Makalah Ipi TTP
Makalah Ipi TTP
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
kebudayaan, dan sebagainya dalam segala aspek dan jenisnya kepada generasi
penerus. Demikian pula peran pendidikan Islam di kalang umat Islam untuk
citakan dapat tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat dari waktu ke
waktu.
menyadari betul apa sebenarnya yng ingin dicapai dalam proses pendidikan. Sesuatu
yang akan dicapai tersebut dalam istilah pendidikan disebut dengan “tujuan
pendidikan”.
tanpa perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan menjadi acak-
acakan, tanpa arah bahkan bisa, sesat atau salah langkah. Oleh karena ituperumusan
2
tujuan dengan tegas dan jelas, menjadi inti dari seluruh pemikiran pedagogis dan
perenungan filosofis.1
merupakan hal sentral dan harus ada didalam sistem pendidikan, karena tanpa adanya
tujuan maka sistem pendidikan akan berantakan dan tidak memilik arah yang jelas.
karena secara implisit dan eksplisit di dalamnya terkndung hal-hal yang sangat asasi,
B.Rumusan Masalah
1
Kartini Kartono,Pengantar Ilmu Pendidikan Teoritis,(Bandung: Mandar Maju,1992),h.204.
3
II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Tujuan
Istilah “tujuan” atau “sasaran” atau “maksud”, dalam bahasa Arab dinyatakan
dengan ghayat atau ahdaf atau muqasid. Sedangkan dalam bahasa Inggris, istilah
“tujuan” dinyatakan dengan “goal” atau “purpose” atau “objective” atau aim.Secara
umum istilah-istilah itu mengandung pengertian yang sama, yaitu arah suatu
setelh suatu usaha atau kegiatan selesai.2 Sedangkan menurut M. Arifin tujuan itu bisa
jadi menunjukkan kepada futuritas (masa depan) yang terletak suatu jarak tertentu
yang tidak dapat dicapai kecuali dengan usaha melalui proses tertentu. 3 Meskipun
banyak pendapat tentang pengertian tujuan, akan tetapi pada umumnya pengertian itu
berpusat pada suatu maksud tertentu yang dapat dicapai melalui pelaksanaan atau
perbuatan.
2
Zakiah Darajat dalam Ramayulis dkk,Dasar-Dasar Kepribadian, (Padang: Zaky Press Center,
2009),h.29.
3
M.Arifin,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,1991), h.127.
4
makna, tempat pencapaian tujuan, dan tanda menghendaki adanya perencanaan dan
usaha yang disengaja dan rentetan langkah-langkah yang berkaitan antara satu dan
lainnya . Dengan demikian, tujuan dan tanda-tanda adalah akhir suatu proses, dan
proses itu mempunyai permulaan. Permulaan dan akhir itu ditentukan olehlangkah-
langkah yang bertalian satu sama lain, lengkap melengkapi, yang satu mengikuti yang
hubungan antara tujuan dengan ramalan, lebih lanjut dijelaskan oleh al-Syaibani,
bahwa istilah tujuan dan ramalan mempunyai pengertian yang berbeda. Tujuan
adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh institusi pendidikan, sedangkan ramalan
Tujuan pendidikan masalah inti pendidikan dan saripati dari seluruh renungan
pedagogis. Oleh karena itu, suatu rumusan tujuan pendidikan akan tepat apabila
sesuai dengan fungsinya. Pendidikan sebagai suatu usaha pasti mengalami permulaan
dan kesudahannya. Ada pula usaha terhenti karena sesuatu kendala sebelum mencapai
tujuaan, tetapi usaha itu belum berakhir. Pada umumnya, suatu usaha baru berakhir
tujuan adalah:
4
A.D Marimba dalam Ramayulis op.cit, h.212.
