Anda di halaman 1dari 11

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG KANKER PARU

Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dewasa Sistem


Kardiovaskular,Respirasi dan Hematologi

DOSEN PENGAMPU:

Ns.Nurpratiwi , M.Kep

DISUSUN OLEH :

Erma Wahyu Astuti 821221027


Florence 821221032
Lili Susilawati 821221052
Ninda Maudina 821221072
Rizal 821221088
Rusnah 821221089
Siti Suryati 821221097

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN YARSI PONTIANAK

2023
FORMULIR SAP

Pokok Bahasan : Pentingnya Mengetahui Kanker Paru

Sub Pokok Bahasan : Memahami mengenai penyakit kanker paru

Sasaran : Mahasiswa Stikes Yarsi Pontianak


Hari, tanggal : Selasa,26 September 2023
Waktu : 10.00-11.00
Tempat : Aula Stikes Yarsi Pontianak

A. Latar Belakang
Penelitian World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa kanker paru-paru
adalah salah satu jenis kanker yang paling sering menyerang laki-laki di Indonesia.
Berdasarkan data Globocan atau International Agency for Research on Cancer (IARC)
tahun 2012, di Indonesia terdapat 25.322 kasus kanker paru-paru pada pria dan 9.374
kasus pada wanita. Hasil penelitian di 100 rumah sakit di Jakarta menunjukkan bahwa
kanker paru merupakan kasus kanker terbanyak pada laki-laki dan nomor empat terbanyak
pada wanita. Angka kejadian kanker paru cukup rendah pada usia di bawah 40 tahun dan
semakin meningkat hingga usia 70 tahun (sholastica, 2019).
Kanker paru merupakan penyakit yang perlu pengobatan dan tindakan yang cepat dan
terarah. Pemeriksaannya pun membutuhkan keterampilan dan sarana yang tidak
sederhana. Dalam pengobatannya, kanker paru merupakan penyakit yang membutuhkan
pendekatan multidisiplin. Pengobatan atau penatalaksanaan penyakit ini sangat bergantung
pada diagnosis dini kanker. Penemuan kanker paru pada stadium dini akan sangat
membantu penderita, dan penemuan diagnosis dalam waktu yang lebih cepat
memungkinkan penderita memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dalam perjalanan
penyakitnya meskipun tidak dapat menyembuhkannya. Dalam beberapa kasusm penderita
kanker paru membutuhkan penanganan sesegera mungkin meski diagnosis pasti belum
dapat ditegakkan (sholastica, 2019).
Penyakit yang berkembang saat ini salah satunya adalah kanker paru-paru. Prevalensi
kasus kematian akibat penyakit kanker paru-paru di Indonesia meningkat hingga 8,8
persen atau 34.783 kasus baru termasuk mortalitas yang disebabkan oleh jenis kanker paru
(Globocan, 2020). Kanker paru-paru adalah semua penyakit keganasan di paru-paru,
mencakup keganasan yang berasal dari paru-paru itu sendiri (primer) atau tumor ganas
yang berasal dari epitel bronkus (karsinoma bronkus). Kanker paruparu menjadi penyebab
sekitar 11 persen atau 2.206.771 kasus baru kanker dan kematian akibat kanker nomor satu
di dunia dan di Indonesia (Sains Kes. 2023).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penyusunan SAP kelompok yaitu untuk menjelaskan
kepada

pembaca terkait Kanker Paru

2. Tujuan khusus
a. Menjelaskan kepada pembaca mengenai definisi Kanker Paru

b. Menjelaskan kepada pembaca etiologi yang dapat menyebabkan Kanker Paru

c. Menjelaskan kepada pembaca mengenai gejala dari Kanker Paru

d. Menjelaskan kepada pembaca mengenai patofisologi dari Kanker Paru

e. Menjelaskan kepada pembaca mengenai Komplikasi Kanker Paru

f. Menjelaskan kepada pembaca mengenai Penatalaksanaan Kanker Paru

C. Sub Materi
1. Pengertian Kanker Paru

2. Etiologi Kanker Paru

3. Patofisiologi Kanker Paru

4. Manifestasi Klinis Kanker Paru

5. Komplikasi Kanker Paru

6. Penatalaksanaan kanker paru

D. Metode Pendidikan Kesehatan : Ceramah dan Tanya Jawab


E. Strategi Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan Waktu


1 ORIENTASI 1. Memberikan salam 5 menit

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan penyuluhan

4. Menyampaikan kontrak waktu penyuluhan

2 INTERAKSI 1. Menjelaskan materi penyuluhan yang 45 menit


disampaikan, terkait:

