Anda di halaman 1dari 23

1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Seperti yang kita maklumi bersama, bahwa dalam masyarakat dinamis,

pendidikan memegang peran yang menentukan terhadap eksistensi dan

perkembangan masyarakat, karena pendidikan merupakan usaha untuk mentransfer

dan mentransformasikan pengetahuan serta mengintemalisasikan nilai-nilai agama,

kebudayaan, dan sebagainya dalam segala aspek dan jenisnya kepada generasi

penerus. Demikian pula peran pendidikan Islam di kalang umat Islam untuk

melestarikan, mentransformasikan, dan menginternalisasikan nilai-nilai Islam

tersebut kepada generasi penerusnya, sehingg nilai kultural-religius yang dicita-

citakan dapat tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat dari waktu ke

waktu.

Sehubungan dengan hal tersebut pendidikan Islam harus memahami dan

menyadari betul apa sebenarnya yng ingin dicapai dalam proses pendidikan. Sesuatu

yang akan dicapai tersebut dalam istilah pendidikan disebut dengan “tujuan

pendidikan”.

Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam pendidikan. Sebab,

tanpa perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan menjadi acak-

acakan, tanpa arah bahkan bisa, sesat atau salah langkah. Oleh karena ituperumusan
2

tujuan dengan tegas dan jelas, menjadi inti dari seluruh pemikiran pedagogis dan

perenungan filosofis.1

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan

merupakan hal sentral dan harus ada didalam sistem pendidikan, karena tanpa adanya

tujuan maka sistem pendidikan akan berantakan dan tidak memilik arah yang jelas.

Dikatakan lebih lanjut bahwa tujuan pendidikan itu penting, disebabkan

karena secara implisit dan eksplisit di dalamnya terkndung hal-hal yang sangat asasi,

yaitu pandangan hidup dan filsafat hidup pendidiknya, lembaga penyelenggara

pendidikan, dan negara, dimana pendidikan itu dilaksanakan.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian tujuan pendidikan?

2. Bagaimana tujuan pendidikan secara umum?

3. Bagaimana tujuan pendidikan dari masa ke masa?

4. Bagaimana tujuan pendidikan Islam?

1
Kartini Kartono,Pengantar Ilmu Pendidikan Teoritis,(Bandung: Mandar Maju,1992),h.204.
3

II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Tujuan

Istilah “tujuan” atau “sasaran” atau “maksud”, dalam bahasa Arab dinyatakan

dengan ghayat atau ahdaf atau muqasid. Sedangkan dalam bahasa Inggris, istilah

“tujuan” dinyatakan dengan “goal” atau “purpose” atau “objective” atau aim.Secara

umum istilah-istilah itu mengandung pengertian yang sama, yaitu arah suatu

perbuatan atau yang hendak dicapai melalui upaya atau aktivitas.

Tujuan, menurut Zakiah Daradjat adalah sesuatu yang diharapkan tercapai

setelh suatu usaha atau kegiatan selesai.2 Sedangkan menurut M. Arifin tujuan itu bisa

jadi menunjukkan kepada futuritas (masa depan) yang terletak suatu jarak tertentu

yang tidak dapat dicapai kecuali dengan usaha melalui proses tertentu. 3 Meskipun

banyak pendapat tentang pengertian tujuan, akan tetapi pada umumnya pengertian itu

berpusat pada suatu maksud tertentu yang dapat dicapai melalui pelaksanaan atau

perbuatan.

