Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMBELAJARAN ANAK KESULITAN BELAJAR

Asesmen Perkembangan dan Intervensi Anak Kesulitan Belajar

Dosen pengampu

Dra. Zulmiyetri, M.Pd

Gaby Arnez, M.Pd

Oleh :

KELOMPOK 13

Albani Arcyta 21003074

Matahary Puti Deanty 21003119

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNERVITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Pembelajaran Anak Kesulitan Belajar Tentang Asesmen
Perkembangan Dan Intervensi Anak Kesulitan Belajar.

Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.

Kami berharap semoga Makalah Pembelajaran Anak Kesulitan Belajar


tentang Asesmen Perkembangan Dan Intervensi Anak Kesulitan Belajar ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca.

Padang, 17 September 2023

KELOMPOK 13
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan Masalah..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................

A. Pengertian Asesmen Perkembangan..............................................................


B. Perkembangan Perseptual motor....................................................................
C. Analisis Hasil Asesmen perkembangan.........................................................
D. Interpretasi Perseptual motor..........................................................................
E. Intervensi gangguan Perseptual motor...........................................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................

A. Kesimpulan.....................................................................................................

Daftar Rujukan....................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Asesmen merupakan proses mendokumentasi, melalui proses
pengukuran, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan keyakinan peserta didik.
Dapat dinyatakan pula bahwa asesmen merupakan sistematik untuk
memperoleh informasi tentang apa yang diketahui, dilakukan, dan dikerjakan
oleh peserta didik. Asesmen perkembangan merupakan proses pengumpulan
data atau informasi secara sistematis terhadap aspek-aspek perkembangan
anak yang berpengaruh terhadap perkembangan anak, yang meliputu :
gangguan persepsi, gangguan bahasa, gangguan perkembangan motorik,
gangguan prilaku dan sosial.
Setiap anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu dia selalu tumbuh dan
berkembang. Perkembangan merupakan sederetan perubahan fungsi organ
tubuh yang bersifat progresif, teratur dan saling berkaitan. Perkembangan
merupakan interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya, antara lain meliputi perkembangan system neuromuskuler,
bicara, emosi dan social. Semua fungsi tersebut berperan penting dalam
kehidupan manusia yang utuh. Dilihat dari aspek-aspek perkembangannya,
setiap anak memiliki ragam yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Meskipun demikian secara umum para ahli sepakat bahwa ada pola-pola
perkembangan yang cenderung sama dan berlaku bagi sebagian besar
manusia. Jika ada aspek perkembangan anak yang berjalan di luar pola umum
mereka dapat dikategorikan mengalami perbedaan atau kelainan
perkembangan. Perbedaan itu ada yang sifatnya lebih lamban atau lebih cepat
dari kebanyakan anak-anak lain yang sebaya
B. Rumusan masalah
1. Apa itu Asesmen Perkembangan ?
2. Apa itu Perkembangan Perseptual motor ?
3. Bagaimana bentuk Analisis Hasil Asesmen perkembangan ?
4. Bagaimana bentuk Interpretasi Perseptual motor ?
5. Bagaimana Intervensi anak gangguan Perseptual motor ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Asesmen Perkembangan.
2. Untuk mengetahui pengertian Perkembangan Perseptual motor
3. Untuk mengetahui bentuk Analisis Hasil Asesmen perkembangan
4. Untuk mengetahui bentuk Interpretasi Perseptual motor
5. Untuk mengetahui Intervensi anak gangguan Perseptual motor
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asesmen Perkembangan
(Goodwin dan Goodwin, 1982) mengartikan asesmen atau pengukuran
sebagai suatu proses untuk menentukan (melalui observasi dan tes)
traitatau perilaku seseorang, karakteristik suatu program, dan selanjutnya
memberikan penilaian terhadap penentuan tersebut. Asesmen merupakan
bagian program pendidikan anak, baik anak yang berkembang secara
normal maupun yang memiliki kebutuhan khusus. Dengan dilakukannya
proses asesmen maka dapat diperoleh karakteristik tingkat perkembangan
atau performasiyang dimiliki anak. Hal ini juga bermanfaat dalam
merencanakan program untuk membantu anak mengatasi masalah
perkembangan dan belajar (Fridani, n.d.).
Ada empat proses dalam asesmen yaitu sebagai berikut :
1. Menentukan kebutuhan anak dan menentukan tujuan asesmen
2. Mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif dengan metode yang
tepat
3. Memproses informasi yang bermanfaat untuk melakukan penilaian
4. Membuat keputusan (judgment) profesional.

