Anda di halaman 1dari 18

GIZI DIET

“MANAJEMEN DIET DAN KEBUTUHAN GIZI PADA FATTY LIVER”

Fasilitator: Ketut Herlin Simanoah, S.Gz

Nama Kelompok:

1. Putri Agustin (2211010)


2. Nadyah Safirah Amin (2211016)
3. Yesita Nur Azizah (2211018)
4. Joan Aurelia Pratama (2211051)
5. Merta Bella Putri C (2211056)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ADI HUSADA
SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, tuafik dan
hidayahnya-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang ‘’
Manajemen Diet Kebutuhan Gizi Pada Fatty Liver’’. Penyusunan makalah ini dimaksudkan
untuk memenuhi salah satu tugas Dokumentasi Keperawatan STikes Adi Husada Surabaya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan , masukan , dan motivasi
dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya terutama kepada Ibu Ketut Herlin Simanoah, S.Gz selaku
fasilator kami .

Kami menyadari bahwa semua yang tertuang dalam makalah ini masih jauh dari sempurna ,baik
dari segi isi maupun sistematika penulisannya oleh karena itu kritik dan saran yang komprehensif
sangat penulis harapakan untuk kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, Juni 2023

Kelompok 10
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi berasal dari bahasa arab “Ghidza” yang berarti makanan. Ilmu gizi berkaitan dengan
makanan dan berkaitan pula dengan tubuh manusia. Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari
segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan sebuah kesehatan optimal/tubuh.

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal,
melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat
yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ-
organ serta menghasilkan energi.

Diet menurut kamus KBBI (kamus besar Bahasa Indonesia) adalah aturan makanan khusus
untuk kesehatan dan sebagainya (biasanya atas petunjuk dokter). Diet adalah cara mengatur
jumlah makan dan minum yang masuk ke dalam tubuh untuk mencapai berat badan yang ideal.
Pengertian diet untuk banyak orang sangat berbeda-beda, karena semua orang memiliki maksud
dan tujuan yang ingin dicapai ketika melakukan program diet (Fitria, 2018, Maret 2).

Biasanya ada dua tipe orang berdiet, yang pertama untuk menjaga kesehatan tubuh biasanya
dilakukan oleh orang yang menderita penyakit hipertensi (darah tinggi), diabetes (gula darah),
dan lainnya, yang kedua diet untuk mendapatkan berat badan yang ideal, untuk melakukannya
program untuk pengurangan berat badan (obesitas) memiliki perbedaan cara dengan yang ingin
menaikkan berat badan. Biasanya para atlet juga melakuakn diet agar berat badan atlet stabil
sekaligus menjaga masa otot (Fitria, 2018, Maret 2).

Dalam menjalankan diet diperlukan program yang sesuai dengan usia dan kebutuhan tubuh.
Program diet saat ini ada berbagai macamnya dan setiap program yang dilakukan orang lain
tidak tentu akan sama hasilnya dengan program diet yang akan dilakukan oleh orang yang
melakukan diet yang sama. Maka dari itu lebih baik sebelum melakukan program diet
berkonsultasilah terlebih dahulu ke dokter atau ahli gizi, supaya mengetahui Angka Kebutuhan
Gizi (AKG) harian yang dibutuhkan. Mengatur pola makan ketika diet berarti harus memilih
jenis makanan yang sesuai dengan AKG harian. AKG harian setiap orang berbeda-beda
ditentukan dengan usia, jenis kelamin, tinggi, berat badan, dan seberapa aktif tubuh dalam
beraktivitas. Sangatlah penting mencari tahu jumlah AKG harian yang dianjurkan sebelum
memulai diet. Ketika sudah mendapatkan jumlah AKG yang tepat akan diberikan beberapa
pilihan jenis makanan yang jumlah porsinya sesuai dengan kebutuhan tubuh (Wati, 2017,
Desember 4).

Fatty liver (Hati Berlemak) juga disebut dengan “Steatosis Hati” adalah situasi dimana
lemak menumpuk di hati Tidak aneh memiliki sedikit lemak di hati Anda, tetapi kelebihannya
dapat menyebabkan masalah kesehatan. Jika kelebihan lemak menumpuk di hati, hal itu
menghalangi hati untuk berfungsi secara maksimal yang menimbulkan bahaya kesehatan yang
nyata.

Fatty liver syndrome (Sindrom hati berlemak), atau Fat Cow Syndrome dianggap sebagai
bentuk dari ketosis. Walaupun kejadian ini sering dianggap k sebagai kelainan pada
pascamelahirkan, tetapi kondisi ini sebenarnya berkembang pada sebelum dan saat kebuntingan.
Perubahan endokrin yang terkait dengan kehamilan dan laktogenesis berperan dalam
perkembangan hati berlemak. Pada dasarnya hewan ketosis yang telah mulai dengan penimbunan
banyak lemak dalam hati menyebabkan kegagalan hati. Kejadian ini sering melibatkan "sapi
dengan kondisi terbaik" di dalam kelompok.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan manajemen gizi dan diet pada fatty liver
2. Bagaimana cara mengetahui gizi dan diet tentang fatty liver
3. apa yang dapat disimpulkan pada gizi dan diet fatty liver

1.3 Tujuan
 Tujuan umum : manajemen diet dan kebutuhan gizi pada fatty liver
 Tujuan khusus :
1. Mengetahui definisi tentang gizi dan diet pada fatty liver
2. Memahami faktor risiko pada fatty liver
3. Mengetahui gejala pada fatty liver
4. Mengetahui pencegahan pada fatty liver
5. Mempelajari patofisiologi pada fatty liver
BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
2.1.1 Definisi Gizi Diet
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal, melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal organ-organ serta menghasilkan energi.

Ilmu diet adalah ilmu yang memepelajari bagaimana upaya seseorang mengatur pola
makan dan mengurangi makan untuk mendapatkan berat badan yang ideal dan sekarang diet
memiliki banyak dari jenis diet rendah kalori, diet rendah protein, diet jantung, diet rendah gula,
diet rendah garam, hingga diet rendah purin (untuk penderita gout atau asam urat) dll.

Diet menurut kamus KBBI (kamus besar Bahasa Indonesia) adalah aturan makanan
khusus untuk kesehatan dan sebagainya (biasanya atas petunjuk dokter). Diet adalah cara
mengatur jumlah makan dan minum yang masuk ke dalam tubuh untuk mencapai berat badan
yang ideal. Pengertian diet untuk banyak orang sangat berbeda-beda, karena semua orang
memiliki maksud dan tujuan yang ingin dicapai ketika melakukan program diet (Fitria, 2018,
Maret 2).

2.1.2 Definisi Fatty Liver


Fatty liver adalah kondisi di mana hati menyimpan lemak secara berlebihan. Masalah
kesehatan ini pun dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu tingginya kadar
kolesterol dalam tubuh. Perlu diketahui, pada kondisi normal hati memang mengandung lemak.
Fatty Liver secara umum, apabila menempati 30% atau lebih pada hati, diagnosis sebagai
perlemakan hati.

Fatty liver (Hati Berlemak) juga disebut dengan “Steatosis Hati” adalah situasi dimana
lemak menumpuk di hati Tidak aneh memiliki sedikit lemak di hati Anda, tetapi kelebihannya
dapat menyebabkan masalah kesehatan. Jika kelebihan lemak menumpuk di hati, hal itu
menghalangi hati untuk berfungsi secara maksimal yang menimbulkan bahaya kesehatan yang
nyata.
Penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD) adalah istilah luas yang digunakan untuk
mencakup spektrum kondisi yang ditandai dengan bukti steatosis hati pada pencitraan atau
histologi (steatosis makro-vesikular), dan tidak adanya penyebab steatosis hati sekunder seperti
yang signifikan. konsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan kronis yang dapat menyebabkan
steatosis hati atau gangguan keturunan. Kegiatan ini meninjau etiologi dan patofisiologi
perlemakan hati non-alkohol dan kompensasi peran tim interprofessional dalam pengelolaannya.
2.2 Etiologi
Lemak menumpuk di hati karena beberapa alasan. Paling umum, ini melibatkan
peningkatan pengiriman asam lemak bebas (FFA) ke hati, peningkatan sintesis asam lemak di
hati, penurunan oksidasi FFA, atau penurunan sintesis atau sekresi lipoprotein densitas sangat
rendah (VLDL). Stres oksidatif di hepatosit dapat mengaktifkan sel stellate dan menyebabkan
produksi kolagen dan peradangan. Faktor lain yang dapat menyebabkan perlemakan hati
meliputi:

1. Penggunaan obat-obatan (misalnya, tamoxifen, amiodarone, methotrexate)


2. Kelainan metabolik (misalnya, gangguan penyimpanan glikogen, homocystinuria)
3. Alkohol
4. Status gizi (misalnya, nutrisi parenteral total, malnutrisi berat, gizi lebih, atau diet
kelaparan)
5. Masalah kesehatan lainnya seperti penyakit Wilson dan celiac sprue.

2.3 Faktor Risiko fatty liver


Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami fatty liver adalah:

1. Menderita obesitas dan diabetes tipe 2.


2. Gangguan metabolisme.
3. Kolesterol tinggi.
4. Menderita hipertensi (tekanan darah tinggi).
5. Menderita hipotiroidisme (hormon tiroid rendah) dan hipopituitarisme (hormon
pituitari rendah).
6. Menderita resistensi insulin.
7. Menderita hepatitis C.
8. Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid.
2.4 Gejala fatty liver

Kebanyakan perlemakan hati tidak menimbulkan gejala apa-apa.kadang hanya


merasa Lelah,mungkin juga ada rasa tidak myaman atau rasa sakit di perut bagian kanan
atas.ketika timbul komplikasi di jaringan perut dihati atau fibrosis,yang kemudian dapat
berlanjung ke fibrosis yang parah yaitu sirosis,maka munculnya gejala dan keluhan
sebagai berikut :

1. Kelelahan
2. Mudah berdarah atau memar
3. Kehilangan selera makan
4. Mual
5. Bengkak di tungkai,kaki,atau pergelangan kaki
6. Penurunan berat badan
7. Kulit yang gatal
8. Warna kuning pada kulit dan mata (ikterus)
9. Banyak cairan didalam rongga perut (asites)
10. Bercak pembuluh darah seperti laba-laba di kulit (spider nevi)
11. Kemerahan di telapak tangan (liver palm)
12. Untuk Wanita,haid berhenti sekalipun belum saatnya menoupause
13. Untuk pria,kehilangan gairah seks,pembesaran payudara
14. Pendarahan saluran makan bagian atas karena pecahnya varises esofagus.
15. Wasir atau hemoroid dan
16. Bingung,mengantuk,gelisah,koma(ensefalopati hepatik).

2.1 Pencegahan fatty liver


Beberapa gaya hidup sehat yang perlu diterapkan sebagai upaya untuk mencegah
fatty liver adalah sebagai berikut :
1. Membatasi atau menghentikan konsumsi alcohol
2. Menjaga berat badan ideal.
3. Mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi dan menghindari makanan yang
mengandung lemak jenuh,lemak trans,dan karbohidrat olahan.
4. Mengontrol gula darah,kadar trigliserida,dan kadar kolestrol.
5. Bagi penderita diabetes.ikuti rencana perawatan yang direkomendasikan dokter.
6. Olahraga secara rutin, minimal 30 menit setiap hari.

2.5 pengobatan fatty liver

cara mengobati fatty liver biasanya tergantung dari jenis dan


penyebabnya.namun,umumnya dokter akan merekomendasikan pasien melakukan
perubahan gaya hidup yang lebih sehat sekaligus memberikan obat untuk mengatasi
penyebab perlemakan hati.beberapa pengobatan dan gaya hidup sehat yang
disarankan bagi penderita fatty liver adalah :
 menjaga berat badan ideal atau menurunkan berat badan bagi penderita
obesitas.
 Menghentikan kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol.
 Mencukupi kebutuhan vitamin E bagi tubuh.
 Mengonsumsi thiazolidinediones pada kondisi tersebut.
 Menjalani prosedur bedah bariatric atau endoskopi bariatric bagi penderita
fatty liver dengan obesitas morbid.
 Menjalani transplantasi hati bagi pasien yang mengalami gagal hati.

BAB III
PENERAPAN
2.5 Manajemen Diet dan Kebutuhan Gizi

Sumber
Kertas Posisi AISF tentang NAFLD:
Pembaruan dan Arah Masa Depan 9
Pedoman Praktik Bimbingan Pedoman
Klinis Praktek AASLD: ESPEN tentang
EASL/EASD/EASO Diagnosis dan Nutrisi Klinis
untuk Pengelolaan Manajemen Penyakit Hati 5
NAFLD 7 NAFLD 6

Pesan keseluruhan Perubahan pola Perubahan gaya Perubahan gaya Perubahan gaya
makan dan gaya hidup hidup (penurunan hidup (penurunan
hidup berat badan, berat badan,
peningkatan aktivitas fisik, dan
aktivitas fisik) diet sehat)

Pembatasan energi 500‐1000 Diet hipokalori Diet hipokalorik Diet rendah kalori
kkal/hari (untuk (pengurangan (menurut (1200-1600
target penurunan 500-1000 pedoman obesitas kkal/hari)
berat badan 500‐ kkal/hari) saat ini)
1000 g per
minggu)

Target penurunan 7%-10% 3%-5% (untuk 7%-10% (pada 7%-10%


berat badan memperbaiki pasien obesitas)
steatosis)

7%-10% >10% (untuk


(untuk meningkatkan
perbaikan fibrosis)
histologi)

Komposisi Lemak rendah T/A “Terlepas dari Rendah lemak,


makronutrien hingga sedang komposisi rendah
dan karbohidrat makronutrien” karbohidrat
sedang hingga
tinggi

Diet rendah Diet mediterania <30% lemak


karbohidrat, untuk (<10% lemak
ketogenik, atau memperbaiki jenuh)
protein tinggi steatosis dan ~50% karbohidrat
sensitivitas
insulin
Standar emas—
kaya serat, rendah
karbohidrat
(menggabungkan
karbohidrat
kompleks), rendah
lemak, pola
Mediterania

Asupan fruktosa Hindari minuman T/A T/A Kurangi makanan


dan makanan tinggi gula
yang
mengandung
fruktosa Hindari fruktosa

Asupan alcohol Di bawah Sebaiknya tidak Abstain (untuk T/A


ambang batas mengkonsumsi mengurangi risiko
risiko (<30 g jumlah yang komorbiditas dan
untuk pria dan berat meningkatkan
<20 g untuk biokimia dan
wanita) histologi hati)

konsumsi kopi Tidak ada T/A “Lebih cenderung Penggunaan


batasan terkait menguntungkan sedang
hati kesehatan
daripada
merugikan”

Latihan / aktivitas Aktivitas fisik Latihan Disarankan untuk 150‐200


fisik aerobik intensitas berolahraga mnt/minggu
intensitas sedang sedang (manfaat tanpa dengan intensitas
150-200 mencapai sedang; ~4
mnt/minggu penurunan berat sesi/minggu
dalam 3-5 sesi badan)

Pelatihan Olahraga saja Peningkatan Aerobik dan


ketahanan efektif dapat aktivitas fisik resistensi efektif
dan mencegah atau (untuk
meningkatkan memperbaiki meningkatkan
kebugaran steatosis hati resistensi insulin
muskuloskeletal pada pasien
dengan berat
badan normal
dengan
NAFLD/NASH)

Fase pemeliharaan Pemeliharaan T/A T/A T/A


penurunan berat
badan jangka
panjang
dikombinasikan
dengan aktivitas
fisik

Penurunan berat badan (indeks massa tubuh < 25 kg/m2). Penurunan lingkar perut,
wanita < 80 cm dan laki-laki < 90 cm. Diet sesuai dengan penyakit mendasari, misalkan pasien
dengan sindroma metabolik, maka diet yang dapat diberikan yaitu :

 Karbohidrat : 50-60% dari total kalori.


 Diutamakan karbohidrat kompleks yaitu nasi, kentang, ubi, biji-bijian, gandum, dan lain-
lain.
 Hindari karbohidrat simplek yaitu gula, kue kering, permen, jus, krupuk.
 Pilih karbohidrat yang mempunyai Indeks Glikemik (kadar glukosa) yang rendah (di
bawah 55), contoh : beras merah, oat, roti gandum, buah, sayur-sayuran.
 Perhatikan Glikemiks Load (muatan kandungan gula di setiap makanan). Jika suatu
makanan mempunyai indeks glikemiks yang rendah, tetapi jumlah sekali makan banyak,
maka glikemiks load menjadi tinggi. Sebaiknya tetap diperhatikan jumlah makanan yang
akan dikonsumsi.
 Protein : 10-20% dari total kalori.
 Jika fungsi ginjal baik dapat diberikan minimal 0,8-1 g/hari sesuai berat badan ideal.
 Jika mempunyai kelainan fungsi ginjal, jumlah protein akan disesuaikan dengan kadar
kreatinin pasien.
 Pemilihan protein : putih telur, ikan (tawar atau laut), ayam bagian dada tanpa kulit,
daging sapi has dalam, tahu, tempe, tofu, dan lain-lain.
 Serat/Fiber : 20-39 gram/hari.
 Serat atau fiber bisa didapat dari buah-buahan dan sayur-sayuran.
 Total lemak : 25-35% dari total kalori.
 Pilih lemak tak jenuh tunggal seperti : minyak zaitun.
 Hindari mentega, butter, krim, keju.

Cara memasak :
- Diusahakan jangan untuk menggoreng dalam jumlah banyak, dalam waktu yang lama dan
berkali-kali.
- Dikukus atau dipepes.
- Kolesterol : < 200 mg/hari.
- Saturated fat : < 7% dari total kalorii.
Untuk lebih sederhananya adalah hindari makanan siap saji, makanan yang mengandung
banyak tepung, makanan dan minuman manis serta menghindari makanan dengan cara
memasak digoreng (deep frying).

2.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan NAFLD berisiko rendah pasien dengan perlemakan hati non alkohol
atau (NAFL) atau steato hepatis non-alkohol (NASH) tanpa fibrosis umumnya dianggap berisiko
rendah terhadap komplikasi berat terkait hati (seperti perkembangan asites, pendarahan varises,
ensefalopati hepatik, atau kematian terkait penyakit hati) dalam jangka waktu waktu 10-15 tahun
(Singh et al., 2015).

Penatalaksaan NAFLD berisiko tinggi Pasien dengan fibrosis lanjut (bridging fibrosis
atau sirosis), resiko hasil klinis yang merugikan dapat terjadi dalam waktu yang lebih singkat.
Tujuan terapi pada pasien dengan penyakit hati lanjut adalah pembalikan (reversal) proses
fibrogenik yang mendorong perkembangan fibrosis hati, koreksi penyebab metabolik dan
peradangan penyakit serta pencegahan atau pengobatan komplikasi sirosis. Pasien dengan sirosis
harus menjalani skrining untuk HCC dan menjalani skrining untuk varises esofagus seperti yang
direkomendasikan oleh panduan praktek American association for the study of liver diseases
(chalasani et Al.,2012). Saat ini, tidak ada terapi yang disetujui yang tersedia untuk membalikan
fibrosis lanjut dan remodelling jaringan pada NASH. Namun, 3 terapi antifibrotik utama saat ini
sedang dalam uji coba fase IIb dan hasilnya sangat dinantikan. Uji coba pertama melibatkan
antibodi monoklonal terhadap lisis oksidase, enzim yang penting untuk ikatan silang kolagen.
Terapi kedua, cenciviroc, adalah antagonis CCR2 dan CCR5. Menargetkan pada peradangan,
menghambat CCR2 dan CCR5 juga meningkatkan fibrosis dan sensitivitas insulin. Agen ketiga
adalah antibodi terhadap keluarga galektin profibrogenik dari protein latin pengobatan dengan
karbohidrat kompleks peningkatan galektin secara nyata mengurangi fibrosis pada model hewan
NASH (traber et al., 2013)

2.7 Patofisiologi

Konsep saat ini menunjukkan resistensi insulin sebagai cacat metabolik utama yang
mengarah ke NAFLD. Resistensi insulin menyebabkan peningkatan masuknya asam lemak
bebas (FFA) ke dalam hati. Ini terjadi karena kegagalan insulin untuk menekan hormon-sensitif
lipase, menyebabkan lebih banyak FFA dilepaskan dari jaringan adiposa. Juga, peningkatan
kadar insulin dan resistensi insulin meningkatkan sintesis trigliserida secara terus menerus di
hati. Kedua sumber trigliserida ini menghasilkan akumulasi lipid di hepatosit yang
menyebabkan steatosis hepatik makrovesikular. [6] [10] Akumulasi lipid di jaringan non
adiposa merupakan faktor kunci untuk perkembangan resistensi insulin, DM (Diabetes
mellitus) dan penyakit kardiovaskular. [11]

Hipotesis saat ini adalah bahwa NASH adalah evolusi dari NAFLD yang disebabkan
oleh "pukulan" kedua. Bukti di balik penghinaan kedua ini tidak konklusif, tetapi teori yang
paling dapat diterima melibatkan stres oksidatif, sitokin spesifik, ditambah lipopolisakarida.
Asam lemak bebas dan hiperinsulinemia mempotensiasi peroksidasi lipid dan pelepasan
radikal bebas hidroksi, yang secara langsung melukai hepatosit dengan merekrut mediator
peradangan saraf. Cedera hati kronis dari waktu ke waktu akan menyebabkan aktivasi sel
stellate, menciptakan potensi fibrosis hati. Diagnosis NASH hanya dapat ditegakkan dengan
biopsi hati. Temuan biopsi dapat mengungkapkan hal-hal berikut.
 Tipe 1: perlemakan hati saja; steatosis makrovesikular
 Tipe 2: akumulasi lemak dan peradangan lobar
 Tipe 3: akumulasi lemak dan degenerasi balon
 Tipe 4: akumulasi lemak, degenerasi balon dan hialin Mallory fibrosis.
 Tipe 3 dan Tipe 4 adalah NASH menurut definisi.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Penyakit perlemakan hati non-alkohol (NAFLD) sebagai salah satu penyakit hati
kronik meningkat sejalan dengan naiknya prevalensi obesitas dan sindrom metabolik,
perlu ditatalaksana secara tepat untuk
Model Eksperimental Studi
mencegah progresivitas. Berbagai strategi penatalaksanaan NAFLD/NASH, mulai
dari landasan terapi berupa modifikasi gaya hidup, prosedur tindakan pembedahan,
terapi farmakologis, hingga modulasi dari mikrobiota saluran cerna menunjukkan
manfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai