Anda di halaman 1dari 46

KERTAS KERJA

IMPLEMENTASI ADMINISTRASI DASAR


PELAYANAN PUBLIK PENATA ANESTESI
DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

Disusun oleh :
Nama : Reza Mahrizal, S.Tr.Kep
NIP : 19950817 202012 1 013
Golongan : Penata Muda (III/a)
Jabatan : Penata Anestesi Ahli Pertama
Unit Kerja : RSUD Dr. Moewardi Surakarata

PELATIHAN ADMINISTRASI DASAR BERBASIS E-LEARNING ANGKATAN II


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2023

I
HALAMAN PERSETUJUAN KERTAS KERJA
IMPLEMENTASI ADMINISTRASI DASAR
PELAYANAN PUBLIK PENATA ANESTESI
DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

Nama Peserta : Reza Mahrizal, S.Tr.Kep


NIP : 19950817 202012 1 013

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari : Senin
Tanggal : 20 Februari 2023
Peserta,

Reza Mahrizal, S.Tr.Kep


Penata Muda
NIP. 19950817 202012 1 013
Surakarta, 17 Februari 2023
Semarang, 18 Februari 2023
Menyetujui,
Coach, Ka. Urusan Pendidikan dan
Pengembangan IBS

jarak Santosa, S.Kep, MM Tri Widodo, S. Kep. Ners


1 spasi
Pembina Tingkat I Pembina Tingkat 1

NIP. 19721210 199203 1 004 NIP.197000415 199502 1 001

II
HALAMAN PENGESAHAN KERTAS KERJA
IMPLEMENTASI ADMINISTRASI DASAR
PELAYANAN PUBLIK PENATA ANESTESI
DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

Nama Peserta : Reza Mahrizal, S.Tr.Kep


NIP : 19950524 202012 2 014

Dinyatakan disahkan telah diseminarkan dan diperbaiki sesuai masukan pada:


Hari : Senin
Tanggal : 20 Februari 2023
Surakarta,
Semarang, 20 Februari 2023
Mengesahkan,
Coach, Ka. Urusan Pendidikan dan
Pengembangan IBS

Santosa, S.Kep, MM Tri Widodo, S. Kep. Ners

Pembina Tingkat I Pembina Tingkat 1

NIP. 19721210 199203 1 004 NIP.197000415 199502 1 001

Narasumber/Penguji,

SODIKIN, SS, M.Si. Jarak 1 spasi


Pembina Tingkat I
NIP. 19680324 199803 1 002

III
ABSTRAK
abstrak ditulis dengan jarak 1 spasi

Pelatihan Administrasi Dasar dengan metode e-learning bertujuan untuk melatih


ASN agar mampu menunjukkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan teknis bidang
administrasi dasar dan untuk meningkatkan kompetensi PNS demi terciptanya
administrasi, tertib hukum dan tertib pelayanan. Kertas kerja ini bertujuan untuk
menjelaskan implementasi pelaksanaan diklat administrasi dasar pelayanan publik
sebagai penata anestesi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Implementasi administasi dasar pelayananan publik penata anestesi di Instalasi
Bedah Sentral RSUD Dr. Moewardi Provinsi Surakarta adalah penyusunan naskah
dinas perlu diperbaiki sesuai dengan format penyusunan naskah dinas, pengelolaan
kerarsipan perlu adanya dokumentasi secara digital, dalam upaya pemberian
pelayanan yang prima perlu meningkatkan kembali skill dengan workshop atau
seminar dan penambahan jumlah tenaga penata anestesi, untuk dasar penyusunan
SOP belum ada review dan evaluasi SOP, untuk perencanaan pembangunan daerah
Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Moewardi diadakan pertemuan rutin agar tim
anestesi mengetahui program kerja yang ada, di bidang penatausahaan keuangan
maksudnya
daerah penulis Bahan Habis Pakai (BHP) di form khusus, dalam komunikasi efektif
bagaimana?
penulis melakukan komunikasi efektif dengan pasien, keluarga pasien, teman
sejawat dan perawat ruangan. Untuk pengadaan barang/jasa pemerintah penulis
menemukan permasalahan belum adanya cek secara berkala expired date BHP
(Bahan Habis Pakai).
Rencana aksi yang dapat dilakukan dengan mengimplementasikan pelatihan
dalam pelayanan publik sebagai penata anestesi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan publik serta memperbaiki
pelayanan publik di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Moewardi yang belum sesuai
tata aturan dengan pelayanan administrasi dasar.

Kata kunci : Administrasi Dasar, Instalasi Bedah Sentral, Pelayanan Publik

IV
PRAKATA

Segala Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Kertas Kerja “Implementasi
Administrasi Dasar Pelayanan Publik Penata Anestesi di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta” dengan baik. Kertas Kerja ini bertujuan untuk
menjelaskan pelaksanaan administrasi dasar khususnya di lingkungan
RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Penyusunan Kertas Kerja ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak H. Ganjar Pranowo, S.H, M.IP. selaku Gubernur Jawa Tengah
yang telah mendukung pelatihan administrasi dasar untuk ASN
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
2. Bapak Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si selaku Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa
Tengah yang telah memfasilitasi Pelatihan Administrasi Dasar
Angkatan II tahun 2023
3. Bapak Drs. Wisnu Zaroh, M.Si Kepala BKD Provinsi Jawa Tengah
yang telah mendukung kegiatan Pelatihan Adminitrasi Dasar Metode
E-Learning angkatan II tahun 2023
4. Bapak Dr. dr. Cahyono Hadi, Sp.OG selaku direktur RSUD Dr.
Moewardi Surakarta yang telah memfasilitasi selama kegiatan
penyusunan kertas kerja ini
5. Bapak Sodikin, SS, M.Si selaku narasumber / penguji atas
kesediaannya memberikan yang terbaik kepada penyusun
mentor
6. Bapak Tri Widodo, S.Kep, Ners selaku coach yang telah memberikan
inspirasi, motivasi, arahan bimbingan dan masukan dalam
penyusunan kertas kerja ini
7. Bapak Santosa, S. Kep, M.M.

V
7. Bapak Selair Benadeta, S.Kep., Ners selaku Ketua Rumpun Penata
Anestesi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang telah memberikan
arahan, saran, dan bimbingan dalam penyusunan kertas kerja ini
8. Segenap Widyaiswara selaku Tenaga Pengajar dan Panitia
Penyelenggara Pelatihan Adminsitrasi Dasar Angkatan II Tahun
2023
9. Keluarga yang telah menjadi sumber semangat, dan motivasi, serta
senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik
10. Seluruh rekan-rekan peserta Pelatihan Administrasi Dasar Angkatan
II Tahun 2023, terima kasih atas kerjasama dan kebersamaannya
selama pelatihan.
Menyadari Kertas Kerja ini tidak terlepas dari kekurangan, maka
penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan agar kelak Kertas
Kerja ini dapat memberi manfaat dalam bidang pekerjaan dan
penerapannya di lapangan serta mampu dikembangkan lebih lanjut.

17 Februari 2023
Surakarta, 18 Februari 2023
Penulis

Reza Mahrizal, S. Tr. Kep

VI
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii


HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
ABSTRAK ..................................................................................................... iv
PRAKATA ...................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................................... 3
C. Manfaat..................................................................................................... 3
BAB II IMPLEMENTASI SOLUSI ADMINISTRASI DASAR .......................... 4
A. Gambaran Bidang Tugas Jabatan ............................................................ 4
B. Kondisi Administrasi Dasar Saat Ini dan yang Diharapkan ....................... 7
C. Implementasi Solusi Administrasi Dasar Pelayanan Publik ...................... 8
1. Penyusunan Naskah Dinas ................................................................. 8
2. Pengelolaan Kearsipan...................................................................... 10
3. Pelayanan Prima ............................................................................... 10
4. Dasar Penyusunan SOP.................................................................... 11
5. Perencanaan Pembangunan Daerah ................................................ 12
6. Penatausahaan Keuangan Daerah.................................................... 13
7. Komunikasi Efektif ............................................................................. 14
8. Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah .............................. 16
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 18
A. Simpulan ................................................................................................. 18
B. Saran ...................................................................................................... 18
C. Rencana Aksi.......................................................................................... 19
LAMPIRAN .................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 34
PROFIL PESERTA ...................................................................................... 36

VII
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rangkuman Masalah Administrasi Dasar di Instalasi Anestesi


dan Terapi Intensif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

VIII
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Link Video ........................................................................... 21

Lampiran 2. Bukti Penyusunan Naskah Dinas........................................ 22

Lampiran 3. Bukti Pengelolaan Kearsipan .............................................. 25

Lampiran 4. Bukti Pelayanan Prima ....................................................... 26

Lampiran 5. Bukti Dasar Penyusunan SOP ............................................ 27

Lampiran 6. Bukti Perencanaan Pembangunan Daerah......................... 30

Lampiran 7. Bukti Penatausahaan Keuangan Daerah ............................ 31

Lampiran 8. Bukti Komunikasi Efektif ..................................................... 32

Lampiran 9. Bukti Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ....... 33

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan julukan bagi Pegawai


Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK) pada instansi pemerintah yang dijelaskan dalam Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014. PNS memiliki tiga fungsi utama yaitu
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa. Oleh karena itu ASN harus profesional untuk
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Seiring
dengan perkembangan zaman, tuntutan masyarakat akan kualitas
pelayanan pemerintah semakin meningkat. Era revolusi industri 4.0
turut mendorong birokrasi pemerintah untuk menciptakan inovasi
pelayanan yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
margin kanan disamakan

Birokrasi merupakan sistem pemerintahan yang dijalankan oleh


pegawai pemerintah, pada saat ini birokrasi sangat dinamis sehingga
menuntut semua pegawai pemerintah untuk mengerti bagaimana proses
birokrasi tersebut berjalan. Dalam proses tersebut terdapat tahapan-
tahapan administrasi yang kadang membuat banyak pegawai pemerintah
bingung karena ketidak tahuan dalam hal administrasi persuratan maupun
yang lainnya dengan alasan bukan job deskripsi mereka.

Rumah Sakit (RS) merupakan salah satu tempat pelayanan publik yang
rentan terhadap pengaduan masyarakat, oleh karena itu pegawai ASN yang
bekerja di RS selain harus kompeten di bidannya juga perlu ditambah
kompetensinya terkait pengetahuan, sikap dan ketrampilan teknis bidang
administrasi dasar.
1
RSUD Dr. Moewardi merupakan organisasi Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang terletak di Kota
Surakarta. RSUD Dr. Moewardi adalah rumah sakit tipe A pendidikan
dengan kapasitas total 870 tempat tidur. Rumah sakit sebagai salah satu
tempat pelayanan publik berkewajiban meningkatkan mutu sesuai harapan
masyarakat luas. Pelayanan Rumah sakit sebagai fungsi promotif, preventif,
kuratif ataupun rehabilitative harus selalu ditingkatkan agar kepuasaan
masyarakat terhadap pelayanan menjadi semakin baik. Hal ini tentu perlu
ditunjang dengan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan manajemen
rumah sakit yang baik. SDM yang ada di rumah sakit perlu dibekali nilai-nilai
margin kanan disamakan
profesionalisme kerja dan keterampilan yang baik.

Pemberian pelayanan tidak terlepas dari aspek administratif dalam


pelaksanaannya. Demi mewujudkan ASN yang tertib administrasi dalam
pelayanan publik, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa
Tengah menyelenggarakan Pelatihan Administrasi Dasar Metode Elearning
Angkatan II Tahun 2023. Pelatihan teknis adminstrasi dasar ini bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis ASN dalam
bidang administrasi, terutama dalam Kebijakan Pengembangan Sumber
Daya Aparatur, Penyusunan Naskah Dinas, Pengelolaan Kearsipan,
Pelayanan Prima Dalam Perkantoran, Teknik Penyusunan SOP,
Perencanaan Pembangunan Daerah, Penatausahaan Keuangan Derah,
Komunikasi Efektif, dan Pengantar Pengadaan Barang/Jasa. Seluruh materi
dalam pelatihan teknis administrasi dasar ini sebagai dasar dalam
pelaksanaan pelayanan sesuai bidang dan jabatan masing-masing peserta
pelatihan, terutama Pelayanan Anestesi di RSUD Dr. Moewardi.

2
B. Tujuan

Tujuan kegiatan penulisan kertas kerja ini adalah sebagai


berikut:
1. Sebagai bukti pembelajaran peserta mengenai materi
administrasi dasar yang telah dipelajari dalam Pelatihan
Administrasi Dasar.
2. Menjelaskan gambaran implementasi materi administrasi dasar
di unit instansi masing-masing peserta.

B. Manfaat

Manfaat kegiatan penulisan kertas kerja ini adalah sebagai


berikut:
1. Bagi Peserta Pelatihan

a. Menyelesaikan tugas pelatihan teknis administrasi dasar


tahun 2023;
b. Menjadi pengalaman belajar bagi penulis untuk mengemban
tanggung jawab penuhnya sebagai abdi negara dan pelayan
masyarakat;
c. Menjadi ASN yang lebih profesional, berkomitmen, beretika
dan berintegritas tinggi.
2. Bagi Satuan Kerja

a. Terwujudnya visi dan misi Rumah Sakit;

b. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan;

c. Mampu memberikan kualitas layanan prima dalam melaksanakan


tanggung jawab sebagai penata anestesi.

3
BAB II
PELAKSANAAN ADMINISTRASI DASAR

A. Gambaran Bidang Tugas Jabatan Penata Anestesi Ahli Pertama


Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Jabatan Fungsional Penata
Anestesi. Uraian kegiatan tugas Jabatan Fungsional Penata Anestesi, khususnya
Penata Anestesi Ahli Pertama sebagai berikut:
1. Pelayanan asuhan kepenataan anestesi dalam praanestesi meliputi
a. melakukan penyusunan rencana kerja harian;
b. melakukan penyusunan rencana kerja bulanan;
c. melakukan penyusunan rencana kerja tahunan;
d. melakukan penyusunan rencana kebutuhan alat anestesi, obat dan bahan
anestesi habis pakai harian;
e. melakukan penyusunan daftar permintaan kebutuhan alat, obat dan bahan
anestesi habis pakai bulanan;
f. melakukan penyusunan daftar permintaan kebutuhan alat, obat dan bahan
anestesi habis pakai tahunan;
g. melakukan kajian penatalaksanaan pra anestesi;
h. melakukan pendokumentasian hasil anamnesis/pengkajian;
i. melakukan evaluasi pasca pemberian obat pre medikasi;
j. melakukan pendokumentasian sebelum masuk ke ruang operasi;
k. melakukan oksigenasi pra anestesi;
l. melakukan komunikasi efektif kepada pasien tentang tindakan anestesi
yang akan dilakukan (jika pasien sadar); dan
m. melakukan pendokumentasian semua tindakan yang dilakukan dalam
pelayanan anestesi.
2. Pelayanan asuhan kepenataan anestesi dalam intraanestesi meliputi:
a. melakukan tindakan intubasi;

4
b. melakukan pelayanan terapi inhalasi;
c. melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP);
d. melakukan pencatatan dan pelaporan selama proses anestesi.
e. melakukan dan pencatatan pelaporan selama tindakan anestesi;
f. melakukan tindakan anestesi sesuai dengan instruksi dokter anestesiologi;
g. melakukan pendampingan dokter dalam pemasangan alat monitoring
invasif;
h. melakukan pemasangan alat ventilasi mekanik.
3. Pelayanan asuhan kepenataan anestesi dalam pascaanestesi meliputi:
a. melakukan pendokumentasian pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan
yang dipakai;
b. melakukan tindakan asuhan pelayanan manajemen nyeri sesuai dengan
instruksi dokter spesialis anestesi;
c. menemukan teknologi tepat guna dalam bidang anestesi;
d. melakukan penyuluhan tentang pelayanan anestesi; dan
e. melaksanakan Pelayanan Kesehatan Terpadu.

Tugas Pokok Penata Anestesi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 18 tahun 2018 tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktik Penata Anestesi. Penata anestesi dalam menjalankan
praktik keprofesionalannya berwenang untuk melakukan pelayanan asuhan
kepenataan anestesi pada:
1. Pra anestesi
Pelayanan asuhan kepenataan pra anestesi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 huruf a yaitu melakukan pengkajian penatalaksanaan pra anestesia
yang meliputi:
a. Persiapan administrasi pasien;
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital;
c. Pemeriksaan lain yang diperlukan sesuai kebutuhan pasien baik secara
inspeksi, palpasi, maupun auskultasi;
d. Pemeriksaan dan penilaian status fisik pasien;
5
e. Analisis hasil pengkajian dan merumuskan masalah pasien;
f. Evaluasi tindakan penatalaksanaan pelayanan pra anestesia,
mengevaluasi secara mandiri maupun kolaboratif;
g. Mendokumentasikan hasil anamnesis/ pengkajian;
h. Persiapan mesin anestesia secara menyeluruh setiap kali akan digunakan
dan memastikan bahwa mesin dan monitor dalam keadaan baik dan siap
pakai;
i. Pengontrolan persediaan obat-obatan dan cairan setiap hari untuk
memastikan bahwa semua obat-obatan baik obat anestesia maupun obat
emergensi tersedia sesuai standar rumah sakit; dan
j. Memastikan tersedianya sarana prasarana anestesia berdasarkan jadwal,
waktu, dan jenis operasi tersebut.
2. Intra Anestesi
Pelayanan asuhan kepenataan intra dalam Pasal 10 huruf b, terdiri atas:
a. Pemantauan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan perencanaan teknik
anestesia;
b. Pemantauan keadaan umum pasien secara menyeluruh dengan baik dan
benar; dan
c. Pendokumentasian semua tindakan yang dilakukan agar seluruh tindakan
tercatat baik dan benar.
3. Pasca Anestesi
Pelayanan asuhan kepenataan pascaanestesi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 huruf c meliputi:
a. Merencanakan tindakan kepenataan pasca tindakan anestesia;
b. Penatalaksanaan dalam manajemen nyeri sesuai instruksi dokter spesialis
anestesi.
c. Pemantauan kondisi pasien pasca pemasangan kateter epidural;
d. Pemantauan kondisi pasien pasca pemberian obat anestetika regional;
e. Pemantauan kondisi pasien pasca pemberian obat anestetika umum;
f. Evaluasi hasil kondisi pasien pasca pemasangan kateter epidural;
g. Evaluasi hasil pemasangan kateter epidural dan pengobatan anestesi
6
regional;
h. Evaluasi hasil pemasangan kateter epidural dan pengobatan anestesia
umum;
i. Melaksanaan tindakan dalam mengatasi kondisi gawat;
j. Pendokumentasian pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan yang
dipakai; dan
k. Pemeliharaan peralatan agar siap untuk dipakai pada Tindakan anestesia
selanjutnya.

B. Kondisi Administrasi Dasar Saat Ini dan yang Diharapkan


Rangkuman masalah administrasi dasar di Instalasi Anestesi dan
Terapi Intensif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
C.

No. Kondisi Masalah Admindas Saat ini Kondisi yang Diharapkan

Penulisan nota dinas belum sesuai Penulisan nota dinas sesuai dengan
1. dengan kaidah penyusunan naskah kaidah penyusunan naskah dinas.
dinas.
Pengelolaan arsip belum semua Pengelolaan dokumen diarsiopkan
2. terdokumentasi secara digital secara digital disimpan dalam komputer

Kurangnya sumber daya manusia Adanya rekruitmen untuk penata


3. penata anestesi di Instalasi Anestesi anestesi
dan Terapi Intensif
Belum dilakukannya review dan SOP yang berkualitas dengan poin
4. evaluasi SOP secara berkala yang prosedur yang jelas tanpa terlalu
menyebabkan beberapa SOP perlu banyak detail tambahan.
membutuhkan waktu yang lama
dalam membacanya.
Kurangnya sosialisasi program kerja Adanya sosialisasi program kerja
5. di Instalasi Anestesi dan Terapi sehingga seluruh staf mengetahui
Intensif. program kerja yang direncanakan dan
dapat melaksanakan dengan baik.

7
Tidak ada rapat koordinasi di unit kerja Diadakan rapat koordinasi di Instalasi
6. untuk menetapkan anggaran Bedah Sentral (IBS) agar semua
kebutuhan tahunan Instalasi Bedah kebutuhan dapat dianggarkan dan
Sentral (IBS) diajukan untuk perencanaan anggaran
satu tahun ke depan.

Sering ditemukan pasien masuk Ketika pasien sudah masuk ke ruang


7. ruang operasi masih memakai baju operasi sudah memakai pakaian operasi
dari luar maupun masih memakai dan semua perhiasan maupun gigi palsu
perhiasan dan gigi palsu sudah dilepas

Belum adanya cek berkala expired Adanya cek berkala expired date BHP
8. date BHP (Bahan Habis Pakai) (Bahan Habis Pakai) dengan
sehingga akan mempengaruhi menambahkan data expired date BHP
ketersediaan dan pengadaan stok pada form monitoring pemakaian BHP
barang tersebut. agar ketersediaan stok barang dapat
terpantau dengan baik.

Tabel 2.1. Rangkuman Masalah Administrasi Dasar di Instalasi Anestesi dan


Terapi Intensif RSUD Dr. Moewardi Surakarta

C. Implementasi Solusi Administrasi Dasar Pelayanan Publik


Sebagai Penata Anestesi penulis telah melakukan upaya-upaya dalam
mengimplementasikan materi-materi pelatihan administrasi dasar yang disajikan
dalam penjelasan berikut ini :
1. Penyusunan Naskah Dinas
Naskah dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi
kedinasan yang dibuat dan atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di
lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Tata naskah dinas adalah
pengelolaan informasi tertulis yang meliputi pengaturan jenis, format,
penyiapan pengamanan, pengabsahan, distribusi dan penyimpanan naskah
dinas, media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan. Di RSUD Dr.
Moewardi komunikasi kedinasan internal antar pejabat dari atasan kepada
bawahan atau dari bawahan kepada atasan menggunakan nota dinas.
Proses penyampaian naskah dinas sebagian besar melalui media sosial
seperti WA grup, karena penyampaian akan lebih cepat dan efisien. Untuk

8
naskah dinas yang bersifat rahasia atau personal kepada pegawai
penyampaian dilakukan secara konvensional. Penyelenggaraan naskah dinas
sudah sesuai dengan kaidah prinsip – prinsip penyelenggaraan naskah dinas
sebagai berikut:
1. Ketelitian
2. Kejelasan
3. Singkat dan padat
4. Logis dan meyakinkan
Pada kegiatan administrasi di Instalasi Bedah Sentral RSUD
Dr. Moewardi tidak terlepas dari penyusunan naskah dinas. Naskah dinas
digunakan sebagai media pemberitahuan resmi, bahan laporan bulanan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan. Secara umum penyusunan
naskah dinas di Instalasi Bedah Sentral.
RSUD Dr. Moewardi sudah sesuai dengan Peraturan Gubernur No. 29
Tahun 2012 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Provinsi Jawa Tengah.
Namun masih ditemukan beberapa format naskah dinas yang belum sesuai
dengan kaidah format penyusunan naskah dinas yang ada di Peraturan
Gubernur No. 29 Tahun 2012 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan
Provinsi Jawa Tengah. Garis bawah di bagian kop nota dinas yang ada di salah
satu contoh nota dinas di RSUD Dr. Moewardi tidak sesuai karena hanya satu
garis saja sedangkan di contoh yang ada di Peraturan Gubernur Jawa Tengah
Nomor 29 Tahun 2012 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah terdiri dari dua garis yaitu sat ugaris tipis kemudian
dibawahnya garis tebal begitu pula garis di bagian tengah. Di bagian e-mail
dan website tidak dicetak miring. Pada Peraturan Gubernur Jawa Tengah
Nomor 29 Tahun 2012 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah tidak ada tambahan sifat pada kepala surat sedangkan
nota dinas yang ada di RSUD Dr. Moewardi masih menambahkan sifat.
Penyusunan kata Yth pada susunan kepala nota dinas belum sesuai dengan
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 29 Tahun 2012 tentang Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah karena tidak ditambah
9
tanda titik (.)
2. Pengelolaan Kearsipan
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan, arsip didefinisikan sebagai rekaman kegiatan atau peristiwa dalam
berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintah
daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pengelolaan arsip anestesi di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Moewardi
dilakukan secara mandiri dan sudah sesuai dengan kaidah pengarsipan.
Dokumentasi disimpan dalam bentuk arsip digital di dalam komputer untuk
memudahkan pengguna dalam mengakses arsip.
Implementasi materi pengelolaan pengarsipan sebagai penata anestesi
adalah memastikan setiap dokumen yang telah selesai sudah masuk ke dalam
arsip digital. Agar saat memerlukan data tidak perlu lagi mencari data secara
manual. Ini akan lebih efektif dan efisien jika dokumentasi diarsipkan secara
digital disimpan pada komputer.
3. Pelayanan Prima dalam Perkantoran
Pelayanan prima di Rumah Sakit merupakan pelayanan yang bermutu
tinggi yang diberikan pada pasien, berdasar standar kualitas tertentu untuk
memenuhi bahkan melebihi kebutuhan dan harapan pasien, sehingga tercapai
kepuasan pasien dan akan menyebabkan peningkatan kepercayaan pasien
kepada Rumah Sakit. Pasien merupakan pelanggan yang harus dilayani dengan
baik agar tercapai tujuan pelayanan anestesi. Implementasi pelayanan prima
yang telah penulis lakukan sebagai penata anestesi di antaranya yaitu :
a. Melakukan sosialisasi kepada pasien dan keluarga pasien tentang tindakan
operasi yang menggunakan Teknik anestesi umum maupun anestesi
regional;
b. Mengidentifikasi pasien sebagai upaya penerapan keselamatan pasien
dengan memastikan benar pasien;
10
coba diteliti kembali dari awal hingga akhir, kata-kata asing ditulis miring

c. Melakukan tindakan sesuai dengan SOP;


d. Memberikan informasi yang tepat dan akurat kepada pasien meliputi tujuan
tindakan, teknik yang digunakan, dan resiko tindakan;
Masalah yang sering ditemui di unit kerja saya di Instalasi Bedah Sentral
(IBS) RSUD Dr. Moewardi adalah Kurangnya informasi terhadap keluarga
pasien, pada pasien yang pasca operasinya membutuhkan monitoring khusus
di ruang Hight Care Unit (HCU). Masalah tersebut terjadi karena setelah dokter
selesai melakukan tindakan operasi beliau tidak langsung memberi informasi ke
keluarga pasien kalua pasien belum dapat ruang HCU. Petugas Recovery Room
sudah konfirmasi ke HCU dan sudah tahu kalau masih dalam antrian tetapi
terkadang tidak langsung memberi tahukan ke keluarga. Solusi dari masalah
tersebut adalah:
a. Mengingatkan dokter untuk mengedukasi keluarga kalua operasinya sudah
selesai dan pasien sudah sadar tetapi pasien masih di ruang Recovery Room
karena menunggu antrian dapat runag HCU
b. Setelah pasien sampai di ruang Recovery Room, petugas Recovery Room
langsung konfirmasi ke petugas HCU apakah ruangannya sudah siap jika
pasien masih dalam antrian dan belum mendapat jatah ruang HCU maka
petugas Recovery Room langsung memberitahu keluarga kalua operasi
sudah selesai dan hanya tinggal menunggu dapat ruang HCU supaya
keluarga tidak cemas karena menunggu terlalu lama.
4. Dasar Penyusunan SOP
Standar Prosedur Operasional (SPO) merupakan suatu panduan yang
menjelaskan secara terperinci bagaimana suatu proses harus dilaksanakan
(FEMA, 1999). Manfaat adanya SOP adalah menurunkan kesalahan dan
kelalaian dalam bekerja, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan tugas.
SOP di lingkungan RSUD Dr. Moewardi disusun oleh unit kerja masing-
masing. Pengesahannya dilakukan oleh direktur Rumah Sakit. Panduan dan
format penyusunan SOP berpedoman pada Panduan Penyusunan Dokumen
Akreditasi KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) 2012.
11
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat, tidak
terkecuali di bidang anestesi di mana seluruh peralatan anetesi sudah sangat
canggih dibanding pada zaman dahulu. Dengan demikian ilmu pengetahuan di
bidang anestesi dan teknologi peralatannya terus dikembangkan. Di Instalasi
Bedah Sentral RSUD Dr. Moewardi sudah mempunyai SOP yang berkaitan
dengan tugas pokok penata anestesi. Belum ada tim khusus penyusun SOP di
unit kerja, sehingga tidak ada yang melakukan pengajuan evaluasi dan review
SOP secara berkesinambungan. Beberapa isi SOP menambahkan lebih banyak
detail daripada prosedur yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan,
sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membaca semua detail
dan membuat tugas menjadi tertunda. Penyebab dari permasalahan ini yaitu
karena belum dilakukannya review dan evaluasi SOP.
Solusi dari permasalahan tersebut adalah penulis mengajukan review SOP
agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kondisi terkini di
pelayanan anestesi. Beberapa prosedur perlu didokumentasikan secara lebih
rinci dan melakukan pengajuan pembaruan dengan cara review dan evaluasi isi
SOP. Kemudian mengadakan sosialisasi kepada semua pegawai agar
mengetahui hasil review dan evaluasi SOP terkini.
5. Perencanaan Pembangunan Daerah
Dalam perencanaan pembangunan daerah, Instalasi Bedah Sentral
RSUD Dr. Moewardi mempunyai program kerja yang disusun setiap tahun
dengan tujuan meningkatkan mutu pelayan klinis, meningkatkan mutu
managemen dan meningkatkan pemenuhan sasaran keselamatan pasien.
Program kerja ini mencakup didalamnya perencanaan pembangunan fisik dan
non fisik.
Perencanaan pembangunan fisik meliputi perencanaan perbaikan dan
perawatan alat pelayanan anestesi, seperti servis perawatan peralatan
anestesi, kalibrasi mesin anestesi. Sedangkan pembangunan non fisik meliputi
pelaksanaan seminar, workshop dan pelatihan bagi tenaga anestesi guna
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan SDM.
Dalam upaya meningkatkan pemenuhan sasaran keselamatan pasien
12
sesuai tujuan program kerja Instalasi Bedah Sentral melakukan perencanaan
pengembangan mutu instalasi yang menyesuaikan dengan indikator mutu
Rumah Sakit dan nasional.
Permasalahan yang penulis temui yaitu Sarana prasarana dan alat
kesehatan yang belum sesuai dengan standar rumah sakit tipe A dan rujukan
regional. Arah kebijakan yang dibuat di renstra RSUD Dr. Moewardi 2018-2023
terkait pengembangan/pemenuhan Alkes Instalasi Bedah Sentral (IBS) masih
belum sesuai dengan harapan karena peralatan kesehatan di IBS masih
banyak yang belum memenuhi standar. Hal ini disebabkan karena Tuntutan
anggaran yang berlebihan tidak proporsional dengan dana yang dimiliki rumah
sakit ditambah pandemic covid 19 yang berkepanjangan mengakibatkan
pengalihan sejumlah anggaran untuk penanganan covid 19. Solusi yang dapat
diambil adalah Membuat skala prioritas kebutuhan yang perlu dipenuhi, dalam
menyusun perencanaan program kebijakan rumah sakit berusaha
menguraikan seluruh sumber daya, daya dukung, keunggulan, dan kelemahan
yang dimiliki.
6. Penatausahaan Keuangan Daerah
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Jawa Tengah menyebutkan bahwa RSUD merupakan unsur
pendukung tugas Gubernur di bidang Pelayanan Kesehatan. Masing-masing
dipimpin oleh seorang Direktur,berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur melalui SEKDA.
RSUD mempunyai tugas pokok menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan dengan upaya penyembuhan, pemulihan, peningkatan,
pencegahan, pelayanan rujukan, dan menyelenggarakan pendidikandan
pelatihan, penelitian dan pengembangan serta pengabdia masyarakat. Untuk
menyelenggarakan tugas pokok tersebut, RSUD mempunyai fungsi
pengelolaan keuangan dan akuntansi.
Anggara Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan dasar
pengelolaankeuangan daerah dalam satu tahun anggaran. RSUD Dr. Moewardi
pengelolaan keuangan 13
memiliki sumber keuangan lain, yaitu Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Hal tersebut berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa TengahNomor
059/77/2008 tanggal 21 Oktober 2008 bahwa RSUD Dr. Moewardi Surakarta
ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan diberi
fleksibilitas dalam Tata Kelola Keuangan sesuaidengan peraturan yang berlaku.
Direktur RSUD Dr. Moewardi dibantu Wakil Direktur Keuangandalam
pengelolaan keuangan dan akuntansi tersebut. Wakil Direktur Keuangan
membawahi Bidang Anggaran dan Perbendaharaan, Bidang Pengelolaan
Pendapatan, dan Bidang Akuntansi dan Verifikasi dalam pelaksanaannya.
Implementasi materi penatausahaan keuangan sebagai penata anestesi
IBS antara lain mengelola pemaiakaian obat dan alat anestesi habis pakai
secara efisien, ikut andil dalam uji coba alat dan bahan baru, dan pelaporan
kebutuhan alat dan bahan anestesi secara langsung kepada Kepala Urusan
Logistik IBS.
Alat dan bahan habis pakai yang digunakan dicharge dalam lembar
khusus dan dipakai masing-masing pasien. Kadang kala terdapat produk baru
yang akan dipakai di kamar operasi sebelumnya dilakukan review langsung oleh
penata anestesi. Penata anestesi dapat mempertimbangkan dari segi kualitas
dan efisiensi atau budgeting. Selain itu jika terdapat kebutuhan alat baru atau
alat yang rusak penata anestesi berperan langsung dalam pengusulan yang
kemudian akan ditampung dan dipertimbangkan berdasarkan prioritas
keuangan.

7. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif memegang peranan penting dalam pelaksanaan
pelayanan anestesi di Instalasi Bedah Sentral. Hampir semua kegiatan
pelayanan anestesi dilakukan dengan cara berkomunikasi. Dalam melakukan
pemeriksaan, dan identifikasi pasien yang dilakukan setiap hari tidak terlepas
dari komunikasi efektif. Saat berkomunikasi harus menyesuaikan dengan siapa
berkomunikasi, tempat, kapan, dan kondisi saat berkomunikasi.

Komunikasi efektif yang telah dilaksanakan sehari-hari oleh penulis

14
sebagai penata anestesi di Instalasi Bedah Sentral adalah melakukan
komunikasi langsung dengan pasien sebagai bentuk pelayanan prima sesuai
prosedur yang sudah ada. Didahului dengan senyum, sapa, dan salam kepada
pasien. Menggunakan bahasa dan kalimat yang mudah dipahami oleh pasien,
ikut berempati dengan apa yang dirasakan dan dikeluhkan oleh pasien.

Selain dengan pasien, penulis juga melakukan komunikasi dengan pimpinan,


dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Cara berkomunikasi yang
dilakukan adalah : didahului dengan senyum, salam, sapa, menggunakan
bahasa yang baik dan sopan, tetap menjaga profesionalisme, tidak
menggunakan nada tinggi ketika lawan bicara belum memahami apa yang
disampaikan, dan menggunakan bahasa yang luwes dengan teman yang lebih
muda namun tetap sopan.

Pelayanan anestesi di Instalasi Bedah Sentral adalah pemeriksaan yang


memerlukan kerjasama pasien agar pemeriksaan dapat berjalan dengan lancar.
Untuk itu pasien harus paham dengan arahan-arahan dari petugas, terutama
saat sebelum dilakukan pembiusan pasien. Petugas memberikan edukasi
terlebih dahulu sebelum tindakan dilakukan yaitu meyakinkan pasien bahwa
tindakan yang akan dilakukan dengan teknik anestesi tersebut aman.

Petugas anestesi juga bekerja sama dengan perawat dan dokter dalam
teknis pelaksanaan tindakan operasi yaitu menata alat dan menyiapkan obat
sesuai dengan jenis tindakan anestesi yang akan dilakukan sehingga tidak
menghambat jalannya operasi.

Permasalahan yang penulis temui dalam hal kaitannya dengan


komunikasi efektif yaitu kurangnya informasi yang didapatkan keluarga pasien
saat pasien sedang operasi, mengenai keterlambatan operasi dan kurangnya
pelayanan komunikasi pada pasien sebelum operasi seperti halnya pasien
masih mengenakan pakaian dari luar kamar operasi dan mengenakan
perhiasan saat sudah di dalam kamar operasi. Penyebab dari permasalahan
tersebut adalah semua hal ini dikarenakan terbatasnya waktu yang dimiliki
petugas sehingga menjadi kurang prioritas. Solusi yang penulis berikan yaitu
15
diberikan waktu untuk penjelasan dari petugas terhadap pasien/keluarga. Serta
selalu berkomunikasi kepada petugas transit untuk saling mengkonfirmasi
ulang hal-hal yang perlu diperhatikan ketika pasien masuk ruang operasi. Jika
perlu ada form khusus untuk memantau hal tersebut. Dan dianjurkan untuk
dipantau dari pihak manajemen agar komunikasi yang lebih lengkap tetapi
efektif terhadap pasien dan keluarga prioritas pelayanan juga di Instalasi Bedah
Sentral.

8. Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan


Pengadaan barang/ jasa di RSUD Dr. Moewardi sudah dilakukan dengan
baik sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2021 sebagai
perubahan atas Perpres nomor 16 tahun 2018 tentang PBJ Pemerintah.
Pengadaan barang jasa tersebut melalui Unit Pelayanan Pengadaan sebagai
tim yang bertugas dan ditunjuk oleh Rumah Sakit. Di masing-masing instalasi
terdapat tim penerima barang dari bagian Unit pelayanan pengadaan yang
bertugas menerima dan mengecek kesesuaian spesifikasi barang yang
diterima.
Pengajuan pengadaan barang ini dilakukan oleh pejabat pengadaan
dengan usulan dari kepala Instalasi Bedah Sentral yang kemudian disetujui oleh
kepala seksi dan kepala bidang penunjang serta bagian perencanaan di rumah
sakit. Tidak semua barang/jasa yang diajukan dapat terealisasi karena adanya
skala prioritas pengadaan barang. Pengadaan barang diutamakan untuk barang
yang mendukung program unggulan rumah sakit.
Permasalahan yang penulis temui yaitu belum adanya cek berkala
expired date BHP (Bahan Habis Pakai) sehingga akan mempengaruhi
ketersediaan dan pengadaan stok barang tersebut. Solusi yang penulis lakukan
yaitu melakukan cek secara berkala expired date BHP (Bahan Habis Pakai)
dengan menambahkan data expired date BHP pada form monitoring pemakaian
BHP agar ketersediaan stok barang dapat terpantau dengan baik.

16
17
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Implementasi materi Administrasi Dasar Pelayanan Publik
Anestesi di RSUD Dr. Moewardi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelayanan anestesi di Instalasi Anestesi dan Terapi Intensif
RSUD RSUD Dr. Moewardi telah menerapkan seluruh tahapan
materi administrasi dasar.
2. Pelayanan telah menggunakan teknologi informasi sebagai
bagian dari upaya pelayanan prima yang berorientasi pada mutu
pelayanan dan keselamatan pasien.
3. Pelayanan di RSUD Dr. Moewardi melibatkan berbagai unit kerja
yang saling terkait satu sama lain dan tidak dapat berdiri sendiri
dalam mewujudkan upaya peningkatan pelayanan publik.

B. SARAN
Berdasarkan simpulan tersebut maka direkomendasikan saran
sebagai berikut:
1. Evaluasi terhadap penerapan seluruh tahapan materi
administrasi dasar sebagai upaya meningkatkan pelayanan
prima.
2. Melakukan monitoring berkala dan berkesinambungan terhadap
kinerja setiap komponen penunjang di RSUD Dr. Moewardi
sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan dan sasaran
keselamatan pasien.

18
3. Melakukan pelatihan administrasi kepada seluruh sumber daya
manusia dalam upaya peningkatan pelayanan publik dengan
pembangunan kualitas SDM.

C. RENCANA AKSI
Implementasi materi administrasi dasar pelayanan publik
anestesi di RSUD Dr. Moewardi masih terus dikembangkan. Oleh
karena itu diperlukan rencana aksi yang di antaranya yaitu:
1. Penyusunan Naskah Dinas
Memperbaiki format penyusunan naskah dinas yang ada
sesuai dengan kaidah format penyusunan naskah dinas yang
ada di Peraturan Gubernur No. 29 Tahun 2012 tentang Tata
Naskah Dinas di Lingkungan Provinsi Jawa Tengah.
2. Dasar Penyusunan SOP
Melakukan pengajuan review SOP dan evaluasi kesesuaian
SOP di Instalasi Bedah Sentral.
3. Perencanaan Pembangunan Daerah
Rapat rutin Instalasi Bedah Sentral sebaiknya juga membahas
tentang perencanaan atau program kerja, sehingga program
kerja yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik karena
pelaksana program dalam hal ini adalah staf Anestesi
mengetahui dan paham tentang kegiatan pokok dan rincian
kegiatan program kerja, tujuan dan sasaran program, cara
pelaksanaan kegiatan, serta evaluasi program.

19
4. Penatausahaan Keuangan Daerah
Rapat koordinasi di Instalasi Bedah Sentral agar semua
kebutuhan dapat dianggarkan dan diajukan untuk
perencanaan anggaran satu tahun kedepan

20
LAMPIRAN

Lampiran 1. Link Video Presentasi


linknya mana?

21
Lampiran 2. Bukti Penyusunan Naskah Dinas
1. Format Nota Dinas sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah
No. 29 Tahun 2012 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

22
2. Nota Dinas RSUD Dr. Moewardi tanggal 26 Januari 2023

23
24
Lampiran 3. Bukti Pengelolaan Kearsipan
1. Buku register ruang operasi

2. Arsip elektronik operasi CITO IBS

25
3. Gambar Lemari Arsip Instalasi Bedah Sentral (IBS)

Lampiran 4. Bukti Pelayanan Prima


1. Melakukan Pelayanan Sesuai SOP

26
2. Menyiapkan alat STATICS dan obat Anestesi

Lampiran 5. Bukti Penyusunan SOP


SOP Monitoring Pasca Anestesi di Ruang Pulih Sadar

27
28
29
Lampiran 6. Perencanaan Pembangunan Daerah
1. Renstra RSUD Dr. Moewardi tahun 2018-2023

2. Foto Rapat Koordinasi Program Kerja

30
Lampiran 7. Bukti Penatausahaan Keuangan Daerah
1. Form Permintaan Obat dan Alat Anestesi

31
2. Form Bahan Habis Pakai

Lampiran 8. Bukti Komunikasi Efektif


1. Foto komunikasi verbal dengan teman sejawat

32
Lampiran 9. Bukti Pengadaan Barang dan Jasa

1. Foto Pengadaan Alkes dan obat Anestesi

33
DAFTAR PUSTAKA

BPSDMD Jateng. Modul Pelatihan Berbasis E-Learning Pelayanan Prima dalam


Perkantoran. Semarang: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Daerah Provinsi Jawa Tengah.

BPSDMD Jateng. Modul Pelatihan Berbasis E-Learning Penatausahaan


Keuangan Daerah. Semarang: Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah.

BPSDMD Jateng. Modul Pelatihan Berbasis E-Learning Pengelolaan Kearsipan.


Semarang: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi
Jawa Tengah.

BPSDMD Jateng. Modul Pelatihan Berbasis E-Learning Penyusunan Naskah


Dinas. Semarang: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Jawa Tengah.

BPSDMD Jateng. Modul Pelatihan Berbasis E-Learning Penyusunan Standar


Operasional Prosedur (SOP). Semarang: Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah.

BPSDMD Jateng. Modul Pelatihan Berbasis E-Learning Perencanaan


Pembangunan Daerah. Semarang: Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Komite Akreditasi Rumah Sakit. 2012. Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi.


https://snars.web.id/rs/dokumens/tata-naskah/ (diakses tanggal 14-02- 2023
pukul 16.41 WIB)

Lailiyah, Nuriyatul. Modul Pelatihan Berbasis E-Learning Komunikasi Efektif.


Semarang: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi
Jawa Tengah.
34
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 2018.
Peraturan Nomor 41 Tahun 2018 tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksana
Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Instansi Pemerintah. Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1273. Jakarta: Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara 2014. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6. Jakarta: Sekretariat Negara.

35
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
Nama : Reza Mahrizal, S.Tr.Kep
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Sleman, 17 Agustus 1995
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Tinggi Badan, Berat Badan : 180cm, 84kg
Agama : Islam
Alamat Lengkap : Baki RT 03/RW 12, Bokoharjo,
Prambanan, Sleman
Telpon/HP : 085643817185
E-mail : rezamahrizal212@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan
2001-2007 : SD Negeri Pelemsari
2007-2010 : SMP Negeri 3 Berbah
2010-2013 : SMA Negeri 1 Prambanan
2013-2017 : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

36
C. Pengalaman Kerja
1. RS PKU Muhammadiyah Gamping : Januari 2018 – Juni 2018
2. RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta : Juli 2018 – Oktober 2020
3. RSUD Dr. Moewardi Surakarta : Januari 2021 – sekarang

37

Anda mungkin juga menyukai