Anda di halaman 1dari 5

Format : Analisis Struktur Unit Kompetensi

1. Kode Unit : Kes.Kep.PK.01.01


2. Judul Unit Kompetensi : Paket Kompetensi Perawat Klinik 1 (Generalis)
Maksud/maknanya adalah sebuah kumpulan dari berbagai
kompetensi yang umum dilakukan pada area keperawatan
dasar yang tidak memiliki kekhususan. Dalam artian
kompetensi-kompetensi yang terkandung didalamnya bisa
muncul secara umum di berbagai area keperawatan (mis: bukan
hanya terjadi diarea keperawatan bedah saja, area keperawatan
anak saja, ataupun area lain). Sehingga untuk memudahkan
dalam pengklasifikasiannya kompetensi-kompetensi tersebut
dikumpulkan dan dijadikan satu kesatuan (paket).

3. Deskripsi Unit Kompetensi : Kompetensi PK.1 merupakan paket kompetensi dengan


lingkup 12 kompetensi kunci pada area keperawatan generalis. Paket kompetensi ini harus
dikuasai oleh perawat generalis dan diperlukan dalam melaksanakan tugas asuhan keperawatan
pada area keperawatan dasar. (penyakit dalam, bedah, anak dan maternitas)
Maksudnya adalah paket kompetensi yang terdiri dari 12
elemen kompetensi tersebut haruslah dikuasai sepenuhnya
oleh semua perawat klinik. Dikarenakan butir butir kompetensi
yang ada merupakan kompetensi yang didalamnya terdapat
komponen pengetahuan dan skill dasar yang harus dimiliki.
sebab paket kompetensi ini akan selalu ditemui di area
keperawatan manapun perawat dalam hal ini asesi bekerja.

No Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Analisis hubungan setiap Elemen


. Kompetensi dengan KUK
8. Memfasilitasi pemenuhan Dalam memfasilitasi pemenuhan
kebutuhan oksigen kebutuhan oksigen pada pasien
diperlukan identifikasi terlebih
dahulu. Apakah pasien tersebut
mempunyai indikasi untuk
pemenuhan kebutuhan oksigen,
8.1 Pasien dengan
sudah tepatkah tindakan tersebut
kebutuhan oksigen
diberikan. Apakah terdapat
diidentifikasi kontraindikasi pemberian tindakan
tersebut. Bahkan hal sederhana
seperti benar identitas pasien
dibutuhkan sebagai kriteria bahwa
elemen kompetensi sudah tepat
sasaran dan tepat guna.
8.2 Alat dan bahan Dalam memfasilitasi pemenuhan
diidentifikasi kebutuhan oksigen pada pasien
harus diidentifikasi alat dan bahan
apa yang akan digunakan. Apa saja
yang dibutuhkan dalam memenuhi
kebutuhan oksigen pasien. Serta
meninjau kembali fungsi dari alat
yang akan digunakan sebelum
tindakan dilakukan.
Merupakan poin inti dari
serangkaian tindakan yang
dilakukan dalam memfasilitasi
8.3 Tindakan pemenuhan pemenuhan kebutuhan oksigen
oksigen dilakukan pasien. Memastikan tindakan
sudah dilakukan secara tepat dan
direspon dengan baik oleh pasien
yang menerimanya.
Dalam memfasilitasi pemenuhan
kebutuhan oksigen pasien perlu
diperhatikan prinsip tindakan yang
8.4 Prinsip tindakan dilakukan. Pemberian oksigen
pemenuhan oksigen harus tepat dan sesuai, baik itu
dilakukan prosedur pemberian maupun sikap
kita saat melakukan upaya
pemenuhan kebutuhan oksigen
pada pasien.
Evaluasi merupakan bagian yang
tidak bisa lepas dari setiap tindakan
keperawatan, apapun jenisnya.
Setiap tindakan harus selalu kita
observasi dan evaluasi. Adakah
kriteria hasil yang diharapkan
muncul dari tindakan yang
dilakukan. Ketika kebutuhan
8.5 Hasil pemenuhan
oksigen terpenuhi, maka bantuan
oksigen dievaluasi
bisa diminimalisir. Begitupula
sebaliknya ketika hasil yang
diinginkan tidak berhasil, dapat
dikaji kembali apakah perlu
dilakukan tindakan lain atau
metode lain guna memenuhi
kebutuhan oksigenasi yang belum
tercapai.

4. Batasan variable :
Unit kompetensi ini berlaku dalam kondisi dimana data klien/pasien perlu dikaji dan dianalisis
untuk menentukan langkah lebih lanjut.
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan unit kompetensi ini adalah :
1. Standar Peralatan
2. Kode Etik Perawat
3. SOP
Maksudnya ialah dalam melaksanakan kompetensi guna memfasilitasi pemenuhan kebutuhan
oksigen pasien tidak dapat serta merta dilakukan pada setiap pasien. Tidak semua pasien yang
dirawat mempunyai permasalahan keperawatan yang sama. Hal ini dikarenakan manusia
merupakan sebuah individu yang kompleks dimana latar belakang, pengetahuan dan budaya,
riwayat penyakit, serta perjalanan penyakit saat ini dapat mempengaruhi apakah suatu tindakan
dapat dilakukan atau tidak. Kemudian ketika tidak terdapat permasalahan dari analisa kondisi
pasien, masih ada beberapa syarat kompetensi bisa maksimal diberikan seperti peralatan yang
digunakan apakah berfungsi dengan baik, dapat di cek pula kapan kalibrasi terakhir dilakukan
pada peralatan yang akan digunakan untuk memastikan kondisi alat penunjang optimal sebelum
dipergunakan pada pasien. Perlu diperhatikan pula sikap dalam memfasilitasi pemenuhan
kebutuhan oksigen agar selalu menjaga kode etik sebagai perawat, menghormati hak dan privasi
pasien selama melakukan tindakan agar tidak menjadi masalah di kemudiah hari meskipun
tindakan yang akan dilakukan tergolong tindakan umum yang sederhana. Selain itu dalam
melakukan tindakan wajib selalu diperhatikan agar mengikuti standar operasional prosedur yang
berlaku agar tindakan yang diberikan dapat maksimal serta meminimalisir risiko. Adanya SOP
juga sebagai landasan perawat dalam bekerja serta sebagai pelindung jika di kemudian hari
timbul masalah. Jika semua tindakan sudah sesuai prosedur maka hal yang tidak diinginkan bisa
dihindari. Bukan hanya itu, SOP juga penting untuk memastikan agar pasien mendapatkan
pelayanan yang benar-benar terstandar dan bermutu dari petugas kesehatan.

5. Panduan Penilaian :
1. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya :
Tidak ada.

2. Kondisi pengujian
2.1 Kompetensi diuji dalam lingkungan kerja yang aman
2.2 Pengujian harus sesuai dengan standar kompetensi.
2.3 Pengetahuan dan ketrampilan diuji dilingkungan tempat kerja sesuai dengan
tatanan nyata
2.4 Pengujian dapat dilakukan di tempat kerja atau di lingkungan tertentu (secara
simulasi)

3. Pengetahuan yang diperlukan


3.1 Konsep pengkajian sebagai bagian dari proses keperawatan
3.2 Patofisiologi
3.3 Anatomi fisiologi
3.4 Manajemen asuhan keperawatan

4. Keterampilan yang diperlukan


4.1 Teknik komunikasi
4.2 Teknik pengukuran tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik : palpasi, auskultasi,
perkusi
4.3 Teknik pengambilan bahan
4.4 Teknik analisa data
4.5 Berfikir analistis

