Anda di halaman 1dari 31

CRITICAL BOOK REPORT

HUKUM DASAR KELISTRIKAN

RANGKAIAN LISTRIK

Dosen pengampu:

Irham Ramadhani S.Pd,M.Pd

Purwanto, S.Si.,M.Pd

DI SUSUN OLEH:

NAMA : HIDEA OLIVA BR GINTING

NIM : 4213121012

KELAS : PSPF 2021 A

MATA KULIAH : RANGKAIAN LISTRIK

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2022
1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur terhadap kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
karena karunia dan rahmat-Nya lah saya masih diberikan kesehatan dan umur yang panjang sehingga
saya mampu menyelesaikan tugas “Critical Book Review” ini. Tugas ini saya buat untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Rangkaian Listrik”. Saya juga berterima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah
Rangkaian listrik yaitu Bapak Irham Ramadhani S.Pd, M.Pd dan Purwanto, S.Si.,M.Pd yang telah
memberikan arahan dan bimbingannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Critical Book Review
ini dengan baik.

Tugas Critical Book Review ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kita semua khususnya untuk saya sendiri. Saya menyadari bahwa tugas Critical Book Review ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Apabila di dalam tugas ini terdapat kesalahan, saya memohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan,
pemahaman, dan pengalaman saya masih terbatas dikarenakan ilmu saya yang belum seberapa. Karena
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan tugas Critical Book Review saya kedepannya, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa ada saran yang membangun.

Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.

Medan, September 2022

Hidea oliva br ginting

2
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR ..................................................................................... 4

B. Tujuan Penulisan CBR................................................................................................... 4

C. Manfaat CBR................................................................................................................. 4

D. Identitas Buku Yang Direview....................................................................................... 5

BAB II RINGKASAN MATERI......................................................................................... 7

A. Buku Utama (Bab III)..................................................................................................... 7

B. Buku Pembanding (Bab III) ............................................................................................22

BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................26

A. Pembahasan Isi Buku ....................................................................................................26

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku ..................................................................................28

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................30

A. Kesimpulan...................................................................................................................30

B. Saran .............................................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................30

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Rasionalisasi Pentingnya CBR

Melakukan atau membuat Critical Book Review pada suatu buku sangat penting untuk dilakukan
terlebih jika kita membandingkannya dengan buku yang lainnya. Dengan mempelajari dan
menerapkan sistem CBR, mahasiswa diharapkan dapat berpikir lebih kritis lagi dan pembaca
tidak hanya monoton untuk membaca saja dan menerima langsung apa isi dari buku yang dibaca
tetapi pembacaa dapat mengetahui juga kelebihan dan kekurangan buku tersebut serta dengan
mudah mendapatkan informasi yang kompeten. Kita juga dilatih untuk berfikir secara rasional
dan sistematis dalam menanggapi isi-isi buku tersebut sehingga memudahkan kita kedepannya
dalam memberikan komentar terhadap buku-buku lainnya.

B. Tujuan Penulisan CBR

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Rangkaian Listrik

2. Menambah pengetahuan tentang Rangkaian Listrik dan manfaatnya dalam kehidupan

3. Meningkatkan pola pikir kreatif dalam membandingkan buku

4. Menguatkan pemahaman pembaca mengenai betapa pentingnya mempelajari ilmu Rangkaian


listrik sejak dini agar bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

C. Manfaat CBR

1. Mengetahui informasi sebuah buku

2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan suatu buku

3. Melatih kemampuan penulis dalam mengkritisi sebuah buku

4
D. Identitas Buku Yang Direview

1. Buku Utama

 Judul : Fundamentals of electric circuits

 Edisi : kelima

 Pengarang : Charles K.Alexander , Matthew N.O.Sadiku

 Penerbit : MC Graw Hill

 Kota terbit : Amerika

 Tahun terbit : 2013

 ISBN : 978-0-07-338057-5

 Halaman : xi + 905

5
2. Buku Pembanding

 Judul : DASAR TEKNIK ELEKTRO RANGKAIAN LISTRIK

 Edisi : Pertama

 Pengarang : Prof. Ir. Budiono Mismail, M.S.E.E., PhD

 Penerbit : UB Press

 Kota terbit : Malang

 Tahun terbit : 2011

 ISBN : 978-602-8960-54-0

 Ukuran : 15.5 x 23.5 cm

 Halaman : x + 315

6
BAB II

RINGKASAN MATERI

A. Buku Utama (Bab II)

HUKUM OHM

Sifat fisikatau kemampuan untuk menahan arus disebut sebagai resistansi dan dilambangkan
dengan symbol R. Resistansi dari setiap material dengan luas penampang A bergantung pada A
dan panjangnya e. Rumus untuk resistansi yaitu :

R=𝜌
𝐴

Dimana 𝜌 disebut sebagai resistivitas material dalam ohm meter. Contoh konduktor yang baik
adalah seperti tembaga dan alumunium, yang memiliki resistivitas yang rendah, sedangkan
isolator yaitu mika dan kertas, yang memiliki resistivitas yang tinggi.

Tabel Resisvitas Bahan Umum

Bahan Resistivitas (Ω. 𝑚) Penggunaan


Perak 1.64 x 10−8 Konduktor
Tembaga 1.72 x 10−8 Konduktor
Alumunium 2.8 x 10−8 Konduktor
Emas 2.45 x 10−8 Konduktor
Karbon 4 x 105 Semikonduktor
Germanium 47 x 102 Semikonduktor
Silikon 6.4 x 102 Semikonduktor
Kertas 1010 Isolator
R 5 x 1011 Isolator
Kaca 1012 Isolator
Teflon 3 x 1012 Isolator

Georg Simon Ohm (1787 – 1854), seorang ilmuwan fisikawan Jerman, menemukan hubungan
anatara arus dan tegangan untuk sebuah resistor. Hubungan tersebut disebut sebagai hokum
Ohm. Dimana hokum Ohm menyatakan bahwa tegangan v pada resistor berbanding lurus dengan
arus yang melalui resistor.

Dimana :

v∞i

7
Ohm menyatakan bahwa konstanta proporsionalitas untuk menjadi resistor R, dimana resistor
adalah alat yang dapat berubah jika kondisi internal dan ekternal elemen diubah, contohnya jika
terdapat perubahan suhu. Sehingga didapatkan persamaan menjadi :

v = iR

Dimana persamaan tersebut merupakan bentuk matematika dari hokum Ohm. Resistansi R suatu
elemen menunjukkan kemampuannya untuk menahan aliran arus listrik.
𝑣
R= 𝑖

Maka :
1𝑉
1Ω= 𝐴

Berikut terdapat gambar hubungan pendek dan sirkuit terbuka :

Hubungan pendek adalah elemen rangkaian dengan resistansi mendekati nol. Untuk rangkaian
terbuka didapatkan rumus :
𝑣
i = lim =0
𝑅→∞𝑅

Berikut merupakan gambar dari resistor tetap

8
Sebuah resistor baik tetap ataupun variable. Resistor tetap artinya resistansinya tetap konstan.
Terdapat dua jenis resistor tetap yaitu wirewound dan komposisi. Resistor variable dikenal
sebagai tiometer poten atau pot. Resistor variable dapat berupa winewound atau jenis komposisi.

(a) Resistor linier


(b) Resistor nonlinier
Contoh Soal :

Setrika listrik menarik 2 A pada tegangan 120 V. Tentukan hambatannya

Jawab :

Berdasarkan hokum Ohm, maka

9
𝑣 120
𝑅𝑝 = 𝑖 = = 60 Ω
2

Node, Cabang, dan Loop


Karena elemen rangkaian listrik dapat saling berhubungan dalam beberapa cara,
kita perlu memahami beberapa konsep dasar topologi jaringan . Untuk
membedakan antara sirkuit dan jaringan, kita dapat menganggap jaringan sebagai
interkoneksi elemen atau perangkat, sedangkan sirkuit adalah jaringan yang
menyediakan satu atau lebih jalur tertutup. The con campur, ketika menangani
topologi jaringan, adalah dengan menggunakan jaringan kata bukan sirkuit. Kami
melakukan ini meskipun kata jaringan dan sirkuit memiliki arti yang sama ketika
digunakan dalam konteks ini. Dalam jaringan topol-
ogy, kita mempelajari yang sifat yang
berkaitan dengan para penempatan dari unsur-unsur dalam jaringan dan
konfigurasi geometrik jaringan. Elemen tersebut termasuk cabang, node, dan
loop.

1. Cabang mewakili elemen tunggal seperti sumber tegangan atau


penghambat.
2. Node adalah titik hubungan antara dua atau lebih cabang.
3. Loop adalah setiap jalur tertutup dalam suatu rangkaian

Loop adalah jalur tertutup yang dibentuk dengan memulai dari sebuah simpul,
melewati a set node, dan kembali ke node awal tanpa melewati setiap node lebih
dari sekali. Sebuah loop dikatakan independen jika mengandung setidaknya satu
cabang yang bukan merupakan bagian dari loop independen lainnya. Loop atau
jalur independen menghasilkan himpunan persamaan yang
independen.Dimungkinkan untuk membentuk satu set loop independen di mana
salah satu dari loop tidak mengandung cabang seperti itu. abca dengan resistor
adalah independen. Loop kedua dengan resistor dan sumber arus adalah
independen. Loop ketiga bisa menjadi loop dengan resistor secara parallel dengan
resistor. Ini memang membentuk independen set loop. Sebuah jaringan dengan b
cabang, n node, dan l loop independen akan memenuhi teorema dasar topologi
jaringan:
B= l + n – 1

Dua atau lebih elemen berada dalam seri jika mereka secara eksklusif berbagi satu
elemen node dan akibatnya membawa arus yang sama.
Dua atau lebih elemen dikatakan paralel jika mereka terhubung ke elemen yang
sama
dua node dan akibatnya memiliki tegangan yang sama di antara mereka.

10
Kirchhoff’s Laws
Hukum pertama Kirchhoff didasarkan pada hukum kekekalan muatan,
yang mensyaratkan bahwa jumlah aljabar muatan dalam suatu sistem tidak dapat
mengubah.

Hukum Kirchhoff saat ini (KCL) menyatakan bahwa jumlah aljabar arus
memasuki simpul (atau batas tertutup) adalah nol.