Selain istilah diatas, As-Syaibani mengemukakan pula istilah matlamat

(tanda-tanda), ramalan, hasil, keinginan, nilai-nilai, dan hubungannya, yakni:

1. Hubungan antara tujuan dan tanda-tanda

2. Hubungan antara tujuan dan ramalan.

3. Hubungan antara tujuan dan hasil

2
Zakiah Darajat dalam Ramayulis dkk,Dasar-Dasar Kepribadian, (Padang: Zaky Press Center,
2009),h.29.
3
M.Arifin,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,1991), h.127.
4

4. Hubungan antara tujuan dan keinginan.

5. Hubungan antara tujuan dan nilai-nilai.

Dari pendapat diastas dapat penulis simpulkan bahwa hubungan antara

“tujuan” dan “tanda-tanda” adalah hubungan perserupaan, atau persamaan dalam

makna, tempat pencapaian tujuan, dan tanda menghendaki adanya perencanaan dan

usaha yang disengaja dan rentetan langkah-langkah yang berkaitan antara satu dan

lainnya . Dengan demikian, tujuan dan tanda-tanda adalah akhir suatu proses, dan

proses itu mempunyai permulaan. Permulaan dan akhir itu ditentukan olehlangkah-

langkah yang bertalian satu sama lain, lengkap melengkapi, yang satu mengikuti yang

lain dengan teratur untuk mencapai matlamat (tanda-tanda). Adapun mengenai

hubungan antara tujuan dengan ramalan, lebih lanjut dijelaskan oleh al-Syaibani,

bahwa istilah tujuan dan ramalan mempunyai pengertian yang berbeda. Tujuan

adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh institusi pendidikan, sedangkan ramalan

adalah sesuatu yang diharapkan terjadinya oleh institusi pendidikan.

Tujuan pendidikan masalah inti pendidikan dan saripati dari seluruh renungan

pedagogis. Oleh karena itu, suatu rumusan tujuan pendidikan akan tepat apabila

sesuai dengan fungsinya. Pendidikan sebagai suatu usaha pasti mengalami permulaan

dan kesudahannya. Ada pula usaha terhenti karena sesuatu kendala sebelum mencapai

tujuaan, tetapi usaha itu belum berakhir. Pada umumnya, suatu usaha baru berakhir

kalau tujuan akhir tercapai. Sehubungan ini A.D Marimba 4


menyatakan fungsi

tujuan adalah:

4
A.D Marimba dalam Ramayulis op.cit, h.212.
5

1. Sebagai standar mengakhiri usaha

2. Mengarahkan usaha

3. Merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan lain

4. Membatasi ruang gerak usaha agar kegiatan dpat terfokus pada apa yang

dicita-citakan

5. Mempengaruhi dinamika

6. Memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu.

Menurut H.M Arifin,5 dengan adanya tujuan yang jelas, maka suatu pekerjaan

maka akan jelas arahnya. Lebih-lebih pekerjaan mendidik yang bersasaran pada hidup

psikologis manusia didik yang masih berada pada taraf perkemabangan, maka tujuan

merupakan faktor yang paling paling penting dalam pendidikan itu, oleh karena

dengan adanya tujuan yang jelas, materi pelajaran dan metoda-metoda yang

digunakan mendapat corak dan isi serta potensialitas yang sejalan dengan cita-cita

yang terkandung dalam tujuan pendidikan.

Dari pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan

harus dirumuskan atas dasar nilai-nilai ideal yang diyakini yang kelak dapat

mengangkat harkat dan marabat manusia, yaitu nilai ideal yang menjadi kerangka

berpikit dan bertindak bagi seseorang.

5
H.M Arifin dalam Abu Achmadi, op.cit., h.45-46
6

B.Tujuan Pendidikan Secara Umum

Tujuan umum berfungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapat diukur

karena menyangkut perubahan sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik6.

Hubungan antara “tujuan” dan “tanda-tanda” adalah hubungan perserupaan,

atau persamaan dalam makna, tempaat pencapaian tujuan, dan menghendaki adanya

perencanaan dan usaha yang disengaja dan rentetan langkah-langkah yang berkaitan

antara satu dan lainnya. Dengan demikian, tujuan dan tanda-tanda adalah akhir suatu

proses. Dan proses itu mempunyai permulaan. Permulaan dan akhir itu ditentukan

oleh langkah-langkah yang bertalian satu sama lain, lengkap melengkapi, yang satu

mengikuti yang lain dengan teratur untuk mencapai matlamat (tanda-tanda). Adapun

mengenai hubungan antara tujuan dan ramalan mempunyai pengertian yang berbeda.

Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh institusi pendidikan, sedangkan

ramalan sesuatu yang diharapkan terjadinya oleh institusi pendidikan.

Selanjutnya istilah tujuan dan hasil dijelaskan oleh al-Syaibani, bahwa jika

tujuan merupakan akhir dari suatu usaha yang disengaja, teratur dan tersusun, maka

hasil tidaklah merupakan penghabisan yang pasti dan serentetan langkah-langkah

yang berkaitan satu sama lain. Sedangkan mengenai hubungan antara istilah tujuan

dengan keinginan adalah terletak pada sifatnya, yaitu keinginan adalah terletak pada

sifatnya, yaitu keinginan itu mudah berubah, sedangkan tujuan adalah lebih tetap

adanya.

6
Abu Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media,
1992) h.65.
7

Sedangkan hubungan antara tujuan dan nilai-nilai, dapat dianggap tujuan-

tujuan pendidikan itu, sebagai nilai-nilai yang disukai untuk melaksanakanya. Dan

masalah itu karena nilai pendidikan mengandung pilihan bagi anak tertentu, kemana

perkembangan murid-murid menuju. Pilihan ini sudah tentu berkaitan rapat dengan

nilai-nilai yang mengandung pengutamaan dan pembedaan terhadap beberapa nilai

dan sumber daya lainnya.

C. Tujuan Pendidikan Dari Masa ke Masa

Tujuan pendidikan di Indonesia dari masa ke masa dapat kita lihat dalam

perkembangan peraturan perundang-undangan berikut ini:

1. UU No. 4 Tahun 1950

“Tujuan pendidikan dan pengajaran membentuk manusia susila yang cakap

dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang

kesejahteraan masyarakat dan tanah air”.

2. TAP. MPR No. II Tahun 1960

“Mendidik anak ke arah terbentuknya manusia berjiwa pancasila dan

bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia

yang adil dan makmur material dan spiritual”.

3. Perpres No. 19 Tahun 1965

“Tujuan pendidikan nasional kita, baik oleh pemerintah atau pihak swasta,

dari pendidikan prasekolah sampai perguruan tinggi supaya melahirkan

warga negara sosialis Indonesia yang susila, yang bertanggung jawab atas

terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia yang adil dan makmur baik

spiritual maupun material yang berjiwa Pancasila.


8

4. TAP. MPRS No. XXVII Tahun 1966

“Membentuk manusia pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan

seperti yang dikehendaki dalam pembukaan UUD 1945”.

5. TAP. MPR RI No. IV Tahun 1973

“Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung

seumur hidup”.

6. TAP. MPR RI No.IV Tahun 1978

“Pendidikan nasional berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan untuk

meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, kecerdasan,

keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan

mempertebal semngat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-

manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri dan

bertanggung jawab atas nama pembangunan bangsa”.

7. UU. No. 20 Tahun 2003

“Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam

rangka upaya mewujudkan tujuan nasiona”.(Pasal 3).

Tujuan nasional yang dimaksud adalah:

“Membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab untuk kesejahteraan masyarakat dan cinta tanah

air”.
9

Dari perkembangan undang-undang tersebut dapat kita simpulkan bahwa,

tujuan pendidikan bangsa Indonesia selalu berubah seiring dengan perkembangan

zaman, hal ini bertujuan agar pendidikan di Indonesia tidak semakin ketinggalan

zaman dan bisa maju seiring perkembangan dunia yang begitu cepat.

