Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan
judul MAKALAH GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN DENGAN TRAUMA
GINJAL, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita.
Makalah ini berisikan tentang pengertian Trauma Ginjal atau yang lebih
khususnya membahas tentang Etiologi, dan Patofisiologi. Diharapkan Makalah ini
dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa
terima kasih dan semoga Tuhan memberkati makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.

Tomohon, 15 Maret 2018


Penyusun

Marnexius Dotulong
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 LATAR BELAKANG


Trauma ginjal merupakan trauma pada sistem urologi yang paling sering
terjadi. Kejadian penyakit ini sekitar 8-10% dengan trauma tumpul atau trauma
abdominal. Pada banyak kasus, trauma ginjal selalu dibarengi dengan trauma
organ penting lainnya. Pada trauma ginjal akan menimbulkan ruptur berupa
perubahan organik pada jaringannya. Sekitar 85-90% trauma ginjal terjadi akibat
trauma tumpul yang biasanya diakibatkan oleh kecelakaan lalulintas.
Trauma ginjal biasanya terjadi akibat kecelakaan lalulintas atau jatuh.
Trauma ini biasanya juga disertai dengan fraktur pada vertebra thorakal 11-12.
Jika terdapat hematuria kausa trauma harus dapat diketahui. Laserasi ginjal
dapat menyebabkan perdarahan dalam rongga peritoneum.
Tujuan dari penanganan trauma ginjal adalah untuk resusitasi pasien,
mendiagnosis trauma dan memutuskan penanganan terapi secepat mungkin.
Penanganan yang efisien dengan tehnik resusitasi dan pemeriksaan radiologi
yang akurat dibutuhkan untuk menjelaskan manajemen klinik yang tepat. Para
radiologis memainkan peranan yang sangat penting dalam mencapai hal
tersebut, memainkan bagian yang besar dalam diagnosis dan stadium trauma.
Lebih jauh, campur tangan dari radiologis menolong penanganan trauma arterial
dengan menggunakan angiografi dengan transkateter embolisasi. Sebagai
bagian yang penting dar trauma, radiologi harus menyediakan konsultasi
emergensi, keterampilan para ahli dalam penggunaan alat-alat radiologis
digunakan dalam evaluasi trauma, dan biasanya disertai trauma tumpul pada
daerah abdominal.

1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penyusunan makalah ini agar supaya mahasiswa/i mampu
memahami tentang trauma ginjal dan dapat menerapkan asuhan keperawatan
pada klien dengan trauma ginjal.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah, agar supaya mahasiswa/i
dapat:
a. Mampu menjelaskan mengenai konsep dasar “trauma ginjal”
b. Mengaplikasikan asuhan keperawatan pada klien dengan “trauma ginjal”
dengan benar dan bertanggung jawab.
c. Mendokumentasikan semua tindakan dalam sebuah laporan asuhan
keperawatan yang benar dan tepat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Trauma ginjal adalah kecederaan yang paling sering pada sistem urinari.
Walaupun ginjal mendapat proteksi dari otot lumbar, thoraks, badan vertebra dan
viscera, ginjal mempunyai mobiliti yang besar yang bisa mengakibatkan
kerusakan parenchymal dan kecederaan vaskular dengan mudah. Trauma sering
kali disebabkan kerana jatuh, kecelakaan lalu lintas, luka tusuk, dan luka tembak.
Nanda, NIC NOC (2013).
Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal yang disebabkan oleh berbagai
macam rudapaksa baik tumpul maupun tajam.
Klasifikasi trauma ginjal menurut Sargeant dan Marquadt yang dimodifikasi oleh
Federle :
Grade I
Lesi meliputi :
1) Kontusio ginjal
2) Minor laserasi korteks dan medulla tanpa gangguan pada
sistempelviocalices
3) Hematom minor dari subcapsular atau perinefron (kadang kadang) 75 – 80
% dari keseluruhan trauma ginjal
Grade II
Lesi meliputi :
1) Laserasi parenkim yang berhubungan dengan tubulus kolektivus sehingga
terjadi extravasasi urine
2) Sering terjadi hematom perinefron
3) Luka yang terjadi biasanya dalam dan meluas sampai ke medulla 10 – 15
% dari keseluruhan trauma ginjal
Grade III
Lesi meliputi :
1) Ginjal yang hancur
2) Trauma pada vaskularisasi pedikel ginjal 5 % dari keseluruhan trauma
ginjal
Grade IV
Meliputi lesi yang jarang terjadi yaitu
1) Avulsi pada ureteropelvic junction
2) Laserasi dari pelvis renal

