Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTIKUM

BW-3205 MIKROBIOLOGI KEHUTANAN

DISUNTING OLEH:

Anriansyah Renggaman, Ph.D.,

Dr. Mamat Kandar, SP., MP.

PROGRAM STUDI REKAYASA KEHUTANAN


SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2021
MODUL X
PENGAMATAN MIKORIZA VESIKULAR ARBUSKULAR
(MVA), BAKTERI NODUL AKAR LEGUMINOSAE DAN
IDENTIFIKASI JAMUR MAKROSKOPIS
Praktikum Mikrobiologi Kehutanan (BW3205)
PJ/Co-PJ: Asla/Nyayu
I. PRINSIP DASAR
Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman, merupakan subsistem yang cukup
kompleks. Salah satunya adalah komponen biotik yaitu jasad makro dan mikro, yang secara
bersama dengan komponen abiotik membentuk tempat tumbuh bagi kelangsungan hidup
tanaman di atasnya secara berimbang. Mikoriza adalah bentuk asosiasi mutualistik antara
perakaran tanaman tingkat tinggi dengan cendawan tanah (Basidiomycetes, Ascomycetes
dan Zygomycetes). Simbiosis mikoriza merupakan asosiasi antara sistem perakaran dengan
kelompok jamur tertentu (Brundrett et al., 1996). Mikoriza berasosiasi sekitar 80-90% jenis
tanaman yang tersebar di daerah artik sampai ke daerah tropis dan daerah bergurun pasir
sampai daerah hutan (Brundrett, 1999). Tanaman inang memperoleh berbagai nutrisi, air,
proteksi biologis dan lain-lainya, sedangkan cendawan memperoleh fotosintat sebagai
sumber karbon. Asosiasi mutualistik ini merupakan interaksi antara tanaman inang,
cendawan dan faktor tanah. Selain itu juga mikoriza berperan dalam meningkatkan
penyerapan unsur-unsur hara tanah yang dibutuhkan oleh tanaman seperti P, N, K, Zn, Mo,
Cu, dan Ca. Keberadaan mikoriza juga meningkatkan toleransi tanaman terhadap
kekurangan air, pertumbuhan tanaman yang lebih baik karena dihasilkan senyawa auxin,
sitokinin, giberelin,tanaman lebih tahan terhadap penyakit, serta mikoriza juga dapat
memperbaiki struktur tanah.
Berdasarkan struktur tubuh dan cara kolonisasi pada tanaman inang, mikoriza dapat
digolongkan menjadi dua tipe yaitu Ektomikoriza dan Endomikoriza (Rao, 1994). Namun
terdapat pula tipe ketiga yang merupakan bentuk peralihat dari 2 tipe sebelumnya yang
disebut Ektendomikoriza. Ektomikoriza banyak terdapat pada tanaman hutan dari kelompok
Pinaceae, Fagaceae, Betulaceae, Dipterocarpaceae. Ektomikoriza memiliki ciri khas yaitu
membentuk selubung pada akar tanaman dan Hartig net. Jamur Ektomikoriza yang sudah
diidentifikasi adalah Suillus, Rhizopogon, Amanita, Boletus, Laccaria, Physolithus,
Scleroderma, dsb. Endomikoriza yang termasuk ke dalam kelompok Mikoriza Vesikular
Arbuskular (MVA) banyak terdapat pada tanaman pertanian dan hanya pada beberapa
tanaman hutan seperti Hopea, Shreya, Eucalyptus, Albizia, Leucaena, dan Acacia. MVA
bersifat obligat simbion, membentuk arbuskula dan vesikel dalam sel akar. Jamur MVA
yang banyak berperan diantaranya genus Glomus, Entrophospora, Gigaspora, dan
Scutellospora. Jamur pembentuk vesikula arbuskular . seperti Genus Glomus dan Gigaspora
banyak ditemukan di area perkebunan kelapa dan area perkebunan cengkeh. Jamur ini telah
dikembangkan sebagai pupuk hayati untuk tanaman pertanian. Interaksi antara mikoriza
dengan tanaman inangnya merupakan interaksi yang spesifik. Hal ini berarti perbedaan
jenis tanaman akan mempengaruhi mikoriza yang akan mengkolonisasi tanaman tersebut.
Selain Mikoriza, terdapat pula Rhizobium yaitu bakteri yang dapat bersimbiosis
dengan akar tanaman. Bakteri ini masuk melalui rambut-rambut akar tanaman
kacang-kacangan dan menetap dalam akar tersebut dan membentuk nodul akar yang
bersifat khas pada kacang- kacangan. Bakteri genus Rhizobium ini termasuk bakteri
gram negatif, berbentuk bulat memanjang, yang secara normal mampu memfiksasi
nitrogen dari atmosfer. Umumnya bakteri ini ditemukan pada nodul akar tanaman
kacang-kacangan. Simbiosis antara bakteri Rhizobium dengan tanaman saling
menguntungkan. Bakteri Rhizobium akan mendapatkan zat hara yang kaya akan
energi dari tanaman inang sedangkan tanaman inang akan mendapatkan senyawa
nitrogen dari bakteri Rhizobium untuk melangsungkan kehidupannya (Risqi, 2009).
Identifikasi dilakukan dengan mengamati ciri makroskopis dan mikroskopis
jamur. Ciri makroskopis yang diamati adalah warna jamur, koloni jamur dan bentuk
tubuh buah jamur. Pengamatan ciri mikroskopis mencakup hifa, spora, sporangium,
konidia dan konidiofor dan ciri khusus yang akan menentukan jenis jamur tersebut.

II. TUJUAN
1. Menentukan keragaman genus spora MVA pada tanah di rizosfer tanaman tomat
2. Menentukan persentase kolonisasi MVA pada akar tanaman tomat dan apel
3. Menentukan hasil pewarnaan gram, morfologi, serta struktur pleomorfik bakteri
nodul akar secara mikroskopis tanaman leguminosae (kacang kedelai)
4. Menentukan morfologi secara makroskopis jamur enoki, champignon,
kuping, tiram putih, merang, shimeji putih dan coklat, serta shiitake

III. METODE
A. ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan

Bunsen Sampel tanah

Scalpel Akar tanaman

Spatula Nodul dari tanaman


Leguminosae

Kawat Ose Kristal Violet

Mikroskop Safranin

Saringan Alkohol 96%


Bertingkat

Minyak Imersi

Sukrosa 50%

KOH 10%

Lactophenol Cotton Blue


Jenis jamur yang digunakan: enoki, champignon, kuping, tiram putih, merang,
shimeji putih dan coklat, serta shiitake.

B. PROSEDUR KERJA
1.1. Ekstraksi Spora MVA
1. Ambil sampel tanah 50 g dari kedalaman 0 – 20 cm dari bagian rizosfer tanaman
apel dan tomat
2. Campurkan 10 g sampel tanah dengan 100 ml air dan diaduk sampai butiran
tanah hancur dan dibiarkan mengendap selama ± 2 menit sampai partikel-
partikel mengendap.
3. Cairan supernatan dituangkan ke dalam saringan bertingkat dengan diameter 1
mm, 425 μm, 106 μm, 4,5 μm, dan 25 μm (dilakukan sebanyak 3x)
4. Materi yang menempel pada saringan bertingkat paling bawah, dituang ke
dalam tabung falcon, kemudian disentrifuga selama 5 menit dengan kecepatan
2000 RPM
5. Pellet hasil sentrifuga ditambah 50% sukrosa dan disentrifuga kembali selama 1
menit pada kecepatan 2000 RPM
6. Supernatan diamati di bawah mikroskop (perbesaran 400x) untuk ditentukan
genus mikoriza berdasarkan bentuk dan warna spora.
7. Ciri-ciri mikroskopis spora yang ditemukan kemudian dicocokan dengan
pedoman identifikasi yang digunakan International Culture Collection of
Vesicular Arbuscular Mycorrhizal untuk menentukan Genus CMA yang
digunakan (link: http://www.i-beg.eu/).

Gambar 1. Spora Mikoriza dari Berbagai Genus

1.2. Pengamatan Kolonisasi MVA pada Akar Tanaman


1. Cuci akar pada air mengalir
2. Pilih dan potong akar sepanjang 5 cm
3. Rendam akar dalam KOH 10% selama 2 jam
4. Rendam akar dengan air hangat
5. Rendam dalam HCl 2% selama 2 menit
6. Rendam akar dengan pewarna Lactophenol Cotton Blue (LCB) selama 20 menit
7. Letakkan akar pada kaca objek dan tutup dengan cover glass
8. Amati kolonisasi MVA pada akar di bawah mikroskop 400x
9. Nyatakan % kolonisasi akar dengan:

Gambar 2. Penampang membujur akar yang terkolonisasi oleh


MVA

1.3. Pengamatan Bakteri nodul Akar


1. Cuci nodul akar kacang-kacangan dengan bersih
2. Hancurkan nodul dengan menekannya pada permukaan kaca objek dengan
menggunakan scalpel, spatula, atau kawat ose
3. Buat apusan pada kaca objek baru dengan menggunakan cairan dari cairan
nodul yang pecah
4. Lakukan fiksasi panas dilanjutkan dengan pewarnaan gram pada apusan tersebut
5. Amati morfologi dan hasil pewarnaan gram dengan menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 40 x 10
6. Gambar bentuk struktur yang pleomorfik (T, V, X, Y, atau bintang) yang
merupakan ciri khas Rhizobium dalam akar tanaman yang membentuk nodul.
Bentuk ini disebut juga bakteroid

1.4 Identifikasi Makroskopis Jamur


Identifikasi dilakukan dengan mengamati ciri makroskopis jamur. Ciri makroskopis
yang diamati adalah warna jamur, koloni jamur, bentuk tubuh buah, dan taksonomi
jamur.

IV. MSDS
MSDS: Kristal Violet, Lugol, Alkohol 96%, Safranin, Sukrosa 50%, KOH 10%, dan
Lactophenol Cotton Blue.
V. POIN LITERATUR
1. Penjelasan mikoriza secara umum (pengertian, pengelompokkan, manfaat)
2. Penjelasan spora mikoriza dari berbagai genus
3. Perbedaan struktur endomikoriza dan ektomikoriza (gambar)
4. Penjelasan mekanisme penyerapan unsur P oleh Mikoriza
5. Proses fiksasi N bebas oleh Rhizobium
6. Proses pembentukan bintil akar pada tanaman legume
7. Dasar klasifikasi makroskopis jamur
8. Syarat tumbuh jamur konsumsi makroskopis dan habitatnya

LINK VIDEO
https://drive.google.com/drive/folders/1XvNuAGh5t__xk5m1cP356Jj0ybteI8GO?usp=
sharing

Anda mungkin juga menyukai