Anda di halaman 1dari 3

DESIGN THINKING

AKSI NYATA
Topik 2. Fase Empathize: Menggunakan Empati untuk Membangun
Pemahaman
Nama : Gita annissa desiana, S.Pd.
Kelas : IPA 1
Bidang Studi : Kimia
LPTK : Universitas Syiah Kuala (USK)

1. Bagaimana intensitas dan dinamika proses yang Anda rasakan pada fase empati?
Jawab :
Dalam tahap empati, saya berusaha untuk mengamati, memahami, dan merasakan
pengalaman pengguna secara mendalam. Melalui kegiatan observasi peserta didik akan
membantu saya dalam memahami perspektif peserta didik dan juga membantu saya untuk
lebih sensitif dan memahami kebutuhan peserta didik.
Dalam proses empati, saya juga berusaha untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
mendalam tentang masalah yang dihadapi oleh peserta didik, serta mengidentifikasi
kebutuhan yang belum terpenuhi. Dalam hal ini, saya dapat melakukan wawancara dengan
peserta didik atau melakukan observasi langsung dalam lingkungan belajarnya.
Dengan memahami perasaan dan kebutuhan peserta didik, saya dapat mengembangkan
solusi yang lebih tepat dan efektif dalam menyelesaikan masalah atau kebutuhan siswa.
Hal ini akan membantu saya sebagai calon guru untuk terus berkembang ke arah yang
lebih baik dan menghasilkan solusi yang lebih baik untuk peserta didik.
2. Apa hal baru yang Anda dapatkan setelah menggunakan teknik empati pada Design
Thinking?
Jawab :
Teknik empati pada Design Thinking membantu saya untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang peserta didik, memecahkan masalah yang belum terlihat,
menciptakan solusi yang lebih kreatif dan relevan, serta memperoleh feedback yang
berharga dari peserta didik.
3. Adakah hal yang membuat Anda bersemangat selama proses perkuliahan?
Jawab :
Hal yang membuat saya merasa bersemangat dan termotivasi selama proses perkuliahan
pada fase empati dalam Design Thinking yaitu dapat membuka wawasan baru bagi saya,
mengembangkan keterampilan interpersonal dan kreativitas, serta membantu saya dalam
menciptakan solusi yang lebih relevan dan efektif bagi permasalahan pada peserta didik.
4. Adakah suasana yang membuat Anda malas ketika berproses?
Jawab :
Suasana yang terkadang membuat saya merasa malas ketika berproses yaitu pada saat
keadaan fisik maupun psikis saya sedang tidak baik – baik saja. Hal in tentunya membuat
saya merasa kurang bersemangat dalam melaksanakan proses baik perkuliahan maupun
tugas yang ada pada pembahasan ini. Tidak hanya itu, terkadang suasana yang diluar dari
prediksi saya ketika melakukan sesuatu juga dapat membuat rasa malas saya muncul. Oleh
karena itu, suasana kondusif baik dari dalam maupun luar diri sangatlah diperluka agar
rasa malas tidak muncul dan mengendalikan diri saya.
5. Apakah materi pada topik ini mengubah pandangan Anda terhadap diri sendiri, teman, dan
lingkungan khususnya lingkungan pendidikan?
Jawab :
Ya, tentu saja. Materi pada topik ini sangat menarik bagi saya dalam memahami setiap
kondisi dan situasi baik itu diri saya sendiri, teman, maupun lingkungan pendidikan
khususnya sekolah tempat saya PPL. Saya dapat lebih memahami tentang diri saya sendiri
dan mengerti akan keadaan orang lain serta mengetahui setiap alasan dari setiap perbuatan
peserta didik saya serta dapat menemukan solusi dari setiap permasalahan yang ada dengan
cara yang benar.
6. Adakah pembelajaran pada topik ini yang dapat membantu Anda ketika mengajar di
sekolah nanti?
Jawab :
Ya, ada. Ketika hendak melakukan kegiatan pembelajaran saya dapat merancang dan
merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan melakukan
observasi kepada peserta didik terutama peserta didik yang memiliki keunikan di dalam
kelas.
7. Apa harapan yang muncul setelah menjalani proses perkuliahan ini?
Jawab :
Harapan saya agar nantinya proses perkuliahan pada topik ini dapat saya terapkan pada
peserta didik saya. Dengan begitu, harapan saya nantinya dapat menciptakan lingkungan
kelas yang aman, nyaman, dan berpihak pada peserta didik dengan memahami dan
memenuhi setiap kebutuhan mereka dalam belajar.

Anda mungkin juga menyukai