Anda di halaman 1dari 56

Persiapan OSCE UKMPPD

THT
Mediko made the med-easy!
OSCE THT
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis Diagnosis Tatalaksana
Fisik Penunjang

• Perkenalan • Kesadaran • Audiometri • Lokasi anatomis • Tatalaksana


• Cek identitas • Keadaan • Timpanometri • Telinga & hidung: Farmakologi
Umum • X Foto Sinus Dextra, sinistra, • Tatalaksana Non
• Keluhan
atau keduanya Farmakologi
Utama • TTV Paranasal
• Onset: • Edukasi
• RPS • Status • Darah Rutin • Rujukan (bila
Akut/kronis
• RPD Generalis • Alergi → IgE • Perhatikan bukan SKDI 4)
• RPK • Status Lokalis serum penyebab
• RSE - Telinga • Prick penyakit:
- Hidung Test/Patch Test Virus/bakteri/dll
- Tenggorokan • Mikrobiologi
Telinga
ANAMNESIS TELINGA
Keluhan Anamnesis Terarah Diagnosis Banding
Otalgia • Sejak kapan • Otitis eksterna (difusa,
• Didahului oleh apa (trauma, furunkulosa)
kemasukan benda asing, pilek) • Otitis media akut
• Apakah disertai gejala-gejala • Mastoiditis
yang lain
Kurang dengar/hearing • Sejak kapan • Kongenital
loss • Didahului oleh apa (trauma, • Kelainan anatomi
kemasukan benda asing, pilek) • Otitis eksterna dan media
• Apakah disertai gejala-gejala • Trauma
yang lain • Corpus alienum/serumen
prop
• Ototoksis
• Degenerasi
• Noice induce
• Neoplasma
ANAMNESIS TELINGA
Keluhan Anamnesis Terarah Diagnosis Banding
Telinga • Sejak kapan • Serumen/corpus alienum
berdengung/Tinnitus • Didahului oleh apa (trauma, kemasukan benda • Otitis eksterna
asing, pilek) • Otitis media akut dan
• Apakah disertai gejala-gejala yang lain kronis
• Adakah riwayat penyakit DM, hipertensi, • Meniere’s disease
hiperkolesterolemia • Otosclerosis
Keluar cairan dari • Sejak kapan • Granulasi, polip liang
telinga/Otorrhea • Didahului oleh apa (trauma, kemasukan benda telinga
asing, pilek) • Perichondritis
• Deskripsi cairan (jernih/keruh, cair/kental, • Otitis media stadium
warna kuning/kehijauan/kemerahan; perforasi
berbau/tidak).
• Apakah keluar cairan disertai dengan darah
• Gejala yang lain (demam, telinga sakit, pusing,
dan lain-lain)
PEMERIKSAAN FISIK TELINGA
INSPEKSI (LUAR) Pre-auricula • Hiperemis
• Fistula
• Benjolan
• Kelainan kongenital
Auricula • Bentuk daun telinga (normal/cauliflower)
• Ukuran (normal/mikrotia)
• Kelainan: hiperemis/hematom/edema
• Discharge
Retro-auricula • Hiperemis
• Fistula
• Benjolan
• Kelainan kongenital
• Mastoid : Hiperemis/fistula/benjolan
PALPASI Pre-auricula • Nyeri tekan tragus
• Benjolan/tidak, fluktuasi?
Auricula • Nyeri tarik daun telinga
• Benjolan/tidak, fluktuasi?
Retro-auricula • Nyeri tekan
• Benjolan/tidak, fluktuasi?
• Mastoid : nyeri tekan/nyeri ketok
PEMERIKSAAN FISIK TELINGA
PALPASI Limfonodi Leher • Nyeri tekan
• Benjolan/tidak, fluktuasi?
HEADLAMP MAE • Tanda inflamasi
CAE • Serumen
• Discharge
• Corpus alienum
OTOSKOPI CAE • Lihat pars ossea, isthmus, dan cartilaginea
• Tanda inflamasi
• Serumen
• Discharge
• Corpus alienum
Membran timpani • Warna
• Reflek cahaya (cone of light) (arah)
• Perforasi (central/atik/marginal)
• Sikatrik
• Retraksi, penonjolan prosesus brevis
Pemeriksaan Telinga
Evaluasi Membran Timpani
Otoskop
• Memegang otoskop → seperti memegang pensil
• Jari lain pemeriksa dapat menumpu pada pipi di dekat telinga
pasien

Membran timpani
• Reflex cahaya telinga kiri → arah jam 7
• Reflex cahaya telinga kanan → arah jam 5
• Apabila MT retraksi ke medial (tekanan telinga menurun) → cahaya semakin menyempit
• Apabila MT bulging → cahaya semakin lebar/menghilang
• Warna : Normal → abu abu seperti Mutiara, inflamasi →merah terang
akumulasi cairan (+)→ kuning kecoklatan, perdarahan → merah gelap
Pemeriksaan Fisik Telinga
Gambaran Membran Timpani
Pemeriksaan Spesifik
Tes Pendengaran
1. TES BISIK

KUANTITATIF KUALITATIF
FUNGSI PENDENGARAN SUARA BISIK
Normal 6m TULI SENSORINEURAL
Dalam batas normal 5m Sukar mendengar huruf desis (frekuensi tinggi), seperti
huruf s – sy – c
Tuli ringan 4m TULI KONDUKTIF
Tuli sedang 3–2m Sukar mendengar huruf lunak (frekuensi rendah), seperti
huruf m – n – w
Tuli berat ≤1m

2. TES GARPU TALA


Pemeriksaan garpu tala yang rutin dilakukan : Tes Rinne, Weber, dan Schwabach.
Interpretasi hasil pemeriksaan tes penala
Interpretasi Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach
Normal Positif Tidak ada lateralisasi Sama = pemeriksa
CHL Negatif Lateralisasi ke telinga sakit Schwabach memanjang
SNHL Positif atau false negative* Lateralisasi ke kontralateral Schwabach memendek
*jika tuli sensorineural total, suara melalui hantaran tulang & diterima telinga
kontralateral.
Tes Garputala
• Menggunakan garputala 512 Hz
• Keuntungan : dapat memperoleh dengan cepat gambaran fungsi pendengaran penderita
• Kerugian : tidak dapat ditentukan besarnya intensitas bunyi karena tergantung cara menggetarkan garputala

Tes Weber Membandingkan hantaran tulang telinga kiri dan kanan

Tes Rinne Membandingkan hantaran tulang dan hantaran udara pada satu telinga

Tes Schwabach Membandingkan hantaran tulang dari penderita dengan pemeriksa


(telinga pemeriksa harus normal)
Tes Rinne
Pada telinga normal → hantaran udara lebih panjang dari hantaran tulang
(juga pada tuli sensorineural)
Tuli konduktif → hantaran tulang lebih panjang dari hantaran tulang

• Garputala yang telah digetarkan diletakkan pangkalnya pada


planum mastoideum telinga yang akan diperiksa
• Ditanyakan apakah mendengar suara garputala
• Bila pasien sudah tidak mendengar → garputala dipindahkan
ujungnya hingga 3 cm di depan meatus akustikus eksternus
• Bila penderita masih dengar → Rinne (+)
• Bila penderita sudah tidak dengar → Rinne (-)

Prinsip tes Rinne: Interpretasi Tes Rinne:


Membandingkan BC dan AC + : normal/tuli sensori neural
Normal: hantaran udara > hantaran tulang
- : tuli konduktif
Tes Weber

• Garputala yang telah digetarkan diletakkan pangkalnya


pada dahi/vertex
• Penderita ditanya apakah mendengar suara dengung
garputala
• Bila mendengar → tanyakan telinga mana suara didengar
lebih keras
• Bila lebih keras telinga kanan = lateralisasi ke kanan

Prinsip tes Weber:


Membandingkan BC kanan dan kiri

Interpretasi Tes Weber:


Bila terjadi lateralisasi ke kanan maka ada beberapa kemungkinan
1. Telinga kanan tuli konduktif, kiri normal
2. Telinga kanan tuli konduktif, kiri tuli sensory neural
3. Telinga kanan normal, kiri tuli sensory neural
4. Kedua telinga tuli konduktif, kanan lebih berat
5. Kedua telinga tuli sensory neural, kiri lebih berat
Prinsip:
Tes Schwabach Membandingkan BC pasien dan
pemeriksa

• Garputala yang telah digetarkan diletakkan pangkalnya pada planum mastoideum telinga
pemeriksa yang akan diperiksa
• Bila pemeriksa sudah tidak mendengar → garputala dipindahkan ke planum mastoideum penderita
• Bila pasien & pemeriksa sudah tidak dengar → normal
• Bila pasien tidak dengar, pemeriksa masih dengar → Schwabach memendek
• Bila pasien masih dengar → Schwabach memanjang

Rinner → PNS (Panas) → Positif Normal & SNHL


Weber → CHLalu sakit → CHL Lateralisasi ke Telinga Sakit
Schwabach → CoMa → Conductive Manjang (memanjang)
Pemeriksaan Spesifik
Pemeriksaan Audiometri
Audiometri Nada Murni
• Ambang dengar (AD) : bunyi nada murni terlemah pada frekuensi tertentu yang
masih dapat didengar oleh telinga seseorang.
• Perhitungan derajat ketulian
• (AD 500 Hz + AD 1000 Hz + AD 2000 Hz + AD 4000 Hz)/4
• Derajat ketulian :
• 0-25 dB : normal
• 26-40 dB : tuli ringan
• 41-55 dB : tuli sedang
• 56-70 dB : tuli sedang berat
• 71-90 dB : tuli berat
• >90 dB : tuli sangat berat
Pemeriksaan Spesifik
Interpretasi Audiometri

Tuli Sensorineural (SNHL) Tuli Konduktif (CHL) Tuli Campur (MHL)


AC dan BC > 25 dB BC normal atau < 25 dB BC > 25 dB
AC dan BC berhimpit, tidak ada gap AC > 25 dB AC > BC, terdapat gap
Antara AC dan BC terdapat gap
Disebut terdapat air-bone gap apabila antara AC dan BC terdapat
perbedaan lebih atau sama dengan 10 dB, minimal pada 2 frekuensi
yang berdekatan.
Pemeriksaan Spesifik
Deteksi Dini: Tes Daya Dengar
0 – 6 bulan
• Bayi tidur : bicara/gaduh → gerak/bangun ?
• Bayi telentang : tepuk tangan keras2 → terkejut
/kedipkan mata/angkat kaki tangan ke atas?
• Suara nyaring (batuk, piring jatuh ) → terkejut ?