Secara matematis, KCL menyiratkan bahwa :


𝑁

∑𝑖𝑛
𝑛=1

di mana N adalah jumlah cabang yang terhubung ke node dan adalah arus ke-n memasuki (atau
meninggalkan) simpul. Dengan hukum ini, arus memasuki node dapat dianggap sebagai positif,
sedangkan arus meninggalkan simpul dapat dianggap negatif atau sebaliknya.

Untuk membuktikan KCL, menganggap satu set dari arus i k ( t ), k = 1, 2, p , aliran


menjadi sebuah simpul. The aljabar sum dari arus di dalam simpul adalah
iT (t) = i1(t) + i2(t) + i3(t) + p

Mengintegrasikan kedua sisi dari persamaan. (2.14) membe


rikan

qT (t) = q1(t) + q2(t) + q3(t) + p

Gambar 2.16 mana q k ( t ) = ∫ i k ( t ) d t dan q T ( t ) = ∫ i T ( t ) d t . Tapi


Arus di sebuah simpul menggambarkan yang hukum dari konservatisme tion dari listrik muatan memerlu
KCL. kan bahwa para aljabar jumlah dari listrik biaya di node tidak
harus berubah; yaitu, node tidak
menyimpan muatan bersih . Dengan
demikian q T ( t ) = 0 S i T ( t ) = 0, mengkonfirmasikan dengan va
liditas dari KCL.
Pertimbangkan dengan simpul di Gambar. 2.16. Menerapkan K
CL memberi

i1 + (—i2) + i3 + i4 + (—i5) = 0

karena arus i1 , i3, dan i4 yang masuk dalam node, sementara arus i2 dan
i5 yang meninggalkan itu. Dengan menata ulang yang istilah, kita mendapatkan
i1 + i3 + i4 = i2 + i5
11
Persamaan (2.17) adalah bentuk alternatif dari KCL:

Jumlah arus yang masuk ke simpul sama dengan jumlah arus yang keluar dari simpul.

mukaan.
Aplikasi sederhana KCL adalah menggabungkan sumber arus
secara paralel. Arus gabungan adalah jumlah aljabar dari arus yang
disuplai oleh masing - masing sumber. Untuk contoh, yang saat
ini sumber ditampilkan di

Gambar. 2.18 (a) dapat secara gabungan sebagai dalam Gambar. 2.18
(b). The gabungan atau setara saat
ini sumber dapat dapat ditemukan dengan menerapkan KCL ke simpul a .

I T+ I 2= I 1+ I 3
atau
I T= I 1— I 2+ I 3

Suatu rangkaian tidak dapat memuat dua arus yang berbeda , I 1 dan I 2 , secara seri, kecuali
jika I 1 = I 2 ; jika tidak KCL akan akan dilanggar.
Kirchhoff kedua hukum tersebut didasarkan pada yang prinsip dari konservasi dari energi:

Hukum tegangan Kirchhoff (KVL) menyatakan bahwa jumlah aljabar dari semua
tegangan di sekitar jalur tertutup (atau loop) adalah nol.

Dinyatakan secara matematis, KVL menyatakan bahwa:

∑ 𝑣𝑚
𝑚=1

di mana M adalah jumlah tegangan dalam lingkaran (atau


jumlah cabang di dalam loop) dan v m adalah yang m th tegangan.
Untuk mengilustrasikan KVL, perhatikan rangkaian pada Gambar
2.19. Tanda
di setiap tegangan adalah dengan polaritas dari para terminal ditemui pertama seb
agai kami melakukan
perjalanan sekitar satu lingkaran. Kami dapat memulai dengan setiap cabang dan
pergi di sekitar loop baik searah jarum jam atau berlawanan. Misalkan kita mulai
dengan sumber tegangan dan berputar searah jarum jam di sekitar loop seperti
yang ditunjukkan; maka tegangan akan menjadi —v1, +v2, +v3, —v4, and +v5,
dalam urutan itu. Untuk contoh, seperti yang kita mencapai cabang 3, terminal
positif terpenuhi pertama; maka, kami memiliki + v3 3 . Untuk cabang 4,

12
kami mencapai yang negatif terminal pertama; karenanya, -
v 4 . Jadi, KVL menghasilkan
— v 1+ v 2+ v 3— v 4+ v 5= 0
Mengatur ulang istilah memberi
v 2+ v 3+ v 5= v 1+ v 4
yang mungkin akan ditafsirkan sebagai

Ini adalah bentuk alternatif dari KVL. Perhatikan bahwa jika kita telah
melakukan perjalanan berlawanan, yang hasilnya akan telah menjadi + v 1 , -
v 5 , + v 4 , - v 3 , dan - v 2 , yang sama seperti sebelumnya, kecuali bahwa tanda-
tanda dibalik. Oleh karena itu, Persamaan. (2.20) dan (2.21) tetap yang sama.
Ketika sumber tegangan dihubungkan secara seri, KVL dapat
diterapkan untuk mendapatkan yang jumlah tegangan. The gabungan tegangan ad
alah dengan aljabar jumlah dari tegangan sumber individu. Sebagai contoh, untuk
tegangan sumber yang ditunjukkan dalam Gambar. 2.20
(a), yang dikombinasikan atau setara tegangan sumber di Gambar. 2.20
(b) yang diperoleh oleh menerapkan KVL.
— V ab + V 1 + V 2 — V 3 = 0

atau
V ab = V 1 + V 2 — V 3

Untuk menghindari pelanggaran KVL, rangkaian tidak boleh berisi dua tegangan yang berbeda
V 1 dan V 2 secara paralel kecuali V 1 = V 2 .

