Ilmu Administrasi Negara sebagai suatu kajian yang multidisipliner berada dalam
kondisi transisi. Ilmu ini senantiasa berada dalam suatu proses perkembangan yang tidak
menuju ke satu arah saja, melainkan menuju ke berbagai arah. Perubahan terjadi semenjak
awal tahun 1990- an, membuat ilmu administrasi Negara berada dalam proses perubahan
yang dinamis. Bahkan Waldo (1968) dalam Toha, (2008) mencatat, bahwa perubahan yang
sedang berlangsung saat itu sebenarnya merefleksi suatu identitas krisis dalam pembentukan
suatu disiplin ilmu pengetahuan termasuk ilmu administrasi Negara ini. Menurut Lynn
(1966). Waldo juga memberikan sinyal bahwa perjuangan administrasi Negara untuk
memperoleh rekognisi dan legitimasi sebagai suatu seni (an art), ilmu pengetahuan (a body of
knowledge) dan suatu profesi (a profession) sudah amat dikenal semenjak lahirnya disiplin
ini.
Pada dasawarsa terakhir ini perjuangan untuk menunjukan keunikan dan keaslian
adinistrasi Negara terus berlangsung, bahkan beberapa akademisi mengatakan semakin
intensif. Dimuali dari awal lahirnya, kajian administrasi Negara memusatkan pada locus dan
boundary pada on going state senantiasa mengundang banyak perdebatan. Membahas arti
“public” pada “administration” dan integrasi dari dua konstruksi itu kedalam suatu bangunan
kajian ilmu pengetahuan senantiasa memberikan harapan dan persoalan (Vigoda, 2002)
Seperti dketahui bersama bahwa bertahun-tahun hukum itu sendiri tidak mampu
memelihara kondisi yang bisa memuaskan timbulnya kinerja pengelolaan sector public.
Memang diakui bahwa system konstitusional bisa memberikan kinerja yang sehat terhadap
administrasi Negara, akan tetapi jika ditinjau dari prinsip efisiensi efektivitas maka hasilnya
akan jauh dari harapan. Hukum yang baik adalah amat diperlukan, tetapi ia bisa juga
melahirkan kondisi inefisien untuk menciptakan kinerja pelayanan public yang baik.
Administrasi Negara concern tentang bagaimana sesuatu itu bisa segera diselesaikan sebaik-
baiknya, hukum mengutamakan prosedur kebsahan menurut konstitusinya. Inilah sebabnya
administrasi Negara berangsur-angsur memalingkan pandangannya ke disiplin lain.
Salah satu disiplin yang kemudian memberikan kontribusi terhadap ilmu administrasi
Negara seperti disinggung diatas adalah ilmu-ilmu keras klasik, yakni engineering dan
industrial relations. Revolusi industry yang terjadi tahun 1900-an yang disertai dengan
reformasi politik demokratisasi berkualitas (higer democratization) dan keprihatinan terhadap
kesejahteraan hidup rakyat, semuanya ini memerlukan navigator yang sangat unggul dan
kualified. Kebutuhan tersedianya para insinyur, entrepreneur industri, dan tekhnisi dan
professional yang bisa mengendalikan baik pasar maupun pemerintahan amat diperlukan.
Berbagai bidang dan metode keinsinyuran dan studi industrial mulai dipergunakan oleh ilmu
administrasi Negara. Metode statistic mulai popular dikalangan sarjana administrasi. Saat itu
statistic dijadikan sebagai ukuran untuk menilai penelitian administrasi Negara baik atau
tidak. Management science yang banyak menggunakan ilmu keinsinyuran mulai menular
dipakai dalam ilmu Administrasi Negara. Hubungan yang telah terjalin lebih dulu antara
manajemen umum dengan administrasi yang berakar pada upaya memahami terhadap
kompleks dan rumitnya persoalan-persoalan organisasi menganut kesamaan dalam
membangun feature ilmu administrasi Negara ke depan. Mulai saat itu terjadi perubahan yang
dramatis dari sifat, orientasi, dan aplikasi teori umum organisasi sabagai salah satu unsure
pokok ilmu administrasi Negara. Penelitian Elton Mayo pakar psikologi industri dari Harvard
Business School yang dilakukan tahun 1920 dan tahun 1930 yang dikenal dengan studin
Howthorn membuktikan bahwa pengaruh kuat industri relations terhadap administrasinegara
tidak lagi bisa diabaikan.
Buku Fred Luthan, Organization Behavior yang diterbitkan tahun 1981, merupakan
buku- buku wajib yang harus oleh mahasiswa pascasarjana Amerika saat itu, sekarang ilmu
perilaku organisasi banyak diajarkan pada program-program master dan doctoral disekolah-
sekolah business administration. Buku-buku terbitan McGraw-Hill, seperti karangan Robert
Kreitner dan engelo Kinicki (2004) dari Arizona State University Organization Behavior dan
karangan lainnya masih banyak dikembangkan. Perubahan-perubahan ilmu administrasi
belum berhenti sampai pada tataran statistic dan ilmu perilaku. Waktu berjalan terus seiring
dengan berjalannya perubahan. Konflik internasional yang terjadi tahun 1930-an dan tahun
1940-an mendorong kuat timbulnya perubahan ideology nasional dan perspektif paham
demokrasi di masyarakat Negara- negara barat. Konsekuensinya kejadian ini berpengaruh
terhadap perkembangan ilmu administrasi Negara dan teori kebijakan public (public policy).
Perang dunia kedua memfasilitasi pemimpin politik (political leader) dan gerakan- gerakan
sosial masyarakat demokratis untuk melakukan reformasi manajemen Negara-negara barat.
Hubungan kondisi sosial dan ekonomi dengan stabilitas politik yang berupa semakin
massive-nya program-program pembangunan ekonomi pemerintah dan administrasi Negara
ikut berperan secara aktif. Perhatian pemerintah mulai diperlihatkan dengan menciptakan
kinerja pelayanan public yang semakin baik dan berkualitas, perencanaan jangka panjang,
dan kinerja jasa penyampaian barang-barang public (public goods) kepada penduduk semakin
berkembang. Menciptakan kehidupan masyarakat yang semakin baik merupakan targetnya,
dan alat untuk mewujudkan itu adalah membangun sector public yang besar dan produktif.
Disini ilmu administrasi Negara memberikan kontribusi dan memainkan peran yang amat
besar. Diantara publikasi yang terkena; saat itu antara lain; Yehezkel Dror (1968) menulis
Public making Reexamined, Thomas R. Dye, (1981), Understanding Public Policy, William
Dunn, (1981) Public Policy, Carl Bellone (1980) menulis tentang Organization Theory and
the New Public Administration.
Secara teoritis perkembangan ilmu administrasi Negara di Indonesia tidak ada yang
istimewa, bahkan mengikuti perkembangan di Negara naju lainnya. Apa yang terjadi di
Amerika misalnya, diimport oleh para pakar di Indonesia diintroduksi sebagai barang baru.
Penelitian dibidang ilmu ini belum banyak yang mengenalkan temuan baru. Entah karena
para peneliti, pengajar, dan pemerhati atau karena pemerintah (pengasaa) yang tidak
mempunyai perhatian terhadap perkembangan ilmu ini atau entah karena penyebab lainnya,
sehingga perkembangan ilmu ini tidak banyak yang bisa diceritakan.
Perkembangan ilmu administrasi Negara di Indonesia tampaknya terpengaruh dengan
apa yang sekarang dikembangkan di Amerika Serikat atau di negara- negara lain. Amerika
Serikat (AS) tampaknya masih dipandang sebagai barometer dari perkembangan ilmu
administrasi Negara. Perubahan paradigma manajemen pemerintahan yang berlangsung di
AS dengan mudah ditransfer menjadi perubahan paradigma di Indonesia, perubahan
renventing government di AS dengan mudah pula dikembangkan dalam administrasi
pemerintahan. Demikian pula perubahan paradigma dari government ke governance yang
dikenalkan UNDP dikopi dengan mudah menjadi program pengembangan tata
kepemerintahan yang baik (Good Governance). Banyak tulisan-tulisan dan program
pendidikan dan perubahan paradigma didalam manajemen pemerintahan dan ilmu
administrasi Negara.
Jika diamati dari program kegiatan pemerintah dalam melakukan perbaikan,
pengembangan dan perubahan dibidang administrasi pemerintahan ada kemajuan. Program
diklat (pendidikan pelatihan) bagi aparat pemerintah dari hari kehari semakin banyak. Diklat
structural untuk pendidikan pejabat yang akan dan telah menduduki jabatan structural
semenjak pelaksanaan otonomi daerah senantiasa meningkat. Dalam 5 tahun terakhir ini
diklat structural (diklat pimpinan II) untuk eselon II dipusat maupun didaerah lebih dari 10
ibu pejabat. Data yang diperoleh dari lembaga administrasi Negara sebagai lembaga
penyelenggara diklat nasional untuk semua pejabat eselon (terutama eselon II dan I) mulai
tahun 2001 sampai dengan tahun 2004 telah mendiklat pejabat eselon II sebanyak 12.186
pejabat, dan eselon I sebanyak 228 pejabat.
Budiarjo, Miriam., 2009, Dasar-dasar ilmu politik (Edisi Revisi), PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Dimock, Marshal E., dan Dimock, Gladys O., 1992, Administrasi Negara (Terjemahan:
Husni
Dunn, W.N. 1981. Public Policy Analysis: An Introduction. New Jersey: Prentice Hall.
Dwiyanto, Agus., 1995, Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik, UGM Yogyakatya.
dalam Majelis Guru Besar dan Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Gadjah Mada
Press.
Farazmand A., Sound Governance in the Age of the Age of Globalization, in Ali Farazmand,
ed.,
Sound Governance: Policy and Administrative Innovations (Westport, CT: Praeger, 2004)
Fayol, H. 1916. General and Industrial Management. London: Pitman and Sons, Ltd.
Fredricson, H. George., and K. Smith., 2004, Public Adminiatration, Theory Primer, Kumarin
Press, USA.
Goodnow, F.J. 1900. "Politics and Administration‟, dalam Shafritz, J.M & Hyde,
A.C. (Eds.). 1997. Classic of Public Administration. Fort Worth etc.: Harcourt Brace College
Publishers.
Grindle, M.S. 1980. Politic and Policy Implementation in the Third World.
Grindle, M.S. 1997. "The Good Government Imperative”, dalam Grindle, M.S. (Ed.). Getting
Good
Press.
Gullick. L. 1937. "Notes on the Theory of Organization‟, dalam Shafritz, J.M. & Hyde, A.C.
(Eds.).
1997. Classic of Public Administration. Fort Worth etc.: Harcourt Brace College Publishers.
Henry, Nicholas., 1975, Public Adminidtration and Public Affairs, Prentice-Hall, Englewood
Cliffs,
New Jersey.
Islamy, Irfan, 1997, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara, Bumi Aksara, Jakarta.
Keban Yeremias, T., 2008, Enam Dimensi Staregi Administrasi Publik: Konsep, Teori dan
Isu,
Farazmand A., Sound Governance in the Age of the Age of Globalization,in Ali Farazmand,
ed.,
Sound Governance: Policy and Administrative Innovations (Westport, CT: Praeger, 2004)