Curiga Tuli Bila


• Usia 12 bulan-→belum dapat mengoceh
(babbling) atau meniru bunyi
• Usia 18 bulan → tidak dapat menyebut 1 kata
yang mempunyai arti
• Usia 24 bulan → perbendaharaan kata < 10 kata
• Usia 30 bulan → belum dapat merangkai 2 kata
Pemeriksaan Spesifik
Timpanometri
Untuk menentukan keadaan timpani dan rongga telinga tengah
Tipe timpanogram
• Tipe A→ normal
• Tipe Ad (deep)→ diskontinuitas tulang pendengaran
• Tipe As (shallow) → otosklerosis
• Tipe C → disfungsi tuba
• Tipe B → OME/ cairan di telinga tengah
Ekstraksi Serumen
Nilai Serumen Secara Manual
• Nilai serumen menggunakan instrumen tumpul (lunak,
• Jika terdapat celah → Gunakan sendok
keras, atau keras sekali) dengan lembut. serumen untuk mengambil serumen,
• Celah di sekitar serumen? jika sudah berpengalaman dapat
menggunakan pengait serumen.
• Membran timpani terlihat?
• Jika konsistensi lebih keras, serumen
didorong masuk ke dalam KAE
Serumen Keras kemudian tarik dengan forsep aligator.

• Jika serumen keras & pasien merasa tidak nyaman


selama tindakan
• Tunda ekstraksi serumen selama 3-5 hari
• Berikan obat tetes telinga seperti sodium bikarbonat
(karbogliserin 3%) 4-6 kali sehari, 3-4 tetes.
Ekstraksi Serumen
Dengan Irigasi

 Siapkan air hangat (sesuai temperatur tubuh).


 Letakkan handuk di bahu pasien
 Letakkan bengkok di bawah telinga, minta pasien untuk
memegang.
 Teteskan air hangat pada tangan, tanyakan apakah terlalu
panas/ dingin
 Tarik daun telinga ke superoposterior, masukkan spuit ke
dalam KAE ± 3 mm & arahkan ke atap KAE
 Periksa KAE dengan otoskop tiap 2-3 kali semprotan
Corpus alienum telinga
Prosedur Ekstraksi Benda Asing
• Untuk melihat CAE lebih jelas dan lebih lurus, pegang pinna dengan satu tangan dan Tarik ke belakang dan ke
atas pada orang dewasa
• Serangga harus dimatikan terlebih dahulu dengan coccos oil, atau tampon basah ditetes dengan rivanol/
anestesi lokal selama 10 menit. Ekstraksi dapat dengan mudah dikeluarkan dengan memegang serangga
menggunakan forceps/pinset
• Apabila membrane timpani intak, ekstraksi dapat dilakukan dengan irigasi menggunakan air dengan
temperature tubuh, dengan arah posterosuperior CAE, sehingga air berada di antara benda asing dan dinding
posterior CAE

Terapi Farmakologis:
Suspensi antibiotic + steroid : neomycin + Hydrocortisone 1% 3-4x/hari → pastikan tidak ada ruptur MT
Vertigo
Hal-hal yang penting ditanyakan pada anamnesis pasien vertigo :

Bentuk serangan Pusing berputar atau rasa goyang atau melayang.

Sifat serangan Periodik. kontinu, ringan atau berat

Faktor pencetus Perubahan gerakan kepala atau posisi, situasi (keramaian dan emosional), suara
Gejala otonom Mual, muntah, keringat dingin ; gejala otonom berat atau ringan.
Gejala pendengaran Tinitus atau tuli
Riwayat tindakan Temporal bone surgery, transtympanal treatment

Penyakit sistemik DM, hipertensi, kelainan jantung


Defisit neurologis Hemihipestesi, baal wajah satu sisi, perioral numbness, hemiparesis, penglihatan
ganda, ataksia serebelaris.
Pemeriksaan Neurologis

Kesadaran kesadaran baik untuk vertigo vestibuler perifer dan vertigo non vestibuler, namun
dapat menurun pada vertigo vestibuler sentral

Nervus kranialis pada vertigo vestibularis sentral dapat mengalami gangguan pada nervus kranialis
III, IV, VI, V sensorik, VII, VIII, IX, X, XI, XII

Motorik kelumpuhan satu sisi (hemiparesis)

Sensorik gangguan sensorik pada satu sisi (hemihipestesi).


Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan Khusus Neuro-otology (Keseimbangan)
Tes nistagmus
• Nistagmus disebutkan berdasarkan komponen cepat
• Komponen lambat = lokasi lesi (unilateral, perifer, bidireksional, sentral)
Tes Rhomberg
• Keadaan mata terbuka pasien jatuh → kemungkinan kelainan pada serebelum.
• Keadaan mata tertutup pasien cenderung jatuh ke satu sisi → kemungkinan kelainan pada system
vestibuler atau proprioseptif.

Tes Jalan Tandem


• Kelainan serebelar → pasien tidak dapat melakukan jalan tandem dan jatuh ke satu sisi
• Pada kelainan vestibuler → pasien akan mengalami deviasi.
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan Khusus Neuro-otology (Keseimbangan)

Tes Fukuda Tes jalan Tandem


Abnormal jika deviasi ke satu sisi > 30 derajat
atau maju mundur > 1 meter

Tes Past Pointing


• Kelainan vestibuler → ketika mata tertutup Tes Romberg
jari pasien akan deviasi ke arah lesi
• Pada kelainan serebelar → terjadi hipermetri
atau hipometri
Tes Fukuda
Jenis Vertigo
Gejala Vertigo Perifer Vertigo Sentral
Onset Mendadak Tersembunyi
Intensitas Berat Ringan -Sedang
Munculnya Episodik Konstan
Durasi Singkat Panjang
Eksaserbasi posisi Berat Ringan
Nistagmus Horizontal atau torsional Vertikal, horizontal,
torsional
Romberg- test mata
• Terbuka Normal Abnormal
• Tertutup Abnormal Abnormal
Gejala Neurologis Jarang Sering
Dix-Hallpike Manuver Epley
Semont Maneuver Epley Maneuver
BRANDT & DAROFF EXCERCISE
Dapat dilakukan sendiri oleh pasien sebagai terapi
tambahan pada pasien yang tetap simptomatik setelah
manuver Epley atau Semont.

• Pasien duduk tegak di pinggir tempat tidur


dengan kedua tungkai tergantung
• Dengan kedua mata tertutup baringkan tubuh
dengan cepat ke salah satu sisi → Pertahankan
30 detik, lalu duduk kembali.
• Setelah 30 detik → baringkan dengan cepat ke
sisi lain → Pertahankan 30 detik, lalu duduk
kembali

Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi, siang dan malam hari masing
masing diulang 5 kali; dilakukan selama 2-3 minggu
Beberapa Resep pada Kasus Telinga
PENYAKIT RESEP EDUKASI
R/ Polimiksin B eardrops fl. No. I
S 3 dd gtt 1 AD/AS ₰ • Menjaga kebersihan telinga, tidak
R/ Ampicillin 250 mg tab No. XX sering mengorek-ngorek
OTITIS EKSTERNA S 0.6.h tab 1 pc (habiskan) ₰ • Menjaga agar telinga tidak
R/ Paracetamol 500 mg tab No. XV kemasukan air.
S 3 dd tab 1 pc ₰ • Kontrol 5 hari lagi

• Menjaga kebersihan telinga, tidak


R/ Efedrin HCl 1% fl. No. I
sering mengorek-ngorek
S 3 dd gtt 2 tetes hidung ₰
OTITIS MEDIA OKLUSI • Menjaga agar telinga tidak
R/ Amoxicillin 500 mg tab No. XXX
kemasukan air.
S o.8.h tab 1 pc (habiskan) ₰
• Kontrol 10 hari lagi
R/ Efedrin HCl 1% fl. No. I
• Menjaga kebersihan telinga, tidak
S 3 dd gtt 2 tetes hidung ₰
sering mengorek-ngorek
OTITIS MEDIA PRESUPURATIF R/ Amoxicillin 500 mg tab No. XXX
• Menjaga agar telinga tidak
S o.8.h tab 1 pc (habiskan) ₰
kemasukan air.
R/ Paracetamol 500 mg tab No. XV
• Kontrol 10 hari lagi
S 3 dd tab 1 pc ₰
Beberapa Resep pada Kasus Telinga
PENYAKIT RESEP EDUKASI
• Menjaga kebersihan telinga, tidak
Pro Miringotomi sering mengorek-ngorek
OTITIS MEDIA SUPURATiF R/ Amoxiclav 625 mg tab No. XXX • Menjaga agar telinga tidak
S o.8.h tab 1 pc (habiskan) ₰ kemasukan air.
• Kontrol 10 hari lagi
• Menjaga kebersihan telinga, tidak
R/ H2O2 3% eardrops fl. No. I
sering mengorek-ngorek
S 3 dd gtt 4 AD/AS ₰
OTITIS MEDIA PERFORASI • Menjaga agar telinga tidak
R/ Ofloxacin eardrops 0,3% fl. No. I
kemasukan air.
S 2 dd gtt 5 AD/AS ₰
• Kontrol 10 hari lagi
R/ H2O2 3% eardrops fl. No. I
S 1 dd gtt 1 AD/AS (3 hari) ₰ • Menjaga kebersihan telinga, tidak
R/ Ofloxacin eardrops 0,3% fl. No. II sering mengorek-ngorek
OMSK BENIGNA SEKRET AKTIF
S 2 dd gtt 5 AD/AS (14 hari) ₰ • Menjaga agar telinga tidak
R/ Amoxicillin 500 mg tab No. XV kemasukan air.
S o.8.h tab 1 (habiskan) ₰ • Kontrol 7 hari lagi
Beberapa Resep pada Kasus Telinga
PENYAKIT RESEP EDUKASI
R/ Ciprofloxacin 500 mg tab No. X
• Jangan memasang anting terlebih
S 0.12.h tab 1 pc (habiskan) ₰
dahulu bila nyeri
R/ Paracetamol 500 mg tab No. X
PERICHONDRITIS • Menjaga kebersihan telinga
S 3 dd tab 1 prn ₰
• Menjaga agar telinga tidak
R/ Methylprednisolone 4mg tab No. X
kemasukan air.
S 2 dd tab 1 ₰

• Perbanyak istirahat
R/ Betahistine mesilate 12 mg tab No. X
BPPV • Bila hendak bangkit dari Kasur
S 3 dd tab 1 ₰
untuk berdiri pelan-pelan

• Tidak membersihkan telinga secara


berlebihan, baik dengan cotton
bud atau alat lainnya
SERUMEN PROP R/ Carbogliserin 10 % ED fl. No. I
• Tidak sering mengorek-ngorek
S 3 dd gtt 4 AD/AD ₰
• Menjaga agar telinga tidak
kemasukan air.
• Kontrol 3 hari lagi untuk ekstraksi
Hidung
Anamnesis Hidung
Keluhan Anamnesis Terarah Diagnosis Banding

Pilek • Sejak kapan • Rhinitis akut


• Gejala penyerta (bersin-bersin, batuk, pusing, panas, • Rhinitis alergi
hidung tersumbat) • Rhinitis vasomotor
• Adakah lendir dari hidung? Warna? Konsistensi? • Polip hidung
Nyeri • Sejak kapan • Trauma
• Adakah riwayat trauma • Sinusitis
• Gejala penyerta : tersumbat, pusing, rhinorrhea • Rhinosinusitis
(encer/kental, berbau/tidak, warna, darah)
Mimisan/hidung • Sejak kapan • Trauma
berdarah • Banyak/sedikit • Epistaksis anterior
• Didahului riwayat Ht/demam/lainnya? • Epistaksis posterior
• Menetes/memancar • Benda asing
• Bercampur lendir/tidak • Massa jinak
• Disertai bau/tidak • Massa ganas
• Gejala penyerta (panas, batuk, pilek, suara sengau)
Hidung Tersumbat • Sejak kapan • Rhinitis (akut, kronis, alergi)
• Unilateral/bilateral • Benda asing
• Semakin lama apakah semakin berat • Polyp hidung dan tumor hidung
• Gejala penyerta (gatal-gatal, bersin-bersin, rinorrhea, • Kelainan anatomi (atresia choana,
mimisan, berbau) deviasi septum)
• Obstruksi hilang timbul/menetap • Trauma (fraktur os nasal)
• Pada segala posisi tidur
PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG
INSPEKSI Hidung Luar • Bentuk → Deformitas, simetris/asimetris
• Warna → Hiperemis/sama dengan sekitar
• Massa → Jumlah, letak bentuk, ukuran,
permukaan. Warna
• Massa/lesi
• Discharge
• Nasal crease
PALPASI Hidung Luar • Deformitas
• Suhu
• Krepitasi
• Nyeri tekan
• Edema
• Massa
Sinus-sinus • Nyeri tekan (unilateral/bilateral)
→ Dahi (Sinus frontalis)
→ Pangkal hidung (Sinus ethmoid)
→ Kedua pipi (Sinus maksilaris)
PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG
Perkusi Sinus-sinus • Nyeri ketok (unilateral/bilateral)
→ Dahi (Sinus frontalis)
→ Pangkal hidung (Sinus ethmoid)
→ Kedua pipi (Sinus maksilaris)

Rhinoskopi Hidung • Vestibulum nasi : simetris/asimetris


Anterior • Mukosa : Hiperemis/livid/pucat
• Konka : Udem? Hipertrofi?
• Septum Nasi : Deviasi?
• Discharge : banyak/sedikit, kental/cair,
warna, bau
• Massa/benda asing
• Perdarahan
PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG
Rhinoskopi Nasofaring • Bagian belakang septum nasi
Posterioir • Bagian belakang konka
• Adenoid (anak)
• Discharge
• Ostium tuba
• Torus tubarius
• Fossa rossenmuller
Pemeriksaan Diafanoskopi/transiluminasi • Dahi → Sinus Frontalis
Tambahan • Pipi → Sinus Maksilaris
GAMBARAN ABNORMALITAS
Inspeksi

Nasal crease Septum Hematom Corpus Alienum

Septum deviasi Furunkulosis


GAMBARAN ABNORMALITAS
Rhinoskopi Anterior

Polip Nasi Mukosa Livid (RA) Bleeding clots Konka atrofi disertai
secret mukopurulen
dan krusta

Konka hipertrofi Sekret serous


Perbedaan Hipertrofi dan Edema Konka
Untuk membedakan edema dengan hipertrofi konka, dokter dapat memberikan larutan Epinefrin
1/10.000 melalui tampon hidung.
Pada edema → konka akan mengecil
Pada hipertrofi → tidak mengecil.

