Skripsi Martha 4 Full (Revisi) (Repaired)
Skripsi Martha 4 Full (Revisi) (Repaired)
Oleh:
MARTHA NABABAN
NIM: 11212095
Oleh
MARTHA NABABAN
11212095
i
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
Mengetahui
Ka. Prodi S1 Keperawatan
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji I
Penguji II
Penguji III
iii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA PROGRAM SI
KEPERAWATAN
MARTHA NABABAN
ABSTRAK
CABG (Coronary Artery Bypass Graft) adalah suatu tindakan medis yang melibatkan
penggunaan bagian vena atau arteri dengan cara mengambil vena saphenous lalu meletakan
di arteri dengan membuat jalan antara arteri yang tersumbat antara aorta dan arteri coroner.
Edema tungkai kaki adalah komplikasi dari suatu prosedure tindakan operasi CABG yang
dapat terjadi, oleh karena itu memberikan kompresi pada kaki dengan stoking diperlukan
untuk mengurangi terjadinya edema pada kaki. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh
penggunaan balut tekan (stoking) terhadap potensi penurunan kejadian edema tungkai kaki
pada klien post operasi CABG di ruang rawat inap Rumah Sakit Jantung Diagram Cinere.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental one group pretest dan posttest.
Jumlah sample adalah 20 orang. Teknik pengambilan sample adalah total sampling. Hasil
menunjukan ada pengaruh yang signifikan terhadap penurunan edema tungkai kaki antara
sebelum dan sesudah pemberian balut tekan stoking (P value = 0,001). Berdasarkan hasil
penelitian ini diharapkan perawat dapat memberikan intervensi mandiri keperawatan berupa
balut tekan stoking pada pasien post operasi CABG untuk mencegah dan menurunkan
kejadian edema tungkaki kaki.
iv
PERTAMEDIKA HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCES’ NURSING
PROGRAM
MARTHA NABABAN
The Effect of Using Pressure Wraps (Stockings) with the Potential to Reduce the
Incidence of Leg Edema in Patients with Post Coronary Artery Bypass Graft
Surgery (CABG) in the Inpatient Room of the Jantung Diagram Hospital Cinere
ABSTRACT
CABG (Coronary Artery Bypass Graft) is a medical procedure that involves using a section
of a vein or artery. First, taking the saphenous vein and then placing it in the artery by
making a passage between the blocked artery between the aorta and the coronary artery.
Edema of the legs is a complication of a CABG surgical procedure that can occur; Providing
compression to the legs with stockings is necessary to reduce the occurrence of edema. This
study aims to determine the effect of using pressure dressings (stockings) with the potential
to reduce the incidence of leg edema in postoperative CABG clients in the inpatient room of
Jantung Diagram Cinere Hospital. This study uses an experimental one group pretest dan
posttest. Research design with 20 people as samples in a total sampling technique. The
results showed that there was a significant effect on reducing leg edema between before and
after giving compression stockings (p value = 0.001). Based on the results of this study, it is
hoped that nurses can provide independent nursing interventions in the form of stocking
compression bandages for postoperative CABG patients to prevent and reduce the
incidence of leg edema.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL 0
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
ABSTRAK iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
KATA PENGATAR x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 7
BAB II : TINJAUAN TEORI
A. Deskripsi Teori Dan Penelitian Terkait 8
1. Konsep Penyakit Jantung Koroner 8
2. Konsep CABG 17
3. Konsep Edema 22
4. Konsep Kompresi/Balut Tekan 27
5. Penelitian Terkait 33
B. Kerangka Teori 37
BAB III : KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERSIONAL
A. Kerangka Konsep 39
B. Definisi Operasional 40
C. Hipotesa 42
BAB IV : METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian 44
vi
B. Populasi dan Sample 45
C. Tempat Penelitian 47
D. Waktu Penelitian 47
E. Etika Penelitian 48
F. Alat Pengumpulan Data 49
G. Prosedure Pengumpulan Data 49
H. Teknik Pengolahan dan Analisa Data 51
BAB V : HASIL PENELITIAN
A. Hasil Univariat 55
B. Hasil Bivariat 59
BAB VI : PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Analisis Univariat 61
B. Analisis Bivariat 64
C. Keterbatasan penelitian 65
BAB VII : PENUTUP
A. Kesimpulan 66
B. Saran 67
DAFTAR PUSTAKA 68
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi berdasarkan usia di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jantung
Diagram Cinere Tahun 2022 55
Tabel 5.2 Distribusi berdasarkan jenis kelamin di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Jantung Diagram Cinere Tahun 2022 56
Tabel 5.3 Distribusi berdasarkan pekerjaan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Jantung Diagram Cinere Tahun 2022 57
Tabel 5.4 Distribusi berdasarkan pendidikan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Jantung Diagram Cinere Tahun 2022 57
Tabel 5.5 Nilai rata-rata edema tungkai kaki sebelum dilakukan balut tekan 58
Tabel 5.6 Nilai rata-rata edema tungkai kaki setelah dilakukan balut tekan 58
Tabel 5.7 Selisih nilai rata-rata edema tungkai kaki sebelum dan setelah
dilakukan balut tekan (stoking) 59
Tabel 5.8 Pengaruh penggunaan balut tekan (stoking) dengan potensi penurunan
kejadian edema tungkai pada pasien post operasi coronary artery
bypass graft (CABG) di ruang rawat inap Rumah Sakit Jantung
Diagram Cinere, Tahun 2022 59
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
KATA PENGATAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan Karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Balut Tekan (Stoking) Dengan Potensi Penurunan Kejadian
Edema Tungkai Kaki Pada Pasien Post Operasi Coronary Artery Bypass Graft
(CABG) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jantung Diagram Cinere”
Penelitiaan ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata ajar Skripsi pada Program
Studi S1 Keperawatan – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA. Peneliti
menyadari banyak pihak yang turut membantu sejaknawal penyususnan sampai
selesainya penelitian ini. Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada
1. drg. Mira Dyah Wahyuni, MARS, selaku Direktur Utama PERTAMEDIKA/IHC
dan Pembina Yayasan Pendidikan PERTAMEDIKA.
2. Dr. Asep Saefudin., SH., MM., CHRP., CHRA, selaku Ketua Pengurus Yayasan
Pendidikan PERTAMEDIKA.
3. Ns. Maryati, S.Sos., S.Kep., MARS, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA
4. Dr. Lenny Rosbi Rimbun, SKp., M.Si., M.Kep, selaku Wakil Ketua I Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
5. Sri Sumartini, SE., MM, selaku Wakil Ketua II Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA.
6. Achirman, SKM., M.Kep, selaku Wakil Ketua III Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA.
7. Wasijati, S.Kp., M.Si., M.Kep, selaku Kepala Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
8. Heny Fitriany, SAB, SKM, M.Kes, selaku Pembimbing dan Penguji I Skripsi
yang dengan kesabaran dan kebaikannya telah membimbing penulis selama
proses penelitian ini.
x
9. Ns. Hanik Rohmah Irawati, M.Kep., Sp.Mat selaku Pembimbing dan Penguji II
Skripsi yang dengan kesabaran dan kebaikannya telah membimbing penulis
selama proses penelitian ini.
10. Ns. Gaung Eka Ramadhan, S.Kep., M.Kes selaku Pembimbing dan Penguji III
Skripsi yang dengan kesabaran dan kebaikannya telah membimbing penulis
selama proses penelitian ini.
11. Dr. Hoyi Siantoresmi MARS, selaku Direktur Rumah Sakit Jantung Diagram
Cinere tempat penelitian.
12. Para dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
13. Orang tua saya yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam melakukan
penelitian ini, sehingga laporan penelitian ini dapat selesai sesuai dengan
waktunya.
