PEMBELAJARAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Agama Dan Kesehatan Mental
Dosen Pengampuh:
Disusun Oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
TAHUN AJARAN
2023
1
KATA PENGANTAR
Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam perkembangan manusia. Proses
pembelajaran tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan akademik, tetapi juga melibatkan
aspek-aspek psikologis dan spiritual individu. Dalam era di mana tantangan dan tekanan
pendidikan semakin meningkat, penting bagi kita untuk menjelajahi berbagai pendekatan yang
dapat meningkatkan proses pembelajaran serta kesejahteraan psikologis peserta didik. Salah satu
pendekatan yang menarik perhatian adalah penggunaan Psikologi Agama dalam konteks
pendidikan.
Makalah ini akan mengulas manfaat dan aplikasi Psikologi Agama dalam proses
pembelajaran. Psikologi Agama adalah cabang ilmu psikologi yang memeriksa hubungan antara
keyakinan agama, spiritualitas, dan aspek-aspek psikologis manusia. Dalam konteks pendidikan,
pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana faktor-faktor agama dan spiritualitas
memengaruhi pembelajaran. Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
baik tentang manfaat mengintegrasikan aspek Psikologi Agama dalam pendidikan. Semoga
pembaca dapat merasakan betapa relevannya pendekatan ini dalam menciptakan lingkungan
pembelajaran yang lebih inklusif dan memberdayakan. Terima kasih dan selamat membaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
BAB III............................................................................................................................................6
PENUTUP.......................................................................................................................................6
A. Kesimpulan...........................................................................................................................6
B. Saran.....................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, termasuk proses pembelajaran pendidikan agama islam,
memahami atau membaca hal-hal yang tampak (fisik atau jasmaniyyah) dan tidak tampak (psikis
atau ruhaniyyah) sangat penting, karena tidak semua hal-hal yang tampak mencerminkan
kepribadian individu secara utuh. Dalam proses pembelajaran pendidikan agama islam, banyak
sekali perilaku-perilaku psikologis yang harus dipahami oleh guru. Untuk dapat memahami
berbagai aspek psikologis perilaku belajar peserta didik, seorang guru, termasuk guru pendidikan
agama islam, harus memahami prinsip-prinsip keilmuan psikologi, khususnya psikologi
pembelajaran pendidikan agama islam. Makalah ini menyajikan prinsip-prinsip umum “Psikologi
Agama” yang bisa diimplementasikan untuk pembelajaran pendidikan agama islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan proses belajar mengajar dalam psikologi?
2. Apa saja manfaat dari psikologi agama dalam proses belajar mengajar?
3. Apa saja aplikasi dari psikologi agama dalam proses beljar mengajar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari psikologi dan apllikasi agama dalam proses
belajar mengajar.
2. Untuk mengetahui beberapa aplikasi yang berkaitan dengan psikologi agama terhadap
proses belajar mengajar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Berpikir positif merupakan salah satu cara berpikir yang lebih menekankan pada hal- hal
yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun situasi yang dihadapi Setiap orang
yang mempunyai pikiran positif akan melihat segala kesulitan dengan cara yang polos serta tidak
mudah terpengaruh, sehingga tidak menjadi putus asa oleh berbagai tantangan ataupun hambatan
yang dihadapi, individu yang berpikir positif selalu mempunyai keyakinan bahwa setiap masalah
pasti ada solusi yang tepat dan melalui proses intelektual yang sehat, sebagaimana dalam agama
Islam mengajarkan. Seperti halnya yang tercantum didalam DalilAl-Quran:
2
Artinya. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (5) sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan (6). Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu
urusan)kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (7). Dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (8). (QS. Al-Insyirah: 5-8)
Dimana jika lata selalu menghindari kesulitan, maka tidak akan mendapatkan
kemudahan. Dan jika menimpalan kesulitan atau masalah tersebut kepada orang lain, maka
kemudahan itu akan didapat oleh orang lain tersebut, nah dari situ pasti kita tidak ingin hukan?
Bahwa kemudahan yang sebenarnya itu milik kita, tetapi dimiliki oleh orang lain, malka dari itu,
hadapi semua permasalahan yang ada dengan berpikir positif, meskipun permasalahan tersebut
berat rasanya bagi kita, dan tetap yakin, bahwa selalu ada kemudahan di balik masa sulit
tersebut.
definisi kreativitas bisa ditinjau dari berbagai sudut pandang, menurut Triantoro Safaria,
kreativitas merupakan kemampuan berpikir secara berbeda dari berbagai macam sadut pandang
yang Beksibel dan bervariasi. Secara garis besar, kreativitas dapat dilihat dari empat macam
dimensi atau yang sering disebut sebagai 4 P, yaitu process, person, press and product.
Kreativitas juga dapat dilihat dari karakteristik pribadi, dari proses yang dilalui oleh individu
tersebut, namun, pada umumnya, orang lebih bisa melihat sebuah kreativitas dari produknya,
dengan asumsi seseorang bisa dikatakan kreatif jika telah menghasilkan sesuatu yang dinilai
inovant lebih aktual, dan lebih berbeda dari yang lain.
