Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk yang dikaruniai keutamaan oleh Allah SWT.
dibandingkan makhluk ciptaannya yang lain. Keutamaan manusia terletak pada
kemampuan akal pikiran atau kecerdasannya. Dengan kelebihan ini manusia mampu
mengembangkan diri dalam kehidupan yang semakin berkembang.
Pengembangan diri untuk mencapai kemajuan dalam kehidupan memerlukan
apa yang kita sebut dengan pendidikan. Pendidikan sudah ada sejak adanya peradaban
yang diawali dengan proses kependidikan dalam lingkup yang masih terbatas.
Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan jaman maka diperlukan satu
pendidikan yang dapat mengembangkan kehidupan manusia dalam dimensi daya cipta,
rasa dan karsa. Dimana ketiga hal tersebut di atas akan menjadi motivasi bagimanusia
untuk saling berlomba dalam mencapai kemajuan sehingga keberadaan pendidikan
menjadi semakin penting. Yang pada akhirnya menjadikan pendidikan sebagai kunci
utama kemajuan hidup manusia dalam segala aspek kehidupan.
Tujuan pendidikan merupakan hal penting dalam pendidikan karena tujuan
pendidikan menjadi komponen pendidikan yang harus dirumuskan terlebih dahulu,
tanpa perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan menjadi acak- acakan
tanpa arah.1
Tujuan harus bersifat stasioner artinya telah mencapai atau meraih segala yang
diusahakan. Untuk meraih tujuan tersebut dilakukan berbagai usaha, yang setiap usaha
merupakan ikhtiyar maqsudi, upaya mencapai maksud.
Pendidikan Islam berusaha membentuk pribadi manusia, harus melalui proses
yang panjang, dengan hasil yang tidak dapat diketahui dengan segera. Dalam
pembentukan tersebut diperlukan suatu perhitungan yang matang dalam hati-hati
berdasarkan pandangan dan rumusan-rumusan yang jelas dan tepat. Oleh karena itu,
pendidikan Islam harus memahami dan menyadari betul apa sebenarnya yang ingin
dicapai dalam proses pendidikan. Hal tersebut dalam istilah pendidikandisebut dengan

1 Beni Ahmad Soebani dan Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung :Pustaka Setia, 2009, Cet.1),hlm.146.

1
2

“tujuan pendidikan”.2
Adapun pendidikan Islam dalam kehidupan umat Islam merupakan salah satu
bentuk manifestasi dari cita-cita hidup Islam untuk melestarikan,mentransformasikan
dan menginternalisasikan nilai-nilai Islam kepada generasi penerusnya, sehingga nilai
tersebut tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat dari waktu ke waktu

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Tujuan?
2. Apa fungsi tujuan pendidikan?
3. Apa aspek-aspek tujuan?
4. Bagaiman prinsip-prinsip dalam formulasi tujuan pendidikan Islam?
5. Bagaimana mencapai tujuan pendidikan Islam?

C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian tujuan
2. Untuk mengetahui fungsi tujuan pendidikan
3. Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek tujuan?
4. Untuk memahami prinsip-prinsip formulasi pendidikan Islam
5. Untuk mengetahui cara mencapai tujuan pendidikan Islam

2 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta : Kalam Mulia, 2010,cet.8),hlm.132.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tujuan
Istilah tujuan atau sasaran atau maksud, dalam bahasa Arab dinyatakan dengan
Ghayat atau ahdap atau maqasid. Sedangkan dalam bahasa Inggris, istilah “tujuan”
dinyatakan dengan “Goal” atau “purpose” atau “objective” atau “aim”. Secara umum
istilah-istilah itu mengandung pengertian yang sama yaitu “arah suatu perbuatan atau
yang hendak dicapai melalui upaya atau aktivitas”.3
Selain istilah di atas, ada pula istilah matlamat, ramalan, hasil, keinginan, nilai-
nilai, dan hubungannya, yakni :
a. Hubungan antara tujuan dan tanda-tanda,
b. Hubungan antara tujuan dan ramalan
c. Hubungan antara tujuan dan hasil
d. Hubungan antara tujuan dan keinginan
e. Hubungan antara tujuan dan nilai-nilai.
Hubungan antara “ tujuan dan tanda-tanda “ adalah hubungan penyerupaan,
atau persamaan dalam makna, tempat pencapaian tujuan, dan tanda menghendaki
antara perencanaan dan usaha yang disengaja dan rentetan langkah-langkah yang
berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Dengan demikian tujuan dan tanda adalah
akhir suatu proses, dan proses itu mempunyai permulaan. Permulaan dan akhir
ditentukan oleh langkah-langkah yang bertalian satu sama lain, lengka melengkapi,
yang satu mengikuti yang lain dengan teratur untuk mencapaimatlamat.

