Anda di halaman 1dari 26

SMK NEGERI 1

MODUL AJAR
LAMONGAN
PRODUK KREATIF DAN Kelas/Fase : XI/F
KEWIRAUSAHAAN Semester : GANJIL
I. INFORMASI UMUM :
A. Identitas Modul
Nama Penyusun : TIM PKK
Nama Sekolah : SMK NEGERI 1 LAMONGAN
Tahun Penyusunan : 2022
Jenjang Sekolah : SMK FASE F
Elemen : Kegiatan Produksi
Alokasi Waktu : 10 JAM PELAJARAN (2 JP X 5 PERTEMUAN)
B. Elemen Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu Menyusun rencana produksi meliputi penetapan jenis dan jumlah
produk,menetapkan desain/rancangan produk,Menyusun proses kerja pembuatan
prototipe/contoh dan menghitung biaya produksi.
C. Profil Pelajar Pancasila
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Profil Pelajar Pancasila yang
diharapkan muncul pada peserta didik adalah : Beriman Bertakwa kepada
Tuhan YME dan Berahlak mulia, Bernalar Kritis, Berkebhinekaan Global
D. Sarana & Prasarana
Sarana & Prasarana yang dibutuhkan pada saat belajar dengan modul ini antara lain :
Buku diigital, Smart Phone, Internet, alat tulis
E. Target Peserta Didik
• Peserta didik reguler/tipikal : 65 %
• Peserta didik dengan kesulitan belajar : 25 %
• Peserta didik dengan pencapaian tinggi : 10 %
F. Model Pembelajaran yang Digunakan
Project Based Learning

II. KOMPONEN INTI :


A. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat mampu menyusun rencana produksi menetapkan jenis
dan jumlah produk menetapkan desain/rancangan produk,
menyusun proses kerja pembuatan prototipe/ contoh produk, dan
menghitung biaya produksi.
B. Pemahaman Bermakna
• Menyusun rencana produksi meliputi menetapkan jenis dan jumlah produk.
 Menetapkan desain/rancangan produk
 Menyusun proses kerja pembuatan prototipe/contoh produk dan menghitung biaya produksi
C. Pertanyaan Pemantik
 Apa itu perencanaan?
 Ap aitu produksi?
 Ap itu pembuatan produk?
 Ap aitu biaya produksi?
D. Persiapan Pembelajaran
 Memposting Materi dan Video pembelajaran
 Mempersiapkan LKPD dan Perangkat Asesmen

E. Kegiatan Pembelajaran :

Pertemuan 1
Alokasi
Tahapan Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Orientasi 10’
1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan
peserta didik menjawab salam dari guru
2. Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa
sebelum pembelajaran dimulai (P3 Beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME)
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan
mengirimkan link daftar hadir
Peserta didik melakukan assesment diagnostik kognitif dan
non kognitif
Apersepsi
4. Guru memberikan apersepsi dengan menggali
pengetahuan awal peserta didik terkait :
 Menjelaskan pengertian perencanaan produksi,jenis
dan tujuan produksi
 Menyusun perencanaan produksi meliputi
menetapkan jenis dan factor produksi yang di
perlukan

Pemberian Acuan
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang akan berlangsung
Kegiatan Inti Fase 1 : Reflection 70’
M = (Mulai Diri)
Guru memberikan pertanyaan pemantik
Guru memberikan materi pembelajaran berupa video atau
bahan bacaan
E = (Eksplorasi Konsep )
Peserta didik diberikan masalah pada materi pembelajaran
Peserta didik menggali konsep tentang materi pembelajaran
(P3 bernalar kritis)
Fase 2 : Research
R = (Ruang Kolaborasi)
• Guru membagi peserta didik membagi menjadi beberapa
kelompok. Masing- masing kelompok akan berdiskusi
tentang permasalahan dalam LKPD 1
( P3 Gotong royong)
R = (Refeleksi Terbimbing)
• Guru membimbing peserta didik untuk dapat
menemukan berbagai pengetahuan tentang materi
pembelajaran.
D=(Demonstrasi Konstektual)
• Peserta didik mengerjakan tugas mandiri untuk lebih
memahami materi pembelajaran (P3 Mandiri)
E = (Elaborasi Pemahaman)
• Guru membimbing peserta didik yang mengalami
kesulitan
• Peserta didik bisa bertanya jika ada kesulitan
Penutup K = (Koneksi Antar Materi Peserta didik bersama) 10’
• Peserta didik dapat menanyakan hal-hal yang belum
dipahami melalui forum tanya jawab

A = (Aksi Nyata)
• Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang ada di
sekitar yang berkaitan dengan materi
• Guru memberikan motivasi
• Guru menutup dengan memberikan salam

Pertemuan 2
Alokasi
Tahapan Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Orientasi 10’
 Guru membuka pelajaran dengan memberi salam
dan peserta didik menjawab salam dari guru
 Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa
sebelum pembelajaran dimulai (P3 Beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME)
 Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan
mengirimkan link daftar hadir
 Peserta didik melakukan assesment diagnostik
kognitif dan non kognitif.
Apersepsi
5. Guru memberikan apersepsi dengan menggali
pengetahuan awal peserta didik terkait :
 Menjelaskan pengertian serta fungsi desain produk
 Menetapkan desain/rancangan produk
 Garis besar kegiatan yang akan dilaksanakan
disampaikan secara jelas dengan mengaitkan
karakter yang akan dicapai.
 Menyampaikan penilaian yang akan dilakukan
dengan jelas.

Motivasi
 Guru memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang akan berlangsung
Kegiatan Inti Fase 1 : Reflection 70’
M = (Mulai Diri)
Guru memberikan pertanyaan pemantik
Guru memberikan materi pembelajaran berupa video atau
bahan bacaan

E = (Eksplorasi Konsep )
Peserta didik diberikan masalah pada materi pembelajaran
Peserta didik menggali konsep tentang materi pembelajaran
(P3 bernalar kritis)

Fase 2 : Research
R = (Ruang Kolaborasi)
• Guru membagi peserta didik membagi menjadi beberapa
kelompok. Masing- masing kelompok akan berdiskusi
tentang permasalahan dalam LKPD 1
( P3 Gotong royong)

R = (Refeleksi Terbimbing)
• Guru membimbing peserta didik untuk dapat
menemukan berbagai pengetahuan tentang materi
pembelajaran.

D=(Demonstrasi Konstektual)
• Peserta didik mengerjakan tugas mandiri untuk lebih
memahami materi pembelajaran (P3 Mandiri)
E = (Elaborasi Pemahaman)
• Guru membimbing peserta didik yang mengalami
kesulitan
• Peserta didik bisa bertanya jika ada kesulitan
Penutup K = (Koneksi Antar Materi Peserta didik bersama) 10’
• Peserta didik dapat menanyakan hal-hal yang belum
dipahami melalui forum tanya jawab

A = (Aksi Nyata)
• Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang ada di
sekitar yang berkaitan dengan materi
• Peserta didik mmengerjakan asesmen
• Guru memberikan motivasi
• Guru menutup dengan memberikan salam
Pertemuan 3
Alokasi
Tahapan Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Orientasi 10’
 Guru membuka pelajaran dengan memberi salam
dan peserta didik menjawab salam dari guru
 Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa
sebelum pembelajaran dimulai (P3 Beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME)
 Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan
mengirimkan link daftar hadir
 Peserta didik melakukan assesment diagnostik
kognitif dan non kognitif.
Apersepsi
Guru memberikan apersepsi dengan menggali
pengetahuan awal peserta didik terkait :
 Menjelaskan pengertian pembuatan prototipe
 Menjelaskan pentingnya pembuatan prototipe.
 Garis besar kegiatan yang akan dilaksanakan
disampaikan secara jelas dengan mengaitkan
karakter yang akan dicapai.

Motivasi
 Guru memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang akan berlangsung

Kegiatan Inti Fase 1 : Reflection 70’


M = (Mulai Diri)
Guru memberikan pertanyaan pemantik
Guru memberikan materi pembelajaran berupa video atau
bahan bacaan

E = (Eksplorasi Konsep )
Peserta didik diberikan masalah pada materi pembelajaran
Peserta didik menggali konsep tentang materi pembelajaran
(P3 bernalar kritis)

Fase 2 : Research
R = (Ruang Kolaborasi)
• Guru membagi peserta didik membagi menjadi beberapa
kelompok. Masing- masing kelompok akan berdiskusi
tentang permasalahan dalam LKPD 1
( P3 Gotong royong)

R = (Refeleksi Terbimbing)
• Guru membimbing peserta didik untuk dapat
menemukan berbagai pengetahuan tentang materi
pembelajaran.

D=(Demonstrasi Konstektual)
• Peserta didik mengerjakan tugas mandiri untuk lebih
memahami materi pembelajaran (P3 Mandiri)
E = (Elaborasi Pemahaman)
• Guru membimbing peserta didik yang mengalami
kesulitan
• Peserta didik bisa bertanya jika ada kesulitan
Penutup K = (Koneksi Antar Materi Peserta didik bersama) 10’
• Peserta didik dapat menanyakan hal-hal yang belum
dipahami melalui forum tanya jawab

A = (Aksi Nyata)
• Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang ada di
sekitar yang berkaitan dengan materi
• Peserta didik mmengerjakan asesmen
• Guru memberikan motivasi
• Guru menutup dengan memberikan salam

Pertemuan 4 dan 5
Alokasi
Tahapan Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Orientasi 10’
 Guru membuka pelajaran dengan memberi salam
dan peserta didik menjawab salam dari guru
 Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa
sebelum pembelajaran dimulai (P3 Beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME)
 Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan
mengirimkan link daftar hadir
 Peserta didik melakukan assesment diagnostik
kognitif dan non kognitif.

Apersepsi

Guru memberikan apersepsi dengan menggali


pengetahuan awal peserta didik terkait :
 Menjelaskan pengertian dan komponen biaya
produksi,BEP
 Menghitung biaya produksi,menghitung BEP

Motivasi
 Guru memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang akan berlangsung

Kegiatan Inti Fase 1 : Reflection 70’


M = (Mulai Diri)
Guru memberikan pertanyaan pemantik
Guru memberikan materi pembelajaran berupa video atau
bahan bacaan

E = (Eksplorasi Konsep )
Peserta didik diberikan masalah pada materi pembelajaran
Peserta didik menggali konsep tentang materi pembelajaran
(P3 bernalar kritis)

Fase 2 : Research
R = (Ruang Kolaborasi)
• Guru membagi peserta didik membagi menjadi beberapa
kelompok. Masing- masing kelompok akan berdiskusi
tentang permasalahan dalam LKPD 1
( P3 Gotong royong)

R = (Refeleksi Terbimbing)
• Guru membimbing peserta didik untuk dapat
menemukan berbagai pengetahuan tentang materi
pembelajaran.

D=(Demonstrasi Konstektual)
• Peserta didik mengerjakan tugas mandiri untuk lebih
memahami materi pembelajaran (P3 Mandiri)
E = (Elaborasi Pemahaman)
• Guru membimbing peserta didik yang mengalami
kesulitan
• Peserta didik bisa bertanya jika ada kesulitan
Penutup K = (Koneksi Antar Materi Peserta didik bersama) 10’
• Peserta didik dapat menanyakan hal-hal yang belum
dipahami melalui forum tanya jawab

A = (Aksi Nyata)
• Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang ada di
sekitar yang berkaitan dengan materi
• Peserta didik mmengerjakan asesmen
• Guru memberikan motivasi
• Guru menutup dengan memberikan salam

F. Asesmen
Kerjakan soal berikut ini dengan baik dan benar !
1. Apakah manfaat dari perencanaan usaha bagi bagi seorang wirausaha,jelaskan.
2. Hal apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan usaha yang
baik.
3. Apa Langkah-langkah dalam melakukan perencanaan usaha.
4. Apa yang di maksud dengan desain produk?
5. Apa saja yang di perhatikan dalam memilih dan membuat desain produk dan
bagaimana menyesuaikan kemasan yang tepat dengan produk yang di jual
6. Apa hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam membuat desain kemasan
produk?
7. Apa yang di maksud dengan biaya produksi?

G. Pengayaan & Remedial


1. Pengayaan
a. Buat lah kelompok dengan jumalah 4-6 peserta
b. Lakukan pembelajaran antar teman sebaya dimana orang yang paham
menjadi tutor kepada teman yang kurang paham pada pembahasan :
 Perencanaan produksi
 Manfaat dari perencanaan produksi
 Perencanaan desain kemasan produk
 Desain produk dan jasa sangat penting bagi perusahaan.
c. Bersama teman kelompok lakukan kegiatan diskusi tentang :
 Perencanaan Produksi
 Manfaat dari perencanaan produksi
 Perencanaan desain kemasan produk

2. Remedial
Bagi peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran, maka guru bisa
memberikan soal tambahan misalnya.
a. Jelaskan apa yang di maksud dengan produksi
b. Apa saja yang termasuk dalam perencanaan produksi
c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan aspek produksi?
d. Apa saja yang termasuk aspek produksi?

H. Refleksi Peserta Didik dan Guru

Setelah mempelajari bab pertama ini, kalian tentu lebih memahami


tentang,Menyusun rencana produksi meliputi menetapkan jenis dan jumlah
produk,menetapkan desain/ rancangan produk,Menyusun proses kerja pembuatan
prototipe contoh produk dan menghitung biaya produksi. Dari semua materi yang
sudah dijelaskan pada bab ini tentukan hal berikut ini :
 Materi pembelajaran atau topik mana yang menurut kalian paling sulit dipahami?
Jelaskan!
 Materi pembelajaran atau topik mana yang paling kalian suka? Sebutkan alasanya!

Kemudian diskusikan dengan teman maupun guru kalian!

LEMBAR REFLEKSI
 Materi pembelajaran atau topik mana yang menurut kalian
paling sulit dipahami? Jelaskan!
1 ....................................................................................
2 ...................................................................................
3 ....................................................................................
4 ....................................................................................
5 ..............................

 Materi pembelajaran atau topik mana yang menurut kalian paling


kalian suka? Sebutkan alasanya!

1 ....................................................................................
2 ...................................................................................
III. LAMPIRAN :
A. Lampiran 1 LKPD
TUGAS I
Dengan kemampuan yang kalian miliki untuk mencari informasi di internet atau di
lingkungan sekitar tentang perencanaan produksi!

1. Carilah beberapa tips umum yang perlu anda lakukan,dalam membuat susunan
rencana usaha yang akan di jalankan.
2. Kelemahan usaha yang tidak melakukan perencanaan.
3. Keuntungan usaha dengan melakukan perencanaan.
4. Presentasikan hasil pekerjaan dihadapan teman dan guru.

Lembar Tugas I

PERENCANAAN PRODUKSI
Data yang di peroleh
Susunan rencana Kelemahan usaha Keuntungan usaha
usaha tanpa perencanaan dg melakukan
perencanaan
1.

2.

3.

4.

5.

Nama : Diperiksa Catatatan


Kelas :
Kelmpok : Tanggal
TUGAS II
Menghitung Break Even Point

1. Pak Sukoco memiliki sebuah toko mainan dengan rincian sebagai berikut

Biaya tetap Rp5.000.000,-


Biaya variabel Rp200.000,-
Harga jual barang per unit Rp150.000,-
Hitung di saat jumlah barang berapa Pak Sukoco akan mengalami balek modal

2. Perusahaan konveksi yang menghasilkan kemeja batik,memproduksi dengan rincian


sebagai berikut:
Biaya tetap Rp 15.000.000,-
Biaya variabel Rp 2.000,-
Harga jual Rp 5.000,-
Agar perusahaan kemeja mengalami Break Even Point,maka berapakah jumlah
kemeja yang harus diproduksi?

Lembar tugas II

Penghitungan BEP:

1.

2.
BAB I
PERENCANAAN PRODUKSI
Tujuan Pembelajaran:

Setelah mempelajari pada bab ini diharapkan kalian mampu :


A. Menyusun rencanaproduksi meliputi menetapkan jenis dan jumlah
produk

B. Menetapkan desain dan rancangan produk

C. Menyusun proses kerja pembuatan prototipe/contoh produk dan


menghitung biaya produksi.

A. MENYUSUN RENCANA PRODUKSI

Ketika hendak melakukan strategi produksi, Anda perlu menyiapkan


perencanaan produksi dengan matang. Hal tersebut perlu dilakukan agar
strategi produksi sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Jika
perencanaan berlangsung dengan baik, akan memangkas beberapa hal seperti:
waktu, tenaga, dan biaya.

Lalu, apa saja tahapan dalam melakukan perencanaan produksi? Sebelum


memasuki penjelasan tentang tahapan tersebut, terlebih dahulu Anda perlu
mengetahui pengertian dan tujuan dari perencanaan produksi. Selengkapnya
simak artikel di bawah ini
Apa Itu Perencanaan Produksi
Secara umum, perencanaan produksi adalah serangkaian aktivitas untuk
merancang strategi produksi barang atau jasa. Rangkaian aktivitas tersebut
mulai dari memikirkan bentuk barang, ukuran, jumlah, hingga jenis barang
yang akan diproduksi. Selain itu, inovasi dan pengembangan desain juga
termasuk dari bagian perencanaan tersebut.
Tujuan Perencanaan Produksi
Ketika perusahaan mampu mengimplementasikan perencanaan tersebut
dengan baik maka pembuatan produk akan selesai tepat waktu. Selain itu, akan
menghindarkan terjadinya masalah di proses produksi. Berikut ini beberapa
tujuan dari perencanaan produksi:
 Mempergunakan bahan, alat, dan sumber daya produksi secara efisien.
 Meminimalisir kelebihan pembelian bahan baku produksi.
 Menghemat waktu karyawan untuk menjadi lebih efektif.
Dengan perencanaan yang tepat maka kualitas produk akan baik. Jika kualitas
produk baik, konsumen pun akan merasa puas, dan biasanya akan melakukan
repeat order. Bisnis pun makin melesat dan angka penjualan produk akan
meningkat.
Tahapan dalam perencanaan produksi
Untuk dapat menerapkan perencanaan produksi dengan lancar dan tepat,
terdapat empat tahapan yang menjadi elemen penting. Berikut ini empat
tahapan yang perlu kamu ketahui.
1. Routing
Routing merupakan tahapan perencanaan produksi yang menentukan jalur
kemana saja bahan mentah akan diolah dalam perusahaan. Setelah, mengikuti
urutan yang ada, bahan mentah tersebut akan diubah menjadi sebuah produk
jadi. Mengatur waktu untuk setiap tahapan sangatlah penting karena dapat
mengukur keseluruhan durasi proses produksi. Dapat dikatakan, routin dalam
manufaktur menunjukkan urutan pekerjaan dan proses operasional.
Tahapan ini akan lebih fokus pada kuantitas dan kualitas material yang akan
digunakan, berbagai sumber daya yang terlibat (karyawan, mesin, dan bahan),
proses operasional, dan tempat produksi. Routing akan mengelola
"Bagaimana", "Apa". "Berapa banyak", dan "Di mana" untuk dapat
memproduksi di perusahaan manufaktur. Secara sistematis tahapan tersebut
akan membuat proses dan pemanfaatan sumber daya yang optimal sehingga
menghasilkan produk terbaik.
2. Scheduling
Scheduling merupakan tahapan perencanaan produksi selanjutnya yang
menekankan kepada waktu operasional akan selesai. Tujuan dari tahapan ini
adalah untuk memanfaatkan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan
keseluruhan proses produksi. Perusahaan menggunakan berbagai jenis
penjadwalan yang berbeda untuk mengelola waktu yang dibutuhkan dan
disesuaikan dengan kebutuhan. Dilansir dari optiproerp.com, berbagai jenis
penjadwalan termasuk Master Schedule, Operation Schedule, Daily Schedule ,
dan lainnya.
3. Dispatching
Tahapan dispatching akan memastikan bahwa proses operasional dilakukan
dengan lancar dan sukses, serta semua data telah dimasukkan dalam software.
Pengiriman pesanan sesuai dengan jadwal termasuk dalam tahapan
perencanaan produksi ini. Berikut ini beberapa hal yang yang termasuk dalam
dispatching:
 Memberikan bahan atau perlengkapan yang dibutuhkan untuk produksi
 Memberikan arahan atau gambaran untuk memulai proses produksi
 Melakukan pencatatan dari awal hingga akhir produksi
 Mengontrol prosedur
 Mengatur pengerjaan dari satu proses ke proses lainnya
4. Follow-up
Follow-up adalah tahapan terakhir untuk menemukan kesalahan atau cacat
produk, hambatan, dan kesalahan di seluruh proses produksi. Pada tahapan
perencanaan produksi ini, tim terkait akan mengukur kinerja aktual dari
keseluruhan proses dan membandingkannya dengan ekspektasi. Ekspeditur
atau stock chaser bertanggung jawab untuk melakukan proses follow-up. Saat
proses produksi berlangsung, kemungkinan kamu akan menemukan hambatan
seperti kerusakan mesin. Follow-up akan mendorong kelancaran produksi
dengan meminimalisir kerusakan.
Jenis-jenis perencanaan produksi
1. Metode pekerjaan
Metode pekerjaan mengacu pada proses perencanaan dan manufaktur untuk
setiap item. Dilansir dari indeed.com, metode ini juga disebut project-based
production, proses ini banyak digunakan dengan baik untuk produksi
berdasarkan permintaan. Tergantung pada pekerjaannya, perencanaan
produksi manufaktur bisa dilakukan dengan lebih cepat dari rencana jika
banyak menggunakan sistem otomatis. Mendiskusikan proses produksi lebih
dulu dapat membantu bisnis untuk mengantisipasi dan mencegah hambatan
terjadi.
2. Metode batch
Metode perencanaan produksi batch merupakan proses pembuatan produk
secara berkelompok. Jenis ini memungkinkan tim manajemen untuk memantau
dengan lebih dekat setiap proses produksi, sehingga perbaikan pun dilakukan
dengan cepat. Pemantauan itu kesalahan atau permasalahan pada batch
sebelumnya akan langsung diperbaiki untuk batch selanjutnya. Bagian yang
perlu kamu perhatikan adalah jika terdapat mesin atau peralatan yang mampu
untuk menangani produksi dengan jumlah lebih banyak dari yang lainnya.
Hal tersebut bisa menyebabkan terjadinya hambatan atau penundaan saat
menggunakan metode batch. Sangat penting bagi perusahaan untuk mengatur
dan mempertimbangkan kapasitas dari setiap mesin atau alat yang digunakan.
3. Metode aliran
Metode perencanaan produksi flow berkaitan dengan hubungan dalam setiap
tahapan manufaktur dan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya
hambatan atau penundaan. Metode ini seringkali melibatkan standarisasi
menyeluruh dan quality control yang intensif. Metode ini paling tepat diterapkan
untuk produk yang diproduksi secara individual daripada dalam batch, namun
tidak memerlukan desain khusus untuk tiap itemnya. Saat melakukan
perencanaan produksi jenis ini, sangat penting untuk mengingat inventaris
untuk menghindari delay pada tahap apapun.
4. Metode proses
Metode proses merupakan salah satu jenis perencanaan produksi yang
melibatkan transisi dari satu tahap manufaktur ke tahap berikutnya berjalan
semulus mungkin dengan otomatisasi yang signifikan. Biasanya metode ini
sangat berguna untuk bahan cair yang tidak dijual sebagai barang terpisah.
Perencanaan produksi dengan metode ini dibutuhkan pemantauan yang ketat
untuk memastikan produk memenuhi standar pada tiap tahapan produksi. Hal
itu karena adanya kesalahan maka akan mempengaruhi produk lainnya secara
signifikan. Perencanaan produksi akan melibatkan karyawan dan peralatan
untuk memantau produk dengan hati-hati.
5. Metode produksi masal
Metode produksi masal hampir sama dengan jenis aliran, namun biasanya
mencakup lebih banyak otomatisasi dan jalur yang dikhususkan untuk
memproduksi satu produk untuk mengurangi waktu yang diperlukan saat
pergantian atau changeover. Perencanaan produksi ini akan membantu
perusahaan untuk menghasilkan lebih banyak produk dengan cepat.
Solusi jika proses membuat perencanaan produksi kurang maksimal

Ketika semua prosedur dan pelaksanaan perencanaan produksi sudah dilakukan


secara manual, maka kemudian disitulah ditemukan berbagai hambatan.
Karena jika proses perencanaan yang terlalu lambat serta kurang maksimalnya
sistem kontroling, akan membuat contoh perencanaan produksi yang dilakukan
secara manual bisa semakin rumit dan memakan waktu serta tenaga. Walaupun
pada kenyataanya ada beberapa perusahaan manufaktur yang masih percaya
dengan proses perencanaan manual.

B. MENETAPKAN DESAIN/RANCANGAN PRODUK

Apa yang kamu pikir saat mendengar istilah desain produk? Proses
perancangan sebuah produk? Packaging? Semuanya betul, namun belakangan
ini hal tersebut mulai merambah ke dunia digital.
Apakah sebuah produk digital dapat dijadikan solusi dan pemecah masalah
yang terjadi di publik? Tentu saja bisa. Yuk, cari tahu apa itu desain produk
sebenarnya.
Definisi Desain Produk
Desain produk merupakan sebuah proses dalam mengidentifikasi peluang
pasar, mencari tahu sumber permasalahan, menciptakan jalan keluar dari
masalah tersebut, dan meminta validasi dari audiens.
Untuk menyelesaikan sebuah masalah, dibutuhkan sebuah metode yang
disebut design thinking.
David Kelley dan Tim Brown dari IDEO, sebagaimana dikutip dari Smashing
Magazine menyatakan bahwa design thinking adalah salah satu cara
pendekatan yang paling populer dalam menciptakan sebuah produk .
Seorang desainer yang baik akan menerapkan design thinking dalam sebuah
produk desain baik itu produk digital maupun produk fisik.
Hal ini dikarenakan desain produk fokus terhadap end-to-end product
development bukan hanya sekadar fase merancang saja.
Merancang sebuah produk tidak selalu mengenai business thinking. Dapat
dilihat adanya perbedaan mengenai business thinking dan design thinking.
Design thinking memiliki proses yang lebih kompleks dibandingkan dengan
business thinking.
Dalam design thinking, masalah yang relevan akan dipikirkan dan diproses
untuk menjadi sebuah solusi. Maka dari itu, sebelum membuat desain produk
akan dilakukan langkah panjang terlebih dahulu.
Dalam membuat sebuah produk, desainer harus mengetahui tujuan dari sebuah
bisnis yang ia kerjakan. Untuk mengetahuinya, desainer dapat memberikan
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut:
 Masalah apa yang akan kita selesaikan?
 Siapa yang memiliki masalah ini?
 Apa yang mau kita capai?
Menjawab ketiga pertanyaan krusial di atas akan membantu para desainer
mengerti user experience dari keseluruhan produk baik dari interaksi sampai
bentuk visual dari sebuah produk yang akan dibuat.
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, desainer akan mampu dan
menimbang kembali apakah product design yang dikerjakan bernilai dalam
menyelesaikan masalah.

Fungsi dan Tujuan Desain Produk


Melansir dari Reference for Business, tujuan dari desain produk adalah untuk
membuat sebuah produk atau layanan dengan kegunaan fungsional yang baik.
Tidak hanya itu, produk atau layanan yang dibuat pun harus memiliki sales
appeal dengan harga terjangkau.
Dengan proses ini sendiri, sebuah barang atau layanan dipastikan memiliki
kualitas tinggi dengan menggunakan bahan baku dan metode yang tidak terlalu
mahal.
Adapun fungsi dari desain produk sendiri, menurut Hashmicro, adalah sebagai
berikut.
 Meningkatkan kepuasan konsumen: Adanya proses desain produk
menjamin kualitas dari sebuah produk, sehingga membuat konsumen
memiliki pengalaman baik ketika menggunakannya.
 Meningkatkan penjualan suatu produk: Proses ini pun mendorong
terjadinya inovasi dan kreativitas dari sebuah desain. Keunikan dari hasil
produk dari proses ini pun dapat meningkatkan penjualannya.
 Penentu kesuksesan sebuah produk: Karena mendorong inovasi
dalam proses produksi, hal ini membantu sebuah perusahaan
menentukan standar dari produk lain yang akan dihasilkan.
 Meningkatkan kualitas perusahaan: Maksudnya, perusahaan pun
akan berhati-hati ketika akan memproduksi sesuatu. Dengan begitu, hal
ini akan mendorong perusahaan untuk menggunakan bahan baku secara
optimal, mengurangi biaya produksi dan juga limbah.
 Membantu perkembangan bisnis: Seiring penjualan produk yang
meningkat, hal ini juga turut membantu sebuah bisnis untuk terus
berkembang mencapai tujuan bisnisnya.
Proses Desain Produk
Sesuai yang sudah dijelaskan di atas, desain produk merupakan sebuah proses
panjang sebelum sampai ke produk final. Dilansir dari Invision App, ada
beberapa proses yang harus dilakukan. Di antaranya adalah:
1. Menetapkan visi produk
Sebelum proses desain dimulai, kamu harus mengetahui terlebih dahulu
mengapa kamu ingin mengusahakan adanya produk ini.
Membuat strategi dan visi produk akan membantu memberikan arahan kepada
semua anggota tim yang terlibat.
Pembuatan visi dan strategi ini dapat dibuat sederhana dengan menuliskan
pengertian umum apa yang ingin kamu usahakan serta alasannya.
2. Mengadakan riset produk
Setelah visi dan juga strategi produk sudah terkumpul, kumpulkan user dan
lakukan riset pada pasar untuk menginformasikan keputusan produk.
Melakukan riset produk lebih awal akan membantumu untuk menghemat waktu
dan sumber jika nantinya masih ada perubahan-perubahan yang perlu
dilakukan. Contoh dari riset produk adalah interview, survei, dan riset pasar.
3. Brainstorming dan membuat ide
Berdasarkan riset yang sudah kamu lakukan, saatnya untuk melakukan
brainstorming dengan bertukar pikiran bersama setiap anggota tim.
Brainstorming yang dilakukan meliputi: tujuan dari proyek dan solusi apa yang
bisa diberikan kepada customer untuk menyelesaikan masalahnya.
Kamu bisa menggunakan berbagai macam teknik untuk mengumpulkan
berbagai ide seperti sketching, wireframing atau membuat storyboard.
4. Pembuatan prototipe
Dalam tahap ini, kamu sudah harus mengetahui apa yan ingin kamu bangun
dan ciptakan.
Dalam proses ini, kamu juga sudah memulai untuk menciptakan sebuah solusi
dan menginteplementasikan konsepnya ke dalam sebuah prototipe.
Prototipe bertujuan agar kamu bisa mencobanya sebelum produk selesai dibuat
dan melihat respons dari user sebelum melangkah ke langkah selanjutnya.
Kamu bisa membuat prototipe sederhana maupun prototipe dengan ketelitian
yang tinggi, tergantung respons yang kamu inginkan dari user.
5. Tes pasar dan validasi
Dalam product design di tahap ini, kamu menggunakan prototipe yang sudah
kamu buat untuk diluncurkan dan dites ke publik.
Jika kamu menggunakan prototip dengan ketilitian tinggi, kamu bisa menyelami
respons user dari segi kegunaan dan workflow.
Sedangkan prototipe sederhana memungkinkanmu untuk memvalidasi seluruh
konsep rancangan produk.
Penggunaan prototipe sederhana juga bisa kamu gunakan untuk memantapkan
terlebih dahulu respons dari para user dari segi konsep.
Hal ini bisa membantumu masuk ke tahap selanjutnya kamu bisa membuat
prototipe dengan ketelitian lebih tinggi untuk memvalidasi kembali kegunaan
dari produk.
Walaupun akan lebih memakan waktu, cara ini akan lebih efisien dibandingkan
harus melakukan perbaikan berkali-kali.
6. Peluncuran
Jika kamu sudah mendapatkan hasil yang kmu inginkan dari percobaan
kegunaan, mulailah bekerja dengan developer untuk membuat produknya.
Kamu juga akan bekerjasama dengan tim marketing untuk bekerjasama dalam
peluncuran produk yang sudah kamu buat.
Sebelum peluncuran ke publik, pastikan semua pesan dan nilai yang akan
diberikan dari produkmu sudah sesuai, konsisten, dan akurat.

7. Aktivitas setelah peluncuran


Sebuah produk tidak selesai dalam tahap peluncuran. Agar produkmu terus
digunakan dan diingat oleh para user ada proses yang harus terus-menerus
kamu lakukan.
Kamu akan bekerja untuk mengerti bagaimana cara berinteraksi dengan
customer, mengadakan percobaan lagi, serta mendengarkan segala keluhan
dan review dari setiap user.
Perubahan atau update bisa saja dilakukan lagi setelah produk sudah
diluncurkan. Hal ini tentunya untuk meningkatkan kualitas dari produk yang
dibuat serta menjadi one-stop-solution bagi penggunanya.
Jenis Desain Produk
Dikutip dari Entrepreneur Business, ada 3 jenis desain produk yaitu:
1. System design
System design ini berkaitan dengan konseptualisasi ide produk dan hubungan
dengan penggunaannya di dunia nyata.
Misalnya, kamu membuat desain untuk produk toko offline.
Maka, langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah mengkategorikan
barang yang dijual.
Kemudian, dari kategori itu, kamu bisa menerapkan ide untuk mempermudah
proses pembelian barang bagi pelanggan.
Contoh sederhananya adalah mengatur produk di rak sesuai dengan kategori.
Atau kamu bisa mengatur barang pelengkap dengan barang utama dalam rak
yang sama, tapi letak yang berbeda .
2. Process design
Process design terlibat langsung dalam perancangan produk.
Sederhananya, konsep process design digunakan untuk menentukan langkah-
langkah yang tepat saat pembeli melakukan transaksi.
Misalnya, e-commerce harus dirancang user-friendly agar memudahkan
pelanggan melakukan transaski.
Proses panjang untuk menjelajahi, memilih, hingga check out produk termasuk
ke dalam proses desain produk yang membutuhkan strategi.
3. Interface design
Interface design ini berfokus pada estetika produk. Interface design
bertanggung jawab pada human-first approach atau impresi pertama dari
pengguna/pembeli.
Tampilan suatu desain produk harus jelas dan memberi solusi atau memandu
pengguna dengan baik.
Contohnya petunjuk rute transportasi umum, desainnya harus memudahkan
bahkan untuk orang yang baru pertama menggunakannya.

C. BIAYA PRODUKSI

Pengertian Biaya
Biaya adalah kas atau nilai yang setara kas yang dikorbankan untuk produk
yang diharapkan dapat membawa keuntungan masa kini dan masa yang akan
datang bagi organisasi. Disebut “setara dengan kas” karena asset non-kas
dapat ditukar dengan produk yang diinginkan. Biaya dikeluarkan untuk
menghasilkan manfaat dalam bentuk pendapatan di masa kini maupun di masa
datang. Dengan demikian biaya digunakan untuk menghasilkan manfaat
pendapatan disebut beban. Oleh karenanya Setiap periode, beban tersebut
dikurangkan dari pendapatan pada laporan Laba Rugi. Kerugian adalah biaya
yang kedaluarsa tanpa menghasilkan manfaat pendapatan pada satu periode.
Misalnya Persediaan yang rusak akibat kebakaran dan tidak diasuransikan dapat
diklasifikasikan sebagai kerugian dalam Laporan Laba Rugi. Sementara Biaya
yang tidak kedaluarsa dalam suatu periode tertentu dikelompokkan sebagai
aktiva dan muncul pada Neraca. Misalnya Mesin dan komputer adalah contoh
aktiva yang berumur lebih dari satu periode. Prinsip utama dalam pembedaan
antara biaya sebagai beban atau sebagai aktiva adalah soal penentuan waktu,
yakni apakah biaya tersebut digunakan dalam satu periode atau lebih dari satu
periode.

BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA NON PRODUKSI


Salah satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah perhitungan harga
pokok produk untuk kepentingan pelaporan keuangan eksternal. Oleh
karenanya, kesepakatan eksternal mengharuskan biaya diklasifikasikan
berdasarkan funsionalnya yakni biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya
produksi adalah biaya yang berhubungan dengan produksi barang atau
penyediaan jasa. Biaya non produksi adalah biaya yang berhubungan dengan
fungsi penjualan dan administrasi. Untuk produksi barang berwujud, biaya
produksi dan biaya non produksi sering mengacu pada istilah biaya manufaktur
dan biaya non manufaktur.

Pengertian Biaya Produksi


Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama proses
manufakturing atau pengelolaan dengan tujuan menghasilkan produk yang siap
dipasarkan. Perhitungan biaya produksi ini akan dilakukan mulai dari awal
pengolahan, hingga barang jadi atau setengah jadi.
Biaya produksi selanjutnya diklasifikasikan menjadi tiga elemen yakni biaya
bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Tiga
elemen biaya tersebut lah yang dapat dibebankan pada produk untuk
kepentingan laporan keuangan eksternal.
Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya Bahan Baku Langsung adalah biaya bahan baku yang dapat ditelusuri
pada barang dan jasa yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan kategori ini
dapat secara langsung dikenakan pada produk karena pengamatan secara fisik
dapat digunakan untuk mengukur jumlah yang dikonsumsi oleh tiap produk..
Contoh Bahan baku langsung antara lain. Tepung terigu pada roti, pisang pada
pisang goreng. Kain kafan untuk jasa penguburan, kawat untuk koreksi gigi, dll.
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri
pada barang atau penyediaan jasa yang dihasilkan. Pengamatan fisik dapat
digunakan untuk mengukur jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
memproduksi barang berwujud atau penyediaan jasa.. Contoh dari tenaga kerja
langsung ini misalnya, juru masak pada rumah makan, juru parkir pada
pelayanan parkir, teller pada bank, sopir pada transjogja dll.
Biaya Overhead
Biaya Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung. Banyak masukan yang diperlukan untuk memproduksi
barang atau penyediaan jasa selain bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung. Perlu diingat dari komponen biaya tenaga kerja langsung, hanya
biaya lembur yang dikategorikan dalam biaya overhead.
Biaya Non Produksi
Biaya Penjualan dan Administrasi
Biaya Penjualan adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan dan
mendistribusikan barang atau ajasa. Biaya tersebut sering mengacu pada biaya
mendapatkan pesanan/ pelanggan dan memenuhi pesanan/ pelanggan.
Misalnya gaji tenaga penjual, iklan, pergudangan, pelayanan, pengiriman dll.
Biaya Administrasi adalah semua biaya yang berhubungan dengan administrasi
umum organisasi yang tidak dapat diestimasi secara tepat baik untuk
pemasaran ataupun produksi. Contoh biaya administrasi adalah gaji
manajemen puncak, biaya administrasi, pencetakan laporan tahunan, akuntansi
umum, penelitian dan pengembangan dll. Biaya Penjualan/ pemasaran dan
Administrasi adalah biaya yang tidak dapat disimpan atau disebut biaya
periode. Biaya periode yang tidak dapat disimpan dibebankan pada periode
dimana biaya tersebut terjadi. Oleh karena itu tidak satupun dari biaya ini
tampak sebagai persediaan yang dilaporkan pada neraca.

Jenis-jenis biaya produksi


Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya variabel adalah pengeluaran yang jumlahnya tidak akan mengalami
perubahan, meskipun volume produksi barang mengalami peningkatan maupun
penurunan. Jenis biaya yang satu ini mempunyai sifat pasti, sehingga bisa
dianggarkan secara tepat.
Biaya Variabel (Variabel Cost)
Jenis pengeluaran produksi perusahaan berikutnya adalah biaya variabel yang
besarnya bergantung pada output. Apabila produksi barang semakin tinggi,
maka biaya variabel juga akan mengalami peningkatan
Biaya Rata-Rata (Average Cost)
Average cost merupakan biaya per unit yang akan didapatkan dengan cara
membagi total pengeluaran dengan jumlah output produksi. Biaya rata-rata ini
dibutuhkan oleh perusahaan untuk menentukan keputusan produksi
kedepannya.
Biaya Marginal
Biaya marginal bisa disebut juga sebagai pengeluaran tambahan yang akan
digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan produksi. Perusahaan bisa
mengetahui jumlah output maksimal yang bisa didapatkan selama proses
produksi dengan menambahkan biaya margina
Biaya Total
Jenis pengeluaran produksi terakhir adalah biaya total yang diperoleh dari
penggabungan variabel dan fixed cost. Biaya total ini akan menjadi informasi
mengenai jumlah total pengeluaran yang terjadi selama proses produksi.
Biaya total ini baru bisa diperhitungkan ketika perusahaan sudah memiliki
output berupa barang jadi yang siap untuk dijual. Perhitungan biaya total ini
harus dilakukan setiap periode produksi terselesaikan agar bisa segera
dilaporkan.
Contoh Biaya Produksi
Biaya produksi diperhitungkan selama proses pengolahan produk dalam suatu
bisnis pada perusahaan manufaktur. Salah satu contoh yang akan dibahas kali
ini adalah pada perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang makanan
dimana hasil outputnya adalah mie.
Dalam hal ini Perusahaan Makanan Sehat memproduksi mie kuning yang siap
masak dengan output barang jadi sebesar 4.000 pack selama satu bulan.
Berikut adalah rincian biaya produksi mie kuning tersebut selama satu bulan.
Biaya pembelian Bahan Baku = Rp. 11.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp. 3.500.000
Biaya Upah Satpam Pabrik = Rp. 2.000.000 (hanya selama proses produksi)
Biaya Sewa Pabrik = Rp. 1.500.000
Total biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan 4.000 pak mie
kuning adalah Rp.18.000.000. Dari total pengeluaran tersebut dapat ditentukan
biaya produksi per unit dengan cara membagi total biayanya ke total jumlah
produk. Perhitungannya adalah Rp. 18.000.000 : 4.000 = Rp. 4.500.
Selanjutnya, perusahaan bisa menetapkan harga jual dengan cara
memperhitungkan biaya produksi per unit ditambah dengan persentase
keuntungan.
Pada produk mie kuning ini, persentase keuntungan yang digunakan adalah
40% dari biaya produksi. Jadi, perhitungan harga jual per unitnya adalah
Rp.4500 + (40% x Rp.4500) = Rp. 6.300
Perusahaan akan bisa menentukan harga jual dengan lebih tepat dengan
mengetahui total biaya produksi. Di samping itu, informasi biaya ini juga
berguna bagi perusahaan untuk meminimalisir potensi resiko selama proses
produksi berlangsung.

Pengertian BEP (Break Even Point) Secara Umum


BEP adalah titik keseimbangan hasil dari pendapatan dan modal yang
dikeluarkan, sehingga tidak terjadi kerugian atau keuntungan.
Total keuntungan dan kerugian yang dihasilkan pada posisi 0 (titik break even
point) dapat diartikan bahwa di titik ini perusahaan tidak mengalami kerugian
atau keuntungan.
Break Even Point adalah operasional perusahaan menggunakan biaya tetap
(fixed cost dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan
biaya variabel (variable cost).
Jika suatu perusahaan mengalami kerugian, hal ini terjadi ketika penjualan
hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap.
Begitu juga sebaliknya, ketika perusahaan memperoleh profit atau keuntungan
maka penjualan ini melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus
dikeluarkan perusaha

Cara Menghitung BEP Unit dan Rupiah

RANGKUMAN
Perencanaan produksi
Secara umum, perencanaan produksi adalah serangkaian aktivitas untuk
merancang strategi produksi barang atau jasa. Rangkaian aktivitas tersebut
mulai dari memikirkan bentuk barang, ukuran, jumlah, hingga jenis barang
yang akan diproduksi.
Tujuan Perencanaan Produksi
 Mempergunakan bahan, alat, dan sumber daya produksi secara efisien.
 Meminimalisir kelebihan pembelian bahan baku produksi.
 Menghemat waktu karyawan untuk menjadi lebih efektif.
Tahapan dalam perencanaan produksi
1. Routing
2. Scheduling
3. Dispatching
4. Follow-up
Jenis-jenis perencanaan produksi
1. Metode pekerjaan
2. Metode batch
3. Metode aliran
4. Metode proses
5. Metode produksi masal

Proses Desain Produk


1. Menetapkan visi produk
2. Mengadakan riset produk
3. Brainstorming dan membuat ide
4. Pembuatan prototipe
5. Tes pasar dan validasi
6. Peluncura.
7. Aktivitas setelah peluncuran

Jenis Desain Produk


1. System design
2. Process design
3. Interface design
Pengertian Biaya
Biaya adalah kas atau nilai yang setara kas yang dikorbankan untuk produk
yang diharapkan dapat membawa keuntungan masa kini dan masa yang akan
datang bagi organisasi

BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA NON PRODUKSI


Biaya Produksi
Biaya produksi selanjutnya diklasifikasikan menjadi tiga elemen yakni biaya
bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Tiga
elemen biaya tersebut lah yang dapat dibebankan pada produk untuk
kepentingan laporan keuangan eksternal.
Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya Bahan Baku Langsung adalah biaya bahan baku yang dapat ditelusuri
pada barang dan jasa yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan kategori ini
dapat secara langsung dikenakan pada produk karena pengamatan secara fisik
dapat digunakan untuk mengukur jumlah yang dikonsumsi oleh tiap produk..
Contoh Bahan baku langsung antara lain. Tepung terigu pada roti, pisang pada
pisang goreng. Kain kafan untuk jasa penguburan, kawat untuk koreksi gigi, dll.

Biaya Tenaga Kerja Langsung


Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri
pada barang atau penyediaan jasa yang dihasilkan. Pengamatan fisik dapat
digunakan untuk mengukur jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
memproduksi barang berwujud atau penyediaan jasa.. Contoh dari tenaga kerja
langsung ini misalnya, juru masak pada rumah makan, juru parkir pada
pelayanan parkir, teller pada bank, sopir pada transjogja dll.
Biaya Overhead
Biaya Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung. Banyak masukan yang diperlukan untuk memproduksi
barang atau penyediaan jasa selain bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung. Perlu diingat dari komponen biaya tenaga kerja langsung, hanya
biaya lembur yang dikategorikan dalam biaya overhead.

Biaya Non Produksi


Biaya Penjualan dan Administrasi
Biaya Penjualan adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan dan
mendistribusikan barang atau ajasa.
Jenis-jenis biaya produksi
Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya Variabel (Variabel Cost)
Biaya Rata-rata (Average Cost)
Biaya Marginal
Biaya Total

Anda mungkin juga menyukai