotary Draw Bending
Digunakan untuk membengkokan besi sebagai pegangan tangan, yang
lebih keras. Bending rotary draw imbang menggunakan 2 cetakan:
cetakan bending stasioner dan cetakan bending dengan diameter tetap
untuk membentuk lengkungan Cara ini digunakan apabila plat atau pipa
yang akan di-bending perlu memiliki hasil akhir yang baik dengan
diameter konstan di seluruh Panjang. Saat proses bending rotary
drawing dilakukan harus sesuai dengan prosedur dan juga harus

Kelompok 7
menggunakan alat pelindung diri dengan lengkap seperti masker, sepatu
safety, kacamata pelindung guna mencegah terjadinya hal-hal yang
tidak di inginkan yang kemungkinan terjadi (Sulistyo, 2014).

Gambar 2.1.4 rotary draw bending


Sumber: (https://tinyurl.com/mr4pp4ct)

Pada proses rotary draw bending ini memiliki kelebihan yaitu hasil
akhir yang baik dengan diameter yang tidak berubah disepanjang
bendanya
ii. Bending Ram
Bending jenis ram digunakan umumnya untuk membuat lengkungan
besar untuk logam yang mudah melengkung

Gambar 2.1.5 bending ram


Sumber: (https://tinyurl.com/kvhc4n94)

Dalam metode ini, pelat atau pipa ditekan pada 2 poin eksternal dan
ram mendorong pada besi pada poros tengah untuk menekuknya. Cara
ini cenderung membentuk menjadi bentuk oval baik di bagian dalam
dan luar lengkungan.

Kelompok 7
iii. Bending Mandrel
Mandrel bending adalah suatu metode dimana batang baja dimasukkan
kedalam tabung saat ditekuk, teknik ini menyempurnakan
pembengkokan tabung tanpa mengkerut atau mematahkan tabung pada
titik tekuk, pipa tekuk mandrel merupakan pilihan untuk menekuk pipa
tipis tanpa deformasi yang ketat (Sulistyo, 2014).

Gambar 2.1.6 bending mandrel


Sumber :(https://tinyurl.com/3u9jc4rb)

Pada bending mandrel ini biasanya dapat di temukan dalam dunia


industry karena melihat kelebihan yang dimilikinya
iv. Bending Roll
Bending roll biasanya dipakai ketika diperlukan lengkungan yang besar
pada logam maupun material.

Gambar 2.1.7 bending roll


Sumber : (https://tinyurl.com/54z2mncs)

Banyak digunakan untuk pekerjaan industri dan pekerjaan bangunan


bending roll menggunakan 3 roller yang disusun membentuk segi tiga

Kelompok 7
pada satu poros untuk mengarahkan dan dua nya membengkokan
logam.

v. Bending induksi panas


Pada proses bending induksi panas ini memanfaatkan sumber panas dari
kumparan listrik untuk memanaskan area benda atau material yang akan
dibengkokan, dan kemudian logam dibengkokan dengan cetakan mirip
dengan yang digunakan rotary draw. Logam segera didinginkan dengan
air setelah pembengkokan. Kelebihan bending induksi panas ini adalah
menghasilkan lengkungan yang lebih kuat daripada rotary draw.

Gambar 2.1.8 bending induksi panas


Sumber : (https://id.cnheattech.com/bending)

Setelah memposisikan pipa dan menjepit ujungnya dengan aman, daya


diterapkan ke induktor tipe solenoida yang memberikan pemanasan
melingkar pada pipa di area yang akan ditekuk. Ketika distribusi
temperatur yang memberikan keuletan yang cukup untuk logam di
daerah lentur telah tercapai, pipa kemudian didorong melalui kumparan
pada kecepatan tertentu. Ujung depan pipa, yang dijepit pada lengan
lentur, mengalami momen lentur. Lengan penekuk dapat berputar 180 °.
vi. Compression bending
Metode compression bending cara kerjanya hampir sama dengan
metode rotary namun untuk cetakannya pada metode compression
bending diam.

Kelompok 7
Gambar 2.1.9 compression bending
Sumber: (https://tinyurl.com/rztnx4kf)

Dan proses pelengkungannya seperti kereta geser yang bergeser


mengelilingi cetakan Pada proses compression bending sebaiknya
dilakukan dengan hati-hati dan teliti sebab terdapat komponen alat yang
bergerak dan berputar.

2.2 Mesin bending begel


Bending tube adalah istilah untuk pembentukan logam yang digunakan untuk
membentuk pipa atau tubing secara permanen. Sepotong besi dapat menjadi
bengkok akibat tekanan mesin sederhana dengan menggunakan pres yang
disebut bending. Biasanya pekerjaan bending menggunakan sepotong besi
panjang, lembaran logam ataupun piring. Bending menyebabkan logam pada
sisi luar sumbu netral mengalami tarikan, sedangkan pada sisi lainnya
mengalami tekanan. Yang mana pipa dapat dibentuk dengan sudut tertentu
sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan. Bending tube dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu yang pertama dengan cara manual dan dengan
menggunakan motor listrik. Jenis-jenis bending tube adalah alat bantu dalam
proses pembendingan diperlukan sebuah sistem yang bekerja sehingga dapat
diterapkan dengan baik adapun jenis jenis mesin bending yakni dibagi
menjadi beberapa bagian yaitu :
a. Mesin Bending Begel Manual
Mesin begel manual memakai tenaga manusia yang dibantu dengan bandul
pemberat sehingga tidak menggunakan daya listrik sedikitpun, murni
menggunakan tenaga manusia. Kelebihan mesin ini adalah murah dan
hemat biaya opersionalnya sedangkan kelemahannya hanya cocok untuk
logam dengan diameter kecil (Saputro, 2016).
b. Mesin Bending Begel Mekanikal
Alat bending begel mekanikal ini menggunakan tenaga motor listrik yang
dibantu dengan gear box yang berfungsi sebagai pengumpul tenaga.
Kelebihan dari mesin ini adalah berkecepatan tinggi dan tenaganya besar.

Kelompok 7
Kekurangannya yaitu listrik ysng digunakan lebih besar dan suaranya
berisik serta tingkat kepresisianya rendah.
c. Mesin Bending Begel hidrolik
Mesin bending begel hidrolik ini menggunakan sistem hidrolik prinsipnya
sumber tenaga berasal dari hidrolik. sMesin ini membutuhkan tenaga
listrik yang lebih efisien untuk menggerakan pompa hidroliknya, Fluida
yang digunakan berupa oli hidrolik yang secara berkala harus diganti.
Kelebihan mesin ini adalah mampu menekuk logam yang berdiameter
lebih besar dan akurasinya terkontrol. Sedangkan kekuranganya adalah
kerjanya relatif lamban walaupun konsumsi listrik lebih efisien
dibandingkan tipe mekanikal.
d. Mesin Otomatis Begel
Mesin begel otomatis atau mesin perangkai begel otomatis adalahsejenis
perangkat mesin untuk memudahkan kita dalam membuat begel,dengan
mengandalkan tenaga listrik dengan daya dan watt yang relatif rendah.
sehingga akan memudahkan proses pembuatan begel yang selama ini
dibuat hanya mengandalkan tenaga manusia. Dengan mesin pembuat begel
otomaatis maka pekerjaan membuat begel yang tadinya memakan waktu
lama dan biaya cukup tinggi karena harus mpekerjakan tenaga orang, kini
akan lebih cepat dan murah.

Gambar 2.1.10 mesin begel otomatis


Sumber: (https://tinyurl.com/mt32r5w5)

Alat bending otomatis merupakan mesin bending yang


menggunakanSensor proximity sebagai pengendali putaran ketika bending
dilakukan. Proximity Switch atau Sensor Proximity adalah alat pendeteksi

Kelompok 7
yang bekerja berdasarkan jarak obyek terhadap sensor. Karakteristik dari
sensor ini adalah menditeksi obyek benda dengan jarak yang cukup dekat,
berkisar antara 1 mm sampai beberapa centi meter saja sesuai type sensor
yang digunakan. Pada prinsipnya fungsi Sensor Proximity ini dalam suatu
rangkaian pengendali adalah sebagai kontrol untuk memati hidupkan suatu
sistem interlock dengan bantuan peralatan semi digital (Saputro, 2016).
Disaat switch di tekan, motor listrik akan aktif mengubah daya
motormenjadi gerak rotasi yang di teruskan ke pulley gear
reducermenggunakan V-Belt. Kemudian gear reducer akan memutar saft
gearreducer sesuai putaran yang dikendalikan oleh sensor
proximitymembentuk sudut yang ditentukan.

Pada material yang diperjualbelikan dipasaran (diperdagangkan),kekuatan


dari material tersebut sering diberikan dalam bentuk hasilpengujian berupa
tegangan tarik atau kekerasan, dimana besar tegangantarik ini selalu
berhubungan dengan angka kekerasan dari suatu material. Besar tegangan
tarik juga berhubungan dengan besar tegangan-tegangan yang lainnya
misalnya tegangan lengkung, tegangan geser dantegangan puntir. Hasil
dari tegangan terik dari berbagai bahan (material)diperoleh dari hasil
percobaan yaitu dengan menarik material tersebut sampai putus

2.3 Bending pada plat


Proses bending tidak hanya dilakukan pada pipa maupun batang silinder,
tetapi proses ini juga dapat digunakan pada plat besi maupun pipa lainnya,
Adapun proses bending pada plat adalah :
a. Press Break Bending
Press brake bending merupakan suatu pekerjaan bending yang
menggunakan penekan dan sebuah cetakan. Proses ini membentuk plat
yang diletakan diata cetakan lalu ditekan oleh penekan dari atas sehingga
mendapatkan hasil tekukan yang serupa degan cetakan. Umumnya cetakan
berbentuk U,W dan ada juga yang mempunya bentuk tertentu. Dalam
melakukan proses break bending ini harus dilakukan dengan teliti dan juga
hati-hati agar hasil akhirnya dapat terwujud dengan baik.

