( PTK )
DI SUSUN OLEH :
IDENTITAS PENELITI :
NIP : 198606212009022001
Mengesahkan
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahana .................................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Abstrak ......................................................................................................... iii
Daftar Isi ...................................................................................................... iv
Daftar Tabel Dan Grafi ............................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakan .............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Belajar Geografi ........................................................... 4
B. Proses Dan Hasil Belajar ............................................................. 4
C. Model Discovery Learning .......................................................... 5
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian ...................................................................... 9
B. Deskripsi Per Siklus .................................................................... 9
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 14
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 20
B. Saran ............................................................................................ 20
Daftar Pustaka ................................................................................................ 21
Daftar Lampiran .............................................................................................. 22
iv
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk membentuk dan
mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sekolah merupakan
lembaga pendidikan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran di sekolah tergantung pada
situasi pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. Pembelajaran merupakan
suatu komponen yang terdiri dari berbagai sistem yang berhubungan satu dengan
yang lain. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, model dan evaluasi
pembelajaran. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses interaksi antara
guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka
maupun secara tidak langsung.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masih lemahnya
proses pembelajaran. Saat proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan
kepada kemampuan anak untuk mengahafal informasi, dipaksa untuk mengingat
dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diingatnya tersebut untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah harus melalui
pembelajaran. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar
di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran merupakan aktivitas yang utama dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar
yang merupakan proses membimbing kegiatan belajar.
Berdasarkan analisis latar belakang diatas, maka penulis berkeinginan untuk
memperbaiki pembelajaran agar terjadi peningkatan pemahaman siswa melalui
perbaikan pembelajaran. Permasalahan dalam penelitian ini adalah tindakan apa
yang dilakukan guru untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran
geografi sebab banyak faktor yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadinya
1
permasalahan tersebut. Setelah melakukan diskusi dan refleksi dengan teman
sejawat teridentifikasi permasalahan diduga penyebab masalah tersebut yaitu
penggunaan strategi pembelajaran yang dilakukan guru masih konvensional, guru
masih dominan dalam kelas. Salah satu upaya dan tindakan yang harus dilakukan
sebagai seorang pendidik adalah bagaimana dapat menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan, aktif, kreatif dan membangun daya pikir optimal. Salah satu
model pembelajaran yang dapat membantu proses pembelajaran dan diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran discovery
learning (penemuan).
Model pembelajaran discovery learning merupakan pembelajaran dengan
berpusat atau merujuk kepada siswa sendiri yang aktif mencari dan menemukan
atas fenomena-fenomena atau gejala alam yang terjadi di sekitar. Terutama pada
materi Hidrosfer ini, siswa dituntut lebih banyak mencari dan mencoba sendiri yang
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Demikian siswa akan tertarik dan aktif
dalam proses belajar mengajar geografi.
Dengan melihat kondisi tersebut diatas, penulis mencoba untuk melakukan
penelitian dengan maksud mengadakan penelitian perbaikan pembelajaran.
Adapun pembelajaran yang dimaksud adalah perbaikan pembelajaran geografi
dengan materi hidrosfer kelas X IPS 3 SMA Negeri 2 Sendawar Kabupaten Kutai
Barat Tahun Pembelajaran 2018- 2019.
B. Perumusan Masalah
Dari hal tersebut diatas, penulis merumuskan masalah penelitian dalam bentuk
pertanyaan berikut :
“ Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning
dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap pelajaran Geografi dengan materi
Hidrosfer di kelas X IPS 3 semester genap SMA Negeri 2 Sendawar Kabupaten
Kutai Barat tahun pembelajaran 2018-2019”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan siswa dengan
Model Pembelajaran Discovery Learning pada pelajaran Geografi materi
Hidrosfer kelas X IPS 3 semester genap tahun pembelajaran 2018-2019 SMA
2
Negeri 2 Sendawar Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa ; agar meningkatkan pemahaman siswa untuk belajar Geografi
materi Hidrosfer sehingga mempunyai hasil belajar yang tinggi dan dapat
menerapkan dalam kehidupannya.
2. Bagi guru ; Meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah proses
pembelajaran dengan tepat.
3. Bagi sekolah ; menambah perbendaharaan referensi hasil penelitian
4. Bagi penulis ; agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan
pengetahuan yang nantinya dapat digunakan pada proses pembelajaran .
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang
memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk mereka sendiri.
Melalui pembelajaran penemuan, diharapkan siswa terlibat dalam
penyelidikan suatu hubungan, mengumpulkan data dan menggunakannya untuk
menemukan hukum atau prinsip yang berlaku pada kejadian tersebut.
Pembelajaran penemuan disusun dengan asumsi bahwa observasi yang teliti dan
dilakukan dengan hati-hati serta mencari bentuk atau pola dari temuannya
(dengan cara induktif) akan mengarahkan siswa kepada penemuan hukum-
hukum atau prinsip-prinsip.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, model pembelajaran discovery (penemuan)
adalah model pembelajaran dengan cara menyampaikan ide atau gagasan lewat
penemuan dan mengatur pengajaran sedemikian rupa. Demikian anak
memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui tersebut tidak
melalui pemberitahuan, melainkan ditemukannya sendiri.
2. Langkah-langkah Operasional Model Pembelajaran Discovery Learning
a. Langkah Persiapan Metode Discovery Learning
Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan model Discovery Learning
sebagai berikut :
1) Perumusan masalah untuk dipecahkan murid.
2) Menetapkan jawaban sementara atau hipotesis.
3) Murid mencari informasi, data dan fakta yang diperlukan untuk
menjawab permasalahan atau hipotesis.
4) Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi.
5) Mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.
(Syaiful, 2013: 197)
b. Prosedur Aplikasi Model Discovery Learning
Mengaplikasikan Discovery Learning di kelas, ada beberapa prosedur yang
harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum antara
lain sebagai berikut :
1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan tanda tanya, kemudian dilanjutkan untuk tidak
memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki
6
sendiri. Di samping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas
belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
2) Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan
dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah). Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni
pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang
diajukan. Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi
dan menganalisis permasalahan yang mereka hadapi, merupakan
teknik yang berguna dalam membangun siswa agar mereka terbiasa
untuk menemukan suatu masalah.
3) Data Collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan
kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau
membuktikan benar tidaknya hipotesis. Demikian siswa diberi
kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi
yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara
dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk
menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang
dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa
menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
4) Data Processing (Pengolahan Data)
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan
7
pada tingkat kepercayaan tertentu. Data processing disebut juga
dengan pengkodean/kategorisasi yang berfungsi sebagai
pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut
siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif
jawaban/penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara
logis.
5) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi
dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data
processing. Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,
aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai
dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran,
atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah
dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau
tidak, apakah terbukti atau tidak.
6) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik
sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka
dirumuskan prinsip- prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah
menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses
generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran
atas makna dan kaidah atau prinsip- prinsip yang luas yang
mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses
pengaturan dan generalisasi dari pengalaman- pengalaman itu.
(Ellyza, 2015: 36)
8
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 3 SMAN 2
Sendawar tahun pembelajaran 2018 -2019 dengan jumlah 24 orang, dengan
karakteristik siswa yang berasal dari latar belakang agama, suku, budaya, sosial
serta perbedaan status ekonomi yang berbeda-beda. Sedangkan subyek pelaku
tindakan dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran geografi dengan materi
yang diajarkan hidrosfer . Pemilihan materi dan kelas ini dilakukan dengan
pertimbangan materi tersebut sesuai dengan pokok bahasan yang berlangsung
saat itu ( semester genap) dan bertujuan untuk memperbaiki praktik
pembelajaran yang ada .
2. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SMAN 2 Sendawar
Kabupaten Kutai Barat dengan pertimbangan penulis adalah pengajar pada
SMAN 2 Sendawar.
3. Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menetukan waktu
penelitian selama bulan April sampai dengan bulan Mei 2019 mulai dari
perencanaan sampai penulisan hasil laporan penelitian tersebut pada semester
genap tahun pelajaran 2018-2019
9
B. Deskripsi Per Siklus
Prosedur pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan cara kolaborasi
dengan meminta teman sejawat untuk mengetahui dan mengidentifikasi masalah
yang dihadapi dalam pembelajaran. Kemudian mendiskusikan pemecahan masalah
yang terjadi pada proses pembelajaran geografi. Hasil diskusi dengan teman
sejawat bahwa perlu dilakukan perbaikan pembelajaran sesuai jadwal dan langkah-
langkah yang sesuai dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Kegiatan penelitian ini akan dilakukan menjadi dalam 2 siklus yaitu siklus 1
dan siklus 2, dimana dari setiap siklusnya terdiri dari 4 langkah utama yaitu : 1)
Merencanakan, 2) Melakukan tindakan, 3) Pengamatan 4) Refleksi. Berikut adalah
penjelasan langkah-langkah kegiatan yang akan di lakukan :
1. Tahap Persiapan
Penulis dalam tindakan ini berperan sebagai pembuat perencanaan pelaksanaan
tindakan, sekaligus pembuat laporan, sebagai perencanaan tindakan dalam
penelitian ini maka penulis melakukan pengamatan terhadap proses kegiatan
pembelajaran Geografi di kelas X IPS 3 SMAN 2 Sendawar. Sebagai dasar
untuk membuat rencana tindakan pada siklus pertama diperoleh dengan
mengetahu bagaimana kondisi awal peserta didik. Keberadaan penulis dalam
penelitian ini adalah sebagai pengajar dan akan di dampingi teman sejawat
yang mengajar di sekolah tersebut.
2. Tahap Pelaksanaan
Adapun tahapan pelaksanaan yang akan dilakukan meliputi tahap perencanaan,
tahap tindakan, tahap pengamatan dan tahap refleksi yang dilaksanakan dalam
2 siklus.
Siklus 1
1. Perencanaan
Pada kegiatan ini yang dilakukan adalah menetapkan lamanya
pembelajaran pada setiap siklus, menyusun rencana pembelajaran, tes awal
untuk mengetahui kemampuan awal siswa, membuat pedoman penilaian,
membuat lembar kerja siswa dan lembar observasi siswa.
2. Tindakan
Penyampaian materi pelajaran melibatkan guru dan siswa berperan aktif
10
dalam proses pembelajaran dengan metode tanya jawab, melakukan
evaluasi belajar, menganalisis evaluasi belajar dari perolehan nilai siswa
untuk menilai tingkat keberhasilan siswa melalui penerapan metode tanya
jawab .
3. Pengamatan
Pada tahap ini pengamatan yang dilakukan sendiri oleh peneliti sebagai
guru mata pelajaran di dalam kelas saat kegiatan pembelajaran
berlangsung. Pengamatan dilakukan untuk melihat motivasi siswa misalnya
melalui sikap, respon atau partisipasi siswa saat proses belajar mengajar
berlangsung.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis dan pengamatan proses
pembelajaran pada siklus 1 yang akan dijadikan sebagai dasar untuk
tindakan pada tahap berikutnya. Apabila pada tahap ini jumlah siswa yang
tuntas belum mencapai 75 % maka akan dilakukan tindakan siklus 2.
Tabel 3.1 : Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
No Tindakan Hasil
1. Guru menyampaikan tujuan Meningkatkan motivasi
pembelajaran yang ingin belajar siswa
dicapai pada materi pelajaran
Siklus 2
Siklus 2 merupakan tindakan lanjut dari siklus 1 dengan memperhatikan hasil
belajar siswa untuk menentukan tindakan selanjutnya. Adapun langkah-langkah
siklus 2 adalah :
1. Perencanaan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan RPP, lembar kerja siswa sebagai alat
evalusi, instrumen penilaian dan materi pelajaran yang akan diajarkan.
2. Tindakan
Pelaksanaan dari tahapan ini tidak berbeda dengan proses belajar mengajar
seperti pada siklus 1 yaitu siswa bersama-sam dengan guru berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran dengan model discovery learning ini. Pada
siklus ini perlu memperhatikan kekurangan-kekurangan siswa pada sikuls 1,
jadi pada siklus 2 ini siswa harus lebih termotivasi dan lebih aktif lagi dalam
kegiatan pembelajaran.
3. Pengamatan
Pada kegiatan pengamatan ini peneliti bisa mengetahui apakah kegiatan
pembelajaran yang sudah diberikan mendapatkan hasil lebih baik dari siklus
pertama.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan
12
selama proses pembelajaran siklus 2 dan mengadakan ulangan untuk
mengetahui hasil belajar siswa sebagai dasar dalam pengambilan kesimpulan.
Jika jumlah siswa telah mencapai 75 % telah mencapai kriteria ketuntasan
minimum, maka penerapan metode tanya jawab dalam penelitian ini
dikatakan berhasil. Jika hasil penelitian pembelajaran yang telah dilakukan
hasilnya belum mencapai standar ketuntasan minimal maka dicari penyebab
dan penyelesaiannya.
13
C. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 3 SMAN 2
Sendawar. Data diperoleh dari hasil latihan post test siklus 1 dan siklus 2.
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Siklus ke-1
a. Permasalahan
Seperti diuraikan sebelumnya bahwa salah satu pengaruh
rendahnya hasil belajar siswa adalah kurang kemampuan guru dalam
menentukan metode pembelajaran yang tepat, menyebabkan siswa
menjadi kurang tertarik, tidak semangat dalam belajar dan kurang
konsentrasi. Dari hasil
15
tes pra siklus diperoleh bahwa hanya 16,67 % tingkat ketuntasan yang
dicapai siswa atau hanya 4 siswa yang tuntas dari 24 siswa yang ada
dengan nilai rata-rata 58,54.
b. Perencanaan
Pada tahapan ini, dengan berdiskusi bersama teman sejawat,
penulis sebagai guru kelas menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran
dengan skenario menggunakan model pembelajaran dengan metode tanya
jawab yang pada akhir pembelajaran di adakan evaluasi untuk melihat
peningkatan hasil belajar siswa.
c. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahapan ini, guru melakukan perbaikan pembelajaran dengan
metode pembelajaran tanya jawab sesuai skenario pembelajaran yang
dibuat.
d. Hasil Observasi dan Hasil Analisa Data
Hasil observasi dan analisa data pada pembelajaran siklus 1 dapat dilihat
pada tabel berikut :
e. Refleksi
Pada tahap ini, dari hasil observasi serta diskusi di dapat hal-hal berikut :
Siswa sudah mulai tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan guru
Guru dapat membimbing siswa dengan baik
Suasana kelas sudah dapat di kontrol oleh guru
16
Siswa sudah mulai berani dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan baik dari guru maupun temannya
Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 58,54
pada pra siklus menjadi 72,08 pada siklus 1
2. Siklus ke-2
a. Permasalahan
Dari hasil refleksi pada perbaikan pembelajaran siklus 1, beberapa hal yang
menjadi masalah adalah :
Masih ada siswa yang pasif
Masih banyak siswa yang ketuntasan nilai minimal
b. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, penulis memutuskan untuk
melanjutkan proses perbaikan pembelajaran pada siklus ke-2. Selanjutnya pada
tahap ini penulis sebagai guru menyusun kembali skenario pembelajaran
dengan model dan metode yang sama pada siklus sebelumnya, tetapi dengan
menyertakan beberapa tindakan perbaikan antara lain memperjelas
penyampaian materi, lebih terarah dan tidak terlalu cepat serta tetap memberi
motivasi pada siswa dalam hal bertanya maupun menjawab pertanyaan.
c. Pelaksanaan Tindakan
Penulis sebagai guru melakukan tindakan perbaikan pembelajaran sesuai
skenario yang telah dibuat berdasar hasil refleksi sebelumnya. Model dan
metode pembelajaran pada siklus sebelumnya, dengan penekanan pada hal-hal
yang dianggap perlu dan penting.
d. Hasil Observasi dan analisa data
Hasil observasi dan analisa data pembelajaran pada siklus 2 dapat dilihat
pada tabel berikut :
17
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Perbaikan Pembelajaran Siklus 2
No Tuntas Belum Tuntas
1 Jumlah Siswa Prosentase Jumlah Siswa Prosentase
2 20 83,33 4 16,67
e. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar yang telah dicapai siswa
pada siklus 2, penulis sebagai guru dan teman sejawat berdiskusi maka proses
perbaikan pembelajaran geografi materi hidrosfer kelas X IPS 3 SMA Negeri 2
Sendawar Kabupaten Kutai Barat tidak dapat dilanjutkan pada siklus
berikutnya. Hal ini didasari bahwa hasil belajar siswa sudah menunjukkan ada
peningkatan yaitu rata-rata nilai pra siklus 58,54 menjadi 72,08 pada siklus 1
dan mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus 2 dengan rata-rata
81,27 dimana prosentase ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan
dari 16,67 % pada pra siklus menjadi 54,17 % pada siklus 1 dan meningkat
menjadi 83,33 % pada siklus 2.
Berikut ini rekapitulasi peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus 1
dan siklus 2, dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut :
18
Grafik 5.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
prosentase
100
80
60
40 prosentase
20
0
Tahap Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
19
Hal ini menunjukkan bahwa model dan metode yang digunakan guru yaitu
model discovery learning dan dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab
telah cukup baik untuk bisa meningkatkan hasil belajar siswa khusus pelajaran
Geografi materi Hidrosfer kelas X IPS 3 SMA Negeri 2 Sendawar Kabupaten Kutai
Barat .
20
BAB V
A. Kesimpulan
Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis yang
bertindak sebagai guru dengan menggunakan model discovery learning maka
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model
discovery learning, hasil belajar siswa masih banyak yang dibawah standar
minimal ( KKM ) 80 yang ditetapkan sekolah.
2. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
discovery learning terlihat peningkatan belajar siswa. Pada pra siklus
prosentase ketuntasan 16,67 % dengan rata-rata nilai 58,54. Selanjutnya
angka meningkat pada dua siklus selanjutnya. Siklus 1 prosentase ketuntasan
mencapai 54,17 % dengan rata-rata nilai 72,08 sedangkan pada siklus 2 juga
mengalami paeningkatan 83,33 % ketuntasan belajar dan 80,42 rata-rata
nilainya.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian berikut saran-saran yang bisa penulis berikan,
diantaranya adalah :
1. Bagi siswa, untuk lebih aktif lagi dalam mengikuti proses pembelajaran
dalam rangka peningkatan hasil belajar.
2. Bagi guru, diharapkan dapat menjadikan model pembelajaran dengan metode
tanya jawab sebagai salah satu alternatif penentuan model dan metode
pembelajaran.
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan pelatihan bagi guru-guru agar
dapat menentukan model pembelajaran yang sesuai materi dan karakteristik
siswa.
21
DAFTAR PUSTAKA
Dimiyati, S & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
22
Lampiran 1
2. Persiapan Penelitian √
3. Pelaksanaan tindakan √
awal
4. Pelaksanaan siklus 1 √ √
5. Pelaksanaan Siklus 2 √ √
6. Penyusunan Laporan √ √
22
Lampiran 2
Indikator:
1. Mendeskripsikan siklus hidrologi
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran materi ini, siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian siklus hidrologi
2. Menjelaskan komponen-komponen penyusun siklus hidrologi
3. Menjelaskan jenis siklus hidrologi
D. Materi Pembelajaran
1. Siklus Hidrologi
2. Komponen Siklus Hidrologi
3. Jenis Siklus Hidrologi
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Pendekatan : Scientific
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab
Kegiatan Inti
1. Mengamati
Siswa memperhatikan penjelasan guru terkait siklus hidrologi
secara garis besar.
2. Menanyakan
Siswa melakukan tanya jawab bersama guru mengenai siklus 100 menit
hidrologi.
3. Mengeksplorasi
Siswa diminta untuk membentuk dalam enam kelompok.
Guru membagikan lembar kerja peserta didik untuk masing-
masing kelompok.
Peserta didik mencoba menyelesaikan permasalahan pada
Rincian Kegiatan Waktu
lembar kerja yang telah diberikan.
4. Mengasosiasi
Setiap kelompok diminta untuk menganalisis dan
mendiskusikan temuannya mengenai permasalahan yang telah
diberikan.
Siswa diminta menyimpulkan hasil temuannya dalam bentuk
laporan sederhana.
5. Mengomunikasikan
Perwakilan masing-masing kelompok maju ke depan untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan tugas rumah yang berkaitan dengan
15 menit
materi yang telah disampaikan.
3. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam dan
doa.
H. Penilaian
1. Jenis Tagihan : Unjuk Kerja
2. Bentuk Tagihan : Diskusi
PENILAIAN
Nama Kelompok :
Kelas :
No Aspek yang dinilai Penilaian
1 2 3
1 Komunikasi
2 Sistematika penyampaian
3 Wawasan
4 Keberanian
5 Antusias
6 Penampilan
Rubrik:
Aspek yang Penilaian
dinilai 1 2 3
Komunikasi Tidak ada Komunikasi Komunikasi
komunikasi sedang Lancar dan baik
Sistematika Penyampain Sistematika Sistematika
penyampaian tidak sistematis penyampaian penyampaian
sedang baik
Wawasan Wawasan Wawasan Wawasan luas
kurang sedang
Keberanian Tidak ada Keberanian Keberanian baik
keberanian sedang
Antusias Tidak antusias Antusias sedang Antusias dalam
kegiatan
Penampilan Penampilan Penampilan Penampilan baik
kurang sedang
Kriteria Penilaian
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 >80
Baik 3 68-79
Cukup 2 56-67
Kurang 1 <55
A. Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah perjalanan air dari permukaan bumi, ke atmosfer, dan
turun kembali ke permukaan bumi.
2. Siklus Sedang
Air laut mengalami evaporasi menuju atmosfer, dalam bentuk uap air karena
panas sinar matahari. Angin yang bertiup membawa uap air laut ke arah daratan.
Pada ketinggian tertentu, uap air yang berasal dari evaporasi air laut, sungai, dan
danau terkumpul makin banyak di udara. Suatu saat uap air menjadi jenuh dan
mengalami kondensasi, kemudian menjadi hujan. Air hujan yang jatuh di daratan
selanjutnya mengalir ke parit, selokan, sungai, danau, dan menuju ke laut lagi.
3. Siklus Panjang
Indikator:
1. Mengidentifikasi perairan darat dan potensinya
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran materi ini, siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian perairan darat
2. Mendeskripsikan jenis-jenis perairan darat dan potensinya
D. Materi Pembelajaran
1. Perairan Darat
2. Jenis-jenis Peraiaran Darat dan Potensinya
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Pendekatan : Scientific
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab
Kegiatan Inti
1. Mengamati
Siswa memperhatikan penjelasan guru terkait perairan darat
secara garis besar.
2. Menanyakan
Siswa melakukan tanya jawab bersama guru mengenai perairan
darat. 100 menit
3. Mengeksplorasi
Siswa diminta untuk membentuk dalam enam kelompok.
Guru membagikan lembar kerja peserta didik untuk masing-
masing kelompok.
Peserta didik mencoba menyelesaikan permasalahan pada
lembar kerja yang telah diberikan.
Rincian Kegiatan Waktu
4. Mengasosiasi
Setiap kelompok diminta untuk menganalisis dan
mendiskusikan temuannya mengenai permasalahan yang telah
diberikan.
Siswa diminta menyimpulkan hasil temuannya dalam bentuk
laporan sederhana.
5. Mengomunikasikan
Perwakilan masing-masing kelompok maju ke depan untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan tugas rumah yang berkaitan dengan
15 menit
materi yang telah disampaikan.
3. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam dan
doa.
H. Penilaian
1. Jenis Tagihan : Unjuk Kerja
2. Bentuk Tagihan : Diskusi
PENILAIAN KINERJA PRESENTASI
Nama Kelompok :
Kelas :
No Aspek yang dinilai Penilaian
1 2 3
1 Komunikasi
2 Sistematika penyampaian
3 Wawasan
4 Keberanian
5 Antusias
6 Penampilan
Rubrik:
Aspek yang Penilaian
dinilai 1 2 3
Komunikasi Tidak ada Komunikasi Komunikasi
komunikasi sedang Lancar dan baik
Sistematika Penyampain Sistematika Sistematika
penyampaian tidak sistematis penyampaian penyampaian
sedang baik
Wawasan Wawasan Wawasan Wawasan luas
kurang sedang
Keberanian Tidak ada Keberanian Keberanian baik
keberanian sedang
Antusias Tidak antusias Antusias sedang Antusias dalam
kegiatan
Penampilan Penampilan Penampilan Penampilan baik
kurang sedang
Kriteria Penilaian
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 >80
Baik 3 68-79
Cukup 2 56-67
Kurang 1 <55
Manfaat Sungai
1) Irigasi atau pengairan bagi pertanian.
2) Sumber tenaga untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
3) Sumber air minum, oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sungai
ini biasanya dinetralkan kembali sehingga dapat diminum.
4) Keperluan domestik, yaitu kebutuhan primer rumah tangga, seperti
memasak, mencuci, mandi, memandikan ternak,dan menyiram tanaman,.
5) Sumber penghasil bahan makanan mentah, seperti ikan dan udang.
6) Transportasi atau saran penghubung.
7) Tempat rekreasi dan olahraga, seperti keindahan air terjun dan bendungan,
olahraga arus deras/arung jeram, lomba dayung.
Jenis-jenis Sungai
1) Berdasarkan sumber airnya, dibedakan menjadi :
a) Sungai hujan, yaitu sungai yang airnya berasal dari air hujan.
b) Sugai gletser (pencairan es), yaitu sungai yang airnya berasal dari
melelehnya es.
c) Sungai campuran, yaitu airnya berasal dari campuran antara air hujan
dan gletser.
2) Berdasarkan Letaknya, dibedakan menjadi :
a) Bagian hulu, memiliki karakteristik arus sungai deras, arah erosi ke
dasar sungai (erosi vertikal), lembahnya curam berbentuk V, kadang-
kadang terdapat air terjun, tidak terjadi pengendapan (sedimentasi),
terdapat batu-batu besar dan runcing.
b) Bagian tengah, memiliki karakteristik arus air sungai tidak terlalu
deras, erosi sungai tidak begitu deras, erosi sungai mulai ke samping
(erosi horizontal), aliran sungai mulai berbelok-belok, mulai terjadi
proses sedimentasi karena kecepatan air berkurang, terdapat batu-batu
bersudut bulat dengan ukuran lebih kecil dari daerah hulu.
c) Bagian hilir, memiliki karakteristik arus sungai tenang, terjadi banyak
sedimentasi, erosi ke arah samping (horizontal), sungai berkelok-
kelok (terjadi proses meandering), terkadang ditemukan meander
yang terpotong sehingga membentuk kali mati/danau tapal kuda
(oxbow lake), dibagian muara kadang-kadang terbentuk delta, dan
terdapat batu-batu kecil bersudut bulat.
3) Berdasarkan debit airnya, dibedakan menjadi :
a) Sungai permanen, sungai dengan debit airnya sepanjang tahun relatif
tetap.
b) Sungai periodik, sungai yang pada musim hujan airnya banyak
sedangkan pada musim kemarau airnya kecil.
c) Sungai episodik, sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan
musim hujan airnya banyak.
d) Sungai ephemeral, sungai yang ada airnya hanya pada saat musim
hujan.
4) Berdasarkan asal kejadiannya, dibedakan menjadi :
a) Sungai konsekuen, yaitu sungai yang alirannya mengikuti kemiringan
batuan.
b) Sungai subsekuen, yaitu sungai yang alirannya sejajar dengan lapisan
batuan.
c) sungai obsekuen, yaitu sungai yang arah alirannya berlawanan
dengan kemiringan lapisan batuan.
d) Sungai resekuen, yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan
sungai konsekuen dan alirannya masuk ke sungai subsekuen
e) Sungai insekuen, yaitu sungai yang arah alirannya miring terhadap
sungai konsekuen.
5) Berdasarkan struktur geologi wilayahnya, dibedakan menjadi :
a) Sungai anteseden, yaitu sungai yang tetap mempertahankan arah
alirannya meskipun terjadi pengangkatan yang melintang terhadap
alirannya.
b) Sungai superimposed, yaitu sungai yang mengalir pada lapisan
sedimen atau daratan aluvial yang menutupi lapisan batuan di
bawahnya.
6) Berdasarkan pola alirannya, dibedakan menjadi :
a) Dendritik, yaitu pola yang berbentuk seperti cabang batang pohon.
Berada di daerah datar dengan struktur batuan homogen.
b) Radial sentrifugal, yaitu pola aliran sungai yang arah alirannya
menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti
puncak gunung api.
c) Rectangular, yaitu pola aliran sungai yang dikendalikan (mengikuti)
oleh struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar
(patahan).
d) Trelis, yaitu aliran sungai yang anak sungainya hampir sejajar dengan
sungai induknya, biasanya berada di wilayah patahan.
e) Sentripetal, yaitu aliran yang berlawanan dengan pola radial, aliran
sungainya mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan (depresi).
f) Annular, yaitu pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara
radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran
kembali bersatu.
g) Paralel, yaitu suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang
curam atau terjal.
h) Pinnate, yaitu pola aliran sungai yang muara anak sungainya
membentuk sudut lancip dengan sungai induk. Sungai ini biasanya
terdapat pada bukit yang lerengnya terjal.
b. Danau
adalah lembah atau cekungan di daratan yang berisi air dan merupakan waduk
alam.
Manfaat Danau:
1) Irigasi
2) Pariwisata atau rekreasi
3) Tenaga pembangkit listrik
4) Perhubungan atau transportasi
5) Perikanan
6) Wahana olahraga
Jenis-jenis Danau
1) Berdasarkan proses terjadinya, dibedakan menjadi :
a) Danau tektonik, terjadi akibat tenaga tektonik, misalnya patahan dan
slenk.
b) Danau vulkanik, terjadi akibat tenaga vulkanik (gunung berapi).
c) Danau tektovulkanik, terjadi dari gabungan antara vulkanik dan
tektonik.
d) Danau karst atau doline, terdapat pada daerah karst atau batu kapur.
e) Danau pencairan es, danau karena pencairan es terdapat di kaki gunung
atau pegunungan bersalju.
f) Danau buatan, terjadi akibat sungai yang dibendung, disebut juga
waduk.
2) Berdasarkan macam alirannya, dibedakan menjadi :
a) Danau air tawar, karena airnya tawar, terdapat di daerah basah
(humid), biasanya mayoritas air berasal dari air hujan.
b) Danau air asin, karena airnya asin, terdapat di daerah arid atau
semiarid, penguapan kuat, dan tidak memilki aliran keluar.
c. Rawa
merupakan daerah di sekitar muara sungai yang cukup luas, merupakan
wilayah lumpur dengan kadar air relatif tinggi.
Rawa di Indonesia, dibedakan menjadi :
1) Rawa yang airnya selalu tergenang
Rawa yang airnya selalu tergenang ditandai dengan tanah dan air di sekitar
wilayah tersebut sangat asam dan berwarna kemerah-merahan akibat reaksi
oksida besi.
2) Rawa yang airnya tidak selalu tergenang
Jenis rawa ini memperoleh pergantian air tawar yang berasal dari limpahan
air sungai saat terjadi pasang air laut.
2. Air Tanah
Saat turun hujan, sebagian titik-titik air hujan akan meresap ke dalam pori-pori
tanah dan menjadi cadangan air tanah. Air tanah adalah air yang berada pada
lapisan di bawah permukaan tanah. Kelebihan air tanah dibanding air permukaan
antara lain :
a. Lebih steril, karena tidak terkontaminasi oleh organisme penyebab penyakit.
b. Tersimpan pada lapisan batuan pada kedalaman tertentu atau di bawah
permukaan tanah.
c. Temperaturnya relatif konstan.
d. Tersedia di banyak tempat meskipun musim kemarau.
Proses terbentuknya air tanah dipengaruhi oleh faktor formasi geologi atau
akuifer (kantong air yang berada di dalam tanah. Akuifer dibedakan menjadi dua:
a. Air tanah bebas (akuifer bebas), yaitu terbentuk pada waktu tinggi muka air
tanah menjadi batas zona tanah jenuh.
b. Air tanah terkekang (akuifer terkekang), yaitu terbentuk ketika air tanah
dalam dibatasi oleh lapisan kedap air sehingga tekanan di bawah lapisan
kedap air lebih besar daripada tekanan atmosfer.
Untuk menjaga agara kelestarian air tanah di lingkungan kita tetap terjamin, perlu
dilakukan hal-hal :
a. Mencegah penggunaan air tanah yang berlebihan oleh pengusaha untuk
keperluan industri karena mempercepat penurunan volume air tanah.
b. Mencegah kepadatan penduduk dan pemukiman yang berlebihan karena
berkaitan dengan membesarnya konsumsi air tanah.
c. Mentaati peraturan yang ditetapkan pemerintah dalam pemanfaatn air tanah
(tawar) di daerah pantai supaya tidak terjadi perluasan.
d. Mencegah perusakan hutan dan lahan penghijauan agar tidak menimbulkan
ketimpangan tata air.
e. Memperhitungkan dampak dan manfaat konversi atau perubahan penggunaan
lahan dalam suatu daerah aliran sungai.
f. Membuat sumur resapan khususnya di kota-kota yang padat pemukimannya.
g. Memperketat pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), khususnya terhadap air tanah, terhadap rencana pembangunan.
h. Menghindari pembuangan atau kontaminasi limbah terhadap air tanah, baik
limbah domestik (limbah masyarakat) maupun limbah industri.
Manfaat DAS :
a. Induk DAS dapat dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan
perikanan darat
b. DAS merupakan cadangan air secara alami
c. DAS sebagai sarana transportasi dan kegiatan olahraga
d. DAS sebagai pertanian dengan berbagai jenis tanaman disesuaikan dengan
ketinggiannya dan temperatur udaranya
e. DAS yang sungainya tidak mengalami proses pendangkalan menjadi pusat
pemukiman
f. DAS merupakan daerah irigasi yang mapan.
g. Dari segi estetika, DAS sebagai daerah wisata.
h. DAS tengah dan DAS hilir di daerah pegunungan rendah dan dataran rendah
pantai, umumnya bertanah aluvial. Di Indonesia, DAS semacam itu berupa
bentang persawahan yang luasdan merupakan lahan palawija jenis tanaman udara
panas, seperti tebu, kelapa, buah-buahan.
Agar DAS dan lingkungannya pulih menjadi lahan potensial, perlu dilakukan usaha-
usaha :
a. Lahan miring di lingkungan DAS harus diterrasering dan dihijaukan agar intensitas
erosinya rendah.
b. Hutan di DaS hulu harus terjamin kelestariannya. Bagian-bagian kawasan hutan
produksi setelah dimanfaatkan harus segera direboisasi.
c. DAS harus bebas dari pencemaran limbah industri.
d. Adanya larangan penebangan hutan.
e. Adanya pembatasan daerah sekitar untuk permukiman penduduk.
ISI-KISI SOAL POST TEST
HASIL BELAJAR SISWA
RUBRIK PENILAIAN
No LEVEL SOAL JAWABAN
Jawaban Jawaban Jawaban
tepat kurang salah
tepat
Hujan merupakan bagian dari siklus
1. C2
hidrologi. Bagaimana siklus
hidrologi yang terjadi di kota
8 5 3
Samarinda?
Dalam pergerakan siklus air, air Perbedaan antara infiltrasi dan perkolasi :
2. C4 10 7 4
yang jatuh ke permukaan bumi a. Infiltrasi :
kemudian akan menjadi persediaan - Perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah
air bagi kehidupan di dalamnya melalui sungai dan anak sungai
yakni terdapat peristiwa infiltrasi - Terjadi secara vertikal,
dan perkolasi. Jelaskan perbedaan - Laju infiltrasi dipengaruhi oleh intensitas hujan
peristiwa tersebut! dan kapasitas infiltrasi.
- Kapasitas infiltrasi tergantung dari kondisi
permukaan, termasuk lapisan tanah yang paling
atas.
b. Perkolasi :
- Perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah
melalui pori tanah
- Terjadi secara horizontal.
- Laju perkolasi tergantung pada kondisi tanah
baik, di permukaan maupun di bawah permukaan
pada daerah tak jenuh.
- Kapasitas perkolasi dipengaruhi oleh kondisi
tanah di bawah permukaan pada daerah tak jenuh.
Samarinda memiiki banyak rawa, Rawa adalah daerah di sekitar muara sungai yang cukup
5. C1 4 3 1
yang banyak dimanfaatkan oleh luas, merupakan wilayah lumpur dengan kadar air relatif
masyarakat dalam berbagai tinggi.
keperluan. Apa yang dimaksud
dengan rawa?
Saat turun hujan, sebagian air hujan Perbedaan antara air tanah bebas dan air tanah terkekang:
6. C4 10 7 4
akan meresap ke dalam pori tanah a. Air tanah bebas (akuifer bebas):
dan menjadi cadangan air tanah. - Akuifer yang terletak di atas lapisan yang kedap
Air tanah tersebut ada yang berada air.
pada air tanah bebas dan air tanah - Akuifer ini sering disebut juga dengan unconfined
terkekang, apa perbedaan antara aquifer.
keduanya? - Akuifer bebas terbentuk ketika tinggi muka air
tanah (water table) menjadi batas atas zona tanah
jenuh.
- Air inilah yang biasa dijumpai pada air sumur.
b. Air tanah terkekang (akuifer terkekang):
- Akuifer yang terletak di antara dua lapisan yang
kedap air.
- Akuifer ini sering disebut dengan confined aquifer.
- Akuifer terkekang terbentuk ketika air tanah dalam
dibatasi oleh lapisan kedap air sehingga tekanan di
bawah lapisan kedap air tersebut lebih besar dari
pada tekanan atmosfer.
- Air ini biasa dijumpai jika orang mengebor tanah
dan airnya akan keluar menyembur.
Apa yang dimaksud dengan : a. Pantai merupakan bagian daratan yang berbatasan
8. C1 5 3 1
a. Pantai dengan laut yang masih terpengaruhi oleh pasang
b. Pesisir surut air laut.
b. Pesisir merupakan suatu wilayah yang lebih luas
daripada pantai, mencakup wilayah daratan sejauh
masih mendapat pengaruh laut (pasang-surut dan
perembesan air laut pada daratan) dan wilayah laut
sejauh masih mendapat pengaruh dari darat (aliran ai
sungai dan sedimen dari darat).
Indonesia merupakan negara Kadar garam air laut tidak sama di setiap daerah, hal ini
9. C3
kepulauan dengan luas laut bergantung pada faktor-faktor :
3.257.483 k , dengan luas lautan 1. Penguapan.
15 10 5
sedemikian luas produksi garam Makin besar tingkat penguapan air laut di suatu
hanya bisa dilakukan di beberapa wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya
wilayah saja (seperti Nusa pada daerah yang rendah tingkat penguapan air
Tenggara). Berdasarkan kondisi lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.
tersebut, jelaskan faktor-faktor 2. Banyak sedikitnya curah hujan.
yang mempengaruhi produksi Besarnya curah hujan dan lamanya intensitas
garam di Indonesia! hujan di suatu lautan akan mempengaruhi. Jika
semakin besar curah hujan dan intensitas hujannya
maka salinitas air laut itu akan rendah dan
sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan dan
intensitas hujan yang turun maka salinitasnya
akan tinggi.
3. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut
tersebut.
Air sungai merupakan salah satu penyumbang air
tawar ke laut, sehingga semakin banyak sungai
yang bermuara ke laut tersebut maka tingkat
salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya
makin sedikit sungai yang bermuara ke laut
tersebut maka tingkat salinitasnya akan tinggi.