Epistaksis
Periksa daerah little yang terletak kurang lebih 0,5-1 cm dari tepi septum untuk menilai adanya krusta
dan hipervaskularisasi

Rhinitis Vasomotor
Mirip rhinitis alergi, tp yang dominan : hidung tersumbat bergantian, rinore mukoid/ serosa, dapat
memburuk pagi hari
Berd. gejala yang menonjol, terbagi 3 gol:
1. Gol. Bersin (sneezers), respon membaik dg antihistamin& glukokortikosteroid topical
2. Gol. rinore (runners), gejala membaik dg antikolinergik topical
3. Gol. tersumbat (blockers), membaik dg terapi glukokortikosterod topical& vasokonstriktor lokal
Ekstraksi Benda Asing di Hidung
• GEJALA UTAMA :
- Hidung tersumbat unilateral, gangguan membau
- Rhinorrea, mukopurulen, berbau
- Benda organik → terasa bergerak
• TATALAKSANA :
- Graspable → aligator crocodile forceps
- Non graspable : solid permukaan halus → pinset bayonet
solid tanpa tergelincir → suction & irigasi

• Posisi tegak, anak dipangku oleh orangtua, kepala difiksasi dengan kuat
• Arahkan lampu kepala ke lubang hidung
• Masukkan speculum hidung hingga terlihat corpus alienum
• Masukkan pengait dengan arah pengait ke tengah, hingga di belakang
corpal
• Ambil corpus alienum dengan pengait
• Bersihkan lubang hidung, cek perdarahan
• Masukkan kassa efedrin selama kurang lebih 5 menit Aligator Crocodile
• Evaluasi (objektif: diamati, subjektif: tanyakan pada anak) Pinset Bayonet Forceps
Beberapa Resep pada Kasus Hidung
PENYAKIT RESEP EDUKASI
• Hindari alergen penyebab
R/ Cetirizine 10 mg tab No. X
• Hindari suhu ekstrim panas
S 1 tab 1 pc ₰
Rhinitis Alergi R/ Efedrin HCl 25 mg tab No. X
maupun suhu ekstrim dingin
• Menjaga Kesehatan dan kebugaran
S 3 dd tab 1 prn ₰
jasmani
• Kontrol jika masih ada keluhan
R/ Paracetamol 60 ml syr fl. No. I
nyeri, tidak nyaman, keluar cairan
S 3 dd cth 1 ₰
Corpus Alienum R/ Amoxicillin 60 ml syr fl. No. I
atau darah
• Awasi anak saat bermain, hindari
S o.8.h cth 1 (habiskan) ₰
mainan dengan ukuran kecil
R/ Mupirocin 2% oinment tube. No. I
S u.e 2x ₰
Furunkel Nasi • Kompres hangat pada hidung
R/ Amoxicillin 500 mg tab No. XV
• Hindari manipulasi area hidung
S o.8.h tab I (habiskan) ₰
Tenggorokan
Anamnesis Tenggorok
Keluhan Anamnesis Terarah Diagnosis Banding
Sulit Telan dan • Onset • Faringitis
Nyeri Telan • Terasa ada yang mengganjal di tenggorokan • Tonsilitis
• Gejala penyerta : halitosis, batuk, demam, mual • Abses : peritonsil, retrofaring
muntah, sesak napas, stridor • Alergi
• Penurunan nafsu makan • Benda asing
• Leher kaku • GERD, diverticulum meckelli, akalasia
• Balita/anak → kelainan kongenital • Massa
• Gangguan neurologi
Serak • Onset • Laringitis akut/kronis
• Sering mendeham terasa seperti mengganjal di • Massa di plica vocalis : nodul/polip/kista
tenggorokan • Laryngomalasia
• Gejala penyerta : sesak napas, batuk, demam, • Epiglotitis
odinofagi, disfagi, stridor • Stenosis subglotik
• Pekerjaan (berhubungan dengan overuse laring) • Laryngopharingeal reflux
• Riwayat : trauma, batuk lama, ISPA, gastritis • Neoplasma laring
• Balita/anak → kelainan kongenital • GERD
• Gangguan neurologi
Pemeriksaan Fisik Tenggorok
NO PEMERIKSAAN KETERANGAN
1 Pemeriksaan Bibir dan Rongga Mulut • Bibir : sianosis, pucat, pecah-pecah, lesi, massa
• Drolling
• Sukar membuka mulut (trismus)
• Mukosa oral & buccal : hiperemis, stomatitis, lesi
• Gigi : Karies, nekrosis
• Palatum : Simetris, bombans, hiperemis, fistula
• Perdarahan, discharge
2 Pemeriksaan Faring dan Tonsil • Faring : arcus simetris, hiperemis, deviasi uvula
• Tonsil :
- Ukuran (T0-T4)
- Warna sama dengan sekitar/hiperemis
- Permukaan rata/berbenjol-benjol
- Kripte melebar
- Detritus/eksudat
- Membran
• Peritonsil : abses/edema
Pemeriksaan Fisik Tenggorok
NO PEMERIKSAAN KETERANGAN
3 Pemeriksaan Lidah & Dasar LIdah • Simetris/deviasi
• Atrofi papilla lidah
• Warna : sama dengan sekitar/hiperemis
• Ulserasi
• Tumor (ukuran, permukaan, rapuh/mudah berdarah)
• Lidah tifoid
• Geographic tongue
4 Pemeriksaan Laringoskopi Indirek • Mukosa laring & hipofaring : hiperemis, edema, lesi,
benda asing
• Plica vocalis : pergerakan normal/paresis/gerakan
asimetri, vibrasi, atenuasi, granulasi, nodul, tumor
• Glotis, supraglotis, dan subglotis : Hiperemis, edema
Pemeriksaan Fisik Tenggorok
NO PEMERIKSAAN KETERANGAN
3 Inspeksi Kepala dan Leher • Kepala : Mesosefal/makrosefal/mikrosefal
• Wajah : Simetris/asimetris
• Leher : simetris/asimetris
• Hiperemis
• Benjolan
• Lesi
4 Palpasi Kepala dan Leher • Kepala : Benjolan/nyeri tekan
• Wajah : Benjolan/nyeri tekan
• Leher : Pembesaran kelenjar getah bening
- Jumlah
- Mobilisasi
- Konsistensi
- Nyeri tekan
- Suhu
• Leher : Pembesaran kelenjar tiroid
GAMBARAN ABNORMALITAS
Inspeksi

Tonsilitis  Angina
Kronik → Faringitis Plaut
Kripte melebar & detritus Jamur → Plak putih Vincent

Membran kuning

 Tonsilitis
Difteri

Abses peritonsil Membran putih


GAMBARAN ABNORMALITAS
Laringoskopi Indirek

Laringitis
Akut→

Mukosa laring hiperemis Nodul plica vocalis Polip plica vocalis

Tumor
Laring→
 Epiglotitis

Massa multiple Edema epiglotis


Beberapa Resep pada Kasus Tenggorok
PENYAKIT RESEP EDUKASI
• Istirahat cukup
R/ Amoxicillin 500 mg tab No. XXI
• Makan makanan lunak dan
S o.8.h tab 1 pc (habiskan) ₰
Tonsilitis R/ Paracetamol 500 mg tab No. XX
menghindari makan makanan yang
mengiritasi
S 3 dd tab 1 prn ₰
• Menjaga kebersihan mulut
• Istirahat cukup
R/ Amoxicillin 500 mg tab No. XXI
• Makan makanan lunak dan
S o.8.h tab 1 pc (habiskan) ₰
Faringitis/Laringitis R/ Paracetamol 500 mg tab No. XX
menghindari makan makanan yang
mengiritasi
S 3 dd tab 1 prn ₰
• Menjaga kebersihan mulut
• Rujuk ke spesialis tht
R/ Amoxiclav 875 mg tab No. XXI
• Makan makanan lunak dan
Abses Peritonsil S o.8.h tab I (habiskan) ₰
menghindari makan makanan yang
R/ Paracetamol 500 mg tab No. XX
mengiritasi
S 3 dd tab 1 prn ₰
• Menjaga kebersihan mulut
PEMERIKSAAN FISIK
MEDIKOLOGIC • TTV : demam subfebris
ANAMNESIS Rinne → PNS (Panas) • Nyeri retroauricula (+) → mastoiditis
• Onset : Kapan keluar cairannya? Tiba-tiba? Weber → CHLalu sakit
• Otoskop :
• Lokasi : Telinga kanan/kiri Schwabach → CoMa
- CAE : tanda inflamasi (+), discharge mukopurulen
• Kuantitas : Berapa kali keluar cairan? - MT : Warna kemerahan, refleks cahaya (+/-),
• Kualitas : Cairan (warna, encer/kental, perforasi (+) tipe atik/marginal/central, retraksi (-)
banyak/sedikit, bau) • Tes garpu tala → CHL
• Gejala penyerta : • Pem. Penunjang → Audiometri : CHL
- Nyeri telinga (<3 minggu/>2 bulan)
- Demam
- Penurunan pendengaran
• Riwayat : Seorang anak 4 tahun diantar
- ISPA (common cold, sinusitis, rhinitis dll) ibunya dengan keluhan keluar
- Benturan telinga cairan dari telinga kanan
- Sebelumnya pernah seperti ini? (UKMPPD Batch Agustus 2019)