Kelompok 7
b. Angel Bending
Angel bending merupakan pembentukan plat atau besi dengan menekuk
bagian tertentu plat untuk mendapatkan hasil tekukan yang diinginkan.
Selain menekuk,dengan pengerjaan ini juga dapat memotong plat yang
disisipkan dan juga dapat membuat lengkungan dengan sudut sampai
kurang lebih pada lembaran logam. Contoh hasil pengerjaan seperti
potongan plat,plat bentuk L,V dan U (Sulistyo, 2014).
c. Roll Bending
Roll bending yaitu bending yang biasanya digunakan untuk membentuk
silinder, atau bentuk-bentuk lengkung lingkaran dari plat logam yang
disisipkan pada suatu roll yang berputar.roll tersebut mendorong dan
membentuk plat yang berputar secara terus menerus hingga terbentuklah
silinder.
d. Draw Bending
Draw bending yaitu pekerjaan mencetak plat dengan menggunakan roll
penekan dan cetakan. Roll yang berputar menekan plat dan terdorong ke
arah cetakan. Pembentukan dengan draw bending ini sangat cepat dan
menghasilkan hasil banyak, tetapi kelemahannya adalah pada benda yang
terjadi springback yang terlalu besar sehingga hasil menjadi kurang
maksimal.
e. Roll forming
Dalam roll pembentukan, bahan memiliki panjang dan masing-masing
dibengkokan secara individualoleh roll. Untuk menekuk bahan yang
panjang,menggunakan sepasang roll berjalan. Dalam proses ini juga
dikenal sebagai forming dengan membentuk kontur-kontur melalui
pekerjaan dingin dalam membentuk logam. Logam dibengkokan secara
bertahap dengan melewatkan melalui serangkaian roll. Bahan roll
umumnya terbuat dari besi baja kabon atau abu-abu dan dilapisi krom
untuk ketahanan aus. Proses ini digunakan untuk membuat bentuk-bentuk
kompleks dengan bahan dasar lembaran logam. Tebal bahan sebelum atau
sesudah proses pembentukan tidak mengalami perubahan. Produk yang
dihasilkan yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah pipa,besi pipa dll
(Sulistyo, 2014).

Kelompok 7
f. Proses Bending Seaming
Seaming merupakan operasi bending yang digunakan untuk menyambung
ujung lembaran logam sehingga membentuk benda kerja, sambungan
dibentuk menggunakan roll-roll kecil yang disusun secara berurutan.
Contoh hasil pengerjaan seaming adalah kaleng,drum,ember dll.Proses
bending seaming ini biasanya digunakan pada industry baik skala besar
maupun kecil, karena sesuai dengan fungsinya.

Gambar 2.1.11 proses bending seaming


Sumber: (https://tinyurl.com/49pft7nt)

Proses bending seaming ini harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti
karena dengan proses yang teliti serta memperhatikan mesin dan benda
dapat mempengaruhi hasil akhir yang baik.
g. Proses Bending Straightening
Straightening merupakan proses yang berlawanan dengan
bending,digunakan untuk meluruskan logam. Pada umumnya straightening
dilaksanakan sebelum benda kerja dibending. Proses ini menggunakan roll
yang dipasang sejajar dengan ketinggian sumbu roll yang berbeda.
h. Proses Bending Flanging
Proses bending flanging adalah proses flanging sama dengan proses
seaming hanya seja ditunjukan untuk meolipat dan membentuk suatu
permukaan yang lebih besar. Contoh hasil pekerjaan flanging yaitu cover
cpu pada komputer,seng berpengait (Sulistyo, 2014).

2.4 Kegagalan dalam proses bending

Kelompok 7
Dalam prakteknya saat melakukan pengujian bending ada kemungkinan gagal
yang terjadi, kegagalan tersebut dapat timbul karena disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu :
a. Patah benda
Salah satu kegagalan dalam proses pembendingan yaitu patah. Penyebab
patah antara lain terlalu kerasnya benda yang dibentuk. Benda yang
didorong atau ditekan dalam cetakan tidak memiliki elastisitas yang cukup,
sehingga tekanan yang dilakukan bukan membentuk tapi mematahkan.

