Anda di halaman 1dari 3

Nama : Murniati.

NIM : 210101501004

Kelas : A2

Masalah 1 (Pecahan) :

Dalam matematika kita kenal istilah konsep. Menurut Budiono Konsep matematika adalah segala
sesuatu yang berwujud pengertian-pengertian, ciri khusus, hakikat dan isi dari materi
matematika Budiono. Namun kenyataan di lapangan saat ini terdapat cukup banyak guru yang
kesulitan dan tidak paham bagaimana cara untuk menyampaikan materi matematika yang dapat
dipahami oleh siswa dan sesuai konsep. Akibatnya, banyak diantara siswa yang mengerjakan
soal tidak sesuai dengan konsep yang seharusnya karena salah memahami atau bahkan tidak
paham dengan materi yang disampaikan oleh guru. Misalnya dalam materi operasi pembagian
dalam bilangan pecahan jika diberikan soal

3
2⁄ =?
1
2

Jika diberikan cara penyelesaian menggunakan konsep teori mengubahnya kedalam bentuk
konsep perkalian pecahan yaitu :

𝑎
𝑎 𝑑
𝑏⁄
𝑐 =𝑏×𝑐
𝑑

soal semacam ini mungkin dapat diselesaikan oleh peserta didik sebab memiliki bentuk soal
yang sama persis dengan rumus yang diberikan akan tetapi, jika bentuk soalnya di modifikasi
3⁄
2
sedikit menjadi =? Hal ini akan menimbulkan kebingungan kepada siswa sebab bentuk soal
2

yang diberikan berbeda dengan bentuk soal yang ada pada rumus yang sebelumnya telah
diberikan. Hal ini menyebabkan kekeliruan siswa dalam penyelesaiannya sebab kesulitan untuk
menerapkannya kembali ke dalam konsep perkalian pecahan yang sebelumnya telah dilakukan
3⁄ 3⁄
2
sebab memiliki jumlah elemen yang berbeda. Beberapa siswa mengubahnya menjadi = 2⁄2
2 2

dan kemudian diubah ke dalam konsep perkalian pecahan dan beberapa siswa yang lain
3⁄ 3
2
mengubahnya menjadi = 2⁄ yang jelas telah mengubah bentuk soal. Semua hal ini terjadi
2 2
2
jelas karena siswa tidak memahami konsep dasar pecahan bahwasanya 2 itu sama dengan 1

sehingga dapat dikerjakan sesuai dengan konsep yang telah diberikan sebelumnya.

Masalah 2 (pembagian) :

Seringkali guru beranggapan bahwa lebih mudah untuk mengajarkan matematika kepada siswa
bila menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa tanpa memperhatikan bahwa
penjelasan tersebut bisa saja melenceng dari konsep yang seharusnya dan tidak berpikir bahwa
siswa mungkin saja dapat salah mengartikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Misalkan
diberikan soal 32: 8 biasanya untuk memudahkan siswa agar cepat paham maka guru
menggunakan kalimat “8 dikali berapa yang hasilnya sama dengan 32?”, siswa yang hafal
perkalian tentunya akan menjawab delapan dikali empat. Kalimat ini tidak salah akan tetapi,
konsep ini tentunya tidak berlaku bagi pembagian bersisa misalnya jika diberikan soal 26: 3
jika digunakan konsep yang sama dengan sebelumnya tentunya akan digunakan kalimat “3 dikali
berapa yang hasilnya sama dengan 26?” Bahkan siswa yang hafal perkalian juga akan
kebingungan untuk menjawabnya sehingga guru akan membuat penjelasan cara lain yang hampir
serupa untuk menyelesaikannya yaitu “3 dikali berapa yang hasilnya mendekati angka 26?” para
siswa mungkin akan terbagi menjadi 2 golongan jawaban ada yang menjawab 7 dan ada yang
menjawab 8, sebab kedua angka tersebut mendekati 26 sesuai bahasa yang disampaikaan guru
tetapi tentu saja tidak semua jawabannya benar, bagi siswa yang menjawab 8 dan ditanya berapa
sisanya yaitu 2 jawaban ini boleh saja benar, tetapi bagaimana dengan siswa yang menjawab 7
jika ditanya sisanya maka akan diperoleh sisa 5, jawaban ini salah walaupun telah sesuai dengan
konsep cara lain yang telah diajarkan oleh guru tersebut. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa
yang menyebabkan siswa salah dalam menyelesaikan soal pembagian tersebut adalah pemberian
konsep awal yang salah.
Masalah 3 (perkalian bersusun):

Dalam perkalian bersusun terdapat dua konsep yang terkandung didalamnya yaitu konsep nilai
tempat dan juga konsep perkalian. Dalam perkalian bersusun umumnya kesalahan yang sering
terjadi adalah kesalahan konsep perkalian atau kesalahan konsep nilai tempat. Contoh :

212
23 ×
636
424
1060 +
yang mana seharusnya
212
23 ×
636
424
4876 +
Terlihat bahwa kesalahan tersebut berada pada kekeliruan dalam penempatan konsep nilai tempat
yang seharusnya angka 4 disejajarkan dengan angka 3 yang mana keduanya merupakan hasil
perkalian dari bilangan satuan dan puluhan. Hal inilah yang menjadi letak kesalahan siswa sebab
tidak memahami bagaimana konsep peletakan nilai tempat dalam perkalian berusun. Kesaalahan
dalam memahami konsep peletakan nilai tempat dalam perkalian berususn ini umumnya
disebabkan karena siswa menggunakan pemahaman mereka sendiri dalam mengerjakan soal
disebabkan oleh kurang memahami atau miskonsepsi terhadap penjelasan dari guru.

Anda mungkin juga menyukai