Anda di halaman 1dari 8

Nama : Shiva Maulidia

Kelas : 7A Keperawatan
Nim : 2002012975
Departemen : Manajemen Keperawatan
Dosen Pembimbing : 1. Nurul Hikmatul Qowi S.Kep.Ns.M.Kep
2. Masunatul Ubudiyah S.Kep.Ns.M.Kep

JUDUL 1 :
HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DAN LINGKUNGAN KERJA
DENGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS SUGIO KABUPATEN
LAMONGAN
1. Latar Belakang
Dengan semakin meningkatnya pengetahuan kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan
mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan
kemampuan masyarakat maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Penilaian mutu pelayanan kesehatan dilakukan dengan membandingkan pencapaian
terhadap standar pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan. Pengukuran mutu bisa dilakukan
salah satunya dengan mengukur kinerja rumah sakit yang dapat diketahui melalui beberapa
indikator, yaitu : BOR (Bed Occupation Rate), AvLos (Averate Length Of Stay), BTO (Bed Turn
Over), TOI (Turn Over Internal), NDR (Net Death Rate), GDR (Gross Death Rate), dan rata-rata
kunjungan klinik per hari (Wahyuliani, 2016).
 Tingkat Keterisian Tempat Tidur (BOR)
 Rata-rata Lama Menginap (AvLos)
 Pembalikan Tempat Tidur (BTO)
 Penyerahan Internal (TOI)
 Angka Kematian Bersih (NDR)
 Angka Kematian Kotor (GDR)
 Rata-rata kunjungan klinik harian
Pengguna jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas menuntut pelayanan yang berkualitas
tidak hanya menyangkut kesembuhan dari penyakit secara fisik akan tetapi juga menyangkut
kepuasan terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan petugas dalam memberikan pelayanan
serta tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dan dapat memberikan kenyamanan
Semakin tinggi pelayanankesehatan yang diberikan maka akan semakin meningkat kepuasan
pasien terhadap kinerja Puskesmas.
Tingkat kesehatan yang optimal dapat dicapai dengan peningkatan mutu lingkungan dan
perubahan tingkah laku masyarakat serta pelayanan kesehatan yang merata, menyeluruh dan
terpadu yang memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional(Widgery,
2018).
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang menjadi permasalahan masalah yaitu
“Apakah ada Hubungan Organizational Citizenship Behavior dan Lingkungan Kerja Dengan
Mutu Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Sugio Kecamatan Lamongan”
3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan Organizational Citizenship Behavior terhadap mutu
pelayanan kesehatan di Puskesmas Sugio
2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi Organizational Citizenship Behavior di Puskesmas Sugio
Kecamatan Lamongan.
2. Mengidentifikasi lingkungan kerja di Puskesmas Sugio Kecamatan Lamongan.
3. Mengidentifikasi mutu pelayanan kesehatan di puskesmas Sugio kecamatan
Lamongan
4. Indikator Organization Citizenship Behavior (OCB)
1. Perilaku membantu
Merupakan perilaku membantu teman kerja secara sukarela dan mencegah terjadinya
masalah yang berhubungan dengan pekerjaan
2. Kepatuhan terhadap organisasi
Merupakan perilaku yang melakukan prosedur dan kebijakan perusahaan melebihi
harapan minimum perusahaan
3. Sportsmanship
Merupakan tidak melakukan keluhan mengenai ketidaknyamanan
4. Loyalitas terhadap organisasi
Meletakkan perusahaan diatas diri sendiri, mencegah dan menjaga perusahaan dari
ancaman eksternal, serta mempromosikan reputasi organisasi.
5. Inisiatif individual
Sama dengan apa yang disebut Organ sebagai kesadaran (conscientiousness), merupakan
derajat antusiasme dan komitmen ekstra pada kinerja melebihi kinerja maksimal dan yang
diharapkan.
6. Kualitas social
Dijelaskan sebagai tindakan keterlibatan yang bertanggung jawab dan konstruktif dalam
proses politik organisasi
7. Perkembangan diri
Meliputi keterlibatan dalam aktivitas untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman
seseorang sebagai keuntungan bagi organisasi
5. Desain Penelitian
Rancangan atau desain penelitian merupakan starategi untuk mencapai tujuan penelitian
yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses
penelitian (Nursalam, 2016). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
korelasi analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian menekankan pada waktu
pengukuran variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2016).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Organizational Citizenship Behavior dan
lingkungan kerja dengan mutu pelayanan kesehatan.
6. Populasi
Menurut Soekidjo Notoadmodjo (2018) populasi adalah keseluruhan objek penelitian
yang akan diteliti. Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh pasien rawat jalan dan seluruh
perawat di Puskesmas Sugio Kecamatan Lamongan.
7. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat memberikan data atau informasi yang
dibutuhkan secara langsung (Notoatmodjo 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
pasien rawat jalan dan seluruh perawat di Puskesmas Sugio kecamatan Lamongan yang
memenuhi kriteria inklusi
 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karateristik secara umum subyek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2016). Kriteria inkkusi dalam
penelitian ini adalah:
Kriteria inklusi Perawat (1) Perawat Puskesmas Sugio (2) Perawat yang masih aktif
(3) Perawat yang bersedia menjadi responden.
Kriteria inklusi pasien (1) Pasien rawat jalan di Puskesmas Sugio (2) Bisa baca tulis
dan tidak buta huruf (3) Bersedia menjadi responden.
 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi
kriteria inklusi dari studi karena berbagai hal (Nursalam, 2016). Kriteria eksklusi
penelitian ini yakni:
Kriteria eksklusi Perawat (1) Perawat yang sedang cuti (2) Perawat yang libur.
Kriteria ekslusi Pasien (1) Pasien rawat inap (2) Pasien IGD.
8. Variabel
1. Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain (Nursalam,
2016). Variabel independen dalam penelitian ini adalah : (Bebas)
1. Organizational Citizenship Behavior
o Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
– Komitmen organisasi : Tingkat kesetiaan dan keterlibatan karyawan terhadap
organisasi tempat mereka bekerja.
– Kepuasan kerja : Tingkat kepuasan karyawan terhadap pekerjaan mereka,
termasuk aspek-aspek seperti gaji, lingkungan kerja, dan rekan kerja
– Kepribadian : Ciri-ciri kepribadian karyawan yang dapat memengaruhi perilaku
positif seperti OCB
–Organizational Citizenship Behavior : Perilaku tambahan yang tidak termasuk
dalam tugas utama karyawan, tetapi memberikan kontribusi positif kepada
organisasi, seperti membantu rekan kerja atau berpartisipasi dalam kegiatan
sukarela
2. Lingkungan Kerja
o Indikator dalam penelitian ini adalah:
- lingkungan kerja fisik : Kondisi fisik tempat kerja, seperti pencahayaan, suhu,
kebisingan, dan fasilitas yang memengaruhi kenyamanan dan efisiensi karyawan.
- lingkungan kerja non fisik : Seperti budaya organisasi, hubungan antar-
karyawan, kebijakan perusahaan, dan faktor-faktor psikologis yang memengaruhi
keadaan mental karyawan di tempat kerja.
2. Variabel Dependen (Terikat)
Menurut Nursalam (2016) variabel yang dapat memberikan stimulus yang memberikan
efek pada variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Mutu Pelayanan Kesehatan.
o Indikator dalam mutu pelayanan adalah
1. Input (Masukan) : Mencakup semua sumber daya yang digunakan dalam
penyediaan pelayanan, seperti tenaga kerja, peralatan, fasilitas, dan sumber daya
manusia.
2. Proses : Merujuk pada cara pelayanan diberikan, termasuk prosedur, teknik,
dan metode yang digunakan. Proses yang efisien dan efektif dapat memastikan
bahwa pelayanan diberikan dengan baik.
3. Output (Hasil) : Output yang baik menunjukkan bahwa pelayanan telah
dihasilkan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
4. Outcame (Dampak) : Outcome yang baik menggambarkan apakah pelayanan
telah memenuhi tujuan akhir yang diinginkan, seperti kepuasan pelanggan atau
perbaikan kondisi kesehatan pasien.
9. Instrumen
Adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah (Nursalam, 2014).
Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup untuk variabel
independen dan variabel dependen. Kuesioner tertutup yaitu yang jawaban dari pertanyaannya
sudah disediakan peneliti sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sudah tersedia
(Nursalam, 2014).
10. Analisis
1. Uji Statistik
Mengingat penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan 3 variabel yaitu:
Organizational Citizenship Behavior dan lingkungan kerja dengan mutu pelayanan
kesehatan. Di mana kedua variabel tersebut menggunakan skala ordinal, maka uji statistik
yang digunakan adalah Uji Spearman’s
2. Taraf Signifikan (α) sebesar 0,05
3. Pembacaan Hasil Uji Statistika
Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak
komputer program Statistical Product and Service Solution (SPSS)
4. Cara Penarikan Kesimpulan
Untuk memudahkan dalam melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan
antara dua variabel penelitian memberi kriteria sebagai berikut (Nursalam, 2014)
(1) 0 = tidak ada korelasi antara dua variabel
(2) 0 – 0,25 = korelasi sangat lemah (3) 0,25 – 0,50 = korelasi cukup
(3) 0,50 – 0,75 = korelasi kuat
(4) 0,75 – 0,99 = korelasi sangat kuat
(5) 1 = korelasi sempurna
10. Jurnal
1. Pengaruh Organizational Citizenship Behavior(OCB) terhadap Kepuasan Kerja dan
Kinerja Karyawan
Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan Juripol, Volume 4 Nomor 1 Maret 2021
2. Hubungan kualitas mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien peserta jaminan
kesehatan nasional
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 15 No 3, DESEMBER 2017
3. Pengaruh mutu pelayanan dan Citra Rumah Sakit terhadap loyalitas pasien serta
kepuasan pasien sebagai intervening di instalasi Perintis RSD Dr. Soebandi Jember
JSMBI ( Jurnal Sains Manajemen Dan Bisnis Indonesia ) Vol. 7 No. 2 Desember.Hal.
232-256. 2017
JUDUL 2
Hubungan Antara Manajemen Waktu Perawat dan Keterlambatan Pelayanan di Puskesmas
Sugio Kabupaten Lamongan
1. Latar Belakang
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama yang dibina oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten. Secara teknis dapat berkoordinasi dengan RSUD kabupaten. Disiplin
waktu puskesmas dapat mempengaruhi kinerja pelayanan kesehatan dan dapat juga mempengaruhi
kemajuan dari puskesmas.
Beberapa kasus yang sering terjadi berkaitan dengan manajemen waktu adalah masalah
disiplin waktu tenanga media non medis,baik dokter, perawat, tenaga klinik penunjang lain seperti
radiografer, laboran, admin, maupun pasien. Disiplin waktu antara lain keterlambatan dalam layanan
praktik sertaketidakefisienan dalam penatalaksanaan sistem antrian pasien. Akibat dari terlambat
adalah pasien harus menunggu dan hal ini akan berdampak luas yakni kekecewaan pasien, pasien
tidak kembali ke klinik kita bahkan yangdapat merugikan kita adalah promosi negatif pasien tersebut
yang akan berakibat terpengaruhnya pasien lain yang juga akan berobat.
Hal ini dapat terjadi dikarenakan salah satu faktor yakni faktor internal dan eksternal. Pada
faktor internal yaitu dikarenakan pelayanan yang diberikan kepada pasien masih kurang belum sesuai
harapan pasien, sehingga pasien enggan untuk kembali berobat atau faktor eksternal yaitu karena
derajat kesehatan masyarakat meningkat.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang menjadi permasalahan masalah yaitu
“Bagaimana komunikasi tim perawat di Puskesmas Sugio dapat memengaruhi tingkat kesalahan
pelayanan?”
3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menyelidiki dan memahami hubungan antara manajemen waktu perawat dan
keterlambatan pelayanan di Puskesmas Sugio Kabupaten Lamongan serta untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin memengaruhi masalah ini.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengukur tingkat disiplin dan efektivitas manajemen waktu yang diterapkan
oleh perawat di Puskesmas Sugio.
b. Untuk mengevaluasi tingkat keterlambatan dalam pelayanan kesehatan yang terkait
dengan manajemen waktu perawat.
c. Untuk menganalisis faktor internal yang dapat mempengaruhi manajemen waktu
perawat.
4. Indikator
1. Tingkat Disiplin Waktu Perawat:

 Kehadiran dan keberangkatan perawat sesuai jadwal


 Kepatuhan dalam mematuhi prosedur waktu terkait pelayanan pasien.
2. Keterlambatan Pelayanan:

 Rata-rata waktu tunggu pasien sebelum menerima layanan.


 Tingkat keterlambatan dalam jadwal pemeriksaan dan pengobatan.
3. Faktor Internal:

 Tingkat kepuasan perawat terhadap manajemen waktu yang diterapkan.


 Tingkat pemahaman perawat terhadap pentingnya manajemen waktu dalam pelayanan
kesehatan.
4. Faktor Eksternal:

 Jumlah pasien yang datang untuk menerima pelayanan kesehatan.


 Faktor-faktor lingkungan seperti lalu lintas dan aksesibilitas Puskesmas.
5. Desain Penelitian
Rancangan atau desain penelitian merupakan starategi untuk mencapai tujuan penelitian yang
telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian
(Nursalam, 2016).Penelitian ini dengan menggunakan metode accidental sampling Penelitian ini
adalah bertujuan untuk mengetahui hubungan disiplin waktu dengan kinerja pelayanan kesehatan.
6. Populasi
Menurut Soekidjo Notoadmodjo (2018) populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang
akan diteliti. Populasi dqam penelitian ini adalah petugas puskesmas yang memberikan pelayanan
kesehatan dengan jumlah petugas puskesmas.
7. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat memberikan data atau informasi yang
dibutuhkan secara langsung (Notoatmodjo 2012). Sampel dalam penelitian ini menggunakan
accidental sampling, jumlah responden, pengambil responden yang tersedia dengan

 Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karateristik secara umum subyek penelitian dari suatu populasi target
yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2016). Kriteria inkkusi dalam penelitian ini
adalah:
Kriteria Inklusi :
(1) Semua petugas kesehatan yang ada di Puskesmas (2)Petugas kesehatan yang bersedia
untuk diteliti (3)Petugas kesehatan yang hadir pada shift pagi.
 Kriteria eksklusi :
Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria
inklusi dari studi karena berbagai hal (Nursalam, 2016). Kriteria eksklusi penelitian ini yakni:
Kriteria eksklusi :
(1)Petugas kesehatan pada shift sore dan malam (2)Tidak sedang cuti.
8. Variabel
1. Variabel Independen (Bebas)
Adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2016) :

 Variabel Dependan (Keterlambatan Pelayanan):


Durasi Keterlambatan Pelayanan: Indikator ini mencakup waktu yang diperlukan untuk
pelayanan kepada pasien melebihi waktu yang diharapkan atau yang telah ditetapkan.
Tingkat Keparahan Keterlambatan: Pengukuran tingkat keparahan keterlambatan, aeperti
apakah keterlambatan tersebut bersifat ringan, sedang, atau berdampak serius pada pasien
2. Variabel Dependen (Terikat)
Menurut Nursalam (2016) variabel yang dapat memberikan stimulus yang memberikan efek pada
variabel lain (Nursalam, 2016).

 Variabel Independen (Manajemen Waktu Perawat):


Evaluasi efektivitas manajemen waktu perawat, mungkin dengan menggunakan survei atau
kuesioner perawat.
9. Instrumen
Instrumen pada penelitian ini menggunakan lembaran kuesioner dan Observasi yang terdiri
dari 10 item pertanyaan untuk lembar kuisoner untuk kinerja dan menggunakan lembar observasi
untuk mengetahui ketepatan waktu dalam memberikan pelayanan kesehatan. Dalam mengukur
Disiplin waktu petugas kesehatan, diperoleh melalui lembar observasi dengan menggunakan tabel
yang terdiri dari 6 kolom yaitu mulai dari nomor, jabatan, jam datang, jam pulang, uraian kegiatan,
dan keterangan. Dalam kegiatan pengamatan ini, peneliti mengamati pelayanan untuk mengetahui
kesesuaian waktu apakah petugas puskesmas cepat ataukah lambat dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Dalam melakukan penilaian kategori 1(tepat waktu) < 5 menit, sedangkan kategori 2
( lambat) > 5 menit.
10. Analisis
1. Uji Statistik

Mengingat penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan 3 variabel yaitu:


Organizational Citizenship Behavior dan lingkungan kerja dengan mutu pelayanan kesehatan. Di
mana kedua variabel tersebut menggunakan skala ordinal, maka uji statistik yang digunakan adalah
Uji Spearman’s

2. Taraf Signifikan (α) sebesar 0,05

3. Pembacaan Hasil Uji Statistika

Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak komputer program
Statistical Product and Service Solution (SPSS)

3. Cara Penarikan Kesimpulan

Untuk memudahkan dalam melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua
variabel penelitian memberi kriteria sebagai berikut (Nursalam, 2014)

(1) 0 = tidak ada korelasi antara dua variabel


(2) 0 – 0,25 = korelasi sangat lemah (3) 0,25 – 0,50 = korelasi cukup
(3) 0,50 – 0,75 = korelasi kuat
(4) 0,75 – 0,99 = korelasi sangat kuat
(5) 1 = korelasi sempurna
JURNAL

1. Hubungan disiplin waktu dengan kinerja pelayanan kesehatan di Puskesmas tadaba


kecamatan buko Kabupaten Kepulauan
Ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 1 Nomor 1 Agustus 2013
2. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan dalam
Pelayanan Kesehatan Dasar Di Puskesmas Lerep
Indonesian Journal of Public Health and Nutrition IJPHN 2 (3) (2022) 268-277
3. Pentingnya manajemen waktu untuk menunjang keberhasilan praktik dokter Gigi
Makassar Dent J 2015; 4(5): 143-147 ISSN:2089-8134

Anda mungkin juga menyukai