Gambar 2.1.12 gambar patah benda


Sumber: (https://tinyurl.com/yykurnxu)

Dalam peristiwa ini dapat menjadi acuan untuk menganalisa komponen


material sehingga didapatkan pemilihan material yang sesuai.
b. Sobek
Kegagalan ini disebabkan karena keelastisan benda yang kurang atau pada
saat pembentukan terjadi tumbukan yang terlalu besar sehingga benda
yang dibentuk menerima tekanan lebih yang menyebabkan sobek.

Gambar 2.1.13 gambar sobek benda


Sumber: (https://tinyurl.com/yykurnxu)

Kelompok 7
Umumnya sobek terjadi pada pengerjaan yang menggunakan benda plat
atau piringan Sama seperti peristiwa patah, kondisi sobek material juga
dapat menjadi Analisa untuk pemilihan material yang baik.
c. Springback
Springback terjadi karena semua benda - benda memiliki modulus tertentu
dari elastisitas, perubahan logam diikuti dengan pemulihan lenting pada
pulihan beban. Dalam pembentukan, pemulihan ini dikenal sebagai
springback., sudut lengkung akhir setelah diberi kekuatan
tekanan/pembentukan lebih kecil dan radius lengkung akhir lebih besar
dari yang sebelumnya.Sudut lengkung yang dihasilkan menjadi lebih besar
setelah pembentukan dilakukan. Kegagalan springback negatif dapat
berupa kembalinya bentuk benda menuju ke bentuk semula (Sulistyo,
2014).

Gambar 2.1.14 gambar springback


Sumber: (https://tinyurl.com/yykurnxu)

2.5 Faktor yang mempengaruhi proses bending


Didalam proses bending terdapat beberapa faktor pendukung yang dapat
mempengaruhi keberhasilan bending diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Ketebalan benda
Ketebalan benda dalam proses bending sangat berpengaruh karena Proses
bending akan mengakibatkan penarikan pada sisi luar dan pengkerutan
pada sisi dalam diameter kelengkungan. Ketebalan plat akan berpengaruh
pada radius bending dapat dibentuk dan kemampuan material untuk dapat
mengalami peregangan tanpa terjadi distorsi. Ketebalan benda saat
menggunakan mesin bending manual juga dapat menjadikan operator

Kelompok 7
mengeluarkan tenaga yang lebih dan juga dalam bending manual memiliki
batas ketebalan maksimum plat yang bisa ditekuk.
b. Ukuran Benda
Material dengan ukuran besar apabila dilengkungkan dengan radius yang
kecil akan mudah mengalami distorsi dibandingkan dengan material
ukuran kecil dan radius bending yang besar. Dan juga bending manual
pada plat atau lembaran memiliki batas ketebalan maksimal ketika
menggunakan alat bending manual yang perlu diperhatikan.
c. Metode Bending
Prosedur atau metode yang tepat proses bending yang dilakukan sangat
berpengaruh pada kualitas produk yang dihasilkan, karena metode
d. Peralatan Pendukung
Dalam proses bending diperlukan alat pendukung agar berjalan nya proses
tidak terhambat dan berlangsung dengan lancar hingga menghasilkan
produk yang sesuai.
e. Pelumasan
Saat bending berlangsung sebaiknya diberi pelumas, pelumas diperlukan
untuk mengurangi efek gesekan dan meningkatkan efisiensi proses
pembentukan. (Sulistyo, 2014)
f. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Proses Bending
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses bending
adalah sebagai berikut :
i. Periksa dahulu deis atau sepatu pembentuk,sudut pembengkokan yang
di inginkan
ii. Tandailah sisi bagian tepi plat yang akan dibengkokan.
iii. Posisi tanda pembengkokan ini harus sejajar dengan dies pembengkok
iv. Atur sudut pembengokan sesuai dengan sudut pembengkokan yang
dikehendaki.
v. Sesuaikan dies landasan dengan pembengkok yang diinginkan.
vi. Mulailah proses pembengkokan dengan memperhatikan sisi-sisi yang
akan dibengkokan, hal ini untuk menjaga agar lebih dahulu mngerjakan
posisi yang mudah.

Kelompok 7
vii. Jika ingin melakukan pembengkokan dengan jumlah yang banyak
buatlah jig atau alat bantu untuk memudahkan proses pembengkokan.
Jig ini bertujuan untuk memudahkan pekerjan sehingga menghasilkan
bentuk pembengkok yang sama.
viii. Saat melakukan pengerjaan proses bending harus dilakukan dengan
hati-hati maupun teliti seperti menggunakan apd lengkap.
2.6 Komponen mesin bending
Didalam struktur mesin bending terdapat beberapa komponen penyusun nya,
antara lain adalah sebagai berikut:
a. Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang
bulat contohnya dipasang pada bagian roda gigi, Poros berfungsi untuk
mentransmisikan daya dan putaran dari poros penggerak ke poros yang
digerakkan. Berdasarkan pembebanannya poros dapat dibedakan sebagai
berikut :
i. Poros gandar
Gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta
barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat
beban lentur, poros gandar ini biasanya terdapat pada sumbu as roda
motor yang mana digunakan untuk menopang bearing (Saputro, 2016).