5
2. Mengarahkan usaha
4. Membatasi ruang gerak usaha agar kegiatan dpat terfokus pada apa yang
dicita-citakan
5. Mempengaruhi dinamika
Menurut H.M Arifin,5 dengan adanya tujuan yang jelas, maka suatu pekerjaan
maka akan jelas arahnya. Lebih-lebih pekerjaan mendidik yang bersasaran pada hidup
psikologis manusia didik yang masih berada pada taraf perkemabangan, maka tujuan
merupakan faktor yang paling paling penting dalam pendidikan itu, oleh karena
dengan adanya tujuan yang jelas, materi pelajaran dan metoda-metoda yang
digunakan mendapat corak dan isi serta potensialitas yang sejalan dengan cita-cita
Dari pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
harus dirumuskan atas dasar nilai-nilai ideal yang diyakini yang kelak dapat
mengangkat harkat dan marabat manusia, yaitu nilai ideal yang menjadi kerangka
5
H.M Arifin dalam Abu Achmadi, op.cit., h.45-46
6
Tujuan umum berfungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapat diukur
atau persamaan dalam makna, tempaat pencapaian tujuan, dan menghendaki adanya
perencanaan dan usaha yang disengaja dan rentetan langkah-langkah yang berkaitan
antara satu dan lainnya. Dengan demikian, tujuan dan tanda-tanda adalah akhir suatu
proses. Dan proses itu mempunyai permulaan. Permulaan dan akhir itu ditentukan
oleh langkah-langkah yang bertalian satu sama lain, lengkap melengkapi, yang satu
mengikuti yang lain dengan teratur untuk mencapai matlamat (tanda-tanda). Adapun
mengenai hubungan antara tujuan dan ramalan mempunyai pengertian yang berbeda.
Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh institusi pendidikan, sedangkan
Selanjutnya istilah tujuan dan hasil dijelaskan oleh al-Syaibani, bahwa jika
tujuan merupakan akhir dari suatu usaha yang disengaja, teratur dan tersusun, maka
yang berkaitan satu sama lain. Sedangkan mengenai hubungan antara istilah tujuan
dengan keinginan adalah terletak pada sifatnya, yaitu keinginan adalah terletak pada
sifatnya, yaitu keinginan itu mudah berubah, sedangkan tujuan adalah lebih tetap
adanya.
6
Abu Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media,
1992) h.65.
7
tujuan pendidikan itu, sebagai nilai-nilai yang disukai untuk melaksanakanya. Dan
masalah itu karena nilai pendidikan mengandung pilihan bagi anak tertentu, kemana
perkembangan murid-murid menuju. Pilihan ini sudah tentu berkaitan rapat dengan
Tujuan pendidikan di Indonesia dari masa ke masa dapat kita lihat dalam
“Tujuan pendidikan nasional kita, baik oleh pemerintah atau pihak swasta,
warga negara sosialis Indonesia yang susila, yang bertanggung jawab atas
seumur hidup”.
“Membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis
air”.
9
zaman, hal ini bertujuan agar pendidikan di Indonesia tidak semakin ketinggalan
zaman dan bisa maju seiring perkembangan dunia yang begitu cepat.
Imam Bawani mengutip pendapat Sayyid Sajjad Husain dan Sayyid al-Asraf
dengan mengatakan tujuan pendidikan islam yaitu “ menciptakan manusia yang baik
7
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, (cet.II; Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,1994), h. 46
10
dan berbudi luhur yang menyembah Allah swt.”8 Hal ini senada yang diungkapkan
oleh Ahmad D. Marimba yaitu tujuan akhir pendidikan islam yaitu terbentuknya
kepribadian muslim.5 sedang yang dimaksudkan kepribadian muslim di sini yaitu
meliputi seluruh aspek hidup manusia, baik yang Nampak maupun yang tidak
nampak, semuanya itu semata-mata menunjukkan pengabdian kepada Tuhan.
Dari pendapat para ahli diatas dapat kita simpulkan bahwa tujuan pendidikan
Islam selalu bermuara pada ketakwaan kepada Allah sebagai tujuan akhir seorang
hamba kepada tuhannya. Sedang tujuan diciptakannya manusia menurut firman Allah
dalam QS. al-Zariyat/51: 56.
Terjemahan:
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.9
Terjemahan:
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama
yang lurus.10
Imam Bawani, Tradisionalisme dalam Pendidikan (Cet. I; Surabaya: Al-Ikhlas,
8
1993), h. 67.
9
Al-Qur’anul Karim
10
Al-Qur’anul Karim
11
Dasar kehidupan adalah pandangan hidup. T.S Eliot (lihat Bois, 1979:14)
menyatakan bahwa pendidikan yang amat penting itu tujuannya harus diambil dari
pandangan hidup. Jika pandangan hidup (philosophy of life) Anda adalah Islam, maka
tujuan pendidikan menurut anda haruslah diambil dari ajaran Islam. Bagaimana
tujuan pendidikan menurut Islam? Gambaran tentang manusia sempurna menurut
Islam, itulah sebenarnya tujuan pendidikan menurut Islam. Tentang rumusannya,
ternyata para ahli tidak sepakat bulat.
