Anda di halaman 1dari 31

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN
Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN. Mjn

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
Pengadilan Negeri Majene yang mengadili perkara pidana dengan acara
pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut
dalam perkara Terdakwa:

do
gu 1. Nama lengkap
2. Tempat lahir
: SUDIRMAN S., S.Sos BIN SAINUDDIN;
: Palipi;
3. Umur/tanggal lahir : 53 Tahun / 1 Juli 1965;
4. Jenis kelamin : Laki-laki;

In
A
5. Kebangsaan : Indonesia;
6. Tempat tinggal : Desa Sendana Kecamatan Sendana Kabupaten
Majene;
ah

lik
7. Agama : Islam;
8. Pendidikan : S.1;
9. Pekerjaan : Kepala Desa Sendana;
am

ub
Terdakwa ditahan dengan jenis penahanan kota oleh:
1. Penyidik sejak tanggal 15 Desember 2018 sampai dengan tanggal 3 Januari 2019;
2. Penuntut Umum sejak tanggal 20 Desember 2018 sampai dengan tanggal 8
ep
k

Januari 2019;
3. Majelis Hakim sejak tanggal 3 Januari 2019 sampai dengan tanggal 1 Februari
ah

2019;
R

si
4. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Majene sejak tanggal 2 Februari 2019
sampai dengan tanggal 2 April 2019;

ne
ng

Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum Mustamin, S.H., Advokat/


Penasihat Hukum beralamat di jalan Manunggal No. 51 Majene, berdasarkan surat

do
gu

kuasa khusus, tanggal 9 Januari 2019 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan


Pengadilan Negeri Majene tanggal 10 Januari 2019, dengan register Nomor:
1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn;
In
A

Pengadilan Negeri tersebut;


Setelah membaca:
ah

lik

- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Majene Nomor


1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn, tanggal 3 Januari 2019 tentang penunjukan
Majelis Hakim;
m

ub

- Penetapan Majelis Hakim Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn, tanggal 3


Januari 2019 tentang penetapan hari sidang;
ka

- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;


ep

Setelah mendengar keterangan Saksi- saksi, ahli dan keterangan Terdakwa


ah

serta memperhatikan bukti surat dan barang bukti yang diajukan di persidangan;
R

es
M

ng

on

Halaman 1 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh Penuntut

R
Umum yang pada pokoknya sebagai berikut:

si
1. Menyatakan Terdakwa Sudirman S, S.Sos., telah terbukti bersalah secara
sah dan menyakinkan melakukan tindak pidana: melakukan usaha/ atau

ne
ng
kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan, sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 109 Jo Pasal 36 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2009 Tentang

do
gu Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Sudirman S, S.Sos., dengan
pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan denda 1 milyar subsidair

In
A
kurungan 1 (satu) bulan penjara, dikurangi selama Terdakwa berada dalam
tahanan dan ditahan dengan perintah agar tetap ditahan;
ah

3. Mengembalikan kawasan mangoreve yang di rusak seluas 25 x 120 M 2

lik
untuk ditanami kembali sebanyak pohon yang di rusak Terdakwa;
4. Barang bukti berupa:
am

- 1 (satu) excavator merk comatsu PC 200 warna kuning;

ub
Dikembalikan kepada yang berhak Jufri;
5. Menetapkan Terdakwa Sudirman S, S.Sos., untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp.5.000.(lima ribu rupiah);
ep
k

Setelah mendengar pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa yang pada


ah

pokoknya sebagai berikut:


R

si
1. Membebaskan atau melepaskan Terdakwa dari segala tuntutan hukum;
2. Merehabilitasi nama baik Terdakwa;
3. Membebankan biaya perkara kepada Negara;

ne
ng

Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap pembelaan


Penasihat Hukum Terdakwa yang pada pokoknya tetap pada tuntutannya;

do
gu

Setelah mendengar tanggapan Penasihat Hukum Terdakwa terhadap


tanggapan Penuntut Umum yang pada pokoknya tetap pada pembelaannya;
In
A

Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum


didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut:
ah

lik

KESATU
Bahwa Terdakwa Sudirman S., S.Sos., Bin SAINUDDIN, pada hari Rabu,
m

ub

tanggal 27 Juni 2018 atau setidak- tidaknya di bulan Juni 2018 pukul 11.00 wita,
bertempat di Dusun Palipi Sendana, Kab. Majene atau setidak- tidaknya ditempat lain
ka

ep

yang masih di wilayah hukum Pengadilan Negeri Majene, “Dengan sengaja


melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya kriteria baku perusakan
ah

lingkungan hidup yaitu pengrusakan kawasan mangrove“, perbuatan mana dilakukan


R

oleh Terdakwa dengan cara sebagai berikut:


es
M

ng

on

Halaman 2 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Berawal saat Terdakwa selaku kepala desa pada tahun 2017 telah

R
merencanakan membuat kawasan pembudidayaan kepiting yang masuk

si
dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa Sendana yang mempunyai

ne
ng
banyak program untuk membuat ekowisata (wisata pantai) di desa
Sendana, namun dalam perjalanan nanti di tahun 2018 perencanaan
tersebut di setujui untuk dilaksanakan;

do
gu - Terdakwa saat itu dalam programnya akan membuat beberapa sarana
penunjang ekowisata dalam pengembangan wisata pantai di sekitar dusun
Palipi berupa: pembangunan sarana dan prasarana Desa, pembuatan dan

In
A
penimbunan jalan kawasan wisata pantai, pembuatan tambak kepiting dan
penghijauan lingkungan dan kawasan wisata;
ah

lik
- Beberapa sasaran program Terdakwa selaku kepala desa tersebut iyalah
salah satunya program yang di jadikan tempat untuk pembuatan tambak
am

kepiting namun masuk dalam kawasan lindung di mana di atas

ub
perencanaan tersebut terdapat hutan mangrove dimana dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Majene Nomor 12 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
ep
k

Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majene Tahun 2012- 2032, wilayah


yang akan di buat tambak kepiting oleh Terdakwa masuk dalam kawasan
ah

R
lindung karena terdapat hutan mangrove di atasnya, tertuang dalam Pasal

si
21 ayat (2) huruf d yang bunyinya: “kawasan pantai berhutan bakau

ne
ng

terdapat di daerah Binanga, Totolisi, Palipi, dan Daerah Kandongan, Kec.


Sendana dengan luas kurang lebih 17,79 Ha
- Terdakwa saat membuka lahan kepiting diatas kawasan lindung yang

do
gu

berhutan bakau tersebut sama sekali tidak meminta ijin kepada pihak yang
berwenang dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Majene melalui Dinas
Lingkungan Hidup atau paling tidak memberitahukan kegiatan yang akan
In
A

di laksanakan oleh Pemerintah Desa Sendana dalam memajukan wisata


pantainya kepada pihak pemerintah Kab. Majene, namun Terdakwa
ah

lik

sebagai Kepala Desa tetap saja melakukan aktifitasnya membabat hutan


bakau (mangrove) yang telah lama tumbuh guna membuka tambak
m

ub

kepiting;
- Lahan kawasan lindung hutan mangrove yang di rusak dan dibuka
ka

Terdakwa seluas 130 m panjang dan 25 cm lebar, dengan menggunakan


ep

eskapator yang di sewa;


- Terdakwa sama sekali dalam melakukan pengrusakan kawasan lindung
ah

berhutan bakau (mangrove) tidak mempunyai izin lingkungan atau izin


R

es
M

ng

on

Halaman 3 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
lokasi pemanfaatan atau pengelolaan kawasan tersebut baik dari pihak

R
kabupaten maupun pihak propinsi;

si
- Terdakwa sama sekali tidak pernah melakukan koordinasi terhadap
pemerintah kabupaten terhadap program yang akan di kembangkan di

ne
ng
desanya, Terdakwa langsung melakukan pembabatan kawasan berhutan
bakau dan melakukan pemetakan tambak diatas kawasan tersebut

do
gu sehingga terjadi kerusakan hutan mangrove sekitar 50 pohon yang telah
berumur kurang lebih 50 tahunan;

In
A
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 98
ayat (1) UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
ah

lik
Hidup;
am

ATAU

ub
KEDUA
Bahwa Terdakwa SUDIRMAN S., S.Sos Bin SAINUDDIN pada hari Rabu,
ep
k

tanggal 27 Juni 2018 atau setidak- tidaknya di bulan Juni 2018, pukul 11.00 wita,
bertempat di Dusun Palipi Sendana, Kab. Majene atau setidak- tidaknya ditempat lain
ah

R
yang masih di wilayah hukum Pengadilan Negeri Majene, “melakukan usaha/ atau

si
kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan“ sebagaimana tertuang dalam Pasal 36 ayat

ne
ng

(1) UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup” perbuatan mana dilakukan oleh Terdakwa dengan cara sebagai berikut:
- Berawal saat Terdakwa selaku Kepala Desa pada tahun 2017 telah

do
gu

merencanakan membuat kawasan pembudidayaan kepiting yang masuk


dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa Sendana yang mempunyai
In
A

banyak program untuk membuat ekowisata (wisata pantai) di desa


Sendana, namun dalam perjalanan nanti di tahun 2018 perencanaan
tersebut di setujui untuk dilaksanakan;
ah

lik

- Terdakwa saat itu dalam programnya akan membuat beberapa sarana


penunjang ekowisata dalam pengembangan wisata pantai di sekitar dusun
m

ub

Palipi berupa: pembangunan sarana dan prasarana Desa, Pembuatan dan


Penimbunan jalan kawasan wisata pantai, pembuatan tambak kepiting dan
ka

penghijauan lingkungan dan kawasan wisata;


ep

- Beberapa sasaran program Terdakwa selaku kepala desa tersebut iyalah


salah satunya program yang di jadikan tempat untuk pembuatan tambak
ah

kepiting namun masuk dalam kawasan lindung di mana di atas


es

perencanaan tersebut terdapat hutan mangrove dimana dalam Peraturan


M

ng

on

Halaman 4 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Daerah Kabupaten Majene Nomor 12 tahun 2012 tentang Rencana Tata

R
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majene Tahun 2012- 2032, wilayah

si
yang akan di buat tambak kepiting oleh Terdakwa masuk dalam kawasan

ne
ng
lindung karena terdapat hutan mangrove di atasnya, tertuang dalam Pasal
21 ayat (2) huruf d yang bunyinya: “kawasan pantai berhutan bakau
terdapat di Daerah Binanga, Totolisi, Palipi, dan Daerah Kandongan, Kec.

