Tinjauan Pustaka
2.1 pengertian sekolah
Suatu lembaga atau bangunan untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk
menerima dan memberi pelajaran ( menurut tingkatannya, sekolah dibagi
menjadi : Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah
Atas)
Sekolah merupakan satuan pendidikan yang merupakan bagian dari jalur formal
yang berjenjang dan berkesinambungan. Adapun jenjang sekolah terdiri dari :
Pendidikan Pra Sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama,
Sekolah Menengah Umum dan Perguruan Tinggi.
Bangunan atau lembaga untuk belajar mengajar serta tempat untuk menerima dan
memberi pelajaran menurut tingkatannya. (dasar-lanjutan-tinggi).
1. Peter Buchanan (1983) Mendefinisikan regionalisme adalah kesadaran diri yang terus
menerus, atau pencapaian kembali, dari identitas atau simbolik. Berdasarkan atas
situasi khusus dan mistik budaya lokal, regionalisme merupakan gaya bahasa menuju
kekuatan nasional dan umum arsitektur modern, seperti budaya lokal itu sendiri,
regionalisme lebih sedikit diperhatikan dengan hasil secara abstrak dan nasional, lebih
kepada penampakan fisik yang lebih dalam nuansa pengalaman hidup.
3. Tan Hock Beng (1994) Menyatakan bahwa regionalisme didefinisikan sebagai suatu
kesadaran untuk membuka kekhasan tradisi dalam merespon terhadap empat dan
iklim, kemudian melahirkan identitas formal dan simbolik. Berdasarkan hal diatas
arsitektur regional oleh para arsitek diatas dapat disimpulkan sebuah definisi yang
lebih lengkap yang mana didefinisi ini dapat diterima untuk segala jaman, yaitu
definisi menurut Tan Hock Beng.
Berdasarkan Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007, standar sarana dan
prasarana untuk jenis pendidikan umum jenjang pendidikan dasar dan menengah mencakup
dua hal berikut.
Setiap SMP/MTs harus bisa digunakan untuk menampung dan melayani minimal 3
rombel dan maksimal 27 rombel.
Dalam satu kecamatan, minimal harus ada satu SMP/MTs.
Setiap SMP/MTs di lingkup kecamatan harus mampu menampung lulusan SD/MI di
kecamatan tersebut.
Setiap SMP/MTs harus bisa dijangkau maksimal 6 km dengan berjalan kaki dan jalan
tidak membahayakan.
Prasarana minimal yang harus ada di satu SMP/MTs adalah sebagai berikut.
Ruang kelas
Ruang perpustakaan
Laboratorium IPA
Ruang kepala sekolah
Ruang guru
Ruang tata usaha (TU)
Tempat ibadah
Ruang bimbingan dan konseling
Ruang UKS
Ruang kesiswaan
Kamar mandi meliputi jamban/toilet/WC
Gudang
Ruang sirkulasi
Tempat bermain/berolahraga
Sarana dan prasarana tiap SMA/MA harus mampu menampung dan melayani minimal
3 rombel dan maksimal 27 rombel.
Satu SMA/MA ditujukan bagi satu kecamatan.
Prasarana yang harus ada di tiap SMA/MA adalah sebagai berikut.
Ruang kelas
Ruang perpustakaan
Laboratorium biologi
Laboratorium fisika
Laboratorium kimia
Laboratorium IPA
Laboratorium komputer
Laboratorium bahasa
Ruang praktik gambar teknik
Kelompok ruang penunjang
Ruang kepala sekolah selaku pimpinan
Ruang guru
Ruang tata usaha
Tempat ibadah
Ruang bimbingan dan konseling
Ruang UKS
Ruang organisasi kesiswaan
Kamar mandi/jamban
Gudang
Ruang sirkulasi
Tempat olahraga
Kelompok ruang pembelajaran khusus yang disesuaikan dengan praktik program
keahlian yang ada.
2.5 Landasan Konseptual Konseptual
menyajikan analisis perancangan yang mencakup fungsi, internal, eksternal, gubahan bentuk,
struktur, utilitas. Sekolah Menengah Atas menerapkan nilai pendidikan dan pengajaran, fleksibel
antara siswa dan guru, dan kebebasan siswa dalam hal positif. Tiga nilai tersebut mengarah pada
aktivitas belajar mengajar, administrasi dan penunjang pelaku perancangan. Kegiatan belajar
mengajar terbagi menjadi 2 yaitu teori dan praktik. Aktivitas dari adminitrasi berhubungan dengan
pengurusan akademik, tata usaha dan umum. Fungsi penunjang berguna untuk mendukung aktivitas
utama dan administrasi. Fungsi servis bersifat umum namun sengaja difungsikan untuk kegiatan
penunjang. Penjabaran analisis fungsi perancangan disajikan pada