2.2 ETIOLOGI
1. Trauma Tumpul
Trauma tumpul sering menyebabkan luka pada ginjal, misalnya karena
kecelakaan kendaraan bermotor, terjatuh atau trauma pada saat berolahraga.
Luka tusuk pada ginjal dapat karena tembakan atau tikaman.
Trauma tumpul dibedakan menjadi :
a. Trauma langsung biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, olah
raga, kerja atau perkelahian. Trauma ginjal biasanya menyertai trauma berat
yang juga mengenai organ organ lain.
b. Trauma tidak langsung misalnya jatuh dari ketinggian yang menyebabkan
pergerakan ginjal secara tiba tiba di dalam rongga peritoneum. Kejadian ini dapat
menyebabkan avulsi pedikel ginjal atau robekan tunika intima arteri renalis yang
menimbulkan trombosis.
2. Trauma Iatrogenik
Trauma iatrogenik pada ginjal dapat disebabkan oleh tindakan operasi atau
radiologi intervensi, dimana di dalamnya termasuk retrograde pyelography,
percutaneous nephrostomy, dan percutaneous lithotripsy
3. Trauma Tajam
Trauma tajam adalah trauma yang disebabkan oleh tusukan benda tajam
misalnya tusukan pisau.
Luka karena senjata api dan pisau merupakan luka tembus terbanyak yang
mengenai ginjal sehingga bila terdapat luka pada pinggang harus dipikirkan
trauma ginjal sampai terbukti sebaliknya. Pada luka tembus ginjal, 80%
berhubungan dengan trauma viscera abdomen.

2.3 ANATOMI DAN FISIOLOGI


Sistem Perkrmihan Terdiri Dari :
1. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berpasangan dan berbentuk seperti
kacang. Terletak di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih
rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan kebawah oleh hati. Kutup
atas ginjal kanan terletak setinggi kosta 12, sedangkan kutup atas ginjal kiri
terletak setinggi kosta 11. Setiap ginjal pada orang dewasa memiliki panjang 12
sampai 13 cm, lebarnya 6 cm dan beratnya antara 120 sampai 150 gram. Ginjal
diliputi oleh suatu kapsula fibrosa tipis mengkilat, terbagi menjadi dua bagian
yaitu: bagian eksternal yang disebut Korteks, dan bagian internal disebut Medula.
Dilihat dari permukaan anterior, struktur ginjal terdiri dari; arteri dan vena
renalis, saraf dan pembuluh getah bening yang keluar dan masuk melalui hilus,
ureter.
Darah dialirkan ke dalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari
dalam ginjal melalui vena renalis. Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis
dan vena renalis membawa darah kembali ke dalam vena kava inferior.Aliran
darah yang melalui ginjal jumlahnya 25% dari curah jantung.
Dilihat dari potongan longitudinal, struktur ginjal terdiri dari: Kapsula,
Korteks, Piramid medula, nefron (terdiri dari glomerulus dan tubulus: proksimal,
ansa Henle, distal), kaliks (minor dan mayor), pelvis ginjal dan ureter.
Penyakit ginjal dimanifestasikan dengan adanya perubahan struktur
ginjal, yaitu adanya perbedaan panjang dari kedua ginjal yang lebih dari 1,5 cm.
2. Ureter
Ureter merupakan pipa panjang dengan dinding yang sebagian besar
terdiri atas otot polos. Setiap ureter memiliki panjang 10 sampai 12 inci, Organ ini
menghubungkan setiap ginjal dengan kandung kemih. Organ ini berfungsi
sebagai pipa untuk menyalurkan urin ke kandung kemih.
3. Vesica Urinaria (Kandung Kemih)
Kandung kemih adalah satu kantung berotot yang sebagian besar
dindingnya terdiri dari otot polos disebut muskulus detrusor yang dapat
mengempis, terletak dibelakang simfisis pubis. Kontraksi otot ini terutama
berfungsi untuk mengosongkan kandung kemih pada saat BAK. Organ ini
berfungsi sebagai wadah sementara untuk menampung urin dan mendorong
kemih keluar tubuh dibantu oleh uretra.
4. Uretra
Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari
kandung kemih sampai ke luar tubuh. Panjang uretra pada wanita 1,5 inci dan
pada laki-laki sekitar 8 inci.
5. Meatus urinarius (Muara uretra)