do
gu Sendana dengan luas kurang lebih 17,79 Ha;
- Terdakwa saat membuka lahan kepiting diatas kawasan lindung yang
berhutan bakau tersebut sama sekali tidak meminta ijin kepada pihak yang

In
A
berwenang dalam hal ini pemerintah Kabupaten Majene melalui Dinas
Lingkungan Hidup atau paling tidak memberitahukan kegiatan yang akan
ah

lik
di laksanakan oleh Pemerintah Desa Sendana dalam memajukan wisata
pantainya, namun Terdakwa sebagai Kepala Desa tetap saja melakukan
am

ub
aktifitasnya membabat hutan bakau yang telah lama tumbuh guna
membuka tambak kepiting;
- Lahan kawasan lindung hutan mangrove yang di rusak dan dibuka
ep
k

Terdakwa seluas 130 m panjang dan 25 cm lebar, dengan menggunakan


eskavator yang di sewa;
ah

- Terdakwa sama sekali dalam melakukan pengrusakan kawasan lindung


R

si
berhutan bakau (mangrove) tidak mempunyai izin lingkungan atau izin
lokasi pemanfaatan atau pengelolaan kawasan tersebut baik dari pihak

ne
ng

kabupaten maupun pihak propinsi;


- Terdakwa sama sekali tidak pernah melakukan kordinasi terhadap

do
pemerintah kabupaten terhadap program yang akan di kembangkan di
gu

desanya, Terdakwa langsung melakukan pembabatan kawasan berhutan


bakau dan melakukan pemetakan tambak diatas kawasan tersebut
In
A

sehingga terjadi kerusakan hutan mangrove sekitar 50 pohon yang telah


berumur kurang lebih 50 tahunan;
ah

lik

Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal


109 Jo Pasal 36 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
m

ub

Pengelolaan Lingkungan Hidup;


ka

ep

ATAU
KETIGA
ah

Bahwa Terdakwa Sudirman S., S.Sos., Bin SAINUDDIN pada hari Rabu,
es

tanggal 27 Juni 2018 atau setidak- tidaknya di bulan Juni 2018, Pukul 11.00 Wita,
M

ng

on

Halaman 5 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bertempat di Dusun Palipi Sendana, Kab. Majene atau setidak- tidaknya ditempat lain

R
yang masih diwilayah hukum Pengadilan Negeri Majene, “dengan sengaja

si
menggunakan cara dan metode yang merusak ekosistem mangrove, melakukan

ne
ng
konversi ekosistem mangrove, menebang mangrove atau kegiatan industri dan
pemukiman, dan/ atau kegiatan lainnya”, perbuatan mana dilakukan oleh Terdakwa
dengan cara sebagai berikut:

do
gu - Berawal saat Terdakwa selaku Kepala Desa pada tahun 2017 telah
merencanakan membuat kawasan pembudidayaan kepiting yang masuk

In
A
dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa Sendana yang mempunyai
banyak program untuk membuat ekowisata (wisata pantai) di desa
ah

Sendana, namun dalam perjalanan nanti di tahun 2018 perencanaan

lik
tersebut di setujui untuk dilaksanakan;
- Terdakwa saat itu dalam programnya akan membuat beberapa sarana
am

ub
penunjang ekowisata dalam pengembangan wisata pantai di sekitar dusun
Palipi berupa: pembangunan sarana dan prasarana Desa, Pembuatan dan
Penimbunan jalan kawasan wisata pantai, pembuatan tambak kepiting dan
ep
k

penghijauan lingkungan dan kawasan wisata;


- Beberapa sasaran program Terdakwa selaku kepala desa tersebut iyalah
ah

R
salah satunya program yang di jadikan tempat untuk pembuatan tambak

si
kepiting namun masuk dalam kawasan lindung di mana di atas

ne
ng

perencanaan tersebut terdapat hutan mangrove dimana dalam Peraturan


Daerah Kabupaten Majene Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majene Tahun 2012- 2032, wilayah

do
gu

yang akan di buat tambak kepiting oleh Terdakwa masuk dalam kawasan
lindung karena terdapat hutan mangrove di atasnya tertuang dalam Pasal
In
A

21 ayat (2) huruf d yang bunyinya: “kawasan pantai berhutan bakau


terdapat di Daerah Binanga, Totolisi, Palipi, dan Daerah Kandongan, Kec.
Sendana dengan luas kurang lebih 17,79 Ha;
ah

lik

- Terdakwa saat membuka lahan kepiting diatas kawasan lindung yang


berhutan bakau (mangrove) tersebut sama sekali tidak meminta ijin
m

ub

kepada pihak yang berwenang dalam hal ini Pemerintah Kabupaten


Majene melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Majene atau
ka

Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sulawesi Barat atau paling tidak
ep

memberitahukan kegiatan yang akan di laksanakan oleh Pemerintah Desa


ah

Sendana dalam memajukan wisata pantainya, namun Terdakwa sebagai


R

Kepala Desa tetap saja melakukan aktifitasnya membabat hutan bakau


es

(mangrove) yang telah lama tumbuh guna membuka tambak kepiting;


M

ng

on

Halaman 6 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Lahan kawasan lindung hutan mangrove yang di rusak dan dibuka

R
Terdakwa seluas 130 m panjang dan 25 cm lebar, dengan menggunakan

si
eskapator yang di sewa;
- Terdakwa sama sekali dalam melakukan pengrusakan kawasan lindung

ne
ng
berhutan bakau (mangrove) tidak mempunyai izin lingkungan atau izin
lokasi pemanfaatan atau pengelolaan kawasan lindung tersebut, baik dari

do
gu pihak Pemerintah Kabupaten Majene maupun pihak Pemerintah Propinsi
Sulawesi Barat;
- Terdakwa sama sekali tidak pernah malakukan kordinasi terhadap

In
A
pemerintah kabupaten terhadap program yang akan di kembangkan di
desanya, Terdakwa langsung melakukan pembabatan kawasan berhutan
ah

lik
bakau (mangrove) dan melakukan pemetakan tambak diatas kawasan
tersebut sehingga terjadi kerusakan hutan mangrove sekitar 50 pohon
am

yang telah berumur kurang lebih 50 tahunan;

ub
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 93
ep
ayat (1) huruf b, Jo Pasal 35, huruf e, huruf f dan huruf g, UU No.27 Tahun 2007
k

Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil;


ah

R
Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum, Penasihat Hukum

si
Terdakwa telah mengajukan keberatan dan terhadap keberatan tersebut Majelis

ne
ng

Hakim telah menjatuhkan putusan sela nomor 1/Pid.B.LH/2019/PN.Mjn, tanggal 31


Januari 2019 yang amarnya sebagai berikut:

do
gu

1. Menyatakan keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa Sudirman, S.,


S.Sos Bin Sainuddin tersebut tidak diterima;
2. Memerintahkan Penuntut Umum untuk melanjutkan pemeriksaan perkara
In
A

Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN. Mjn., atas nama Terdakwa Sudirman, S.,


S.Sos Bin Sainuddin tersebut di atas;
3. Menangguhkan biaya perkara sampai dengan putusan akhir;
ah

lik

Menimbang, bahwa oleh karena keberatan Penasihat hukum Terdakwa tidak


m

ub

diterima maka pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan proses pembuktian;


ka

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum telah


ep

mengajukan Saksi- saksi sebagai berikut;


ah

1. JUFRI ALIAS PAPA ADE BIN (ALM) RASID, dibawah sumpah pada pokoknya
R

menerangkan sebagai berikut:


es
M

ng

on

Halaman 7 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik dan keterangan Saksi sudah

R
benar semua, tidak ada yang mau diubah atau dicabut;

si
- Bahwa Saksi diperhadapkan dipersidangan sehubungan dengan kasus
Terdakwa yang ingin membuat tambak kepiting dimana diatasnya terdapat

ne
ng
tanaman mangrove;
- Bahwa kejadiannya pada hari Rabu tanggal 27 Juni 2018 sekitar pukul 11.00

do
gu Wita bertempat di Dusun Palipi Desa Sendana Kecamatan Sendana
Kabupaten Majene;
- Bahwa pada hari Selasa, tanggal 26 Juni 2018 sekitar pukul 10.00 Wita Saksi

In
A
dihubungi melalui telepon oleh Terdakwa dan mengatakan kepada Saksi
“bisaki ke rumah ada mau kerja“ kemudian Saksi menjawab “Ya Pak“ tidak
ah

lama kemudian Saksi ke rumah Terdakwa dan disana Saksi berbincang

lik
mengenai pekerjaan yang ingin ia kerjakan yakni ingin menimbun dan
membuat jalan ke Pulau Tai Manu dan diperkirakan berapa hari bisa
am

ub
diselesaikan namun Saksi tidak mengetahui dan tidak bisa memastikan
kisaran berapa hari bisa diselesaikan pekerjaan tersebut , lalu Saksi
ep
memanggil operator Saksi untuk melihat lokasi yang ingin dikerjakan oleh Pak
k

Sudirman katanya mau bikin tempat Pariwisata;


ah

- Bahwa Saksi mengatakan kepada Pak Sudirman meminta sewa alat


R

si
Rp.30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) Terdakwa menawar Rp.25.000.000,-
(dua puluh lima juta rupiah) namun Saksi meminta agar dinaikkan

ne
ng

Rp.27.500.000,0 (dua puluh tujuh juta lima ratus rupiah) dan akhirnya hasil
kesepakatan untuk biaya sewa alat sepakat dengan jumlah Rp.27.500.000,-

do
(dua puluh tujuh juta lima ratus rupiah) dan sebelum Saksi sepakat dengan
gu

Terdakwa terlebih dahulu Saksi telpon operator atas nama Pak Samsuddin
dan di survei lokasi yang akan dikerjakan tersebut bersama dengan Pak
In
A

Sudirman selanjutnya Saksi sepakat biaya tersebut diatas;


- Bahwa pekerjaan sudah selesai dan upahnya juga sudah dibayarkan oleh
Terdakwa;
ah

lik

- Bahwa hanya Terdakwa selaku Kepala Desa yang menyuruh mengerjakan


lokasi tersebut;
- Bahwa lebih banyak mangrove yang diluar daripada yang ditebang;
m

ub

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa membenarkan dan tidak keberatan;


ka

ep

2. SAMSUDDIN ALIAS SAM BIN (ALM) HAIDIR, dibawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
ah

- Bahwa Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik dan keterangan Saksi sudah
R

benar semua, tidak ada yang mau diubah atau dicabut;


es
M

ng

on

Halaman 8 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Saksi diperhadapkan dipersidangan sehubungan dengan

R
pengrusakan mangrove/ bakau;

si
- Bahwa kejadiannya pada hari Rabu tanggal 27 Juni 2018 sekitar pukul 11.00
Wita bertempat di dusun Palipi Desa Sendana Kecamatan Sendana

ne
ng
Kabupaten Majene;
- Bahwa pengrusakan mangrove/ bakau dengan menggunakan alat excavator;
- Bahwa pemilik excavator adalah Pak Jufri, Saksi sebagai operatornya dan

do
gu yang menyuruh melakukan pekerjaan tersebut adalah Terdakwa;
- Bahwa sebelum Saksi mengerjakan pekerjaan tersebut, saksi ditelepon oleh
Pak Jufri yang menyuruh Saksi untuk mensurvei lokasi yang akan dikerjakan

In
A
untuk dibersihkan dan digali;
- Bahwa saat itu Saksi disuruh oleh Terdakwa membersihkan dan menggali
ah

lik
mangrove/ bakau yang besarnya ada seperti paha dan setinggi saksi;
- Bahwa Saksi mengerjakan selama 4 (empat) hari;
- Bahwa setelah Saksi mengerjakan lokasi tersebut, masih banyak mangrove
am

ub
disana dan lebih banyak mangrove yang masih ada dibandingkan yang saksi
cungkil;
- Bahwa mangrove yang sudah dicungkil sudah tidak bisa hidup kembali;
ep
- Bahwa upah Saksi bekerja sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu
k

rupiah) yang diberikan oleh Pak Jufri kepada Saksi;


ah

- Bahwa yang Saksi ingat pekerjaan tersebut untuk dijadikan tambak kepiting;
R
- Bahwa Saksi tidak pernah mengukur, Saksi kerjakan mengikuti patok yang

si
ditunjuk oleh Terdakwa;

ne
ng

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa membenarkan dan tidak keberatan;

do
3. ULFAH DIANA SAGENA, S.SOS., M.M., dibawah sumpah pada pokoknya
gu

menerangkan sebagai berikut:


- Bahwa Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik dan keterangan yang Saksi
In
A

berikan sudah benar tidak ada yang mau diubah dan dicabut;
- Bahwa Saksi diperhadapkan dipersidangan sehubungan dengan kasus
penebangan atau pengrusakan tanaman mangrove oleh Terdakwa;
ah

lik

- Bahwa Saksi bekerja di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Majene pada


tahun 2018 sampai dengan sekarang dengan jabatan sebagai kepala bidang
penataan dan penataan lingkungan hidup;
m

ub

- Bahwa penebangan atau pengrusakan tanaman mangrove yang dilakukan


oleh Terdakwa pada akhir bulan Juli tahun 2018 bertempat di dusun Palipi
ka

ep

desa Palipi kecamatan Sendana Kabupaten Majene;


- Bahwa Saksi mengetahui adanya penebangan mangrove dari mahasiswa
ah

yang datang unjuk rasa dan tindakan yang kami lakukan yaitu Kepala Dinas
R

Penataan dan Penataan Lingkungan Hidup langsung ke lapangan, setelah itu


es

membuat panggilan kepada Pak Sudirman dan melakukan pemberhentian


M

ng

on

Halaman 9 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kegiatan tersebut dan Saksi juga pernah turun ke lokasi pada bulan Oktober

R
2018;

si
- Bahwa luas lahan hutan mangrove yang ditebang atau dirusak oleh Terdakwa
panjang 130 meter dan lebar 25 meter;

ne
ng
- Bahwa dari adanya hal tersebut, pernah dikonsultasikan ke dinas kehutanan
Propinsi dan Seminggu setelah dikonsultasikan ada surat balasan yang

do
gu menyebutkan lokasi tersebut statusnya penggunaan APL (kawasan areal
penggunaan lain) dan status penggunaan APL bisa dimanfaatkan sesuai
dengan prosedur atau ada syarat tertentu yang harus dilakukan terlebih

In
A
dahulu;
- Bahwa atas perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa, dalam undang-
ah

undang lingkungan hidup ada yang dilanggar yaitu:

lik
- Pasal 35 Ayat (1) yang berbunyi “Usaha dan atau kegiatan yang tidak
wajib dilengkapi UKL- UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
am

ub
ayat ( 2) wajib membuat surat pernyataan kesanggupan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup “;
- Pasal 21 Ayat (1), (2) dan (3) huruf d yang berbunyi “Ayat (1) Untuk
ep
k

menentukan terjadinya kerusakan lingkungan hidup ditetapkan kriteria


baku kerusakan lingkungan hidup, ditetapkan kriteria baku kerusakan
ah

R
lingkungan hidup“ Ayat ( 2) “Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup

si
meliputi kriteria baku ekosistem dan kriteria baku kerusakan akibat

ne
ng

perubahan iklim “Ayat (3) Kriteria baku kerusakan ekosistem meliputi


huruf d yaitu kriteria baku kerusakan mangrove“;
- Bahwa dasar Saksi mengatakan melanggar Pasal 35 ayat (1) karena dari

do
gu

luas tambak yang dikerja kemudian mencatat dan mencocokan dengan


Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Barat nomor 25 tahun 2015 Tentang
jenis usaha atau kegiatan yang wajib memiliki Dokumen UKL-UPL dan
In
A

Permen LH Nomor 16 tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen


Lingkungan Hidup, dalam regulasi tersebut menyatakan luas lokasi tambak
ah

lik

tidak termasuk dalam syarat wajib Amdal dan wajib UKL-UPL;


- Bahwa persyaratan yang harus dilengkapi apabila tidak masuk dalam syarat
wajib amdal dan wajib UKL- UPL yaitu membuat surat pernyataan
m

ub

kesanggupan pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan hidup;


- Bahwa Terdakwa tidak membuat surat pernyataan kesanggupan pengelolaan
ka

ep

dan pemanfaatan lingkungan hidup;


- Bahwa jika ada yang punya lahan maka yang harus dilengkapi adalah
ah

melampirkan keterangan kepemilikan lahan;


- Bahwa menurut Saksi melihat kejadian yang dilakukan oleh Terdakwa maka
R

es

Terdakwa dikenakan pelanggaran administrasi dan Terdakwa maupun atas


M

ng

on

Halaman 10 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
nama instansi yang kerja sama dengan Terdakwa tidak pernah mengajukan

R
permohonan dan yang dilanggar itu adalah sanksi administrasi karena tidak

si
ada ijin mengelola kawasan mangrove tersebut, dan sepengetahuan Saksi

ne
ng
tanaman mangrove berupa tanaman semacam kayu;
- Bahwa di daerah Sendana tidak ada homogenitas untuk tanaman tertentu
yang dikatakan khusus dan mangrove itu tanaman yang dilindungi;

do
gu - Bahwa sejak saksi menjabat sebagai kepala bidang penataan dan penataan
lingkungan hidup, tidak pernah ada perorangan yang meminta izin untuk
pengelolaan kawasan mangrove;

In
A
- Bahwa tindakan Dinas Lingkungan Hidup setelah diketahui Terdakwa
mengelola tanaman mangrove dan tidak memiliki izin yaitu pemberhentian
ah

pelaksanaan pekerjaan kemudian memberikan kesempatan kepada

lik
Terdakwa untuk menyelesaikan administrasi seperti mengajukan
permohonan izin untuk melakukan pekerjaan tersebut;
am

ub
- Bahwa menurut pengetahuan Saksi di daerah pesisir itu tidak ada hak milik;
- Bahwa pada Pasal 98 ayat (1) atau Pasal 109 Undang- undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
ep
k

Lingkungan Hidup, kriteria izin yang tidak dimiliki oleh Terdakwa yaitu tidak
ada izin UPL;
ah

- Bahwa Saksi tidak mengetahui siapa yang menanam mangrove yang


R

si
ditebang oleh Terdakwa namun Saksi pernah mendengar dari kepala dinas
jika mangrove tersebut sudah lama tumbuh sejak tahun 1967 waktu adanya

ne
ng

tsunami;
- Bahwa areal penggunaan lain boleh dipergunakan untuk kepentingan

do
pemerintah dan bisa juga dilakukan oleh Kepala Desa;
gu

- Bahwa pernah ada pertemuan antara Bupati, Kejaksaan, Kepolisian dan


Dinas Lingkungan Hidup yang pada pertemuan tersebut arahannya agar
In
A

tidak terjadi kejadian semacam ini dan jangan dulu dilapor ke kepolisian,
sengketa tata ruang lingkungan hidup dapat diselesaikan dengan mufakat;
ah

lik

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa membenarkan dan tidak keberatan;

4. AMIRUDDIN, S.T., dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai


m

ub

berikut:
- Bahwa Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik dan keterangan yang Saksi
ka

ep

berikan sudah benar tidak ada yang mau diubah dan dicabut;
- Bahwa Saksi diperhadapkan dipersidangan sehubungan dengan kasus
ah

penebangan atau pengrusakan tanaman mangrove oleh Terdakwa pada


R

tahun 2018 di di dusun Palipi Desa Palipi Kecamatan Sendana Kabupaten


es

Majene;
M

ng

on

Halaman 11 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Tupoksi Saksi selaku Kasi Tata Ruang dan Tata Guna Lahan pada

R
Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Majene

si
mengenai perencanaan dan Perencanaan Tata Ruang dan pada pengelolaan

ne
ng
tumbuhan mangrove/ bakau bertempat di Dusun Palipi Desa Palipi
Kecamatan Sendana Kabupaten Majene tersebut termasuk Kawasan
Lindung dimana dalam Perda No.12 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata

do
gu Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majene;
- Bahwa adanya masalah penebangan mangrove Saksi tahu dari wartawan
yang datang ke kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

In
A
Kabupaten Majene dan dari laporan tersebut kemudian tindakan yang
dilakukan Dinas Pekerjaan umum hanya pelarangan;
ah

lik
- Bahwa Saksi tidak pernah menerima surat permohonan atas kawasan
mangrove/ bakau untuk dijadikan sarana wisata;
- Bahwa Saksi tidak bisa menyimpulkan lokasi mangrove/ bakau yang dibabat
am

ub
atau dirusak di Desa Palipi Kecamatan Sendana Kabupaten Majene masuk
dalam kawasan hutan lindung dan penjelasan dari Pasal 12 Ayat (2) huruf d
ep
berbunyi “Kawasan Pantai Berhutan Bakau terdapat di Daerah Binanga,
k

Totolisi, Palipi dan Daerah Karondongan Kecamatan Sendana dengan luas +


ah

17,79 Ha , setahu Saksi sepanjang ada tanaman bakau itu masuk wilayah
R

si
kawasan pantai berhutan bakau;
- Bahwa dasar Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan ruang Kabupaten

ne
ng

Majene memberhentikan kegiatan Terdakwa yaitu berdasarkan Perda No.2


Tahun 2013 tentang pedoman penerapan sanksi Administratif di bidang

do
lingkungan hidup, UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
gu

Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 22 ayat (1) , Pasal 34 Ayat (1), Pasal
35 (1), Pasal 40 Ayat (1) Pasal 109 yang kesemuanya berupa sanksi
In
A

administratif;
- Bahwa tindakan Kepala Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Majene memerintahkan untuk menghentikan
ah

lik

pekerjaannya untuk sementara dan disuruh melengkapi administrasinya


termasuk izin;
m

ub

- Bahwa peneguran tidak dilakukan secara tertulis tetapi secara lisan terhadap
Terdakwa untuk memberhentikan kegiatannya kemudian diberikan
ka

kesempatan kepada Terdakwa untuk menyelesaikan administrasi seperti


ep

mengajukan permohonan izin untuk melakukan pekerjaan tersebut;


- Bahwa Saksi tidak mengetahui dimana titik kawasan pantai berhutan bakau;
ah

- Bahwa menurut Terdakwa dia menebang atau merusak mangrove karena


R

ada rencana untuk menghubungkan lokasi tersebut dengan pulai Taimanu;


es
M

ng

on

Halaman 12 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa pelanggaran yang dikenakan terhadap Terdakwa adalah hanya

R
dikenakan izin pengelolaan lingkungan hidup, sebelum dikelola harus ada izin

si
terlebih dahulu dan kalau tidak ada izin tapi pengelolaan sudah berjalan

ne
ng
masih bisa dilakukan kelengkapan administrasi;

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa membenarkan dan tidak keberatan;

do
gu 5. AZIL ANWAR ALIAS PAPA RIRI BIN ALM ANWAR, dibawah sumpah pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut:

In
A
- Bahwa Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik dan keterangan yang Saksi
berikan sudah benar tidak ada yang mau diubah dan dicabut;
- Bahwa Saksi diperhadapkan dipersidangan sehubungan dengan adanya
ah

lik
pembabatan atau pengrusakan mangrove/ bakau di dusun Palipi desa Palipi
kecamatan sendana Kabupaten Majene yang dilakukan oleh Terdakwa
am

ub
dengan maksud untuk pembuatan budi daya tambak kepiting;
- Bahwa awalnya Saksi mendapat informasi dari wartawan radal Sulbar ada
pengrusakan mangrove di desa Palipi kemudian Saksi bersama Edi
ep
k

mengecek lokasi yang dimaksud pada hari Kamis tanggal 28 Juni 2018
sekitar pukul 13.00 Wita, pada saat itu Saksi melihat lokasi mangrove
ah

R
tersebut sudah dibabat/ dirusak dengan menggunakan escapator sehingga

si
Saksi bertanya kepada operator alat berat “kapan dilakukan pekerjaan dan

ne
ng

siapa yang menyuruh membongkar mangrove disini ?” kemudian operator


menjawab “sudah 2 (dua) hari kami bekerja dan disuruh oleh Sudirman untuk
membuat tambak budidaya kepiting, setelah itu Saksi ke rumah Sudirman

do
gu

(Kepala Desa Palipi) bersama Edi (Wartawan Radar Sulbar) dan Saksi
bertanya kepada Pak Sudirman bahwa “kenapa dibongkar mangrove disitu
In
A

?” lalu Pak Sudirman mengatakan bahwa “di bongkar untuk membuat


empang budidaya kepiting mangrove“ kemudian Saksi menanyakan “apakah
ada izin dari instansi terkait untuk alih fungsi tanaman mangrove ?“ lalu Pak
ah

lik

Sudirman mengatakan bahwa “izin itu, untuk memperlambat pekerjaan saja”,


lalu Pak Sudirman berkata kepada Saksi “mohon maaf karena saya tidak
m

ub

berkoordinasi sama kita“ kemudian Saksi menjawab kepada Pak SUDIRMAN


“kenapa harus koordinasi, saya tidak berwenang untuk memberi izin atau
ka

ep

melarang untuk alih fungsikan mangrove, saya cuma mengingatkan


pekerjaan yang bapak lakukan itu melanggar aturan dan merusak ekosistem
ah

tanaman mangrove / bakau di pesisir pantai“ lalu Pak Sudirman mengatakan


R

kepada Saksi “jangan lihat rusaknya, lihat dampak ekonomi kedepan untuk
es
M

ng

on

Halaman 13 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
masyarakat dan bukan juga mangrove yang kamu tanam yang saya babat“

R
dan sempat juga mengatakan katanya sudah diteliti oleh Dosen Unhas dan

si
cocok untuk budidaya kepiting dan Pak Sudirman mengatakan mau

ne
ng
membabat mangrove sampai di Pulau Tai Manu namun pada saat itu Saksi
hanya diam saja dan selanjutnya pulang ke rumah karena Pak Sudirman
tetap berkeras untuk melanjutkan pekerjaannya;

do
gu - Bahwa yang membabat mangrove adalah operator eskapator atas perintah
Pak Sudirman dengan ukuran kurang lebih 100 x 30 m2;
- Bahwa lokasi mangrove yang dibabat atau dirusak tidak termasuk dalam

In
A
kawasan hutan lindung namun fungsi ekosistemnya sangat penting
dibuktikan dengan adanya Perpres No.72 Tahun 2012 Tentang strategi
ah

lik
nasional pengelolaan ekosistem mangrove dan wilayah ekosistemnya
termasuk kawasan daerah APL (areal peruntukan lain) dan daerah APL itu
am

boleh dikelola sampai 400 meter dari pasang terendah dan harus ada izin dari

ub
instansi yang terkait;
- Bahwa dampak dari tidak adanya mangrove dilokasi yang ditebang yaitu
ep
dampak terbesarnya terhadap lingkungan, ekosistemnya rusak, burung-
k

burung disekitar itu kehilangan tempat tinggal, kerusakan lahan tanaman


ah

masyarakat karena mangrove merupakan penahan ombak dan angin serta


R

si
menurut cerita pada tahun 1969 waktu terjadinya tsunami di daerah Somba,
Binanga dan daerah dusun palipi, tanaman mangrove tersebut sudah besar

ne
ng

dan tsunami tidak masuk karena mangrove yang menghalanginya;


- Bahwa syarat untuk mengelola areal peruntukan lain (APL) ada peraturan

do
daerahnya;
gu

- Bahwa pengertian kawasan ekosistem mangrove secara ekologi yang


berfungsi sebagai penyaring air laut dan tempat berpijahnya, kepiting dan
In
A

udang, kemudian ekosistemnya yang berhubungan dengan pemukiman


sekitarnya meredam ombak dan angin;
- Bahwa Terdakwa membabat mangrove tidak ada izin dan koordinasi dengan
ah

lik

pihak terkait;
- Bahwa pembabatan mangrove sepengetahuan Saksi diketahui oleh pihak
Badan permusyawaratan Desa (BPD) dan Pendamping Desa akan ada
m

ub

pekerjaan alih fungsikan tanaman mangrove/ bakau dan untuk dijadikan


ka

budidaya tambak kepiting namun pada waktu Saksi menanyakan hal itu
ep

kepada salah satu pendamping Desa, dia mengatakan “saya kira bukan
lokasi mangrove yang akan dijadikan budidaya tambak kepiting”;
ah

- Bahwa setelah Saksi berdiskusi dengan teman- teman penggiat mangrove,


R

perbuatan Terdakwa melanggar:


es

- Pepres No.51 Tahun 2016, Tentang Batas Sempadan Pantai;


M

ng

on

Halaman 14 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Pasal 35 Huruf f undang-undang No.27 tahun 2007, Tentang

R
Pengolaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau kecil Jo

si
Pasal 73 Ayat (1) UU No.1 Tahun 2014 Tentang Pengolahan

ne
ng
Pengeloaan Wilayah Pesisir;
- UU No.18 Tahun 2013, Tentang Pencegahan Pembalakan Hutan;
- PP No.27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan;
- Permen No.05 Tahun 2017 Tentang Usaha atau kegiatan wajib

do
gu AMDAL;
- Permen No.13 Tahun 2010 Tentang UKL, UPL dan SPPL;
- Bahwa jenis mangrove yang ditebang oleh Terdakwa yaitu mangrove ratin

In
A
alba, risopopa astilosa;
ah

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa memberikan pendapat bahwa pada

lik
saat itu Terdakwa tidak mengatakan jika meminta izin menghambat pekerjaan dan
Terdakwa menyampaikan kepada Saksi “ini sudah sesuai dengan program desa sejak
am

ub
tahun 2012 dan Terdakwa juga yang menanam mangrove yang berada diluar;

Terhadap pendapat Terdakwa tersebut, Saksi tetap pada keterangannya;


ep
k

6. NENNI TANDI, RS.Hut, M.Si., berjanji yang pada pokoknya menerangkan sebagai
ah

berikut:
R

si
- Bahwa Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik dan keterangan yang Saksi
berikan sudah benar tidak ada yang mau diubah dan dicabut;

ne
ng

- Bahwa Saksi mengerti diperhadapkan dipersidangan sehubungan dengan


adanya penebangan atau pengrusakan mangrove/ bakau di dusun Palipi
desa Palipi Kecamatan Sendana Kabupaten Majene yang dilakukan oleh

do
gu

Terdakwa;
- Bahwa maksud dan tujuan Terdakwa melakukan penebangan atau
pengrusakan mangrove di Desa Palipi Kecamatan Sendana adalah untuk
In
A

dilakukan pengerasan jalan dan penimbunan sebagai akses jalan ke Pulau


Tai Manu;
ah

lik

- Bahwa awalnya saksi mengetahui kejadian pembabatan mangrobe dari


kepala dinas kemudian Saksi diperintahkan ke lokasi kejadian yakni di dusun
Palipi Desa Palipi Kecamatan Sendana Kabupaten Majene, kemudian saksi
m

ub

mencocokkan dengan peta untuk mengetahui apakah lokasi tersebut masuk


ka

kawasan hutan lindung atau bukan dan ternyata daerah tersebut masuk areal
ep

penggunaan lain (APL);


- Bahwa hutan mangrove masuk dalam definisi hutan sebagaimana dalam
ah

Undang- undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan namun


R

penentuan penetapan kawasan hutan harus melalui surat keputusan (SK)


es
M

ng

on

Halaman 15 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Nomor 862 Tahun 2014 Tentang Penetapan Kawasan Hutan Provinsi

R
Sulawesi Barat;

si
- Bahwa prosedur untuk pengelolaan diluar kawasan hutan atau di areal
penggunaan lain merupakan kewenangan daerah setempat yang dituangkan

ne
ng
dalam RTRW Kabupaten;
- Bahwa berdasarkan PP No.7 Tahun 1999 tentang Pengawetan jenis

do
gu tumbuhan dan satwa, tanaman mangrove tidak termasuk dalam jenis
tumbuhan yang dilindungi dan lokasi tempat tumbuhnya mangrove yang
ditebang Terdakwa bukan masuk dalam kawasan hutan;

In
A
- Bahwa setelah Saksi melakukan survey dan berkoordinasi dengan
pemerintah setempat lokasi tersebut masuk dalam kawasan sempadan
ah

pantai dan mengenai fungsi sempadan pantai bukan kewenangan Saksi

lik
untuk menjelaskan;
- Bahwa setelah Saksi melakukan survey kemudian Saksi melapor ke
am

ub
Pimpinan lalu dinas kami mendapat surat untuk dimintai keterangan secara
tertulis apa yang telah dilakukan di lokasi tersebut dan lokasi yang dimaksud
adalah Kawasan APL untuk laporan ke Dinas sampai ke Bappeda dan itu
ep
k

juga laporan ke Dinas Provinsi;


- Bahwa Terdakwa Sudirman tidak ada ijinnya dalam membabat mangrove/
ah

R
bakau untuk dijadikan budidaya tambak kepiting, Pak Sudirman tidak

si
koordinasi dan tidak mempunyai ijin karena pada waktu Saksi ke lapangan

ne
ng

langsung menemui Pak Desa dan ketika Saksi tanyakan hal itu lalu Pak Desa
Sudirman mengatakan kalau minta ijin lama prosesnya dan menghambat
pekerjaan pelaksanaan budidaya tambak kepiting tersebut;

do
gu

- Bahwa Saksi pernah mengecek lokasi penebangan mangrove/ bakau yang


dibabat atau dirusak di Desa Palipi Kecamatan Sendana Kabupaten Majene
dengan mengambil titik koordinat dengan menggunakan alat ukur GPS dan
In
A

aplikasi, kemudian mencocokan dengan peta kawasan sesuai SK MENHUT


namun titik lokasi tersebut tidak masuk dalam kawasan hutan, melainkan
ah

lik

masuk APL (area penggunaan lain), selanjutnya Saksi mencocokan titik


kordinat tersebut dengan aplikasi RTRW Kabupaten Majene dan menurut
m

ub

RTRW Kabupaten Majene bahwa titik koordinat yang Saksi ambil berada
dalam kawasan sempadan pantai;
ka

- Bahwa kawasan areal penggunaan lain (APL) bisa digunakan seperti untuk
ep

sektor pemukiman, sektor pertanian, sektor perikanan dan kelautan dan


mengenai prosedur dan syarat- syaratnya bukan kewenangan Saksi untuk
ah

menjelaskan dan hutan lindungpun bisa digunakan tapi sesuai prosedur dan
R

es

ada syarat- syaratnya;


M

ng

on

Halaman 16 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa membenarkan dan tidak keberatan;

si
Menimbang, bahwa Penuntut Umum telah mengajukan Ahli sebagai berikut:

ne
ng
1. PROF. DR. AMRAN, S.T., M.Si., dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:

do
gu - Bahwa Ahli pernah diperiksa oleh Penyidik berkaitan dengan pengrusakan
hutan mangrove yang terjadi pada hari Rabu tanggal 27 Juni 2018 bertempat
di dusun Palipi Desa Palipi kecamatan Sendana Kabupaten Majene dan

In
A
keterangan Ahli tidak ada yang mau diubah;
- Bahwa yang menjadi dasar/ aturan dalam pengelolaan wilayah pesisir dan
ah

lik
pulau- pulau kecil pada tahun 2018 adalah:
a) Undang- undang No.27 Tahun 2017 sebagaimana telah direvisi
menjadi Undang- undang No.1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
am

ub
Undang- undang No.27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan pulau- pulau Kecil;
b) Undang- undang No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
ep
k

Pengelolaan Lingkungan Hidup;


c) Kepmen LH Nomor 201 Tahun 2004 Tentang Pedoman Penentuan
ah

R
kerusakan mangrove;

si
- Bahwa prosedur mengelola wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil dimulai dari
data base (atlas sumberdaya) kemudian dibuat perencanaan selanjutnya

ne
ng

implementasi lalu dilakukan pengawasan setelah dimanfaatkan lalu


dievaluasi;

do
- Bahwa yang dimaksud dengan merusak ekosistem mangrove yang tidak
gu

sesuai karakteristik Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil ialah melakukan


kegiatan yang merusak ekosistem berdasarkan kriteria baku kerusakan
In
A

ekosistem mangrove dalam Kepmen LH Nomor 201 Tahun 2004, Pasal 4


tentang kriteria baku kerusakan mangrove, terdiri dari 3 kategori yaitu :
1). Kondisi baik atau padat jika diatas 75 % atau sama dengan 1000
ah

lik

sampai dengan 1500 pohon per hektar;


2). Kondisi sedang apabila masih terdapat 50 sampai 75 % atau
m

ub

sama dengan 1000 sampai dengan 1500 pohon per hektar;


3). Kondisi rusak apabila tutupan 50 % atau sama dengan dibawah
ka

1000 pohon per hektar;


ep

- Bahwa yang dimaksud melakukan konversi ekosistem mangrove di kawasan


atau zona budidaya yang tidak memperhitungkan keberlanjutan fungsi
ah

ekologis pesisir dan pulau-pulau kecil ialah melakukan kegiatan alih fungsi
R

ekosistem mangrove menjadi peruntukan lainnya sehingga memungkinkan


es
M

ng

on

Halaman 17 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
terjadi kerusakan ekosistem pesisir dan laut merupakan suatu kesatuan yang

R
tidak terpisahkan dari ekosistem lainnya termasuk diantaranya fungsi ekologis

si
hutan mangrove itu sendiri sebagai Spawuning ground (tempat pemijahan)

ne
ng
berbagai jenis organisme, nursery ground (pembesaran anak- anak ikan) dan
feeding ground (tempat mencari makan berbagai organisme) oleh karena itu
jika ekosistem mangrove mengalami kerusakan maka ketiga fungsi tersebut

do
gu ikut terpengaruh sehingga berdampak pada keberlanjutan ekosistem yang
bermuara kepada menurunnya sumber perikanan;
- Bahwa pengrusakan atau penebangan mangrove yang dilakukan oleh

In
A
Terdakwa masuk dalam kualifikasi Pasal 73 ayat (1) huruf b Undang- undang
No. 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang- undang No. 27 Tahun
ah

lik
2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- pulau kecil;
- Bahwa dalam pengelolaan ekosistem mangrove, seorang pelaku lingkungan
am

dapat memanfaatkan ekosistem mangrove untuk kegiatan lain seperti tambah

ub
tumpang sari atau penebangan atau penjarangan untuk pemanfaatan,
dibolehkan dengan perbandingan 20 % : 80 % (penebangan mangrove 20 %
ep
k

sedangkan 80 % disisahkan;
- Bahwa ada 4 (empat) kriteria melakukan pengelolaan wilayah pesisir dan
ah

pulau- pulau kecil misalnya diatasnya tumbuh mangrove, yakni:


R

si
1. Rencana strategis daerahnya;
2. Rencana Tata ruang;
3. Rencana pengelolaan;

ne
ng

4. Rencana implementasi untuk mengsinkronkan dokumen yang harus


dimiliki;
- Bahwa sesuai aturan Kepmenhut pesisir pantai dan pulau kecil yang bisa

do
gu

dikelola masyarakat, untuk eilayah pantai 130 (seratus tiga puluh) meter
dihitung kedepan dari pasang surut laut/ kelaut, dan untuk wilayah hutan
In
A

sampai 50 (lima puluh) meter dari belakang kedepan dan dari samping kiri
dan kanan yang boleh dikelola;
- Bahwa Ahli tidak melihat dalam undang- undang maupun Perda yang
ah

lik

mengatur tentang penentuan wilayah kawasan mangrove di Kabupaten


Majene;
- Bahwa Ahli tidak pernah melihat lokasi pengrusakan mangrove;
m

ub

- Bahwa untuk kawasan mangrove hanya 20 (dua puluh) persen saja yang
bisa dikelola karena terbagi beberapa zona yaitu: Zona inti, Praservasi, Zona
ka

ep

pemanfaatan dan dari Zona pemanfaatan itulah bisa diambil untuk


pengelolaan APL tetapi tetap mempertahankan mangrove yang sudah ada;
ah

Terhadap keterangan Ahli, Terdakwa tidak keberatan;


R

es
M

ng

on

Halaman 18 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Dr. ZULKIFLI ASPAN, S.H., M.H., dibawah sumpah pada pokoknya

R
menerangkan sebagai berikut:

si
- Bahwa Ahli pernah diperiksa oleh Penyidik berkaitan dengan pengrusakan

ne
ng
hutan mangrove yang terjadi pada hari Rabu tanggal 27 Juni 2018 bertempat
di dusun Palipi Desa Palipi kecamatan Sendana Kabupaten Majene dan
keterangan Ahli tidak ada yang mau diubah;

do
gu - Bahwa secara normatif, setiap usaha dan/ atau kegiatan yang berdampak
penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal dengan kriteria
tertentu, hal ini ditegaskan dalam Pasal 22 ayat 1 dan 2, Pasal 23 dan Pasal

In
A
24 Undang- undang Nomor 32 Tahun 2009, Pasal 36 bahwa setiap usaha
dan/ atau kegiatan yang wajib memiliki amdal atau UKL-UPL wajib memiliki
ah

lik
izin lingkungan, izin lingkungan tersebut diterbitkan berdasarkan keputusan
kelayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 UU
am

ub
No.32 Tahun 2009 atau rekomendasi UKL-UPL, selain itu izin lingkungan
tersebut wajib mencantumkan persyaratan yang dimuat dalam keputusan
kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL sementara, izin
ep
k

lingkungan diterbitkan oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/ atau Wali Kota
ah

sesuai dengan kewenangannya yang diatur lebih lanjut oleh peraturan


R

si
pelaksanaannya, berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan tersebut diatas,
wajib memiliki ijin terlebih dahulu karena ijin merupakan pemenuhan syarat

ne
ng

dalam melakukan kegiatan dan semua kebijakan tidak boleh bertentangan


peraturan perundang- undangan yang diatas dan tidak boleh bertentangan

do
dengan kepentingan umum;
gu

- Bahwa mangrove yang ada di Kabupaten Majene semua pengelolaannya


lingkungan hidup;
- Bahwa Ahli tidak pernah lihat lokasi mangrove yang telah dibabat oleh
In
A

Terdakwa namun pernah melihat fotonya;


- Bahwa semua orang bisa mengelola lingkungan hidup, namun ada
ah

lik

instrument izin pengelola terlebih dahulu;


- Bahwa pengrusakan atau penebangan hutan mangrove tersebut, terlepas
pada peristiwa konkrit, sebenarnya dapat diterapkan Pasal 98 Ayat (1) dan
m

ub

Pasal 109 UU No.32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan


lingkungan hidup dan dapat juga kaitkan dengan Undang- undang Nomor 41
ka

ep

tahun 1999 Jo Undang- undang No.18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Kerusakan Hutan dan Undang- undang Nomor 27 Tahun
ah

2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil;


R

es

Terhadap keterangan Ahli, Terdakwa tidak keberatan;


M

ng

on

Halaman 19 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Menimbang, bahwa Terdakwa di persidangan telah memberikan keterangan
yang pada pokoknya sebagai berikut:

ne
ng
- Bahwa Terdakwa melakukan penebangan/ pengrusakan mangrove pada hari
Rabu tanggal 27 Juni 2018 bertempat di dusun Palipi Desa Sendana
Kecamatan Sendana Kabupaten Majene dengan cara menggali akar

do
gu mangrove dengan ukurang panjang 130 meter dan lebar 25 meter, sebanyak
kurang lebih 50 (lima puluh) pohon dengan menggunakan excapator;
- Bahwa Terdakwa menjadi kepala desa Palipi sejak tahun 2012 sampai

In
A
dengan saat ini;
- Bahwa penyebab Terdakwa menebang mangrove yaitu karena sejak tahun
ah

lik
2012 melalui Musyawarah Dusun ditetapkan untuk Pengembangan Rekreasii
Taman Wisata dan dalam Pembuatan Taman Wisata dan Taman Rekreasi
am

yang akan menghubungkan ke Pulau Taimanu, akan dilengkapii fasilitas

ub
seperti: Ada jalanan, tempat parkiran termasuk tambak kepiting tersebut
sehingga melakukan menebang mangrove tersebut sesuai dengan
ep
k

RPJMDes 2015 sampai dengan 2021 dan RKPDes 2018 serta APBDes
2018;
ah

- Bahwa setelah ditetapkan anggaran desa tahun 2018 Terdakwa mulai kerja,
R

si
setelah musrembang kecamatan barulah Terdakwa menebang mangrove
tersebut;

ne
ng

- Bahwa pekerjaan ini tidak selesai karena dalam pembuatan jalan ada yang
melapor sehingga pekerjaan dihentikan karena menurut mereka yang

do
melapor ada pelanggaran;
gu

- Bahwa luas yang dikerjakan panjang 130 meter dan lebar 25 meter
sedangkan luas keseluruhan yang akan dikembangkan menjadi daerah
In
A

wisata, panjangnya 200 meter dan lebarnya 70 meter;


- Bahwa Terdakwa ketika disuruh mengentikan kegiatan lalu menyurat ke
Bupati kemudian ada tanggapan dari Bupati di disposisi ke dinas lingkungan
ah

lik

hidup dan kemudian Terdakwa disarankan untuk melengkapi dokumen kajian


dan perizinan;
- Bahwa pada saat Terdakwa ke dinas lingkungan hidup, ada pegawai yang
m

ub

bernama Suryani menyampaikan kepada Terdakwa “bukan masuk izin


ka

lingkungan tetapi masuk SPPL, namun Terdakwa tidak mengurus SPPL


ep

karena kasus ini sudah masuk proses hukum;


- Bahwa menurut Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Barat, lokasi mangrove
ah

tersebut tidak masuk kawasan hutan lindung dan lokasi tersebut masuk APL
R

es
M

ng

on

Halaman 20 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan kalau APL merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten

R
Majene;

si
- Bahwa Terdakwa tidak pernah bertanya ke tempat lain yang sudah
melakukan kegiatan seperti yang Terdakwa lakukan;

ne
ng
Menimbang, bahwa Terdakwa telah mengajukan Saksi yang meringankan (a
de charge) sebagai berikut:

do
gu 1. Ir. AHMAD RAFLI NUR, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:

In
- Bahwa yang akan Saksi terangkan berkaitan dengan bidang Kehutanan
A
karena Saksi pernah menjabat sebagai Kepala Dinas kehutanan sejak Tahun
2013 sampai dengan Tahun 2016;
ah

lik
- Bahwa Terdakwa dihadirkan dipersidangan sehubungan dengan
pengrusakan mangrove di dusun Palipi Desa Palipi Kecamatan Sendana
am

ub
Kabupaten Majene;
- Bahwa daerah mangrove yang ditebang atau dirusak oleh Terdakwa belum
dimasukkan kawasan hutan, daerah tersebut masuk RTRW pengembangan
ep
daerah wisata;
k

- Bahwa Saksi pernah melihat lokasi mangrove tersebut;


- Bahwa tentang areal penggunaan lain (APL) boleh digunakan untuk kegiatan
ah

R
lain, peraturan yang mengatur ada Peraturan Gubernur, Perda Lingkungan

si
Hidup, jika diatas 5 (lima) Ha harus dilengkapi APL dan jika dibawah 5 (lima)

ne
ng

Ha dilengkapi SPPL dan pengajuannya ditujukan ke dinas Lingkungan hidup;


- Bahwa mangrove yang ditebang/ dirusak Terdakwa dibawa 5 (lima) Ha;
- Bahwa menurut Saksi minimal dibuatkan SPPL karena ketidaktahuannya

do
disebabkan tidak ada penyuluhan dan sosialisasi dari pemerintah dan dari
gu

instansi terkait sedangkan kewajiban pemerintah harus ada penyuluhan dan


sosialisasi ke masyarakat;
In
A

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa membenarkan dan tidak keberatan;


ah

lik

Menimbang, bahwa Terdakwa telah mengajukan Ahli sebagai berikut:

1. AZRI RASUL, SKM., M.Si., M.H., dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan
m

ub

sebagai berikut:
- Bahwa Ahli mengetahui adanya penebangan/ pengrusakan mangrove;
ka

- Bahwa luas mangrove yang ditebang 25 meter x 130 meter;


ep

- Bahwa mangrove yang ditebang masuk dalam APL tidak masuk dalam
kawasan lindung;
ah

es
M

ng

on

Halaman 21 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa untuk APL diserahkan sepenuhnya kepada kebijakan Pemda dan

R
pengaturannya bisa melalui RTRW dan sudah ada dalam RTRW untuk

si
pengembangan wisata;
- Bahwa untuk usaha dan atau kegiatan wajib amdal yaitu kegiatan berdampak

ne
ng
penting terhadap lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam Pasal 22-33
Undang- undang Nomor 32 Tahun 2009, batas Amdal di Peraturan Menteri

do
gu Lingkungan Hidup No.5 tahun 2012;
- Bahwa untuk usaha dan atau kegiatan wajib UKP/UPL, kegiatan tidak
berdampak penting terhadap lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam

In
A
Pasal 34 Undang- undang No.32 Tahun 2009, batas dokumen UKL- UPL
Peraturan Gubernur atau Bupati/ Walikota;
ah

- Bahwa untuk suatu kegiatan tidak wajib UKP-UPL dan tidak berdampak

lik
penting serta kegiatan usaha mikro dan kecil hanya SPPL sesuai Pasal 35
Undang- undang No. 32 Tahun 2009;
am

ub
- Bahwa Amdal wajib izin lingkungan, SPPL tidak wajib Izin lingkungan dan
diajukannya ke Dinas Lingkungan Hidup;
- Bahwa untuk sempadan pantai diukur mulai dari pasang tertinggi dihitung
ep
k

kedarat 100 meter;


- Bahwa penanganan SPPL masuk ke teknis misalnya mau membangun
ah

restoran, limbah yang dihasilkan restoran itu bagaimana efek sampingnya


R

si
dan bagaimana cara mengatasinya dan mau membuat parkiran jalan,
jembatan, inilah yang dimasukkan dalam SPPL;

ne
ng

- Bahwa mengenai penebangan mangrove menurut Ahli tidak ada masalah,


Ahli ada fotonya yang diambil dari udara yang Ahli lihat masih ada mangrove

do
yang lain untuk melindungi dan Ahli juga mendengar dibagian luar sudah
gu

ditanami mangrove 1000 pohon diarea itu;


- Bahwa dalam Peraturan Menteri Kehutanan untuk penyusunan RTRW
In
A

masuk pengembangan wisata;


- Bahwa dalam SPPL harus ditentukan dan dijelaskan dampak yang akan
terjadi dan semua dampak yang akan ditimbulkan;
ah

lik

- Bahwa untuk luas 100 Ha keatas skala besar, untuk UKL- UPL luasnya 5 Ha
sampai dengan 100 Ha, dan SPPL dibawah 5 (lima) Ha;
- Bahwa apabila kegiatan pada APL hanya menggunakan SPPL kemudian
m

ub

terjadi pengembangan usaha maka SPPL bisa menjadi UKL- UPL, da nada
peraturan Gubernur, atau Bupati/ Wali Kota tentang itu, dan kegiatan yang
ka

ep

dilakukan itu tetap terpantau dengan adanya SPPL karena jika ada
pengembangan usahanya bisa ditingkatkan menjadi wajib AMDAL atau wajib
ah

UKL-UPL dan tidak ada batas waktu memperbaiki tetapi tergantung pada
R

es
M

ng

on

Halaman 22 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pengembangan usaha yang dilakukan, jadi dalam hal ini pihak terkait dari

R
pemerintah harus pro aktif memantau kegiatan tersebut;

si
- Bahwa sebelum kegiatan dilaksanakan oleh Terdakwa seharusnya sudah
ada SPPLnya dan ketika kegiatan berjalan harus dipantau oleh pemerintah/

ne
ng
dinas terkait;
- Bahwa menurut ahli perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa hanya

do
gu merupakan pelanggaran administrasi bukan pelanggaran pidana;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan barang bukti berupa:


- 1 (satu) excavator merk comatsu PC 200 warna kuning;

In
A
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, Majelis Hakim
ah

menunjuk segala sesuatu yang terurai dalam berita acara persidangan yang

lik
mempunyai relevansi secara keseluruhan dianggap ikut termuat dan menjadi satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari putusan ini;
am

ub
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan
diperoleh fakta- fakta hukum sebagai berikut:
ep
k

- Bahwa Terdakwa pada hari Rabu tanggal 27 Juni 2018 dengan


menggunakan excavator merk comatsu PC 200 warna kuning yang
ah

R
disewa dari Saksi Jufri dan dioperasikan oleh Saksi Samsuddin

si
membersihkan dan menggali akar mangrove kurang lebih 50 (lima puluh)

ne
ng

batang di dusun Palipi Desa Sendana Kecamatan Sendana Kabupaten


Majene;
- Bahwa lokasi mangrove yang digali oleh Terdakwa panjangnya 130

do
gu

(seratus tiga puluh) meter, lebar 25 (dua puluh lima) meter yang
rencananya akan dijadikan wilayah pengembangan rekreasi taman wisata
yang akan menghubungkan ke pulau Taimanu;
In
A

- Bahwa rencana Terdakwa melakukan pengembangan rekreasi taman


wisata akan dilengkapi fasilitas seperti jalanan, tempat parkir, tambak
ah

lik

kepiting oleh karenanya Terdakwa melakukan penebangan mangrove;


- Bahwa rencana Terdakwa sudah sesuai dengan RPJMDes 2015 sampai
dengan 2021 dan RKPDes 2018 serta APBDES 2018;
m

ub

- Bahwa lokasi mangrove yang digali oleh Terdakwa setelah diambil titik
koordinatnya dengan menggunakan alat ukur GPS dan aplikasi kemudian
ka

dicocokkan dengan peta kawasan SK menteri Kehutanan, lokasi tersebut


ep

tidak masuk dalam kawasan hutan melainkan kawasan area peruntukan


ah

lain (APL) sehingga pengaturan pengelolaannya diserahkan kepada


R

pemerintah setempat dalam hal ini pemerintah Kabupaten Majene;


es
M

ng

on

Halaman 23 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa kriteria baku kerusakan mangrove terdiri dari 3 kategori

R
sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Kepmen Lingkungan Hidup Nomor 201

si
Tahun 2004 Tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan

ne
ng
Mangrove;

do
gu Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan
apakah berdasarkan fakta- fakta hukum tersebut diatas, Terdakwa dapat dinyatakan
melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya;

In
A
Menimbang, bahwa oleh karena dakwaan Penuntut Umum berbentuk
ah

lik
alternatif sehingga Majelis Hakim dengan berpedoman pada Surat Edaran Mahkamah
Agung (SEMA) Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Rumusan Hukum Hasil Rapat Pleno
Kamar Mahkamah Agung sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan
am

ub
khususnya hasil rumusan kamar pidana (bagian pidana umum, permasalahan angka
9) yaitu “Hakim dapat langsung menunjuk dakwaan alternatif mana yang paling
ep
k

relevan dengan fakta- fakta persidangan dan atau yang lebih mudah pembuktiannya”,
maka setelah Majelis Hakim mencermati surat dakwaan Penuntut Umum kemudian
ah

R
dihubungkan dengan fakta hukum tersebut diatas, berpendapat bahwa dakwaan

si
alternatif kesatu mengenai perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya kriteria baku

ne
perusakan lingkungan hidup, tidak terdapat adanya fakta hukum mengenai sejauh
ng

mana kriteria baku kerusakan lingkungan hidup oleh karena untuk menentukan
dilampauinya kriteria baku perusakan lingkungan harus berpedoman pada Surat

do
gu

Keputusan Menteri Negara lingkungan hidup Nomor 201 Tahun 2004 Tentang Kriteria
Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove dengan menggunakan metode
In
transek garis dan petak contoh (Transect line plot) sedangkan metode tersebut tidak
A

dilakukan oleh Penuntut Umum untuk membuktikan dakwaan kesatunya selanjutnya


mengenai dakwaan alternatif ketiga sebagaimana dalam surat dakwaan Penuntut
ah

lik

Umum yaitu Pasal 93 ayat (1) huruf b, Jo Pasal 35, huruf e, huruf f dan huruf g,
Undang- undang No.27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
m

ub

Pulau Kecil, setelah Majelis Hakim membaca dan mencermati Undang- undang No.27
Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil tidak
ka

ep

terdapat adanya Pasal 93 sebagaimana dakwaan alternatif ketiga Penuntut Umum,


oleh karena undang- undang tersebut hanya mengatur sampai pada Pasal 80, maka
ah

berdasarkan pada pertimbangan- pertimbangan tersebut Majelis Hakim memilih


R

langsung dakwaan kedua sebagaimana diatur dalam Pasal 109 Jo Pasal 36 ayat (1)
es
M

ng

on

Halaman 24 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Undang- undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

R
Lingkungan Hidup yang unsur- unsurnya adalah sebagai berikut:

si
ne
ng
1. Setiap orang;
2. Melakukan usaha dan/atau kegiatan;
3. Tanpa memiliki izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1);

do
gu
Menimbang, bahwa terhadap unsur- unsur tersebut Majelis Hakim

In
A
mempertimbangkan sebagai berikut;

Ad. 1. Unsur setiap orang.


ah

lik
Menimbang, bahwa pengertian setiap orang adalah orang perseorangan atau
am

ub
badan usaha, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum (vide
Pasal 1 angka 32 Undang- undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup);
ep
k
ah

Menimbang, bahwa unsur setiap orang ditujukan kepada siapa orangnya


R

si
yang bertanggung jawab atas perbuatan yang didakwakan itu atau setidak- tidaknya
mengenai siapa orangnya yang harus dijadikan Terdakwa dalam perkara ini, tegasnya

ne
ng

kata setiap orang sama halnya dengan kata “barangsiapa“ menurut buku pedoman
pelaksanaan tugas administrasi buku II, edisi revisi tahun 2004, halaman 208 dari

do
Mahkamah Agung RI dan putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 1398 K/Pid/1994,
gu

tanggal 30 Juni 1995 terminologi kata barangsiapa atau HIJ yaitu siapa yang dijadikan
Terdakwa (dader) atau orang sebagai subyek delik yang harus diminta
In
A

pertanggungjawabannya dalam setiap perbuatan orang tersebut;


ah

lik

Menimbang, bahwa oleh karena itu perkataan “barang siapa” atau siapa saja
secara historis kronologis manusia sebagai subyek hukum telah dengan sendirinya
ada kemampuan bertanggung jawab kecuali secara tegas undang- undang
m

ub

menentukan lain;
ka

ep

Menimbang, bahwa dengan demikian konsekuensi logis anasir ini maka


adanya kemampuan bertanggung jawab tidak perlu dibuktikan lagi oleh karena setiap
ah

subyek hukum melekat erat dengan kemampuan bertanggung jawab sebagaimana


R

es

ditegaskan dalam memorie van toelichting (MvT);


M

ng

on

Halaman 25 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Saksi- saksi di depan

si
persidangan, keterangan Terdakwa, surat perintah penyidikan terhadap Terdakwa,

ne
ng
surat dakwaan dan tuntutan pidana Penuntut Umum, pembenaran Terdakwa terhadap
pemeriksaan identitasnya pada sidang pertama sebagaimana termaktub dalam berita
acara sidang dalam perkara ini dan pembenaran para saksi yang dihadapkan di

do
gu depan persidangan membenarkan bahwa yang sedang diadili didepan persidangan
Pengadilan Negeri Majene adalah ternyata benar Terdakwa maka jelaslah sudah

In
A
pengertian “setiap orang” yang merupakan subyek hukum dalam perkara ini adalah
benar Terdakwa yang bernama Sudirman S., S.Sos., Bin Sainuddin, yang sedang
ah

dihadapkan ke depan persidangan Pengadilan Negeri Majene sehingga tidak terdapat

lik
adanya Error In Persona dalam mengadili perkara ini;
am

ub
Menimbang, bahwa dengan demikian unsur setiap orang, menurut Majelis
Hakim telah terpenuhi;
ep
k

Ad. 2. Unsur melakukan usaha dan/ atau kegiatan;


ah

si
Menimbang, bahwa pengertian usaha dan/ atau kegiatan adalah segala
bentuk aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan hidup

ne
ng

serta menyebabkan dampak terhadap lingkungan hidup (vide Pasal 1 angka (2)
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

do
2012 Tentang Jenis rencana usaha dan atau/ kegiatan yang wajib memiliki analisis
gu

mengenai dampak lingkungan hidup);


In
A

Menimbang, bahwa Terdakwa yang juga merupakan Kepala Desa Sendana


pada hari Rabu tanggal 27 Juni 2018, melakukan penebangan atau penggalian akar
mangrove kurang lebih 50 (lima puluh) batang di dusun Palipi Desa Sendana
ah

lik

Kecamatan Sendana Kabupaten Majene dengan menggunakan excavator milik saksi


Jufri yang disewa oleh Terdakwa kemudian di operasikan oleh Saksi Samsudin;
m

ub

Menimbang, bahwa luas wilayah penebangan mangrove yang dilakukan oleh


ka

Terdakwa, panjangnya 130 (seratus tiga puluh) meter dengan lebar 25 (dua puluh
ep

lima) meter yang rencananya akan dijadikan wilayah pengembangan rekreasi taman
wisata yang akan menghubungkan ke pulau Taimanu dengan dilengkapi fasilitas
ah

seperti jalanan, tempat parkir, tambak kepiting yang sudah sesuai dengan RPJMDes
R

es

2015 sampai dengan 2021 dan RKPDes 2018 serta APBDES 2018;
M

ng

on

Halaman 26 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa dengan adanya kegiatan pengembangan rekreasi taman

si
wisata yang dilakukan oleh Terdakwa di Desa Sendana menurut Majelis Hakim unsur
melakukan usaha dan/ atau kegiatan, telah terpenuhi oleh perbuatan Terdakwa;

ne
ng
Ad. 3. Unsur tanpa memiliki izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
ayat (1);

do
gu Menimbang, bahwa pengertian izin lingkungan adalah izin yang diberikan
kepada setiap orang yang melakukan Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib Amdal

In
A
atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai
prasyarat memperoleh izin Usaha dan/ atau kegiatan (vide Pasal 1 Peraturan
ah

lik
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan);
am

ub
Menimbang, bahwa Pasal 36 ayat (1) Undang- undang Nomor 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu setiap usaha dan/
atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL- UPL wajib memiliki izin
ep
k

lingkungan;
ah

R
Menimbang, bahwa usaha dan/ atau kegiatan yang dilakukan oleh Terdakwa

si
yaitu menebang/ mencungkil akar mangrove di dusun Palipi Desa Sendana

ne
ng

Kecamatan Sendana Kabupaten Majene dengan menggunakan excavator yang


dioperasikan oleh Saksi Samsuddin dan di lokasi penebangan tersebut setelah diambil
titik koordinatnya oleh Saksi Nenni Tandi, dengan menggunakan alat ukur GPS

do
gu

kemudian dicocokkan dengan peta kawasan sesuai dengan SK Menteri Kehutanan,


ditemukan bahwa lokasi penebangan mangrove yang dilakukan oleh Terdakwa tidak
In
A

masuk dalam kawasan hutan melainkan kawasan area peruntukan lain (APL);

Menimbang, bahwa luas lokasi penebangan mangrove kurang lebih


ah

lik

panjangnya 130 (seratus tiga puluh) meter dengan lebar 25 meter sehingga menurut
Saksi Ulfah Diana Sagena selaku Kepala Bidang Penataan dan Penataan
perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majene ,lokasi tersebut
m

ub

tidak masuk dalam syarat wajib Amdal dan wajib UKL- UPL namun harus mengurus
ka

izin SPPL terlebih dahulu sebelum pekerjaan dilaksanakan;


ep

Menimbang, bahwa dalam surat tuntutan Pidananya Penuntut Umum tidak


ah

mempertimbangkan keterangan Saksi dan Ahli yang diajukan oleh Terdakwa


R

dipersidangan, Majelis Hakim tidak sependapat akan hal tersebut oleh karena untuk
es

menemukan fakta hukum secara komprehensif haruslah berdasarkan pada hal- hal
M

ng

on

Halaman 27 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
atau segala peristiwa yang terjadi selama persidangan, baik itu yang diajukan oleh

R
Penuntut Umum maupun oleh Terdakwa sehingga Majelis Hakim dalam menyusun

si
pertimbangan putusan aquo, selain mempertimbangkan bukti yang diajukan oleh

ne
ng
Penuntut Umum juga mempertimbangkan bukti- bukti yang diajukan oleh Terdakwa
melalui Penasihat Hukumnya demi terwujudnya prinsip impartialitas;

do
gu Menimbang, bahwa dari keterangan Saksi Nenni Tandi yang diajukan oleh
Penuntut Umum bersesuaian dengan keterangan Ahli yang diajukan oleh Terdakwa,
atas nama Azri Rasul yaitu dari luas lokasi mangrove yang ditebang oleh Terdakwa

In
A
luasnya dibawah 5 (lima) hektar maka izin yang diperlukan cukup dengan mengurus
SPPL;
ah

lik
Menimbang, bahwa Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut SPPL adalah pernyataan
am

ub
kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas dampak lingkungan hidup dari
usaha dan/ atau kegiatannya di luar Usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau
ep
k

UKL- UPL (vide Pasal 1 angka 3 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
ah

Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen


R

si
Lingkungan Hidup);

Menimbang, bahwa berdasarkan pada pertimbangan diatas maka Majelis

ne
ng

Hakim berkesimpulan bahwa kegiatan penebangan atau penggalian akar mangrove


pada tanggal 27 Juni 2018, di dusun Palipi Desa Sendana Kecamatan Sendana

do
gu

Kabupaten Majene yang dilakukan Terdakwa untuk pengembangan rekreasi taman


wisata haruslah terlebih dahulu dilengkapi dengan Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup atau SPPL yang dibuat oleh
In
A

Terdakwa di dinas terkait dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup;

Menimbang, bahwa oleh karena usaha/ kegiatan yang dilakukan oleh


ah

lik

Terdakwa tidak dilengkapi adanya Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan


Pemantauan Lingkungan Hidup atau SPPL yang harus dibuat oleh Terdakwa sebelum
m

ub

melakukan usaha/ kegiatannya, bukan jenis usaha/ kegiatan yang wajib Amdal atau
UKL- UPL sebagaimana disebutkan dalam Pasal 36 ayat (1) Undang- undang Nomor
ka

ep

32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup maka


Majelis Hakim berpendapat unsur tanpa memiliki izin lingkungan sebagaimana
ah

dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) tidak terpenuhi oleh perbuatan Terdakwa;
R

es
M

ng

on

Halaman 28 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa oleh karena salah satu unsur dari Pasal 109 Jo Pasal 36

R
ayat (1) Undang- undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

si
Pengelolaan Lingkungan Hidup tidak terpenuhi, maka Terdakwa haruslah dinyatakan

ne
ng
tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana
didakwakan dalam dakwaan alternatif kedua Penuntut Umum, sehingga Terdakwa
haruslah dibebaskan dari dakwaan tersebut;

do
gu Menimbang, bahwa mengenai analisis yuridis penuntut umum dalam surat
tuntutan pidananya khususnya mengenai pertimbangan unsur tanpa memilik izin

In
A
lingkungan, menurut Majelis Hakim Penuntut Umum tidak mampu menguraikan
dengan lengkap izin lingkungan apa yang harus disiapkan oleh Terdakwa, apakah itu
ah

lik
Amdal atau UKL- UPL, sedangkan pada paragraph kedua halaman 6 surat tuntutan
pidana penuntut umum telah memuat keterangan saksi Ulfah yaitu Terdakwa harus
am

mengurus izin terlebih dahulu seperti SPPL, maka Majelis Hakim berpendapat analisis

ub
yuridis penuntut umum tersebut tidak berdasar hukum sehingga harus
dikesampingkan;
ep
k

Menimbang, bahwa Majelis Hakim sepenuhnya sangat peduli dan sangat


ah

R
memperhatikan masalah yang menyangkut tentang lingkungan hidup, namun dalam

si
perkara aquo haruslah dicermati dan disikapi dengan bijak oleh karena perbuatan

ne
ng

penebangan tanaman mangrove oleh Terdakwa bukanlah suatu perbuatan pidana


melainkan perbuatan administrasi dimana Terdakwa melakukan kegiatannya tanpa
dilengkapi adanya Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan

do
gu

Lingkungan Hidup atau SPPL yang harus disiapkan oleh Terdakwa sebelum
melakukan usaha/ kegiatannya, sebagaimana diterangkan oleh Ahli Dr. Zuklifli Aspan
In
A

“bahwa semua orang bisa mengelola lingkungan hidup, namun ada instrument izin
terlebih dahulu” yang menurut Majelis Hakim, izin yang diperlukan oleh Terdakwa yaitu
Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
ah

lik

atau SPPL;
m

ub

Menimbang, bahwa mengenai pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa tidak


perlu dipertimbangkan lebih lanjut oleh karena pertimbangan hukum Majelis Hakim
ka

ep

telah sejalan dengan apa yang terkandung dalam pembelaan Penasihat Hukum
Terdakwa;
ah

es
M

ng

on

Halaman 29 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dibebaskan maka haruslah

R
dipulihkan hak- hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan, harkat serta

si
martabatnya;

ne
ng
Menimbang, bahwa mengenai barang bukti berupa 1 (satu) excavator merk
comatsu PC 200 warna kuning telah diketahui pemiliknya yaitu Saksi Jufri Alias Papa

do
gu Ade Bin (Alm) Rasid yang disewa oleh Terdakwa maka barang bukti tersebut sudah
sepatutnya dikembalikan kepada Saksi Jufri Alias Papa Ade Bin (Alm) Rasid;

In
A
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dibebaskan maka biaya perkara
dibebankan kepada negara;
ah

lik
Memperhatikan, Pasal 191 ayat (1) Undang- undang Nomor 8 Tahun 1981
am

ub
Tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan; ep
MENGADILI:
k

1. Menyatakan Terdakwa Sudirman S., S.Sos Bin Sainuddin, tersebut diatas


ah

tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
R

si
sebagaimana didakwakan dalam dakwaan alternatif kedua Penuntut Umum;
2. Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari dakwaan Penuntut Umum

ne
ng

tersebut;
3. Memulihkan hak- hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan, harkat serta
martabatnya;

do
4. Menetapkan barang bukti berupa:
gu

- 1 (satu) excavator merk comatsu PC 200 warna kuning;


Dikembalikan kepada Saksi Jufri Alias Papa Ade Bin (Alm) Rasid;
5. Membebankan biaya perkara kepada Negara;
In
A

Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim


Pengadilan Negeri Majene, pada hari Selasa, tanggal 14 Mei 2019 oleh kami
Hasrawati Yunus, S.H., M.H., selaku Hakim Ketua, Mohammad Fauzi Salam, S.H.,
ah

lik

M.H., dan Saiful, Hs, S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal 15 Mei 2019
m

ub

oleh Hakim Ketua dengan didampingi para Hakim Anggota tersebut, dengan dibantu
oleh Hj. Salma Palogai, S.Pdi, Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Majene,
ka

ep

serta dihadiri oleh Rizal F, S.H., M.H., Penuntut Umum dan Terdakwa didampingi
Penasihat Hukumnya.
ah

Hakim- hakim Anggota, Hakim Ketua,


R

es
M

TTD
ng

TTD
on

Halaman 30 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Mohammad Fauzi Salam, S.H., M.H. Hasrawati Yunus, S.H., M.H.

si
TTD

ne
ng
Saiful Hs, S.H., M.H.
Panitera Pengganti,

do
gu TTD
Hj. Salma Palogai, S.Pdi.

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halaman 31 dari 31 Putusan Nomor 1/Pid.B/LH/2019/PN.Mjn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31

Anda mungkin juga menyukai