5. Aspek Kritis
5.1 Ketepatan menentukan teknik pengkajian sesuai kondisi klien/pasien
5.2 Ketepatan cara penggunaan alat dan pengukuran pada saat pemeriksaan fisik
5.3 Interpretasi data yang dikaji
Maksudnya ialah tidak ada kompetensi lain yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum dapat
menerapkan kompetensi ini. Dikarenakan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan oksigen pada
pasien merupakan salah satu kompetensi general yang secara umum dapat ditemukan di area
keperawatan manapun di ruang lingkup kesehatan. Meskipun begitu, perawat asesi tidak bisa
serta merta melakukan kompetensi ini di sembarang waktu dan tempat. Kompetensi perlu
dilakukan di lingkungan yang aman serta mendukung dengan adanya standar kompetensi yang
jelas. Dengan lingkungan yang kondusif untuk melakukan kompetensi diharapkan perawat dapat
menampilkan pengetahuan dan kemampuannya sesuai dengan kondisi nyata dimana perawat
mengaplikasikannya sehari-hari. Untuk itu lingkungan tempat kerja perawat itu sendiri
merupakan area yang tepat untuk melakukan uji pengetahuan dan keterampilan yang ia miliki.

Pengetahuan yang dibutuhkan perawat dalam memenuhi kompetensi ini diantaranya konsep
dasar pengkajian itu sendiri. Tentang bagaimana perawat menegakkan diagnosa keperawatan
sehingga dapat menyimpulkan tindakan apa yang harus dilakukan. Selanjutnya perawat perlu
mengenal anatomi fisiologi sistem yang bermasalah pada pasien serta kaitannya dengan
patofisiologi penyakit yang menjadi awal mula timbulnya permasalahan pada sistem pernapasan
pasien. Hal itu guna menentukan konsep pemberian tindakan yang sesuai pada pasien. Sehingga
dengan dasar pengetahuan itu perawat mampu menyusun asuhan keperawatn yang tepat dan
sesuai dengan kondisi klinis serta kebutuhan dasar pasien.

Selain hal-hal yang bersifat teknis. Diperlukan pula keterampilan perawat dalam melakukan
komunikasi terapeutik dengan pasien guna mengurangi rasa cemas yang bisa saja timbul karena
tindakan. Serta keterampilan dalam melakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan masalah
berdasarkan analisa data yang dikumpulkan dan menegakkan diagnosa berdasarkan analisis
yang ada.

Kemudian yang terpenting adalah selalu menekankan pada perawat yang melakukan
kompetensi agar selalu bersikap kritis. Baik itu memastikan ketepatan menentukan teknik
pengkajian sesuai kondisi klien/pasien serta cara penggunaan alat dan pengukuran yang benar
pada saat pemeriksaan fisik sehingga perawat mampu menginterpretasi data yang
dikumpulkannya dari hasil pengkajian dan menentukan tindakan yang tepat untuk dilakukan.

6. Kompetensi kunci : maksudnya adalah perawat diharuskan mampu


mengumpulkan informasi/data dari pasien untuk menegakkan indikasi serta kontraindikasi
dilakukannya tindakan. Setelah informasi terkumpulkan perawat dapat mengkomunikasikan
pada rekan sesama perawat maupun teman sejawat mengenai tindakan apa yang perlu
dilakukan. Dari informasi yang sudah terkumpul dapat disusun rencana tindakan apa yang tepat
dan sesuai bagi pasien. Dimana tindakan tersebut dapat berupa tindakan mandiri maupun hasil
kolaborasi/kerjasama dengan rekan tenaga kesehatan lain semisal dokter ataupun fisioterapis.
Selama tindakan prinsip dan konsep pelaksanaan perlu diperhatikan dengan benar sehingga
ketika ada masalah yang timbul, tidak akan memakan waktu lama untuk menemukan
pemecahan masalah/ solusinya. Penggunaan teknologi yang tepat juga berguna untuk
meningkatkan persentase keberhasilan tindakan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai