Anda di halaman 1dari 41

PEDOMAN

PELAYANAN RAWAT INAP


UPT PUSKESMAS NGULANKULON

DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN


PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN TRENGGALEK
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema
utama diseluruh dunia. Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan
kelompok profesional kesehatan sebagai pemberi pelayanan harus
menampilkan akuntabilitas sosial mereka dalam memberikan pelayanan
yang mutakhir kepada konsumen yang berdasarkan standar
profesionalisme, sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan
masyarakat. Sebagai konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan
persyaratan yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan yang
berdasarkan standar tertulis.
Dalam pelayanan di Rawat Inap, standar sangat membantu perawat
untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir
realistis tentang pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek
asuhan yang berkualitas tinggi Namun keberhasilan dalam
mengimplementasikan standar sangat tergantung pada individu itu
sendiri, usaha bersama dari semua staf serta partisipasi dari seluruh
anggota profesi.
Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas perlu di tingkatkan dan
dikembangkan secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi
kebutuhan pelayanan , pengobatan, perawatan , ke pasien baik dengan
penyakit menular atau penyakit tidak menular.
Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri ukuran
kualitatif yang tepat seperti yang tercantum dalam standar
pelaksanaannya Standar selalu berhubungan dengan mutu karena
standar menentukan mutu. Standar dibuat untuk mengarahkan cara
pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai.
Standar merupakan pernyataan-pernyataan tertulis mengenai
ketrampilan/kompetensi untuk memastikan pencapaian suatu hasil
tertentu. Untuk menjamin mutu asuhan yang diberikan, standar
merupakan landasan normatif dan parameter untuk menentukan tingkat
keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan yang seharusnya.
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

B. GAMBARAN UMUM ORGANISASI


1. Wilayah Kerja
Puskesmas Ngulankulon lama adalah Puskesmas yang terletak di Jl.
Sriwulan RT. 17 RW. 06 Desa Ngulankulon Kecamatan Pogalan.
Puskesmas Ngulankulon didirikan pada Tahun 1983 dan pada waktu
berdirinya Puskesmas Ngulankulon adalah berupa Puskesmas
Pembantu dengan wilayah kerja desa Ngulankulon. Pada waktu itu
Puskesmas Pembantu Ngulankulon masih merupakan bagian dari
Wilayah Puskesmas Pogalan. Namun dengan seiringnya perkembangan
Kabupaten Trenggalek, pada tahun 1987 Puskesmas Ngulankulon
ditingkatkan statusnya menjadi Puskesmas Induk dengan wilayah kerja :
a. Desa Ngulankulon,
b. Desa Ngulanwetan,
c. Desa Pogalan,
d. Desa Gembleb.
Puskesmas Ngulankulon baru adalah Puskesmas yang terletak di Jl.
Sriwulan RT. 19 RW. 05 Desa Ngulankulon Kecamatan Pogalan.
Puskesmas Ngulankulon lama pindah ke Puskesmas baru pada awal
tahun 2018 dan mendapat status Terakreditasi Madya pada tahun 2018
Luas wilayah kerja Puskesmas Ngulankulon adalah 23,13 KM 2,
dengan keadaan wilayah 6,12% daerah pegunungan dan 16,48%
daerah dataran. Semua desa di wilayah Puskesmas Ngulankulon sudah
terjangkau Pelayanan Listrik PLN. Jarak Puskesmas Ngulankulon ke
Kota Trenggalek adalah ±7 Km. Jalur angkutan umum dari kota
Trenggalek dan kota sekitarnya dapat ditempuh dengan kendaraan colt
atau bus jurusan Trenggalek – Surabaya. Puskesmas Ngulankulon
tidak langsung dilewati kendaraan umum namun masuk jalan Desa ±
500 M, hanya satu Desa yang dilalui oleh kendaraan umum yaitu Desa
Pogalan. Batas Wilayah Kerja Puskesmas Ngulankulon adalah sebagai
berikut:
a. Utara : Wilayah kerja Puskesmas Rejowinangun
b. Timur : Wilayah kerja Puskesmas Durenan
c. Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Pogalan
d. Barat : Wilayah kerja Puskesmas Trenggalek

1
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

Puskesmas Ngulankulon sudah memiliki ijin operasional dengan


nomor 503.PKM/001/35.03.022/2018 dan berlaku sampai 17 April 2023.
Puskesmas Ngulankulon ditetapkan sebagai Puskesmas BLUD
berdasar Keputusan Bupati Trenggalek Nomor:

PETA WILAYAH KERJ

Pelayanan Puskesmas
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
UKP yang menjadi tanggung jawab Puskesmas antara lain:
1) Rawat Jalan:
a) Poli Umum
b) Poli Lansia
c) Poli KIA
d) Poli KB/IVA
e) Poli Gigi
f) Poli Gizi
g) Poli Imunisasi

2
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

h) Klinik Sanitasi dan LROA


i) Ruang Laktasi
2) Pelayanan Penunjang:
a) Laboratorium
b) Farmasi
3) Rawat Inap dan UGD 24 jam termasuk Kamar Bersalin
a) PSC 119: Ambulance Puskesmas
b) Pelayanan Rujukan
Program Inovasi antara lain:
1) Abimanyu Marah ( Aksi Berantas Nyamuk Demam Berdarah) tahun
2015
2) Bumil Cerdas ( Fasilitas Grup WA bumil ) tahun 2019
3) Curhat Sehat ( Curahan Hati Untuk Peningkatan Kesehatan) tahun
2019
4) Bintang Senja ( Pemberian Tanda Kuning untuk Pasien Resiko Jatuh)
tahun 2019
5) Tim Gerhana ( Gerakan Pencegahan Penyakit Corona) tahun 2020
6) Bunga Desa (Bimbingan dan Upaya Menjadikan Calon Pen gantin
Cerdas Berkualitas Sebagai Generasi Penerus Bangsa) tahun 2020.