Secara garis besar, emotional intelligence berisikan kualitas kualitas dan potensi potensi
positf sebuah pribadi yang bersifat interpersonal dan ekstra personal kualitas- kualitas tersebut
adalah, empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amaran, kemandirian,
kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah pribadi, ketekunan,
kesetiakawanan, keramahan, dan adanya sikap hormat terhadap orang lain, sifat-sifat tersebut
merupakan sifat-sifat yang baile (akhlak mahmudah), didalam Islam sendiri sangat dianjurkan
seorang Muslim memiliki akhlak yang baik (mahmudah).
3
4) Membangun Kemampuan Kecerdasan Spritual Pada Anak
Aplikasi psikologi agama dalam proses belajar mengajar berkaitan erat dengan teori
kepribadian Sigmund Pruest, beberapa teorinya dapat diaplikasikan dalam bimbingan, yuitu;
pertama "konsep kunci bahwa manusia adalah makhluk yang memaid kebutuhan dan
keinginan, dapat dikembangkan dalam proses bimbingan, dengan melihat hakikatnya, manusia
itu memiliki kebutuhan-kebutuhan dan keinginan - keinginan dasar, dengan demikian, konselor
pendidik dalam memberikan bimbingan harus selalu berpedoman kepada apa yang dibutuhkan
dan yang dinginkan oleh yang diberikan ;konseling sehingga bimbingan yang dilakukan benar
benar efektif.
Seorang guru dalam membimbing dapat memberikan bantuan yang efektif jika mereka
dapat memahami dan mengerti persoalan, sifat, kebutuhan, minat dan kemampuan anak didi-
nya, karena itu,bimbingan yang efektif menuntut secara mutlak pemahaman diri anak secara
keseluruhan. Karena tujuan bimbingan dan pendidikan dapat dicapai jika programnya didasarkan
atas pemahaman diri anak didik-nya. Sebaliknya bimbingan tidak dapat berlangsung efektif jika
konselor atau pendidik kurang pengetahuan dan pengertian mengenal motif dan tingkah laku
klien atau peserta didik, sehingga usaha preventif dan perawatan tidak mencapai tujuan.
4
Prevent berusaha mencegah kemerosotan perkembangan seseorang dan minimal dapat
memelihara apa yang telah dicapai dalam perkembangannya melalui pemberian pengaruh -
pengaruh yang positif memberikan hantuan untuk mengembangkan sikap dan pola perilaka yang
dapat membantu setiap individu untuk mengembangkan diri-nya secara optimal. Setiap pada saat
tertentu membutuhkan pertolongan dalam menghadapi situasi lingkungannya. Pertolongan setiap
individu tidak sama, Perbedaan pada umumnya lebih pada tingkatannya dari pada macamnya,
jadi sangat tergantung apa yang menjadi kebutuhan dan potensi yang ia miliki, bimbingan dapat
memberikan pertolongan pada anak untuk mengadakan pilihan yang sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan individu.
Kedua, teori Sigmund Frued yaitu, "konsep psikoanalisis yang menekankan pengaruh
masa lalu (masa kecil), terhadap perjalanan manusia walaupun banyak ahli yang mengkritik
namun dalam beberapa hal, konsep ini sesuai dengan konsep pembinaan dini bagi anak-anak
dalam pembentukan moral individual, Islam menganjurkan agar kaluarga dapat melatih dan
membiasakan anak-anaknya agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan norma agama
dan sosial Norma ini tidak bisa datang sendiri, akan tetapi melalui proses interaksi yang panjang
dari dalam lingkungannya. Bila sebuah keluarga mampu memberikan bimbingan yang haik,
maka kelak anak itu diharapkan akan tumbuh menjadi manusia yang baik.
Ketiga, teori Prued tentang tahapan perkembangan kepribadian individu, dapat digunakan
dalam proses bimbingan, baik sebagai materi maupun pendekatan, Konsep ini memberikan arti
bahwa materi, metode, dan pola himbingan harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan
kepribadian individu, karena pada setiap tahapan itu memiliki karakter dan sifat yang berbeda.
keempat, Frud tentang ketidak sadaran dapat digunakan dalam penses bimbingan yang
dilakukan pada individu dengan harapan dapat mengurangi implus - implus dorongan Id yang
bersifat irasional hingga berubah menjadi rasional. Dari beberapa pendapat yang dilontarkan oleh
Sigmund Prued dalam beberapa konsep tersebut yang dapat diaplikasikan dalam bimbingan,
hakikatnya dengan pengaplikasian psikologi agama dalam proses belajar mengajar.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali manfaat yang diambil dari psikologi agama,
khususnya dalam proses belajar mengajar, berikut ini beberapa manfast psikologi agama dalam
proses belajar mengajar 1) Menanamkan Cara Berpikir Positif Terhadap Anak Berpikir positif
merupakan salah satu cara berpikir yang lebih menekankan pada hal- hal yang positif, baik
terhadap diri sendiri, orang lain, maupun situasi yang dihadapi Setiap orang yang mempunyai
pikiran positif akan melihat segala kesulitan dengan cara yang polos serta tidak mudah
terpengaruh, sehingga tidak menjadi putus asa oleh berbagai tantangan ataupun hambatan yang
dihadapi, individu yang berpikir positif selalu mempunyai keyakinan bahwa setiap masalah pasti
ada solusi yang tepat dan melalui proses intelektual yang sehat, sebagaimana dalam agama Islam
mengajarkan.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang
jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga
dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
6
DAFTAR PUSTAKA
aharuddin dan Mulyono, Psikologi Agama dalam Perspektif Islam,Malang: Uin Malang
Press,2008.