14. Para responden atas keikutsertaan dan kerjasamanya, sehingga laporan penelitian
ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
15. Teman-teman Angkatan XV Program Studi S1 Keperawatan - Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
16. Teman-teman di diruangan yang telah membantu dan mensupport, sehingga
laporan penelitian ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
17. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut
berpartisipasi sehingga selesainya penelitian ini.
Peneliti
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Tindakan yang dapat dilakukan pada pasien yang mengalami Penyakit jantung
coroner adalah dengan obat-obatan, Percutanious Coronary Intervention (PCI)
dan Coronary Artery Bypass Graft (Fahriah, 2014). CABG dapat dilakukan pada
pasien yang mengalami artherosklerosis dengan 3 atau lebih penyumbatan pada
arteri koroner atau penyumbatan yang signifikan pada Left Main Artery Coroner
(Udjianti 2010).
Komplikasi yang dapat terjadi setelah operasi CABG yaitu edema pada kaki atau
lengan yang diambil pembuluh darahnya untuk pencakokan, dampak yang dapat
1
2
terjadi jika edema tungkai kaki tidak dapat segera diatasi juga dapat menyebabkan
baal atau mati rasa, kelemahan ekstremitas, kesulitan mobilisasi, gangguan
istirahat dan dapat menyebabkan penyembuhan yang lama. Edema terjadi karena
kerusakan dari kemampuan pompa jantung untuk meningkatkan tekanan
hidrostatik pada ekstremitas disebabkan oleh sirkulasi yang buruk yang akan
menghasilkan kebocoran kapiler dan akumulasi cairan pada area yang tergantung
seperti ekstremitas bawah (Elizabeth, 2014).
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi edema pada kaki adalah
dengan terapi kompresi. terapi kompresi adalah tekanan yang digunakan dari luar
atau penahan statis untuk ekstremitas bawah yang memfasilitasi aliran normal
vena, bertujuan untuk memperbaiki efisiensi pemompaan betis, meningkatkan
fungsi katup, membalikkan kebocoran kapiler, mengurangi diferensial tekanan
dan mengontrol edema (Bryant, 2000)
Stoking kompresi merupakan suatu alat yang tepat untuk klien yang akan
membutuhkan kompresi eksternal untuk kaki pada tingkat yang ditentukan
(Barbara, 2000). Terapi kompresi sering digunakan untuk mencegah edema post
operasi. Penggunaan stoking rutin mempunyai efek positif pada pencegahan
edema pada graft tungkai dan komplikasi luka setelah operasi CABG (Alireza,
2014).
Kompresi merupakan teknik menekan rasa nyeri pasca operasi dan dapat
mengurangi edema dengan cara mencegah pembentukan hematoma di sepanjang
bagian dari vena yang telah diangkat. Kompresi ini juga dapat meningkatkan
aliran balik vena ekstremitas bawah, sehingga dapat mempercepat proses
penyembuhan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, stoking kompresi elastis
adalah salah satu cara yang paling digunakan untuk fase profilaksis dan
pemeliharaan edema ekstremitas bawah, karena cara ini dianggap efektif dan
mudah dalam penggunaannya. maka salah satu cara paling penting untuk
3
menekan edema tungkai setelah operasi CABG adalah terapi kompresi dengan
stoking kompresi medis (Alireza, 2014). Namun, belum banyak peneliti yang
melakukan penelitian untuk mengevaluasi efek menguntungkan dari stoking
elastis pada pencegahan dan pengobatan edema ekstremitas bagian bawah di
Indonesia.
Data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan
prevalensi penyakit jantung koroner meningkat seiring dengan bertambahnya
umur, tertinggi pada kelompok umur 65 -74 tahun yaitu 2,0% dan 3,6%, menurun
sedikit pada kelompok umur ≥ 75 tahun. Prevalensi jantung koroner berdasarkan
wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5%, dan berdasarkan
diagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5%. Berdasarkan data WHO tahun 2012,
jumlah kasus bedah jantung dapat berjumlah 20.000 kasus tiap tahun, jumlah
tersebut dapat meningkat. Diperkirakan sebanyak 800.000 operasi CABG di
seluruh dunia setiap tahunnya. Prevalensi jantung koroner berdasarkan
terdiagnosis dokter tertinggi di Sulawesi Tengah 0,8% diikuti Sulawesi Utara,
DKI Jakarta, Aceh masing-masing 0,7%. Sementara prevalensi jantung koroner
menurut diagnosis atau gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur (4,4%), diikuti
Sulawesi Tengah (3,8%), Sulawesi Selatan (2,9%), dan Sulawesi Barat (2,6%).
Dalam penanganan pada penyakit jantung di Rumah Sakit Jantung Diagram yang
berada di Cinere Kabupaten Depok, terdapat beberapa terapi medis yang dapat di
4
Berdasarkan hasil observasi awal pada bulan Juli 2022 didapatkan 17 pasien post
Operasi CABG, dan didapatkan semua pasien post operasi CABG mengalami
edema tungkai kaki. Sebanyak 12 (70,6%) pasien mengalami edema tungkai kaki
karena tidak menggunakan stoking secara rutin dan 5 (29,4%) pasien tidak
mengalami edema karena rutin menggunakan stoking, Sebanyak 12 (70,6%)
pasien yang mengalami edema tungkai kaki tersebut, telah disarankan untuk
selalu memakai stoking saat aktifitas dirumah sakit. Sebanyak 7 (41,3%) pasien
setelah 1 minggu menggunakan stoking secara rutin tampak edema berkurang,
dan 5 (29,3%) pasien mengatakan jarang menggunakan stoking tampak edema
juga berkurang, namun kurang maksimal dibandingkan dengan pasien yang rutin
menggunakan stoking.
Berdasarkan latar belakang diatas dan belum ada yang melakukan penelitian
tentang masalah yang ada di tempat peneliti bekerja, sehingga peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Balut Tekan
(Stoking) dengan Potensi Penurunan Kejadian Edema Tungkai Kaki pada
Pasien Post Operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Jantung Diagram Cinere”.
5
B. Perumusan Masalah
Penyakit jantung coroner adalah sumbatan pada pembuluh darah arteri, dapat
terjadi satu pembuluh dan lebih, tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan
tindakan obat-obatan, dan tindakan medis seperti PCI dan CABG. CABG adalah
suatu tindakan medis untuk penyakit jantung koroner yang melibatkan
penggunaan bagian vena atau arteri untuk membuat koneksi (bypass) antara aorta
dan arteri koroner melewati sumbatan. Tindakan ini dapat dilakukan jika
sumbatan pada arteri coroner terletak pada Left Mean dan jika sumbatan terjadi
pada tiga cabang arteri >70%. Tujuan dari tindakan CABG adalah untuk
memperpanjang masa hidup pasien. Namun tindakan operasi CABG juga
memiliki komplikasi seperti Infeksi, Penurunan curah jantung, hipotensi,
hipertensi, stroke dan juga edema tungkai kaki.
Edema tungkai kaki adalah komplikasi dari suatu prosedure tindakan operasi
CABG, yang mana dapat terjadi edema karena operasi CABG membuat jalan
dengan cara mengambil vena saphenous lalu meletakan di arteri dengan membuat
jalan antara arteri yang tersumbat. Sehingga pembuluh darah arteri yang telah
dilakukan pencakokan tersebut dapat terjadi perembesan darah ke pembuluh
darah kapiler, sehingga dapat terjadi edema pada tungkai.
Edema yang terjadi pada pasien post operasi CABG selalu dapat terjadi, Edema
sendiri sangat memiliki dampak jika tidak segera diatasi, dampak yang dapat
terjadi seperti infeksi, nyeri, dan dapat juga terjadi perawatan yang lama.
Sehingga harus dapat segera diberi tindakan baik secara medis maupun non
medis, secara medis seperti dengan pemberian obat-obatan, sedangkan tindakan
nonmedis dapat diberikan intervensi dengan cara memberikan tekanan atau
kompresi pada kaki dengan stoking. Dengan cara menekan kaki yang telah
6
dilakukan pencakokan untuk operasi CABG. Sehingga tekanan dan aliran darah
dapat meningkat dan lancar.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh penggunaan balut tekan (stoking) terhadap potensi
penurunan kejadian edema tungkai kaki pada klien post operasi Coronary
Artery Bypass Graft di ruang rawat inap Rumah Sakit Jantung Diagram
Cinere.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan umur, jenis
kelamin, pendidikan dan pekerjaan pada pasien Coronary Artery Bypass
Graft (CABG) di ruang rawat inap Rumah Sakit Jantung Diagram Cinere.
b. Mengidentifikasi nilai rata-rata edema tungkai kaki sebelum dilakukan
balut tekan (stoking).
7
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian yang dapat diambil adalah:
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan pelayanan
keperawatan yang lebih baik dalam upaya menangani edema tungkai kaki dan
mencegah komplikasi pada klien post operasi Coronary Artery Bypass Graft
(CABG) dengan benar dan tepat.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Dapat menjadi referensi atau tambahan informasi tentang tatalaksana
perawatan klien post operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dalam
menangani edema tungkai kaki.
BAB II
TINJAUAN TEORI
b. Manifestasi Klinis
Menurut Sahrudin (2021) tanda dan gejala yang dapat terjadi jika
mengalami penyakit jantung coroner yaitu bervariasi tergantung dari
tingkat dan derajat penyempitan aliran pembuluh darah arteri koroner.
Bila suplai oksigen dan nutrisi masih mencukupi, maka tanda dan gejala
klinis biasanya tidak muncul. Tanda dan gejala klinis yang berarti
biasanya muncul apabila penyempitan arteri coroner sudah melebihi 50%.
Tanda dan gejala klinis juga dipengaruhi tingkat kebutuhan oksigen dan
nutrisi miokardium. Aktifitas fisik seperti olahraga, stress, bahkan makan,
hingga kerja berat lainnya dapat meningkatkan kebutuhan oksigen
miokardium. Tanda dan gejala klinis penyakit jantung koroner dapat
8
9
d. Epidemiologi
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2011, angka
kematian penyakit jantung koroner sekitar 17 juta (sekitar 30%) kematian
setiap tahunnya di seluruh dunia. Lebih dari 50% klien dengan penyakit
jantung koroner adalah usia 65 tahun atau lebih, 80% kematian disebabkan
10
oleh infark miokardium yang terjadi pada kelompok usia tersebut. Pria
memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami serangan jantung pada usia
yang lebih muda, risiko pada wanita meningkat signifikan pada masa
menopause (National Cholesterol Education Program, 2002). Menurut
Harvard Medical School (2012) bahwa orang yang bekerja, Laki-laki
lebih rentan mengalami stres dibandingkan wanita. Saat stres, hormon
epinefrin meningkat. Kondisi ini menyebabkan denyut jantung dan
tekanan darah meningkat, serta pembuluh darah pun akan menyempit.
Pada penelitian di Universitas Minnesota (2020) mengatakan bahwa
tingkat pendidikan juga dapat mempengaruhi beberapa faktor yang dapat
berdampak pada risiko penyakit jantung, misalnya merokok dan obesitas.
Orang-orang dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki
kesadaran akan kesehatan yang lebih baik, misalnya tidak merokok dan
makan makanan yang lebih sehat, sehingga dapat menurunkan risiko
untuk terkena penyakit jantung
e. Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah sistemik pada hipertensi menimbulkan
peningkatan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri,
sehingga beban kerja jantung bertambah, akibatnya terjadi hipertrofi
ventrikel kiri untuk meningkatkan kekuatan kontraksi. Kemampuan
ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi dapat terlampaui; kebutuhan oksigen yang melebihi kapasitas
suplai pembuluh koroner menyebabkan iskemia miokardium lokal.
Iskemia yang bersifat sementara akan menyebabkan perubahan reversibel
pada tingkat sel dan jaringan, dan menekan fungsi miokardium.
f. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nurhidayat, (2011) pemeriksaan penunjang pada PJK, yaitu:
1) Laboratorium
Dilakukan pemeriksaan LDL (≥ 130 mg/dL), HDL (pria ≤ 40 mg/dL,
wanita ≤ 50 mg/dL), kolesterol total (≥ 200 mg/dL), dan trigliserida (≥
150 mg/dL), CK (pria ≥ 5-35 Ug/ml, wanita ≥5-25 Ug/ml), CKMB (≥
10 U/L), troponin (≥ 0,16 Ug/L), SGPT (pria ≥ 42 U/L, wanita 32
U/L), SGOT (pria ≥ 37 U/L, Wanita ≥ 31 U/L).
2) Elektrokardiogram (EKG)
13
4) Iskemik yang mengancam dan tidak respon terhadap terapi non bedah
yang maksimal
5) Gagal pompa ventrikel yang progresif dengan stenosis koroner yang
mengancam daerah miokardium
6) Sumbatan yang tidak dapat ditangani dengan PTCA dan trombolitik
7) Sumbatan/stenosis LAD dan LCx pada bagian proksimal > 70 %
8) Satu atau dua vessel disease tanpa stenosis LAD proksimal yang
signifikan
9) Pasien dengan komplikasi kegagalan PTCA
10) Pasien dengan sumbatan 3 pembuluh darah arteri (three vessel disease)
dengan angina stabil atau tidak stabil dan pada pasien dengan 2
sumbatan pembuluh darah dengan angina stabil atau tidak stabil dan
pada pasien dengan 2 sumbatan pembuluh darah dengan angina stabil
atau tidak stabil dan lesi proksimal LAD yang berat
11) Pasien dengan stenosis (penyempitan lumen > 70%) pada 3 arteri yaitu
arteri koronaria komunis sinistra, bagian proksimal dari arteri
desenden anterior sinistra.
d. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien CABG Smeltzer & Bare (2008)
yaitu;
1) Nyeri Pasca Operasi
Setelah dilakukan bedah jantung, pasien dapat mengalami nyeri yang
diakibatkan luka insisi dada atau kaki, selang dada atau peregangan iga
selama operasi. Ketidaknyamanan insisi kaki sering memburuk setelah
pasien berjalan khususnya bila terjadi pembengkakan kaki.
Peregangan otot punggung dan leher saat iga diregangkan dapat
menyebabkan ketidaknyamanan punggung dan leher. Nyeri dapat
merangsang system saraf simpatis, meningkatkan frekuensi jantung
danmtekanan darah yang dapat mengganggu hemodinamik pasien.
Ketidaknyamanan dapat juga mengakibatkan penurunan ekspansi
19
Pada graft vena safena dapat kolaps jika tekanan perfusi terlalu rendah,
vena tidak memiliki dinding otot seperti yang di miliki oleh arteri,
sehingga mengakibatkan iskemia miokard. Hipotensi juga dapat
disebabkan oleh penurunan volume intravaskuler, vasodilatasi sebagai
akibat penghangatan kembali, kontraktilitas ventrikel yang buruk atau
disritmia.Tindakan dengan pemberian cairan atau obat vasopressor
dapat dilakukan jika hipotensi disebabkan oleh penurunan
kontraktilitas ventrikel.