2. Visi Organisasi
Visi Puskesmas Ngulankulon adalah “Menjadi Fasilitas Kesehatan Dasar
Terdepan Bagi Masyarakat”

3. Misi Organisasi
Misi Puskesmas Ngulankulon adalah
1. Menyediakan pelayanan Kesehatan Berkualitas yang terjangkau
Masyarakat
2. Menyelenggarakan secara aktif upaya Kesehatan promotif dan
preventif yang berkualitas

4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi UPT Puskesmas Ngulankulon terdiri dari:
a. Kepala Puskesmas

3
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

b. Kepala Sub bagian tata usaha yang membantu Kepala Puskesmas


dalam pengelolaan Keuangan, Umum, Kepegawaian, Perencanaan,
Pelaporan dan system informasi.
c. Penanggung jawab UKP : yang bertanggung jawab membantu
Kepala Puskesmas mengkoordinir dan membina Pelaksana
pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap
1) Koordinator Rawat Inap
2) Koordinator UGD dan PSC 119
3) Koordfinator Ambulance
4) Koordinator Kamar Bersalin
5) Koordinator Rawat Jalan:
a) Loket Pendaftaran
b) Rekam Medis
c) Poli Umum
d) Poli Lansia
e) Poli KIA
f) Poli KB/IVA
g) Poli Gigi
h) Poli Gizi
i) Klinik Sanitasi
j) Ruang Laktasi
6) Koordinator Pelayanan Penunjang : Farmasi, Laboratorium

5. Motto
Motto Puskesmas Ngulankulon adalah “ Bekerja dengan hati melayani
dengan ikhlas”
6. Tata Nilai
Tata Nilai Puskesmas Ngulankulon adalah PRESTASI
“P” merupakan Profesional
Memiliki Pengetahuan dan kemampuan yang memadai serta
memahami bagaimana mengimplementasikannya
“R” merupakan Ramah
Selalu menunjukkan sikap sopan santun bagi semua pelanggan
dalam memberikan pelayanan.

4
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

“E” merupakan Empati


Mampu menciptakan keinginan untuk menolong sesama, mengalami
emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui yang
orang lain rasakan dan pikirkan.
“S” merupakan Sederhana
Memberikan Pelayanan kepada masyarakat dengan prosedur yang
tidak berbelit-belit
“T” merupakan Tanggung Jawab
Memahami resiko pekerjaan dan berkomitmen untuk
mempertanggungjawabkan hasil kerjanya
“A” merupakan Akuntabel
Memberikan Layanan Kesehatan yang sesuai dengan pedoman dan
standard yang ditetapk
“S” merupakan Solid
Memiliki Kerjasama yang kuat
“I” merupakan Integritas
Konsistensi dalam Tindakan, nilai-nilai dan berbagai hal yang
dihasilkan.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tercapainya Pelayanan Rawat Inap sebagai Pelayanan yang dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
perkembangan dan kemajuan teknologi kedokteran secara efektif dan
efisien agar tercapai pelayanan kesehatan yang optimal, serta dapat
dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkan.
2. Tujuan Khusus.
a. Mengetahui standar ketenagaan di Pelayanan Rawat Inap
Puskesmas Ngulankulon
b. Mengetahui standar Fasilitas di Rawat Inap Puskesmas Ngulankulon
c. Memberikan Pelayanan kepada pasien rawat inap sesuai dengan
standar asuhan keperawatan yang tepat. untuk kesembuhan yang

5
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

optimal sehingga dapat memuaskan pasien


d. Mengetahui penyediaan logistik di Rawat Inap Puskesmas
Ngulankulon
e. Mengetahui Keselamatan pasien, keselamatan kerja dan
pengendalian mutu dalam pelayanan di Rawat Inap Puskesmas
Ngulankulon
f. Mengetahui pengendalian mutu pelayanan di Pelayanan.
g. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta
mempunyai keinginan yang terus menerus untuk mengembangkan
diri dan meningkatkan kemampuan dalam memberikan pelayanan
h. Memberikan pelayanan Informasi kesehatan dengan tepat pada
pasien dan keluarga, sehingga dapat memenuhi hak pasien dan
keluarga

D. PENGERTIAN
Puskesmas rawat inap merupakan Puskesmas yang diberi tambahan
sumber daya sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan untuk
menyelenggarakan rawat inap pada pelayanan persalinan normal dan
pelayanan rawat inap pelayanan kesehatan lainnya.
Standar Unit Kerja Rawat Inap di Puskesmas meliputi Ruang rawat inap
pasien, ruang perawat, ruang administrasi, konsultasi dan ruang RM, dan
kamar mandi/toilet.
1. Ruang Pasien rawat inap .
Ruangan untuk pasien yang memerlukan asuhan keperwatan dan
pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam.
Ruang Rawat Inap pasien terdiri dari
a. Ruang Adenium
Ruang perawatan rawat inap yang terdiri dari 3 kamar perawatan.
Ruangan ini dikhususkan untuk Ruang Infeksi
b. Ruang Lavender
Ruang perawatan rawat inap yang terdiri dari 3 kamar perawatan.
Ruangan ini dikhususkan untuk Ruang Non Infeksi
c. Ruang Tulip
Ruang perawatan rawat inap yang terdiri dari 2 kamar perawatan.
Ruangan ini dikhususkan untuk Ruang Nifas dan Ana-anak.

6
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

2. Ruang Konsultasi dan Rekam Medis Rawat Inap


Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan konsultasi khususnya
pelayanan pasien di ruang rawat inap. Ruang ini dibagi menjadi 2
sekat , dibagian depan adalah meja untuk konsultasi pasien. Dibagian
belakang adalah Ruang RM rawat Inap.
Ruangan ini terletak di sebelah ruang perawat dan dilengkapi meja
kursi, lemari berkas/ arsip ruangan perawat ini berfungsu untuk
konsultasi bagi keluarga pasien, pendatanganan surat pernyataan
keluarga pasien (apabila diperlukan persetujuan pengobatan, tindakan
perawatan ataupun tindakan bedah).
3. Ruang jaga Perawat Rawat Inap
Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi khususnya
pelayanan pasien di ruang rawat inap serta ruang istirahat perawat.
Ruang ini terdiri dari kursi, meja, almari, bed tidur perawat, Almari berisi
dokumen dan arsip yang diperlukan untuk Rawat Inap dan obat-obatan
injeksi dan oral.
4. Ruang Linen dan PPI
Tempat untuk menyimpan bahan – bahan linen bersih yang akan
di gunakan di ruang rawat , dan linen bersih tersebut di
tempatkan di dalam. Ruang ini menjadi 1 dengan ruang PPI dimana
untuk sterilisasi alkes
Untuk penyimpanan linen kotor berada di depat ruang Linen dengan
ditempatkan di wadah plastic tertutup untuk dibawa ke ruang laundry
5. Toilet/Kamar Mandi
Kamar mandi Perawat berada di dalam ruang Konsultasi dan RM
Rawat inap. Sedangkan Kamar mandi pasien berada di masing-masing
ruang peawatan.
6. Pantry atau Dapur
Tempat untuk mempersiapkan makanan/diit pasien serta pengolahan
makanan pasien.