Fungsi Utama Ginjal Adalah :


A. Fungsi Ekskresi
1) Mempertahankna osmolalitas plasma (285 m Osmol) dengan mengubah-
ubah ekskresi air.
2) Mempertahankan kadar elektrolit plasma.
3) Mempertahankan pH plasma (7,4) dengan mengeluarkan kelebihan H+ dan
membentuk kembali HCO3.
4) Mengekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein (urea,
asam urat dan kreatinin)
B. Fungsi Non Ekskresi
1) Menghasilkan renin untuk pengaturan tekanan darah.
2) Menghasilkan eritropoietin untuk stimulasi produksi sel darah merah oleh
sumsum tulang.
3) Metabolisme vitamin D.
4) Degradasi insulin.
5) Menghasilkan prostaglandin.

2.4 MANIFESTASI KLINIK


Tanda dan gejala trauma ginjal antara lain :
1. Nyeri
2. Hematuria
3. Syok akinat trauma multisistem
4. Hematoma
5. Laserasi atau luka pada abdomen lateral dan rongga panggul

2.5 PATOFISIOLOGI
Trauma tumpul merupakan penyebab utama dari trauma ginjal. Dengan
lajunya pembangunan, penambahan ruas jalan dan jumlah kendaraan, kejadian
trauma akibat kecelakaan lalu lintas juga semakin meningkat. Trauma tumpul
ginjal dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Trauma langsung
biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, olah raga, kerja atau
perkelahian. Trauma ginjal biasanya menyertai trauma berat yang juga mengenai
organ organ lain. Trauma tidak langsung misalnya jatuh dari ketinggian yang
menyebabkan pergerakan ginjal secara tiba tiba di dalam rongga peritoneum.
Kejadian ini dapat menyebabkan avulsi pedikel ginjal atau robekan tunika
intima arteri renalis yang menimbulkan trombosis. Ginjal yang terletak pada
rongga retroperitoneal bagian atas hanya terfiksasi oleh pedikel pembuluh darah
serta ureter, sementara masa ginjal melayang bebas dalam bantalan lemak yang
berada dalam fascia Gerota. Fascia Gerota sendiri yang efektif dalam mengatasi
sejumlah kecil hematom , tidak sempurna dalam perkembangannnya. Kantong
fascia ini meluas kebawah sepanjang ureter ,meskipun menyatu pada dinding
anterior aorta serta vena cava inferior, namun mudah untuk sobek oleh adanya
perdarahan hebat sehingga perdarahan melewati garis tengah dan mengisi
rongga retroperitoneal.(Guerriero, 1984). Karena miskinnya fiksasi, ginjal mudah
mengalami dislokasi oleh adanya akselerasi maupun deselerasi mendadak, yang
bisa menyebabkan trauma seperti avulsi collecting system atau sobekan pada
intima arteri renalis sehingga terjadi oklusi parsial maupun komplet pembuluh
darah. Sejumlah darah besar dapat terperangkap didalam rongga retroperitoneal
sebelum dilakukan stabilisasi. Keadaan ekstrem ini sering terjadi pada pasien
yang datang di ruang gawat darurat dengan kondisi stabil sementara terdapat
perdarahan retroperitoneal. Korteks ginjal ditutupi kapsul tipis yang cukup kuat.
Trauma yang menyebabkan robekan kapsul sehingga menimbulkan perdarahan
pada kantong gerota perlu lebih mendapat perhatian dibanding trauma yang
tidak menyebabkan robekan pada kapsul. Vena renalis kiri terletak ventral aorta
sehingga luka penetrans didaerah ini bisa menyebabkan trauma pada kedua
struktur. Karena letaknya yang berdekatan antara pankreas dan pole atas ginjal
kiri serta duodenum dengan tepi medial ginjal kanan bisa menyebabkan trauma