Gambar 2.6.1 poros gandar


Sumber: (https://tinyurl.com/43cyvmsb)

Poros gandar ini tidak hanya terdapat pada sumbu as roda kendaraan,
akan tetapi juga terdapat pada system yang sederhana seperti sepeda.
ii. Poros spindle

Kelompok 7
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatif pendek, misalnya
pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa
beban puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima
beban lentur (axial load). Poros spindle dapat digunakan secara efektif
apabila deformasi yang terjadi pada poros tersebut kecil. Poros spindle
dalam pengoperasiannya harus dilakukan dengan hati-hati serta
perawatannya harus rutin dan juga
iii. Poros transmisi
Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan
mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-
duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt Pulley,
sprocket rantai, pada poros ini juga diperhatikan perhitungan kekuatan
tarik, tekan maupun kekuatan menerima daya karena poros transmisi
biasanya digunakan untuk mentransmisikan daya

Gambar 2.6.2 poros transmisi


Sumber: (https://indonesian.alibaba.coml)

Poros transmisi juga biasanya ditemukan pada bagian kendaraan baik


mobil, sepeda motor, maupun alat berat.

2.7 Pasak
Pasak merupakan suatu elemen yang digunakan untuk menahan atau
pengunci bagian-bagian mesin dan sebagai pengaman apabila terjadi
kelebihan beban maka pasak akan lebih dahulu rusak sebelum terjadi
kerusakan pada poros. Dalam perencanaan ini pasak digunakan untuk

Kelompok 7
menghubungkan antara poros speed reducer dan poros penekuk behel. Pasak
juga biasanya terdapat di bagian
konstruksi bangunanm struktur bangunan dan juga terdapat pada penahan
sprocket, puli, roda gigi atau kopling pada porosnya. Pembuatan pasak juga
harus mempertimbangkan kekuatan struktur maupun material agar saat poros
jadi tidak mengalami kegagalan atau pun halangan.

2.8 Tegangan
Tegangan di dalam suatu benda bisa terjadi oleh berbagai mekanisme, seperti
reaksi terhadap gaya eksternal (misal gravitasi) yang diaplikasikan ke bahan
curah, juga reaksi terhadap gaya yang diaplikasikan ke permukaannya seperti
gaya kontak, tekanan eksternal, dan gesekan. Setiap deformasi dari benda
padat menghasilkan tegangan elastis, mirip dengan reaksi gaya pada pegas
yang selalu kembali ke bentuk semula. Pada cairan dan gas, tegangan elastis
hanya terjadi ketika deformasi mengubah volume. Namun deformasi akan
selalu berubah seiring dengan waktu, termasuk cairan (misal pelumas yang
viskositasnya berubah sehingga harus diganti secara periodik).

Gambar 2.9.1 tegangan pada bahan


Sumber: https://materikimia.com/menganalisis-sifat-elastisitas-bahan/)

Apabila di dalam satu penampang terjadi lebih dari satu jenis tegangan
dengan waktu yang bersamaan, dalam hal ini terjadi tegangan gabungan yang
didefinisikan sebagai penjumlahan dari kuadrat tegangan (normal) dengan
hasil kuadrat atas konversi tegangan- tegangan (tangensial) yang dikalikan
tiga. Kemudian hasil penjumlahan tersebut di akar kuadratkan sehingga akan

Kelompok 7
diperoleh nilai tegangan gabungan. Besarnya konversi tegangan tergantung
dari jenis dan kasus pembebanan.

Konsep dari tegangan dapat diilustrasikan pada sebuah batang prismatis yang
mendapat gaya aksial. Batang prismatis adalah sebuah elemen struktural lurus
yang mempunyai penampang kostan di seluruh panjangnya dan gaya aksial
adalah beban yang arah sama dengan sumbu elemen, sehingga
mengakibatkan tarik atau tekan pada batang.