D.Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah selesai melakukan


sesuatu kegiatan. Pendidikan merupakan sesuatu usaha atau kegiatan yang berproses
melalui tahap demi tahap untuk mencapai tingkat kesempurnaan, baik kesempurnaan
jasmani maupun kesempurnaan rohani. Ahmad Tafsir mengatakan ciri manusia yang
sempurna menurut islam yaitu:7

1. Jasmaninya sehat serta kuat, termasuk keterampilan;


2. Akalnya cerdas serta pandai;
3. Rohani yang berkualitas tinggi ( Kalbunya penuh iman kepada Allah).

Dengan melalui proses kependidikan diharapkan manusia mencapai ciri


manusia yang sempurna sebagaimana yang dimaksud di atas. Oleh karena itu, paara
pakar pendidikan islam berusaha merumuskan tujuan akhir yang ingin dicapai peserta
didik setelah melalui proses pendidikan di antaranya, M. Athiyah al-Abrasyi
mengatakan tujuan pendidikan islam pada hakikatnya yaitu mengatakan tujuan
pendidikan Islam pada hakikatnya yaitu pendidikan akhlak.2

Imam Bawani mengutip pendapat Sayyid Sajjad Husain dan Sayyid al-Asraf
dengan mengatakan tujuan pendidikan islam yaitu “ menciptakan manusia yang baik
7
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, (cet.II; Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,1994), h. 46
10

dan berbudi luhur yang menyembah Allah swt.”8 Hal ini senada yang diungkapkan
oleh Ahmad D. Marimba yaitu tujuan akhir pendidikan islam yaitu terbentuknya
kepribadian muslim.5 sedang yang dimaksudkan kepribadian muslim di sini yaitu
meliputi seluruh aspek hidup manusia, baik yang Nampak maupun yang tidak
nampak, semuanya itu semata-mata menunjukkan pengabdian kepada Tuhan.

Dari pendapat para ahli diatas dapat kita simpulkan bahwa tujuan pendidikan
Islam selalu bermuara pada ketakwaan kepada Allah sebagai tujuan akhir seorang
hamba kepada tuhannya. Sedang tujuan diciptakannya manusia menurut firman Allah
dalam QS. al-Zariyat/51: 56.

      

Terjemahan:

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.9

Selanjutnya diungkapkan pula dalam QS al-Bayyinah / 98: 5

        


        

Terjemahan:

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama
yang lurus.10
Imam Bawani, Tradisionalisme dalam Pendidikan (Cet. I; Surabaya: Al-Ikhlas,
8

1993), h. 67.
9
Al-Qur’anul Karim
10
Al-Qur’anul Karim
11

Dasar kehidupan adalah pandangan hidup. T.S Eliot (lihat Bois, 1979:14)
menyatakan bahwa pendidikan yang amat penting itu tujuannya harus diambil dari
pandangan hidup. Jika pandangan hidup (philosophy of life) Anda adalah Islam, maka
tujuan pendidikan menurut anda haruslah diambil dari ajaran Islam. Bagaimana
tujuan pendidikan menurut Islam? Gambaran tentang manusia sempurna menurut
Islam, itulah sebenarnya tujuan pendidikan menurut Islam. Tentang rumusannya,
ternyata para ahli tidak sepakat bulat.

Al-Attas (1979:1) menghendaki tujuan pendidikan Islam adalah manusia yang

baik. Ini terlalu umum. Munir Mursy (1977:18) menyatakan bahwa tujuan akhir

pendidikan menurut Islam adalah manusia sempurna. Ini pun terlalu umum, sulit

dioperasikan, maksudnya sulit dioperasikan dalam tindakan perencanaan dan

pelaksanaan pendidikan secara nyata.

Menurut Abdul Fattah Jalal (1988:119), tujuan umum pendidikan islami

adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Ia mengatakan bahwa tujuan ini

akan mewujudkan tujuan-tujuan khusus. Dengan mengutio surat al-Takwir ayat 27,

Jalal menyatakan bahwa tujuan itu adalah untuk semua manusia. Jadi, menurut Islam,

pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia. Jadi, menurut Islam, pendidikan

haruslah menjadikan seluruh manusia menjadi manusia yang menghambakan diri

kepada Allah. Yang dimaksud dengan menghambakan diri dalah beribadah kepad

Allah.

Ibnu Sina menerangkan tujuan pendidikan memiliki tiga fungsi yang

kesemuanya bersifat normatif. Pertama, tujuan itu menentukan haluan bagi proses

pendidikan. Kedua, tujuan itu bukan hanya menentukan haluan yang dituju tetapi

juga sekaligus memberi rangsangan. Ketiga, tujuan itu adalah nilai, dan jika
12

dipandang bernilai, dan jika diinginkan, tentulah akan mendorong pelajar

mengeluarkan tenaga yang diperlukan tenaga yang diperlukan untuk mencapainya.

Tujuan ini mempunyai fungsi untuk menjadi kriteria dalam memulai proses

pendidikan.

Berangkat dari pandangan tersebut, Ibnu Sina mengemukakan bahwa tujuan

pendidika adalah “pendidikan harus diarahkan pada pengembangan seluruh potensi

yang dimiliki seseorang ke arah perkembangannya yang sempurna, yaitu

perkembangan fisik, intelektual dan budi pekerti”.11 Khusus mengenai tujuan

pendidikan untuk membentuk manusia yang berkepribadian akhlak mulia, Ibnu Sina

juga mengemukakan bahwa ukuran akhlak mulia tersebut dijabarkan secara luas yang

meliputi aspek pribadi, sosial, dan spiritual. Ketiganya harus berfungsi secara integral

dan komprehensif. Pembentukan akhlak mulia ini juga bertujuan untuk mencapai

kebahagiaan (sa’adah). Kebahagiaan menurut Ibnu Sina dapat diperoleh manusia

secara bertahap. Dari tujuan pendidikan yang berkenaan dengan budi pekerti,

kesenian, dan perlunya keterampilan sesuai dengan bakat dan minat tentu erat

kaitannya dengan perkembangan jiwa seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan

pendidikan yang bersifat spiritual mendapat penekanan lebih.

Menurut Hasan Langgulung, salah satu fungsi tujuan pendidikan adalah

sebagai alat untuk menentukan haluan pendidikan yan terbagi dalam tiga tahap, yaitu

tujuan khusus (objectivies) , tujuan umum (goals), dan tujuan akhir (aims).12 Apabila

dikaitkan dengan rumusan tujuan pendidikan Ibnu Sina diatas, maka tujuan akhir

adalah “pengembangan akal”. Sebab, bagi Ibnu Sina akal (intellect) adalah puncak
11
Ahmad D. Marimba, Filsafat pendidikan Islam (Bandung: PT. Al-Ma’arif,1990), h.2.
12
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Suatu Analisa Psikologi Pendidikan, cet.III
(Jakarta: Al-Husna Zikra, 1995), h.21.
13

dari kejadian ini. Tujuan pendidikan Ibnu Sina bersifat hirarkis-struktural. Artinya, di

samping memiliki pendapat tentnag tujuan pendidikan yang bersifat universal (atau

tujuan akhir) sebagaimana dikutip pada bagian pertama, juga memiliki pendapat

tentang tujuan pendidikan yang bersifat kurikuler atau tiap bidang studi dan tujuan

bersifat operasional.

Sementara menurut Muhammad Abduh selalu menghubungkan antara tujuan

yang satu dengan yang lainnya, baik tujuan akhir pendidikan maupun tujuan

institusional. Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai suatu sekolah atau

madrasah secara keseluruhan, artinya apabila seseorang telah menamatkan

pelajarannnya atau telah lulus dari ujian akhir sekolah tersebut, ia dapat dianggap

telah mencapai tujuan-tujuan yang dibebankan kepadanya.13 Pokok pikirannya

tentang tujuan institusional pendidikan didasarkannya tujuan pendirian sekolah. Ia

membagi jenjang pendidikan kepada tiga tingkatan, yaitu Tingkat Dasar (mubtadin),

Tingkat Menengah (tabaqat al-wusta), Tingkat Tinggi (Tabaqat al;’Ulya). Pembagian

ini disesuaikan dengan tiga kelompok masyarakat dilapangan pekerjaan yang akan

mereka geluti nantinya, yaitu Pertama, kelompok para tukang, pedagang, petani dan

yang serupa dengan mereka. Kedua adalah para pejabat yang mengatur urusan

negara, mengelola kemasalahatan masyarakat serta memeliharanya, seperti panglima

angkatan bersenjata, pengadilan beserta pegawainya dalam berbagai golongan. Ketiga

adalah golongan para ulama, pemimpin masyarakat dan ahli pendidikan seperti guru

dan lainnya.

13
Departemen Agama RI,Pengembangan Kurikulum untuk siswa Pendidikan Guru Agama
Negeri (Jakarta: Depag RI, 1984), h.11.
14

Pada pendidikan tingkat dasar, tujuan institusionalnya adalah pemberantasan

buta huruf, sehingga mampu membaca apa yang tersurat dan mampu berkomunikasi

melalui tulisan. Selain itu juga diharapkan mereka bisa berhitung yang menunjang

kegiatan mereka sebagai petani, pedagang, pengusaha, maupun sebagai guru atau

pemimpin. Disamping anak bisa menulis, membaca dan berhitung diharapkan agar

setelah anak didik menyelesaikan studinya di sekolah tingkat dasar juga sudah

mempunyai dasar-dasar ilmu pengetahuan agama yang kuat dan dapat pula

mengamalkan pokok-pokok ajaran agama sesuai dengan kemampuan intelektual nya.

Pendidikan tingkat menengah bertujuan untuk mendidik anak agar nanti

mereka dapat bekerja sebagai pegawai pemerintah, baik sipil maupun militer. Mereka

diharapkan oleh negara untuk menjadi orang-orang yang bisa dipercaya dan

bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Misalnya

tentara, mereka dipersiapkan untuk menjadi prajurit yang tangguh yang memanggul

senjata dan dengan berani menghadapi musuh. Untuk hakim, mereka dipersiapkan

untuk menyelesaikan kasus-kasus pertikaian yang terjadi dalam masyarakat dan

menghukumnya secara adil berdasarkan undang-undang, membenarkan yang benar

dan menyalahkan yang salah. Lulusan tingkat menengah ini diharapkan dapat

mendahulukan kepentingan dan kemaslahatan umum disamping kepentingan mereka

sendiri serta berusaha untuk mewujudkan masyarakat sejahtera,

Adapun tujuan pendidikan tingkat tinggi adalah untuk mencetak tenaga guru

dan pemimpin-pemimpin masyarakat yang berkualitas. Mereka yang telah berhasil

menyelesaikan studinya di sekolah tingkat tinggi ini diharapkan dapat menjadi guru
15

diseluruh jenjang pendidikan. Selain menjadi guru, mereka juga diharapkan dapat

membina kesejahteraan masyarakat.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat kita simpulkan bahwa tujuan

pendidikan memiliki arti penting dalam sebuah sistem pendidikan karena jika kita

ingin melihat apakah sistem pendidikan itu berhasil atau tidak maka yang kita lihat

adalah apa tujuan dari sistem pendidikan tersebut.

Abu Ahmadi mengatakan bahwa tahap-tahap tujuan pendidikan Islam

meliputi (1) tujuan tertinggi/terakhir, (2) tujuan umum, (3) tujuan khusus, (4) tujuan

sementara.14

1. Tujuan Tertinggi/Terakhir

Tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan dan berlaku umum,

karena sesuai dengan konsep ketuhanan yang mengandung kebenaran mutlak dan

universal. Tujan tertinggi tersebut dirumuskan dalam satu istilah yang disebut insan

kamil (manusia paripurna).

Dalam tujuan pendidikan Islam, tujuan tertinggi atau terakhir ini pada

akhirnya sesuai dengan tujuan hidup manusia, dan perannya sebagai makhluk ciptaan

Allah.. Dengan demikian indikator dari insan kamil :

a. Menjadi hamba Allah

Tujuan ini sejalan dengan tujuan hidup dan penciptaan manusia, yaitu semata-

mata untuk beribadat kepada Allah. Dalam hal ini pendidikan harus memungkinkan

manusia memahami dan menghayati tentang Tuhannya sedemikian rupa, sehingga


14
Abu Achmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 1992), h.65.
16

semua peribadatannya dilakukan dengan penuh penghayatan dan kekhusu’an

terhadap Nya, melalui seremoni ibadah dan tunduk senantiasa pada syariah dan

petunjuk Allah. Tujuan hidup dijadikan tujuan pendidikan itu diambil dari al-Qur’an.

Firman Allah SWT:

      

Terjemahan

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku.”(Q.S Al-Zhariat: 56).15

b. Mengantarkan subjek didik menjadi khalifah Allah fi Al-Ardh,

Yaitu yang mampu memakmurkan bumi dan melestarikannya dan lebih jauh

lagi, mewujudkan rahmat bagi alam sekitarnya, sesuai dengan tujuan penciptanya,

dan sebagai konsekuensi setelah menerima Islam sebagai pedoman hidup.

Firman Allah SWT

       


        
     

Terjemahan

15
Al-Qur’anul Karim.
17

Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia

meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk

mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu

Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.(Q.S. Al-An’am:165)16.

Firman Allah SWT

     

Terjemahan

Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi

semesta alam.(Q.S. Al-Anbiya : 107).17

c. Untuk memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan hidup didunia dan di

akhirat.

Firman Allah SWT

         


          
         

Terjemahan

16
Al-Qur’anul Karim.
17
Al-Qur’anul Karim.
18

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari

(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah

telah berbuat baik, kepadamu, dan jangnlah kamu berbuat kerusakan di (muka)

bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

(Q.S. Al-Qashash: 77).18

Ketiga tujuan tertinggi tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang

tidak terpisahkan karena pencapaian tujuan yang satu memerlukan pencapaian tujuan

yang lain, bahkan secara ideal ketiga-tiganya harus dicapai.secara bersama melalui

proses pencapaian yang sama dan seimbang.

2. Tujuan Umum

Al-Abarasyi dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan

lima tujuan umum bagi pendidikan Islam yaitu19:

a. Untuk mengadakan pembentukan akhlaq yang mulia. Kaum muslimin dari

dahulu kala sampai sekarang setuju bahwa pendidikan akhlaq adalah inti

pendidikan Islam, dan bahwa akhlak Yang sempurna adalah tujuan

pendidikan yang sebenarnya.

b. Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Pendidikan Islam

bukan hanya menitiberatkan pada keagamaan saja, atau pada keduniaan

saja, tetapi pada kedua-duanya.

18
Al-Qur’anul Karim.
1912
M.Athiyah al-Abrasyi, Af-Tarbiyah,Al-islamiyah wa Falsafatuha, (Qahirah : Isa al-Babi al-
Halabi, 1969) h.71.
19

c. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi manfaat atau yang

lebih terkenal sekarang ini dengan nama tujuan-tujuan vokasional dan

profesional.

d. Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan memuaskan keinginan

tahu (curiosity) dan memungkinkan ia mengkaji ilmu demi ilmu itu

sendiri.

e. Menyiapkan pelajar dari segi profesional, tekhnikal dan pertukangan

supaya dapat menguasai profesi tertentu, dan keterampilan pekerjaa

tertentu agar ia dapat mencari rezeki dalam hidup disamping memelihara

segi kerohanian dan keagamaan.

3. Tujuan Khusus

Tujuan khusus adalah pengkhususan atau operasional tujuan

tertinggi/terakhir dan tujuan umum (pendidikan Islam). Tujuan khusus

bersifat relatif sehingga dimungkinkan untuk diadakan perubahan dimana

perlu sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan, selama tetap berpijak pada

kerangka tujuan tertinggi/terakhir dan umum itu.

4. Tujuan Sementara

Tujuan sementara merupakan tujuan-tujuan yang dikembangkan dalam rangka

menjawab segala tuntutan kehidupan. Karena itu tujuan sementara itu

kondisional, tergantung faktor dimana peserta didik itu tinggal atau hidup.

Dengan berangkat dari pertimbangan kondisi itulah pendidikan Islam bisa

menyesuaikan diri untuk memenuhi prinsip dinamis dalam pendidikan dengan

lingkungan yang bercorak apapun, yang membedakan antara satu wilayah


20

dengan wilayah yang lain, yang penting orientasi dan pendidikan itu tidak

keluar dari nilai-nilai Islam.

Pendidikan Islam di Indonesia secara normatif pada dasarnya bersumber dari

ajaran agama yang universal. Konsistensi dengan prinsip ini pendidikan Islam akan

mampu bertahan dalam perubahan yang terjadi dari masa ke masa. Prinsip universal

itu menunjukkan kesanggupannya di satu sisi mempertahankan semangat

keislamannya dan disisi lain menyesuaikan aspek teknisnya dengan perkembangan

zaman. Sebagaimana dapat dilihat dalam sejarahnya, pendidikan Islam

memperlihatkan variasi periode ke periode lain, dari satu lokasi ke lokasi lain, tetapi

dengan semangat keislaman yang permanen.

III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Istilah “tujuan” atau “sasaran” atau “maksud”, dalam bahasa Arab dinyatakan

dengan ghayat atau ahdaf atau muqasid. Sedangkan dalam bahasa Inggris, istilah
21

“tujuan” dinyatakan dengan “goal” atau “purpose” atau “objective” atau aim.Secara

umum istilah-istilah itu mengandung pengertian yang sama, yaitu arah suatu

perbuatan atau yang hendak dicapai melalui upaya atau aktivitas.

Tujuan umum berfungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapat diukur

karena menyangkut perubahan sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik. Tujuan

adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh institusi pendidikan, sedangkan ramalan

sesuatu yang diharapkan terjadinya oleh institusi pendidikan.

Perkembangan Tujuan Pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari UU No. 4

Tahun 1950TAP, MPR No. II Tahun 1960Perpres No. 19, Tahun 1965, TAPMPRS

No. XXVII Tahun 1966, TAP. MPR RI No. IV Tahun 1973, TAP MPR RI No.IV

Tahun 1978 UU dan UU No. 20 Tahun 2003.

Tujuan pendidikan islam pada hakikatnya yaitu mengatakan tujuan

pendidikan Islam pada hakikatnya yaitu pendidikan akhlak. Selain itu, tujuan

pendidikan Islam selalu bermuara pada ketakwaan kepada Allah sebagai tujuan akhir

seorang hamba kepada tuhannya.

B.Implikasi

Hasil makalah kami yang berjudul Tujuan-tujuan pendidikan memiliki

hubungan dengan proses pemahaman mengenai dasar-dasar pendidikan, sehingga

dengan memahami tujuan pendidikan yang meliputi pengetian, tujuan pendidikan

secara, tujuan pendidikan dari masa ke masa dan tujuan pendidikan Islam, dapat
22

membantu kita sebagai calon peserta didik dalam memahami konsep-konsep dasar-

dasar pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Tafsir Ahmad. Ilmu Pendidikan Islami. Bandung: Rosdakarya. 2014

Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2015

Nata Abuddin. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: Angkasa. 2003


23

Muhammad Abu Iqbal. Pemikiran Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. 2015.

Anda mungkin juga menyukai