a. Pengertian Kanker Paru

b. Etiologi Kanker Paru

c. Patofisiologi Kanker Paru

d. Gejala Kanker Paru

e. Komplikasi Kanker Paru

f. Penatalaksanaan Kanker Paru

g. Memberikan sesi tanya jawab

3 TERMINASI 1. Melakukan evaluasi terkait penyuluhan 10 menit

kepada audience

2. Pemberian reward kepada audience

3. Menutup pertemuan dan mengucapkan salam


F. Pengaturan Tempat

audience audience audience audience audience

audience audience audience audience audience

G. Pengorganisasian
1. Ketua Pendidikan Kesehatan : Rizal
2. Moderator : Erma Wahyu Astuti
3. Fasilitator : Florence, Lili Susilawati, Ninda Maudina, Rizal, Rusnah, Siti Suryati
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur

a. Mahasiswa hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan dan


diinformasikan

b. Tempat penyuluhan diadakan di Aula Stikes Yarsi Pontianak

c. Penyusunan acara penyuluhan telah dirapatkan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

a. Mahasiswa antusias terhadap materi penyuluhan

b. Tidak terdapat Mahasiswa yang keluar dari tempat penyuluhan selama proses
berlangsung
c. Mahasiswa dapat memberikan pertanyaan serta menjawab kembali pertanyaan yang
diberikan

d. Penyulusan dilaksanakan sesuai waktu dan materi yang telah ditentukan

3. Evaluasi Hasil

a. Mahasiswa dapat menjelaskan apa itu Kanker Paru

b. Mahasiswa dapat menyebutkan penyebab Kanker Paru

c. Mahasiswa dapat menyebutkan gejala Kanker Paru

d. Mahasiswa dapat menjelaskan Patofisiologi gejala Kanker Paru

e. Mahasiswa mampu menjelaskan dan menyebutkan Komplikasi Kanker Paru.

I. Materi
1. Pengertian Kanker Paru

Karsinoma bronkogenik atau kanker paru adalah tumor maligna yang timbul
dari epitelium bronkial. Kemungkinan survive bagi klien yang menderita penyakit ini
sangat rendah, karena kanker bisa menyebar ke limfatik regional ketika terdiagnosis.
Empat sel utama dari kanker paru adalah karsinoma epidermoid (sel skuamosa),
karsinoma sel kecil (sel oat), adenokarsinoma dan karsinoma sel besar. Banyak tumor
yang mengandung lebih dari satu tipe sel, pendekatan pengobatan dilakukan berdasarkan
tipe selnya. Tahapan penyebaran tumor mengacu pada luasnya tumor berdasarkan
anatomi, penyebaran pada nodus limfe regional, dan metastasis ke organ lain. Prognosis
lebih baik pada karsinoma epidermoid dan adenokarsinoma (sholastica, 2019)
Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru,
mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar paru
(metastasis tumor di paru). Dalam pedoman penatalaksanaan ini yang dimaksud dengan
kanker paru ialah kanker paru primer, yakni tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus
atau karsinoma bronkus (bronchogenic carcinoma). Menurut konsep masa kini kanker
adalah penyakit gen. Sebuah sel normal dapat menjadi sel kanker apabila oleh berbagai
sebab terjadi ketidakseimbangan antara fungsi onkogen dengan gen tumor supresor
dalam proses tumbuh dan kembangnya sebuah sel (sholastica, 2019).
Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan
yang berasal dari paru sendiri (primer). Dalam pengertian klinik yang dimaksud dengan
kanker paru primer adalah tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus (karsinoma
bronkus/bronchogenic carcinoma) (Kemenkes RI, 2017).
Kanker paru adalah keganasan yang berasal dari luar paru maupun yang
berasal dari paru sendiri (primer), dimana kelainan dapat disebabkan oleh kumpulan
perubahan genetika pada sel epitel saluran nafas yang dapat mengakibatkan proliferasi
sel yang tidak dapat dikendalikan. (Purba & Wibisono, 2015),

2. Etiologi Kanker Paru

Seperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari kanker paru
belum diketahui, tapi merokok dan paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang
bersifat karsinogenik merupakan faktor resiko utama. Rokok adalah penyebab terbesar
kanker paru-paru, baik pada perokok aktif maupun pada orang yang terpapar asap rokok.
Namun, kanker paru-paru juga terjadi pada orang yang tidak pernah merokok dan pada
mereka yang tidak pernah terkena asap rokok berkepanjangan. Dalam kasus ini, tidak ada
penyebab kanker paru yang jelas. 202 Merokok menyebabkan kanker paru-paru dengan
merusak sel-sel yang melapisi paruparu. Saat seseorang menghirup asap rokok yang
bersifat karsinogenik, akan terjadi perubahan struktur sel pada paru-paru dan jalan napas.
Pada awalnya, tubuh mungkin dapat memperbaiki kerusakan ini. Akan tetapi, dengan
paparan berulang, sel-sel normal yang melapisi paru-paru semakin rusak. Seiring waktu,
kerusakan menyebabkan sel melakukan metaplasia dan akhirnya menimbulkan kanker.

a. Perokok aktif dan pasif Sekitar 80-90 persen kasus kanker paru-paru disebabkan
oleh kebiasaan merokok. Maka para perokok aktif menjadi kelompok yang paling
berisiko. Rokok mengandung 60 zat beracun yang dapat memicu perkembangan
kanker. Pada awalnya, kerusakan yang terjadi pada paru-paru masih dapat
diperbaiki oleh tubuh. Pengulangan dan keberlanjutan dari merokok
menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru terus bertambah. Kerusakan
inilah yang mengakibatkan sel-sel bereaksi secara tidak normal hingga akhirnya
muncul sel kanker. Tingginya angka merokok pada masyarakat akan menjadikan
kanker paru sebagai salah satu masalah kesehatan di Indonesia, seperti masalah
keganasan lainnya. Sementara itu, perokok pasif adalah orang yang terkena
pajanan asap rokok tapi tidak merokok secara langsung. Meski tidak merokok
secara langsung, perokok pasif tetap berisiko terkena kanker paru-paru. Risiko
perokok pasif terkena kanker paru-paru meningkat setidaknya 20 persen
dibandingkan orang yang tidak terkena pajanan asap rokok(scholastica,2019).
b. Polusi Udara Salah satu penyebab kanker paru-paru adalah polusi udara. Risiko
terkena kanker paru-paru akan meningkat jika kita terkena pajanan polusi udara
contohnya dari asap kendaraan atau asap pabrik. Sekitar satu dari 100 kematian
karena kanker paru-paru diakibatkan oleh tingkat polusi yang tinggi. Menghirup
asap pembuangan dari kendaraan maupun pabrik bisa memiliki dampak yang
sama seperti merokok pasif(scholastica,2019)
c. Pajanan di Tempat Kerja Beberapa pekerjaan kemungkinan berhubungan dengan
meningkatnya risiko terkena kanker paru-paru. Pegawai yang terkena pajanan
beberapa senyawa kimia yang bersifat karsinogenik, seperti asbes, nikel, batu
bara, silika, dan arsenik memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita kanker paru-
paru (scholastica,2019).
d. Pajanan Radiasi Radon adalah gas radioaktif yang muncul secara alami, dan
merupakan bagian dari udara yang kita hirup. Radon berasal dari batuan dan
tanah dalam jumlah yang sangat kecil. Gas radon ini bisa berpindah tempat
melalui tanah. Gas ini akan masuk ke dalam rumah melalui celah-celah fondasi,
pipa, saluran air atau lubang terbuka lainnya. Gas ini bisa diuji dengan alat
pengujian sederhana, karena gas radon bersifat tidak kasat mata dan tidak berbau.
Jika dihirup, gas radon dapat merusak paru-paru, terutama bagi seorang
perokok(scholastica,2019).
3. Patofisiologi Kanker Paru
Kanker paru bisa terjadi karena adanya kerusakan jaringan sel epitel bronkial
yang bermutasi di setiap waktu menjadi neoplastik. Sel epitel bronkial yang abnomalitas
genetik pada umumnya akan terlihat seperti pada kromosom 3 dengan kehilangan materi
genetik. Gangguan pada gen tersebut akibat penekanan tumor dapat terlihat juga pada
beberapa jenis kanker paru. Radon yang terbentuk seperti radium, beberapa elemen yang
terdapat pada kulit bumi hancur. Radon yang timbul cenderung terdapat pada ruang
tertutup ketika sirkulasi udara sangat buruk (Komite Penanggulangan Kanker Nasional,
2015). Kanker paru dimulai dari aktivitas onkogen dan inaktivasi gen supresor tumor.
Onkogen merupakan gen yang membantu sel-sel tumbuh dan membelah, serta diyakini
sebagai salah satu penyebab kanker paru. Proto-onkogen akan berubah menjadi onkogen
jika terpapar karsinogen yang spesifik. Sedangkan inaktivasi gen supresor tumor
disebabkan oleh rusaknya kromosom sehingga menghilangkan keberagaman heterezigot.
Zat karsinogen merupakan zat yang dapat merusak jaringan tubuh apabila mengenai sel
neuroendokrin yang menyebabkan proses pembentukan Small Cell Lung Cancer dan
apabila mengenai sel epitel maka akan menyebabkan proses pembentukan Non Small
Cell Lung Cancer (Wakelee et al., 2015).

4. Manifestasi Klinis Kanker Paru

Manifestasi klinis kanker paru tidak khas tetapi batuk, sesak napas, atau nyeri
dada (gejal respirasi) yang sering muncul paling lama atau tidak kunjung sembuh dengan
pengobatan biasa pada kelompok risiko sehingga perlu dilakukan tindakan lanjut untuk
prosedur diagnosis kanker paru. Gejala yang berkaitan dengan pertumbuhan tumor
secara langsung seperti batuk, hemoptysis, nyeri dada dan sesak napas/stridor. Batuk
merupakan gejala yang sering timbul sekitar 60-70% papa penyakit kanker paru (M.
Farhan Irhamsyah H. Tahir, 2022).Keluhan yang didapatkan pada penyakit kanker paru
adalah suara serak yang menandakan telah terjadi kelumpuhan saraf atau gangguan pada
pita suara. Gejala yang ditemukan ini kadang menyertai penurunan berat badan dalam
waktu yang singkat, nafsu makan menurun, dan demam hilang timbul. Bisa sampai
mengalami KANKER PARU-PARU 11 gangguan pada sistem neurologis seperti sakit
kepala, lemah/parese. Hal ini sering terjadi jika telah terjadi penyebaran ke otak atau
tulang belakang. Nyeri tulang belakang sering menjadi gejala awal pada kanker paru
yang telah menyebar ke bagian tulang. Terdapat juga gejala lain seperti gejala
paraneoplastik yang mengalami nyeri dibagian musculoskeletal, hematologi, vaskuler,
dan neurologi. Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik, maka tanda yang dapat ditemukan
pada kanker paru dapat bervariasi tergantung pada letak, besar tumor, dan
penyebarannya. gejala lain yang ditemukan ketika dilakukan pemeriksaan fisik adalah
benjolan pada leher, ketiak atau dinding dada, tanda pembesaran pada hepar atau tanda
asites, dan nyeri ketok di tulang (Wakelee et al., 2015).

5. Komplikasi Kanker Paru


Komplikasi Komplikasi potensial kanker paru adalah sindrom vena kava
superior, obstruksi sebagian atau menyeluruh vena kava superior. Komplikasi ini terjadi
ketika tumor melibatkan mediastinum superior atau nodus limfe mediastinal. Aliran vena
yang mengalami obstruksi dari kepala dan leher menghasilkan gejala sindrom vena kava
superior seperti edema pada leher dan wajah, sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan,
dan sinkope). Kanker paru dapat juga menghasilkan faktor prokoagulasi, meningkatnya
risiko thrombosis vena, mengalami emboli paru, dan mengalami endocarditis trombotik.
Komplikasi kanker paru juga mengalami gejala neuromuscular seperti kelemahan otot,
dan keletihan ekstremitas akan menjadi indikasi pertama penyakit kanker paru (Komite
Penanggulangan Kanker Nasional, 2015). Beberapa komplikasi kanker paru berikut ini
yang perlu diperhatikan dan harus di waspadai seperti nyeri pada tulang rusuk atau otot
dada, efusi pleura yang terjadi penumpukan cairan di sekitar paru-paru (nyeri pada saat
bernafas, batuk, demam, dan sesak napas), pneumonia, hemoptisis (batuk berdarah)
akibat pendarahan si saluran udara, neuropati yang memiliki gejala seperti mati rasa dan
kelemahan, komplikasi jantung ini tumor akan KANKER PARU-PARU 12 tumbuh di
dekat jantung bisa menekan atau menyumbat pembuluh darah dan arteri sehinga memicu
pembengkakan di bagian atas tubuh seperti dada, leher, dan wajah (Yuliana Rifai, 2020).
1) Status asmatikus : suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang
berat bersifat refractor terhadap pengobatan yang lazim dipakai
2) Ateletaksis : ketidakmampuan paru berkembang dan mengempis
3) Hipoksemia
4) Pneumothoraks
5) Emfisema
6) Deformitas Thoraks
7) Gagal nafas
6. Penatalaksanaan Kanker Paru
Penatalaksanaan Kanker Paru-Paru Menurut Komite Penanggulangan Kanker Nasional
(2018),tatalaksana kanker paru-paru terbagi menjadi dua yaitu:
a. Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil (KPKBSK)
1) Bedah
Modalitas ini adalah terapi utama utama untuk sebagian besar KPBSK, terutama
stadium I-II dan stadium IIIA yang masih dapat direseksi setelah kemoterapi
neoadjuvan. Jenis pembedahan yang dapat dilakukan adalah lobektomi,
segmentektomi dan reseksi sublobaris. Pilihan utama adalah lobektomi yang
menghasilkan angka kehidupan yang paling tinggi. Namun, pada pasien dengan
komorbiditas kardiovaskular atau kapasitas paru yang lebih rendah, pembedahan
segmentektomi dan reseksi sublobaris paru dilakukan.
2) Radioterapi
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam tatalaksana kanker
paru. Radioterapi dalam tatalaksana Kanker Paru Bukan Sel Kecil (KPKBSK)
dapat berperan di semua stadium KPKBSK sebagai terapi kuratif definitif, kuratif
neoajuvan atau ajuvan maupun paliatif.

3) Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan sebagai modalitas neoadjuvant pada stadium dini,
atau sebagai adjuvant pasca pembedahan. Terapi adjuvant dapat diberikan pada
KPKBSK stadium IIA, IIB dan IIIA. Pada KPKBSK stadium lanjut, kemoterapi
dapat diberikan dengan tujuan pengobatan jika tampilan umum pasien baik
(Karnofsky >60; WHO 0-2). Namun, guna kemoterapi terbesar adalah sebagai
terapi paliatif pada pasien dengan stadium lanjut.
b. Kanker Paru jenis Karsinoma Sel Kecil (KPKSK)
Secara umum, jenis kanker paru ini dapat dibagi menjadi dua kelompok:
1) Stadiumterbatas
Pilihan modalitas terapi pada stadium ini adalah kombinasi dari kemoterapi
berbasis-platinum dan terapi radiasi toraks. Kemoterapi dilakukan paling banyak
4-6 siklus, dengan peningkatan toksisitas yang signifikan jika diberikan lebih dari
6 siklus.
2) Stadium lanjut
Pilihan utama modalitas terapi stadium ini adalah kemoterapi kombinasi.
Regimen kemoterapi yang dapat digunakan pada stadium ini adalah:
sisplatin/karboplatin dengan etoposid (pilihan utama), atau sisplatin/karboplatin
dengan irinotekan. Pilihan lain adalah radiasi paliatif pada lesi primer dan lesi
metastasis.
7. Lampiran Media

Anda mungkin juga menyukai