5) Hipertensi
Hipertensi setelah paska operasi jantung dapat menyebabkan rupture
atau kebocoran jalur jahitan dan meningkatkan pendarahan. Dapat juga
disebabkan karena riwayat hipertensi, peningkatan kadar katekolamin
atau renin, hipotermia atau nyeri, terkadang ditemukan tanpa penyebab
yang jelas. Hipertensi dapat disebabkan oleh narkotik analgesik atau
sedatif intravena. Hipertensi ini umumnya bersifat sementara dan
dapat di turunkan dalam 24 jam. Bila tidak mungkin, anti hipertensi
oral dapat di mulai untuk memudahkan penghentian nitroprusid. Pada
klinik sering digunakan gabungan inotropik dan vasodilator seperti
golongan milirinone
6) Perdarahan Pasca Operasi
Ada 2 jenis perdarahan, yaitu:
a) Perdarahan Arteri
Meskipun jarang, namun hal ini merupakan kedaruratan yang
mengancam hidup yang biasanya diakibatkan oleh ruptur atau
kebocoran jalur jahitan pada satu dari 3 sisi: Anastomosis
proksimal graft vena ke aorta, anastomosis distal graft vena ke
arteri koroner atau kanulasi sisi ke aorta dimana darah yang
mengandung O2 dikembalikan ke pasien selama bypass.
b) Perdarahan Vena
21
D. Konsep Edema
a. Definisi
Edema adalah kondisi vena yang terbendung terjadi peningkatan tekanan
hidrostatik intra vaskuler (tekanan yang mendorong darah mengalir di
dalam vaskuler oleh kerja pompa jantung). Sehingga menimbulkan
pembesaran cairan plasma ke ruang interstitium (Grossman & Brown,
2009). Dalam keadaan ini klien yang mengalami edema pada daerah
ekstremitas akan berdampak pada kemandirian pasien atau pun aktivitas
sehari-hari sehingga kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas
menjadi terhenti. Hal ini dapat menimbulkan komplikasi.
e. Pemeriksaan
Pemeriksaan kulit ekstremitas bawah, perhatikan beberapa hal dibawah
ini:
1) Suhu: insufisiensi arteri akan sering menyebabkan kulit terasa dingin.
Infeksi, di sisi lain, menyebabkan hiperemia dan relative lebih hangat
pada sisi yang terinfeksi. Punggung tangan pemeriksa mungkin
sensitif untuk mendeteksi perbedaan suhu ini. Bandingkan satu kaki
dengan yang lainnya. Perhatikan bahwa dalam kasus di mana
insufisiensi arteri dan infeksi terjadi secara bersamaan (yang cukup
umum terjadi), aliran darah terganggu dapat menghasilkan suhu kulit
menurun (dan juga kurang kemerahan).
2) Edema: Cairan yang mengumpul pada satu lokasi pada kaki dan
pergelangan kaki karena efek gravitasi. Hal ini terkait dengan
beberapa gangguan
25
f. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan edema adalah dengan terapi kompresi yaitu intervensi
yang paling umum untuk mengobati gangguan pembuluh vena dan
limfatik. Terapi kompresi ini dapat menekan nyeri pasca operasi dan
edema dengan mencegah pembentukan hematoma di sepanjang kursus
dari vena yang sudah diangkat. Terapi Kompresi ini juga dapat
meningkatkan aliran balik vena ekstremitas bawah, sehingga dapat
mempercepat proses penyembuhan. salah satu yang paling sering
menggunakan teknik kompresi medis selama fase profilaksis dan
pemeliharaan edema ekstremitas bawah karena kemudahan penggunaan
dan fungsi terapeutik (Alireza, 2014)
arteri dipengaruhi oleh gravitasi. Pembuluh darah yang lebih tinggi dari
jantung gravitasi akan meningkatkan dan menurunkan tekanan perifer
sehingga mengurangi edema (Villeco & Otr, 2012)
b. Tujuan
Terapi kompresi bertujuan untuk memperbaiki efisiensi pemompaan betis
(calf pump), meningkatkan fungsi katup, membalikkan kebocoran kapiler,
mengurangi diferensial tekanan dan mengontrol edema (Maryunani,
2013).
c. Manfaat
Adapun, beberapa manfaat kesehatan dari penggunaan stoking kompresi
antara lain:
1) Meningkatkan sirkulasi darah pada kaki
28
d. Indikasi
Indikasi klinis untuk penggunaan stoking kompresi adalah penyakit vena
kronik primer (primary chronic venous disease), pasien pasca operasi atau
tata laksana intervensional varises, pencegahan tromboembolisme vena,
sindrom pasca trombosis, limfedema dan edema kaki kronis,
tromboflebitis superficial, dan kehamilan.
inap, telah terbukti kurang berhasil pada klien yang dirawat di rumah,
karena banyak klien khawatir akan sejumlah peralatan yang digunakan
dan merasa enggan untuk menggunakannya.
h. Pengkajian
Menurut Maryunani (2013), pengkajian pada ekstremitas bawah harus
dilakukan sebelum menggunakan terapi kompresi, diantaranya;
1) Pemeriksaan riwayat Kesehatan
2) Pemeriksaan pada seluruh kaki dari lutut bawah sampai malleolus,
observasi adanya edema, dermatitis vena dan varises. Kaji keadaan
perfusi, seperti waktu pengisian vena (vena refill time) normal >20
detik, ada atau tidak adanya nadi dengan mempalpasi dorsalis pedis
dan nadi tibial posterior.
F. Penelitian Terkait
Beberapa penelitian terkait yang mendasari penelitian ini yaitu:
a. Penelitian yang dilakukan Alireza (2014) yang berjudul pencegahan
edema setelah operasi CABG dengan stoking kompresi. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektifitas stoking kompresi pada
pencegahan edema donor tungkai dan komplikasi luka setelah operasi
CABG jenis penelitian ini adalah studi kohort prospektif, yang terdiri dari
100 pasien yang menjalani operasi CABG di Rajaie Cardiovascular
Medical and Research Center. Klien dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok A yang menggunakan stoking secara rutin dan kelompok B
yang tidak menggunakan stoking. Tingkat edema pada donor ektremitas,
perbedaan lingkar betis dan paha sebelum dan sesudah operasi pada
minggu pertama, kedua dan keempat dicatat dan dianalisa secara statistik.
Hasil dari penelitian yaitu berat badan pasien (P = 0,02) dan tingkat
aktivitas sehari-hari mereka (P = 0,002) merupakan faktor yang signifikan
34
untuk kejadian edema tungkai donor. Insiden dan derajat edema tungkai
bawah secara signifikan lebih rendah pada kelompok paparan 4 minggu
setelah operasi (P <0,001). Perbedaan pinggiran betis sebelum (pada
waktu masuk) dan setelah operasi (dalam 1, 2 dan 4 minggu) antara dua
kelompok juga signifikan secara statistik (P = 0,41, P = 0,39, P = 0,40).
Komplikasi luka ekstremitas bawah lebih tinggi pada pasien yang
mengalami edema perifer pada minggu ke-4 pasca CABG (P = 0,09).
d. Penelitian dari Sajid (2012) yang berjudul panjang stoking sampai dengan
lutut versi stoking kompresi sampai dengan paha untuk mencegah deep
vein thrombosis (DVT) pasien pasca operasi. Penelitian dilakukan dengan
cara Randomized Controled Trial (RCT) untuk mengevaluasi efektivitas
Knee length (KL) dan thigh length (TL) compression stockings sebagai
thromboprophylaxis pada pasien rawat inap yang menjalani berbagai jenis
operasi. Penelitian ini menggunakan 3 kelompok penelitian total gabungan
496 pasien, yang cocok dengan kriteria inklusi untuk tinjauan ini. Ketiga
studi termasuk mengevaluasi peran KL dan TL dalam tromboprofilaksis di
antara sekelompok pasien pasca operasi. Studi-studi ini menunjukkan
tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kemampuan dua modalitas
kompresi kaki untuk mengurangi kejadian trombosis vena dalam pada
pasien pasca operasi. Dalam model efek tetap (rasio odds (OR) 1,55,
interval kepercayaan 95% (CI) 0,78 hingga 3,07, P = 0,21) dan model efek
acak (OR 1,32, 95% CI 0,43 hingga 4,06, P = 0,63). Hasil dari penelitian
ini adalah stoking kompresi bertingkat KL sama efektifnya dengan stoking
36
G. Kerangka Teori
Menurut Arikunto (2006) mengatakan, Kerangka teori merupakan tempat untuk
menjelaskan pokok permasalahan yang ada dalam penelitian. Teori-teori tersebut
digunakan sebagai bahan acuan untuk pembahasan selanjutnya. Maka, kerangka
teori disusun sebagai berikut,
38
Penatalaksanaan Pemeriksaan
Penunjang
Penatalaksanaan Penatalaksanaan:
Terapi Kompresi Stoking elevasi 30°
menggunakan gravitasi
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL & HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus.
Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung
diamati atau diukur (Notoadmodjo, 2017). Penyusunan kerangka konsep
membantu kita untuk membuat hipotesis. Kerangka konseptual merupakan
gambaran dan arahan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti, atau
memiliki hasil sebuah sintesis dari proses berpikir deduktif maupun induktif,
dengan kemampuan kreatif dan inovatif diakhiri konsep atau ide baru
(Supriyanto, 2009). Konsep hanya dapat diamati dan diukur melalui konstruk atau
lebih dikenal dengan variabel (Notoadmodjo, 2017).
Variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari
konsep. Variabel adalah sesuatu yang bervariasi. Sesuatu yang digunakan sebagai
ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian
tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoadmodjo, 2017). Variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Adapun variabel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Variable Independent (variabel bebas)
Variable independen disebut juga dengan variabel yaitu karakteristik dari
subjek yang dengan keberadaannya menyebabkan perubahan pada variabel
lainnya. Variabel Independen pada penelitian ini adalah penggunaan balut
tekan (stoking).
2. Variable Dependent (variabel terikat)
40
Variable dependent adalah variabel terikat atau variabel yang akan berubah
akibat pengaruh atau perubahan yang terjadi pada variabel indenpenden
Variabel dependen pada penelitian ini adalah potensi penurunan kejadian
edema tungkai kaki.
Potensi penurunan
Penggunaan balut tekan
kejadian edema tungkai
(stocking)
kaki
Karakteristik Responden
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
Keterangan:
= Diteliti
= Tidak diteliti
B. Definisi Operasional
41
C. Hipotesa
Hipotesa adalah pernyataan awal penelitian mengenai hubungan antar variabel
yang merupakan jawaban peneliti tentang hasil penelitian (Dharma, 2011).
Hipotesis terdiri dari pernyataan terhadap adanya atau tidak adanya hubungan
antara dua variabel, yaitu variabel terikat (variable dependent), dan variabel bebas
(variable independent) (Notoadmodjo, 2017). Oleh sebab itu hipotesis harus
mempunyai landasan teoritis, bukan hanya sekedar dugaan yang tidak mempunyai
landasan ilmiah, melainkan lebih dekat kepada suatu kesimpulan. Jadi hipotesis
itu merupakan suatu kesimpulan sementara atau jawaban sementara dari suatu
43
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk
melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian
(Dharma, 2011). Model penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh
kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan masalah, pada dasarnya
menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah pertama kali dikenalkan oleh John
Dewey adalah perpaduan proses berfikir deduktif-induktif guna pemecahan suatu
masalah (Notoatmodjo, 2012).
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian eksperimen. Sugiyono (2013) menyatakan, bahwa metode penelitian
eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi
terkendalikan. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah desain penelitian
pre eksperimental. Arikunto (2010) menyatakan, bahwa pre-experimental design
(nondesign) seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya atau
quasi eksperimen. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum
43
46
Penggunaan desain ini disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, yaitu untuk
mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan balut tekan stoking terhadap
potensi penurunan kejadian edema tungkai pada pasien post operasi Coronary
Artery Bypass Graft di ruang rawat inap Rumah Sakit Jantung Diagram Cinere
yang mengalami edema tungkai kaki pada pasien post operasi CABG sebelum
dan sesudah diberikan perlakuan.
Keterangan:
O1 = Pengukuran edema pasien setelah dilakukan operasi CABG pada hari
pertama
X = intervensi penggunaan balut tekan stoking
O2 = pengukuran edema setelah menggunakan balut tekan stoking
rekam medis Rumah Sakit Jantung Diagram, jumlah pasien CABG tiap bulan
nya sebanyak 18 pasien, sedangkan data dalam 3 bulan terakhir terhitung dari
bulan Juni -Agustus 2022 rata-rata pasien post CABG adalah sebanyak 20
pasien.
2. Sample
Menurut Sugiyono (2017) mengidentifikasi sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dalam penentuan
jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi, Dalam penentuan
jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi, maka harus dilakukan
dengan teknik pengambilan sampel yang tepat. Total sampling adalah Teknik
pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono,
2007). Alasan mengambil total sampling karena jumlah populasi yang kurang
dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. Maka dalam
penelitian ini sample yang digunakan berjumlah 20 responden.
3. Teknik Pengambilan Sample
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik
sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan nonprobabilility
sampling (Sugiyono, 2018). Purposive Sampling adalah pengambilan sampel
berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat sifat populasi
ataupun ciri ciri yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2012)
C. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat atau lokasi dilakukannya pengambilan
penelitian (Notoadmodjo, 2011). Penelitian akan dilakukan di ruangan rawat inap
Rumah Sakit Jantung Diagram Cinere. Alasan pemilihan lokasi karena Rumah
Sakit Jantung Diagram merupakan Rumah Sakit khusus yang melayani pasien
dengan penyakit jantung dan merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah
Depok khususnya serta melayani rujukan pasien dengan penyakit jantung untuk
wilayah Sejabodetabek
D. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rentang waktu yang terdiri dari hari, tanggal, bulan dan
tahun dari pengambilan penelitian yang akan di lakukan (Notoadmodjo, 2011).
Waktu penelitian ini dimulai dari Bulan September sampai Bulan November 2022
1. Waktu Persiapan Penelitian
Penelitian diawali dengan pengajuan judul kepada pembimbing, setelah
disetujui selanjutnya peneliti mengajukan proposal, lalu mengajukan surat
permohonan penelitian baik dari Stikes Pertamedika maupun Rumah Sakit
49
E. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengurus surat
permohonan izin penelitian yang dijukan kepada STIKES Pertamedika, dan
mengajukan surat izin meneliti yang ditujukan ke direktur Rumah Sakit Jantung
Diagram Cinere. Setelah mendapatkan surat izin, peneliti mulai melakukan
penelitian yang berjudul pengaruh penggunaan balut tekan (stoking) dengan
potensi penurunan kejadian edema tungkai kaki pada klien post operasi Coronary
Artery Bypass Graft (CABG) di ruang rawat inap Rumah Sakit Jantung Diagram
Cinere dengan memperhatikan masalah etika yang meliputi etika penelitian
sebagai berikut:
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden
dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan
50
2. Prosedur Teknis
52
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan data karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu
penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada
rancangan penelitian dan teknik instrument yang digunakan (Nursalam, 2017).
a. Setelah mendapatkan ijin dari yang berwenang, peneliti langsung
mengidentifikasi responden yang sesuai dengan kriteria inklusi yang ada
b. Peneliti menjelaskan kepada subjek terkait tujuan penelitian dan meminta
kesediaannya untuk menjadi responden. Untuk responden yang setuju
dapat menandatangani informed consent.
c. Setelah pasien setuju, lalu sebelumnya memberikan penjelasan juga
kepada responden tentang judul penelitian, tujuan, manfaat serta prosedur
penelitian, selanjutnya memberikan dan meminta responden untuk
menyetujui untuk menandatangani responden penelitian.
d. Mengkaji dan melakukan pengkajian fisik pada kaki, untuk mengetahui
derajat edema pada hari pertama (H1).
e. Selanjutkan memberikan stoking dengan tingkat tekanan kompresi sedang
ukuran tekanan 20-40mmHg, dan memberikan edukasi kepada pasien
untuk selalu menggunakan stoking saat aktifitas selama di Rumah Sakit
selama 6 hari perawatan dan dapat melepasnya saat pasien tidur dimalam
hari.
f. Setelah pasien mengerti lalu melakukan observasi kembali setelah 6 hari
perawatan (H6).