Pada gaya aksial, komponen ini mengukur kerja tarikan atau tekanan di
penampang. Adapun beberapa macam tegangan adalah sebagai berikut:
a. Normal stress
Tegangan normal (normal stress) adalah intensitas gaya per satuan luas
yang bekerja tegak lurus atau normal terhadap penampang.
b. Tegangan geser
Tegangan geser (Shear stress) merupakan tegangan yang arahnya sejajar
dengan permukaan benda. Tegangan geser berbeda dengan tegangan tarik
maupun tegangan tekan, karena tegangan geser disebabkan oleh gaya yang
bekerja sepanjang atau sejajar dengan luas penahan gaya.
c. Tegangan dukung
Tegangan dukung (Bearing stress) merupakan tegangan yang disebabkan
oleh beban permukaan. Contohnya tegangan yang terjadi pada bearing.
d. Tegangan puntir
Tegangan puntir (Torsion stress) merupakan tegangan yang disebabkan
gaya puntiran terhadap suatu benda. Tegangan ini sering dijumpai pada
poros atau suatu batang puntir.
e. Tegangan lengkung
Tegangan lengkung (Bending stress) merupakan tegangan yang
diakibatkan karena adanya gaya yang menumpu pada titik tengah suatu
beban (Budynas & Nisbett, 2015)

Kelompok 7
Kelompok 7
BAB III
ALAT DAN BAHAN

iii.1 Alat
Untuk melakukan praktikum bending diperlukan alat dan bahan guna
mendukung berlangsungnya kegiatan praktikum.
a. Mesin Tekuk Bending
Mesin tekuk bending yang digunakan berfungsi untuk menekuk plat,pipa,
ataupun material lainnya.

ix
i
viii
ii
vii

vi iii

v
iv

Gambar 3.1.1 mesin tekuk


Sumber : (laboratorium proses fabrikasi)

Bagian dan fungsi dari mesin tekuk(bending manual) min 2 baris:


i. Spindel pengatur keseimbangan rahang penjepit
Berfungsi sebagai penyeimbang kerapatan kiri dan kanan agar benda
kerja seimbang
ii. Penyetel sudut
Berfungsi sebagai penyetel sudut kemiringan tekuk sesuai dengan
derajat yang ditentukan oleh konsumen yang mana sudut maksimal
yang mampu dibending oleh alat tekuk manual adalah sebesar 900.

Kelompok 7
iii. Tuas penekuk
Tuas penekuk berfungsi untuk menekuk benda kerja dengan
memanfaatkan tenaga dari tangan
iv. Pedal pengunci rahang
Pedal pengunci rahang berfungsi untuk mengunci rahang jepit agar
tidak terbuka saat proses bending
v. Pedal pengunci
Pedal pengunci berfungsi untuk mengunci benda kerja dengan cara
diturunkan menggunakan kaki operator
vi. Hidrolik
Hidrolik berfungsi untuk meringankan tuas penekuk agar tidak
terlalu membutuhkan banyak tenaga
vii. Pengunci tuas
Rahang pengunci tuas berfungsi untuk mengunci tuas penekuk agar
tidak lepas kembali.
viii. Rahang penekuk
Rahang penekuk berfungsi untuk menekuk benda kerja atau material
yang akan di proses bending
ix. Rahang penjepit
Rahang penjepit pada mesin bending manual berfungsi untuk
penjepit benda kerja yang akan di bending

b. Meja rentang
Meja rentang berfungsi sebagai alas benda atau material yang akan ditekuk
sesuai keinginan.

Gambar 3.1.2 meja rentang


Sumber: (laboratorium proses fabrikasi)

Kelompok 7
c. Sarung Tangan
Pemakaian sarung tangan adalah hal yang wajib saat praktikum, karena
sarung tangan menjadi pelindung utama tangan dari benda tajam

Gambar 3.1.3 Sarung Tangan


Sumber : (laboratorium proses fabrikasi)

Sarung tangan yang digunakan pada praktikum kali ini terbuat dari
bahan kain atau wol yang dapat melindungi tangan dari bahan yang
mungkin dapat melukai
d. Kaca Pelindung (Face Shield)
Kaca pelindung berguna ketika kita sedang melakukan kegiatan
memotong suatau benda menggunakan alat berputaran tinggi. Face
shield merupakan perlindungan utama untuk praktikum kali ini.

Gambar 3.1.4 Kaca Pelindung atau face Shield


Sumber: (laboratorium proses fabrikasi)

e. Sepatu Safety
Pada saat melakukan praktikum didalam lab diharuskan menggunakan
sepatu yang sesuai dengan standar, pemilihan sepatu ini harus sesuai
dengan standar yang ada.

Kelompok 7
Gambar 3.1.5 Sepatu Safety
Sumber: (laboratorium proses fabrikasi)

Fungsi sepatu safety untuk melindungi kaki dari resiko kecelakaan kerja,
seperti serpihan logam tajam yang mampu melukai kaki, dan juga
melindungi dari cairan kimia yang bersifat keras.

f. Penggaris
Pada praktikum ini, penggaris digunakan untuk mengukur berapa
panjang benda yang akan dipotong.

Gambar 3.1.6 Penggaris


Sumber: (Laboratorium Proses Fabrikasi)

g. Penggores
Penggores berfungsi sebagai penanda tempat bahan akan dipotong.
Penggunaannya cukup sederhana, yakni dengan menggoreskan
penggores pada benda kerja/logam yang akan ditekuk. Pada praktikum
kali ini menggunakan penggores dengan bahan logam yang di buat
dengan sedemikian rupa agar berfungsi dengan baik.