7
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pelayanan rawat Inap adalah peawatan untuk Infeksi, non
infeksi dan anak-anak, meliputi
1. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi Dokter
2. Perawatan dan akomodasi pasien di ruang Perawatan
3. Konseling Gizi
4. Pemberian obat- obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat
pasien dan intruksi dokter
5. Pelaksanaan rujukan berjenjang
6. Pemakaian sarpras dan alkes yang dibutuhkan oleh pasien

8
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

BAB II
PENGORGANISASIAN

A. STRUKTUR ORGANISASI
Pelayanan Rawat Inap akan terselenggara dengan baik bila memiliki
struktur organisasi dan standard ketenagaan di lingkup Pelayanan Rawat
Inap Puskesmas Ngulankulon

STRUKTUR ORGANISASI PELAYANAN RAWAT INAP

Kepala Puskesmas

Penanggungjawab UKP

Penanggungjawab Rawat Inap

perawat bidan petugas Gizi


Petugas RM
pelaksana pelaksana Rawat Inap

B. STANDAR KETENAGAAN
Standar ketenagaan yang ada di Pelayanan rawat Inap UPT Puskesmas
Ngulankulom beserta kualifikasinya,

No Jabatan Pendidikan Kualifikasi Jumlah


Tenaga
1. Penanggungjawab Dokter 1. Pelatihan ACLS
UKP 2. Pelatihan BCLS 1
2. Penanggungjawab Perawat D3 1. Pelatihan BLS
Rawat Inap 2. Pelatihan BCLS 1
3. Perawat Perawat D3 1. Pelatihan BLS 3

9
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

Pelaksana 2. Pelatihan BCLS


4. Bidan Pelaksana Bidan D3 1. Pelatihan BLS
2. Pelatihan Midwifery 3
Update
5. Petugas RM Perekam 1. Pelatihan 1
Medis D3 Managemen
Rekam Medis dan
Informasi
kesehatan
6. Petugas gizi Nutrisionis 1. Pelatihan
S1 Pencegahan dan 1
tata laksana Gizi
Buruk pada balita
2. Pelatihan
ManagemenGizi

C. PENETAPAN JAM KERJA DAN PENGATURAN JADWAL JAGA


Puskesmas Ngulankulon sejak ditetapkan menjadi Puskesmas
Rawat Inap pada tahun 2019 dari semula yang jam pelayanan 7 jam
menjadi Puskesmas yang beroperasional selama 24 jam.
Penetapan jam kerja di Pelayanan rawat Inap sangat penting untuk
mengontrol kedisiplinan pegawai dalam pelayanan di Puskesmas, sekaligus
sebagai bahan monitoring dan evaluasi kebutuhan SDM di Puskesmas
Ngulankulon
Sistem kerja dan pembagian pegawai di Pelayanan Rawat Inap di
puskesmas Ngulankulon adalah dibagi menjadi 3 shift, dengan pembagian
shift sebagai berikut
Shift pagi
1. Dimulai jam 07.00-14.00
2. Petugas jaga 2 orang, Terdiri dari 1 bidan/perawat pelaksana
3. Dilakukan sebanyak 1x per shift

10
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

Shift Sore
1. Dimulai jam 14.00-21.00
2. Petugas jaga 3 orang, Terdiri dari 2 bidan/perawat pelaksana dengan
1petugas non medis sebagai administrasi
3. Dilakukan sebanyak 2x per shift

Shift Malam
1. Dimulai jam 21.00-07.00
2. Petugas jaga 2 orang, Terdiri dari 2 bidan/perawat pelaksana dengan
petugas non medis (penjaga malam)
3. Dilakukan sebanyak 2x per shift kemudian lepas jaga dan libur

PENGATURAN SHIFT JAGA


pagi Sore Sore malam malam Lepas libur
jaga
07.00- 14.00- 14.00- 21.00- 21.00- - -
14.00 21.00 21.00 07.00 07.00

Visit Dokter
1. Dilakukan oleh dokter umum
2. Visit dilakukan 1 (satu) kali sehari
3. Pembagian Jadwal visit dokter setiap bulan dibagi menjadi setiap
minggu (dokter sejumlah 4 orang), yaitu minggu
pertama,kedua,ketiga,keempat
4. Visit dilaksanakan jam 8.00 setiap hari (senin-minggu)

Peraturan Internal
1. Batas Keterlambatan yang dapat ditolerir adalah 30 menit
2. Bila izin tidak masuk harus atas sepengetahuan PJ Rawat Inap, KTU
dan Kepala Puskesmas
3. Oncall dokter dilaksanakan di luar jam pelayanan.

11
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

4. Bila ada petugas yang izin tidak masuk, akan digantikan dengan
petugas Rawat Jalan yang profesinya sama.

12
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

DENAH RUANG PELAYANAN RAWAT INAP


UPT PUSKESMAS NGULANKULON

Ruang
RM Ruang Ruang Ruang
Ruang Ruang
Gudang Perawa Adeniu Lavende Pantry
Konsutasi Tulip
Barang t m r
Mushola
Kamar Ruang
Bersalin Linen
Ruang Ruang
TAMAN
Nifas PPI
Toilet

B. STANDAR FASILITAS
Fasilitas yang harus ada di Pelayanan Rawat Inap sebagai berikut

No JENIS PERALATAN JUMLAH MINIMAL


I. SET RAWAT INAP
a. Alat Kesehatan
1 Alat pengukur tekanan darah/ tensimeter 2 buah
dengan manset untuk anak dan dewasa
2 Kanula Hidung 3 buah
3 Volly Kateter 3 buah
4 Urine Bag 2 buah
5 Klem pemegang jarum 1 buah
6 Klem arteri 1 buah
7 Klep pengatur oksigen 1 buah
Lampu Periksa 1 buah

13
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

8
9. Nebulizer 1 buah
10 Resusitator manual dan sungkup dewasa 1 buah
11 Resusitator manual dan sungkup infant 1 buah
12 Selang Oksigen 3 buah
13 Skalpel, Tangkai Pisau Operasi 2 buah
14 Spalk 1 buah
15 Standar Infus sesuai jumlah
tempat tidur

16 Stetoskop Anak 1 buah


17. Stetoskop Dewasa 1 buah

14
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

18. Tabung Oksigen 6 Meterkubik Dan 1 buah


Regulator
19. Tabung Oksigen 1 Meterkubik Dan 1 buah
Regulator
20. Tabung/ Sungkup Untuk Resusitasi 2 buah
21. Termometer Dewasa 1 buah
22. Tempat Tidur Pasien 8 buah
23. Torniket Karet/ pembendung 1 buah
b. Perbekalan Kesehatan Lain
24. Lampu Senter 1 buah
25 Meja Instrumen, Mayo Berstandar 1 buah
26. Meja Instrumen/ Alat 1 buah
27. Waskom Bengkok / Nierbeken 1 buah
28 Waskom Cekung 3 buah
.