X : Mean
Mo : Modus
S : Standar deviasi
Nilai rasio skewness sebelum dilakukan balut tekan stoking adalah sebagi
berikut:
Nilai Skewness 0,218
= =0,427
Nilai Std . Deviasi Skewness 0,510
Nilai rasio skewness setelah dilakukan balut tekan stoking adalah sebagi
berikut:
Nilai Skewness 0,681
= =1,392
Nilai Std . Deviasi Skewness 0,489
Nilai rasio skewness sebelum dilakukan balut tekan stoking adalah 0,427,
dan nilai pada rasio skewness sebelum dilakukan balut tekan stoking
adalah 1,392. Menurut Hastono (2018) bila nilai skewness dibagi standar
errornya menghasilkan angka ≤ 2, maka distribusinya normal. Sehingga
hasil dari perhitungan nilai rasio skewness diatas adalah berdistribusi
normal.
55
b. Analisis Univariat
Analisis univariat pada umumnya hanya menghasilkan distribusi dan
prosentase dari setiap variabel yang bertujuan untuk mengetahui besar
kecilnya proporsi setiap jawaban (Notoamodjo, 2012). Data kategorik
dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan
yang akan disajikan dalam bentuk table dan narasi. Tujuan analisa
univariat adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan masing-
masing variable yaitu variable bebas dan variable terikat.
c. Analisis Bivariat
Pada penelian ini ingin mengetahui gambaran edema tungkai kaki pada
pasien post CABG dengan melihat pretest dan posttest one group dengan
menggunakan uji statistic paired t-test. Paired t-test digunakan untuk
menguji beda mean dari 2 hasil pengukuran pada kelompok yang sama
(Dharma, 2011). Syarat-syarat yang harus ada dalam pengujian ini adalah
distribusi data normal dan jenis variable adalah numeric (Hastono, 2016).
d
T=
S Dd/ √n
Keterangan:
d = Rata-rata deviasi/selisih sampel 1 dengan sampel 2
SDd = Standar deviasi dari deviasi/selisih sampel 1 dan sampel 2
Keputusan uji:
H0 ditolak (Tidak ada pengaruh penggunaan balut tekan (stoking) dengan
potensi penurunan kejadian edema tungkai pada pasien post operasi
coronary artery bypass graft (CABG) di ruang rawat inap Rumah Sakit
Jantung Diagram Cinere)
coronary artery bypass graft (CABG) di ruang rawat inap Rumah Sakit
Jantung Diagram Cinere).
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian yang dilakukan di ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Jantung Diagram Cinere pada 20 responden yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi, dengan periode waktu penelitian pada tanggal 13
Desember 2022 sampai 14 Januari 2023. Penyajian data dimulai dari bentuk table dan
narasi yang meliputi distribusi karakteristik responden dan pengaruh penggunaan
stoking pada potensi penurunan edema pasien post CABG di ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Jantung Diagram Cinere. Uji ini menggunakan uji T Paired, untuk
mengetahui potensi penurunan pengguanaan stoking pada pasien post CABG.
A. Hasil Univariat
Analisis univariat pada penelitian ini meliputi karakteristik responden yaitu usia,
jenis kelamin, Pendidikan dan pekerjaan. Variabel independent yaitu penggunaan
balut tekan (stoking). Tujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik masing-masing variable yang diteliti. Analisis ini
dilakukan tiap variable dari penelitian pada umumnya dalam analisis hanya
menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel.
1. Gambaran Karakteristik Responden
a. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.1
Distribusi karakteristik responden berdasarkan usia di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Jantung Diagram Cinere Tahun 2022 (n=20)
Usia Jumlah Persen
36-45 tahun (Dewasa akhir) 1 5
46-55 tahun (Lansia awal) 5 25
56-65 tahun (Lansia akhir) 10 50
>65 tahun (manula) 4 20
Total 20 100
54
58
Pegawai Negeri 5 25
Tidak Bekeja 5 25
Lain-Lain 1 5
Total 20 100
2. Nilai rata-rata edema tungkai kaki sebelum dilakukan balut tekan (stoking)
Tabel 5.5
Nilai rata-rata edema tungkai kaki sebelum dilakukan balut tekan
Mean Median Standar deviasi Tertinggi Terendah
2,45 2,00 0,510 3 2
Berdasarkan data pada table 5.5 nilai rata-rata edema tungkai kaki sebelum
dilakukan balut tekan stoking adalah 2,45, nilai median adalalah 2,00, nilai
standar deviasi adalah 0,510, nilai tertinggi adalah 3 dan nilai terendah adalah
2
3. Nilai rata-rata edema tungkai kaki setelah dilakukan balut tekan (stoking)
Tabel 5.6
Nilai rata-rata edema tungkai kaki setelah dilakukan balut tekan
Mean Median Standar deviasi Tertinggi Terendah
0,35 0 0,489 1 0
Berdasarkan data pada table 5.6 nilai edema pasien setelah dilakukan balut
tekan stoking adalah 0,35, nilai median adalalah 0, nilai standar deviasi adalah
0,489, nilai tertinggi adalah 1 dan nilai terendah adalah 0
61
4. Selisih nilai rata-rata edema tungkai kaki sebelum dan sesudah dilakukan
balut tekan (stoking)
Tabel 5.7
Selisih nilai rata-rata edema tungkai kaki sebelum dan setelah dilakukan balut
tekan (stoking)
Perlakuan Nilai Rata-Rata Edema
Sebelum dilakukan balut tekan 2,45
Setelah dilakukan balut tekan 0,35
Selisih nilai rata-rata 2,1
Berdasarkan data pada table 5.7 nilai edema pasien sebelum dan setelah
dilakukan balut tekan stoking selama 6 hari, dapat dilihat bahwa rata-rata
sebelum dilakukan balut tekan stoking 2,45 dan rata-rata setelah dialkukan
balut tekan stoking 0,35 dengan selisih nilai rata-rata 2,1.
B. Hasil Bivariat
Pada Analisa bivariat akan diuraikan table silang antara variabel independen yaitu
penggunaan balut tekan (stoking) dengan variabel dependen potensi penurunan
kejadian edema tungkai kaki. Pada penelitian ini peneliti melakukan uji hipotesis
dengan menggunakan metode statistic uji T Paired dengan tingkat kemaknaan α =
0.05 (5%). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada table 5.8
Tabel 5.8
Pengaruh penggunaan balut tekan (stoking) dengan potensi penurunan kejadian
edema tungkai pada pasien post operasi coronary artery bypass graft (CABG) di
ruang rawat inap Rumah Sakit Jantung Diagram Cinere, Tahun 2022 (n=20)
Berdasarkan tabel 5.8 terlihat bahwa pemberian balut tekan stoking dapat
menurunkan kejadian edema sebesar 2,1 yaitu dari 2,45 (sebelum pemberian balut
tekan stoking) menjadi 0,35 (sesudah pemberian balut tekan stoking). Hasil uji T
diperoleh p value = 0,001. Artinya hipotesis dalam penelitian ini adalah Ha
diterima ada perbedaan yang signifikan terhadap potensi penurunan edema
tungkai kaki antara sebelum dan sesudah pemberian balut tekan stoking di ruang
rawat inap Rumah Sakit Jantung Diagram Cinere
BAB VI
PEMBAHASAN PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang dikaitkan dengan tujuan penelitian
dan dibandingkan atau diperkuat dengan teori maupun hasil penelitian.
