Anda di halaman 1dari 4

Sumber: https://islam.nu.or.

id/khutbah/khutbah-jumat-4-hal-yang-dipertanggungjawabkan-di-hari-
kiamat-R16V3

Hari berganti hari. Bulan berganti bulan. Tahun berganti tahun. Tidak terasa, kita sekarang
sudah berada di awal tahun. Waktu berjalan terasa sangat cepat. Jatah umur kita semakin
menipis. Ajal kita semakin dekat. Maut ibarat pedang terhunus yang setiap saat bisa saja
menebas batang leher kita. Kita tidak tahu kapan kita meninggalkan dunia yang fana’ ini. Kita
juga tidak tahu di mana kita akan mengakhiri hayat kita.
ُ َ
Jamaah Jumat ‫ هللا َح ِفظكم‬Dalam aqidah Ahlussunnah wal Jamaah, para ulama mengajarkan
kepada kita bahwa yang mengalami pergantian waktu, peredaran masa, dan perubahan
zaman adalah makhluk. Sedangkan Allah ta’ala tidak berlaku bagi-Nya peredaran masa,
karena Dia ada tanpa permulaan dan ada tanpa akhir serta Mahasuci dari segala sifat
perubahan. Imam Abu Manshur al-Baghdadi mengatakan dalam al-Farq bain al-Firaq:

“Golongan Ahlussunnah sepakat menyatakan bahwa Allah tidak diliputi tempat dan tidak
dilalui oleh peredaran masa.”
ُ َ
Jamaah Jumat ‫ هللا َح ِفظكم‬Dalam kesempatan khutbah di awal tahun kali ini, khatib akan
mengajak kita semua untuk bermuhasabah dan merenungkan sabda Baginda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga
ia ditanya mengenai empat hal: (1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2) jasadnya, untuk
apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya, dari mana ia peroleh
dan dalam hal apa ia belanjakan” (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi).
ُ َ
Jamaah Jumat ‫ هللا َح ِفظكم‬Perkara pertama yang akan kita pertanggungjawabkan pada hari
kiamat kelak adalah umur kita. Sejak kita menginjak usia baligh, seluruh apa yang kita yakini,
kita ucapkan dan kita perbuat, akan kita pertanggungjawabkan kelak di akhirat. Jika kita telah
melakukan seluruh kewajiban dan menjauhkan diri kita dari semua yang diharamkan, maka
kita akan selamat dan bahagia. Sebaliknya, jika tidak, maka kita akan binasa dan merana.
ُ َ
Jamaah Jumat ‫ هللا َح ِفظكم‬Kedua, kita akan ditanya mengenai jasad kita. Jika seluruh anggota
badan kita gunakan untuk berbuat taat kepada Allah, maka kita akan senang dan beruntung.
Sebaliknya, jika kita menggunakannya untuk bermaksiat kepada Allah, maka kita akan merugi
dan buntung.

Ketiga, kita akan ditanya mengenai ilmu kita. Kita akan ditanya, apakah kita telah mempelajari
bagian ilmu agama yang fardlu ain untuk kita pelajari atau tidak. Dan jika kita telah
mempelajarinya, apakah sudah kita amalkan ataukah tidak. Ilmu agama yang hukum
mempelajarinya fardlu ain adalah seperti dasar-dasar ilmu aqidah, hukum-hukum dasar
terkait bersuci, shalat, zakat bagi yang mampu, puasa, kewajiban hati, maksiat-maksiat
anggota badan dan lain sebagainya. Dalam sebuah hadits diriwayatkan:

“Sungguh sangat celaka orang yang tidak belajar (ilmu agama yang fardlu ain), dan sungguh
sangat celaka orang yang mempelajarinya tapi tidak mengamalkannya.”
Keempat, kita akan ditanya mengenai harta, dari mana kita memperolehnya dan untuk apa
kita belanjakan. Dalam masalah harta, manusia terbagi menjadi tiga golongan, dua celaka dan
satu yang selamat. Dua golongan yang celaka pada hari kiamat adalah mereka yang
mengumpulkan harta dengan cara yang haram atau dari sumber yang haram, dan mereka
yang mengumpulkan harta dengan cara yang halal tapi membelanjakannya untuk hal-hal yang
diharamkan. Sedangkan golongan yang selamat adalah mereka yang mengumpulkan harta
dengan jalan yang halal dan membelanjakannya untuk perkara-perkara yang halal. Rasulullah
shallallahu‘alaihiasallam bersabda:

“Sebaik-baik harta adalah harta milik orang yang shalih.” (HR Ahmad dalam al-Musnad) Karena orang
yang shalih akan mencari harta dengan cara yang halal dan membelanjakannya untuk hal-hal yang
dihalalkan oleh Allah ta’ala. Demikian khutbah yang singkat ini, mudah-mudahan bermanfaat dan
dapat menuntun kita menuju kehidupan yang lebih baik dan pernuh barokah. Amin.

Anda mungkin juga menyukai