baik. Ini terlalu umum. Munir Mursy (1977:18) menyatakan bahwa tujuan akhir
pendidikan menurut Islam adalah manusia sempurna. Ini pun terlalu umum, sulit
adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Ia mengatakan bahwa tujuan ini
akan mewujudkan tujuan-tujuan khusus. Dengan mengutio surat al-Takwir ayat 27,
Jalal menyatakan bahwa tujuan itu adalah untuk semua manusia. Jadi, menurut Islam,
kepada Allah. Yang dimaksud dengan menghambakan diri dalah beribadah kepad
Allah.
kesemuanya bersifat normatif. Pertama, tujuan itu menentukan haluan bagi proses
pendidikan. Kedua, tujuan itu bukan hanya menentukan haluan yang dituju tetapi
juga sekaligus memberi rangsangan. Ketiga, tujuan itu adalah nilai, dan jika
12
Tujuan ini mempunyai fungsi untuk menjadi kriteria dalam memulai proses
pendidikan.
pendidikan untuk membentuk manusia yang berkepribadian akhlak mulia, Ibnu Sina
juga mengemukakan bahwa ukuran akhlak mulia tersebut dijabarkan secara luas yang
meliputi aspek pribadi, sosial, dan spiritual. Ketiganya harus berfungsi secara integral
dan komprehensif. Pembentukan akhlak mulia ini juga bertujuan untuk mencapai
secara bertahap. Dari tujuan pendidikan yang berkenaan dengan budi pekerti,
kesenian, dan perlunya keterampilan sesuai dengan bakat dan minat tentu erat
kaitannya dengan perkembangan jiwa seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan
sebagai alat untuk menentukan haluan pendidikan yan terbagi dalam tiga tahap, yaitu
tujuan khusus (objectivies) , tujuan umum (goals), dan tujuan akhir (aims).12 Apabila
dikaitkan dengan rumusan tujuan pendidikan Ibnu Sina diatas, maka tujuan akhir
adalah “pengembangan akal”. Sebab, bagi Ibnu Sina akal (intellect) adalah puncak
11
Ahmad D. Marimba, Filsafat pendidikan Islam (Bandung: PT. Al-Ma’arif,1990), h.2.
12
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Suatu Analisa Psikologi Pendidikan, cet.III
(Jakarta: Al-Husna Zikra, 1995), h.21.
13
dari kejadian ini. Tujuan pendidikan Ibnu Sina bersifat hirarkis-struktural. Artinya, di
samping memiliki pendapat tentnag tujuan pendidikan yang bersifat universal (atau
tujuan akhir) sebagaimana dikutip pada bagian pertama, juga memiliki pendapat
tentang tujuan pendidikan yang bersifat kurikuler atau tiap bidang studi dan tujuan
bersifat operasional.
yang satu dengan yang lainnya, baik tujuan akhir pendidikan maupun tujuan
institusional. Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai suatu sekolah atau
pelajarannnya atau telah lulus dari ujian akhir sekolah tersebut, ia dapat dianggap
membagi jenjang pendidikan kepada tiga tingkatan, yaitu Tingkat Dasar (mubtadin),
ini disesuaikan dengan tiga kelompok masyarakat dilapangan pekerjaan yang akan
mereka geluti nantinya, yaitu Pertama, kelompok para tukang, pedagang, petani dan
yang serupa dengan mereka. Kedua adalah para pejabat yang mengatur urusan
adalah golongan para ulama, pemimpin masyarakat dan ahli pendidikan seperti guru
dan lainnya.
13
Departemen Agama RI,Pengembangan Kurikulum untuk siswa Pendidikan Guru Agama
Negeri (Jakarta: Depag RI, 1984), h.11.
14
buta huruf, sehingga mampu membaca apa yang tersurat dan mampu berkomunikasi
melalui tulisan. Selain itu juga diharapkan mereka bisa berhitung yang menunjang
kegiatan mereka sebagai petani, pedagang, pengusaha, maupun sebagai guru atau
pemimpin. Disamping anak bisa menulis, membaca dan berhitung diharapkan agar
setelah anak didik menyelesaikan studinya di sekolah tingkat dasar juga sudah
mempunyai dasar-dasar ilmu pengetahuan agama yang kuat dan dapat pula
mereka dapat bekerja sebagai pegawai pemerintah, baik sipil maupun militer. Mereka
diharapkan oleh negara untuk menjadi orang-orang yang bisa dipercaya dan
tentara, mereka dipersiapkan untuk menjadi prajurit yang tangguh yang memanggul
senjata dan dengan berani menghadapi musuh. Untuk hakim, mereka dipersiapkan
dan menyalahkan yang salah. Lulusan tingkat menengah ini diharapkan dapat
Adapun tujuan pendidikan tingkat tinggi adalah untuk mencetak tenaga guru
menyelesaikan studinya di sekolah tingkat tinggi ini diharapkan dapat menjadi guru
15
diseluruh jenjang pendidikan. Selain menjadi guru, mereka juga diharapkan dapat
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat kita simpulkan bahwa tujuan
pendidikan memiliki arti penting dalam sebuah sistem pendidikan karena jika kita
ingin melihat apakah sistem pendidikan itu berhasil atau tidak maka yang kita lihat
meliputi (1) tujuan tertinggi/terakhir, (2) tujuan umum, (3) tujuan khusus, (4) tujuan
sementara.14
1. Tujuan Tertinggi/Terakhir
Tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan dan berlaku umum,
karena sesuai dengan konsep ketuhanan yang mengandung kebenaran mutlak dan
universal. Tujan tertinggi tersebut dirumuskan dalam satu istilah yang disebut insan
Dalam tujuan pendidikan Islam, tujuan tertinggi atau terakhir ini pada
akhirnya sesuai dengan tujuan hidup manusia, dan perannya sebagai makhluk ciptaan
Tujuan ini sejalan dengan tujuan hidup dan penciptaan manusia, yaitu semata-
mata untuk beribadat kepada Allah. Dalam hal ini pendidikan harus memungkinkan
terhadap Nya, melalui seremoni ibadah dan tunduk senantiasa pada syariah dan
petunjuk Allah. Tujuan hidup dijadikan tujuan pendidikan itu diambil dari al-Qur’an.
Terjemahan
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
Yaitu yang mampu memakmurkan bumi dan melestarikannya dan lebih jauh
lagi, mewujudkan rahmat bagi alam sekitarnya, sesuai dengan tujuan penciptanya,
Terjemahan
15
Al-Qur’anul Karim.
17
Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk
Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.(Q.S. Al-An’am:165)16.
Terjemahan
Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
akhirat.
Terjemahan
16
Al-Qur’anul Karim.
17
Al-Qur’anul Karim.
18
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan jangnlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
Ketiga tujuan tertinggi tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan karena pencapaian tujuan yang satu memerlukan pencapaian tujuan
yang lain, bahkan secara ideal ketiga-tiganya harus dicapai.secara bersama melalui
2. Tujuan Umum
dahulu kala sampai sekarang setuju bahwa pendidikan akhlaq adalah inti
18
Al-Qur’anul Karim.
1912
M.Athiyah al-Abrasyi, Af-Tarbiyah,Al-islamiyah wa Falsafatuha, (Qahirah : Isa al-Babi al-
Halabi, 1969) h.71.
19
c. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi manfaat atau yang
profesional.
sendiri.
3. Tujuan Khusus
perlu sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan, selama tetap berpijak pada
4. Tujuan Sementara
kondisional, tergantung faktor dimana peserta didik itu tinggal atau hidup.
dengan wilayah yang lain, yang penting orientasi dan pendidikan itu tidak
ajaran agama yang universal. Konsistensi dengan prinsip ini pendidikan Islam akan
mampu bertahan dalam perubahan yang terjadi dari masa ke masa. Prinsip universal
memperlihatkan variasi periode ke periode lain, dari satu lokasi ke lokasi lain, tetapi
III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Istilah “tujuan” atau “sasaran” atau “maksud”, dalam bahasa Arab dinyatakan
dengan ghayat atau ahdaf atau muqasid. Sedangkan dalam bahasa Inggris, istilah
21
“tujuan” dinyatakan dengan “goal” atau “purpose” atau “objective” atau aim.Secara
umum istilah-istilah itu mengandung pengertian yang sama, yaitu arah suatu
Tujuan umum berfungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapat diukur
karena menyangkut perubahan sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik. Tujuan
adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh institusi pendidikan, sedangkan ramalan
Tahun 1950TAP, MPR No. II Tahun 1960Perpres No. 19, Tahun 1965, TAPMPRS
No. XXVII Tahun 1966, TAP. MPR RI No. IV Tahun 1973, TAP MPR RI No.IV
pendidikan Islam pada hakikatnya yaitu pendidikan akhlak. Selain itu, tujuan
pendidikan Islam selalu bermuara pada ketakwaan kepada Allah sebagai tujuan akhir
B.Implikasi
secara, tujuan pendidikan dari masa ke masa dan tujuan pendidikan Islam, dapat
22
membantu kita sebagai calon peserta didik dalam memahami konsep-konsep dasar-
dasar pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Pelajar. 2015.