A. Analisis Univariat
1. Usia
Berdasarkan karakeristik responden berdasarkan usia tertinggi adalah usia 56-
65 tahun (lansia akhir) terdapat 10 (50%). Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian dari Fahriah H Djafar (2015) didapatkan usia responden terbanyak
adalah berusia 61-65 tahun, hal ini dapat terjadi karena hormon estrogen pada
lansia akhir menurun, sehingga dapat meningkatkan resiko retjadinya
serangan jantung, sedangkan hormon esterogen tersebut dapat melebarkan
pembuluh darah, yang dapat menurunkan resiko terkena penyakit jantung
coroner. Sedangkan menurut World Health Organization (WHO) pada tahun
2011. Lebih dari 50% pasien dengan penyakit jantung koroner adalah usia 65
tahun atau lebih, 80% kematian disebabkan oleh infark miokardium yang
terjadi pada kelompok usia tersebut. Menurut peneliti pada usia 56-65 tahun
(usia lanjut akhir) dimana organ dan fungsi tubuh mengalami penurunan salah
satunya pada organ jantung dan pembuluh darah, sehingga pada usia lanjut
akhir akan mengalami resiko penyakit jantung.
2. Jenis Kelamin
berdasarkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak
adalah laki-laki 15 orang (75%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Fahriah H Djafar (2015) didapatkan hasil jenis kelamin terbanyak adalah laki-
laki sebanyak 16 orang (53,3%). Menurut National Cholesterol Education
Program (2002) Pria memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami serangan
jantung pada usia yang lebih muda, risiko pada wanita meningkat signifikan
60
64
3. Pekerjaan
Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan terbanyak adalah
pegawai swasta sebanyak 9 orang (45%). Hal ini sejalan dengan penelitian
Fahriah H Djafar (2015) yang mengatakan pasien yang bekerja adalah
sebanyak 30 orang (66,7%). Menurut Harvard Medical School (2012) bahwa
orang yang bekerja dan laki-laki lebih rentan mengalami stres saat bekerja
dibandingkan wanita. Saat mengalami stres, hormon epinefrin menjadi
meningkat. Kondisi ini menyebabkan denyut jantung dan tekanan darah juga
meningkat, sehingga pembuluh darah akan menyempit. Menurut peneliti
seseorang yangbekerja sangat berpengaruh pada kesehatannya, saat bekerja
seseorang akan lebih cenderung mengalami masalah atau stres, jika stres akan
cenderung makan lebih banyak dan tidak beraturan, berolahraga juga lebih
jarang, serta merokok akan lebih sering. Ini tentunya akan semakin
meningkatkan risiko sakit jantung.
4. Pendidikan
Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan terbanyak adalah
Pendidikan SMA sebanyak 6 orang (30%). Hal ini sejalan dengan penelitian
Fahriah H Djafar (2015) pendidikan terbanyak adalah SMA sebanyak 13
orang (43,3%). Menurut penelitian dari Universitas Minnesota (2020)
mengatakan bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi beberapa faktor
yang turut berdampak pada risiko penyakit jantung, misalnya merokok dan
obesitas. Orang-orang dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung
65
memiliki kesadaran akan kesehatan yang lebih baik, misalnya tidak merokok
dan makan makanan yang lebih sehat, sehingga dapat menurunkan risiko
untuk terkena penyakit Jantung. Menurut peneliti tingkat pendidikan yang
tinggi dapat mempengaruhi kulitas kesehatan seseorang, jika semakin tinggi
pendidikan, maka ilmu tentang kesehatan akan semakin banyak, seperti
menjaga pola makan, menjaga kualitas makanannya, dan berolahraga,
sehingga seseorang tersebut dapat menjaga kesehatannya.
5. Nilai rata-rata edema tungkai kaki sebelum dilakukan balut tekan stoking
Nilai rata-rata edema tungkai kaki sebelum dilakukan balut tekan stoking nilai
tertinggi adalah 3. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Alizadeh (2014)
yang mengatakan kejadian edema setelah 1 dan 2 minggu dan setelah operasi
CABG tidak ada berbeda secara signifikan antara kelompok menggunakan
stoking dan tidak menggunakan stoking, pada penelitian edema dapat terjadi
setelah dilakukan operasi CABG dan saat pasien masih dalam masa perawatan
di rumah sakit. Menurut Smeltzer & Bare (2008) edema dapat terjadi pada
luka pasca operasi dapat terjadi pada kaki atau insisi sternotomy median.
Menurut peneliti kejadian edema pada kaki dapat terjadi pada pasien post
operasi CABG, karena mengalami luka insisi dan pengambilan vena
saphenous yang dilakukan pencakokan untuk arteri jantung.
6. Nilai rata-rata edema tungkai kaki setelah dilakukan balut tekan stoking
Nilai rata-rata edema tungkai kaki setelah dilakukan balut tekan stoking nilai
tertinggi adalah 1. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Alizadeh (2014)
mengatakan edema ekstremitas bawah dapat terjadi secara signifikan pada
pasien tanpa stoking empat minggu setelah operasi, pada penelitian pasien
yang mengalami edema dilakukan penggunaan stoking selama 6 hari
perawatan mengalami penurunan edema yang signifikan. Menurut Maryunani
(2013) terapi kompresi dapat memperbaiki efisiensi pemompaan betis (calf
pump), meningkatkan fungsi katup, membalikkan kebocoran kapiler,
66
7. Selisih nilai rata-rata edema tungkai kaki sebelum dan sesudah dilakukan
balut tekan stoking
Selisih nilai rata-rata edema tungkai kaki sebelum dan sesudah dilakukan
balut tekan stoking adalah 2,1. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian
Muzamimil (2010) Kompresi ukuran yang pas stoking mengurangi tingkat ini
sekitar 50% setelah digunakan selama 2 tahun. sedangkan menurut Bryant
(2000) Stoking kompresi berfungsi untuk mencegah tromboembolism bagi
klien yang tidak dapat berjalan, memperbaiki aliran pembuluh darah vena di
kaki, melancarkan pembuluh darah vena yang mengalami hipertensi dan
menurunkan pembengkakan yang ada. Stoking dibuka ketika tidur dan
dipasang kembali setelah bangun tidur. Stoking akan kehilangan elastisitasnya
jika lebih dari 3 sampai 6 bulan. Menurut peneliti dalam penelitian
Muzamimil menggunakan waktu yang lebih lama dalam melakukan
penelitiannya yaitu selama 2 tahun, sedangkan dalam penelitian ini
menggunakan waktu selama 6 hari, dan menurut teori tidak ada batas waktu
terbaik dalam menggunakan stocking, namun ada hal penting yang harus
diperhatikan adalah tingkat keelastisitasan dari stoking yang digunakan, agar
tingkat kompresi sesuai dengan yang diinginkan. Namun stoking akan
kehilangan tingkat kelastisitasananya selama 6 bulan pemakaian.