Asesmen perkembangan adalah proses pengumpulan data /informasi


secara sistematis terhadap aspek-aspek perkembangan anak yang diduga
berpengaruh terhadap prestasi akademik. Beberapa aspek perkembangan
anak yang perlu diases jika mereka dijumpai mengalami kesulitan belajar
termasuk ABK, yaitu : gangguan motorik, gangguan persepsi, gangguan
atensi, gangguan memori, hambatan dalam orientasi ruang dan
arah/spatial, hambatan dalam perkembangan bahasa, hambatan dalam
pembentukan konsep, dan masalah dalam perilaku (Euis Heryati, 2009).
B. Perkembangan Perseptual motor
Perseptual motorik menunjuk kepada kemampuan individu untuk
menerima, menginterpretasikan dan memberikan reaksi dengan tepat
kepada sejumlah rangsangan yang datang kepadanya, tidak hanya dari luar
dirinya tetapi juga dari dalam. Pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa
konsep perseptual motorik menunjuk kepada pengambilan informasi yang
di dapat untuk menghasilkan perilaku motorik. Perseptual motorik
dibentuk oleh dua sistem yaitu : Sistem persepsi dan Sistem indera, kedua
sistem ini tidak dapat dipisahkan, karena seseorang tak mungkin
melakukan aktivitas gerak tanpa persepsi dan sebaliknya, karenanya kedua
sistem tersebut merupakan satu kesatuan sistem perseptual motorik
(Rachman, 2006).
Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang
dilakukan dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan
akademik. (Sugiyant, 2007: 85) menyatakan bahwa perseptual motorik
adalah kemampuan menginterpretasi stimulus yang diterima oleh organ
indera. Kemampuan perseptual berguna untuk memahami segala sesuatu
yang ada di sekitar, sehingga seseorang mampu berbuat atau melakukan
tindakan tertentu sesuai dengan situasi yang dihadapi. Misalnya ketika
seseorang sedang bermain bola, ia dapat melihat bola dan memahami
situasi bola, sehingga ia dapat memainkan bola sesuai dengan situasi dan .
(Rusli Lutan, 2001: 78) menyatakan bahwa kualitas gerak seseorang
bergantung pada perseptual motorik. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam
pemberian atau contoh pelaksanaan tugas gerak, kemampuan anak untuk
melakukan tugas yang dimaksud, bergantung pada kemampuannya
memperoleh informasi dan menafsirkan makna informasi tersebut.
Kemampuan menangkap informasi serta menafsirkan dengan cermat,
maka pelaksanaan gerak yang serasi akan lebih bagus daripada
kemampuan perseptual motorik yang kurang cermat. Perseptual motorik
adalah sebuah proses pengorganisasian, penataan informasi yang
diperoleh dan kemudian disimpan, untuk kemudian menghasilkan reaksi
berupa pola gerak, perseptual motorik merupakan sebuah proses perolehan
dan peningkatan keterampilan dan kemampuan untuk berfungsi (Yudanto,
n.d.).
Proses perseptual motorik menurut (Amung dan Yudha, 2000: 31),
secara umum langkah pertama dalam proses persepsi motorik adalah
menerima informasi dari lingkungan untuk menghasilkan gerak. Secara
spesifik proses perseptual motorik menentukan peranan gerak aktif dalam
mengembangkan persepsi. Proses perseptual motorik ini dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Dalam proses persepsi motorik, rangsangan lingkungan yang relevan
dengan gerak dikenalinya.
2. Otak menerima informasi melalui input dari sistem syaraf.
3. Informasi tersebut diproses pada otak dengan memadukan dan
menyusun informasi yang baru dan yang lalu mengenai gerak yang
sama sebelumnya.
4. Keputusan dibuat untuk bergerak.
5. Informasi gerak yang tepat dikirimkan berupa output ke otot untuk
menghasilkan macam-macam gerak.
6. Gerak dilakukan.
Proses terjadinya perseptual motorik melewati berbagai tahapan, yang
meliputi: masuknya rangsang melalui saraf sensoris, perpaduan rangsang,
penafsiran gerak, pengaktifan gerak dan umpan balik.
1. Masukan rangsang melalui saraf sensoris, seperti: penglihatan,
pendengaran, perabaan dan kinestetis. Ragsang yang telah diterima itu
kemudian diteruskan ke dalam otak dalam bentuk pola energi saraf.
2. Perpaduan rangsang: rangsang yang diperoeh kemudian dipadukan
atau disimpan bersama-sama dengan rangsang yang pernah diperoleh
dan disimpan dalam memori.
3. Penafsiran gerak: berdasarkan pemahaman rangsang yang diterima,
maka akan diputuskan pola gerak. Respon ini merupakan jawaban
terhadap kombinasi antara rangsang yang diterima dan informasi yang
tersimpan dalam memori.
4. Pengaktifan gerak: pada tahap ini merupakan terjadinya gerak yang
sesungguhnya dilaksanakan dan gerak ini dapat diamati.
5. Umpan balik: pada tahap ini merupakan evaluasi gerak yang
dilaksanakan melalui berbagai alat indera, yang selanjutnya informasi
umpan ba lik itu diteruskan ke beberapa sumber masukan informasi,
seperti: dari pengamatan atau perasaan. Tahap selanjutnya adalah
pelaksanaan gerak sesuai dengan koreksi yang diperoleh (Ardiyanto,
n.d.)

(Gallahue, 1996: 332-336) menyatakan bahwa persepsi motorik dibentuk


oleh: Pemahaman tubuh, Pemahaman ruang, Pemahaman arah, dan
Pemahaman yang berkaitan dengan waktu (timing). Kemampuan perseptual
motorik berpengaruh terhadap perkembangan intelektual, sosial dan
emosional. Perseptual motorik mendorong seseorang untuk mengeksplorasi
pengetahuan dari lingkungannya, mampu mengendalikan tubuhnya terhadap
obyek luar dan memiliki kualitas gerak yang baik. Hal tersebut sesuai dengan
bahwa Fungsi kreatif sebenarnya telah mulai berkembang sejak anak berusia 4
tahun, yang ditandai dengan berkembangnya struktur otak bagian bawah
hingga 80%, serta berkembangnya kecerdasan yang lebih tinggi. Pada fase ini
fungsi motorik mulai berkembang dan berinteraksi dengan lingkungan.
Sementara itu system emosional-kognitifnya berkembang melalui bermain,
menirukan dan pembacaan cerita. Sedangkan kecerdasan yang lebih tinggi
akan berkembang apabila anak dirawat dengan benar dengan memperhatikan
kesehatan emosionalnya (Rachman, 2006).

C. Analisis Hasil Asesmen perkembangan


Sejalan dengan pendapat Tjutju Soendari : 2010 ,menganalisis hasil
asesmen artinya membuat deskripsi dari hasil jawaban siswa tentang
keterampilan yang diaseskan, menginterpretasikan, dan membuat
kesimpulan, Kesimpulan yang diperoleh berwujud suatu penemuan
kemampuan keterampilan yang dimiliki siswa, kelemahan atau kesulitan
yang dialami siswa.
Berdasarkan kekuatan dan kelemahan atau kesulitan siswa
tentang keterampilan yang diaseskan tersebut asesor dapat menemukan
kebutuhan belajar siswa, apakah siswa tersebut sudah siap untuk
mengikuti pelajaran yang akan diajarkan atau masih memerlukan program
latihan keterampilan tertentu (prerequisit).
Berdasarkan kesimpulan yang dibuat,guru/asesor membuat
rekomendasi, rekomendasi dibuat dalam rangka penyusunan program
pembelajaran bagi siswa yang bersangkutan. Rekomendasi ditujukan
kepada guru kelas atau guru bidang studi dan kepada orang tua sebagai
anggota tim IEP/PPI.
Berikut adalah langkah-langkah analisis asesmen
1. Menyusun/mengidentifikasi hasil kerja siswa
2. Mendeskripsikan hasil kerja siswa
3. Membuat kesimpulan hasil analisis
4. Membuat rekomendasi
5. Merumuskan tujuan pembelajaran
D. Interpretasi Perseptual motor
Sejalan sengan pendapat para psikolog, perkembangan persepsi
motorik memiliki peran yang penting dalam proses akademik atau proses
pembelajaran setiap manusia, jika hal tersebut tidak berjalan lancar maka
dapat kita interpretasikan akan timbul masalah masalah sebagai berikut
1. Kesalahan dalam Pembentukan Gerakan, perkembangan persepsi
motorik anak berhubungan dengan gerakan yang mampu diciptakan
atau kemampuannya dalam mengggerakkan organ yang dimilikinya.
Gangguan dalam perkembangan persepsi motorik membuat ia salah
atau berlebihan dalam menimbulkan gerakan tubuh karena
berhubungan dengan responnya dalam menerima perintah. Misalnya
ialah ketika anak diminta mengggerakkan tangan kanan, tanpa sengaja
tangan kiri ikut ia gerakkan karena ia memiliki persepsi yang salah dan
tidak bisa memahami perintah yang diberikan atau tidak mampu
merespon dengan baik apa yang harus ia lakukan sehubungan dengan
koordinasi dengan pikirannya.
2. Kurang Koordinasi, yaitu kurangnya koordinasi dalam aktifitas