Kelompok 7
Gambar 3.1.7 Penggores
Sumber : (laboratorium proses fabrikasi)

h. Penitik
Berfungsi untuk membuat titik pada bagian plat sebelum dilakukan proses
drilling agar tidak bergeser. Penitik yang digunakan ini terbuat dari bahan
logam yang mana bahan ini sangat sering digunakan untuk membuat
mesin perkakas atau peralatan kunci kendaraan. Pemilihan material logam
ini tentu mempertimbangkan kekuatan yang dibutuhkan oleh mesin
tersebut.

Gambar 3.1.8 Penitik


Sumber :(Laboratorium Proses fabrikasi)

iii.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum modul bending kali ini adalah
sebagai berikut:
a. Material Plat Besi Eser 1,5 mm

Kelompok 7
Besi plat digunakan sebagai bahan dasar bangunan, jadi besi plat besi
dapat digunakan sebagai sambungan dalam konstruksi. Memegang plat ini
wajib menggunakan sarung tangan karena dibagian sisi material ini
terdapat bagian yang tajam oleh karena itu harus menggunakan sarung
tangan.

Gambar 3.2.1 Material plat besi 1,5 mm


Sumber : (Laboratorium Proses Fabrikasi)

b. Besi Nako
Selain pipa logam, bahan kerja yang dipakai adalah besi nako. Untuk jenis
besi nako yang dipakai itu ukuran 450 mm sebanyak 4 buah dan 250mm
sebanyak 2 buah, berbeda ukuran. Pada praktikum ini, besi begel dipotong
dengan gerinda tangan. Besi nako dipakai sebagai kaki penyangga.

Gambar 3.2.2 Besi nako


Sumber: (Laboratorium Proses fabrikasi)

Pada proses pemotongan besi nako ini harus hati-hati karena risiko dari
alat yang digunakan sangat lah berbahaya apabila digunakan tidak dengan
semestinya, seluruh praktikan maupun asisten praktikum harus

Kelompok 7
menggunakan apd lengkap seperti kaca mata yang melindungi mata dari
serpihan, kemudian sarung tangan dan juga sepatu safety yang
melindungi.
iii.3 Prosedur Pemakaian
Adapun prosedur percobaan pada modul bending manual adalah sebagai
berikut:
a. Sebelum memakai
Adapun prosedur percobaan praktikum modul ini sebelum menggunakan
alat adalah sebagai berikut
i. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
ii. Memeriksa keadaan mesin bending
iii. Membuat tanda pada bagian benda kerja yang akan ditekuk
menggunakan spidol atau penggores.

b. Saat memakai
Adapun prosedur percobaan praktikum modul ini saat menggunakan alat
adalah sebagai berikut:
i. Menginjak pedal pembuka rahang, lalu letakkan benda kerja pada
meja rentang dengan posisi bagian yang akan ditekuk
ii. Mengatur ukuran sudut benda kerja yang akan di tekuk
iii. Menjepit benda kerja dengan menekan/menginjak pedal penjepit dan
kunci posisi pedal penjepit
iv. Mengatur berapa sudut derajat yang di inginkan,
v. Menggerakkan tuas penekuk ke atas
vi. Melepaskan jepitan benda kerja dengan membuka kuncian pada pedal
penjepit.

c. Setelah memakai
Adapun prosedur percobaan praktikum modul ini setelah pemakaian alat
adalah sebagai berikut:
i. Membersihkan benda kerja dari kotoran
ii. Mengembalikan mesin bending dan peralatan ke tempat semula

Kelompok 7
Kelompok 7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil dari kegiatan praktikum modul bending ini adalah sebagai
berikut:
a. Hasil pemotongan plat 7 cm
Adapun hasil pemotongan plat yang telah dilakukan pada praktikum kali
ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1.1 plat besi sebelum ditekuk


Sumber: (Laboratorium Proses fabrikasi)

b. Hasil plat setelah dibending


Adapun hasil plat yang sudah di bending yang telah dilakukan pada
praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1.2 plat besi setelah ditekuk


Sumber: (Laboratorium Proses Fabrikasi)

Kelompok 7
4.2 Pembahasan
Setelah melakukan kegiatan praktikum modul bending ini, pertama kali
praktikan melakukan breafing dan juga mengerjakan pre test yang diberikan
oleh pihak laboran serta asprak, kemudian selanjutnya praktikan dijelaskan
mengenai komponen serta fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium
proses manufaktur dan akhirnya kita dapat mengetahui penggunaan alat
perkakas bending manual dan sudah memahami cara kerja alat tersebut,
seperti yang kita ketahui setelah praktikum bahwasannya alat bending manual
mampu menekuk material sebesar 450 sampai 900. Material yang digunakan
adalah plat besi dengan ketebalan 1,5 mm.

Gambar 4.2.1 plat setelah di bending


Sumber: (laboratorium proses fabrikasi)

Sebelum melakukan proses penekukan pertama plat besi di ukur 7 cm dan 3


cm sebanyak 4 buah, kemudian dipotong dengan alat shearing, untuk
nantinya dijadikan pengunci atau penyangga pada percobaan kerja bangku.
Plat yang sudah di ukur tadi kemudian dilakukan proses drilling untuk
membuat lubang dan kemudian plat di ukur dengan jarak 3,5 kemudian
dilakukan proses bending dengan sudut 900, kemudian plat tersebut di
bengkokkan Kembali dengan ukuran setengah dari 3,5 cm menggunakan
sudut 450 proses ini dilakukan pada kedua sisi plat dan di ulangi sampai
mendapat 4 buah dengan ukuran yang sama yaitu 7 cm.

Proses bending akan mengakibatkan penarikan pada sisi luar dan pengkerutan
pada sisi dalam diameter kelengkungan. Ketebalan plat/logam akan
berpengaruh pada radius bending yang dibentuk dan kemampuan material
untuk dapat mengalami peregangan tanpa terjadi distorsi. Material dengan

Kelompok 7
ukuran besar apabila dilengkungkan dengan radius yang kecil akan mudah
mengalami distorsi dibandingkan material dengan ukuran kecil dan radius
bending yang besar. Distorsi sendiri adalah proses penyimpangan atau
gangguan selama proses berlangsung. Setelah proses bending selesai maka
tahap selanjutnya adalah pembersihan benda serta alat perkakas yang
digunakan agar terlihat rapi dan tidak mengganggu kegiatan lain.

Kelompok 7
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

ii.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum modul bending yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut:
a. Mesin bending manual atau mesin mesin tekuk adalah mesin yang
digunakan untuk menekuk atau membentuk benda benda dengan
menggunakan tenaga manusia.
b. Sebelum melakukan pekerjaan, terutama proses manufaktur harus
menggunakan perlengkapan keselamatan guna menjaga diri dari benda-
benda yang menimbulkan risiko.
c. Mesin tekuk memiliki beberapa bagian-bagian utama,yaitu rahang
penjepit, hdrolik, tuas penekuk, pedal pengunci rahang, pengunci, meja
rentang, rahang penekuk, penyetul sudut, pedal pengunci penjepit, dan
spindle.
d. Praktikan mengetahui komponen dan kegunaan alat setelah melakukan
praktikum modul bending
e. Proses bending dilakukan dengan menggerakan tuas penekan untuk
menekan benda kerja dengan menetukan sudut sesuai yang di inginkan.

ii.2 Saran
Adapun saran untuk kegiatan praktikum modul bending proses manufaktur
adalah sebagai berikut:
a. Praktikan harus membaca modul sebelum memulai praktikum agar
memahami materi dengan baik.
b. Untuk seluruh kegiatan yang berada di dalam lab proses manufaktur
sebaiknya menggunakan pelindung diri (safety first) baik asprak
maupun praktikan agar terhindar dari hal yang tidak di inginkan.

Kelompok 7
c. Praktikan harus menggunakan alat atau fasilitas yang ada dengan baik
tanpa merusak atau sebagainya
d. Praktikan dilarang bercanda selama kegiatan praktikum berlangsung,
karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak di inginkan
e. Untuk asisten praktikum sudah sangat baik memaparkan materi
sehingga kami semua menjadi paham
f. Selalu mengecek mesin yang ada di lab sebelum kegiatan praktikum
berlangsung guna mencegah kerusakan dan lain sebagainya.

Kelompok 7
DAFTAR PUSTAKA

Budynas, R. G., & Nisbett, J. K. (2015). Shigley's Mechanical Engineering Design Tenth
Edition. New York: McGraw-Hill Education.
KENCANAWATI, C. (2017). MODULE BAHAN AJAR PROSES PEMESINAN.
Denpasar: Fakultas Teknik Universitas Udayana.
Marsis, W. P., & Iswantoro. (2007). PERANCANGAN MESIN BENDING
DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM DONGKRAK HIDROLIK
SEDERHANA. UMJ, 43.
Saputro. (2016). Proses Bending. (http://eprints.polsri.ac.id/3222/3/BAB
%20II.pdf, diakses: 17 Agustus2020), 3.
Sulistyo, A. (2014, April 14). Aris S. Retrieved from
http://arissulistyo.blogspot.com/2014/04/makalah-bending-teknik-
mesin-s-1.html

Kelompok 7

Anda mungkin juga menyukai