II. BAHAN HABIS PAKAI


1. Cairan Antiseptik/ Antimikroba Klorheksidin Sesuai
Glukonat 2-4%, Alkohol 60-90%) kebutuhan
2. Disposable Syringe, 1 Cc 1 box
3. Disposable Syringe, 3 Cc 1 box
4. Disposable Syringe, 5 Cc 1 box
5. Disposable Syringe, 10 Cc 1 box
6. Kasa Non Steril 1 box
7. Kasa Steril 1 box
8. Kapas 1 box
9 Masker 1 bok
10 plester 1 gulung

15
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

11. Sarung Tangan Steril 1 box

16
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

12. Sarung Tangan Non Steril 1 box

III. PERLENGKAPAN
1. Bantal Sesuai Jumlah
Tempat Tidur
2. Dorongan Untuk Tabung Oksigen 2 buah
3. Handuk Kecil (60 X 40 Cm) 3 buah
4. Kain Penutup Meja Mayo 3 buah
5. Kasur Sesuai Jumlah
Tempat Tidur
6. Kursi Roda 1 buah
7. Lap Untuk Mandi Pasien 10 buah
8. Pispot Fraktur/ Immobilisasi 3 buah
9. Pispot Pria/ Urinal 3 buah
11. Perlak, Tebal Lunak (200 X 90 Cm) 10 buah
12. Sarung Bantal 20 buah
13. Selimut 20 buah
14. Sprei 20 buah
15. Sprei Kecil/ Steek Laken 15 buah

IV. MEUBELAIR
1. Kursi 12 buah
2. Lemari Kecil untuk perlengkapan pasien Sesuai Jumlah
Tempat Tidur
3. Lemari Peralatan 1 buah
4. Penyekat Ruangan 7 buah

V. PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Formulir Rujukan Sesuai
Kebutuhan
2. Formulir Lain Sesuai Kebutuhan Sesuai
Kebutuhan
3. Informed Consent Sesuai
Kebutuhan

17
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

4. Kertas Resep Sesuai


Kebutuhan
5. Register Pasien Rawat Inap Sesuai
Kebutuhan
6. Surat Keterangan Sakit Sesuai
Kebutuhan

BAB IV
ALUR PELAYANAN RAWAT INAP

PASIEN DATANG
RAWAT INAP

IDENTIFIKASI PASIEN

PENGKAJIAN AWAL Fotocopy KTP/Akte


Kelahiran 2 lembar
PASIEN UMUM Fotocopy KK 2
18
lembar
MELENGKAPI PERSYARATAN
RAWAT INAP Fotocopy BPJS 2
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

A. PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP


Alur penerimaan Pasien di Pelayanan Rawat Inap
1. Pasien tiba diruang perawatan setelah di lakukan tindakan dan
anamneses di Unit Gawat Darurat.

19
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

2. Keluarga mengisi formulir inform consent/lembar persetujuan rawat inap


dan tanda tangan serta persyaratan rawat inap
3. Perawat melakukan orientasi pada pasien dan keluarga tentang petugas
yang akan merawat, asuhan keperawatan dan kebidanan, waktu
konsultasi dan visite dokter, hak dan kewajiban, fasilitas ruangan, cuci
tangan
4. Perawat melakukan asesmen keperawatan awal ( berdasarkan usia/
kelompok / kasus pasien ) di lembar Pengkajian Pelayanan Gawat
darurat dan Pengkajian Pasien Rawat inap
a. Perawat melakukan anamnesa awal, riwayat penyakit, pemeriksaan
fisik.
b. Perawat melakukan Pengkajian Resiko Jatuh Pasien dewasa dan
anak
c. Perawat melakukan diagnose pasien dan menentukan skala prioritas
5. Kolaborasikan dengan dokter untuk tindakan medis, pemberian terapi
dan tindakan pelayanan selanjutnya atau kolaborasikan dengan tim
medis lain bila diperlukan.
6. Dokter melakukan asesmen medis awal di lembar anamnese dan
pemeriksaan fisik oleh dokter yang terdiri dari
a. Subyek yang terdiri dari keluhan utama pasien, anamnesa.
b. Objek yang terdiri dari pemeriksaan fisik head to toe ,tanda tanda
vital.
c. Assesman : diagnosis yang di dapatkan , diagnose banding bila
ada.
d. Planning : tindakan /pengobatan yang diberikan.
a. Perawat melakukan pengkajian sesuai dengan masalah pasien
7. Informasikan / berikan edukasi kepada keluarga/ pasien untuk ikut
dalam pengambilan keputusan untuk pelayanan selanjutnya dan
mengisi di pengkajian edukasi pasien dan keluarga serta persetujuan
pelepasan informasi

B. PELAKSANAAN ORIENTASI PASIEN


1. Observasi kondisi pasien setiap shiif atau sesuai kebutuhan
2. Pantau in take dan out put pasien

20
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

3. Berikan penjelasan kepada pasien atau keluarga tentang kondisi


maupun tindakan yang akan dilakukan
4. Identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan
5. Komunikasi efektif melalui metode S-BAR
6. Pengawasan penggunaan obat di ruangan
7. Mencegah infeksi nosokomial dengan cuci tangan sesuai standar WHO
8. Mencegah pasien jatuh
9. Kolaborasi dengan dokter dam tim kesehatan yang lain

C. PELAKSANAAN PERAWATAN PASIEN


Pasien dilakukan orientasi pada saat masuk dalam ruang perawatan yang
meliputi :
1. Perkenalan terhadap perawat jaga
2. Memperkenalkan Ruang perawatan yang ditempati pasien
3. Menjelaskan dokter penanggung jawab pelayanan terhadap pasien
4. Menjelaskan cara penggunaaan peralatan Seperti penggunaan kipas
angin, exaust fan dll
5. Jam visite dokter
6. Jam berkunjung
7. Jam makan pasien
8. Jam tindakan rutin
9. Tanda resiko jatuh

D. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Daftar Standar Operasional Prosedur Di Pelayanan Rawat Inap

N N
Judul Sop Judul Sop
o o
1 Pengkajian pasien baru 21 nebulizer
Cuci tasngan bersih, cuci tangan
2 22
Pengukuran Tanda-tanda vital steril
Pemasangan dan melepas kateter
3 23
urin ROM
4 Memasang dan melepas NGT 24
Memposisikan pasien (mika, miki,

21
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

supinasi, pronasi
5 Hecting dan aff Hecting 25 pemindahan pasien/transfer pasien
6 Rawat Luka 26 Teknis massase
7 Pemberian obat per oral 27 kompres panas dan dingin
Memakai dan Melepas sarung
8 28
Pemberian obat per fecal tangan steril
Memakai dan Melepas masker
9 29
Pemberian obat melalui infus bedah
10 Injeksi im, iv, sc dan ic 30 Memakai dan melepas APD
Pemberian obat tetes telingan dan
11 31
mata Perawatan Jenazah
Menyiapkan tempat tidur pasien
12 32
Pemberian obat Topical /verbed
Pemasangan dan melepas O2
13 33
melalui nasal kanul, RM dan NRM Postural drainage
14 oning 34 Bilas Lambung
15 Pemasangan dan melepas infus 35 Pemulangan pasien
16 Resusitasi cairan 36 Edukasi pasien
17 RJP 37 Rujukan Pasien
18 Batuk Efektif 38 pengambilan sample urin
19 Fisioterapi dada 39 pengambilan sample darah
20 nafas dalam 40 Pergantian shift jaga

BAB IV
KEGIATAN MUTU PUSKESMAS DAN KESELAMATAN PASIEN

22
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

Dalam pelaksaan kegiatan pengendalian Mutu di Puskesmas Ngulan selalu


berorientasi dan berkomitmen untuk memberikan Pelayanan Kesehatan
berkualitas yang berorientasi pada kepuasan pasien.
Puskesmas Ngulankulon mempunyai standard dalam pelayanan yaitu
berdasarkan Indikator Kinerja yang berstandar dari PKP (Penilaian Kinerja
Puskesmas) dan Indikator Mutu yang berstandar dari BLUD (Badan Layanan
Umum Daerah)

A. INDIKATOR MUTU LAYANAN KLINIS BERDASARKAN BLUD (BADAN


LAYANAN UMUM DAERAH)

Unit Indikator Standar Target


layanan
pelayanan Dokter umum,
pemberi Pelayanan di
Rawat 1 perawat dan 100%
Rawat Inap
Inap bidan
Tempat Tidur dengan
Input 2 100% 100%
pengaman
Kamar mandi dengan
3 pengaman pegangan 100% 100%
tangan
Dokter
1 Penanggungjawab 100% 100%
rawat Inap

Ketepatan waktu jam


2 ≥90% 100%
visite dokter

Kejadian Infeksi
Proses 3 ≤9% ≤9%
Nosokomial
Tidak adanya kejadian
pasien jatuh yang
4 100% 100%
berakibat cacat atau
kematian
Pasien Rawat inap yang
5 100% 100%
ditangani denga strategi

23
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

DOTS

Pencatatan dan
6 ≥60% ≥60%
Pelaporan TB di RS

Kejadian Pulang atas


1 ≤5% ≤5%
permintaan sendiri
Output
Pasien dirawat lebih
2 ≤5% ≤5%
dari 5 hari

Outcom
1 kepuasan pasien ≥90% ≥90%
e

B. INDIKATOR KINERJA LAYANAN KLINIS BERDASARKAN PKP


(PENILAIAN KOINERJA PUSKESMAS)

Pelayanan Rawat Inap


1.Bed Occupation Rate(BOR) 40% tempat tidur

2.Kelengkapan pengisian rekam 100% berkas


medik rawat inap dalam 24 jam

1. Bed Occupation Rate(BOR)


a. Definisi : Pemakaian tempat tidur di Puskesmas rawat inap pada kurun
waktu tertentu
b. Cara Penghitunga : Jumlah hari perawatan dalam 1 bulan dibagi hasil
kali jumlah tempat tidur dengan jumlah hari dalam 1 bulan ybs
c. Catatan kinerja Puskesmas:
10% - 40% = 100%
>40 - 45% = 75%
>45 - 50% = 50%
>50 - 55% = 25%
<10% atau >55% = 0%

2. Kelengkapan pengisian rekam medik rawat inap dalam 24 jam

24
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

a. Definisi : Rekam medik yang telah diisi lengkap pada pelayanan rawat
inap oleh staf medis dan atau tenaga yang diberikan pelimpahan
kewenangan, meliputi kelengkapann pengisian identitas, SOAP, KIE,
asuhan keperawatan, lembar observasi , lembar rujukan, asuhan gizi,
resume medis, surat pemulangan, informed concent, monitoring rujukan,
monitoring pra, selama dan sesudah pemberian anestesi dan laporan
operasi
b. Cara penghitungan Jumlah rekam medis yang lengkap dibagi jumlah
rekam medis per bulan di pelayanan rawat inap dikali 10

Dalam melaksanakan kegiatanya, masing-masing upaya memiliki prosedur


kegiatan wajib yang telah ditentukan oleh Puskesmas Ngulankulon.
Diantaranya adalah :
1. Perencanaan
Adalah suatu proses mulai identifikasi masalah, analisa, pengkajian hingga
pembuatan rencana kegiatan yang diajukan melalui rencana usulan
kegiatan. Untuk selanjutnya RUK diusulkan ke Dinas Kesehatan Kota untuk
dijadikan suatu Rencana Pelaksanaan Program yang telah disetujui oleh
kepala puskesmas

2. Identifikasi Harapan Kebutuhan Harapan Masyarakat dan Kepuasan


Pasien
Merupakan suatu proses kegiatan untuk mendapatkan masukan atau saran
dari sasaran upaya. Kegiatan identifikasi ini meliputi penyusunan instrumen,
idnetifikasi umpan balik, analisa hingga menyusun rencana tindk lanjut,
sosialisasi, monitoring dan evaluasi.
3. Koordinasi dan Komunikasi Lintas Sektor dan Lintas Program
Dalam rangka mempermudah akses pelayanan masyarakat terhadap
kegiatan upaya. Maka dibutuhkan suatu kordinasi untuk
mengkomunikasikan setiap kegiatan atau tentang upaya itu sendiri.
Komunikasi lintas sector dapat dilakukan melalui rapat lintas sector,
pertemuan-pertemuan, paguyuban ataupun pembinaan. Sedangkan
komunikasi lintas program meliputi kegiatan mini lokakarya, rapat internal
program, kajian mutu atau melalui rapat dengan agenda lain.
4. Monitoring

25
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

Merupakan proses pengumpulan data yang factual serta signifikan yang


dilakukan melalui interaksi secara sistematis untuk membandingkan
dengan standart atau pedoman yang ditentukan. Beberapa kegiatan
monitoring diantaranya melalui audit indternal monitoring program,
monitoring kegiatan, monitoring mutu dan melalui kegiatan evaluasi kinerja.
5. Evaluasi
Merupakan kegiatan yang meliputi pengumpulan data untuk
membandingkan dengan standart dan dilakukan analisa serta penyusunan
rencana tindak lanjut.

BAB V
LOGISTIK

26
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

A. PENGERTIAN
Manajemen Pelayanan rawat inap dan unit pelayanan lain yang terlibat
dalam penggunaan asesmen pasien merupakan penyelenggaraan
pengurusan bahan habis pakai dan formulir- formulir pendukung terhadap
kebutuhan asesmen pasien dan barang untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan di puskesmas secara teratur dalam kurun waktu tertentu secara
cermat dan tepat dengan biaya seefisien mungkin.

B. TUJUAN
1. Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material dalam jumlah
yang tepat dan kualitas yang baik pada waktu yang dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan yaitu agar tujuan operasional di atas tercapai, dengan
biaya yang rendah.
3. Tujuan keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh gangguan
yang menyebabkan hilang atau kurang, rusak, pemborosan, penggunaan
tanpa hak sehingga dapat mempengaruhi pembukuan atau sistem
akuntansi.

C. SYARAT MANAJEMEN LOGISTIK


1. Sirkulasi pengeluaran bahan atau barang berdasar metode FIFO (First In
First Out).
2. Fasilitas penyimpanan terstandar (bersih dan suhu sesuai).
3. Stok bahan atau barang tersedia dalam kurun waktu tertentu
4. Menjaga kualitas bahan tetap terjamin.
5. Adanya sistem pencatatan.

D. KEGIATAN LOGISTIK
Pemesanan bahan/barang bahan habis pakai secara periodik dan sesuai
dengan kebutuhan ruangan.

BAB VI

27
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah sistim yang sudah dijalankan di Puskesmas
untuk memberikan jaminan keselamatan paien sehingga kepercayaan pasien
terhadap pelayanan Rawat Inap meningkat. Keselamatan pasien termasuk
asesmen resiko pasien. Pelaporan setiap kali terjadi insident kepada
Penanggung jawab Tim Keselamatan pasien, kemudian dianalisis dan ditindak
lanjuti dengan implementasi yang dapat berulangnya kembali insident tersebut
sehingga dapat meminimalkan resiko terhadap pasien.

B. TUJUAN
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
tindakan pelayanan yang tidak seharusnya atau seharusnya dikerjakan tidak
dilaksanakan .Selain itu agar tercipta budaya keselamatan pasien.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN SECARA UMUM


Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat 6 langkah menuju
keselamatan pasien puskesmas. Adapun 6 langkah tersebut adalah :
1. Identifikasi Pasien dengan benar
a. Kepatuhan petugas melakukan identifikasi pasien
b. Definisi : Kepatuhan petugas melakukan identifikasi pasien minimal
dengan 2 cara identifikasi yang relatif tidak berubah pada saat
pendaftaran dan sebelum melakukan prosedur diagnosis, tindakan,
pemberian obat dan pemberian diit serta kondisi khusus (pasien
tidak membawa identitas, mempunyai nama sama)
c. Cara penghitungan : Lihat Permenpan RB No 14 Tahun 2017
tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik Catatan penghitungan kinerja
Indek IKM:
<25 = 0%
25 - 64,99= 25 %
65 - 76.60= 50%
76,61 - 88,30 = 75%
88,31 - 100 = 100%

28
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

2. Komunikasi efektif dalam pelayanan


a. Kepatuhan melakukan komunikasi efektif
b. Definisi : Petugas melakukan komunikasi efektif di rekam medis
antara lain: penyampaian pesan verbal lewat telpon atau media
komunikasi dengan SBAR (Situational, Background, Assesment,
Recomendation) pada pelaporan kasus dan TBK (Tulis,Baca,
Konfirmasi) pada saat menerima instruksi dokter : penyampaian nilai
kritis hasil pemeriksaan penunjang , transfer/operan pada waktu
serah terima pasien dan rujukan
c. Cara Penghitungan : Jumlah prosentase kepatuhan petugas yang
melakukan komunikasi efektif sesuai prosedur dibagi jumlah
petugas di UGD/ ruang tindakan, ruang bersalin, rawat inap serta
laboratorium yang diamati kepatuhannya
3. Keamanan obat yang perlu diwaspadai
a. Penyimpanan alfabetical dan pelabelan obat high alert, LASA dan
kadaluarsa, serta pelaksanaan 5 benar dalam pemberian obat
b. Definisi : Penyimpanan secara alfabetical dan pelabelan obat high
alert (obat yang beresiko tinggi misal : insulin, narkotika, agonis
adrenegik, antagonis adrenegik, anestesi (general, inhalasi, IV),
antitrombotic, dextrose 20%, Parenteral nutrisi, oral hipoglikemik),
obat yang mempunyai nama, bunyi dan sediaan hampir sama
(LASA/ Look Alike Sound Alike) dan pelabelan kadaluarsa di ruang
farmasi dan gudang obat serta pelaksanaan 5 benar dalam
pemberian obat ( benar orang, benar obat, benar frekuensi, benar
cara pemberian, benar dosis)
c. Cara penghitungan : Jumlah prosentase kepatuhan petugas dalam
menyimpan secara alfabetical dan memberi label obat high alert,
LASA dan kadaluarsa serta pelaksanaan 5 benar dalam pemberian
obat dibagi jumlah prosedur yang dinilai
4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,
pembedahan pada pasien yang benar
a. Kepatuhan melakukan doubel check pada tindakan/bedah minor
b. Definisi : Kepatuhan melakukan doubel check terhadap prosedur
pembedahan untuk memastikan lokasi pembedahan yang benar dan

29
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

pada pasien yang benar di UGD/tindakan, persalinan, KIA-KB dan


poli gigi, agar tidak terjadi kesalahan orang dan salah sisi
5. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan
a. Kepatuhan petugas melakukan hand hygiene
b. Definisi : Kepatuhan seluruh petugas Puskesmas melakukan hand
hygiene Prosedur cuci tangan sesuai dengan ketentuan 6 (enam)
langkah cuci tangan dan 5 (lima) momen, yaitu:
1) Sebelum kontak dengan pasien
2) Sebelum melakukan tindakan aseptik
3) Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
4) Setelah kontak dengan pasien
5) Setelah kontak dengan lingkungan pasien
c. Cara penghitungan : Jumlah prosentase kepatuhan petugas dalam
melakukan doubel check pada tindakan/bedah minor dibagi jumlah
petugas yang diamati kepatuhannya (UGD/ruang tindakan,
persalinan, KIA-KB dan poli gigi)
6. Mengurangi risiko cedera pada pasien jatuh
a. Kepatuhan melakukan pentapisan (screening) pasien dengan risiko
jatuh
b. Definisi : Cedera pada pasien dapat terjadi karena jatuh di fasilitas
kesehatan.Kriteria untuk melakukan pentapisan kemungkinan
terjadinya risiko jatuh harus ditetapkan, dan dilakukan upaya untuk
mencegah atau meminimalkan kejadian jatuh di fasilitas
kesehatan.Pentapisan dilakukan untuk meminimalkan terjadinya
risiko jatuh di Puskesmas.Upaya dan penandaan dilakukan untuk
mengurangi risiko jatuh pada pasien dari situasi dan lokasi yang
dapat mengakibatkan pasien jatuh
c. Cara Penghitungan : Jumlah kepatuhan petugas melakukan
pentapisan (screening) pasien dengan risiko jatuh dibagi jumlah
langkah yang dinilai dalam prosedur pentapisan (screening) pasien
dengan risiko jatuh

D. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN DI RAWAT INAP

30
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

Keselamatan pasien Rawat Inap merupakan prioritas utama hal ini terkait
dengan kepercayaan pelanggan,adapun sistim yang sudah berjalan di Rawat
Inap adalah :
1. Pemantapan mutu harian : pelaksaanaan control harian dalam rangka
untuk mengontrol kelayakan reagensia maupun alat pemeriksaan
2. Pemantapan mutu Tahunan dan bulanan : pemantapan mutu Tahunan dan
bulanan dilaksanakan dengan keikutsertaan Rawat Inap ditingkat
regional,nasionl,maupun internasional.

E. STANDART KESELAMATAN PASIEN


Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien harus
diterapkan. Standar tersebut sebagai berikut :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien.
7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai
keselamatan pasien.

BAB VII

31
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

KESELAMATAN KERJA

A. KESELAMATAN KERJA
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menyatakan bahwa
upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan. Puskesmas adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori
tersebut di atas, berarti wajib menerapkan upaya kesehatan dan keselamatan
kerja.
Program kesehatan dan keselamatan kerja di tim pendidikan pasien dan
keluarga bertujuan melindungi karyawan dari kemungkinan terjadinya
kecelakaan di dalam dan di luar Puskesmas. Dalam undang-undang dasar
1945 pasal 27 ayat 2 (dua) disebutkan bahwa “setiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.Dalam hal ini
yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang
memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai
dengan martabat manusia.
Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini unit gizi dan perlindungan
terhadap Puskesmas.Pegawai adalah bagian integral dari Puskesmas.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan
produktivitas pegawai dan meningkatkan produktivitas Puskesmas adalah :
Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dimaksudkan
untuk menjamin :
1. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan selamat.
2. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara tepat dan
efisien.
3. Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan.

Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat


digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
1. Kondisi dan lingkungan kerja
2. Kesadaran dan kualitas pekerja

32
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

Peranan dan kualitas manajemen


Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dapat terjadi bila :
1. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus b.
2. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses
produksi
3. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu
panas atau terlalu dingin.
4. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
5. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran
dan lain-lain.
6.
Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja dan petugas kesehatan
1. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan
pelatihan mengenai cara penularan dan penyebaran penyakit, tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang sesuai dengan protokol jika
terpajan.
2. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan
penjelasan umum mengenai penyakit tersebut.
3. Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui
udara harus menjaga fungsi saluran pernafasan (tidak merokok, tidak minum
dingin) dengan baik dan menjaga kebersihan tangan.
4. Petunjuk pencegahan infeksi untuk petugas kesehatan.
a. Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan pelayanan
kesehatan, petugas harus menggunakan APD yang sesuai untuk
kewaspadaan standar dan kewaspadaan isolasi (berdasarkan penularan
secara kontak, droplet atau udara) sesuai dengan penyebaran penyakit.
b. Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang gejala
penyakit menular yang sedang dihadapi.
c. Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi
untuk memastikan agen penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah
tugaskan dari kontak langsung dengan pasien, terutama mereka yang
bertugas di Pelayanan perawatan intensif, ruang rawat anak, ruang bayi.
d. Semua petugas harus menggunakan apron, penutup kepala dan pelindung
kaki (sandal/sepatu boot), sebelum masuk ruangan yang berpenyakit

33
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

menular. Termasuk harus harus mengenakan APD tersebut hal ini


bertujuan untuk mengurangi kontaminasi atau penularan
5. Prinsip keselamatan kerja karyawan dalam proses penyelenggaraan
pelayanan pasien
a. Pengendalian teknis mencakup :
1) Letak, bentuk dan konstruksi alat sesuai dengan kegiatan dan
memenuhi syarat yang telah ditentukan.
2) Perlengkapan alat kesehatan yang cukup disertai tempat penyimpanan
yang praktis.
3) Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat.
4) Tersedianya ruang istirahat untuk karyawan.
b. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan
terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh karyawan.
c. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja
dari karyawan.
d. Volume kerja yang dibebankan disesuaikan dengan jam kerja yang telah
ditetapkan.
e. Maintenance (perawatan) alat dilakukan secara rutin oleh petugas
Pelayanan pemeliharaan sarana sesuai jadwal.
f. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi karyawan.
g. Adanya fasilitas atau peralatan pelindung dan peralatan pertolongan
pertama yang cukup.

Prosedur keselamatan kerja


1. Keamanan kerja di ruang ini meliputi :
a. Menggunakan alat pembuka peti/bungkus menurut cara yang tepat.
b. Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan angkatlah
dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut.
c. Tidak diperkenankan merokok di ruang perawatan
d. Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan/diperlukan.
e. Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan.
f. Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang dapat
membahayakan badan dan kualitas barang.
g. Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin di ruang perawatan

34
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

B. KESELAMATAN KERJA DI PELAYANAN RAWAT INAP


Pelayanan Rawat Inap harus memiliki pemahaman akan pentingnya
keamanan kerja di Pelayanan Rawat Inap. Hal ini mutlak perlu diperhatikan
karena mempunyai dampak kesehatan langsung bagi petugas dan dampak
tidak langsung terhadap masyarakat/lingkungan disekitar Pelayanan Rawat
Inap. Oleh karena itu pentingnya mengurangi bahaya yang terjadi, Pelayanan
Rawat Inap harus mempunyai sarana keamanan kerja yang sesuai dengan
Pedoman keamanan Pelayanan Rawat Inap mikrobiologi dan biomedis yang
sesuai dengan tandart DepKes RI.

C. RUANGAN DI PELAYANAN RAWAT INAP


Syarat Ruangan di Rawat Inap untuk keselamatan Kerja
1. Seluruh ruangan dalam Pelayanan Rawat Inap mudah dibersihkan
2. Permukaan meja kerja tidak tembus air.
3. Perabot yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat
4. Ada jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga mudah dibersihkan
5. Ada dinding pemisah antara ruang pasien dan Pelayanan Rawat Inap
6. Penerangan Pelayanan Rawat Inap sudah cukup memenuhi standart
7. Permukaan dinding, langit-langit dan lantai harus rata agar mudah
dibersihkan, tidak tembus cairan serta tahan terhadap desifektan.
8. Tersedianya wastafel dengan air mengalir dekat pintu keluar i. Pintu
Pelayanan Rawat Inap dilengkapi pintu otomatis
9. Tempat sampah dilengkapi dengan kantong 26olytec
10. Tempat sampah dipisahkan antara sampah medis dan non medis (sampah
medis kantong plastik warna kuning dan sampah non medis kantong plastik
warna hitam)
11. Lantai Pelayanan Rawat Inap harus bersih, kering dan tidak licin
12. Koridor dan gang harus bebas dari halangan
13. Penerangan dikoridor dan gang cukup
14. Sistem Ventilasi :
a. Ventilasi Pelayanan Rawat Inap harus cukup
b. Udara diruangan Pelayanan Rawat Inap dibuat mengalir searah
15. Fasilitas Air dan Listrik
a. Tersedianya aliran listrik dan generator dengan kapasitas yang
memadai

35
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

b. Tersedianya fasilitas air PAM dengan kualitas air yang memadai sesuai
dengan kebutuhan Pelayanan Rawat Inap

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. BENTUK-BENTUK PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU


Pencatatan dan pelaporan

36
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

1. Pencatatan dan Pelaporan Pengadaan Barang/alat habis pakai atau alat


kesehatan
2. Bon pemesanan barang/alat habis pakai
3. Pencatatan pemesanan barang/alat habis pakai atau alat kesehatan
diterima oleh bagian umum untuk di verifikasi dan diserahkan ke bagian
pengadaan.
4. Pencatatan barang/alat habis pakai atau alat kesehatan yang belum
terealisasi

Pencatatan dan Pelaporan Tentang pelayanan pasien


Dokumen rekam medis pasien. 2. Buku laporan kegiatan harian. c. Pencatatan
dan Pelaporan Tentang Perlengkapan Peralatan di Unit pelayanan 1. Membuat
inventaris peralatan di unit pelayanan 2. Dilaporkan kepada atasan langsung
( Kepala Ruangan) d.

Langkah-langkah Dalam Proses Pengendalian Empat langkah dasar yang


harus dilakukan :
1. Membuat standar untuk pelaksanaan yaitu:
a. Standar kualitas adalah suatu mutu dari bahan jadi dan pelayanan serta
jasa yang harus ditentukan atau dibuat patokan (tolok ukur).
b. Standar kuantitas adalah ukuran berat, jumlah dan volume yang
diwujudkan dalam ukuran bentuk.
c. Standar biaya adalah harga taksiran dari suatu barang atau jasa yang
digunakan untuk mengukur biaya lain.
d. Standar prosedur adalah sebagai cara yang benar untuk kegiatan
sehari-hari dalam proses penyelenggaraan pelayanan.
2. Melatih tenaga keperawatan untuk memahami dan melaksanakan standar-
standar yang telah ditetapkan.
3. Memonitor, melihat, mengukur, mengecek pelaksanaan yang dilakukan
kemudian membandingkan antara pelaksanaan kegiatan yang benar-benar
dilakukan dengan standar yang telah dibuat sebelumnya.
4. Menetapkan tindakan perbaikan/koreksi untuk mengatasi penyimpangan
dengan melaksanakan cara-cara yang telah disepakati berdasarkan data
kegiatan terdahulu.

37
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

B. SISTEM PENGENDALIAN EFEKTIF


Sistem pengendalian efektif meliputi:
1. Terkoordinasi dengan arus kerja, dan dapat memberikan informasi
langsung kepada atasan langsung.
2. Terfokus pada titik strategis, sistem harus jelas dan mudah dimengerti oleh
orang-orang yang dikendalikan.
3. Objektif dan menyeluruh, sistem harus jelas dan mudah dimengerti oleh
orang-orang yang dikendalikan.
4. Fleksibel. Sistem harus dibuat mudah, sehingga mudah diterapkan.
5. Secara ekonomi realistis, untung rugi pengendalian harus diperhitungkan
secara realistis.
6. Secara organisasi harus realistis, jika sistem tidak realistis (standar yang
ditetapkan terlalu tinggi), maka bawahan cenderung membuat laporan bias.
7. Akurat/tepat yaitu informasi yang dihasilkan oleh sistem harus benar.
8. Tepat waktu, informasi harus didapatkan dalam suatu waktu tertentu,
sehingga dapat dilakukan koreksi bila diperlukan.
9. Sistem harus dapat diterima oleh semua pegawai.
C. INDIKATOR KEBERHASILAN PELAYANAN
Terselenggaranya pelaksanaan indicator mutu klinis (IMK) di unit pelayanan
rawat inap sesuai denganindikator mutu klinis dan indikator kinerja layanan
klinis

BAB IX
PENUTUP

38
Pedoman Pelayanan Rawat Inap

Dengan tersusunnya Pedoman Pelayanan Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas


Ngulankulon ini diharapkan :
1. Dapat memberikan pemahaman kepada semua pihak yang terkait
2. Diharapkan dengan dukungan, kerjasama dan partisipasi dari semua pihak
yang terkait, pedoman ini dapat terlaksana sesuai dengan apa yang
diharapkan demi terwujudnya peningkatan mutu pelayanan Puskesmas
Ngulankulon sesuai dengan visi dan misi serta untuk mewujudkan Program
Peningkatan Mutu Puskesmas Ngulankulon.

39

Anda mungkin juga menyukai