kombinasi pada pankreas, duodenum dan ginjal.. Anatomi ginjal yang mengalami
kelainan seperti hidronefrosis atau tumor maligna lebih mudah mengalami ruptur
hanya oleh adanya trauma ringan. Doenges, et al. (2000).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Trauma tumpul sering menyebabkan luka pada ginjal, misalnya karena
kecelakaan kendaraan bermotor, terjatuh atau trauma pada saat berolah raga.
Luka tusuk pada ginjal dapat karena tembakan atau tikaman.
Kelainan traumatic yang mengenai saluran kemih antara lain kelainan
teraumatik pada ginjal, ureter, kandung kemih, uretra serta venis. Tanda klinis
yang mungkin terjadi antara lain : (a) Mungkin tidak ditemukan tanda klinis. (b)
Bengkak dan memar daerah pinggang (swelling & bruising renal angle). (c)
Distensi abdomen akibat penimbunan darah atau urine,(d)Dapat terjadi ileus. (e)
Respiratory distress akibat penekanan diafragma. (f) Tahikardi dan hipotensi oleh
karena hipovolemia, (g) Hematuri.
3.2 Saran
Kelainan traumatic pada saluran kemih seringkali tak disadari dan
mungkin tidak meninggalkan tanda/gejala klinis. Namun apabila tanda dan gejala
tersebut diatas anda alami maka penulis menyarankan untuk sepat
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis khususnya
dan umumnya bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

 http://akperppnisolo.wordpress.com/2008/11/12/askep-penyakit-
integumen-kulit/2014/09/14 08:00
 http://duniasskepbetiiarriana.blogspot.com/2013/06/trauma-ginjal.html/
2014/09/14 08:00
 http://id.scribd.com/doc/139963466/Askep-Trauma-Ginjal/2014/09/14
08:00
 http://id.scribd.com/doc/149528072/Pathway/2014/09/14 08:00
 Carpenito, Linda Jual. (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi
Keperawatan(terjemahan).. Jakarta PT EGC.
 Doenges, et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan (terjemahan). PT
EGC. Jakarta.
 http://minekwek.wordpress.com/2012/02/09/trauma-ginjal/2014/09/14
08:00
 Nanda, NIC NOC (2013). Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan
Profesional . MEDIA ACTION Publising. Yogyakarta
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi.............................................................................................3
2.2 Etiologi.............................................................................................4
2.3 Anatomi............................................................................................5
2.4 Manifestasi Klinik............................................................................. 7
2.5 Patofisiologi.......................................................................................7
2.6 Komplikasi........................................................................................10
2.7 Penatalaksanaan..............................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 11
3.2 Saran..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
MAKALAH GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN
DENGAN TRAUMA GINJAL

DISUSUN OLEH :
Nama : Marnexius Dotulong
Nim : 15-061-005
UNIVERSITAS SARIPUTRA INONESIA TOMOHON
FAKULTAS KEPERQAWATAN

Anda mungkin juga menyukai