Resistor dan Tegangan pada rangkaian seri.

13
Pada gambar diatas, contoh rangkaian seri dengan satu loop. Dimana dalam keadaan ini kuat arus
yang mengalir di kedua resistor bernilai sama. Sehingga berlaku hukum Ohm, untuk masing -
masing resistor adalah :

𝑣1 = 𝐼 × 𝑅1 𝑑𝑎𝑛 𝑣2 = 𝐼 × 𝑅2 … … … (2.24)

Jika kita menerapkan KVL ke loop diatas, maka :

−𝑣 + 𝑣1 + 𝑣2 = 0 … … (2.25)

Maka jika kita menggabungkan kedua persamaan, persamaannya menjadi :

𝑣 = 𝑣1 + 𝑣2 = 𝑖(𝑅1 + 𝑅2 ) … … (2.26)

𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑣
𝑖= … … (2.27)
𝑅1 + 𝑅2

Atau dapat kita tulis menjadi :

𝑣 = 𝐼 × 𝑅𝑒𝑞 … … (2.28)

Dimana :

𝑅𝑒𝑞 = 𝑅1 + 𝑅2 … . . (2.29)

Rangkaian pun berubah menjadi :

14
Secara umum, Resistor Ekuivalen dari jumlah resistor yang dihubungjan secara seri adalah
jumlah dari masing-masing resistansi.

Untuk jumlah resistor yang banyak (N) yang disusun secara seri, berlaku :
𝑁

𝑅𝑒𝑞 = 𝑅1 + 𝑅2 … . . +𝑅𝑁 = ∑ 𝑅𝑁 … … (2.30)


𝑛=1

Untuk menentukan tegangan berdasarkan gambar 2.9, kita menggabungkan persamaan (2.24)
dan (2.26)

𝑅1 𝑅2
𝑣1 = 𝑣. 𝑣2 = 𝑣 … … (2.31)
𝑅1 + 𝑅2 𝑅1 + 𝑅2

Untuk jumlah resistor yang banyak (N) yang disusun secara seri, berlaku :

𝑅𝑛
𝑣𝑛 = 𝑣 … … (2.32)
𝑅1 + 𝑅2 + ⋯ + 𝑅𝑛

2.6 Resistor san Pembagian Arus pada Rangkaian Paralel.

Berdasarkan gambar diatas, dimana ada dua resistor yang dihubungkan secara parallel dimana
nilai tegangan yang mengalir di tiap resistor bernilai sama. Berdasarkan hukum ohm yaitu :

𝑣1 = 𝐼1 × 𝑅1 𝑑𝑎𝑛 𝑣2 = 𝐼2 × 𝑅2

15
Atau
𝑣 𝑣
𝐼1 = 𝑑𝑎𝑛 𝐼2 = … … (2.33)
𝑅1 𝑅2

Lalu menggunakan KCL pada node a, sehingga :

𝑖 = 𝑖1 + 𝑖2 … … (2.34)

Lalu subsitusi (2.33) ke (2.34) sehingga :

𝑣 𝑣 1 1 𝑣
𝑖= + = 𝑣( + ) = … … (2.35)
𝑅1 𝑅2 𝑅1 𝑅2 𝑅𝑒𝑞

Dimana 𝑅𝑒𝑞 adalah resistansi ekuivalen dari resistor pada rangkaian parallel.

1 1
𝑅𝑒𝑞 = + … … (2.36)
𝑅1 𝑅2

1 𝑅1 + 𝑅2
= … … (2.37)
𝑅𝑒𝑞 𝑅1 × 𝑅2

𝑅1 × 𝑅2
𝑅𝑒𝑞 = … … (2.37)
𝑅1 + 𝑅2

Maka secara umum, Resistor ekuivalen dari resistor yang disusun secara parallel sama dengan
hasil resistansi dibagi dengan jumlah resistansi itu sendiri.

Dimana untuk resistansi dalam jumlah banyak(N) berlaku :

1 1 1 1
= + + ⋯+ … … (2.38)
𝑅𝑒𝑞 𝑅1 𝑅2 𝑅𝑁

𝑅
𝑅𝑒𝑞 = … … (2.39)
𝑁
Terkadang lebih mudah menggunakan konduktansi pada rangkaian parallel. Dari persamaan
(2.38) maka untuk konduktansi berlaku rumus :

𝐺𝑒𝑞 = 𝐺1 + 𝐺2 + ⋯ + 𝐺𝑁 … … (2.40)

Berdasarkan persamaan (2.40) maka dapat disimpulkan bahwa konduktansi ekuivalen dari
resistor yang disusun paralel adalah jumlah dari masing-masing konduktansinya.

Jika dalam rangkaian seri, konduktansi dalam rangkai seri maka rumusnya :

16
1 1 1 1
= + + ⋯+ … … (2.41)
𝐺𝑒𝑞 𝐺1 𝐺2 𝐺𝑁

𝑣1 = 𝐼 × 𝑅𝑒𝑞 … … (2.42)

Maka untuk kuat arus pada rangkaian parallel, dirumuskan menjadi :

𝑅2 × 𝑖 𝑅1 × 𝑖
𝑖1 = 𝑑𝑎𝑛 𝑖2 = … … (2.43)
𝑅1 + 𝑅2 𝑅1 + 𝑅2

𝐺1
𝑖1 = 𝑖 … … (2.44𝑎)
𝐺1 + 𝐺2

𝐺2
𝑖2 = 𝑖 … … (2.44𝑏)
𝐺1 + 𝐺2

𝐺𝑛
𝑖𝑛 = 𝑖 … … (2.45)
𝐺1 + 𝐺2 + ⋯ + 𝐺𝑛

Transformasi Wye-Delta

Situasi sering muncul dalam analisis rangkaian ketika resistor tidak paralel atau seri. Sebagai
contoh, perhatikan rangkaian jembatan pada Gambar 2.46. Bagaimana kita menggabungkan
resistor ketika resistor tidak seri atau paralel? Banyak sirkuit dari jenis yang ditunjukkan pada
Gambar. 2.46 dapat disederhanakan dengan menggunakan jaringan setara tiga terminal. Ini
adalah jaringan wye (Y) atau tee (T) yang ditunjukkan pada Gambar 2.47 dan jaringan delta (∆ )
atau pi (∏ ) yang ditunjukkan pada Gambar 2.48. Jaringan ini terjadi sendiri atau sebagai bagian
dari jaringan yang lebih besar. Mereka digunakan dalam jaringan tiga fase, filter listrik, dan
jaringan yang cocok. Minat utama kami di sini adalah bagaimana mengidentifikasi mereka ketika
mereka terjadi sebagai bagian dari jaringan dan bagaimana menerapkan transformasi wye-delta
dalam analisis jaringan itu.

17
Konversi Delta ke Wye
Misalkan lebih nyaman untuk bekerja dengan jaringan wye di tempat di mana sirkuit berisi
konfigurasi delta. Kami menempatkan jaringan wye pada jaringan delta yang ada dan
menemukan resistansi yang setara di jaringan wye. Untuk mendapatkan resistansi ekivalen dalam
jaringan wye bekerja, kami membandingkan dua jaringan dan memastikan bahwa resistansi
antara setiap pasangan node di jaringan (atau ) sama dengan resistansi antara pasangan node
yang sama di jaringan Y (atau T). Untuk terminal 1 dan 2 pada Gambar. 2.47 dan 2.48, misalnya,

18
dan mengurangkan Persamaan. (2.48) dari Persamaan. (2.47b) hasil

Mengurangi Persamaan. (2.49) dari Persamaan. (2.47a), kita peroleh

Kita tidak perlu menghafal Persamaan. (2.49) sampai (2.51). Untuk mengubah jaringan menjadi
Y, kami membuat simpul tambahan n seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.49 dan mengikuti
aturan konversi ini: Setiap resistor dalam jaringan Y adalah produk dari resistor di dua cabang
yang berdekatan, dibagi dengan jumlah dari tiga resistor.

Konversi Wye ke Delta


Untuk mendapatkan rumus konversi untuk mengubah jaringan wye ke jaringan delta yang setara,
kami perhatikan dari Persamaan. (2.49) sampai (2.51) bahwa

19
Membagi Persamaan. (2.52) oleh masing-masing Persamaan. (2.49) hingga (2.51) menghasilkan
persamaan berikut:

Dari Persamaan. (2.53) ke (2.55) dan Gambar 2.49, aturan konversi untuk Y ke adalah sebagai
berikut :
Setiap resistor dalam jaringan adalah jumlah dari semua produk yang mungkin dari resistor Y
yang diambil dua sekaligus, dibagi dengan resistor Y yang berlawanan.
Y dan jaringan dikatakan seimbang jika
R1 = R2 = R3 = RY, Ra = Rb = Rc = R∆
Dalam kondisi ini, rumus konversi menjadi

Orang mungkin bertanya-tanya mengapa RY lebih kecil dari R∆ Nah, kita perhatikan bahwa
koneksi Y- seperti koneksi "seri" sedangkan koneksi -seperti koneksi "paralel". Perhatikan
bahwa dalam melakukan transformasi, kami tidak mengambil apa pun dari sirkuit atau
memasukkan sesuatu yang baru. Kami hanya mengganti pola jaringan tiga terminal yang berbeda
tetapi secara matematis setara untuk membuat rangkaian di mana resistor secara seri atau paralel,
memungkinkan kami untuk menghitung Req jika perlu.

Aplikasi

20
Resistor sering digunakan untuk memodelkan perangkat yang mengubah energi listrik menjadi
panas atau bentuk energi lainnya. Perangkat tersebut termasuk melakukan kawat, bola lampu,
pemanas listrik, kompor, oven, dan pengeras suara. seperti di rumah atau di pohon Natal, sering
kali terdiri dari N lampu yang dihubungkan secara paralel atau seri. Setiap lampu dimodelkan
sebagai resistor.

Desain Pengukur DC Berdasarkan sifatnya, resistor digunakan untuk mengontrol aliran arus.
Kita manfaatkan properti ini dalam beberapa aplikasi, Kata potensiometer, berasal dari kata
potensial dan meter, menyiratkan bahwa potensi dapat diukur. Potensiometer (atau singkatnya
pot) adalah perangkat tiga terminal yang beroperasi berdasarkan prinsip pembagian tegangan. Ini
pada dasarnya dapat disesuaikan pembagi tegangan. Sebagai pengatur tegangan, digunakan
sebagai volume atau level kontrol di radio, TV, dan perangkat lainnya.

Vout = Vbc = Rbc / Rac . Vin

di mana Rac = Rab + Rbc Jadi Vout, berkurang atau bertambah seiring meluncurnya kontak pot
bergerak ke arah c atau a, masing-masing. Aplikasi lain di mana resistor digunakan untuk
mengontrol aliran arus ada di analog dc meter — ammeter, voltmeter, dan ohmmeter, yang
mengukur arus, tegangan, dan hambatan, masing-masing. Setiap meter ini menggunakan gerakan
meteran d'Arsonval, gerakan ini pada dasarnya terdiri dari kumparan inti besi yang dapat
digerakkan dipasang pada poros antara kutub magnet permanen. Kapan arus mengalir melalui
koil, itu menciptakan torsi yang menyebabkan penunjuk untuk membelokkan. Jumlah arus yang
melalui kumparan menentukan defleksi penunjuk, yang terdaftar pada skala yang terpasang pada
meter pergerakan. Misalnya, jika gerakan meter dinilai 1 mA, 50 itu akan mengambil 1 mA
untuk menyebabkan defleksi skala penuh dari gerakan meteran. Dengan memperkenalkan sirkuit
tambahan untuk gerakan meteran d'Arsonval, sebuah ammeter, voltmeter, atau ohmmeter dapat
dibangun, di mana voltmeter analog dan ammeter adalah terhubung ke suatu elemen. Voltmeter
mengukur tegangan pada a beban dan karena itu terhubung secara paralel dengan elemen.

Voltmeter terdiri dari gerakan d'Arsonval di seri dengan resistor yang resistansinya sengaja
dibuat sangat besar (secara teoritis, tak terbatas), untuk meminimalkan arus yang ditarik dari
sirkuit. Untuk memperluas jangkauan tegangan yang dapat diukur oleh meteran, resistor pengali
seri sering dihubungkan dengan voltmeter, tergantung pada apakah sakelar terhubung ke atau
masing-masing.

Jenis meter yang telah diketahui sebagai meter analog dan didasarkan pada gerakan meteran
d'Arsonval. Jenis meteran lain, yang disebut meteran digital, didasarkan pada rangkaian aktif
elemen seperti op amp. Misalnya, multimeter digital menampilkan pengukuran tegangan dc atau
ac, arus, dan resistansi sebagai diskrit angka, alih-alih menggunakan defleksi pointer pada skala
kontinu sebagai dalam multimeter analog.

21
B. Buku pembanding (Bab III)

Hukum Dasar Rangkaian Listrik

1. Hukum Kirchhoff
• Hukum Kirchhoff Pertama : Kuat Arus

“Jumlah aljabar semua arus yang menuju ke suatu titi-hubung sama dengan nol”

Suatu titik-hubung atau simpul dalam rangkaian listrik adalah titik dengan dua atau lebih
unsur dan sumber bertemu. Dalam penggunaan hukum Kirchhoff tampak bahwa arus disuatu
simpul adalah nol jika diandaikan bahwa arah positif adalah arah arus yang menuju kesimpul dan
arah negative untuk arus yang meninggalkan simpul tersebut (atau sebaliknya).

• Hukum Kirchhoff Kedua: Hukum Tegangan

“jumlah aljabar semua tegangan yang diambil menurut arah tertentu sepanjang jalur yang
tertutup adalah sama dengan nol”.

Setiap tegangan, termasuk tengangan imbas oleh arus yang berubah diluar rangkaian,
harus disertakan. Secara matematika, hukum Kirchhoff tegangan tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut:

Hukum kedua ini merupakan akibat dari prinsip kekekalan tenaga yang setara dengan
kesetimbangan tenaga dalam hal tenaga yang diberikan sama dengan tenaga yang diserap oleh
rangkaian. Dalam penulisan persamaan hukum ini arah yang dipilih boleh sebarang, tegangan
jatuh adalah tegangan yang mempunyai perubahan potensial dari + ke – dalam rangkaiannya dan

22
tegangan naik adalah dari – ke +. Dalam menerapkan hukum tegangan Kirchhoff dapat
menggunakan tegangan naik yang bernilai positif.

Menurut gambar diatas hukum tegangan Kirchhoff nya akan diperoleh persaman –
persamaan sebagai berikut:

Jalur satu atau rangkaian tertutup satu :

Jalur 2 atau rangkaian tertutub 2 :

Jalur 3 atau rangkaian tertutup 3 :

2. Pengunaan Hukum Dasar Secara Langsung

Pada umumnya, suatu rangkaian listrik terdiri dari banyak rangkaian tertutup yang
mempunyai banyak simpul dengan satu atau lebih sumber. Besaran yang diketahui pada
umumnya berupa tegangan pada sumber tegangan atau arus dari sumber arusnya. Besaran yang
tidak diketahui meliputi arus yang mengalir dalam sumber tegangan, tegangan pada sumber arus
, dan tegangan serta arus dalam unsur-unsur rangkaian lainnya.

Ada dua bentuk rangkaian yang dapat membantu mempermudah penentuan varialbel positif
dan negative yaitu sebagai berikut:

• Rangkaian Seri

23
Dapat dilihat pada gambar diatas arus yang mengalir dalam masing-masing unsur atau sumber
yang dihubungkan secara berurutan itu sama , sesuai dengan hukum Kirchhoff arus, sehingga
hanya ada arus tunggal I yang mengalir dalam rangkaian tersebut.

Penerapan hukum tegangan Kirchhoff pada rangkaian dengan memberikan aturan


rangkaian seri, untuk tegangan naik dan tegangan jatuh, sehingga dapat ditulis:

• Rangkaian Paralel

Rangkaian kedua adalah rangkaian paralel, seperti yang tampak pada gambar diatas
dalam bentuk ini variabel tegangan tunggal terpadang untuk semua unsur dan sumbernya.

Unsur rangkaian dapat juga dijumpai dalam hubungan paralel. Hukum arus Kirchhoff
menyatakan bahwa arus yang memasuki sebuah simpul sama dengan arus yang
meninggalkannya. Persamaannya sebagai berikut:

24
3. Transformasi

Ada bentuk rangkaian tertentu yang tidak dapat disederhanakan dengan hanya menggunakan
kombinasi seri-paralel. Kombinasi seperti itu dapat diselesaikan dengan menggunakan
transformasi . Transformasi ini memungkinkan tiga resistor yang dihubungkan dalam
bentuk Y digantikan oleh resistor lain dalam bentuk , dan sebaliknya.

Jika kedua rangkaian tersebut harus setara maka resistansi antara setiap pasangan kutubnya
harus sama juga. Tiga persamaan serentak dapat ditulis untuk menyatakan kesetaraan ketiga
pasang resistansi kutub tersebut.

Ketiga persamaan tersebut dapat diselesaikan secara serentak untuk nilai , Ra, Rb dan Rc
atau nilai Y : R1, R2 dan R3 maka hasilnya adalah sebagai berikut:

25
4. Penguat Kerja

Penguat kerja pada umumnya dijumpai dalam bentuk rangkaian terpadu dan biasanya dibuat
dalam suatu kemasan yang mempunyai 8 samapi 14 kutup yang mengandung satu sampai 4
penguat kerja.

Penguat kerja mempunyi berbagai karakteristik penting bagi seorang perancang, tetapi
model penguat kerja sempurna hanya mempunyai dua sifat yang diperlukan dalam analisis
rangkaian yaitu sebagai berikut:

• Arus yang masuk ke kedua kutup masukannya sama dengan nol


• Tegangan antara kedua kutup masukan tersebut sama dengan nol.

26
BAB III PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Buku

1. Buku Utama (Bab II)

Di dalam bab ini, isinya membahas tentang hukum dasar pada rangkaian listrik yang
mencakup dalam hukum kirchhoff Pertama (kuat arus) dan kedua (hukum tegangan), kemudian
dalam bab ini juga membahasa mengenai rangkaian simpul pada rangkaian seri dan paralel,
kemudian penguat kerja pada suatu arus listrik.

 Kelebihan Bab

Setiap materi sub bab yang disampaikan dan dijelaskan secara mandetail serta
belandaskan pada hukum-hukum yang ada dan juga sumber-sumber yang revelan,
penurunan rumus disajikan secara sistematis dan terperinci sehingga dapat memudahkan
pembaca mengerti dari setiap hal yang berhungan dengan hukum dasar pada rangkaian
listrik. Penjelasan dalam bab ini juga dilengkapi dengan gambar sehingga menambah
pemahaman bagi pembaca untuk mendalami materi tersebut.
• Kekurangan Bab
Masih banyak menggunakan bahasa-bahasa ilmah yang sulit dipahami oeleh
pembaca. Sehingga bagi para pemula mahasiswa misalnya akan mengalami sedikit
kesulitan.

2. Buku Pembanding (Bab III)


Di dalam bab ini membahas tentang hukum dasar rangkaian yang didalamnya dengan sub
materi hukum kirchhof I (hukum Arus ) dan hukum Kirchhoff II (hukum tegangan) serta hukum
ohm
• Kelebihan Bab
Setiap hukum yang dibahas pada materi hukum dasar rangkaian di dalam buku ini
dijelaskan secara detail serta berlandaskan kepada para ilmuan-ilmuan yang revelan dan
memudahkan pembaca untuk memahami dari penerapan kedua hukum tersebut ( hukum
arus, tegangan serta hukum ohm) dalam konsep rangkaian listrik maupun dalam
kehidupan sehari-hari.
• Kekurangan Bab

27
Materi yang dipapar masih memiliki kekurangan dimana materi yang
disampaikan terlalu singkat dengan rumus-rumus umumnya tidak memaparkan rumus-
rumus matematis dengan penurunan rumus yang ada.

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku

1. Kelebihan Buku
BUKU UTAMA BUKU PEMBANDING

Buku hasil karya dari Charles k. alexander Buku rangkaian listrik dengan penulis Prof.
sudah memiliki penerbit dan sudah ber Ir. Budiono Mismail, M.S.E.E., PhD ini
ISBN sehingga buku dapat dicari dalam sudah memiliki penerbit dan sudah berISBN
perpustakaan. Penulisan buku ini sehingga mudah untuk didapat dan dicari di
menggunakan sistematika penulisan yang perpustakan atau tempat-tempat penjual
sesuai dengan standar EYD dalam bahasa buku lainnya. Dalam penulisan buku ini
inggris. menggunakan ukuran huruf yang pas tidak
terlalu kecil maupun tidak terlalu besar
sehinga mudah untuk dibaca oleh para
pembaca.

Penulisa dalam menyajikan buku ini disertai Penggunaan bahasa yang lugas dan
dengan penemuan –penemuan para ilmuan. sistematis serta praktis memberikan sensai
Hal ini tentu saja menjadi nilai tambah bagi pembaca yang menyenangkan karena materi
buku ini, dengan demikian dapat membuat yang disampaikan mudah dipahami oleh
pembaca lebih dalam memahami materi pembaca. Sehingga pembaca tidak jenuh dan
dasar hukum dalam rangkaian listrik dan tidak mudah bosan dalam memahami materi
dapat menerapkannya dalam kehidupan yang disampaikan dalam buku rangkaian
seharihari. listrik tersebut.

28
Dalam tiap-tiap materi yang disampaikan Terdapat contoh-contoh soal yang dapat
dalam buku ini terdapat gambar-gamabr dan mengasah pengetahuan pembaca dalam
contoh soal yang menarik, sehingga materi rangkaian listrik terkhusus hukum
pembaca dapat lebih mengerti dan dasar rangkaian.
memahami konsep materi dalam hukum
dasar rangkaian listrik. Gambar-gambar dan
contoh soal yang disampaikan dalam buku
ini juga sangat menarik untuk dibahas
karena dapat dengan mudah dipahami .

2. Kekurangan Buku
BUKU UTAMA BUKU PEMBANDING

Penjelasan dalam penyajian materi masih Dalam penyampaian materi yang


banyak menggunakan kata-kata yang sulit disampaikan pada buku ini terlalu ringkas
untuk dimengerti yang membuat pembaca sehingga membuat pembaca sedikit sulit
sedikit sulit dalam mehami tidap mehami hukum –hukum pada rangkaian
penyampaikan pada buku ini. Serta terlalu listrik yang dipaparkan dalam buku ini.
banyak pembahasan-pembahasan yang
berulang.

Buku ini tidak dapat didowlond karena Dalam buku ini tidak ada gambar sebagai
tidak tersedia dalam akses online. Buku ini penjelas dari setiap rumus yang disampaikan
hanya dapat ditemukan dalam perpustakan maupun dalam devinisi setiap materi yang
atau toko-toko buku lainnya, yang dapat disampaikan.
membuat pembaca kesulitan dalam
mengakses buku ini

Bagian caver dalam buku ini kurang Buku yang tidak tersedia secara online dan
menarik perhatian pembaca karena terlalu hanya ada di perpusatakanperpustakan atau
ramai sehingga pembaca bosan dan tidak toko buku sehingga buku ini sulit dicari.
sesuai dengan generasi zaman sekarang

29
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kedua buku ini dapat kita ketahui bahwa bab yang direview membahas tentang materi
dasar hukum pada rangkaian listrik yang mencakup hukum kirchoff I dan II, rangkaian seri dan
paralel serta hukum ohm. Hukum Kirchhoff I menyatakan bahwa “Jumlah aljabar semua arus
yang menuju ke suatu titik hubung adalah nol “. Hukum kirchhoff II “ tegangan yang melintasi
berbagai jenis bahan penghantar adalah berbanding lurus terhadap arus yang mengalir melalui
bahan tersebut”. Hukum Ohm diambil dari nama orang yang menemukan hukum tersebut, yaitu
seorang ahli fisika berkebangsaan jerman, George Simon Ohm. Hukum ohm menyatakan
bahwa:“ tegangan yang melintasi berbagai jenis bahan penghantar adalah berbanding lurus
terhadap arus yang mengalir melalui bhan tersebut”. Dapat kita lihat kembali dari kedua buku
tersebut terdapat pembahasan yang materi yang mirip atau serupa buku sama lain yang dapat
digunakan oleh pembaca untuk mempelajari materi dasar dasar hukum rangkaian listrik terutama
pada materi hukum Kirchhoff I dan II, rangkaian listrik paralel dan rangkaian seri serta hukum
ohm. Kedua buku ini sangatlah bagus dan cocok bagi seseorang yang ingin mempelajari lebih
dalam tentang materi rangkaian listrik serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehri-hari.

B. Saran

Bagi mahasiswa khususnya mahasiswa yang mempelajari mata kuliah rangkaian listrik kedua
buku ini sangat bagus untuk referensi belajar dan sumber pengetahuan. Melihat dari pentingnya
mempelajari tentang penerapan rangkaian listrik dalam kehidupan sehari hari maka penulis
menyarankan agar mahasiwa mampu memahami rangkaian listrik dengan baik demi kesuksesan
dalam menjalankan tanggung jawab menjadi mahasiswa pendidikan fisika.

30
DAFTAR PUSTAKA
Charles k.allexsander, matthew n.o.sadiku, 2013,fundamentals of electric circuits,Amerika: Mc
Grow Hill

Mismail, B. 2011. Dasar Teknik Elektro Rangkaian Listrik. Malang: UB Press

31

Anda mungkin juga menyukai