EDUKASI
DIAGNOSIS
• Menjaga kebersihan telinga, tidak sering
• Dx : Otitis Media Akut Stadium Perforasi (AD)
mengorek-ngorek
• Dd/OMA stadium resolusi
• Menjaga agar telinga tidak kemasukan air.
TATALAKSANA Dd/ OMSK
• Menjelaskan tentang penyakit → infeksi
telinga, dapat disembuhkan dengan • Cuci telinga →H2O2 3%, 3x sehari,
penanganan tepat, bila dibiarkan 4 tetes di telinga yang sakit,
mengakibatkan hilangnya pendengaran. didiamkan selama 2 – 5 menit.
• Ofloxacin, 2x sehari, 5 – 10 tetes di
telinga yang sakit
PEMERIKSAAN FISIK
• Inspeksi : bekas perdarahan, krusta kemerahan, PEM. PENUNJANG (bila sulit
bekuan darah di sekitar lubang hidung berhenti/telah berulang)
ANAMNESIS • Rhinoskopi anterior : • Darah lengkap
• Onset : Kapan mulai mimisan? Apa sering? - Mencari sumber perdarahan : bekas perdarahan, • PT, aPTT
• Lokasi : dari hidung/terasa di tenggorok krusta kemerahan, bekuan darah
• Kuantitas : Berapa kali keluar darah sejak awal?
• Kualitas : Darah (seberapa banyak, sempat
berhenti/tidak, mengalir/tidak) DIAGNOSIS
• Gejala penyerta : • Dx : Epistaksis Anterior
- Penurunan kesadaran • Dd/Epistaksis Posterior
- Pusing Seorang anak 10 tahun dengan Dd/ Neoplasma
• Riwayat : keluhan mimisan setelah
- Trauma terjatuh saat bermain bersama
- DBD temannya
- Tumor di hidung, sinus paranasal, nasofaring (UKMPPD Batch Agustus 2019)

EDUKASI
• Kontrol 2 hari → lepas tampon
TATALAKSANA NON FARMAKO
• Posisi setengah duduk selama 2 hari
• Berikan penekanan pada hidung selama 10-15 menit.
(termasuk saat tidur)
• Jika tidak berhenti → berikan tampon yang dibasahi adrenalin 1:10.000 (jika
• Menghindari memasukkan benda keras
tersedia juga tambahkan lidokain 2-4%), dibiarkan selama 10-15 menit.
ke dalam hidung, termasuk jari.
• Jika perlu, setelah pemberian tampon vasokonstriktor, lakukan akustik/kauterisasi
kimia dengan menggunakan silver nitrat di mukosa hidung.
TATALAKSANA FARMAKOLOGIS • Jika masih belum berhenti → berikan tampon vaselin/antibiotic selama 1-2 hari.
• Antibiotik Amoxicillin tablet 500 mg 3x sehari
PEMERIKSAAN FISIK
ANAMNESIS • TTV : demam >38oC
• Onset : Sejak kapan? • Tonsil :
• Kuantitas : VAS - Hipertrofi ukuran >=T2
• Kualitas : Terus menerus/hilang - Hiperemis
timbul - Permukaan rata/berbenjol-benjol
• Gejala penyerta : - Detritus lacunar/folicular
- Demam • Pembesaran KGB?
- Anoreksia
- Batuk/pilek
CENTOR SCORE
- Halitosis PEM. PENUNJANG BUK TUTI
• Riwayat : • Darah rutin → Batuk (-)
- Nyeri tenggorakan berulang Seorang anak 7 tahun diantar leukositosis Usia
- Alergi ibunya dengan keluhan nyeri • LED meningkat
tenggorokan dan sulit menelan. • Kultur secret →
KGB membesar
- Rangsangan berulang (makanan
tertentu) (UKMPPD Batch Februari 2019) GABHS Temperature >38oC
Tonsil eksudat/hipertrofi
EDUKASI Score >=4 → antibiotik
• Istirahat cukup
• Makan makanan lunak dan menghindari DIAGNOSIS
makan makanan yang mengiritasi • Dx : Tonsilitis Akut ec Bacterial
• Menjaga kebersihan mulut TATALAKSANA • Dd/ Tonsilitis Akut ec Viral
R/ Paracetamol 500 mg tab No XX Dd/ Tonsilitis Kronik
S 3 dd tab I
R/ Amoxicillin 500 mg tab No XXI
S o 8 h tab I (habiskan)
PEMERIKSAAN FISIK
• TTV : demam >38oC
ANAMNESIS • Tonsil :
• Onset : Sejak kapan? - Hipertrofi ipsilateral ukuran >=T2
• Lokasi : Lebih satu sisi - Hiperemis
• Kuantitas : VAS - Deviasi uvula terdorong ke
• Kualitas : Terus menerus/hilang kontralateral
timbul • Pembesaran KGB?
• Gejala penyerta :
- Demam
- Anoreksia
- Otalgia (ipsilateral)
- Halitosis DIAGNOSIS
• Riwayat : Seorang perempuan datang
mengeluhkan nyeri tenggorokan • Dx : Abses Peritonsil
- Nyeri tenggorakan berulang • Dd/ Abses Mandibula
dan sulit menelan.
Dd/ Angina Ludwig
EDUKASI (UKMPPD Batch Februari 2019)
• Rujuk ke spesialis tht
• Makan makanan lunak dan menghindari
makan makanan yang mengiritasi TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI
• Menjaga kebersihan mulut Insisi dan drainase abses

TATALAKSANA FARMAKOLOGI
• Amoxiclav 875 mg 2x1 PO/
Klindamisin 600 mg 2x1 PO
• Paracetamol 500 mg 3x1 PO

Anda mungkin juga menyukai