motorik halusnya, kurangnya penghayatan dalam gerak yang ia
lakukan. Misalnya ialah kemampuan memindahkan benda dengan
tangan atau kemampuan mencorat coret sesuatu. Apa yang ia lakukan
tidak sesuai karena menerima persepsi yang berbeda. Ia akan
melakukan tidak pada tempatnya atau melakukan dengan tidak
sempurna.
3. Perilaku Menimbulkan Keributan, masalah pada perkembangan
persepsi jelas akan berpengaruh pada tingkah yang dilakukannya, ia
akan mudah sekali membuat keributan karena pikirannya tidak bisa
menerima dan mengolah perintah dengan tepat, ia akan memiliki
persepsi yang berbeda dengan anak anak seumurannya. Misalnya ialah
berjalan dengan kikuk hingga ia menabrak perabotan atau ketika pensil
dan bukunya jatuh ia mudah sekali canggung.
E. Intervensi gangguan Perseptual motor
Anak berkesulitan belajar dapat mengalami satu atau lebih
gangguan proses psikologis dasar (terutama persepsi dan konsentrasi) dan
motorik (terutama problem vestibule proprioseption), motoric halus,
dispraksia, sensori integrasi koordinasi mata tangan dan lateralisasi).
Gangguan – gangguan tersebut secara nyata dapat muncul sendiri –
sendiri, bersamaan, atau sebagai rangkaian sebab akibat. Misalnya, adanya
problem vestibule proprioception (kemampuan yang terkait dengan
menjaga posisi atau keseimbangan tubuh) menjadikan keterbatasan dalam
menjaga vertikalisasi tubuhnya, sehingga menjadikan anak tidak bisa diam
sehingga mengganggu kemampuan ruang pandangnya, dan akhirnya
secara langsung berdampak kepada keakuratannya dalam
mengidentifikasi, membedakan, dan menginterpretsikan obyek yang
dilihat atau dibaca, dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap
kemampuan persepsi, konsentrasi, maupun ingatannya.
Berikut adalah bentuk intervensi dan cara yang dapat dilakukan dalam
mengatasi gangguan perseptual motor (Mulyono, 2003 : 27) :
a. Strategi Pengembangan Motorik Kasar, melalui keterampilan motorik,
anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang.
Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan
boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat
mainan.Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-
otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan
duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya.
Karakteristik bagi anak usia dini adalah bermain, merupakan kegiatan
yang menyenangkan bagi anak.
b. Strategi Pengembangan Motorik Halus, persiapan dan alat-alat nyapun
sangat mudah didapatkan di sekitar kita bahkan itu adalah sesuatu
yang tanpa kita sadari bisa dijadikan sebagai sebuah pembelajaran buat
si anak. Adapun aktivitas-aktivitas yang bisa dilakukan seperti senam
tangan, menggunting dan melipat kertas, menyambungg titik titik dan
bermain plastisin.
c. Strategi Pengembangan Persepsi Auditoris Dan Visual, metode
sensomotorik merupakan pelatihan yang mengajak anak untuk mau
mencoba sendiri. Dari mencoba sendiri, anak bisa lebih memahami
apa yang sedang dicobanya, bisa memperbaiki sesuatu jika ia anggap
salah, juga bisa berkreasi dengan lebih baik lagi. Metode ini termasuk
dengan bagaimana para terapis dan guru ikut mengasah persepsi visual
dan auditori anak, sehingga anak mampu mengekspresikan apa yang
dipikirkan dan dirasakannya. Metode sensomotorik meliputi : persepsi
visual untuk meningkatkan pemahaman visual, mengembangkan
motorik anak untuk mengontrol gerakan tubuh, pengekspresian secara
verbal pikiran dan perasaan kemandirian sehingga anak bisa
bersosialisasi dengan tepat dan dapat mengatasi permasalahan.
Metode sensomotorik bertujuan agar anak selalu mau mencoba
bertahan hidup dalam kondisi apa pun, sanggup mengembangkan
pikirannya untuk sesuatu yang baru, sanggup bersaing dengan siapa
pun, sanggup mengutarakan apa yang dipikirkan dan dirasakannya,
sanggup bekerja dalam tim, serta menjadi kreatif, imajinatif, fleksibel,
dan bertanggung jawab.
d. Strategi pengembangan persepsi heptik (taktil dan kinestetik), persepsi
heptik dapat dikembangkan dengan berbagai cara seperti marasakan
macam-macam tekstur, papan raba (touch board), merasakan bentuk,
merasakan temperature, merasakan bobot, mencium, atau menjiplak
pola.
e. Strategi untuk mengembangkan integrasi sisitem perseptual, integrasi
visual ke auditoris dapat diperoleh dengan menyuruh anak melihat
suatu pola titik-titik dan garis-garis; kemudian menyuruh anak
menirukan pola tersebut dalam bentuk ritmis pada drum. Integrasi
auditoris ke visual dapat diperoleh dengan menyuruh anak
mendengarkan irama ritmis dan memilih salah satu pola visual titik
dan garis yang sesuai dari beberapa pilihan. Integrasi auditoris ke
motor visual dapat diperoleh dengan meminta anak mendengarkan
irama ritmisdan mengalihkan irama tersebut ke suatu bentuk visual
dengan menuliskan pasangan titik dan garis.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Asesmen perkembangan adalah proses pengumpulan data
/informasi secara sistematis terhadap aspek-aspek perkembangan anak yang
diduga berpengaruh terhadap prestasi akademik. Beberapa aspek
perkembangan anak yang perlu diases jika mereka dijumpai mengalami
kesulitan belajar termasuk ABK, yaitu : gangguan motorik, gangguan
persepsi, gangguan atensi, gangguan memori, hambatan dalam orientasi ruang
dan arah/spatial, hambatan dalam perkembangan bahasa, hambatan dalam
pembentukan konsep, dan masalah dalam perilaku.

Kemampuan perseptual motorik berpengaruh terhadap


perkembangan inteletual, sosial dan emosional. Perkembngan perseptual
motorik mendorong seseorang untuk mengeksplorasi pengetahuan dan
lingkungannya, untuk kemudian memformulasikannya menjadi konsep yang
diekspresikan kepada keterampilan gerak. Persepsi motorik dibentuk oleh:
Pemahaman tubuh, Pemahaman ruang, Pemahaman arah, dan Pemahaman
yang berkaitan dengan waktu (timing).
DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanto, A. (n.d.). PERAN PERCEPTUAL MOTORIC TERHADAP


PERKEMBANGAN GERAK ANAK. Universitas PGRI Semarang.

Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta:


Rineka Cipta

Euis Heryati. (2009). RUANG LINGKUP ASESMEN PERKEMBANGAN.

Fridani, L. (n.d.). Perencanaan Asesmen Perkembangan pada Anak Usia Dini.

Rachman, H. A. (2006). Membangun kembali jembatan antara kreativitas dan


pendidikan jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 5(April), 21–32.

Soendari Tjutju. (2003). .Analisis Hasil Asessmen. Pdf : Google Cendikia

Yudanto. (n.d.). Peseptual Motorik.

Anda mungkin juga menyukai