Modul 10. Kondisi Sistem Logistik Dan Transportasi Indonesia
Modul 10. Kondisi Sistem Logistik Dan Transportasi Indonesia
SUPPLY
CHAIN
MANAGEMENT
KONDISI SISTEM LOGISTIK DAN
TRANSPORTASI INDONESIA
10
Teknik Industri Teknik Industri 190561003 Setijadi, S.T., M.T., IPM.
Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan mengenai Kondisi Makro Mahasiswa memiliki
Indonesia, Kondisi Infrastruktur Logistik Indonesia, kemampuan untuk
Kualitas Infrastruktur Indonesia, Permasalahan Utama menjelaskan tentang Kondisi
Konektivitas, Faktor pada Sistem Transportasi dan Sistem Logistik dan
Logistik di Indonesia, serta Beberapa Isu Rencana Transportasi Indonesia.
Pembangunan Ekonomi dan Logistik Indonesia.
KONDISI SISTEM LOGISTIK DAN TRANSPORTASI INDONESIA
Kinerja sektor logistik suatu negara dibandingkan dengan sektor logistik di negara lain di
dunia dapat diidentifikasi dengan menggunakan Indeks Logistik Kinerja (LPI). LPI
adalah rata-rata tertimbang country skor pada enam dimensi kunci yang terdiri dari
efisiensi proses kliring, kualitas perdagangan dan transportasi infrastruktur terkait,
kemudahan mengatur pengiriman, kompetensi dan kualitas logistik jasa (kemampuan
untuk melacak kiriman dan ketepatan waktu pengiriman) dalam mencapai tujuan yang
diharapkan sesuai dengan waktu pengiriman.
Saat ini, tren yang sedang berkembang adalah kepastian (certainty), komparabilitas
(comparability), dan ukuran (measurability). Perkembangan sektor logistik Indonesia
memerlukan perlindungan hukum yang kuat. Sinkronisasi antara peraturan dan hukum di
Indonesia masih rendah, peraturan dan perundang-undangan harus disiapkan dalam
perspektif logistik sehingga tidak ada tumpang tindih dalam pelaksanannya dan sebagai
arahan yang jelas bagi pembangunan logistik dimasa depan.
Berfokus pada enam pendorong utama kinerja logistik Indonesia, langkah pertama yang
tepat adalah peningkatan Logistics Performance Index (LPI). Untuk meningkatkan LPI
perlu adanya perencanaan yang sistematis dan terintegrasi melibatkan para pihak terkait.
Ada empat cara untuk meningkatkan enam pendorong utama, ini adalah perbaikan
kebijakan (undang-undang dan peraturan), optimalisasi dan pemanfaatan investasi (untuk
infrastruktur dan teknologi informasi dan komunikasi), pengembangan dan pelatihan,
serta peluang usaha (untuk manajemen sumber daya manusia dan LSP) dan
pengembangan produksi juga marketing (untuk komoditas utama).
Perkembangan dan proyeksi PDB 2020-2021 pada sektor transportasi dan pergudangan
dapat dilihat pada beberapa gambar berikut.
Gambar 2 Perkembangan & Proyeksi PDB Sektor Transportasi dan Pergudangan 2020-2021
Biaya pengiriman antar pelabuhan masih menjadi permasalahan utama transportasi laut.
Dalam upaya untuk menata dan mengembangkan sistem logistik Indonesia, telah
ditetapkan Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan
Sistem Logistik Nasional. Cetak Biru tersebut berfungsi sebagai acuan bagi
kementerian dan lembaga (K/L) dalam rangka penyusunan kebijakan dan rencana
kerja yang terkait pengembangan sistem logistik nasional sesuai tugas dan
kewenangan masing-masing K/L yang dituangkan dalam dokumen rencana strategis.
Adapun Visi, Misi, dan Tujuan Sistem Logistik Nasional adalah sebagai berikut:
Visi Logistik Indonesia 2025: “Terwujudnya Sistem Logistik yang terintegrasi secara
lokal, terhubung secara global untuk meningkatkan daya saing nasional dan
kesejahteraan rakyat (locally integrated, globally connected for national
competitiveness and social welfare)”
Misi:
Tujuan:
Sesuai dengan visi dan misi di atas secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam
membangun dan mengembangkan Sislognas adalah mewujudkan sistem logistik yang
terintegrasi, efektif dan efisien untuk meningkatkan daya saing nasional di pasar
regional dan global, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara lebih
spesifik tujuan tersebut adalah:
c. Mempersiapkan diri untuk menghadapi integrasi jasa logistik ASEAN pada tahun
2013 sebagai bagian dari pasar tunggal ASEAN tahun 2015 dan integrasi pasar
global pada tahun 2020.
Sesuai dengan paradigma “ship follows the trade” maka komoditas merupakan penghela
(driver) dari seluruh kegiatan logistik. Namun, komoditas penggerak utama (key
commodities) yang menjadi faktor penting dalam penetapan kebijakan logistik nasional
hingga saat ini belum ditetapkan.
Salah satu contoh sinergi moda transportasi untuk kereta barang dengan
mengintegrasikan pemanfaatan container yard di masing-masing daerah. Hal tersebut
dapat dilihat pada gambar berikut.