B. Fungsi Tujuan Pendidikan


Tujuan pendidikan merupakan masalah inti dalam pendidikan dan saripati
dari seluruh renungan pedagogis. Oleh karena itu, suatu rumusan tujuan pendidikan
akan tepat bila sesuai dengan fungsinya. Pendidikan sebagai suatu usaha, pasti
mengalami permulaan dan mengalami kesudahannya. Ada pula usaha terhenti
karena sesuatu kendala sebelum mencapai tujuan, tetapi usaha itu belum dapat

3 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta. Bumi Aksara, 1991 hal 222

3
4

disebut berakhir. Pada umumnya suatu usaha baru berakhir kalau tujuan akhir telah
tercapai. Sehubungan dengan ini A.D. Marimba menyatakan, fungsi tujuan adalah;
pertama, sebagai standar mengakhiri usaha, kedua mengarahkan usaha, ketiga
merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, keempat membatasi
ruang gerak usaha agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan, kelima
mempengaruhi dinamika dari usaha itu, keenam memberi nilai pada usaha-usaha itu.
Pendidikan, adalah usaha yang bertujuan banyak dalam urutan satu garis
(linier). Sebelum mencapai tujuan akhir, pendidikan Islam lebih dahulu mencapai
beberapa tujuan sementara. Marimba menyatakan bahwa fungsi tujuan akhir adalah
memelihara arah usaha itu dan mengakhirinya setelah tujuan itu tercapai.
Sedangkan fungsi tujuan sementara ialah membantu memelihara arah usaha danb
menjadi titik berpijak untuk mencapai tujuan tujuan lebih lanjut dan tujuan akhir

Dengan adanya tujuan yang jelas maka suatu pekerjaan akan jelas pula

arahnya. Lebih-lebih pekerjaan mendidik yang bersasaran pada hidup psikologis

manusia didik yang masih berada pada tarap perkembangan, maka tujuan

merupakan faktor yang paling penting dalam proses pendidikan itu, oleh karenanya

dengan adanya tujuan yang jelas, materi pelajaran dan metode-metode yang

digunakan, mendapat corak dan isi serta potensialitas yang sejalan dengan cita-cita

yang terkandung dalam tujuan pendidikan. Senada dengan ini, Nasution

mempertegas pula bahwa tujuan yang jelas akan dapat memberi pegangan dan

petunjuk tentang metode mengajar yang serasi, serta memungkinkan penilaian

proses dan hasil belajar yang lebih teliti4.

Oleh karena itu, untuk memenuhi fungsi-fungsi tersebut, rujuan pendidikan

harus dirumuskan atas dasar nilai-nilai ideal yang diyakini, yang kelak akan dapat

4 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia Jakarta cet ke-8, 2010. EdisiRevisi. Hal 148
5

mengangkat harkat dan martabat manusia, yaitu nilai ideal yang menjadi kerangka

fikir dan bertindak bagi seseorang. 5

C. Aspek-aspek Tujuan

Aspek tujuan pendidikan Islam itu meliputi empat hal, yaitu:


1. Tujuan Jasmaniah (ahdap al Jismiyyah)
Tujuan pendidikan perlu dikaitkan dengan tugas manusia selaku kholifah
di muka bumi yang harus memiliki kemampuan jasmani yang bagus di samping
rohani yang teguh. Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda artinya “Orang mukmin
yangkuat itu lebih baik dan labih disayangi oleh Allah SWT. dari pada mukmin
yang lemah”.
Kata “ kuat “ dalam hadits di atas dapat diartikan dengan kuat secara jasmani
sesuai dengan firman Allah : Sesungguhnya Allah SWT telah memilihnya menjadi
rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang kuat perkasa.“
Dalam ayat di atas dikisahkan bahwa Thalut dipilih oleh Allah menjadi raja
karena ia pandai dan kuat tubuhnya untuk melawan Djalut yang terkenal berbadan
besar seperti raksasa, namun Thalut dapat mengalahkannya dengan perantaraan
Daud yang melemparkan bandilnya dengan pertolongan Allah sehingga dapat
merobohkan tubuh Djalut sehingga tewas.
Jadi tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk manusia Muslim
yangsehat dan kuat jasmaninya serta memiliki keterampilan yang tinggi.
2. Tujuan Rohaniah (Ahdaf al Ruhaniyyah)
Kalau kita perhatikan, tujuan ini dikaitkan dengan kemampuan manusia
menerima agama Islam yang inti ajarannya adalah keimanan dan ketaatan kepada
Allah, Tuhan Yang Maha Esa dengan tunduk dan patuh kepada nilai-nilai moralitas
yang diajarkan-Nya dengan mengikuti keteladanan Rasulullah SAW inilah tujuan
rohaniah pendidikan Islam.
Tujuan pendidikan rohaniah, diarahkan kepada pembentukkan akhlak

5 ibid
6

mulia, yang ini oleh para pendidik modern Barat dikategorikan sebagai tujuan
pendidikanreligius, yang oleh kebanyakan pemikir pendidikan Islam tidak disetujui
istilah itu, karena akan memberikan kesan akan adanya tujuan pendidikan yang
non religiusdalam Islam.6
Muhammad Qutb mengatakan bahwa tujuan pendidikan rohiyyah
mengandung pengertian “ Ruh ” yang merupakan mata rantai pokok yang
menghubungkan antara manusia dengan Allah SWT, dan pendidikan Islam harus
bertujuan untuk membimbing manusia sedemikian rupa sehingga ia selalu tetap
berada dalam hubungan dengan Allah SWT.7
3. Tujuan Akal (Ahdaf al Aqliyah)
Selain tujuan jasmaniah dan tujuan rohaniah, pendidikan Islam juga
memperhatikan tujuan akal. Aspek tujuan ini bertumpu pada pengembangan
intelegensia (kecerdasan) yang berada dalam otak. Sehingga mampu memahami
dan menganalisis fenomena-fenomena ciptaan Allah di jagad raya ini. Seluruh alam
ini bagaikan sebuah bola besar yang harus dijadikan obyek pengamatan dan
renungan fikiran manusia sehingga dari padanya ia mendapatkan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang makin berkembang dan makin mendalam. Firman Allah yang
mendorong pendidikan akal banyak terdapat di dalam Al-Quran tak kurang dari 300
kali.8 Sebagai contoh:

Artinya : ”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih


bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal,” (QS Ali Imran: 190)
Artinya :” Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta?
hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran, (QS.
Ar Ra’d: 19)

6
Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori teori Pendidikan Berdasarkan al Quran.(Jakarta, Rineka Cipta, 1990),h 142.
7 Muhammad Qutb, Manhaj at Tarbiyyah al Islamiyyah,(Qahirah:Dar al Qalam,1967),h 13-50.
8 M. Arifin,ilmu pendidikan Islam.(Jakarta : Bumi Aksara,1991). H 222
7

Kemudian melalui proses observasi dengan panca indra manusia dapat


dididik untuk menggunakan akal kecerdasannya untuk meneliti, menganalisis
keajaiban ciptaan Allah SWT. di alam semesta yang berisi khazanah ilmu
pengetahuan yang menjadi bahan pokok pemikiran yang analitis untuk
dikembangkan menjadi ilmu ilmu pengetahuan yang diterapkan dalam bentuk-
bentuk teknologi yang semakin canggih.
Proses intelektualisasi pendidikan Islam terhadap sasaran pendidikannya
berbeda dengan proses yang sama yang dilakukan oleh pendidikan non Islami,
misalnya pendidikan sekuler di Barat. Ciri khas pendidikan yang dilaksanakan oleh
pendidikan Islam adalah tetap menanamkan (menginternalisasikan) dan
mentransformasikan nilai-nilai Islam seperti keimanan, akhlak, dan ubudiyah serta
mu’amalah ke dalam pribadi manusia didik.
4. Tujuan Sosial (Ahdaf al Ijtima’iyyah)
Tujuan sosial ini merupakan pembentukkan kepribadian yang utuh. Di
mana identitas individu, di sini tecermin sebagai manusia yang hidup pada
masyarakat yang plural (majemuk). Tujuan pendidikan sosial ini penting artinya
karena manusia sebagai khalifah Tuhan di bumi seyogyanya mempunyai
kepribadian yang utama dan seimbang. Yang karenanya tidak mungkin manusia
menjauhkan diri darikehidupan bermasyarakat.
Individu merupakan bagian integral dari anggota kelompok di dalam
masyarakat atau keluarga, Atau sebagai anggota keluarga dan pada waktu yang
sama sebagai anggota masyarakat . kesesuaiannya dengan cita-cita sosial diperoleh
dari individu-individu. Maka persaudaraan dianggap sebagai salah satu kunci
konsep sosial dalam Islam yang menghendaki setiap individu memerlukan individu
lainnya dengan cara-cara tertentu.9
Keserasian antara individu dan masyarakat tidak mempunyai sifat
kontradiksi antara tujuan sosial dan tujuan individual. “ aku ” adalah “ kami ”,
merupakan pernyataan yang berarti seseorang tidak boleh kehilangan “ aku ”–nya

9 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia Jakarta cet ke-8, 2010. EdisiRevisi. Hal. 146
8

dalam ke hidupan masyarakat. Pendidikan menitikberatkan pada perkembangan


karakter- karakter yang unik, agar manusia mampu beradaftasi dengan standar
masyarakat bersama-sama dengan cita-cita yang ada padanya. Keharmonisan yang
seperti inilah yang merupakan karakteristik peretama yang akan dicari dalam tujuan
pendidikan Islam.

D. Prinsip-prinsip Dalam Formulasi Tujuan Pendidikan Islam


Abd al-Rahman Shaleh Abd Allah dalam bukunya, Educational Theory a
Qur’anic outlook, yang dikutip oleh Abdul Maujib dan Jusuf Mudzakir menyatakan
tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan menjadi empat dimensi10, yaitu:
1. Tujuan pendidikan jasmani (al-ahdaf al-jismiyah)
2. Tujuan pendidikan rohani (al-ahdaf al-ruhaniyah)
3. Tujuan pendidikan akal (al-ahdaf al-aqliyah)
4. Tujuan pendidikan sosial (al-ahdaf al-ijtimaiyah)
Dengan berpijak pada firman Allah SWT yang berbunyi :
Artinya: “Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”(QS.
Al-Qashash : 77)
Ibnu khaldun merumuskan bahwa tujuan pendidikan Islam terbagi atas dua
macam, yaitu : (1) tujuan yang berorientasi ukhrawi, yaitu membentuk seorang hamba
agar melakukan kewajiban kepada Allah; (2) tujuan yang berorientasiduniawi, yaitu
membentuk manusia yang mampu menghadapi segala bentuk kebutuhan dan tantangan
kehidupan, agar hidupnya lebih layak dan bermanfaat bagiorang lain.11
Sementara itu, Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakir telah menjelaskan bahwa
tujuan pendidikan Islam mempunyai beberapa prinsip tertentu, guna menghantar

10 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan islam, (Jakarta : Kencana,2006,Cet.1),hlm. 78-79.
11 Ibid.,hlm.81.
9

tercapainya tujuan pendidikan12. Prinsip tersebut antara lain:


1. Prinsip universal (syumuliyah)
2. Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan (tawazun wa iqtishadiyah)
3. Prinsip kejelasan (tabayun)
4. Prinsip tak bertentangan
5. Prinsip realisme dan dapat dilaksanakan
6. Prinsip perubahan yang diingini
7. Prinsip menjaga perbedaan-perbedaan individu
8. Prinsip dinamis dalam menerima perubahan dan perkembangan yang terjadipada
pelaku pendidikan serta lingkungan di mana pendidikan itu dilakukan.

E. Pencapaian Tujuan Pendidikan Islam


Manusia memiliki karakter kebebasan berkemauan dalam segala aspek
kehidupannya. Walaupun demikian kebebasan tersebut tidak mutlak di mana ia
sanggup berbuat semaunya dalam masa dan tempat yang dikehendakinya. Kebebasan
dalam Islam adalah kebebasan yang terikat, oleh rasa tanggung jawab, tidak
menghalangi kebebasan orang lain, nilai-nilai agama dan moral yang dianut
masyarakat, undang-undang yang berlaku, kebersamaan dan keadilan serta logika.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Setiap kamu pemimpin dan setiap kamu akan
mempertanggung jawabkan atas kepemimpinanmu.” (H.R.Bukhari)
Implikasinya dalam pendidikan adalah bahwa pencapaian tujuan pendidikan
Islam faktor peserta didik merupakan hal mutlak perlu diperhatikan. Supaya seorang
pendidik berhasil dalam pendidikan maka harus ada konsep yang jelas tentang karakter
fitrahnya, walaupun kita mengakui peranan lingkungan dalam pendidikan akan tetapi
lingkungan bukan satu-satunya faktor yang paling menentukan.
berdasarkan kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai
tujuan pendidikan Islam dibutuhkan adanya motivasi pada peserta didik yang
menimbulkan perilaku yang diarahkan kepada membaca buku-buku sumber,
menghafal materi perintah orang tua dan lain-lain. Selain peserta didik, perilaku
seorang pendidik juga merupakan hal yang menentukan pencapaian tujuan pendidikan

12 Ibid.,hlm.73-74.
10

Islam. Misalnya setiap guru mempersiapkan seluruh administrasinya dengan baik,


memperlihatkan contoh yang baik dihadapan semua peserta didik, begitu pun orang tua
yang menjadi panutan bagi anak-anaknya.
Dalam dunia Islam, pendidikan Islam sebagai suatu sistem yang dipengaruhi
salah satunya oleh sistem sosial budaya. Sistem budaya merupakan rangkaian
hubungan komponen-komponen budaya sebagai ungkapan perilaku, perbuatan dan
tindakan manusia sebagai makhluk budaya. Namun demikian dalam mekanisme
budaya tersebut, tidak terpisahkan dari hubungan antara individu, antara individu
kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok manusia lainnya. Di sini
terbentuklah sistem sosial sebagai akibat hubungan sosial antar komponen- komponen
sosial (individu, kelompok) dalam bentuk tindakan, perbuatan dan perilaku
pendukungnya. Sistem sosial pada dasarnya tidak lain adalah suatu sistem indakan-
tindakan. Ia terbentuk dari interaksi sosial yang tumbuh dan berkembang di atas standar
penilaian umum yang disepakati bersama oleh para anggota masyarakat. Yang paling
penting di antaranya adalah apa yang kita kenal sebagai norma-norma sosial.

F. Tujuan Pendidikan Menurut Hadis


Berikut beberapa tujuan pendidikan menurut hadis:
1. Mencari ridho Allah SWT ِ

Artinya : Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata Rasulullah SAW bersabda : “


Barang siapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang semistinya bertujuan untuk
mencari ridho Allah ‘Azza wa Jalla. Kemudian ia mempelajarinya dengan tujuan
hanya untuk mendapatkan kedudukan / kekayaan duniawi, maka ia tidak akan
mendapatkan baunya syurga kelak pada hari kiamat.” (HR. Abu Daud) Sanad
Hadist ini Shohih.
2. Agar menjadi orang yang memiliki ilmu pengetahuan

Artinya : Rasulullah saw bersabda “ jadilah engkau orang yang berilmu


(pandai) atau orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau yang
mencintai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima, maka kamu
11

akan celaka,”. (HR.Baihaqi)

3. Agar bahagia dunia dan akhirat


Artinya; Barangsiapa yang menghendaki kebaikan didunia maka dengan
ilmu, barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan di akhirat maka dengan ilmu,
barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu. (HR.Bukhori-
muslim)13

13 Angga Arjunes, Makalah Hadits Tarbawi Tujuan, dalam, http://manorarjunes.blogspot.co.id/2016/11/makalah-


hadits-tarbawi-tujuan.html,
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan Islam dikatakan sebagai suatu sistem karena di dalamnya terdapat
komponen-komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan. Unsur-unsur tersebut harus berjalan harmonis dan saling mendukung agar tujuan
pendidikan Islam dapat tercapai dengan sempurna. Pendidikan Islam, tujuan akhirnya
adalah mencetak insan kamil atau manusia sempurna dengan pola takwa dalam
kehidupannya. Adapun wujud dari ketakwaan itu adalah akhlak anak didik. Akhlak
anak didik itu mengacu pada kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan yang
dilaksanakan di berbagai lembaga.
Untuk mencapai tujuan tertinggi pendidikan Islam itu bukanlah perkaramudah
dan tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Banyak faktor yang menunjang
tercapainya tujuan tersebut. Peserta didik dan pendidik yang merupakan unsur-unsur
penting dalam pendidikan tentunya memberikan pengaruh dalam upaya pencapaian
tujuan pendidikan. Tindakan atau perbuatan mereka haruslah mengarah kepada tujuan
sehingga tidak keluar dari aturan-aturan yang ada. Dengandemikian adanya kesesuaian
antara cara yang dilakukan dengan tujuan yang diharapkan.

B. Saran
Demikian makalah ini penulis sajikan, Tentunya masih terdapat banyak cacat
yang perlu untuk mencapai kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap sudilah

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Abdurrahman Saleh Abdullah. 1990. Teori teori Pendidikan Berdasarkan al-Quran.
Jakarta: Rineka Cipta.
Beni Ahmad Soebani dan Hendra Akhdiyat. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung
:Pustaka Setia.
M. Arifin. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Muhammad Qutb. 1967. Manhaj at Tarbiyyah al Islamiyyah. Qahirah: Dar al Qalam
Ramayulis. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia,
Ramayulis.2010. Ilmu Pendidikan Islam (cet ke-8, Edisi Revisi.).Jakarta: Kalam Mulia
Arjunes,Angga.2016. Makalah Hadist Tarbawi Tujuan, dalam http:// manorarjunes.
blogsp ot.co.id//11/ makalah-hadits-tarbawi- tujuan.html.

13

Anda mungkin juga menyukai