B. Analisis Bivariat
Hasil Analisis pemberian balut tekan stoking dapat menurunkan kejadian edema
sebesar 2,1 yaitu dari 2,45 (sebelum pemberian balut tekan stoking) menjadi 0,35
(sesudah pemberian balut tekan stoking). Hasil uji T diperoleh p value=0,001
artinya secara statistic ada perbedaan yang signifikan terhadap penurunan edema
67
tungkai kaki antara sebelum dan sesudah pemberian balut tekan stoking. Hal ini
sejalan dengan penelitian Alizadeh (2014), mengatakan bahwa penggunaan
stoking kompresi lebih efektif untuk edema pada klien post operasi CABG
dibandingkan dengan perban elastis. Stoking kompresi berfungsi untuk mencegah
tromboembolism bagi klien yang tidak dapat berjalan, memperbaiki aliran
pembuluh darah vena di kaki, melancarkan pembuluh darah vena yang mengalami
hipertensi dan menurunkan pembengkakan. Penggunaan stoking kompresi lebih
efektif untuk edema pada klien post operasi CABG (Khoshgoftar, 2009). Terapi
kompresi adalah pemakaian dari tekanan yang digunakan atau support statik
untuk ekstremitas bawah sebagai fasilitasi aliran darah vena normal (Bryant,
2000). Menurut peneliti stocking adalah alat yang tepat digunakan untuk pasien
yang mengalami edema tungkai kaki, terutama pasien post operasi CABG, karena
stoking sendiri memiliki tingkat kompresi yang tepat, sehingga dapat membantu
memberikan kompresi pada kaki sehingga aliran darah yang kurang dapat
membantu hingga sampai ke Jantung dengan cepat.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam penelitian adalah kurangnya
kooperatif dari beberapa pasien dan keluarga sehingga peneliti selalu memberikan
motivasi untuk menggunakan stoking saat pasien akan melakukan aktifitas.
BAB VII
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian pengaruh penggunaan balut
tekan (stoking) terhadap potensi penurunan kejadian edema tungkai kaki pada
klien post operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) di ruang rawat inap
Rumah Sakit Jantung Diagram Cinere, maka dapat disimpulkan bahwa;
1. Gambaran karakteristik responden pada penelitian ini yaitu berdasarkan
usia dengan presentase terbesar adalah usia 56-65 tahun yaitu sebanyak
(50%), jenis kelamin dengan persentase terbanyak adalah laki-laki yaitu
sebanyak (75%), pekerjaan dengan persentase terbesar adalah pegawai
swasta yaitu (45%), pendidikan dengan persentase terbesar adalah SMA
yaitu (43,3%).
2. Hasil nilai rata-rata edema tungkai kaki sebelum dilakukan balut tekan
stoking pada pasien post op CABG adalah 2,45
3. Hasil nilai rata-rata setelah dilakukan balut tekan stoking pada pasien post
op CABG adalah 0,35.
4. Hasil nilai selisih rata-rata sebelum dan setelah dilakukan tindakan balut
tekan stoking pada pasien post CABG adalah 2,1
5. Adanya pengaruh penggunaan balut tekan (stoking) dengan potensi
penurunan kejadian edema tungkai pada pasien post operasi coronary
artery bypass graft (CABG) di ruang rawat inap Rumah Sakit Jantung
Diagram Cinere dengan nilai p value=0,001
68
66
B. Saran
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan pelayanan keperawatan yang lebih baik dalam upaya
menangani edema tungkai kaki dan mencegah komplikasi pada klien post
operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dengan benar dan tepat.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Diharapkan perawat dapat memberikan intervensi mendiri keperawatan
berupa balut tekan stoking pada pasien post operasi CABG untuk
mencegah dan menurunkan kejadian edema tungkaki kaki.
3.
70
DAFTAR PUSTAKA
Bryant, Ruth A (2000). Acute and Chronic Wounds Second Edition. St Louis
Missouri: Mosby.
Hastono, Sutanto Priyono (2020). Analisis Data pada Bidang Kesehatan. Depok: PT
Raja Grafindo Persada.
71
Ignatavicius & Workman (2006). Medical Surgical Nursing: Critical Thinking for
Collaborative Care Fifth Edition. St Louis Missouri: Elsevier Saunders
Maryunani, Anik (2013). Perawatan Luka Terkini dan Terlengkap. Jakarta: In Media
Siregar, Eveline & Hartini Nara (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia
Smeltzer, S dan Bare B. (2011). Buku ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth edisi 8. Jakarta: penerbit Buku Kedokteran Indonesia
EGC.
Stuart, G.w & Sundeen, S.J. 2000. Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Ed. 3.
Jakarta: EGC
Villeco, J. P., & Otr, L. (2012). Edema: A Silent but Important Factor. Journal of
Hand Therapy. Cochrane Library. 25, (2), 153–162
Kepada Yth.
Seluruh Calon Responden
Di Rumah Sakit Jantung Diagram Cinere
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Pertamedika Fakultas Keperawatan:
Nama : Martha Nababan
NIM : 11212095
akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Balut Tekan
(Stoking) Dengan Potensi Penurunan Kejadian Edema Tungkai Kaki Pada
Pasien Post Operasi Coronary Artery Bypass Graft Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Jantung Diagram Cinere”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana implemetasi penggunaan stocking pada pasien setelah
operasi CABG di Rumah Sakit Jantung Diagram.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi siapapun.
Kerahasiaan seluruh informasi yang didapatkan akan dijaga dan hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian. Tidak ada paksaan dalam keikutsertaan menjadi
responden penelitian. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu sebagai
responden dalam penelitian ini, jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden saya
mohon Bapak/Ibu menandatangani lember persetujuan dan menjawab pertanyaan
pada lembar identitas responden yang telah disediakan, serta menjawab
pertanyaan berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Atas perhatian
dan partisipasi Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
Martha Nababan
Lampiran 2
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia ikut berpartisipasi
dalam penelitian yang dilakukan oleh Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes
PERTAMEDIKA, yang berjudul Pengaruh Penggunaan Balut Tekan (Stoking)
dengan Potensi Penurunan Kejadian Edema Tungkai Kaki pada Pasien Post
Operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Jantung Diagram Cinere. Saya juga mengerti bahwa data mengenai
penelitian ini akan dirahasiakan oleh peneliti dan hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian.
Saya telah diberikan penjelasan tentang penelitian ini dan saya mengetahui
bahwa informasi yang saya berikan ini sangat besar manfaatnya bagi
perkembangan pengetahuan.
Dengan ini saya secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun
menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Depok, 2022
(................................)
Lampiran 3
dalam ke luar.
5.4 Pasangkan kaus kaki (Stocking) dengan hati-hati,
tempatkan bagian tumit pada posisi yang tepat.
5.5 Tarik kaos kaki (Stocking) ke atas sampai pergelangan
kaki dan betis.
5.6 Tarik sampai di lutut, putar kaos kaki ke atas sehingga
posisi garis lipatan panel terletak pada bagian samping.
Atur posisi kaos sehingga nyaman dipakai, kemudian
pasang ikat pinggangnya. Ulangi prosedur tersebut
untuk kaki yang lain.
5.7 Hindarkan lipatan pada kaus kaki (Stocking)
5.8 Berikan fisioterapi pasif secara teratur
5.9 Obervasi adanya pembengkakan, kesemutan dan warna
jari kaki
5.10 Cuci tangan
5.11 Catat hasil observasi dan respon pasien pada
catatanan perkembangan terintegrasi
6. Pemeliharaan Kaus Kaki (Stocking) Pencegah Emboli/AES
6.1 Cuci dan ganti kaus kaki (Stocking) setiap 3 hari atau
apabila kotor
6.2 Lepaskan kaus kaki setiap hari saat istirahat, tidur dan
saat malam hari agar kaki dapat dibersihkan/dirawat
dan dikaji kondisinya
6.3 Catat dan observasi kaki dan lutut pasien pada Catatan
Perkembangan antara lain:
6.3.1 Jari Kaki berubah warna
6.3.2 Jari kaki dingin
6.3.3 Kesemutan jari kaki
6.3.4 Bengkak di jari kaki
Lampiran 3
Inisial Nama :
Inisial Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :